Anda di halaman 1dari 65

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH


DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH DASAR
TAHUN 2019

Pembelajaran HOTS

08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 11 1
Pengertian
Keterampilan berpikir tingkat tinggi atau High Order
Thinking Skill (HOTS) adalah proses berfikir kompleks
dalam menguraikan materi, membuat kesimpulan,
membangun representasi, menganalisis, dan membangun
hubungan dengan melibatkan aktivitas mental yang
paling dasar. (Resnick: 987)

08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 22 2
ASPEK KETERAMPILAN BERPIKIR
TINGKAT TINGGI (HOTS)
Keterampilan berpikir sesuai
dengan ranah kognitif, afektif,
dan psikomotor yang menjadi
satu kesatuan dalam proses
Keterampilan yang memiliki belajar dan mengajar.
keinginan kuat untuk dapat
memecahkan masalah
muncul pada kehidupan
sehari-hari

Keterampilan yang dikerahkan dalam memecahkan


persamalahan yang muncul, mengambil keputusan,
menganalisis, menginvestigasi, dan menyimpulkan

08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 33 3
A. Transfer Knowledge

08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 44 4
1. Faktual: aspek-aspek pengetahuan istilah, peristiwa,
lokasi, orang, tanggal, sumber informasi, simbol dan
sebagainya.
2. Konseptual: mengklasifikasikan sesuatu objek itu
contoh atau bukan contoh, definisi, pengertian, meliputi
prinsip (kaidah), hukum, teorema, atau rumus.
3. Prosedural: pengetahuan tentang urutan langkah-
langkah dalam melakukan sesuatu, algoritma,
pengetahuan metode, teknik khusus dan pengetahuan
kriteria untuk menentukan penggunaan prosedur yang
tepat.
4. Metakognitif: memaknai pengetahuan, menentukan
pengetahuan yang penting dan tidak penting (strategic
knowledge), memecahkan masalah menggunakan
pengetahuan yang dimiliki, pengetahuan yang sesuai
08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar
dengan 55 diri (self-
konteks tertentu, dan pengetahuan 5
Dimensi Pengetahuan
Dimensi Defenisi
Pengetahuan
Faktual pengetahuan tentang eleman-elemen terpisah dan memiliki cirinya
tersendiri, meliputi pengetahuan tentang terminology dan detail dan
elemen yang lebih spesifik.

Konseptual pengetahuan tentang bentuk yang lebih kompleks dan terorganisasi,


mencakup klasifikasi dan kategori, prinsip, model, dan struktur
Prosedural pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu, mencakup
pengetahuan dalam hal keterampilan dan algoritmik, Teknik dan metode,
dan model dan struktur.

Metakoginitif kesadaran seseorang tentang bagaimana ia belajar, kemampuan untuk


menilai kesukaran sesuatu masalah, kemampuan untuk mengamati
tingkat pemahaman dirinya, kemampuan menggunakan berbagai
informasi untuk mencapai tujuan, dan kemampuan menilai kemajuan
belajar sendiri.

08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 66 6
HUBUNGAN DIMENSI PROSES KOGNITIF
DAN DIMENSI PENGETAHUAN
Perkembangan Berfikir Dimensi
Taksonomi Bloom Pengetahuan
No Revised Anderson (Knowledge Keterangan
(Cognitive Process Dimension)
Dimension)
1. Mengingat (C1) Pengetahuan
Faktual Lower
Order
2. Memahami/menginter
pretasi prinsip (C2)
Pengetahuan
Konseptual Thinking
Skills
3. Menerapkan (C3) Pengetahuan (LOTS)
Prosedural
4. Menganalisis (C4) Higher
Pengetahuan Order
5. Mengevaluasi (C5) Metakognitif Thinking
Skills
6. Mengreasi (C6) (HOTS)
1. Proses Kognitif
PROSES KOGNITIF DEFINISI
C1 Mengingat Mengambil pengetahuan yang relevan dari ingatan
L Membangun arti dari proses pembelajaran,
C2 O Memahami
termasuk komunikasi lisan, tertulis, dan gambar
T
S Menerapkan / Melakukan atau menggunakan prosedur di dalam
C3
Mengaplikasikan situasi yang tidak biasa
Memecah materi ke dalam bagian-bagiannya dan
menentukan bagaimana bagian-bagian itu
C4 Menganalisis
terhubungkan antarbagian dan ke struktur atau
H tujuan keseluruhan
O Menilai / Membuat pertimbangan berdasarkan kriteria atau
C5
T Mengevaluasi standar
S Menempatkan unsur-unsur secara bersama-sama
Mengkreasi / untuk membentuk keseluruhan secara koheren
C6
Mencipta atau fungsional; menyusun kembali unsur-unsur ke
dalam pola atau struktur baru
08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 88 8
Higher-Order Thinking Skills
Menganalisis
Menggunakan keterampilan yang telah dipelajarinya terhadap suatu informasi
yang belum diketahuinya dalam mengelompokkan informasi, menentukan
keterhubungan antara satu kelompok/informasi atau menguraikan suatu materi
menjadi komponen-komponen yang lebih jelas.

Contoh
Kemampuan mengelompokkan benda berdasarkan persamaan dan perbedaan
ciri- cirinya, memberi nama bagi kelompok tersebut, menentukan apakah satu
kelompok sejajar/lebih tinggi/lebih luas dari yang lain, menentukan mana yang
lebih dulu dan mana yang belakangan muncul, menentukan mana yang
memberikan pengaruh dan mana yang menerima pengaruh, menemukan
keterkaitan antara fakta dengan kesimpulan, menentukan konsistensi antara apa
yang dikemukakan di bagian awal dengan bagian berikutnya, menemukan pikiran
pokok penulis/pembicara/ nara sumber, menemukan kesamaan dalam alur
berpikir antara satu karya dengan karya lainnya, dan sebagainya
08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 99 9
Higher-Order Thinking Skills
Mengevaluasi
Kemampuan menilai suatu benda atau informasi
berdasarkan suatu kriteria (menilai suatu ide, kreasi, cara,
atau metode).

Contoh
Kemampuan menilai apakah informasi yang diberikan
berguna, apakah suatu informasi/benda menarik/
menyenangkan bagi dirinya, adakah penyimpangan dari
kriteria suatu pekerjaan/keputusan/peraturan, memberikan
pertimbangan alternatif mana yang harus dipilih
berdasarkan kriteria, menilai benar/salah/bagus/jelek dan
08/11/2021
sebagainya Direktoratsuatu
08/11/2021
08/11/2021
hasilDasar
Pembinaan Sekolah 10
kerja berdasarkan kriteria.
10 10
Higher-Order Thinking Skills

Mencipta
Membuat sesuatu yang baru dari apa yang sudah ada
sehingga hasil tersebut merupakan satu kesatuan utuh dan
berbeda dari komponen yang digunakan untuk
membentuknya

Contoh
Kemampuan membuat suatu cerita/tulisan dari berbagai
sumber yang dibacanya, membuat suatu benda dari bahan
yang tersedia, mengembangkan fungsi baru dari suatu
benda, mengembangkan berbagai bentuk kreativitas
lainnya.
08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 11
11 11
Mengingat Memahami Mengaplikasikan Menganalisis Mengevaluasi Mencipta/
(C1) (C2) (C3) (C4) (C5) Membuat
(C6)
Mengutip Memperkirakan Menugaskan Mengaudit Membandingkan Mengumpulkan
Mengurutkan Mengatur Mengabstraksi
Menyebutkan Menjelaskan Menyimpulkan
Menentukan Menganimasi Mengatur
Menjelaskan Menceritakan Menerapkan Mengumpulkan Menilai Menganimasi
Menggambar Mengkatagorikan Mengkalkulasi Memecahkan Mengarahkan Mengkatagorikan
Mencirikan Memodifikasi Menegaskan Membangun
Membilang Menghitung Menganalisis
Memprediksi Mengkreasikan
Merinci
Mengidentifikasi Membangun Menyeleksi Memperjelas Mengoreksi
Mengasosiasikan
Mendaftar Mencegah Merinci Menugaskan Merencanakan
Membandingkan Menentukan Menominasikan Memadukan
Menunjukkan Menghitung Menggambarkan Mendiagramkan
Menafsirkan Mendikte
Memberi label Mengkontraskan Menggunakan Mengkorelasikan Mempertahankan Membentuk
Memberi indeks Menjalin Menilai Menguji Memerinci Meningkatkan
Melatih Mencerahkan Menanggulangi
Memasagkan Mendiskusikan Menggali Membagankan
Mengukur Menggeneralisasi
Membaca Mencontohkan Mengemukakan Menyimpulkan Merangkum Menggabungkan
Menamai Mengemukakan Mengadaptasi Menjelajah Membuktikan Merancang
Mempolakan Menyelidiki Memaksimalkan Membatas
Menandai Mempersoalkan Memerintahkan
Memvalidasi Mereparasi
Menghafal Memperluas Mengetes
Mengkonsepkan Mengaitkan Membuat
Menyimpulkan Melaksanakan Mentransfer Menyiapkan
Meniru Mendukung
Meramalkan Memproduksi Melatih Memproduksi
Mencatat Memproses Mengedit
Memilih Memperjelas
Merangkum
Mengulang Menjabarkan Mengaitkan Menemukan Memproyeksikan Merangkum
Mereproduksi Menyusun Menyeleksi Mengkritik Merekonstruksi
Menggali Memecahkan Mengoreksi Mengarang
Meninjau Mengubah Melakukan Mendeteksi
Mengarahkan Menyusun
Memilih Mempertahankan Mensimulasikan Menelaah Memutuskan Mengkode
Mentabulasi Mengartikan Mentabulasi Mengukur Memisahkan Mengkombinasikan
Memproses Membangunkan Memfasilitasi
Memberi kode Menerangkan menimbang
Membiasakan Merasionalkan Mengkonstruksi
Menulis Menafsirkan Mengklasifikasi Mendiagnosis Merumuskan
Menyatakan Memprediksi Menyesuaikan Memfokuskan Menghubungkan
Melaporkan Mengoperasikan Memadukan Menciptakan
Menelusuri
08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021Direktorat Membedakan
Meramalkan
Pembinaan Sekolah Dasar 12
12 Menampilkan 12
2. Ranah Afektif
Proses Afektif Definisi
Penerimaan adalah semacam kepekaan dalam menerima
A1 Penerimaan rangsanagn atau stimulasi dari luar yang datang pada diri
peserta didik
suatu sikap yang menunjukkan adanya partisipasi aktif
A2 Menanggapi untuk mengikutsertakan dirinya dalam fenomena tertentu
dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara.
memberikan nilai, penghargaan dan kepercayaan terhadap
A3 Penilaian
suatu gejala atau stimulus tertentu.
konseptualisasi nilai-nilai menjadi sistem nilai, serta
A4 Mengelola
pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimiliki.
keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki
A5 Karakterisasi seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan
tingkah lakunya.

08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 13
13 13
Mengorganisai Karakterisasi
Menerima Merespon Menghargai
kan Menurut Nilai
(A1) (A2) (A3)
(A4) (A5)
Mengikuti Menyenangi Mengasumsika Mengubah Membiasakan
Menganut Mengompromik n Menata Mengubah
Mematuhi an Meyakini Membangun perilaku
Meminati Menyambut Meyakinkan Membentuk- Berakhlak mulia
Mendukung Memperjelas pendapat Melayani
Melaporkan Menekankan Memadukan Mempengaruhi
Memilih Memprakarsai Mengelola Mengkualifikasi
Memilah Menyumbang Merembuk Membuktikan
Menolak Mengimani Menegosiasi Memecahkan
Menampilkan
Menyetujui
Mengatakan

08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 14
14 14
3. Ranah Psikomotor
Proses Berfikir Makna
P1 Imitasi Imitasi berarti meniru tindakan seseorang
P2 Manipulasi Kategori manipulasi berarti melakukan keterampilan atau
menghasilkan produk dengan cara dengan mengikuti petunjuk
umum, bukan berdasarkan observasi. Pada kategori ini, siswa
dipandu melalui instruksi untuk melakukan keterampilan tertentu.
P3 Presisi Kategori presisi berarti secara independen melakukan keterampilan
atau menghasilkan produk dengan akurasi, proporsi, dan ketepatan.
Dalam bahasa sehari-hari, kategori ini dinyatakan sebagai “tingkat
mahir
P4 Artikulasi Kategori artikulasi artinya memodifikasi keterampilan atau produk
agar sesuai dengan situasi baru, atau menggabungkan lebih dari
satu keterampilan dalam urutan harmonis dan konsisten.
P5 Naturalisasi Kategori naturalisasi artinya menyelesaikan satu atau lebih
keterampilan dengan mudah dan membuat keterampilan otomatis
dengan tenaga fisik atau mental yang ada. Pada kategori ini, sifat
aktivitas telah otomatis, sadar penguasaan aktivitas, dan
penguasaan keterampilan terkait sudah pada tingkat strategis
08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 15
15 15
(misalnya dapat menentukan langkah yang lebih efisien).
Meniru Manipulasi Presisi Artikulasi Naturalisasi
(P1) (P2) (P3) (P4) (P5)
Menyalin Kembali Menunjukkan Membangun Mendesain
Mengikuti membuat Melengkapi Mengatasi Menentukan
Mereplikasi Membangun Menyempurnak Menggabungkan Mengelola
Mengulangi Melakukan an koordinat Menciptakan
Mematuhi Melaksanakan Mengkalibrasi Mengintegrasikan
Mengaktifkan Menerapkan Mengendalikan Beradaptasi
Menyesuaikan Mengoreksi Mengalihkan Mengembangkan
Menggabungk Mendemonstrasi Menggantikan Merumuskan
an kan Memutar Memodifikasi
Mengatur Merancang Mengirim master
Mengumpulka Melatih Memproduksi Mensketsa
n Memperbaiki Mencampur
Menimbang Memanipulasi Mengemas
Memperkecil Mereparasi Menyajikan
Mengubah
08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 16
16 16
Proyeksikan dalam sumbu simetri Kombinasi
dimensi pengetahuan dan proses berpikir.
Matrik Sumbu Simetri Kombinasi
Tentang SKL Pendidikan Dasar dan
(Permendikbud No. 20 Tahun 2016

METAKOGNITI
F
DIMENSI PENGETAHUAN

PROSEDURAL
Menangah)

KONSEPTUAL

FAKTUAL

C3 C4 C5
C1 C2 C6
MENGAPLIKASI MENGANALI MENGEVALU
MENGINGAT MEMAHAMI MENCIPTA
KAN SIS ASI

DIMENSI PROSES BERFIKIR


Ranah Kognitif (C1 – C6) Taksonomi Bloom

08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 17
17 17
▪ Kompetensi dasar (KD) merupakan kemampuan dan
materi pembelajaran minimal yang harus dicapai
peserta didik untuk suatu mata pelajaran pada
masing-masing satuan pendidikan yang mengacu
pada kompetensi inti;
▪ KD terdiri dari 2 komponen utama:
a. Kemampuan: C1, C2, C3, C4, C5, dan C6
b. Materi Pokok: faktual, konseptual, prosedural,
metakognitif.
Contoh:
3.3 Menganalisis sistem produksi kerajinan dengan
inspirasi budaya lokal non benda dan material daerah
sekitar berdasarkan daya dukung yang dimiliki oleh
daerah setempat

08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 18
18 18
Sumbu simetri Kombinasi dimensi pengetahuan dan
proses berpikir
Metakognitif
Dimensi pengetahuan

Prosedural

Konseptual

Faktual

Mengingat Memahami Menerapkan Menganalisis Mengevaluasi Mencipta


(C1) (C2) (C3) (C4) (C5) (C6)

Dimensi proses kognitif


Contoh:
KD 3.3 Menganalisis sistem produksi kerajinan dengan inspirasi budaya lokal
non benda dan material daerah sekitar berdasarkan daya dukung yang
dimiliki oleh daerah setempat
08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Tuntutan KD:
Direktorat Dimensi
Pembinaan Pengetahuan
Sekolah Dasar prosedural, dan19
19
proses kognitif 19
B. Critical and Creative Thinking (CC)

08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 20
20 20
KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI
Berfikir Kritis adalah berfikir yang memeriksa, menghubungkan, dan
mengevaluasi semua aspek situasi atau masalah. Termasuk di dalamnya
mengumpulkan, mengorganisir, mengingat, dan menganalisa
informasi. Berfikir kritis termasuk kemampuan membaca dengan
pemahaman dan mengidentifikasi materi yang dibutuhkan dan tidak
dibutuhkan. Kemampuan menarik kesimpulan yang benar dari data yang
diberikan dan mampu menentukan ketidak-konsistenan dan pertentangan
dalam sekelompok data merupakan bagian dari keterampilan berfikir
kritis. Dengan kata lain, berfikir kritis adalah analitis dan
refleksif.

Berfikir Kreatif yang sifatnya orisinil dan reflektif. Hasil dari


keterampilan berfikir ini adalah sesuatu yang kompleks. Kegiatan yang
dilakukan di antaranya menyatukan ide, menciptakan ide baru, dan
menentukan efektifitasnya. Berfikir kreatif meliputi juga kemampuan
menarik kesimpulan yang biasanya menelorkan hasil akhir yang
baru.
08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 21
21 21
1. Elemen dasar tahapan keterampilan berpikir kritis,
yaitu FRISCO.
ELEMEN DEFINISI
F Focus Mengidentifikasi masalah dengan baik
Alasan-alasan yang diberikan bersifat logis atau tidak
R Reason untuk disimpulkan seperti yang telah ditentukan
dalam permasalahan
Jika alasan yang dikembangkan adalah tepat, maka
I Inference alasan tersebut harus cukup sampai pada kesimpulan
yang sebenarnya
S Situation Membandingkan dengan situasi yang sebenarnya
Harus ada kejelasan istilah maupun penjelasan yang
C Clarity digunakan pada argumen sehingga tidak terjadi
kesalahan dalam mengambil kesimpulan
Pengecekan terhadap sesuatu yang telah ditemukan,
O Overview
diputuskan, diperhatikan, dipelajari, dan disimpulkan.
2. Berpikir kreatif dapat berupa pemikiran imajinatif,
menghasilkan banyak kemungkinan solusi, berbeda, dan
08/11/2021
bersifat
08/11/2021
08/11/2021 lateral.
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 22
22 22
C. Problem Solving

08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 23
23 23
1. Menentukan masalah, dengan mendefinisikan masalah, menjelaskan
permasalahan, menentukan kebutuhan data dan informasi yang harus
diketahui sebelum digunakan untuk mendefinisikan masalah sehingga
menjadi lebih detail, dan mempersiapkan kriteria untuk menentukan hasil
pembahasan dari masalah yang dihadapi.
2. Mengeksplorasi masalah, dengan menentukan objek yang berhubungan
dengan masalah, memeriksa masalah yang terkait dengan asumsi dan
menyatakan hipotesis yang terkait dengan masalah.
3. Merencanakan solusi dimana peserta didik mengembangkan rencana untuk
memecahkan masalah, memetakan sub-materi yang terkait dengan masalah,
memilih teori prinsip dan pendekatan yang sesuai dengan masalah, dan
menentukan informasi untuk menemukan solusi.
4. Melaksanakan rencana, pada tahap ini peserta didik menerapkan rencana
yang telah ditetapkan.
5. Memeriksa solusi, mengevaluasi solusi yang digunakan untuk memecahkan
masalah.
6. Mengevaluasi, dalam langkah ini, solusi diperiksa, asumsi yang terkait
dengan solusi dibuat, memperkirakan hasil yang diperoleh ketika
mengimplementasikan solusi dan mengkomunikasikan solusi yang telah
dibuat.
08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 24
24 24
Bagaimana Implementasi
dalam Pembelajaran?
Keterampilan berpikir sesuai
dengan ranah kognitif, afektif,
dan psikomotor yang menjadi
satu kesatuan dalam proses
Keterampilan yang memiliki belajar dan mengajar.
keinginan kuat untuk dapat
memecahkan masalah
muncul pada kehidupan
sehari-hari

Keterampilan yang dikerahkan dalam


memecahkan permasalahan yang muncul,
mengambil keputusan, menganalisis,
08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 25
25
menginvestigasi, dan menyimpulkan 25
Perhatikan
Presentasi Model-Model
pembelajaran berikut ini!

08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 26
26 26
Macam-Macam Model
Pembelajaran:
1. Kooperative Learning,
2. Inquary/Discovery Learning,
3. Project Based Learning,
4. Problem Basad Learning (PBL)

08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 27
27 27
1. Pembelajaran Kooperatif
merupakan model pembelajaran yang
mengutamakan kerjasama di antara siswa
untuk mencapai tujuan pembelajaran
Fase 1 : menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.
Fase 2 : menyajikan informasi
Fase 3 : mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok
Fase 4 : membimbing kelompok bekerja dan belajar
Fase 5 : evaluasi
Fase 6 : memberi penghargaan

08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 28
28 28
2. Model Penemuan/Penyingkapan
a. Discovery/Inquiry Learning
Model pembelajaran penyingkapan (Discovery Learning)
adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses
intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan.
Sintak model Discovery Learning:
1) Pemberian rangsangan (Stimulation);
2) Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement);
3) Pengumpulan data (Data Collection);
4) Pengolahan data (Data Processing);
5) Pembuktian (Verification), dan
6) Menarik simpulan/generalisasi (Generalization).

08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 29
29 29
3. Problem Based Learning (PBL)
Model pembelajaran berbasis masalah merupakan
pembelajaran yang menggunakan berbagai kemampuan
berpikir dari peserta didik secara individu maupun kelompok
serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga
bermakna, relevan, dan kontekstual

Sintak model Problem Based Learning :


1) Orientasi peserta didik pada masalah
2) Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
3) Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah
08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 30
30 30
4. Project Based Learning
Model Project Based Learning adalah Model pembelajaran yang
melibatkan keaktifan siswa dalam memecahkan masalah,
dilakukan secara berkelompok/ mandiri melalui tahapan ilmiah
dengan batasan waktu tertentu yang dituangkan dalam sebuah
produk untuk selanjutnya dipresentasikan kepada orang lain.

Sintak PJBL:
1)Pertanyaan mendasar
2)Mendesain perencanaan produk
3)Menyusun jadwal pembuatan
4)Memonitoring keaktifan dan perkembangan proyek
5)Menguji hasil
6)Evaluasi penglaman belajar

08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 31
31 31
1. Model Pembelajaran Kooperatif

08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 32
32 32
1. Pembelajaran Kooperatif
merupakan model pembelajaran yang
mengutamakan kerjasama di antara siswa
untuk mencapai tujuan pembelajaran
Fase 1 : menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.
Fase 2 : menyajikan informasi
Fase 3 : mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok
Fase 4 : membimbing kelompok bekerja dan belajar
Fase 5 : evaluasi
Fase 6 : memberi penghargaan

08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 33
33 33
Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif

08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 34
34 34
Ciri-Ciri Pembelajaran
Kooperatif
1. untuk memuntaskan materi belajarnya, siswa
belajar bekerja sama dalam kelompok,
2. kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki
kemampuan tinggi, sedang dan rendah,
3. jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang
heterogen ras, suku, budaya, dan jenis kelamin,
maka diupayakan agar tiap kelompok terdapat
keheterogenan tersebut.
4. Penghargaan lebih diutamakan pada kerja
kelompok daripada perorangan.
08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 35
35 35
Tujuan Pembelajaran Kooperatif
1. Hasil belajar akademik , yaitu untuk meningkatkan kinerja
siswa dalm tugas-tugas akademik. Pembelajaran model
ini dianggap unggul dalam membantu siswa dalam
memahami konsep-konsep yang sulit.
2. Penerimaan terhadap keragaman, yaitu agar siswa
menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai
macam latar belakang.

3. Pengembangan keterampilan sosial, yaitu untuk


mengembangkan keterampilan social siswa diantaranya:
berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat
orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau
mengungkapkan ide, dan bekerja dalam kelompok.

08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 36
36 36
2. Model Pembelajaran Berbasis
Penemuan
(Discovery/Inquary Learning)

08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 37
37 37
Pengertian
• Model Discovery Learning sebagai siswa
mengorganisasi dan membangun konsep
berdasar penemuannya sendiri.

• Kegiatan belajar mengajar yang teacher oriented


(berpusat pada guru) menjadi student oriented
(berpusat pada siswa).

08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 38
38 38
Tujuan Pembelajaran berbasis Penemuan
- Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya
rasa menyelidiki dan berhasil.
- Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya
sendiri dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.
- Berpusat pada siswa dan mendorong berfikir dan bekerja
atas inisiatif sendiri
- Mendorong siswa berfikir intuisi dan merumuskan hipotesis
sendiri
- Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa
- Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai
jenis sumber belajar
- Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.

08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 39
39 39
Sintaks Pembelajaran Berbasis Penemuan

08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 40
40 40
lanjutan…Sintaks Pembelajaran Berbasis Penemuan

08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 41
41 41
Model Pembelajaran Berbasis
Penemuan
Fase ke-3:
menghasilkan
Fase ke-1: Fase ke-2:
dugaan tentang
pemberian identifikasi
maksud dari Fase ke-4 :
rangsangan masalah
fakta yang pengumpula
diberikan n data

Fase ke-8: Fase ke-6:


membantu Fase ke-7: memfasilitasi
peserta didik lebih mendorong peserta didik Fase ke- 5:
mantap peserta didik untuk Pembuktian
memahami untuk berbagi hasil
konsepnya menyimpulkan penalaran
(dugaannya)

08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 42
42 42
Contoh Pembelajaran Model Inquary/Discovery
KD: Menyajikan informasi tentang perpindahan dan perubahan energi listrik.

08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 43
43 43
08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 44
44 44
08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 45
45 45
3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
(problem-based learning/PBL)

08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 46
46 46
Definisi/Konsep
• Pembelajaran berbasis masalah merupakan
sebuah pendekatan pembelajaran yang
menyajikan masalah kontekstual sehingga
merangsang peserta didik untuk belajar.

• Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran


berbasis masalah, peserta didik bekerja
dalam tim untuk memecahkan masalah dunia
nyata (real world)

47 08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 47
47 47
Pengertian
• Konsep pembelajaran PBL yang membantu guru menciptakan lingkungan
pembelajaran yang dimulai dengan masalah yang penting dan relevan
(bersangkut-paut) bagi peserta didik, dan memungkinkan peserta didik
memperoleh pengalaman belajar yang lebih realistik (nyata)

• Pembelajaran Berbasis Masalah melibatkan peserta didik dalam proses


pembelajaran yang aktif, kolaboratif, berpusat kepada peserta didik, yang
mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan
belajar mandiri yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dalam
kehidupan dan karier, dalam lingkungan yang bertambah kompleks sekarang
ini.

• Pembelajaran Berbasis Masalah dapat pula dimulai dengan melakukan kerja


kelompok antar peserta didik. peserta didik menyelidiki sendiri,
menemukan permasalahan, kemudian menyelesaikan masalahnya di bawah
petunjuk fasilitator (guru).

08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 48
48 48
Ciri-ciri Pembelajaran Berbasis
Masalah
• Tidak hanya sekedar mendengarkan, mencatat kemudian
menghafal materi pelajaran, akan tetapi aktif berpikir,
berkomunikasi, mencari dan mengolah data dan akhirnya
menyimpulkannya.
• Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan
masalah. Menempatkan masalah sebagai kata kunci dari
proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah tidak mungkin
ada proses pembelajaran.
• Menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah atau metode
ilmiah yaitu proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir
ini dilakukan secara sistematis dan empiris, sistematis artinya
berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu,
sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah
didasarkan
08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021 pada data dan fakta yang jelas. 4949
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 49
Sintak Model Pembelajaran Berdasarkan
Masalah

08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 50
50 50
Model Pembelajaran Berbasis
Masalah
Fase ke-3:
Fase ke-1: orientasi Fase ke-2: membimbing
siswa kepada mengorganisasikan penyelidikan
masalah siswa untuk belajar individual
maupun kelompok

Fase ke-5: Fase ke-4:


menganalisis dan mengembangkan
mengevaluasi proses dan menyajikan
pemecahan masalah hasil karya

08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 51
51 51
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK
(PROJECT BASED LEARNING)

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 52
52 52
Definisi/Konsep

• Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL)


adalah metoda pembelajaran yang menggunakan
proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan
eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi
untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.

• Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar


yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam
mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.

08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 53
53 53
▪ Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk digunakan pada
permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam
melakukan insvestigasi dan memahaminya. Melalui PjBL, proses
inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a
guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah
proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi)
dalam kurikulum.

▪ Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik


dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip
dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya. PjBL merupakan
investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan
berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.

08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 54
54 54
Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek

– Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar,


mendorong kemampuan mereka untuk melakukan
pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai.
– Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
– Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil
memecahkan problem-problem yang kompleks.
– Meningkatkan kolaborasi.
– Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan
mempraktikkan keterampilan komunikasi.
– Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam
mengelola sumber.

08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 55
55 55
Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek

o Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran


dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi
waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk
menyelesaikan tugas.
o Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik
secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia
nyata.
o Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil
informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki,
kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.
o Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga
peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.

08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 56
56 56
Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek

▪ Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.


▪ Membutuhkan biaya yang cukup banyak
▪ Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas
tradisional, di mana instruktur memegang peran utama di
kelas.
▪ Banyaknya peralatan yang harus disediakan.
▪ Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan
pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.
▪ Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja
kelompok.
▪ Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok
berbeda, dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami
topik secara keseluruhan

08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 57
57 57
Langkah-Langkah Model
Pembelajaran Berbasis Proyek

1
2
3
PENENTUAN MENYUSUN
PERTANYAAN MENYUSUN JADUAL
PERECANAAN PROYEK
MENDASAR

6
5 4
EVALUASI
MENGUJI HASIL MONITORING
PENGALAMAN

08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 58
58 58
08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 59
59 59
08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 60
60 60
08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 61
61 61
08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 62
62 62
08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 63
63 63
08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 64
64 64
Terima Kasih

08/11/2021
08/11/2021
08/11/2021
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar 65
65 65

Anda mungkin juga menyukai