Analisis Strategi Ketahanan Pangan Dalam Menghadapi Perubahan Iklim
Analisis Strategi Ketahanan Pangan Dalam Menghadapi Perubahan Iklim
Abstrak
Kebijakan pangan yaitu untuk menurunkan kemiskinan karena masalah pangan ini memberikan kontribusi yang
besar terhadap angka kemiskinan. ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai
dengan perseorangan yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik, jumlah maupun mutunya,
aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya
masyarakat untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan. Perubahan iklim sangat
berpengaruh bagi ekonomi pangan dan integritas ke dalam strategi ketahanan pangan, integrasi perubahan iklim
ke dalam strategi ketahanan pangan adalah langkah penting untuk melindungi ketahanan pangan dan
meningkatkan kesiapan. Penulisan laporan kegiatan ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan
kualitatif sederhana. Pada penelitian ini menggunakan data sekunder yang terdapat pada data Indeks Ketahanan
Pangan (IKP).
Kata kunci: Kebijakan; Strategi; Ketahanan Pangan; Iklim
Abstract
Food policy is to reduce poverty because this food problem makes a major contribution to the poverty rate.
Food security is a condition of fulfilling food for the state down to individuals which is reflected in the
availability of sufficient food, both in quantity and quality, safe, diverse, nutritious, equitable and affordable
and does not conflict with the religion, belief and culture of the community to be able to live a healthy life. ,
active, and productive in a sustainable manner. Climate change is very influential for the food economy and
integrity into food security strategies, the integration of climate change into food security strategies is an
important step to protect food security and increase preparedness. Writing this activity report using a
descriptive method with a simple qualitative approach. In this study using secondary data contained in the
Food Security Index (IKP) data.
Keywords: Policy; Strategy; Food Stability; Climate
Tabel 1
Strategi Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim
Musim hujan yang lama Sawah menjadi Adaptasi Fisik Pengembangan sistem irigasi dan
dan curah hujan tinggi tergenang, pengaturan pola tanam,
Produksi pertanian Pengembangan budidaya
menurun tumpangsari dan campursari
(multiple cropping dan mixed
cropping) dalam satu bidang lahan
untuk mengurangi risiko kegagalan
panen,
Pengaturan jarak tanam yang
optimal Membuat bedengan untuk
menghindari genangan air
Musim tidak menentu Produksi pertanian Adaptasi Sumber Pemberantasan hama dan penyakit
(kemarau panjang dan menurun Daya Manusia dengan cara biologis,
suhu terasa panas) Pengembangan budidaya tanaman
hemat air,
Memanfaatkan lahan yang
kekurangan air dengan menanam
tanaman palawija,
Manajemen pasca panen dengan
memperhatikan produksi panen
tanaman hingga hasil panen siap
diolah lebih lanjut atau dipasarkan
Berdasarkan kondisi tersebut maka petani meliputi strategi adaptasi fisik, adaptasi sosial
perlu melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim. ekonomi, dan adaptasi sumber daya manusia
Strategi adaptasi menurut Rahmasari (2011) melalui pendekatan proaktif dan reaktif. Tindakan
adaptif yang diproyeksikan dapat dilakukan adalah Noordwijk, Luedeling, Neufeldt, Minang &
meningkatkan nutrisi, hasil panen, dan kualitas Kowero, 2014)
tanaman sebagai respon terhadap peningkatan CO2
dan peningkatan suhu (Bloom, Burger, Asensio & Kebijakan Peningkatan Produksi Tanaman
Cousins, 2010; Yin, 2013), menghindari kerusakan Pangan Lokal
akibat hama (Gutierrez, Ponti, d’Oultremont & Adanya fenomena perubahan iklim
Ellis, 2008), mengembangkan peramalan, menambah tantangan sistem pertanian tanaman
manajemen, dan pilihan asuransi untuk mengurangi pangan, khususnya padi di Indonesia. Pengaruh
risiko akibat pola hujan yang tidak menentu dan perubahan iklim bersifat multidimensi pada sektor
pergeseran panjang musim (Anton, Cattaneo, pertanian, mulai dari sumber daya, infrastruktur
Kimura & Lankoski, 2013). Strategi adaptasi yang pertanian, dan sistem produksi pertanian. Pengaruh
dapat dilakukan masyarakat khususnya petani di tersebut dibedakan dengan 2 (dua) indikator, yakni
Provinsi Nusa Tenggara Timur terkait dengan kerentanan dan dampak. Kerentanan merupakan
perubahan iklim dapat dilihat pada tabel 1. kondisi yang mengurangi kemampuan beradaptasi
Strategi adaptasi yang terkait langsung terhadap perubahan iklim. Sementara, dampak
dengan pengelolaan lahan pertanian adalah dengan adalah potensi kerugian atau keuntungan dalam
mengatur pola irigasi, jarak tanam, dan penyesuaian bentuk fisik maupun sosial-ekonomi akibat kejadian
komoditas yang tahan air. Selain itu, untuk perubahan iklim. Inisiatif adaptasi perubahan iklim
meningkatkan perekonomian petani, dilakukan untuk mengurangi kerentanan dan dampak
pengembangan teknologi dan manajemen pasca perubahan iklim sektor pertanian terdapat pada
panen agar memiliki nilai jual yang lebih bagus. Pedum. Adapun program dan kebijakan untuk
Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah mengurangi kerentanan dan dampak perubahan
pengembangan kultivar yaitu pengembangan iklim adalah sebagai
varietas yang tahan terhadap kekeringan, hama, berikut :
gulma, salinitas, banjir. Varietas yang baik 1) Pengembangan sistem komunikasi seperti
merupakan varietas dengan kemampuan bertahan Jaringan Informasi Iklim Pertanian (SJII),
terhadap lebih dari satu ancaman (Zougmore et al, Sistem Peringatan Dini (SPD) dan Sekolah
2016). Strategi yang tidak langsung dilakukan Lapang Iklim (SLI/SL-PTT).
melalui pengelolaan lahan pertanian yaitu 2) Pengembangan kelembagaan petani,
penghijauan dan konservasi. Hal ini akan membantu penyiapan tool atau pedoman (Permentan
mengurangi emisi Gas Rumah Kaca akibat No.47/2006, Permentan No.14/2009, UU
perubahan ini. Selain itu juga, mendukung No.41/2009), blueprint pengelolaan
peningkatan keanekaragaman hayati serta kekeringan dan banjir, atlas kalender tanam,
melestarikan jasa ekosistem (Mbow, Van dan lain-lain.
3) Perakitan dan pengembangan model Sistem organisasi pelaksana dari suatu kebijakan publik
Usaha tani Terpadu “SUT” dan inovasi mempunyai peranan untuk keberhasilan
teknologi adaptif. pelaksanaan program. Seperti halnya dengan
4) Penyesuaian dan pengembangan organisasi pelaksana kebijakan peningkatan
infrastruktur pertanian (Jaringan Irigasi produksi tanaman pangan lokal di NTT.
Tingkat Usaha Tani (JITUT), Jaringan Pembentukan panitia merupakan upaya untuk
Irigasi Tingkat Desa (Jides), serta membentuk struktur organisasi pelaksana yang akan
pemanfaatan lahansub-optimal, terutama menangani programprogram dan kegiatan dalam
lahan kering dan lahan rawa untuk pangan, peningkatan produksi tanaman pangan lokal
lahan gambut, dan lahan yang sudah dibuka 2) Dimensi Interpretasi
(sudah ada izin) dan/atau lahan terlantar. Hasil studi pustaka menunjukkan
5) Pengembangan Kawasan Rumah Pangan interpretasi dengan indikator: komitmen mengenai
Lestari (KRPL), pemanfaatan pekarangan keberhasilan program peningkatan produksi
yang ramah lingkungan untuk pemenuhan tanaman pangan lokal, kejelasan program,
kebutuhan pangan dan gizi keluarga, serta konsistensi pelaksanaan program, dan penyusunan
peningkatan pendapatan dan kesejahteraan prioritas program peningkatan produksi tanaman
petani melalui partisipasi masyarakat. pangan lokal. Hasil penelitian dimensi interpretasi
6) Perlindungan, proteksi, dan bantuan bagi ini memperjelas bahwa interpretasi suatu kebijakan
petani, seperti, subsidi, asuransi, modal, berperanan terhadap implementasi kebijakan publik.
Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan Artinya, semakin baik interpretasi yang dilakukan
(PUAP). oleh aparatur maka akan semakin efektif pula
peningkatan produksi tanaman pangan lokal di
Implementasi Kebijakan Peningkatan Produksi provinsi NTT. Kebutuhan utama bagi efektivitas
Tanaman Lokal pelaksanaan kebijakan adalah bahwa implementor
1) Dimensi Organisasi harus mengetahui secara jelas apa yang seharusnya
Dimensi organisasi dalam implementasi dilakukan. Jika kebijakan ingin dilaksanakan
kebijakan peningkatan produksi tanaman lokal dengan tepat, arahan dan petunjuk pelaksanaan
belum dilaksanakan secara optimal. Sejumlah tidak hanya diterima tetapi juga harus jelas.
indikator dipakai untuk mengukurnya adalah Ketidakjelasan mengenai apa yang seharusnya
pembentukan panitia kerja, kewenangan yang cukup dilakukan implementor menyebabkan kebingungan
bagi implementor kebijakan, kejelasan standar baginya, sehingga pada akhirnya mereka bertindak
kebijakan dan prosedur dalam implementasi, dan berbeda dengan pandangan dari atasannya.
ada tidaknya overlapping tugas-tugas unit kerja 3) Dimensi Aplikasi
yang terlibat dalam implementasi kebijakan. Hasil penelitian menunjukkan aplikasi
Berdasarkan dimensi organisasi memperjelas bahwa dengan indikator: ketersediaan personil,
ketersediaan anggaran, ketersediaan sarana dan unprecedented seasonal heat. Science,
prasaraana, pengidentifikasian penggunaan lahan, 323(5911), 240-244.
dan penilaian atas keberhasilan program. Hasil Bloom, A. J., Burger, M., Asensio, J. S. R., &
penelitian dimensi aplikasi ini memberi kejelasan Cousins, A. B. (2013). Carbon dioxide
bahwa aplikasi sangat berperanan penting dalam enrichment inhibits nitrate assimilation in
implementasi kebijakan. Artinya, semakin baik wheat and Arabidopsis. Science, 328(5980),
aplikasi maka akan semakin efektif peningkatan 899-903.
produksi tanaman pangan lokal .Sehubungan Easterling, D. R., Parmesan, G. A., Changnon, C.,
dengan aplikasi ini, aparatur dituntut untuk Karl, S. A., & Mearns, L. O. (2000). Climate
menerapkan kebijakan dengan cara menyediakan extremes: observations, modeling, and
barang dan jasa. Dengan adanya pengerahan segala impacts. Science, 289(5487), 2068-2074.
sumber daya diharapkan akan muncul respon dari FAO, F. (2016). The State of Food and Agriculture,
kelompok sasaran, apakah menerima atau menolak Climate Change, Agriculture and Food
implementasi dan hasil kebijakan tersebut. Security. Rome.
Gutierrez, A. P., Ponti, L., d’Oultremont, T., &
KESIMPULAN Ellis, C. K. (2008). Climate change effects
Perubahan iklim bervariasi mulai garap on poikilotherm tritrophic interactions.
musim penghujan dan awal musim kemarau Climatic change, 87(1), 167-192.
mengalami kemunduran serta perbandingan waktu Hansen, J., Sato, M., & Ruedy, R. (2012).
musim penghujan lebih panjang dibandingkan Perception of Climate Change. In
dengan musim kemarau. Perubahan iklim juga Proceedings of the National Academy of
memberikan dampak pada ketahanan pangan, Sciences of the United States of America,
walaupun perubahan iklim bukan satu-satunya (E2415–E2423).
faktor yang berpengaruh terhadap ketahanan Harini, R., & Nurjani, E. (2014). Pemanfaatan
pangan. Perubahan iklim memberikan pengaruh Sistem Informasi Geografi Dalam Mengkaji
yang signifikan terhadap ketahanan pangan. Dampak perbahan Iklim Terhadap produksi
dan produktivitas pertanian DIY.
DAFTAR PUSTAKA Proceeding Seminar Nasional 15 November
Antón, J., Kimura, A. S., & Lankoski, J. (2013). 2014 Sekolah Vokasi Universitas Gadjah
Agricultural risk management policies under Mada.
climate uncertainty. Global environmental Mbow, C., Van Noordwijk, M., Luedeling, E.,
change, 23(6), 1726-1736. Neufeldt, H., Minang, P. A., & Kowero, G.
Battisti, D. S., & Naylor, R. L. (2009). Historical (2014). Agroforestry solutions to address
warnings of future food insecurity with food security and climate change challenges
in Africa. Current Opinion in Lembaran Negara Republik Indonesia tahun
Environmental Sustainability, 6, 61-67. 2012 nomor 227. Jakarta; 2012
NEC, N. (2011). Second national communication to Perdinan, P., Atmaja, T., Adi, R. F., & Estiningtyas,
the UNFCCC. Thimphu: National W. (2018). Adaptasi perubahan iklim dan
Environment Commission (NEC), Ministry ketahanan pangan: telaah inisiatif dan
of Agriculture, Royal Government of kebijakan. Jurnal Hukum Lingkungan
Bhutan. Indonesia, 5(1), 60-87.
Noiret, B. (2016). Food Security in a Changing Ramadhan, A., Prawita, K., Izzudin, M. A., &
Climate: A Plea for Ambitious Action and Amandha, G. (2021). Analisis strategi dan
Inclusive Development. Development, 59, klasterisasi ketahanan pangan nasional
237-242. dalam menghadapi pandemi covid-19.
Pesik, C. S., & Katiandagho, T. M. (2016). tanian Teknologi Pangan: Media Informasi dan
Ke Sektor Non Pertanian Di Kecamatan Komunikasi Ilmiah Teknologi Pertanian,
Kalawat, Kabupaten Minahasa Utara. Agri- 12(1), 110-122.
SosioEkonomi Unsrat, 3A, 67-80. Miyasto, M. (2014). Strategi Ketahanan Pangan
Rahmasari, L. (2011). Strategi Adaptasi Perubahan Nasional guna Meningkatkan Kemandirian
Iklim Bagi Masyarakat Pesisir. Jurnal Sains dan Daya Saing Ekonomi dalam Rangka
dan Teknologi Maritim. Ketahanan Nasional. Jurnal Lemhannas RI,
Weldearegay, S. K., & Tedla, D. G. (2018). Impact 2(1), 17-34.
of Climate Variability on Household Food Kartasapoetra, A. G, dkk. 2012. Klimatologi:
Availability in Tigray Ethiopia. Agriculture Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan
& Food Security, 7(6), 7-8. Tanaman. Jakarta: Bumi Aksara
Zougmore, R., Partey, S., Ouedraogo, M., Gambril, Eileen., & Gibbs, Leonard. (2009).
Omitoyin, B., Thomas, T., Ayantunde, A., Critical thinking for helping professionals: a
Ericksen, P., Said, M., & Jalloh, A. (2016). skill-based workbook third edition. New
Toward climate-smart agriculture in West York: Oxford University Press
Africa: a review of climate change impacts, Harvian, K. A., & Yuhan, R. J. (2020). Kajian
adaptation strategies and policy Perubahan Iklim Terhadap Ketahanan
developments for the livestock, fishery and Pangan. In Seminar Nasional Official
crop production sectors. Agriculture & Statistics (Vol. 2020, No. 1, pp. 1052-1061).
Food Scurity, 5(26). https:// Hadi, A., Rusli, B., & Alexandri, M. B. (2020).
doi.org/10.1186/s40066-016-0075-3 Dampak Undang-Undang Nomor 12
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tentang Pangan Terhadap Ketahanan
Tahun 2012. Pangan. 17 November 2012. Pangan Indonesia. Responsive, 2(3), 122.
https://doi.org/10.24198/responsive.v2i3.260 PUPR. (2011, september 29). Ketahanan Pangan
85 Untuk Kesejahteraan Masyarakat Dan
Petani. Retrieved from pu.go.id:
Website : https://pu.go.id/berita/ketahanan-pangan-
administrator. (2023, april 17). Perubahan Iklim untuk-kesejahteraan-masyarakat-dan-
Indonesia 19 Tahun Terakhir. Retrieved petani#:~:text=Ketahanan%20pangan
from %20merupakan%20suatu%20kondisi,aman
indonesia.go.id:https://indonesia.go.id/kateg %2C%20merata%2C%20dan%20terjangkau
ori/editorial/7008/perubahan-iklim- Ahdiat, A. (2022, maret 22). Ketahanan Pangan
indonesia-19-tahun-terakhir? Indonesia Melemah pada 2021. Retrieved
lang=1#:~:text=Berdasarkan%20data from
%20hasil%20kajian%20tim,yaitu%20sejak https://databoks.katadata.co.id/:https://datab
%202001%20hingga%2020 oks.katadata.co.id/datapublish/2022/03/22/
administrator. (2023, mei 23). BMKG: Empat ketahanan-pangan-indonesia-melemah-pada-
wilayah di NTT berstatus siaga bencana 2021
kekeringan.antarnews.com:https://www.anta IESR. (2011, november 29). Konferensi PBB
ranews.com/berita/3551985/bmkg-empat- Mengenai Perubahan Iklim di Durban.
wilayah-di-ntt-berstatus-siaga-bencana- Retrieved from https://iesr.or.id/:
kekeringan#mobile-src https://iesr.or.id/konferensi-pbb-mengenai-
perubahan-iklim-di-durban.