Bab 1
Bab 1
PENDAHULUAN
Karya sastra berbagai macam yang kita ketahui mulai dari cerpen, puisi,
drama, roman, hikayat dan novel. Penulis pada penelitian kesempatan kali ini
membatasi pada karya sastra novel. Salah satu pendekatan analisis berupa novel
menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Novel juga dapat membawa pembaca
kedalam dunianya seolah-olah pembaca dapat tahu betul bagaimana keadaan yang
diceritakan disebuah novel yang dibacanya. Hal ini sejalan dengan Nurgiyantoro
(2013:288) bahwa novel keadaanya lebih panjang yang karenanya dapat bercerita
banyak. Novel dapat menghadirkan tokoh yang lebih banyak, walau tentu tetap
ada yang menjadi fokus, lengkap dengan karakternya baik yang bersifat statis
maupun berkembang. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugihastuti (2016:44) yang
menyatakan bahwa novel sebagai salah satu bentuk cerita rekaan, merupakan
Menurut Ardesya (2020:88) bahwa bentuk sastra ini paling banyak beredar
karena daya komunikasinya yang luas di masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya novel-novel baru yang diterbitkan. Pada masa sekarang ini telah
banyak lahir para pengarang, baik pengarang perempuan maupun laki-laki amat
1
kreatif dalam menulis novel yang selalu dapat mengekspresikan karya dalam
menulis cerita karyanya melalui aplikasi yaitu Wattpad, semua orang dapat
berkarya melalui aplikasi tersebut. Jika telah banyak dibaca, besar kemungkinan
kata Latin, yaitu femina yang berarti memiliki sifat keperempuanan. Feminisme
laki di masyarakat. Secara lebih luas dapat digambarkan feminisme adalah sebuah
dunia.
kaum laki-laki, baik dalam bidang politik dan ekonimi, maupun gerakan sosial
budaya pada umumnya. Hal ini sejalan dengan pendapat sikana (2005:279),
sama dengan lelaki dan meminta hak-hak yang telah lama dipinggirkan oleh
sejarah”.
2
Perempuan banyak mencurahkan isi hatinya melalui novel. Hal ini sejalan
dengan Endraswara (2013:167) bahwa Selain itu kita harus tahu di mana
Novel Sepasang Luka yang Berakhir Duka karya Ameylia Falensia adalah
novel yang diterbitkan oleh Loveable yang terdiri dari 278 halaman. Novel ini
untuk sempurna oleh orang tuanya. Ia dituntut untuk selalu mendapat nilai yang
sempurna, jika tidak maka dia akan di siksa oleh orang tuanya. Lengkara juga
janda yang memiliki anak satu. Ternyata, saudara tirinya sekelas dengan Lengkara
tirinya tersebut. Lengkara merasa tidak adil diperlakukan oleh Ayahnya. Lengkara
merasa, tidak ada lagi yang berdiri di sampingnya. Ia sendirian menghadapi hidup.
Keluarga, sahabat, bahkan sampai Masnaka kekasihnya satu per satu pergi dan
meninggalkan Lengkara itu sendirian. Terlebih dengan kehadiran Nilam, adik tiri
3
Kritik feminisme yang dilakukan penulis untuk menganalisis novel
Sepasang Luka yang Berakhir Duka karya Ameylia Falensia menggunakan teori
dari mana Sikana dalam Teori Sastera Kontemporari, teori ini menjelaskan aspek-
aspek analisis yaitu aspek biologi, aspek psikologi, dan aspek sosial. Munculnya
fenomena kritik feminisme ini dapat dilihatkan dari segi aspek psikologi dan
aspek sosial pada novel. Aspek psikologi sangat penting digunakan untuk
karya sastra bagai menerangkan aksi atau reaksi seseorang watak yang sukar
dirama atau dijangka kan tindak-tanduknya. Terdapat dua cabang psikologi dalam
yang terdapat dalam sebuah karya sastra, Salah satunya yaitu drama, cerpen,
sosialnya. Secara garis besar novel ini juga mendapatkan berbagai peranan
dikehidupan sosialnya tugas kinan sebagai seorang anak, seorang kekasih dari
pacarnya dan seorang siswa didalam komunikasi. Novel Sepasang Luka yang
Berakhir Duka karya Ameylia Falensia ini banyak terdapat aspek feminisme
antara lain Aspek sosial (proses sosialisasi, tugas sosial dan kelas sosial). Jadi
itulah alasan mengapa penulis menganalisis novel ini tentunya terdapat banyak
feminisme dalam novel ini sesusai dengan metode yang digunakan penulis untuk
menganalisis novel Sepasang Luka yang Berakhir Duka karya Ameylia Falensia.
4
Salah satu aspek sosial yaitu proses sosialisasi, menurut Sikana (2005:295)
“proses sosialisasi adalah proses pembelajaran formal atau tidak formal yang
dialami oleh semua individu dari kecil sampai ke tua”. Proses sosialisasi ini
Dari kutipan di atas dapat diketahui proses sosialisasi tokoh wanita dalam
novel. Lengara yang awalnya memiliki kehidupan yang damai, tetapi semenjak
ayahnya menikah dengan Sonya yaitu ibunya Nilam. Kehidupan Lengkara selalu
sekolah, bahkan hingga pacarnya. Semua disebabkan oleh Nilam dan Papanya
Aspek sosial wanita kelas sosial, kelas sosial mereka yang dapat dikenal
berdasarkan kriteria tertentu. Membagikan kaum wanita kepada dua kelas sosial,
yaitu kelas pekerja dan kelas tidak bekerja. Masyarakat melayu juga tidak
terkecuali dalam kriteria ini karena memang ada wanita yang berada pada kategori
kelas bawahan, menengah dan atas. Kedudukan Lengkara sebagai kelas bawah
5
”Tapi bokap lo berlebihan kalau harus menuntut lo seratus di tiap
pelajaran. Mulai dari tugas harian, tugas kelompok, ulangan harian,
semua-semuanya pokoknya.” Lengkara kembali menantap sahabat yang
duduk di sebelahnya itu.
Dari kutipan di atas dapat dilihat kelas sosial tokoh wanita pada novel
Sepasang Luka yang Berakhir Duka, kedudukan kelas sosial Lengkara berada di
kelas bawah. Lengkara seorang anak yang hidup dibawah tekanan orang tuanya
dan itu membuat ia merasa sulit untuk hidup. Ia selalu dituntut untuk
mendapatkan nilai semupurna di sekolah jika nilai rendah maka hal yang
Selanjutnya, aspek sosial wanita tugas sosial. Seorang wanita yang sudah
untuk menjamin kebahagiaan dalam rumah tangga. Jika ia sudah memiliki anak
tugas wanita tidak hanya sebagai istri melainkan juga sebagai seorang ibu untuk
Tugas seorang ibu bertukra pula menjadi seorang nenek apa bila anaknya yang
berumah tangga mulai melahirkan anak. Kedudukan kinan sebagai tugas sosial
sebagai seorang ibu dapat diketahui dari kutipan berikut. Falensia (2021:21)
6
Dari kutipan di atas dapat dilihat tugas sosial tokoh wanita yakni Nina
sebagai tugas seorang ibu. Tugas sosial yang dimaksud adalah seseorang yang
dapat bertanggung jawab sebagimana perannya. Contoh dari kutipan diatas NiNA
Sebagai seorang ibu, Nina berusaha mencari guru les untuk anaknya agar
mendapatkan nilai bagus agar dapat diperlihatkan ke Papanya. Niat Nina ingin
dengan judul “Kajian Feminisme Aspek Sosial Novel Sepasang Luka yang
judul ini yaitu, (1) karena sosok perempuan di novel ini menarik untuk diteliti dari
perspektif kritik sastra, yaitu kritik sastra yang menumpukkan perhatian pada
tokoh perempuan yang sangat sulit dimengerti oleh setiap akal manusia. (2) dalam
novel ini terdapat unsur feminisme yang menarik untuk dikaji karena
7
1.2 Fokus Masalah
psikologi dan aspek sosial. Penelitian yang berjudul “Kajian Feminisme Aspek
Sosial Novel Sepasang Luka yang Berakhir Duka karya Ameylia Falensia”
sosialisasi, tugas sosial dan kelas sosial. Seperti halnya Sikana (2005:295) berikut
adalah di antara beberapa aspek sosial wanita yang dikenal pasti boleh digarap
dalam karya. Ia boleh dibahagikan kepada proses sosialisasinya, tugas sosial serta
1.3.2 Bagimanakah tugas sosial yang terdapat dalam Novel Sepasang Luka
1.3.3 Bagaimanakah kelas sosial yang terdapat dalam Novel Sepasang Luka
8
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Proses sosialisasi yang terdapat dalam novel Novel Sepasang Luka yang
1.4.2 Tugas sosial yang terdapat dalam Novel Sepasang Luka yang Berakhir
1.4.3 Kelas sosial yang terdapat dalam Novel Sepasang Luka yang Berakhir
Penelitian dalam novel Novel Sepasang Luka yang Berakhir Duka karya
Ameylia Falensia ini memiliki manfaat baik secara teoritis maupun praktis
sebagai berikut.
Manfaat secara teoritis dari novel Novel Sepasang Luka yang Berakhir
agar memperkaya teori sastra secara teknik analisis terhadap karya sastra
9
1.5.2 Manfaat Praktis
aspek feminisme.
pembaca yaitu tentang “Kajian Feminisme Aspek Sosial Novel Sepasang Luka
1.6.1 Novel bersifat naratif, artinya ia lebih bersifat “bercerita” dari pada
sesungguhnya sehingga pembaca bisa lupa bahwa apa yang kita saksikan
tentang tokoh dan latar tidak disuguhkan secara langsung, tetapi melalui
bantuan teknik cerita atau narasi tertentu (Aziez dan Hasim, 2010:3)
10
1.6.2 Feminisme adalah perjuangan kaum perempuan untuk mendapatkan status
yang sama dengan lelaki dan meminta hak-hak yang telah lama
1.6.3 Aspek Sosial yaitu aspek yang menitikberatkan khususnya oleh golongan
1.6.4 Proses sosialisasi ialah proses pembelajaran formal atau tidak formal yang
dialami oleh semua individu dari kecil sampai tua. Melalui proses ini,
masyarakat dan dari sini terbitlah pendapat dan buah fikiran. Selain proses
sosialisasi, peranan wanita juga berbeda yang meliputi tugas sebagai anak
gadis, dara, seorang ibu, isteri, nenek dan seorang janda (Sikana,
2005:296)
dalam rumah tangga walaupun suaminya juga tidak krkecuali dalam aspek
ini. Tugas sosial ibu bertukar pula menjadi seorang nenek apabila anaknya
1.6.6 Kelas sosial yang dapat dikenal berdasarkan kriteria tertentu. Di Barat,
11
menengah dan atas. Mereka yang membahagiakan kaum wanita kepada
dua kelas sosial yaitu kelas pekerja dan tidak pekerja. (Sikana, 2005:296)
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
yang Berakhir Duka karya Ameylia Falensia ini menggunakan teori yang
dikemukakan oleh para ahli yang terkait di bidang feminism yang dikemukakan
2.1.1 Feminisme
Teori feminisme termasuk salah satu teori yang amat penting dan
salah satu teori yang baru dan mengandung konsep feminis. Sikana (2005:297)
mendapat status yang sama dengan lelaki dan meminta hak-hak yang telah lama
perbedaan konsep ini perlu dipahami. Konsep dasar pendekatan ini ialah feminis,
female, dan feminin. Feminis diartikan sebagai isu dan kedudukan politik,
diciptakan berbeda antara perempuan dan laki-laki, karenanya karya sastra yang
13
dihasilkanpun berbeda. Tujuan dari feminisme adalah meningkatkan kedudukan
dan derajat perempuan agar sama atau sejajar dengan kedudukan derajat laki-laki.
Menurut Ratna (2010:184) dalam pengertian luas feminisme adalah gerakan kaum
dan direndahkan oleh kebudayaan dominan, baik dalam bidang politik dan
atau ibu, di dalam suatu masyarakat tradisional dia akan dipandang menepati
kedudukan yang inferior atau lebih rendah dari pada kedudukan laki-laki, karena
tradisi menghendaki dia berperan sebagai orang yang hanya mengurus rumah
tangga dan tidak layak mencari nafkah sendiri. Nilai-nilai inilah yang menjadi
penyebab utama kedudukan dan derajat kaum wanita menjadi rendah. Nilai-nilai
a) Aspek biologi, yaitu kaum lelaki selalu memandang biologi wanita hanya
dengan bahan tontonan, alat penglahiran anak dan alat pemuas nafsu. Di
dalam aspek biologi ini, ciri-ciri penting wanita jarang disentuh oleh
seorang wanita yang dapat memikat hati seorang lelaki. Sedangkan penulis
14
menyerang kaum wanita seperti buah dada, kelamin, dan hal-hal yang
lelaki dan sosial kaum wanita apabila dicerminkan ke dalam sebuah karya.
menitikberatkan khususnya pada perbedaan antara sosial kaum laki-laki dan sosial
kaum wanita. Beberapa aspek sosial terbagi menjadi tiga bagian yaitu, proses
proses sosialisasi ialah proses pembelajaran formal atau tidak formal yang
dialami oleh semua individu dari kecil sampai tua. Maka dari itu
15
membedakan citra seorang wanita. Didikan juga dapat membedakan
proses sosialisasi tokoh wanita dalam novel. Dewi Ayu yang memiliki
Dewi Ayu yang ceplas ceplos mampu mencairkan suasana walau dalam
keadaan menyedihkan.
16
menjamin kebahagiaan dalam rumah tangga walaupun suaminya juga
tidak terkecuali dalam aspek ini. Tidak hanya dalam berumah tangga tugas
yang mengatur semua pola tingkah laku, terjadi kontinuitas dalam waktu.
untuk mengaji. Sebagai seorang ibu kita tidak hanya ingin memiliki anak
yang cuman pintar saja tetapi kita juga ingin memiliki anak yang soleh
17
2.1.2.3 Kelas Sosial
Aspek sosial wanita yang terakhir ialah kelas sosial yang memiliki
kriteria tertentu, seperti kelas bawahan, menengah dan atas. Sama halnya
terbagi menjadi dua kelas sosial yaitu kelas sosial berkerja dan tidak
seorang wanita dalam kelas sosial. Penetapan kelas sosial biasanya dibagi
atas dasar jenis kelamin, ras, jenis pekerjaan, dan sebagainya. Sependapat
dengan Soekanto dan Budi (2015:105) kelompok sosial adalah atas dasar
18
“Jika Tuhan mencurinya?”
“Aku akan kembali padamu jadi pelacur, untuk bayar hutangku.”
(Kurniawan: 2016:101)
Dari kutipan relevan dalam novel Cinta Itu Luka, kedudukan kelas
sosial Dewi Ayu berada di kelas terendah. Sebagai kelas yang tidak
keegoan dari sifatnay ia akhirnya terjerat dalam dunia gelap dan harus rela
2016 berjudul “Analisis Feminisme dalam Novel Ibuk karya Setyawan”, Fakultas
bagaimana aspek feminisme yang terdapat dalam novel Ibuk karya Setyawan?
Teori yang ia gunakan adalah teori Gazali (1980), Ahmadi (2003), Sikana (2005),
Lubis (2009), Shaleh (2009), Sujanto (2012). Metode yang digunakan dalam
menyimpulkan bahwa pemikiran Tinah (Ibuk) yang berusaha menjadi lebih baik,
19
feminisme pada tokoh perempuan dalam novel. Sedangkan perbedaannya antara
penulis dan penelitian terdahulu terlihat pada novel dan masalah penelitiannya.
Penelitian relevan selanjutnya oleh Musrifah pada tahun 2018. Karya ini
dipublikasi pada jurnal Ilmiah Lingua Franca, Vol VI, No 1, Februari 2018.
perempuan dalam persamaan hak ekonomi pada novel sepenggal Bulan Untukmu
Hasil penelitian ini adalah bentuk perjuangan tokoh perempuan pada novel
meliputi (1) hak dalam bidang pendidikan berupa perjuangan utuk memperoleh
berpendapat, hak milik, dan hak berorganisasi (3) hak dalam memperoleh
kesejahteraan dengan cara ikut adil dalam berekonomian. Penelitian ini sama-
sama meneliti mengenai feminisme. Perbedaanya ialah objek yang diteliti dan
masalahnya.
20
Penelitian relevan selanjutnya oleh Alfian Rokhmansyah, dkk dengan
karya Sundari Mardjuki” dalam jurnal Ilmu Budaya, Vol 2, No 2, April 2018.
Masalah yang ditelitinya adalah mengenai (1) Analisis Ketidakadilan Gender pada
(2013), Djajanegara (2000), Fakih (2013), Mardjuki (2016). Hasil dari jurnal yang
ditulis Alfian Rokhmansya yaitu (1) Bentuk ketidakadilan Gender dalam Tokoh
Perempuan dalam novel Genduk karya Sundari Mardjuki adalah: ketidak adilan
terlahir sebagai keluarga kurang mampu karena kelaurga yang tidak mempunyai
mengusing Yung dari rumah dan menghapus dari kartu keluarga Dulmukti dan ia
sedikitpun tidak mendapatkan hak harta warisan dari kelaarga ayahnya, sehingga
dialami oleh Genduk yaitu disaat Kaduk melecehkan atau merendahkan Genduk
penyebab ketidakadilan Gender pada Yung adalah disaat Yung tidak bisa
mendapatkan restu dari orang tuanya untuk menikah dengan lelaki pilihanya,
21
permata. Penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian yang dilakukan Alfian
dalam Novel Jeda dalam Koma karya Padma Alina” Skripsi FKIP Universitas
Islam Riau tahun 2020. Masalah yang ditelitinya adalah (1) Bagaimana analisis
feminisme aspek biologi dalam novel Jeda dalam Koma karya Padma Alina?
(2) Bagaimana analisis feminisme aspek pisikologi dalam novel Jeda dalam
Koma karya Padma Alina? (3) Bagaimana analisis feminisme aspek sosial dalam
novel Jeda dalam Koma karya Padma Alina? Dewi Ratna sari menggunakan teori
Sikana (2005). Hasil skripsi yang diteliti oleh Dewi Ratna Sari adalah (1)
menganalisis dan mendeskripsikan aspek biologi dalam novel Jeda dalam Koma
karya Padma Alina. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif tanpa
yang dilaakukan Dewi Ratna Sari aspek biologi yang terdapat peda penelitiannya
dan suka mengumbar kulit putihnya dengan memakai baju terbuka. Sedangkan
dalam aspek psikologi terlihat dari pemikiran watak (tokoh) wanita dari emosi
Rifka yang kesal terhadap Vino karena dia merasa tidak dihargai sebagai kekasih.
Rifka berfikir bahwa Vino tidak memikirkan perasaannya karena sudah empat
hari Vino tidak memberi kabar dan menemuinya. Aspek yang terakhir yaitu aspek
22
sosial salah satunya yaitu dari tokoh Rifka terlihat sedang megerjakan kewajiban
perbedaan dalam penelitian yang dilakukan oleh Dewi Ratna Sari, persamaannya
Feminisme dalam Novel Cinta 2 kodi karya Asma Nadia” dalam jurnal Kredo:
Ilmiah Bahasa dan Sastra tahun 2021 No. 2 Vol.3, PBSI FKIP Universitas PGRI
dalam novel Cnta 2 Kodi karya Asma Nadia menunjukkan bahwa perempuan
mampu memiliki pekerjaan layaknya seperti laki-laki. Hal ini disebabkan karena
anggapan masyarakat bahwa kaum laki-laki adalah pencari nafkah untuk istri dan
rumah, mencuci baju, masak, merawat anak dan kewajiban melayani suami
23
2.3 Kerangka Konseptual
peneliti bukan hanya sekedar memfokuskan pada variabel penelitian saja tetapi
harus menghubungkan juga dengan konsep penelitian dalam kerangka yang lebih
luas lagi. Oleh karena itu, pada setiap penyusunan paradigma penelitian
Feminisme
1. Proses Sosial
2. Tugas Sosial
3. Kelas sosial
aspek sosial dalam novel Sepasang Luka yang Berakhir Duka karya Ameylia
24
Falensia. Penulis meneliti tiga aspek yang meliputi (1) proses sosialisasi, (2) tugas
sosial, dan (3) kelas sosial dalam novel Sepasang Luka yang Berakhir Duka karya
Ameylia Falensia.
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
pada makna dan pemahaman dari dalam, penalaran, definisi suatu situasi tertentu,
Pendekatan kulitatif ini lebih baik jika dilakukan dengan objek yang kecil atau
relatif terbatas, sebab pendekatan ini digambarkan dengan jelas segala sesuatu
(library research), maksudnya penulis mencari data kepustakaan baik itu dari
buku teori kesusatraan, buku sastra (novel) maupun buku non sastra yang
dijadikan rujuan atau teori yang relevan berhubungan dengan watak tokoh.
sehingga peneliti memperoleh data dan informasi tentang objek telitian lewat
26
menyatakan bahwa jenis penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara
(2012:30) penelitian deskriptif artinya data terurai dalam bentuk kata-kata atau
3.2.1 Data
Data pada penelitian ini adalah frasa, klausa, kata dan paragraf yang
mengandung feminisme dalam aspek sosial (proses sosialisasi, kelas sosial dan
tugas sosial) dalam novel Sepasang Luka yang Berakhir Duka karya Ameylia
Falensia.
Sumber data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah Novel
Sepasang Luka yang Berakhir Duka karya Ameylia Falensia. Novel ini
diterbitkan pada bulan Agustus 2021 (cetakan kedua) oleh Loveable. Novel
27
dengan tebal 278 halaman ini merupakan sastra fiksi. Data penelitian ini berupa
sosial.
hermeneutik dalam penelitian ini adalah untuk mempelajari naskah maupun kajian
sastra yang menelaah novel. Teknik ini diterapkan dengan cara (1) membaca
novel Sepasang Luka yang Berakhir Duka karya Ameylia Falensia berulang kali,
(2) mencatat hal-hal yang berkaitan dengan masalah penelitian yang berkaitan
dengan masalah yang diteliti setiap kali membaca novel Sepasang Luka yang
Berakhir Duka karya Ameylia Falensia, (3) catatan-catatan yang telah diperoleh
dibaca ulang dan disimpulkan sebagai data yang berkaitan dengan masalah
penelitian.
penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru dan sahih data
sebagai berikut:
28
3.4.1 Mengelompokkan data secara keseluruahan pada novel Sepasang Luka
3.4.2 Menganalisi novel Sepasang Luka yang Berakhir Duka karya Ameylia
relevan
Uji keabsahan data perlu sekali dilakukan agar data dalam penelitian dapat
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau
sebagai perbandingan terhadap data itu. Penelitian ini akan dilakukan triangulasi
dengan teori, sejalan dengan yang dikemukakan oleh lincoin dan Guba (dalam
derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori. Agar terjaga keobjektivitasan
29
1. Memerlukan teori (penjelasan) perbandingan sebagai upaya pengecekan aspek
sosial yang meliputi proses sosialisasi, tugas sosial, dan kelas sosial tokoh
dilakukan.
30
BAB IV
sosial dalam novel Sepasang Luka yang Berakhir Duka karya Ameylia Falensia
yang meliputi proses sosialisasi, tugas sosial dan kelas sosial. Berikut penelitian
memaparkan deskripsi dari novel Sepasang Luka yang Berakhir Duka karya
Ameylia Falensia.
Tabel 1 Deskripsi Data Aspek Sosial dalam Novel Sepasang Luka yang
Aspek Sosial
Data
No
Proses Tugas Kelas
Sosialisasi Sosial Sosial
1. Semenjak papanya menikah lagi dengan ibu ✓
Nilam, satu per satu masalah terus
berdatangan menghampiri dirinya, mulai
dari masalah keluarga, sekolah, bahkan
hingga pacarnya. “Gue gak kenapa-kenapa,
Prima.” Lengkara mencoba tersenyum tipis,
upaya agar terhindar dari recokan Prima.
“Gue paling Cuma butuh istirahat dikit gara-
gara sekarang kebanyakan begadang untuk
belajar.”. (Falensia, 2021:13)
2. ”Tapi bokap lo berlebihan kalau harus ✓
menuntut lo seratus di tiap pelajaran. Mulai
dari tugas harian, tugas kelompok, ulangan
harian, semua-semuanya pokoknya.”
31
Lengkara kembali menantap sahabat yang
duduk di sebelahnya itu. “Gue yakin, gue
bisa dapetin nilai sempurna kalau berusaha
lebih keras lagi,” ucapannya mencoba
meyakinkan dirinya sendiri.. (Falensia,
2021:13)
3. ”Nilai kayak gini gimana mau dipamerin ke ✓
papa kamu!” Nina menyodorkan kertas
ulangan Fisika. Bertuliskan nilai 75 dengan
keterangan tuntas ke Lengkara, lalu
menggosokkannya kasar ke wajah gadis itu.
“Kamu mau kita diinjak-injak sama keluarga
baru papa kamu itu!?” (Falensia, 2021:21)
32
7. Nina terdiam dengan air mata yang ✓
mengucur dari kedua matanya. “Bahkan
setelah ini, kara masih harus berhadapan
sama papa buat ngebahas nilai Kara yang
turun. Kara takut Ma... Kara takut besok
pagi badan Kara sakit karena kena pukul
papa.” Air mata gadis itu menunjukkan
seberapa tersiksanya ia selama ini. (Falensia,
2021:23)
8. ”Mama seharusnya ngedukung Kara!” ✓
Lengkara melempar tas yang sedari tadi ia
peluk erat di depan tubuhnya ke lantai.
“Bukan malah ikutan nyiksa Kara kayak
gini!”.
“DIAM KAMU!”
Nina kembali melempar piring ke arah Kara,
dan lemparan kali ini tepat sasaran. Piring
itu mengenai wajah Kara, sebelum akhirnya
jatuh ke lantai dan pecah. Rasa sakit
menjalar di wajah gaids itu, terutama di
bagain tulang pipi kirinya. (Falensia,
2021:23)
9. “Gue buat salah dikit, udah dimaki-maki, ✓
dipukul, dilempari barang.” Lengkara
tersenyum pahit. “Gak kayak lo, mau buat
kesalahan sebesar apa pun pasti bakal
dimaklumin.” Aslan menatap ragu
Lengkara. “Perasaan lo doang, kar.”
”Lo tau Mama dan Papa keras sama gue,
kak.” Lengkara menggeleng. “Gue salah
dikit, gue bakal habis. Gak sama kayak lo.
Gue ada Nilam sebagai pembanding. Kalah
dikit dari dia, kelar hidup gue.” Aslan
terdiam sejenak melihat ucapan adiknya itu.
(Falensia, 2021:24)
10. Gadis itu menepuk kedua pundak Aslan ✓
pelan. “Lo gak usah takut, gue bakal minta
maaf kok, sama mama.” Mengakhiri
ucapannya, gadis itu berjalan keluar dapur.
Namun langkahnya tiba-tiba terhenti. Ia
kembali menghadap ke Aslan dan menunjuk
pecahan beling yang tersebar di lantai. “Lo
gak usah bersihin lantainya, nanti gue yang
bersihin. Sekarang gue mau bersihin badan
gue dulu.” (Falensia, 2021:25)
33
11. Langkah laki-laki itu terhenti saat sampai di ✓
depan kamar. Ia melirik ke beberapa pekerja
dirumahnya yang ada di sana dan
menguping pertengkaran tadi. “bawa
barang-barang kara ke kamar saya”
(Falensia, 2021:29)
12. Lengkara memiliki ketakutan saat tidur ✓
sendiri. Dulu, ketika ia mencoba tidur di
kamar tanpa Aslan, Erik dan Nina tidak
pernah absen datang ke kamar hanya untuk
sekedar membangunkannya untuk belajar.
Mulai dari menarik tangannya paksa, sampai
mengguyur air ke wajahnya langsung ketika
gadis itu baru saja beristirahat. Maka dari itu
ketika tidur dalam pelukan Aslan, gadis itu
akan merasa nyaman dan sangat aman.
(Falensia, 2021:31)
13. Lengkara menatap Nilam yang sedari tadi ✓
memberikan tatapan remeh kearahnya.
“Ternyata selain nyokap lo, lo juga tukang
rebut milik orang lain ya nil?” Tatapan
meremehkan milik Nilam seketika berubah
menjadi pelototan tajam. Tangan gadis itu
terkepal kuat di sisi tubuhnya. (Falensia,
2021:33)
14. Gadis itu mengambil piring dan gelas ✓
sendiri, lalu menatanya di atas meja makan.
Karena sering datang ke sini, sepertinya
sudah menjadi kebiasaannya bertindak
seperti itu. (Falensia, 2021:39)
15 Lengkara tanpa sadar menghela napas ✓
panjang setelah kepergian guru pembimbing
itu. Seleksi kali ini akan jadi pembuktian
terhadap kedua orang tuanya. Ia tidak boleh
menyia-nyiakan kesempatan kali ini. Ia
harus menang dari Nilam. Kalu ia berhasil
menghalahkan Nilam kali ini, maka Erik dan
Nina tidak akan menyiksanya lagi. Jadi, ia
harus lolos dengan cara apa pun. (Falensia,
2021:47)
16. “heh! Cabe-cabean ngapain lo?!” serang ✓
Nilam. Prima menatap Nilam tak percaya,
lalu kemudian tertawa keras. “Kalau gue
cabe-cabean lo apa sinting? Tante girang?”
(Falensia, 2021:48)
34
17. Mata Lengkara beralih menatap Nilam yang ✓
kini balas menatapnya datar. “kita lihat aja
nanti, apa sifat perebut milik nyokapnya itu
bakal turun ke dia juga.” Lengkara
tersenyum miring ketika melihat perubahan
raut wajah milik Nilam. (Falensia, 2021:48)
18. “Berita tentang kamu yang curang dengan ✓
membakar esai Nilam sudah tersebar.” Bu
Dinda berujar pelan. Api dilawan api tidak
akan pernah selesai. “Ibu menyayangkan
tindakan kamu, kara. Padahal tanpa curang,
ibu yakin kamu bisa lolos.” (Falensia,
2021:58)
19. “Abis gue!” Gadis itu berjalan cepat. Ia pun ✓
meremas rambutnya. “gue harus ngomong
apa sama papa?!” kali ini, Erik pasti tak
akan mempercayainya lagi, ia pasti akan
dipukul lagi, ia pasti akan dibiarkan dalam
kamar mandi lagi. (Falensia, 2021:59)
20. Tangan Sekala naik memperbaiki rambut ✓
Lengkara yang berantakan. “Gue gak tau
masalah lo apa, kar. Dan gue juga gak bakal
maksa lo cerita kalau hal ini emang berat
buat lo.”
“kalau lo butuh sesuatu, lo bisa ngandelin
gue,” lanut Skala, yang kini mengusap
lambut kepala gadis itu. “Gue cuman mau
bilang, selain Naka, lo juga punya gue.
(Falensia, 2021:59)
21. Tubuh Lengkara terhempas kuat ke lantai. ✓
Ketika Lengkara memasuki rumah sepulang
sekolah tadi, ia langsung saja diseret ke
ruang kerja Erik. Dapat dilihat kilatan
amarah dari mata pria paruh baya itu.
Lengkara hanya bisa meringis kesakitan
sambil memanggil pelan nama Aslan.
"Kak Aslan ...," panggil gadis itu lemah.
"KENAPA?!" Erik menggebrak meja
kerjanya, membuat buku yang berada di
sudut meja tersenggol dan jatuh ke lantai.
"Dari adik kamu saja,kamu kalah!" Pria
paruh baya itu berjalan mendekat ke arah
Lengkara setelah Setelah melempar tubuh
gadis itu ke lantai. “Apa yang bisa saya
banggakan dari kamu!? Tidak ada yang bisa
saya banggakan!” Erik menoyor kepala anak
35
perempuan itu. “TIDAK ADA
LENGKARA!” Tangannya begitu ringan
melayangkan pukulan kembali ke kepala
Lengkara. (Falensia, 2021:60)
22. Namun kali ini, gadis itu menepisnya kuat. ✓
“iya pa! Gak ada!” dengan wajah merah
padam. “gak ada yang bisa papa banggain
dari Kara, karena sampai kapan pun Kara
berusaha, sampai mana pun Kara berjuang,
itu semua gak akan pernah berharga di mata
papa! Semua medali dan penghargaan yang
Kara dapat gak pernah bisa bikin papa
puas!” (Falensia, 2021:60)
23. Bisa dirasakan air yang menggenang di ✓
pelupuk matanya setetes air mata kemudian
jatuh tanpa permisi. Namun, langsung ia
usap dengan kasar menggunakan punggung
tangannya. “Gak Kar, lo gak boleh nangis,”
ucap menguatkan diri. “lo gak boleh lemah.”
(Falanesia, 2021:61-62)
24. Tangan-tangan kecilnya gemetaran ✓
mencengkeram kuat sisi wastafel. “kalau lo
lemah, para bajingan itu bakal nginjak-
nginjak lo lebih dari ini. Angkat kepala lo
dan buat para bajingan itu tunduk sama lo.”
Gadis itu menggeram marah. (Falensia,
2021:61)
25. Dinda kembali menghela napas pelan. ✓
“Kakak kamu sudah menjelaskan semuanya.
Kemarin, dia menyelidiki kasus ini”
Lengkara melirik ke arah kakaknya itu.
“yang membakar esai Nilam itu ternyata
bukan kamu”
“emang.” Lengkara memotong ucapannya.
“Kara,” tegus Aslan. Guru itu kembali
berbicara, “Asisten rumah tangga di rumah
kalian yang sudah dengan tidak sengaja
membakar esai Nilam yang tercecer di
depan teras rumah kalian” (Falensia,
2021:65)
26. Mata Lengkara mulai berkaca-kaca. “Emang ✓
lo gak nyadar apa yang lo buat itu bikin gue
sakit, ka? Lo yang ngebela dia lo yang selalu
percaya sama dia, lo yang selalu nomor
satuin dia. Itu membuat gue sakit, Ka. Gak
di rumah, gak di sekolah semua sama saja,
36
selalu Nilam.” (Falensia, 2021:70)
37
“dan itu ngebuat gue gila, Masnaka!”
Lengkara menarik kerah baju laki-laki itu.
(Falensia, 2021:114)
32. Afni menarik Masnaka masuk ke dalam ✓
pelukannya. Bisa ia rasakan betapa sedih
putranya saat ini. Pelukan itu membuat
pertahanan Masnaka runtuh. Air mata dan
rasa sesak yang sedari tadi ia tahan, kini
diluapkan begitu saja di bahu bundanya.
(Falensia, 2021:116)
33. “Bunda.... bantu kakak. Kakak sayang sama ✓
Kara.” Laki-laki itu merasa gila karena
ketidakberdayaannya. “Kamu sudah
berjuang, kak.” Afni menghapus air
matanya. “Bunda gak mau badan kamu
penuh luka untuk yang kesekian
kalinyagara-gara bodybuard papa Kara.”
(Falensia, 2021:117)
34. “Lo semua harus tau!” teriak gadis itu. Ia ✓
mengedarkan pandangannya ke sekeliling.
“seberapa busuknya saudari tiri gue ini!”
Lengkara kembali menatap tajam Nilam.
“Dia tinggal ngomong yang gak-gak ke
bokap gue, dan setelah itu gue bakal disiksa
habis-habisan sama bokap gue!” (Falensia,
2021:126)
35. “jelaskan semuanya kar. Ibu harap kamu ✓
jujur.” Lenkgara menaikan pandangannya
menatap mata bu Rani. “Bukan aku yang
ngedorong Nilam, dia loncat sendiri, Bu”
“Bohong!” seorang siswi datang menerobos
ke dalam ruang guru. Semua mata tertuju ke
arahnya. “saya ngelihat dengan mata kepala
saya sendiri kalau Kara yang ngedorong
Nilam dari lantai dua.” Ia adalah Triska,
teman kelas Lengkara. Anaknya teladan,
pendiam dan tidak memiliki banyak teman.
Lengkara menatap tak percaya ke gadis itu.
(Falensia, 2021:144)
36. Triska terdiam sejenak mendengar ancaman ✓
Lengkara. Gadis itu mengertakkan
gerahamnya, lalu mendengus geli. “cari
sampai lo dapat, kar. Gak ada yang bisa lo
buktiin karena emang lo pelakunnya.”
“Bukan gue bajingan!” sebuah tawa geli
terdengar di telinga Lengkara. Gadis itu
38
langsung terdiam. Dengan segera ia menoleh
ke sumber suara ke arah prima yang duduk
di antara Geo dan Deo. “maling mana mau
ngaku!” (Falensia, 2021:150)
39
40. “kamu dan Aslan baik-baik, ya, di rumah,” ✓
ucap Nina. Lengkara mengganguk-anggukan
kepalanya sebagai balasan. “Iya.” “Jangan
berantem, kalian, kan, saudara, saling jaga,
ya.” Lengkara kembali mengangguk
membuat air mata yang menggenag di
matanya kembali terjatuh. Nina pun
tersenyum. Ia menarik-menarik Lengkara
masuk dalam pelukannya. (Falensia,
2021:163)
41. Nina tersenyum senang mendengar jawaban ✓
Lengkara. “Wah, pintar anak Mama!” Ia
langsung menarik Lengkara masuk kembali
kedalam pelukkannya. “Pertahanin, ya,
Kara,” pinta wanita itu. “Iya, Kara akan
mempertahanin.” “Iya, harus wajib! Biar
papa kamu tahu kalau kamu lebih pantas
dibanding anak baru papa kamu itu.”
(Falensia, 2021:164)
42. “Kamu bakalan masuk di universitas usulan ✓
papa kamu, kan?” Aslan mengganguk pelan.
“Iya.” “Bagus.” Nina memeluk tubuh tegap
anaknya itu. “Kamu gak usah bantah
perkataan papa kamu, ya? Sekarang dia
satu-satunya yang bisa kita andalkan.” Nina
mengusap pelan punggung Aslan. “Kalau
kamu udah sukses, kamu bebas ngelakuin
apa yang kamu mau, sayang. Sekarang,
cukup ikutin semua apa yang papa kamu
mau.” (Falensia, 2021:201)
43. Ketika salah seorang polisi mengeluarkan ✓
borgol, Erik pun langsung berdiri dari kursi
kerjanya. “Apa-apaan kalian?!” pria itu
menghindari polisi yang ingin
memborgolnya. “Dia itu gila!” bentak Erik
sambil menunjuk-nunjuk Nina. “Iya aku
memang gila!” teriak Nina membuat
ruangan kembali hening. “Dan kamu
penyebabnya!” (Falensia, 2021:218)
40
45. “Kakak seharusnya sayang dong dengan diri ✓
kakak, dengan tubuh kakak.” Afni tak kuasa
lagi menahan air matanya. Perlahan, ia ikut
tenggelam dalam perasaan sesak yang sama
dengan yang Masnaka rasakan. “Jangan
diiris-iris kayak dulu lagi, kak…” sejenak
keheningan menyelimuti runag kamar itu,
hanya suara detik jam yang dapat terdengar.
(Falensia, 2021:224)
46. Afni ikut terisak dan memeluk tubuh ✓
anaknya itu. “kalau kamu ngerasa Tuhan
gak sayang sama kamu, gak papa. Di sini
ada Bunda yang sayang sama kamu.”
Wanita itu menjauhkan tubuhnya dari
Masnaka, dan meraih lengan kiri anaknya
itu. “Bunda percaya kamu kuat, kak. Bunda
yakin, semua masalah yang Tuhan kasih ke
kamu, bisa kamu lewati. Jangan pernah lupa
ada Bunda di samping kamu. Bunda akan
selalu ngebantu kamu.” Afni menarik napas.
“Kamu harus ingat, ada Bunda yang rela
mati buat kamu. Percaya sama Bunda, kak.”
(Falensia, 2021:225)
Luka yang Berakhir Duka karya Ameylia Falensia yang berkaitan dengan aspek
sosial berdasarkan proses sosialisasi, tugas sosial, dan kelas sosial. Menurut
mendapatkan status yang sama dengan lelaki dam meminta hak-hak yang telah
yakni 1, 7, 9, 12, 19, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 30, dan 43. Aspek sosial
41
berdasarkan tugas sosial sebanyak 20 data yakni 2, 4, 6, 8, 10, 11, 14, 15, 18, 20,
25, 32, 33, 39, 40, 41, 42, 44, 45, dan 46. Aspek sosial berdasarkan kelas sosial
sebanyak 12 data yakni 3, 5, 13, 16, 17, 21, 31, 34, 35, 36, 37, dan 36. Berikut
penjelasan aspek sosial berdasarkan proses sosialisasi, tugas sosial, dan kelas
sosial dalam novel Sepasang Luka yang Berakhir Duka karya Ameylia Falensia.
“porses sosialisasi ialah proses pembelajaran formal atau tidak formal yang
dialami oleh semua individu dari kecil sampai tua”. Proses sosialisasi merupakan
masyarakat tempat ia berinteraksi secara formal (resmi) ataupun tidak formal yang
merubah perilaku dan kecakapan yang ia dapat setelah melalui proses sosialisasi
tersebut.
Dari keseluruhan data yang di dapat, data proses sosialisasi tokoh wanita
dalam novel Sepasang Luka yang Berakhir Duka karya Ameylia Falensia terdapat
Data (1)
Semenjak papanya menikah lagi dengan ibu Nilam, satu per satu masalah
terus berdatangan menghampiri dirinya, mulai dari masalah keluarga,
sekolah, bahkan hingga pacarnya. “Gue gak kenapa-kenapa, Prima.”
Lengkara mencoba tersenyum tipis, upaya agar terhindar dari recokan
Prima. “Gue paling Cuma butuh istirahat dikit gara-gara sekarang Falensia
kebanyakan begadang untuk belajar.”. (Falensia, 2021:13)
42
Berdasarkan kutipan data (1), menunjukan adanya aspek proses sosialisasi
yang dialami oleh Lengkara. Lengkara adalah seorang wanita yang selalu
hingga tua. Hal ini dialaminya semenjak papanya menikah lagi dengan ibunya
papanya dengan ibu Nilam?. Hubungannya adalah dikarenakan papanya tidak lagi
bermasalah dan masalah itu dibuat oleh Nilam saudara tirinya Lengkara. Proses
sosialisasi yang dialami oleh Lengkara membuat tingkah laku Lengkara menjadi
tidak sopan kepada papanya. Ia selalu ingin membela dirinya yang tidak bersalah
Data (7)
Nina terdiam dengan air mata yang mengucur dari kedua matanya.
“Bahkan setelah ini, kara masih harus berhadapan sama papa buat
ngebahas nilai Kara yang turun. Kara takut Ma... Kara takut besok pagi
badan Kara sakit karena kena pukul papa.” Air mata gadis itu
menunjukkan seberapa tersiksanya ia selama ini. (Falensia, 2021:23)
sosialisasi seorang wanita boleh meliputi soal didikan, pendidikan, pekerjaan dan
pergaulan. Oleh itu, pendidikan formal dan tidak formal dapat membezakan citra
43
suatu kesalahan atau mendapatkan nilai rendah ia pasti akan selalu di pukuli oleh
papanya. Setiap hal ini terjadi pasti Lengkara selalu merasakan ketakutan karena
iya pasti bakalan selalu dipukuli oleh papanya dan ia merasakan betapa
tersiksanya ia selama ini. Jika orang tua memberikan didikan seperti ini kepada
anak maka suatu saat tingkah laku dan kesopanan anak akan berubah menjadi
anak yang pendendam atau bisa saja suatu saat ia melawan karena tidak tahannya
Data (9)
“Gue buat salah dikit, udah dimaki-maki, dipukul, dilempari barang.”
Lengkara tersenyum pahit. “Gak kayak lo, mau buat kesalahan sebesar apa
pun pasti bakal dimaklumin.” Aslan menatap ragu Lengkara. “Perasaan lo
doang, kar.”
”Lo tau Mama dan Papa keras sama gue, kak.” Lengkara menggeleng.
“Gue salah dikit, gue bakal habis. Gak sama kayak lo. Gue ada Nilam
sebagai pembanding. Kalah dikit dari dia, kelar hidup gue.” Aslan terdiam
sejenak melihat ucapan adiknya itu. (Falensia, 2021:24)
pekerjaan dan pergaulan. Oleh itu, pendidikan formal dan tidak formal dapat
memiliki sifat yang keras kepala dan sangat kuat. Dikarenakan ia dididik keras
oleh orang tuanya. Ia selalu dimaki-maki, dipukul, dilempari barang jika membuat
kesalahan dan ia selalu dibandingi oleh Nilam yang merupakan saudara tirinya.
Lengkara memiliki kehidupan sosial dalam keluarga yang amat keras. Dari
44
sangat kuat dan pendendam dikarenkan selalu dibedakan kepada Nilam dan
kakaknya.
Data (12)
Lengkara memiliki ketakutan saat tidur sendiri. Dulu, ketika ia mencoba
tidur di kamar tanpa Aslan, Erik dan Nina tidak pernah absen datang ke
kamar hanya untuk sekedar membangunkannya untuk belajar. Mulai dari
menarik tangannya paksa, sampai mengguyur air ke wajahnya langsung
ketika gadis itu baru saja beristirahat. Maka dari itu ketika tidur dalam
pelukan Aslan, gadis itu akan merasa nyaman dan sangat aman. (Falensia,
2021:31)
pendidikan, pekerjaan dan pergaulan. Oleh itu, pendidikan formal dan tidak
formal dapat membezakan citra seorang wanita. Kutipan di atas Lengkara selalu
diperlakukan oleh papa dan ibu tirinya untuk belajar dan saat Lengkara mencoba
untuk tidur, papa dan ibu tirinya tidak pernah absen untuk datang membangunkan
saja beristirahat. Proses sosialiasi seperti ini membuat Lengkara menjadi takut
untuk tidur sendiri sehingga ia sangat membutuhkan kakaknya buat bisa tidur
nyenyak karena kakaknya tidak pernah di didik oleh papa dan ibu tirinya seperti
itu dan papanya tidak pernah kasar sama sekali padanya ketika aslan berada
didekatnya. Saat bersama kakaknya, papa dan ibu tirinya tidak akan
45
Data (19)
“Abis gue!” Gadis itu berjalan cepat. Ia pun meremas rambutnya. “gue
harus ngomong apa sama papa?!” kali ini, Erik pasti tak akan
mempercayainya lagi, ia pasti akan dipukul lagi, ia pasti akan dibiarkan
dalam kamar mandi lagi. (Falensia, 2021:59)
pendidikan, pekerjaan dan pergaulan. Oleh itu, pendidikan formal dan tidak
formal dapat membezakan citra seorang wanita. Karena didikan Erik, Lengkara
sering dipukuli jika membuat suatu kesalahan. Sehingga, disaat Lengkara terkena
masalah ia merasa ketakutan akan di pukuli dan ketakutan tidak dipercaya oleh
Data (22)
Namun kali ini, gadis itu menepisnya kuat. “iya pa! Gak ada!” dengan
wajah merah padam. “gak ada yang bisa papa banggain dari Kara, karena
sampai kapan pun Kara berusaha, sampai mana pun Kara berjuang, itu
semua gak akan pernah berharga di mata papa! Semua medali dan
penghargaan yang Kara dapat gak pernah bisa bikin papa puas!”
(Falensia, 2021:60)
pendidikan, pekerjaan dan pergaulan. Oleh itu, pendidikan formal dan tidak
formal dapat membezakan citra seorang wanita. Erik mendidik Lengkara untuk
46
menjadi seorang anak yang sempurna, harus mendapatkan nilai sempurna dan
menjadi anak yang pendendam dan melawan kepada orang tuanya. Lengkara
menjadi seperti itu karena papanya yang selalu tidak puas atas pencapaian
membuat papanya puas. Hal ini yang membuat Lengkara sangat marah kepada
papanya.
Data (23)
Bisa dirasakan air yang menggenang di pelupuk matanya setetes air mata
kemudian jatuh tanpa permisi. Namun, langsung ia usap dengan kasar
menggunakan punggung tangannya. “Gak Kar, lo gak boleh nangis,” ucap
menguatkan diri. “lo gak boleh lemah.” (Falanesia, 2021:61-62)
pendidikan, pekerjaan dan pergaulan. Oleh itu, pendidikan formal dan tidak
dengan Nilam. Lengkara selalu di pandang buruk dan jahat oleh papanya sendiri.
selalu menangis dan menguatkan diri sendiri. Ia harus kuat dan tidak boleh lemah.
47
Data (24)
pendidikan, pekerjaan dan pergaulan. Oleh itu, pendidikan formal dan tidak
dengan Nilam. Lengkara selalu di pandang buruk dan jahat oleh papanya sendiri.
menjadi seorang yang memiliki sifat pendendam terhadap orang-orang yang telah
sekalipun orang tuanya ia sudah tidak tahan diperlakukan atau dididik seperti itu.
Data (27)
“Berani kamu sama saya?!” sonya memegang pipinya yang kebas karena
tamparan Lengkara. Gadis itu terkekeh geli. “Lo pikir, gue takut sama
lo?!” tanya gadis itu, kepalanya menggeleng kecil. “Gue gak pernah takut
sama jalang kayak lo!” (Falensia, 2022:88)
48
pendidikan, pekerjaan dan pergaulan. Oleh itu, pendidikan formal dan tidak
dengan Nilam. Lengkara selalu di pandang buruk dan jahat oleh papanya sendiri.
Lengkara menjadi muak kepada ibu tirinya juga. Ia menjadi seorang anak yang
pemarah dan pendendam. Lengara tidak takut untuk menampar ibu tirinya di
khalayak orang ramai. Karena Lengkara telah di tuduh oleh ibu tirinya mendorong
Nilam ke kolam berenang. Hal ini membuat Lengkara tidak terima dan menampar
ibu tirinya tersebut. Lengkara juga telah berani menyebut ibu tirinya dengan
sebutan Jalang.
Data (28)
“Papa terlalu sibuk dengan keluarga baru papa! Papa sibuk mengurus dua
parasit ini!”
Gadis itu menenkan kata “parasit” di hadapan dua perempuan itu. Erik pun
berdecak marah. Wajahnya semakin merah padam. “saya tidak pernah
megajarkan kamu berbicara kasar seperti itu, Kara!” bentak Erik. Lengkara
menatap papanya itu dengan tatapan tidak percaya. “semua yang Kara
katakan itu belajarnya dari papa!” (Falensia, 2021:92)
bahwa, berdasarkan proses sosialisasi seorang wanita boleh meliputi soal didikan,
pendidikan, pekerjaan dan pergaulan. Oleh itu, pendidikan formal dan tidak
Lengkara dengan kasar, mulai dari kasar terhadap fisik maupun kasar terhadap
49
kata-kata. Hal ini membuat Lengkara menjadi seorang yang berani berkata kasar
Data (29)
“Egoisan mana sama papa? Sejak papa menikah lagi, papa gak pernah
memperhatiin kara!” Ia berlahan berdiri, walau dengan nyeri di
punggungnya. “Apa pernah papa nanya keadaan Kara gimana? Gak pernah
kan pa? (Falensia, 2021:92)
sosial yang cukup tidak adil baginya. Semenjak papanya menikah lagi, ia tidak
pernah diperhatikan lagi oleh papanya dan tidak diperdulikan lagi walaupun nyeri
dipunggungnya tetap saya papanya tidak peduli. Ia merasa cukup mandiri selama
papanya menikah lagi, karena yang selalu di perhatikan selalu ditanyakan adalah
Nilam yang merupakan saudara tirinya padahal Nilam bukannya anak kandung
seorang wanita boleh meliputi soal didikan, pendidikan, pekerjaan dan pergaulan.
Oleh itu, pendidikan formal dan tidak formal dapat membezakan citra seorang
wanita.
Data (30)
Erik terdiam melihat air mata yang mengalir di pipi Lengkara. Untuk
pertama kalinya, ia melihat gadis itu menangis. “Gue pengen jadi Nilam,
yang makan doang udah dibilang rajin!” lanjut Lengkara di tengah air
matanya. “Gue gak bisa tidur nyenyak karena tekanan yang lo dan mama
kasih!” Ia menarik napas panjang. “Gue selalu kepikiran luka apa yang
bakal gue dapat kalau nilai gue turun? Sakit apa yang bakal gue dapat
50
kalau gue gak lebih dari Nilam?!” lanjut Lengkara dengan suara yang
terdengar semakin pilu (Falensia, 2021:94)
dan berani membela diri karena didikan yang diberikan oleh orang tuanya selama
wanita boleh meliputi soal didikan, pendidikan, pekerjaan dan pergaulan. Oleh itu,
pendidikan formal dan tidak formal dapat membezakan citra seorang wanita.Ia
mendapatkan nilai turun atau jelek. Ia selalu mendapatkan luka juga jika ia tak
lebih dari Nilam. Sedangkan Nilam makan saja sudah di sebut rajin. Proses
sosialisasi seperti ini membuat Lengkara merasa muak jika berada salam rumah.
Data (43)
sosialisasi wanita yaitu tokoh Nina, ia menjadi seorang yang menyedihkan dan
wanita boleh meliputi soal didikan, pendidikan, pekerjaan dan pergaulan. Oleh itu,
51
pendidikan formal dan tidak formal dapat membezakan citra seorang wanita.
kesalahan. Karena hal tersebut membuat Nina terkena gangguan mental sehingga
dalam aspek ini. Tugas sosial istri senantiasa menjaga kepentingan suaminya dan
dirinya sendiri. Selain tugas sosial, dia tugas bertanggungjawab untuk menjaga
anak-anak dan mendidiknya dengan sempurna. Tugas sosial ibu bertukar pula
menjadi seorang nenek apabila anaknya yang berumah tangga mulai melahirkan
anak. Tidak hanya dalam rumah tangga, tugas sosial juga menggambarkan sosial
dalam bermasyarakat.
Tugas sosial wanita pada novel Sepasang Luka yang Berakhir Duka karya
Data (2)
”Tapi bokap lo berlebihan kalau harus menuntut lo seratus di tiap
pelajaran. Mulai dari tugas harian, tugas kelompok, ulangan harian,
semua-semuanya pokoknya.” Lengkara kembali menantap sahabat yang
duduk di sebelahnya itu. “Gue yakin, gue bisa dapetin nilai sempurna
kalau berusaha lebih keras lagi,” ucapannya mencoba meyakinkan dirinya
sendiri. (Falensia, 2021:13)
52
Berdasarkan kutipan data (2), menunjukan adanya aspek tugas sosial
tugas sosial sebagai istri bertanggung jawab menjamin kebahagiaan dalam rumah
tanggawalaupun suaminya juga tidak terkecuali dalam aspek ini. Aspek sosial ini
bukan hanya istri, ibu dan nenek saja yang memilikinya, tetapi seorang anak
perempuan juga memiliki tugas untuk menjamin kebahagian dan tidak membuat
kecewa orang tuanya. Hal ini ditunjukkan dari sikap Lengkara yang berusaha
dituntut oleh papanya agar selalu mendapatkan nilai terbaik di sekolah. Sebagai
seorang anak tugas Lengkara harus mengikuti kemauan papanya dan memberikan
berfikir bahwa orang tua pasti ingin selalu yang sempurna untuk anaknya.
Lengkara selalu berusaga lebih keras agar selalu mendapatkan nilai sempurna ia
Data (4)
Nina merobek-robek kertas ulangan itu. “Mama udah susah-susah nyariin
guru les yang bagus buat kamu! Nilai kamu bukannya naik, yang ada
malah anjlok kayak gini!” (Falensia, 2021:21)
Berdasarkan kutipan data (4), menunjukan adanya aspek tugas sosial yaitu
Nina merupakan tugas sosial sebagai ibu bagi Lengkara. Sikana (2005:296)
menyatakan, apabila seorang gadis telah menikah maka ia memiliki tugas sebagai
walaupun suami juga tidak tekecuali dalam aspek ini. Begitu juga jika seorang
53
istri telah melahirkan mempunyai anak, maka ia memiliki tugas sebagai seorang
ibu untuk anaknya. Dikutipan ini Nina sebegai orang tua ia berusaha mencarikan
guru les untuk Lengkara agar Lengkara mendapatkan Nilai yang sempuran agar ia
tidak dimarahi dan dipukul oleh papanya. Nina tidak tega melihat anak gadisnya
selalu di pukui oleh papanya sehingga ia mencari guru les untuk Lengkara. Tetapi
Nina sangat kecewa ia merasa sia-sia telah mencari guru les untuk Lengkara
dikarenkaan lengkara masih mendapatkan Nilai yang tidak memuaskan dan Nina
Data (6)
“Kara kapan, ma? Kara kapan dapetin semua perhatian dan kasih sayang
kalian? Apa yang selama ini kara lakukan belum bisa muasin seluruh
ekspektasi mama dan papa?”. Ucap gadis itu frustasi. “Kalau emang gini,
kenapa harus sejahat ini sama Kara. Kalau emang nilai kara turun...” Gadis
itu menjeda kalimatnya untuk mengatur napas yang memburu. Ia menutup
mata, membuat semua air mata yang tertampung di sana berjatuh.
“semangatin Kara, ma” (Falensia, 2021:23)
(2005:296) menyatakan bahwa, apa bila sudah melahirkan anak, tugas istri akan
lebih mencabar sebagai seorang ibu pula. Lengkara ingin mamanya memberikan
semangat dan didikan yang baik kepada dia yang merupakan anaknya. Disaat
semangat dari seorang mama. Lengkara mendapatkan nilai turun dan ia hanya
membutuhkan semangat dari mamanya hanya itu yang ia inginkan dari tugas
54
Data (8)
”Mama seharusnya ngedukung Kara!” Lengkara melempar tas yang sedari
tadi ia peluk erat di depan tubuhnya ke lantai. “Bukan malah ikutan nyiksa
Kara kayak gini!”.
“DIAM KAMU!”
Nina kembali melempar piring ke arah Kara, dan lemparan kali ini tepat
sasaran. Piring itu mengenai wajah Kara, sebelum akhirnya jatuh ke lantai
dan pecah. Rasa sakit menjalar di wajah gaids itu, terutama di bagain
tulang pipi kirinya. (Falensia, 2021:23)
seorang ibu, Sikana (2005:296) menyatakan bahwa, apa bila sudah melahirkan
anak, tugas istri akan lebih mencabar sebagai seorang ibu pula.Lengkara
membutuhkan dukungan dari seorang Ibu yang merupakan tugas kelas seorang
ibu. Disaat papanya yang suka menyiksa Lengkara dan Lengkara ingin seorang
menyiksa Lengkara juga. Dengan yakin Nina melempari piring ke arah Kara dan
Data (10)
Gadis itu menepuk kedua pundak Aslan pelan. “Lo gak usah takut, gue
bakal minta maaf kok, sama mama.” Mengakhiri ucapannya, gadis itu
berjalan keluar dapur. Namun langkahnya tiba-tiba terhenti. Ia kembali
menghadap ke Aslan dan menunjuk pecahan beling yang tersebar di lantai.
“Lo gak usah bersihin lantainya, nanti gue yang bersihin. Sekarang gue
mau bersihin badan gue dulu.” (Falensia, 2021:25)
sebagai seorang anak. Dikutipan ini Lengkara akan meminta maaf karena telah
55
Lengkara yang tiba-tiba melawan perkataan mamanya. Lengkara juga akan
membersihkan lantai yang berlumur dengan kaca-kaca pecah yang telah dilempari
oleh mamanya. Walaupun Lengkara merasa sakit ia tetap akan melakukan tugas ia
Data (11)
Langkah laki-laki itu terhenti saat sampai di depan kamar. Ia melirik ke
beberapa pekerja dirumahnya yang ada di sana dan menguping
pertengkaran tadi. “bawa barang-barang kara ke kamar saya” (Falensia,
2021:29)
wanita sebagai bibi atau pembantu rumah tangga. Bibi tersebut di tugaskan untuk
Data (14)
Gadis itu mengambil piring dan gelas sendiri, lalu menatanya di atas meja
makan. Karena sering datang ke sini, sepertinya sudah menjadi
kebiasaannya bertindak seperti itu. (Falensia, 2021:39)
Afni yang merupakan ibu dari Masnaka untuk mengambil piring dan gelas dan
56
menatanya di atas meja makan sebelum mereka makan bersama. Ini sudah
nasi ke piring masnaka. Jadi, tugas sosial wanita seorang Lengkara adalah
membantu ibu Masnaka di saat ia berada di rumah Masnaka. Hal ini membuat
Data (15)
Lengkara tanpa sadar menghela napas panjang setelah kepergian guru
pembimbing itu. Seleksi kali ini akan jadi pembuktian terhadap kedua
orang tuanya. Ia tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan kali ini. Ia harus
menang dari Nilam. Kalu ia berhasil menghalahkan Nilam kali ini, maka
Erik dan Nina tidak akan menyiksanya lagi. Jadi, ia harus lolos dengan
cara apa pun. (Falensia, 2021:47)
bahwa, apabila seorang gadis telah menikah maka ia memiliki tugas sebagai
walaupun suaminya juga tidak terkecuali dalam aspek ini. Bukan hanya itu
seorang anak perempuan juga memiliki tugas sosial untuk orang tuanya. Lengkara
siakan Lengkara untuk lolos. Ia ingin membuktikan kepada papanya bahwa ia bisa
lolos dan mengalahkan Nilam agar ia tidak lagi di siksa oleh papanya. Ia memiliki
tugas untuk mendapatkan nilai terbaik dan lolos mengikuti olimpiade agar orang
membuktikan bahwa ia tidak bodoh seperti yang dipikirkan oleh orang tuanya.
57
Data 18
“Berita tentang kamu yang curang dengan membakar esai Nilam sudah
tersebar.” Bu Dinda berujar pelan. Api dilawan api tidak akan pernah
selesai. “Ibu menyayangkan tindakan kamu, kara. Padahal tanpa curang,
ibu yakin kamu bisa lolos.” (Falensia, 2021:58)
kelas bawahan, menengah dan atasan. Lengkara di tuduh telah membakar esai
milik saudara tirinya sendiri. Sehingga guru dan teman-temannya kecewa dengan
sekali tidak ada membakar esai milik Nilam. Karena tuduhan ini membuat
Lengkara terjerat atau di cap seorang yang curang dalam olimpiade tersebut.
gurunya.
Data (20)
Tangan Sekala naik memperbaiki rambut Lengkara yang berantakan. “Gue
gak tau masalah lo apa, kar. Dan gue juga gak bakal maksa lo cerita kalau
hal ini emang berat buat lo.”
“kalau lo butuh sesuatu, lo bisa ngandelin gue,” lanut Skala, yang kini
mengusap lambut kepala gadis itu. “Gue cuman mau bilang, selain Naka,
lo juga punya gue. (Falensia, 2021:59)
seoang gadis telah menikah maka ia memiliki tugas sebagai seorang istri.
58
Bertanggungjawab menjamin kebahagiaan dalam rumah tangga walaupun
suaminya juga tidak terkecuali dalam aspek ini. Bukan hanya itu seorang teman
memperlihatkan tugas Skala sebagai teman yang senantiasa selalu siap untuk
menjadi teman cerita Lengkara. Skala juga siap jika Lengkara membutuhkan
sesuatu ia siap membantu Lengkara. Sebagai seorang teman Skala tidak ingin
Lengkara dengan berbagai masalah yang telah Lengkara lewati. Tugas kelas sosial
sebagai seorang teman adalah berada disampingnya di saat senang maupun duka.
Data (25)
Dinda kembali menghela napas pelan. “Kakak kamu sudah menjelaskan
semuanya. Kemarin, dia menyelidiki kasus ini” Lengkara melirik ke arah
kakaknya itu. “yang membakar esai Nilam itu ternyata bukan kamu”
“emang.” Lengkara memotong ucapannya. “Kara,” tegus Aslan. Guru itu
kembali berbicara, “Asisten rumah tangga di rumah kalian yang sudah
dengan tidak sengaja membakar esai Nilam yang tercecer di depan teras
rumah kalian” (Falensia, 2021:65)
seoang gadis telah menikah maka ia memiliki tugas sebagai seorang istri.
suaminya juga tidak terkecuali dalam aspek ini. Bukan hanya itu, seorang guru
juga memiliki tugas sosial untuk siswanya. Tugas Dinda sebagai seorang guru, ia
ingin meluruskan atau membersihkan nama baik seorang siswanya yang telah
Lengkara yang membakar esai Nilam tetapi bibi dirumah mereka. Ternyata Aslan
59
menyelidiki kasus tersebut. Tetapi Lengkara sudah kecewa ia tidak mau lagi ikut
seorang anak yang pintar dalam mata pelajar fisika. Ia ingin Lengkara mengikuti
olimpiade itu karena ia yakin siswanya itu pasti bisa memenangkan olimipiade.
Data (32)
Afni menarik Masnaka masuk ke dalam pelukannya. Bisa ia rasakan
betapa sedih putranya saat ini. Pelukan itu membuat pertahanan Masnaka
runtuh. Air mata dan rasa sesak yang sedari tadi ia tahan, kini diluapkan
begitu saja di bahu bundanya. (Falensia, 2021:116)
anak, tugas isteri menjadi lebih mencabar sebagai seorang ibu pula. Selain tugas
isteri, dia juga bertanggungjawab untuk menjaga anak dan mendidiknya dengan
sempurna. Berdasarkan dari pernyataan diatas, Afni memiliki tugas sosial seorang
ibu bagi Masnaka. Afni memberikan pelukan hangat pada anaknya disaat anaknya
sedang sedih ia memberi pundak untuk anaknnya agar dapat meluapkan masalah
di bahunya.
Data (33)
“Bunda.... bantu kakak. Kakak sayang sama Kara.” Laki-laki itu merasa
gila karena ketidakberdayaannya. “Kamu sudah berjuang, kak.” Afni
menghapus air matanya. “Bunda gak mau badan kamu penuh luka untuk
yang kesekian kalinyagara-gara bodybuard papa Kara.” (Falensia,
2021:117)
60
Berdasarkan kutipan data (33), menunjukan adanya aspek tugas sosial
anak, tugas isteri menjadi lebih mencabar sebagai seorang ibu pula. Selain tugas
isteri, dia juga bertanggungjawab untuk menjaga anak dan mendidiknya dengan
sempurna. Berdasarkan dari pernyataan diatas, Afni memiliki tugas sosial seorang
bodyguard papa Lengkara. Ia juga menguatkan anaknya dan menghapus air mata
anaknya.
Data (39)
“Kenapa nangis sayang?” suara serak Nina yang baru saja bangun
membuat Lengkara mengangkat kepalanya. Nina menaikkan sebelah alis
ketika mendapati putrinya berderai air mata. “Jangan nangis, Mama di
sini.” Wanita itu mengulurkan tangan, lalu menarik Lengkara agar lebih
dekat ke dirinya. (Falensia, 2021:163)
anak, tugas isteri menjadi lebih mencabar sebagai seorang ibu pula. Selain tugas
isteri, dia juga bertanggungjawab untuk menjaga anak dan mendidiknya dengan
sempurna. Berdasarkan dari pernyataan diatas, Nina memiliki tugas sosial seorang
ibu bagi Lengkara. Ia menguatkan anaknya dan tidak ingin anaknya merasa sedih
menguatkan anaknya dari segala masalah yang tidak diketahui oleh Nina.
61
Data (40)
anak, tugas isteri menjadi lebih mencabar sebagai seorang ibu pula. Selain tugas
isteri, dia juga bertanggungjawab untuk menjaga anak dan mendidiknya dengan
sempurna. Berdasarkan dari pernyataan diatas, Nina memiliki tugas sosial seorang
ibu bagi Lengkara dan Aslan. Nina memberikan didikan pada anaknya melalui
nasehat untuk saling menyayangi sesama saudara. Karena Nina dirawat jadi ia
tidak bisa menjaga anaknya sepenuhnya. Nina sangat bertanggung jawab pada
kedua anaknya dan ia tidak pernah membeda-bedakan antara Lengkara dan Aslan,
Data (41)
62
anak, tugas isteri menjadi lebih mencabar sebagai seorang ibu pula. Selain tugas
isteri, dia juga bertanggungjawab untuk menjaga anak dan mendidiknya dengan
sempurna. Berdasarkan dari pernyataan diatas, Nina memiliki tugas sosial seorang
ibu bagi Lengkara dan Aslan. Nina selalu memberikan support untuk Lengkara
mendapatkan nilai bagus dan itu membuat Lengkara menjadi lebih semangat
dalam belajar.
Data (42)
anak, tugas isteri menjadi lebih mencabar sebagai seorang ibu pula. Selain tugas
isteri, dia juga bertanggungjawab untuk menjaga anak dan mendidiknya dengan
sempurna. Berdasarkan dari data 42, Nina bertugas untuk menentukan jalan
anaknya dimasa yang akan data ng. Nina sebagai orang tua, ia ingin Aslan
mengikuti perintah Papanya agar setelah tamat kuliah Aslan bisa bebas ngelakuin
apa saja selagi ia ikuti perintah Papanya untuk saat ini. Nina tidak mau Anak-
63
anaknya di campakkan oleh Papanya setelah ia yang telah di campakkan karena
Data (44)
Nina mengenggam kuat jari-jemari Aslan. “setelah membuatku gila, kamu
juga ingin membuat kara gila?! kamu bahkan tidak pantas disebut binatang
karena kamu lebih rendah dari itu!” (Falensia, 2021:218)
anak, tugas isteri menjadi lebih mencabar sebagai seorang ibu pula. Selain tugas
isteri, dia juga bertanggungjawab untuk menjaga anak dan mendidiknya dengan
sempurna. Nina bertugas untuk menjaga anak-anaknya dari kejahatan yang telah
dilakukan oleh Erik selama ini. Ia tidak mau Kara gila karena perbuatan Erik,
cukup ia saja yang berasakan gila oleh perlakuan yang salam ini Erik perbuat.
Nina sangat marah karena Erik memperlakukan hal yang tak pantas kepada
putrinya. Bahkan Nina menyebut Erik tidak pantas disebut binatang karena Erik
Data (45)
“Kakak seharusnya sayang dong dengan diri kakak, dengan tubuh kakak.”
Afni tak kuasa lagi menahan air matanya. Perlahan, ia ikut tenggelam
dalam perasaan sesak yang sama dengan yang Masnaka rasakan. “Jangan
diiris-iris kayak dulu lagi, kak…” sejenak keheningan menyelimuti ruang
kamar itu, hanya suara detik jam yang dapat terdengar. (Falensia,
2021:224)
64
Berdasarkan kutipan data (45), menunjukan adanya aspek tugas sosial
anak, tugas isteri menjadi lebih mencabar sebagai seorang ibu pula. Selain tugas
isteri, dia juga bertanggungjawab untuk menjaga anak dan mendidiknya dengan
sempurna. Afni memiliki tugas seorang ibu untuk menjaga Masnaka dan
mengawasi setiap hal yang dilakukan oleh Masnaka. Afni tak kuasa menahan
tangannya lagi.
Data (46)
Afni ikut terisak dan memeluk tubuh anaknya itu. “kalau kamu ngerasa
Tuhan gak sayang sama kamu, gak papa. Di sini ada Bunda yang sayang
sama kamu.” Wanita itu menjauhkan tubuhnya dari Masnaka, dan meraih
lengan kiri anaknya itu. “Bunda percaya kamu kuat, kak. Bunda yakin,
semua masalah yang Tuhan kasih ke kamu, bisa kamu lewati. Jangan
pernah lupa ada Bunda di samping kamu. Bunda akan selalu ngebantu
kamu.” Afni menarik napas. “Kamu harus ingat, ada Bunda yang rela mati
buat kamu. Percaya sama Bunda, kak.” (Falensia, 2021:225)
anak, tugas isteri menjadi lebih mencabar sebagai seorang ibu pula. Selain tugas
isteri, dia juga bertanggungjawab untuk menjaga anak dan mendidiknya dengan
65
menguatkan anaknya. Ia juga menyakinkan anaknya bahwa Afni akan selalu bantu
Masnaka dalam setiap masalah yang Masnaka alami. Afni sangat berusaha untuk
Kelas sosial pada kajian feminism memiliki kriteria yaitu kelas bawahan,
menengah dan atas. Dari setiap kelompok sosial tersbut diberikan kedudukan
wanita terbagi atas kelas sosial bekerja dan tidak bekerja. Sehubungan dengan itu
juga kelas sosial yang dapat dikenal berdasarkan kriteria tertentu. Di Barat, kelas
sosial kaum wanita dikategorikan berdasarkan kepada kelas bawah, menengah dan
atas. Penetapan kelas sosial biasanya dibagi atas dasar jenis kelamin, ras jenis
Kelas sosial wanita dalam novel Sepasang Luka yang Berakhir Duka
Data (3)
”Nilai kayak gini gimana mau dipamerin ke papa kamu!” Nina
menyodorkan kertas ulangan Fisika. Bertuliskan nilai 75 dengan
keterangan tuntas ke Lengkara, lalu menggosokkannya kasar ke wajah
gadis itu. “Kamu mau kita diinjak-injak sama keluarga baru papa kamu
itu!?”
Nina merobek-robek kertas ulangan itu. “Mama udah susah-susah nyariin
guru les yang bagus buat kamu! Nilai kamu bukannya naik, yang ada
malah anjlok kayak gini!” (Falensia, 2021:21)
66
Berdasarkan kutipan data (3), menunjukan adanya aspek kelas sosial,
kedudukan kelas sosial Lengkara di mata orang tuanya berada di kelas rendah
menyatakan bahwa, kelompok sosial adalah atas dasar kekerabatan, usia, seks
mendapatkan nilai sempurna. Sebagai kelas yang tidak disukai oleh orang tua
tuntas tapi bagi mamanya itu adalah nilai yang sangat buruk. Ia menganggap
Lengkara semakin bodoh padahal mamanya telah mencarikan Lengkara guru les
buat dia. Nina juga khawatir jika berhadapan dengan papanya Lengkara jika dapat
nilai seburuk itu yang didapatkan Lengkara. Mamanya tidak mau di injak-injak
oleh keluarga baru papanya itu karena pencapaian lengkara semakin buruk.
Data (5)
“NILAM! NILAM! NILAM!” teriak Kara muak. “KENAPA HARUS
NILAM?!” Gadis itu tak terima. Ia merasa tidak adil diperlakukan seperti
ini. Kenapa dirinya seperti seonggok daging yang tidak memiliki harga
diri dihadapan siapapun. “Gak di sekolah, gak di rumah, semua bahas
Nilam! Semua pilih Nilam!” ucapan Lengkara membuat Nina terdiam
seribu bahasa. Gads itu kembali mengingatkan bagaimana Masnaka
memperlakukan Nilam layaknya seorang ratu. Bagaimana papanya sangat
menajaga seorang Nilam, dan bagaimana mamanya sangat mendambakan
seorang Nilam. (Falensia, 2021:22)
seorang Lengkara di mata semua orang adalah kelas sosial bawah. Soekanto dan
67
Budi (2015:105) menyatakan kelompok sosial adalah atas dasar kekerabatan, usia,
seks dan kadang-kadang atas dasar perbedaan pekerjaan dan kedudukan. Karena
ia merasa seperti seonggok daging yang artinya sangat lah kecil atau seperti tidak
nampak. Mereka nampak hanya lah seorang Nilam. Ia merasa sedih karena semua
kekasihnya Lengkara malah Nilam yang dibuat selayaknya Ratu, papanya yang
sering memajakan Nilam padahal Nilam adalah anak tirinya dan Lenkgara adalah
keluarganya.
Data (13)
yaitu Nilam berada dikelas terendah, sebagai kelas yang tidak disukai wanita
manapun. Sikana (2005:297) menyatakan ada wanita yang berada dalam kateogri
kelas bawahan, menengah dan atasan. Kesemua kriteria ini mempunyai kaitan
dengan mobiliti mereka termasuk pemikiran dan tindak-tanduk mereka yang akan
memancarkan citra dan menentukan taraf seorang wanita itu. Nilam dengan sifat
ego ingin memiliki Masnaka yang merupakan kekasih dari saudara tirinya,
sehingga menjadikan dirinya sendiri dengan sebutan tukang rebut sama seperti
68
ibunya hal ini dikatakan oleh Lengkara yang merupakan saudara tirinya yang
Nilam rebut kekasihnya. Nilam yang merupakan mantan kekasih Masnaka kini ia
Data (16)
“heh! Cabe-cabean ngapain lo?!” serang Nilam. Prima menatap Nilam tak
percaya, lalu kemudian tertawa keras. “Kalau gue cabe-cabean lo apa
sinting? Tante girang?” (Falensia, 2021”48)
temannya. Hal ini membuat Nilam marah karena telah di julukin cabe-caben.
Tetapi memang faktanya Nilam adalah seorang yang ingin merebut kekasih orang
Data (17)
Mata Lengkara beralih menatap Nilam yang kini balas menatapnya datar.
“kita lihat aja nanti, apa sifat perebut milik nyokapnya itu bakal turun ke
dia juga.” Lengkara tersenyum miring ketika melihat perubahan raut wajah
milik Nilam. (Falensia, 2021:48)
seorang Nilam. Sikana (2005:296) menyatakan bahwa, kelas sosial kaum wanita
Nilam berada di kelas terendah, dari kutipan tersebut Nilam berada pada kelas
69
sosial terendah. Karena, Nilam dianggap oleh Lengkara seorang yang memiliki
sifat perebut yang sama dengan nyokapnya. Lengkara menyebut Nilam perebut
karena Nilam telah berusaha untuk mengambil semua yang dimiliki oleh Sikana
Data (21)
Tubuh Lengkara terhempas kuat ke lantai. Ketika Lengkara memasuki
rumah sepulang sekolah tadi, ia langsung saja diseret ke ruang kerja Erik.
Dapat dilihat kilatan amarah dari mata pria paruh baya itu. Lengkara hanya
bisa meringis kesakitan sambil memanggil pelan nama Aslan.
"Kak Aslan ...," panggil gadis itu lemah.
"KENAPA?!" Erik menggebrak meja kerjanya, membuat buku yang
berada di sudut meja tersenggol dan jatuh ke lantai. "Dari adik kamu
saja,kamu kalah!" Pria paruh baya itu berjalan mendekat ke arah Lengkara
setelah Setelah melempar tubuh gadis itu ke lantai. “Apa yang bisa saya
banggakan dari kamu!? Tidak ada yang bisa saya banggakan!” Erik
menoyor kepala anak perempuan itu. “TIDAK ADA LENGKARA!”
Tangannya begitu ringan melayangkan pukulan kembali ke kepala
Lengkara. (Falensia, 2021:60)
dan atasan. karena masalah Lengkara yang disebut telah membakar kertas esai
Nilam hal itu membuat Erik marah besar kepada Lengkara. Ia menganggap tidak
ada yang bisa dibanggakan dari diri Lengkara. Papanya juga memukul kepala
Lengkara. Papanya menganggap bahwa Nilam lebih hebat dari Lengkara yang
70
Data (31)
“Gue berusaha, ka! Gue berusaha untuk pertahanin apa yang gue punya,
tapi gue selalu gagal. Nilam selalu berhasil ngedapatin apa yang jadi milik
gue! Bokap gue, rumah gue, kehangatan keluarga gue, baju gue, kamar
gue bahkan lo bisa direbut dengan begitu mudahnya dari gue!”
“dan itu ngebuat gue gila, Masnaka!” Lengkara menarik kerah baju laki-
laki itu. (Falensia, 2021:114)
kelas bawahan, menengah dan atasan. Nilam yang merupakan wanita yang suka
merebut semua milik Lengkara. Mulai dari baju, Kehangatan Keluarga, Kamar
hingga kekasih Lengkara direbut oleh Nilam. hal ini membuat Lengkara merasa
Frustasi karena sifat Nilam yang semudahnya mengambil atau merebut semua
Data (34)
“Lo semua harus tau!” teriak gadis itu. Ia mengedarkan pandangannya ke
sekeliling. “seberapa busuknya saudari tiri gue ini!” Lengkara kembali
menatap tajam Nilam. “Dia tinggal ngomong yang gak-gak ke bokap gue,
dan setelah itu gue bakal disiksa habis-habisan sama bokap gue!”
(Falensia, 2021:126)
71
kelas bawahan, menengah dan atasan. Nilam merupakan wanita yang suka
mengadu hal yang tidak-tidak kepada papanya tentang Lengkara, tujuannya agar
Lengkara makin dibenci oleh papanya. Hal ini dijelaskan oleh Lengkara kepada
Data (35)
“jelaskan semuanya kar. Ibu harap kamu jujur.” Lenkgara menaikan
pandangannya menatap mata bu Rani. “Bukan aku yang ngedorong Nilam,
dia loncat sendiri, Bu”
“Bohong!” seorang siswi datang menerobos ke dalam ruang guru. Semua
mata tertuju ke arahnya. “saya ngelihat dengan mata kepala saya sendiri
kalau Kara yang ngedorong Nilam dari lantai dua.” Ia adalah Triska,
teman kelas Lengkara. Anaknya teladan, pendiam dan tidak memiliki
banyak teman. Lengkara menatap tak percaya ke gadis itu. (Falensia,
2021:144)
kelas bawahan, menengah dan atasan. Lengkara dituduh bahwa telah membunuh
saudara tirinya dengan mendorong Nilam dari lantai atas. Guru ingin
mendorong Nilam tetapi Nilam loncat sendiri. Tiba-tiba datang Triska yang
mengaku telah melihat Lengkara mendorong Nilam hal ini membuat Lengkara
sebelumnya. Sejak kejadian itu, Lengkara yang dianggap bintang sekolah yang
72
Hal ini membuat Lengkara di benci oleh guru dan sahabat-sahabat ia disekolah
karena mereka kecewa pada Lengkara yang telah tega mendorong adik tirinya
tersebut. Masalah ini membuat Lengkara menjadi takut untuk bertemu papanya ia
yakin papanya pasti tidak akan percaya pada Lengkara bahwa bukan Lengkara
yang mendorong Nilam dan ia yakin bahwa ia akan di pukul habis-habisa oleh
Data (36)
Triska terdiam sejenak mendengar ancaman Lengkara. Gadis itu
mengertakkan gerahamnya, lalu mendengus geli. “cari sampai lo dapat,
kar. Gak ada yang bisa lo buktiin karena emang lo pelakunnya.”
“Bukan gue bajingan!” sebuah tawa geli terdengar di telinga Lengkara.
Gadis itu langsung terdiam. Dengan segera ia menoleh ke sumber suara ke
arah prima yang dudul di antara Geo dan Deo. “maling mana mau ngaku!”
(Falensia, 2021:150)
kelas bawahan, menengah dan atasan. Lengara berada di kelas rendah, karena ia
telah di cap sebagai seorang pembunuh oleh sahabatnya sendiri. Tidak ada
tidak tau mau mengeluh kesiapa semua orang tidak ada yang percaya pada
Lengkara.
73
Data (37)
Semua meja dan kursi terguling. Tapak meja guru pun sudah tak lagi
berada di atas meja, kain itu sudah menjadi lap di lantai. Sampah
bertebaran di mana-mana. Papan tulis juga penuh dengan kalimat tuduhan
dan juga hinaan.
PSIKOPAT!
MONSTER!
MANUSIA RENDAHAN!
MATI LO!
PARASIT!
SAMPAH!
Dan berbagai kata kotor lainnya yang lebih parah. Lengkara dengan cepat
mengambil penghapus papan tulis, lalu menghapus semua tulisan tidak
menyenangkan itu. Gadis itu mencoba mengatur napasnya. Suara tepukan
dari arah pnitu kelas membuat gadis itu menoleh. (Falensia, 2021:154)
Kedudukan kelas sosial Lengkara yaitu berada di kelas bawah. Sikana (2005:296)
kelas bawahan, menengah dan atasan. Karena tuduhan yang menimpa Lengkara,
bahwa sudah begitu banyak luka fisik maupun batin sehingga menyerang
mentalnya. Hal ini membuat Lengkara pasrah dan harus menerima semua
membela diri karena Lengkara sudah menduga tidak akan ada yang percaya
dengan dia.
Data (38)
Brak!
Tubuh Lengkara didorong hingga terperosok jatuh ke lantai.
“Akh!”
74
Gadis itu memekik. Kepalanya sakit mengenai sudut lancip meja. Gadis
itu bisa merasakan kulit bagian pelipisnya robek saar menyentuh sudut
meja. “keluar dari sekolah ini, tolol!”
“Lo benar-benar gak punya malu, ya?” (Falensia, 2021:158)
kelas bawahan, menengah dan atasan. Lengkara berada di kelas bawah karena,
Lengkara dianggap telah mendorong adik tirinya dari lantai atas. Semenjak
kejadian itu Lengkara selalu mendapat cacian dan hinaan. Lengkara juga di bully
oleh teman sekelasnya. Setiap jam pulang sekolah Lengkara selalu di ikat
sehingga kepalanya sakit mengenai sudut lancip meja. Bukan hanya itu Lenkgara
juga di sirami air kotor ke tubuhnya. Sehingga ia pulang dengan keadaan kotor
dan berantakan. Lengkara sudah tidak sanggup lagi untuk membela dirinya
sehingga ia harus mengikuti alur kehidupannyan yang selalu di usik oleh teman-
self ham dimana seseorang berusaha ingin menyakiti dirinya secara sengaja.
75
4.2 Pembahasan
Tabel 2 Analisis Feminisme Aspek Sosial dalam Novel Sepasang Luka yang
papanya. (7)
papanya. (9)
76
Nina tidak pernah absen dating
kekamarnya untuk
disekolah. (19)
papanya. (22)
papanya. (23)
77
dan kedidakadilan yang telah
78
pernah tidur nyenyak karena
(4)
Lengkara. (8)
79
lalu menatanya dimeja untuk
Masnaka. (14)
(25)
Masnaka. (33)
80
mendukung Lengkara agar selalu
(44)
(46).
(3)
81
seonggok daging yang tak berharga
sekolahnya. (5)
(17)
82
8. Nilam dianggap rendah karena sifat
mempercayainya. (36)
Berdasarkan deskripsi data dan analisis data pada penelitian ini, maka
novel Sepasang Luka yang Berakhir Duka karya Ameylia Falensia. Peneliti
membahas feminisme aspek sosial yang terdapat dalam novel Sepasang Luka
yang Berakhir Duka karya Ameylia Falensia. Aspek yang tercantum dalam aspek
sosial ialah proses sosialisasi wanita, tugas sosial wanita dan kelas sosial wanita.
83
Dari ketiganya, yang lebih dominan dalam novel Sepasang Luka yang Berakhir
Duka karya Ameylia Falensia yaitu pada pembahasan aspek sosial berdasarkan
tugas sosial yaitu memiliki 21 data. Berdasarkan analisis data yang peneliti
mengungkapkan tugas sosial dan kelas sosial pada wanita dan memberikan
84
BAB V
5.1 Simpulan
dalam novel Sepasang Luka yang Berakhir Duka karya Ameylia Falensia dapat
5.1.1 Hasil penelitian pada masalah pertama yaitu feminisme pada aspek sosial
data. Di dalam novel Sepasang Luka yang Berakhir Duka karya Ameylia
hubungan sosial dengan tokoh lain dan dampak dari proses sosialisasi
pukuli oleh papanya. Setiap hal ini terjadi pasti Lengkara selalu merasakan
ketakutan karena iya pasti bakalan selalu dipukuli oleh papanya dan ia
85
didikan seperti ini kepada anak maka suatu saat tingkah laku dan
kesopanan anak akan berubah menjadi anak yang pendendam atau bisa
saja suatu saat ia melawan karena tidak tahannya dipelakukan seperti itu
terus.
5.1.2 Hasil penelitian pada masalah kedua yaitu feminisme pada aspek sosial
berdasarkan tugas sosial yang terdapat dalam novel Sepasang Luka yang
rumah tangga dan nenek. Tugas sosial wanita dilihat dari peranan wanita
seorang anak. Hal ini ditunjukkan dari sikap Lengkara yang berusaha
ingin selalu yang sempurna untuk anaknya. Lengkara selalu berusaga lebih
86
5.1.3 Hasil penelitian pada masalah ketiga yaitu feminisme aspek sosial
berdasarkan kelas sosial yang terdapat dalam novel Sepasang Luka yang
menengah dan atas. Penetapan kelas sosial pada novel ini dibagi atas dasar
sastra sosial dalam masyarakat. kelas sosial wanita dalam novel ini
terdapat pada tokoh Nilam, Lengkara dan Bibi. Contohnya pada kelas
berada di kelas rendah. Sebagai kelas yang tidak disukai oleh orang tua
keterangan tuntas tapi bagi mamanya itu adalah nilai yang sangat buruk.
5.2 Implikasi
studi Bahasa dan Sastra sebagai langkah awal untuk meneliti lebih lanjut tentang
feminisme aspek sosial. Peneliti mengkaji novel Sepasang Luka yang Berakhir
(proses sosialisasi, tugas sosial, dan kelas sosial) dalam karya sastra bagi
pendidik. Dengan demikian, Bahasa dan Sastra berguna bagi jenjang SMP dan
SMA pada mata pelajaran Bahasa Indonesia guru dapat memberikan materi
pelajaran sastra yaitu memahami dan menulis novel. Salah satu materi yang dapat
dikembangkan pada kompetensi dasar adalah materi mengenai buku fiksi dan
87
non-fiksi pada jenjang SMP, juga materi mengenai buku fiksi seperti novel dan
cerpen pada jenjang SMA. Begitu juga dengan prodi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, Bahasa dan Sastra sangat berguna pada mata kuliah Apresiasi
prosa fiksi. Novel dijadikan bahan analisis terkait kajian feminisme aspek sosial.
Begitu juga pada mata kuliah kritik sastra dan teori sastra.
5.3 Rekomendasi
Luka yang Berakhir Duka karya Ameylia Falensia yang telah diselesaikan. Ada
hal yang perlu peneliti sampaikan berupa saran yang berkaitan dengan masalah
penelitian.
aspek sosial.
2. Agar peneliti selanjutnya dapat mencari referensi baik dari buku maupun
jurnal yang lebih lengkap dan terperinci mengenai kajian feminsime aspek
sosial.
materi yang spesifik, maka peneliti memberikan saran pada pihak lain
pada subjek yang luas, materi yang lebih umum sehingga dapat ditarik
generalisasinya.
88
89
LAMPIRAN
SINOPSIS
mamanya Nilam hidup lengkara sangat bahagia dan tidak ada masalah yang
masalah dan masalah itu disebabkan oleh saudara tirinya tersebut yang bernama
Nilam. Nilam selalu mencoba ingin ingin merusak kehiudpan Lengkara dan
merebut semua hak yang didapatkan oleh Lengkara. Nilam selalu mengadu hal
Lengkara.
itu adalah pacarnya Lengkara dan merupakan mantannya Nilam. Saat ada masalah
pacarnya. Hal ini membuat Lengkara heran dan merasa aneh dengan sifat
merasa muak dengan sifat Masnaka yang lebih memperdulikan Nilam dibanding
pacarnya. Begitu juga dengan papanya yang selalu menuntut Lengkara dengan
nilai yang sempurna, jika tidak maka lengkara selalu dipukuli oleh papanya dan
itu sudah sering terjadi di kehidupan Lengkara. Tidak heran jika saat pergi
90
kesekolah selalu ada lebam di badan Lengkara. Hal ini membuat Masnaka
menghela napas dan mencari Nilam. Ternyata selama ini Masnaka mendekati
Nilam agar karena dasar perjanjian. Yaitu, jika Masnaka menjauh dari Lengkara
maka Nilam akan menjamin bahwa Lengkara tidak akan dipukuli oleh papanya
lagi. Dan ternyata Lengkara masih dipukuli okeh papanya dan hal ini membuat
para siswa diperintahkan untuk membuat sebuah catatan atau karya ilmiah di
sebuah kertas. Keesokan harinya Nilam kehilangan kertas tersebut dan menuduh
Lengkara yang telah membakar kertas Nilam dan hal ini membuat Lengkara
dipanggil oleh guru olimpiade dan mintak kejujuran Lengkara mengenai kertas
Nilam yang ia bakar. Tetapi Lengkara bersih keras tidak membakar kertas tersebut
tetapi guru itu tidak mempercayai Lengkara dan menganggap Lengkara bohong.
Akhirnya hal ini membuat Lengkara di keluarkan atau di anggap gagal tidak bisa
mendapatkan lebam-lebam biru lagi dibadannya yang sudah sering trjadi kepada
Lengkara. Hal ini membuat Lengkara semakin muak kepada Nilam. Semenjak
memandang Lengkara orang yang jahat dan licik karena membakar kertas adik
tirinya sendiri. Dan akhirnya Lengkara tidak tahan karena dituduh seperti ini dan
91
dan ia berusaha untuk menjelaskan tetapi semuanya tidak ada yang percaya pada
Lengkara.
ada kakaknya yaitu Aslan. Selama ini Aslan mencari tahu siapa yang membakar
kertas Nilam, ternyata yang membakarnya bukan Lengkara tetapi bibi yang ada
olimpiade lagi tetapi lengkara sudah terlanjur sakit hati karena dituduh akhirnya ia
memutuskan untuk tidak mengikuti olimpiade itu lagi. Tidak lama kemudia siswa
semua tau bahwa tidak Lengkara yang membakar kertas tersebut dan akhirnya
Lengkara mendatangkan Nilam karena ia sakit hati sudah dituduh oleh Nilam.
Mereka cekcok mulut di Kantin sekolah dan banyak ditonton oleh para siswa dan
mereka berkelahi hingga baju Nilam dipenuhi kecap dan berantakan. Setelah
kejadian ini Lengkara languung pergi ke atas gedung sekolah melihat langit-langit
Nilam dan ia tidak terima di bully para siswa dan ingin membuat Lengkara di
benci para siswa dengan cara Nilam lompat dari gedung tersebut seolah-olah
Lengkara lah yang menolaknya. Nilam pun terjun dari lantai atas dan di atas
hanya ada Nilam dan Lengkara. Semua para siswa dan guru syok melihat Nilam
sudah terbaring di teras sekolah dengan cucuran darah. Lengkara sangat kaget
dengan apa yang telah dilakukan oleh Nilam. Para siswa sangat muak dengan
Lengkara seketika setelah kejadian ini. Lengkara dituduh telah mendorong adik
tirinya dari atas gedung dikarenakan muak dengan Nilam. Para guru memanggil
92
Lengkara untuk datang ke ruangan guru. Sebagaian guru mencaci Lenkgara dan
bahwasanay ia tidak mendorong Nilam tetapi Nilam yang terjun sendiri, tetapi
para guru tidak percaya dengan penjelasan Lengkara. Tiba-tiba muncul satu siswa
Nilam sehingga Nilam terjatuh dari gedung. hal ini membuat Lengkara sulit untuk
Lengkara sangat takut jika masalah ini diketahui oleh papanya yaitu Erik,
jika Erik tau pasti Lengkara bakalan dipukul diinjak habis-habisan. Saat kejadian
ini tidak ada satupun orang yang percaya pada Lengkara termasuk sahabatnya
sendiri ia sangat kecewa dengan Lenkgara karena telah melakukan hal yang tidak
sepatutnya kepada Nilam. Lengkara merasa. Tidak ada lagi yang berdiri di
sendirian. Lengkara di tarik oleh kakaknya Aslan untuk menjumpai papanya dan
Lengkara sangat takut pasti papanya akan memukuli ia karena telah di tuduh
oleh papanya untuk yang kesekian kalinya, lengkara berusaha untuk menjelaskan
bahwa ia tidak melakukannya tetapi papa, kakaknya dan ibu tirinya tidak percaya
apa yang telah dikatakan oleh Lengkara. Setelah keesokan harinya Lengkara pergi
kesekolah dengan keadaan badan membiru mulai dari mata, pipi dan lainnya.
dari perkataan tetapi para siswa juga melakukan kekerasa pada Lengkara dan tidak
93
ada satupun yang inign menolong Lengkara. Setiap hari ini di pukuli dijambak
dan diikat tangannya dikursi dan Lengkara hanya bisa diam dan ia sudah merasa
biasa di lakukan seperti itu. Seketika itu Triska dan Lengkara menasehati Triska
bahwa hal yang ia lakukan tidak lah ada untungnya unutk Triska. Dan akhirnya
Triska mengaku bahwa ia telah di sogok oleh Nilam untuk menjadi saksi bahwa
merasa lelah dan mengirim pesan ke Masnaka, Aslan dan Prima untuk
menjemputnay disana, tetapi tidak ada yang mau menjemput Lenkgara dan ia
merasa ingin mengakhiri hidupnya. Seketika ia melihat ada sebuah mobil besar
melaju dan Lengkara mencoba ingin bunuh diri dan akhirnya ia mendekati mobil
itu dan tertabrak. Jam 00.00 Di grup whatsapp dihebokan dengan kejadian ini
ia menuju kesana ia sangat takut kalau yang mati ditempat ini adalah Lengkara.
Setelah sampai disana ternyata ada dua siswa yang kecelakaan satunya mati
ditempat satu lagi dilarikan dirumah sakit. Ternyata yang mati ditempat adalah
Triska dan Triska ternyata mencoba ingin bunuh diri juga. Sedangkan Lengkara di
larikan kerumah sakit terdekat. Hal ini membuat Masnaka, Prima dan Aslan
tidak bisa melihat apa-apa dan ia merasa furstasi merasa tidak ingin hidup karena
94
Mendengar Lengkara buta, Masnaka sangat hancur dan menyesal kenapa
malam itu ia tidak membalas chat Lengkara dan menjemput Lengkara. Sampai
saat ini Lengkara tidak ingin berjumpa dengan Masnaka. Tidak lama kemudian
Lnegkara dapat berita dari Sekela bahwa Masnaka sedang tidak baik, Masnaka
ternyata terkena penyakit Serangan jantung stadium tiga. Mendengar berita ini
hati Lengkara sangkat hancur ia tidak tahu ternyata selama ini Masnaka
sepasang matanya untuk Lengkara agar Lengkara bisa hidup normal lagi. Karena
Masnaka merasa hidup ia tidak akan lama lagi. Dan akhirmya Masnaka tidak
mampu bertahan lama dan kemudian meninggal dunia. Hati Lengkara sangat
95
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2015. Kamus Besar Bahasa Indonesia (IV). Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama
Komala Dewi, Rani. 2021. “Sosiologi Sastra Dalam Novel Kembara Rindu Karya
Habiburrahman EL Shirazy”. Skripsi. Pekanbaru: Universitas Islam Riau
96
Nurgiyantoro, B. 2005. Sastra Anak (Pengantar Pemahaman Dunia Anak).
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Ratna, Nyoman Kutha. 2010. Teori, Metode dan Teknik Penelitian Sastra.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wirandina, Nadia Citra. 2020. “Kajian Feminisme Novel Cinta itu Luka karya
Eka Kurniawan”. Skripsi. Pekanbaru: Universitas Islam Riau
97