Anda di halaman 1dari 12

Analisis Strategi Ketahanan Pangan dalam Menghadapi Perubahan Iklim

(Provinsi Nusa Tenggara Timur)

Zahra Deswita Hidayat1, Nisya Rahmah Noersafitri2, Neng Sofie Sa’idah3,


Kartika Andiani Haryanto4, Puspa Angela Prakasita5, Adzani Putri Nurahmah6
Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Widyatama, Bandung

Abstrak
Kebijakan pangan yaitu untuk menurunkan kemiskinan karena masalah pangan ini memberikan kontribusi yang
besar terhadap angka kemiskinan. ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai
dengan perseorangan yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik, jumlah maupun mutunya,
aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya
masyarakat untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan. Perubahan iklim sangat
berpengaruh bagi ekonomi pangan dan integritas ke dalam strategi ketahanan pangan, integrasi perubahan iklim
ke dalam strategi ketahanan pangan adalah langkah penting untuk melindungi ketahanan pangan dan
meningkatkan kesiapan. Penulisan laporan kegiatan ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan
kualitatif sederhana. Pada penelitian ini menggunakan data sekunder yang terdapat pada data Indeks Ketahanan
Pangan (IKP).
Kata kunci: Kebijakan; Strategi; Ketahanan Pangan; Iklim

Abstract
Food policy is to reduce poverty because this food problem makes a major contribution to the poverty rate.
Food security is a condition of fulfilling food for the state down to individuals which is reflected in the
availability of sufficient food, both in quantity and quality, safe, diverse, nutritious, equitable and affordable
and does not conflict with the religion, belief and culture of the community to be able to live a healthy life. ,
active, and productive in a sustainable manner. Climate change is very influential for the food economy and
integrity into food security strategies, the integration of climate change into food security strategies is an
important step to protect food security and increase preparedness. Writing this activity report using a
descriptive method with a simple qualitative approach. In this study using secondary data contained in the
Food Security Index (IKP) data.
Keywords: Policy; Strategy; Food Stability; Climate

PENDAHULUAN komoditas hasil pertanian yang beragam, dan


Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia kondisi geografis ini yang mempengaruhi kualitas
merupakan daerah tropis karena indonesia terletak berbagai komoditas pertanian di Indonesia
pada garis khatulistiwa. Sebagai daerah tropis (Nurmala, 2012). Namun walaupun Indonesia
Indonesia hanya memiliki dua musim yaitu musim berada di daerah tropis yang mengalami perubahan
hujan dan musim kemarau. Daratan Indonesia yang iklim tidak hanya indonesia melainkan seluruh
cukup luas terdiri atas lahan basah dan kering dunia mengalami perubahan iklim.
dengan jenis tanah, iklim dan relief yang beragam. Menurut IPCC Keenam (AR6) yang dirilis
Oleh karena itu, Indonesia memiliki potensi pada tahun 2021, IPCC menyimpulkan bahwa
aktivitas manusia secara signifikan menyebabkan Schmidhuber dan Tubiello, 2007). Pemerintah
perubahan iklim, termasuk peningkatan suhu global, Indonesia sendiri memiliki strategi untuk ketahanan
naiknya permukaan laut, dan perubahan pola cuaca pangan di Indonesia sendiri, menurut data dari
ekstrem. Dan menurut lembaga penelitian Kementerian PUPR dalam rangka mendukung
independent yang mengkonfirmasi secara ilmiah pemenuhan kebutuhan pangan nasional, dengan
bahwa suhu global telah meningkat sebesar 1,16°C mengamankan cadangan pangan nasional melalui
antara periode 1850 hingga 2019. Selain itu juga kemampuan surplus 10 juta ton beras per tahun
disampaikan oleh BRIN atau Badan Riset dan pada tahun 2015, Direktorat Jenderal (Ditjen) SDA
Inovasi Nasional bahwa pemanasan global menyusun strategi dan upaya pencapaiannya yang
diperkirakan mencapai 1,21°C. Dalam 30 tahun, disusun melalui rencana strategis 2010-2014.
pemanasan global ini berlanjut hingga mencapai Strategi yang dimaksud antara lain
1,5°C pada Maret 2023. pembangunan/peningkatan jaringan irigasi seluas
Secara global, perubahan iklim 500.000 Ha, serta rehabilitasi jaringan irigasi yang
diproyeksikan dapat menurunkan produksi tanaman, mengalami kerusakan, antara lain kewenangan
terutama di wilayah pertanian yang terletak di pusat seluas 1,34 juta Ha, kewenangan provinsi
lintang rendah akan mengalami dampak negatif seluas 711 ribu Ha, dan kewenangan kabupaten
(Perdinan et al., 2019). Dari berbagai wilayah seluas 1,16 juta Ha.
provinsi di Indonesia, Provinsi Nusa Tenggara Indonesia sendiri memiliki ketahanan
Timur (NTT) merupakan salah satu wilayah lintang pangan yang baik pada setiap tahunnya, namun
rendah yang memiliki tantangan yang signifikan menurut GFSI atau The Global Food Safety yang
terkait ketahan pangan. Berdasarkan yang terdapat pada data Grafik 1, initiative skor indeks
disampaikan BMKG terdapat 4 wilayah siaga ketahanan pangan Indonesia pada 2020 mencapai
bencana kekeringan antara lain Alor Timur, Alor level 59,5. Tetapi, pada 2021 indeksnya turun
Timur Laut, Mataru Kabupaten Alor, dan Kambera menjadi 59,2. Sehingga ketahanan pangan
di Kabupaten Sumba Timur. Sehingga pemerintah Indonesia tahun 2021 berada di peringkat ke-69 dari
NTT harus menyusun kebijakan atau strategi untuk 113 negara.
ketahanan pangan. Grafik 1. Indeks Ketahanan Pangan Indonesia
Ketahanan pangan sendiri dapat Menurut Global Food Security Index (2012-2021)
didefinisikan sebagai situasi atau kondisi dimana
seluruh masyarakat dalam satu waktu secara fisik,
sosial dan akses ekonomi untuk mendapatkan
makanan yang cukup, aman dan bernutrisi yang
bertujuan untuk memenuhi dan mempreferensi
makanan untuk kehidupan yang aktif dan sehat
(Food and Agriculture Organization, 2008; Sumber : databoks.katadata.co.id
GFSI mengukur ketahanan pangan negara- orang dapat memiliki akses makanan yang cukup,
negara dari empat indikator besar, yakni aman, dan bergizi untuk memenuhi kebutuhan
keterjangkauan harga pangan (affordability), makanan mereka untuk mewujudkan kehidupan
ketersediaan pasokan (availability), kualitas nutrisi yang aktif dan sehat (Hadi et al., 2020). Sedangkan
dan keamanan makanan (quality and safety), serta menurut UU 18 Tahun 2012 ketahanan pangan
ketahanan sumber daya alam (natural resources adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara
and resilience). Namun menurut penilaian GFSI, sampai dengan perseorangan yang tercermin dari
harga pangan di Indonesia cukup terjangkau dan tersedianya pangan yang cukup, baik, jumlah
ketersediaan pasokannya cukup memadai jika maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata,
dibandingkan dengan negara-negara lain. Tetapi, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan
infrastruktur pertanian pangan Indonesia masih di agama, keyakinan, dan budaya masyarakat untuk
bawah rata-rata global. Standar nutrisi dan dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara
keragaman makanan pokok juga masih dinilai berkelanjutan. Pendapat lain juga dikemukan oleh
rendah. Sumber daya alam Indonesia juga dinilai Prof Dr. Miyasto, SU (2014) ketahanan pangan
memiliki ketahanan yang buruk karena belum adalah aksesibilitas penduduk terhadap bahan
dilindungi kebijakan politik yang kuat, serta rentan pangan tersebut.
terpapar bencana terkait perubahan iklim, cuaca Dari definisi diatas dapat disimpulkan
ekstrem, dan pencemaran lingkungan. bahwa ketahanan pangan menekankan pentingnya
Akibatnya produksi pangan mengalami akses pangan yang cukup, aman, dan bergizi bagi
penurunan dan mengancam ketahanan pangan. semua orang dalam skala individu maupun nasional.
Kondisi buruk dalam ketahanan pangan ini Keberlanjutan kesesuaian dengan konteks budaya,
disebabkan oleh upaya pemenuhan kebutuhan dan kualitas, dan ketersediaan pangan juga menjadi
permintaan pangan di Indonesia yang masih faktor penting dalam mencapai ketahanan pangan
terkendala oleh berbagai faktor salah satunya adalah yang berkelanjutan.
faktor alam yaitu perubahan iklim (Harvian, K.
A., & Yuhan, R. J., 2020). Dari pemaparan diatas Strategi Ketahanan Pangan
kajian ketahanan pangan dan perubahan iklim 1) Peningkatan Keterjangkauan dan
cukup menarik untuk dibahas, mengingat kondisi Kecukupan Pangan
iklim di Indonesia saat ini mengalami perubahahan Manusia membutuhkan bahan pangan yang
iklim yang tidak dapat diprediksi. beragam, berkualitas, bergizi, dan aman
untuk memenuhi nutrisi yang dibutuhkan.
KAJIAN TEORI Oleh karena itu, pemerintah berupaya untuk
Ketahanan Pangan meningkatkan akses masyarakat ke bahan
World Food Summit (1996) mendefiniskan pangan dengan cara menetapkan harga yang
ketahanan pangan adalah situasi dimana semua terjangkau. Jadi, setiap lapisan masyarakat
tidak merasa kesulitan mendapatkan bahan c. Pemenuhan Standar Nasional
pangan yang sesuai dengan pendapatannya. Indonesia (SNI)
Selain itu, untuk mendorong distribusi d. Pemenuhan Sanitary and
pangan hingga ke pelosok, pemerintah Phytosanitary (SPS)
memanfaatkan program digitalisasi data dan 4) Perbaikan Iklim Usaha dan Daya Saing
kerja sama dengan pihak terkait. Tidak kalah penting sebagai upaya
2) Peningkatan Produktivitas Petani dan ketahanan pangan, pemerintah harus
Nelayan menjaga keberlangsungan sumber daya
Petani dan nelayan adalah faktor penting alam. Misalnya, dengan menetapkan lahan
untuk mengupayakan ketahanan pangan sawah yang dilindungi, alih fungsi lahan
nasional. Karena, petani dan nelayan adalah sawah, budidaya pangan, pemupukan, serta
penghasil bahan pangan yang dibutuhkan pemeliharaan jaringan irigasi sawah.
oleh pasar. Oleh karena itu, pemerintah 5) Penguatan Sistem Pangan Berkelanjutan
memberikan sarana dan prasarana yang (Food Estate)
dibutuhkan, agar bisa dimanfaatkan di Food estate yang dilakukan pemerintah
bidang pertanian, perikanan, dan peternakan. berlandaskan hukum, agar petani
Selain itu, pemerintah juga mendorong berkelompok untuk membentuk koperasi
proses produksi yang mengandalkan atau gapoktan. Gabungan Kelompok Tani
teknologi. Sebab, di era globalisasi kita (Gapoktan) adalah para kelompok tani
harus mengikuti perkembangan zaman agar bekerja sama demi meningkatkan ekonomi
tidak ketinggalan dengan negara lain, serta melalui usaha pertanian. Tujuannya, untuk
mempercepat proses produksi. Tidak lupa, mempermudah pemberian akses
pasokan stok pangan perlu dijaga pendampingan, pembiayaan, dan fasilitas
ketersediaannya, supaya bisa didistribusikan lain yang disediakan pemerintah atau pihak
dan mencukupi kebutuhan konsumsi lain. Saat ini, food estate sedang dikerjakan
nasional. di wilayah Sumatra Utara, Kalimantan
3) Diversifikasi Pangan dan Kualitas Gizi Tengah, dan Papua.
Diversifikasi pangan adalah keberagaman
pangan yang harus ditingkatkan beserta Perubahan Iklim
keamanan dan kualitas gizinya. Berikut, Menurut Kartasaportra (2012) Iklim adalah
beberapa upaya pemerintah untuk rata-rata keadaan cuaca dalam jangka waktu yang
mencapainya, yaitu: cukup lama yang sifatnya tetap. Dan pengertian lain
a. Penerapan Budidaya Pertanian yang juga menyebutkan Iklim merupakan peluang
Baik statistik berbagai keadaan atmosfer antara lain suhu,
b. Penanganan Pasca Panen yang Baik tekanan, angin dan kelembapan yang terjadi di suatu
daerah selama kurun waktu yang panjang (Gibss, Kemhan RI (2015) melalui Buku Putih
2009). Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Pertahanan Indonesia menyatakan bahwa yang
iklim merupakan ukuran variabilitas kuantitas serta menjadi ancaman nyata adalah salah satunya
rata-rata yang relevan dari sebuah variabel tertentu bencana alam. Ancaman dibagi menjadi ancaman
yaitu curah hujan, temperatur, atau angin pada suatu nyata dan belum nyata. Ancaman nyata dapat
periode tertentu, yang umumnya merentang dari dipahami sebagai ancaman yang sering terjadi dan
bulan hingga tahunan atau bahkan hingga jutaan dihadapi setiap saat, dapat berasal dari dalam
tahun. maupun luar negeri yang dinilai membahayakan
Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa kedaulatan dan keutuhan wilayah serta keselamatan
(PBB) tentang Kerangka Kerja Perubahan Iklim bangsa Indonesia. Ancaman nyata merupakan
(United Nations Framework Convention on Climate bentuk ancaman yang menjadi prioritas dalam
Change/UNFCCC) mendefinisikan bahwa penanganannya, di antaranya meliputi: terorisme,
perubahan iklim sebagai suatu perubahan yang separatisme, bencana alam, pelanggaran wilayah
disebabkan baik secara langsung maupun tidak perbatasan, perompakan kekayaan alam, wabah
langsung oleh adanya aktivitas manusia. Oleh sebab penyakit, serangan siber serta peredaran narkoba.
itu, mampu mengubah komposisi dari atmosfer Dalam menyikapi perubahan iklim yang terjadi di
global dan variabilitas iklim alami pada periode Indonesia, dapat dipahami bahwa perubahan atas
waktu yang bisa diperbandingkan. iklim yang terjadi di Indonesia dapat menyebabkan
Perubahan iklim memiliki dampak bencana alam yang melanda masyarakat. Hal ini
signifikan terhadap ketahanan pangan global. Untuk senada dengan apa yang disampaikan oleh
mengatasi tantangan ini, strategi ketahanan pangan Sultonulhuda, dkk (2013) bahwa potensi bencana
harus memperhatikan perubahan iklim secara terkait dengan perubahan iklim menempati hampir
komprehensif. Ada beberapa cara di mana 80% dari berbagai bencana alam yang ada di dunia.
perubahan iklim dapat diintegrasikan ke dalam Menurut salah satu informan pula, bahwa
strategi ketahanan pangan, integrasi perubahan sesungguhnya sudah tepat pemerintah Indonesia
iklim ke dalam strategi ketahanan pangan adalah menempatkan bencana alam sebagai ancaman nyata
langkah penting untuk melindungi ketahanan mengingat kondisi geografis Indonesia yang
pangan dan meningkatkan kesiapan dalam dihadapkan dengan kondisi iklim yang beragam.
menghadapi tantangan yang diakibatkan oleh Dalam landasan pemikiran ketahanan nasional,
perubahan iklim yang semakin kompleks dan tidak Yoesgiantoro (2019) berpendapat bahwa kondisi
stabil. statik yang menjadi dasar dari ketahanan nasional
adalah kondisi geografi , sumber kekayaan alam dan
Posisi Indonesia Dalam Menghadapi Perubahan demografi.
Iklim Melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim
dengan cara menanam pohon, melakukan praktek
konservasi tanah, melakukan perubahan waktu akan berpengaruh terhadap ketahanan pangan
tanam, mengganti varietas yang tahan terhadap (Noiret, 2016; Pesik, Kapantow, & Katiandagho,
perubahan iklim, pemasangan kipas angin di 2016; Weldearegay & Tedla, 2018). Sektor
kandang ternak (installing fans in livestock pens) pertanian, terutama tanaman pangan adalah yang
dan menggunakan irigasi secara efisien. paling rentan terhadap perubahan iklim.
Menyebutkan adaptasi sektor pertanian yang dapat Pola cuaca yang semakin tidak menentu
dilakukan dalam menghadapi perubahan iklim dengan meningkatnya variabilitas frekuensi,
adalah dengan melakukan penyesuaian waktu dan intensitas, dan waktu monsoon (NEC, 2011). Pola
pola tanam, penggunaan varietas unggul tahan fluktuasi intensitas hujan dan curah hujan ini
kekeringan, rendaman dan salinitas, teknologi menunjukkan terjadinya pergeseran musim. Awal
panen hujan dan penggunaan teknologi irigasi yang musim hujan berada di bulan Oktober begeser
dapat memenuhi kebutuhan tanaman. menjadi bulan November. Tren pergeseran musim
tidak hanya terjadi pada masuknya awal musim
METODE PENELITIAN hujan. Pergeseran juga berlaku untuk awal musim
Penulisan laporan kegiatan ini menggunakan kemarau. Secara tren, awal musim kemarau juga
metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif mengalami pergeseran menjadi lebih mundur.
sederhana. Pada penelitian ini menggunakan data Dengan demikian, perbandingan musim penghujan
sekunder yang terdapat pada data Indeks Ketahanan dengan musim kemarau menjadi lebih banyak
Pangan (IKP) pada tahun 2019 sampai dengan 2021 musim penghujan. Pola fluktuasi intensitas hujan
yang dikeluarkan oleh Badan Ketahanan Pangan dan besaran jumlah curah hujan dapat dijadikan
Kementerian Pertanian Indonesia. sebagai dasar dalam melakukan analisis terhadap
aktivitas pertanian. Langkah penyesuaian inilah
HASIL DAN PEMBAHASAN yang kemudian disebut sebagai strategi adaptasi
Perubahan Iklim Terhadap Ketahanan Pangan yang dilakukan oleh masyarakat.
Perubahan iklim ditunjukkan dengan jumlah Peningkatan kejadian cuaca ekstrim baru-
curah hujan yang berubah secara fluktuatif. baru ini memberikan dampak yang mengganggu
Demikian juga dengan ketahanan pangan pada pertanian (Easterling, Meehl, Parmesan, Changnon,
masing-masing desa cenderung berubah secara Karl & Mearns, 2000; Battisti & Naylor, 2009).
fluktuatif. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Perubahan iklim yang dapat langsung dirasakan
oleh Harini et al (2014) terdapat pengaruh yang oleh masyarakat adalah perubahan musim yang
signifikan antara global warming dan ketahanan tidak menentu, jumlah curah hujan, dan hari hujan
pangan petani. Penelitian juga menunjukkan bahwa yang tinggi serta peningkatan suhu udara. Dampak
peristiwa ekstrem seperti perubahan iklim (Hansen, perubahan iklim diperkirakan mulai menyebar
Sato, & Ruedy, 2012) dapat menjadi penyebab secara global pada tahun 2030 (FAO, 2016), dan
kegagalan ketersediaan pangan yang selanjutnya pada tahun 2080, hasil pertanian akan menurun
sebesar 20% di negara berkembang, jika sistem
pertanian gagal menerapkan langkah-langkah
adaptasi.

Tabel 1
Strategi Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim

Perubahan Iklim Pengaruh Perubahan Jenis Strategi Strategi Adaptasi


Iklim

Musim hujan yang lama Sawah menjadi Adaptasi Fisik Pengembangan sistem irigasi dan
dan curah hujan tinggi tergenang, pengaturan pola tanam,
Produksi pertanian Pengembangan budidaya
menurun tumpangsari dan campursari
(multiple cropping dan mixed
cropping) dalam satu bidang lahan
untuk mengurangi risiko kegagalan
panen,
Pengaturan jarak tanam yang
optimal Membuat bedengan untuk
menghindari genangan air

Musim tidak menentu Produksi pertanian Adaptasi Sumber Pemberantasan hama dan penyakit
(kemarau panjang dan menurun Daya Manusia dengan cara biologis,
suhu terasa panas) Pengembangan budidaya tanaman
hemat air,
Memanfaatkan lahan yang
kekurangan air dengan menanam
tanaman palawija,
Manajemen pasca panen dengan
memperhatikan produksi panen
tanaman hingga hasil panen siap
diolah lebih lanjut atau dipasarkan

Adaptasi Fisik Pembangunan check-dam


(penampungan air)

Adaptasi Sosial Pola nafkah ganda dengan mencari


Ekonomi pekerjaan ampingan sehingga
mendapatkan pendapatan alternatif

Berdasarkan kondisi tersebut maka petani meliputi strategi adaptasi fisik, adaptasi sosial
perlu melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim. ekonomi, dan adaptasi sumber daya manusia
Strategi adaptasi menurut Rahmasari (2011) melalui pendekatan proaktif dan reaktif. Tindakan
adaptif yang diproyeksikan dapat dilakukan adalah Noordwijk, Luedeling, Neufeldt, Minang &
meningkatkan nutrisi, hasil panen, dan kualitas Kowero, 2014)
tanaman sebagai respon terhadap peningkatan CO2
dan peningkatan suhu (Bloom, Burger, Asensio & Kebijakan Peningkatan Produksi Tanaman
Cousins, 2010; Yin, 2013), menghindari kerusakan Pangan Lokal
akibat hama (Gutierrez, Ponti, d’Oultremont & Adanya fenomena perubahan iklim
Ellis, 2008), mengembangkan peramalan, menambah tantangan sistem pertanian tanaman
manajemen, dan pilihan asuransi untuk mengurangi pangan, khususnya padi di Indonesia. Pengaruh
risiko akibat pola hujan yang tidak menentu dan perubahan iklim bersifat multidimensi pada sektor
pergeseran panjang musim (Anton, Cattaneo, pertanian, mulai dari sumber daya, infrastruktur
Kimura & Lankoski, 2013). Strategi adaptasi yang pertanian, dan sistem produksi pertanian. Pengaruh
dapat dilakukan masyarakat khususnya petani di tersebut dibedakan dengan 2 (dua) indikator, yakni
Provinsi Nusa Tenggara Timur terkait dengan kerentanan dan dampak. Kerentanan merupakan
perubahan iklim dapat dilihat pada tabel 1. kondisi yang mengurangi kemampuan beradaptasi
Strategi adaptasi yang terkait langsung terhadap perubahan iklim. Sementara, dampak
dengan pengelolaan lahan pertanian adalah dengan adalah potensi kerugian atau keuntungan dalam
mengatur pola irigasi, jarak tanam, dan penyesuaian bentuk fisik maupun sosial-ekonomi akibat kejadian
komoditas yang tahan air. Selain itu, untuk perubahan iklim. Inisiatif adaptasi perubahan iklim
meningkatkan perekonomian petani, dilakukan untuk mengurangi kerentanan dan dampak
pengembangan teknologi dan manajemen pasca perubahan iklim sektor pertanian terdapat pada
panen agar memiliki nilai jual yang lebih bagus. Pedum. Adapun program dan kebijakan untuk
Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah mengurangi kerentanan dan dampak perubahan
pengembangan kultivar yaitu pengembangan iklim adalah sebagai
varietas yang tahan terhadap kekeringan, hama, berikut :
gulma, salinitas, banjir. Varietas yang baik 1) Pengembangan sistem komunikasi seperti
merupakan varietas dengan kemampuan bertahan Jaringan Informasi Iklim Pertanian (SJII),
terhadap lebih dari satu ancaman (Zougmore et al, Sistem Peringatan Dini (SPD) dan Sekolah
2016). Strategi yang tidak langsung dilakukan Lapang Iklim (SLI/SL-PTT).
melalui pengelolaan lahan pertanian yaitu 2) Pengembangan kelembagaan petani,
penghijauan dan konservasi. Hal ini akan membantu penyiapan tool atau pedoman (Permentan
mengurangi emisi Gas Rumah Kaca akibat No.47/2006, Permentan No.14/2009, UU
perubahan ini. Selain itu juga, mendukung No.41/2009), blueprint pengelolaan
peningkatan keanekaragaman hayati serta kekeringan dan banjir, atlas kalender tanam,
melestarikan jasa ekosistem (Mbow, Van dan lain-lain.
3) Perakitan dan pengembangan model Sistem organisasi pelaksana dari suatu kebijakan publik
Usaha tani Terpadu “SUT” dan inovasi mempunyai peranan untuk keberhasilan
teknologi adaptif. pelaksanaan program. Seperti halnya dengan
4) Penyesuaian dan pengembangan organisasi pelaksana kebijakan peningkatan
infrastruktur pertanian (Jaringan Irigasi produksi tanaman pangan lokal di NTT.
Tingkat Usaha Tani (JITUT), Jaringan Pembentukan panitia merupakan upaya untuk
Irigasi Tingkat Desa (Jides), serta membentuk struktur organisasi pelaksana yang akan
pemanfaatan lahansub-optimal, terutama menangani programprogram dan kegiatan dalam
lahan kering dan lahan rawa untuk pangan, peningkatan produksi tanaman pangan lokal
lahan gambut, dan lahan yang sudah dibuka 2) Dimensi Interpretasi
(sudah ada izin) dan/atau lahan terlantar. Hasil studi pustaka menunjukkan
5) Pengembangan Kawasan Rumah Pangan interpretasi dengan indikator: komitmen mengenai
Lestari (KRPL), pemanfaatan pekarangan keberhasilan program peningkatan produksi
yang ramah lingkungan untuk pemenuhan tanaman pangan lokal, kejelasan program,
kebutuhan pangan dan gizi keluarga, serta konsistensi pelaksanaan program, dan penyusunan
peningkatan pendapatan dan kesejahteraan prioritas program peningkatan produksi tanaman
petani melalui partisipasi masyarakat. pangan lokal. Hasil penelitian dimensi interpretasi
6) Perlindungan, proteksi, dan bantuan bagi ini memperjelas bahwa interpretasi suatu kebijakan
petani, seperti, subsidi, asuransi, modal, berperanan terhadap implementasi kebijakan publik.
Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan Artinya, semakin baik interpretasi yang dilakukan
(PUAP). oleh aparatur maka akan semakin efektif pula
peningkatan produksi tanaman pangan lokal di
Implementasi Kebijakan Peningkatan Produksi provinsi NTT. Kebutuhan utama bagi efektivitas
Tanaman Lokal pelaksanaan kebijakan adalah bahwa implementor
1) Dimensi Organisasi harus mengetahui secara jelas apa yang seharusnya
Dimensi organisasi dalam implementasi dilakukan. Jika kebijakan ingin dilaksanakan
kebijakan peningkatan produksi tanaman lokal dengan tepat, arahan dan petunjuk pelaksanaan
belum dilaksanakan secara optimal. Sejumlah tidak hanya diterima tetapi juga harus jelas.
indikator dipakai untuk mengukurnya adalah Ketidakjelasan mengenai apa yang seharusnya
pembentukan panitia kerja, kewenangan yang cukup dilakukan implementor menyebabkan kebingungan
bagi implementor kebijakan, kejelasan standar baginya, sehingga pada akhirnya mereka bertindak
kebijakan dan prosedur dalam implementasi, dan berbeda dengan pandangan dari atasannya.
ada tidaknya overlapping tugas-tugas unit kerja 3) Dimensi Aplikasi
yang terlibat dalam implementasi kebijakan. Hasil penelitian menunjukkan aplikasi
Berdasarkan dimensi organisasi memperjelas bahwa dengan indikator: ketersediaan personil,
ketersediaan anggaran, ketersediaan sarana dan unprecedented seasonal heat. Science,
prasaraana, pengidentifikasian penggunaan lahan, 323(5911), 240-244.
dan penilaian atas keberhasilan program. Hasil Bloom, A. J., Burger, M., Asensio, J. S. R., &
penelitian dimensi aplikasi ini memberi kejelasan Cousins, A. B. (2013). Carbon dioxide
bahwa aplikasi sangat berperanan penting dalam enrichment inhibits nitrate assimilation in
implementasi kebijakan. Artinya, semakin baik wheat and Arabidopsis. Science, 328(5980),
aplikasi maka akan semakin efektif peningkatan 899-903.
produksi tanaman pangan lokal .Sehubungan Easterling, D. R., Parmesan, G. A., Changnon, C.,
dengan aplikasi ini, aparatur dituntut untuk Karl, S. A., & Mearns, L. O. (2000). Climate
menerapkan kebijakan dengan cara menyediakan extremes: observations, modeling, and
barang dan jasa. Dengan adanya pengerahan segala impacts. Science, 289(5487), 2068-2074.
sumber daya diharapkan akan muncul respon dari FAO, F. (2016). The State of Food and Agriculture,
kelompok sasaran, apakah menerima atau menolak Climate Change, Agriculture and Food
implementasi dan hasil kebijakan tersebut. Security. Rome.
Gutierrez, A. P., Ponti, L., d’Oultremont, T., &
KESIMPULAN Ellis, C. K. (2008). Climate change effects
Perubahan iklim bervariasi mulai garap on poikilotherm tritrophic interactions.
musim penghujan dan awal musim kemarau Climatic change, 87(1), 167-192.
mengalami kemunduran serta perbandingan waktu Hansen, J., Sato, M., & Ruedy, R. (2012).
musim penghujan lebih panjang dibandingkan Perception of Climate Change. In
dengan musim kemarau. Perubahan iklim juga Proceedings of the National Academy of
memberikan dampak pada ketahanan pangan, Sciences of the United States of America,
walaupun perubahan iklim bukan satu-satunya (E2415–E2423).
faktor yang berpengaruh terhadap ketahanan Harini, R., & Nurjani, E. (2014). Pemanfaatan
pangan. Perubahan iklim memberikan pengaruh Sistem Informasi Geografi Dalam Mengkaji
yang signifikan terhadap ketahanan pangan. Dampak perbahan Iklim Terhadap produksi
dan produktivitas pertanian DIY.
DAFTAR PUSTAKA Proceeding Seminar Nasional 15 November
Antón, J., Kimura, A. S., & Lankoski, J. (2013). 2014 Sekolah Vokasi Universitas Gadjah
Agricultural risk management policies under Mada.
climate uncertainty. Global environmental Mbow, C., Van Noordwijk, M., Luedeling, E.,
change, 23(6), 1726-1736. Neufeldt, H., Minang, P. A., & Kowero, G.
Battisti, D. S., & Naylor, R. L. (2009). Historical (2014). Agroforestry solutions to address
warnings of future food insecurity with food security and climate change challenges
in Africa. Current Opinion in Lembaran Negara Republik Indonesia tahun
Environmental Sustainability, 6, 61-67. 2012 nomor 227. Jakarta; 2012
NEC, N. (2011). Second national communication to Perdinan, P., Atmaja, T., Adi, R. F., & Estiningtyas,
the UNFCCC. Thimphu: National W. (2018). Adaptasi perubahan iklim dan
Environment Commission (NEC), Ministry ketahanan pangan: telaah inisiatif dan
of Agriculture, Royal Government of kebijakan. Jurnal Hukum Lingkungan
Bhutan. Indonesia, 5(1), 60-87.
Noiret, B. (2016). Food Security in a Changing Ramadhan, A., Prawita, K., Izzudin, M. A., &
Climate: A Plea for Ambitious Action and Amandha, G. (2021). Analisis strategi dan
Inclusive Development. Development, 59, klasterisasi ketahanan pangan nasional
237-242. dalam menghadapi pandemi covid-19.
Pesik, C. S., & Katiandagho, T. M. (2016). tanian Teknologi Pangan: Media Informasi dan
Ke Sektor Non Pertanian Di Kecamatan Komunikasi Ilmiah Teknologi Pertanian,
Kalawat, Kabupaten Minahasa Utara. Agri- 12(1), 110-122.
SosioEkonomi Unsrat, 3A, 67-80. Miyasto, M. (2014). Strategi Ketahanan Pangan
Rahmasari, L. (2011). Strategi Adaptasi Perubahan Nasional guna Meningkatkan Kemandirian
Iklim Bagi Masyarakat Pesisir. Jurnal Sains dan Daya Saing Ekonomi dalam Rangka
dan Teknologi Maritim. Ketahanan Nasional. Jurnal Lemhannas RI,
Weldearegay, S. K., & Tedla, D. G. (2018). Impact 2(1), 17-34.
of Climate Variability on Household Food Kartasapoetra, A. G, dkk. 2012. Klimatologi:
Availability in Tigray Ethiopia. Agriculture Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan
& Food Security, 7(6), 7-8. Tanaman. Jakarta: Bumi Aksara
Zougmore, R., Partey, S., Ouedraogo, M., Gambril, Eileen., & Gibbs, Leonard. (2009).
Omitoyin, B., Thomas, T., Ayantunde, A., Critical thinking for helping professionals: a
Ericksen, P., Said, M., & Jalloh, A. (2016). skill-based workbook third edition. New
Toward climate-smart agriculture in West York: Oxford University Press
Africa: a review of climate change impacts, Harvian, K. A., & Yuhan, R. J. (2020). Kajian
adaptation strategies and policy Perubahan Iklim Terhadap Ketahanan
developments for the livestock, fishery and Pangan. In Seminar Nasional Official
crop production sectors. Agriculture & Statistics (Vol. 2020, No. 1, pp. 1052-1061).
Food Scurity, 5(26). https:// Hadi, A., Rusli, B., & Alexandri, M. B. (2020).
doi.org/10.1186/s40066-016-0075-3 Dampak Undang-Undang Nomor 12
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tentang Pangan Terhadap Ketahanan
Tahun 2012. Pangan. 17 November 2012. Pangan Indonesia. Responsive, 2(3), 122.
https://doi.org/10.24198/responsive.v2i3.260 PUPR. (2011, september 29). Ketahanan Pangan
85 Untuk Kesejahteraan Masyarakat Dan
Petani. Retrieved from pu.go.id:
Website : https://pu.go.id/berita/ketahanan-pangan-
administrator. (2023, april 17). Perubahan Iklim untuk-kesejahteraan-masyarakat-dan-
Indonesia 19 Tahun Terakhir. Retrieved petani#:~:text=Ketahanan%20pangan
from %20merupakan%20suatu%20kondisi,aman
indonesia.go.id:https://indonesia.go.id/kateg %2C%20merata%2C%20dan%20terjangkau
ori/editorial/7008/perubahan-iklim- Ahdiat, A. (2022, maret 22). Ketahanan Pangan
indonesia-19-tahun-terakhir? Indonesia Melemah pada 2021. Retrieved
lang=1#:~:text=Berdasarkan%20data from
%20hasil%20kajian%20tim,yaitu%20sejak https://databoks.katadata.co.id/:https://datab
%202001%20hingga%2020 oks.katadata.co.id/datapublish/2022/03/22/
administrator. (2023, mei 23). BMKG: Empat ketahanan-pangan-indonesia-melemah-pada-
wilayah di NTT berstatus siaga bencana 2021
kekeringan.antarnews.com:https://www.anta IESR. (2011, november 29). Konferensi PBB
ranews.com/berita/3551985/bmkg-empat- Mengenai Perubahan Iklim di Durban.
wilayah-di-ntt-berstatus-siaga-bencana- Retrieved from https://iesr.or.id/:
kekeringan#mobile-src https://iesr.or.id/konferensi-pbb-mengenai-
perubahan-iklim-di-durban.

Anda mungkin juga menyukai