Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

Sekolah Dasar Bersih dan Sehat merupakan salah satu program untuk
meningkatkan kualitas pendidikan dan prestasi belajar peserta didik. Program ini
dilaksanakan melalui penciptaan lingkungan sekolah dasar yang bersih dan sehat,
peningkatan pengetahuan, perubahan perilaku,serta pemeliharan kebersihan dan
kesehatan yang pada akhirnya dapat menciptakan sebuah budaya, yaitu budaya
bersih dan sehat.
Buku panduan pelaksanaan pengembangan sekolah dasar bersih dan sehat ini
mencakup berbagai informasi yang perlu diketahui oleh warga sekolah agar dapat
melaksanakan program pembinaan, pengembangan, dan pelaksanaan sekolah dasar
bersih dan sehat dengan baik. Dengan program ini diharapkan tercipta lingkungan
sekolah dasar yang dapat berkontribusi terhadap peningkatan proses belajar peserta
didik dan dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik yang pada akhirnya
dapat meningkatkan mutu pendidikan sekolah dasar di Indonesia.
Semoga panduan ini bermanfaat bagi pembinaan sekolah dasar bersih dan
sehat. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyempurnaan buku
panduan pelaksanaan pengembangan sekolah dasar bersih dan sehat ini, kami
menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Jakarta, Agustus 2013


Direktur Pembinaan Sekolah
Dasar

TTTTD

Ibrahim Bafadal
NIP. 19641228 198701 1 001

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Dasar Hukum
C. Tujuan dan Manfaat
D. Sistematika
BAB II KONSEP DASAR SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT
A. Konsep Dasar SD Bersih Sehat
B. Indikator SDBersih Sehat
BAB III STRATEGI PELAKSANAAN SEKOLAH DASAR BERSIH DAN
SEHAT
A. Manajemen Pelaksanaan SD Bersih Sehat
B. Penyediaan Sarana dan Prasarana SD Bersih Sehat
C. Pendidikan Bersih dan Sehat
D. Penciptaan Kondisi Ideal
E. Pelibatan Berbagai Pihak Terkait
BAB IV IMPLEMENTASI PROGRAM
A. Pembentukan Organisasi Tim Pelaksana
B. Penyusunan Rencana Kegiatan
C. Sosialisasi
D. Pengembangan Program dan Kegiatan
E. Operasional Kegiatan
F. Pembudayaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
G. Tindak Lanjut Pengembangan
BAB V MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
A. Monitoring
B. Evaluasi
C. Pelaporan
BAB VI PENUTUP
LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekolah merupakan institusi formal dan strategis dalam menyiapkan sumber
daya manusia yang sehat secara fisik, mental,social,dan produktif. Salah satu yang
mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah adalah status
kesehatan dan kondisi lingkungan sekolah.
Masalah kesehatan di sekolah menjadi kompleks dan bervariasi terkait
dengan kesehatan peserta didik yang dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya
kondisi lingkungan sekolah dan perilaku hidup bersih.Sekolah dapat menjadi salah
satu tempat penyebaran penyakit seperti demam berdarah. Menurut Rois (2012), 3
sampai 4 anak dalam setiap 1000 anak berusia 7—12 tahun berisiko
menderita demam berdarah. Dari penderita itu, 33,8% adalah kelompok usia
sekolah. Duapertiga penderita tertular di luar lingkungan tempat tinggalnya, salah
satunya di sekolah.Hal tersebut membuktikan bahwa kebersihan lingkungan sekolah
merupakan faktor penting yang harus diperhatikan.
Berdasarkan riset kesehatan dasar (Riskesdas, 2010),diketahui bahwa
masalah gizi usia sekolah 6—12 tahun masih besar, yaitu terdapat 35,6% anak
pendek, 12,2% anak kurus, dan 9,2% anak gemuk. Masalah lain yang ditemukan

2
adalah 44,6% anak usia sekolah mengonsumsi sarapan berkualitas rendah.
Dilaporkan juga bahwa 1,7% anak mulai merokok pada anak usia 5—9 tahundan
17,5% pada usia 10—14tahun.Selain itu, persentase menyikat gigi setiap hari pada
kelompok umur 10—14tahunadalahsebesar 95,7%, namun yang berperilaku benar
menyikat gigi hanya 1,7% (Riskesdas, 2013).
Guna mencegah dan mengurangi berbagai permasalahan di atas diperlukan
perilaku hidup bersih dan sehat melalui pengembangan pola hidup bersih dan sehat
di sekolah. Upaya tersebut tidak hanya mengandalkan proses belajar mengajar
pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan, tetapi perlu didukung oleh kebijakan,
sarana dan prasarana, serta program yang tepat sehingga perilaku hidup bersih dan
sehat akanmenjadi budaya dikalangan warga sekolah.
Tujuan Panduan Sekolah Dasar Bersih dan Sehatini adalah memberikan
informasi dan solusi untuk menjawab berbagai permasalahan dan hambatan yang
muncul. Dengan begitu, sekolah dapat menumbuhkan pembiasaan perilaku hidup
bersih dan sehat pada setiap warga sekolah.

B. Dasar Hukum
1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang-undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH).
4. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan.
5. Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan,
Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor: 1/U/SKB/2003, Nomor:
1067/Menkes/SKB/VII/2003, Nomor: MA/230A/2003, Nomor: 26 Tahun
2003 tanggal 23 Juli 2003 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha
Kesehatan Sekolah.
6. Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan,
Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor: 2/P/SKB/2003, Nomor:
1068/ Menkes/SKB/VII/2003, Nomor: MA/230B/2003, Nomor: 4415-404
Tahun 2003 tanggal 23 Juli 2003 tentang Tim Pembina Usaha Kesehatan
Sekolah Pusat.
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1429/ Menkes/SK/XH/2006
tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah.
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2269/MENKES/PER/XI/2011
tentang Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

C. Tujuan dan Manfaat


1. Mewujudkan sekolah dasar yang memenuhi syarat kesehatan untuk
meningkatkan kualitas hidup bersih dan sehat warga sekolah.
2. Menyelenggarakan pendidikan kesehatan di sekolah dasar.
3. Menyelenggarakan upaya promotif dan preventif di sekolah dasar.
4. Meningkatkan kebersihan dan kesehatan bangunan dan halaman sekolah
dasar.
5. Meningkatkan kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar sekolah dasar.
6. Mewujudkan warga sekolah yangmemiliki perilaku hidup bersih dan sehat.

D. Sistematika

3
Panduan ini akan membahas tentang; 1) Pendahuluan, 2) Konsep Sekolah
Dasar Bersih dan Sehat, 3) Strategi pelaksanaan Sekolah Dasar Bersih dan Sehat, 4)
Implementasi program dan 5) Monitoring, evaluasi dan pelaporan Sekolah Dasar
Bersih dan Sehat

4
BAB II
KONSEP DASAR
SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 menyebutkan


Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa. Salah satu tolok ukur pengembangan pendidikan karakter adalah
kebersihan dan kesehatan. Terkait dengan fungsi pendidikan ini, sekolah sebagai
tempat belajar memiliki lingkungan bersih dan sehat untuk
mendukung berlangsungnya proses pembelajaran yang baik. Sekolah berperan
membentuk peserta didik agar memiliki perilaku bersih dan sehat untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan mendukung pencapaian tujuan pendidikan.

A. Konsep Dasar SD Bersih Sehat


SD Bersih Sejat adalah sekolah dasar yang warganya secara terus-menerus
membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat, dan memiliki lingkungan sekolah
yang bersih, indah, sejuk, segar, rapih, tertib, dan aman. SD bersih sehat
mengutamakan pentingnya pembangunan kesehatan melalui kegiatan yang bersifat
promotif dan preventif, sehingga dapat mendorong kemandirian semua warga
sekolah dan masyarakat di lingkungan sekolah untuk berperilaku hidup sehat,
memelihara kesehatannya, dan meningkatkan kesehatannya.
Warga sekolah meliputisetiap individu yang berperan di dalam proses
belajar-mengajar di sekolah,antara lain, peserta didik, pendidik, dan tenaga
kependidikan yang melaksanakan tugas pokok dan fungsinya masing-masing baik
sebagai pembelajar maupun pebelajar. Masyarakat lingkungan sekolah meliputi
semua masyarakat yang berada di lingkungan sekolah selain warga sekolah.Perilaku
hidup bersih dan sehat warga sekolah dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran,sehingga warga sekolah mampu menolong dirinya sendiri dibidang
kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya.
Upaya mewujudkan Sekolah Dasar Bersih dan Sehat dapat dicapai melalui
strategi penyediaan sarana dan prasarana, manajemen yang baik, penyebarluasan
pengetahuan, penciptaan kondisi ideal dengan melibatkan partisipasi semua pihak
seperti warga sekolah, komite sekolah, puskesmas, dan masyarakat. Strategi tersebut
dilaksanakan dengan menyelenggarakan pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan,
kebersihan dan kesehatan lingkungan, serta pembudayaan perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS).
Program SD Bersih Sehat akan tercapai melalui pembudayaan perilaku hidup
bersih dan sehat, pengelolaan bangunan, lingkungan sekolah, dan perencanaan
program sekolah dengan didukung oleh manajemen sekolah,sarana dan prasarana,
pendidikan bersih dan sehat, penciptaan kondisi ideal, dan pelibatan berbagai pihak.
Keberhasilan program ini terutama ditentukan oleh komitmen seluruh warga sekolah.

B. Indikator SD Bersih Sehat


1. Kebijakan
Sekolah memiliki dan mengimplementasikan kebijakan yang mendukung
pelaksanaan SD Bersih Sehat. Kebijakan sejalan dengan kebijakan nasional dan
daerah. Kebijakan lokal sekolah disusun dan disepakati bersama dengan warga
sekolah dan komite sekolah agar dapat mempercepat pelaksanaan SD Bersih Sehat.

5
Kebijakan ini dijadikan acuan dalam pelaksanaan SD Bersih Sehat oleh seluruh
warga sekolah.
Dengan kebijakan SD Bersih Sehat, sekolah memiliki landasan
untukmenyelenggarakan pendidikan dan pelayanan kesehatan disekolahsecara
konsisten. Sekolah dapat meningkatkan kebersihan dan kesehatan ruang, halaman,
dan lingkungan sekolah serta membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat.
2. Program Kerja
Sekolah memiliki visi, misi, tujuan yang mendukung pelaksanaan SD Bersih
Sehat. Visi, misi, dan tujuan sekolah dituangkan dalam rencana program, rencana
kegiatan, dan rencana anggaran yang melibatkan peran serta aktif dari seluruh warga
sekolah dan komite sekolah. Perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi atas rencana
dan pelaksanaan program untuk dijadikan dasar perencanaan program selanjutnya.
Dalam perencanaan program terkait SD Bersih Sehat, sekolah
memperhatikan aspek pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan
lingkungan sekolah sehat serta mempertimbangkan dan memaksimalkan
ketersediaan sumber daya.
3. Sarana dan Prasarana
Sekolah mengoptimalkan sarana dan prasarana yang mendukung perilaku
hidup bersih dan sehat. Dalam penyediaan sarana dan prasarana disesuaikan dengan
standar peraturan yang ada, misalnya, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
nomor: 24 tahun 2007 dan Peraturan Menteri Kesehatan nomor1429/Menkes/
SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah.
Program Sekolah Dasar Bersih dan Sehat didukung bangunan yang terdiri
atas ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang perpustakaan, ruang kelas, kamar
mandi/WC, ruang UKS, kantin, gudang, tempat ibadah, halaman,dan pagar sekolah.
Semua unit bangunan di sekolah bebas dari suara gaduh dan bising yangmengurangi
konsentrasi belajar peserta didik dan kenyamanan mengajar guru.
a. Ruang Kepala Sekolah
Ruang bersih dan tertata rapih, ada sirkulasi udara memadai, kecuali ruang
ber-AC. Ukuran luas ruang kepala sekolah minimal 12 m 2dengan lebar minimal 3 m
dan memiliki jendela yang dapat ditutup dan dibuka ke arah keluar
denganpencahayaan alami yang jelas.
b. Ruang Guru
Ukuran luas ruang guru minimal 32m2 dengan rasiominimal 4m2/orang.
c. Ruang Perpustakaan
Ukuran luas perpustakaan minimal sama dengan luas satu ruang kelas. Lebar
minimal 5 m.
d. Ruang Kelas
Rasiominimal luas ruang kelas 2 m2/siswa. Untuk rombongan belajar dengan
peserta didik kurang dari 15 orang, luas minimal ruang kelas 30 m 2 dengan lebar
minimal 5 m. Jarak papan tulis dengan meja siswa paling depan minimal 2,5 m dan
jarak papan tulis dengan meja paling belakang minimal 9 m. Kapasitas maksimal
ruang kelas 28 siswa. Tersedia tempat cuci tangan dengan air bersih yang mengalir
dan sabun. Minimal satu tempat cuci tangan untuk dua kelas. Disetiap kelas
disediakan tempat sampah bertutup.
e. Kamar mandi/WC
Rasio kamar mandi/WC dan urinoir adalah perbandingan antara jumlah
peserta didik dengan banyaknya kamar mandi/WC dan urinoiryang tersedia. Untuk
peserta didik rasionya adalah 1:60; sedangkan untuk siswi rasionya adalah 1:50.
Kamar mandi/WC dan urinoir peserta didik/siswi terpisah dengan kamar mandi/WC

6
dan urinoir guru dan pegawai.Ukuran kamar mandi/WC tidak kurang dari 2 m2.
Dinding berwarna terang. Lantai memiliki perkerasan tidak licin, air tidak
menggenang, memiliki kemiringan minimal 1%.Closet memiliki ketinggian 30 cm
dari lantai baik closet untuk guru maupun untukpeserta didik.Ruangan memiliki
lubang penghawaan dan pencahayaanyang cukup, bebas dari jentik nyamuk,
memiliki alat kebersihan (sikat, sabun, karbol), dan tempat sampah tertutup.
f. Ruang UKS
Ruang UKS adalah tempat untuk melakukan pelayanan kesehatan yang
bersifat promotif, preventif, dankuratif.Penyuluhantentang perilaku hidup sehat
kepada peserta didik dan warga sekolah lainnya dilakukan secara terus-menerus,
menyeluruh, dan terpadu.Ruang UKS dilengkapi tempat cuci tangan dengan air
bersih yang mengalir,tersedia sabun, memiliki tempat tidur periksa, timbangan
badan, alat pengukur tinggi badan, alat pengukur suhu tubuh,dental kit, UKS
kit, P3K, lemari obat, torso rangka atau alat tubuh, snellen chart, dan tempat
sampah. Standar luas ruang UKSadalah minimal 27 m2 yang dilengkapi dengan buku
kesehatan dan buku adminsitrasi.
g. Kantin
Kantin sekolah adalah tempat usaha makanan dan minumanyang pengelola
dan konsumennya adalah warga sekolah.Lokasi kantin berjarak minimal 20 m dari
tempat pembuangan sampah sementara. Kantin memiliki peralatan pengolahan dan
makan yang bersih, tempat cuci peralatan makan dan minum dengan air bersih yang
mengalir, tempat cuci tangan dilengkapi dengan air bersih mengalir, sabun dan lap
tangan untuk pengunjung kantin, tersedia tempat penyimpanan bahan makanan
terpisah dari makanan jadi/siap saji dan tempatpajangan(display) makanan jadi/siap
saji yang tertutup. Kantin dilengkapi dengan tempat duduk dan saluran air limbah
yang tertutup.Tersedia tempat untuk mengolah makanan sederhana (memanasi,
mengukus, dan memanggang). Makanan kemasan berlabel BPOM/Dinkes dan tidak
kadaluarsa. Makanan dan minuman yang dijual sudah dilakukan uji bebas formalin,
boraks, dan pewarna kimia berbahaya. Kemasan bersih dan tidak
menggunakan styrofom. Petugas kantin berpakaian rapi, bersih, bercelemek,
bertudung, dan sehat. Pengambilan makanan selalu menggunakan alat bantu
pengambil makanan.
h. Gudang
Gudang sekolah memiliki luasminimal 18 m2. Gudang berdinding bersih,
tidak lembab, dan dicat berwarna terang. Dinding yang terkena percikan air terbuat
dari bahan campuran kedap air, tidak mudah retak, tidak dicat dengan larutan kapur
tohor, dan memiliki pintu yang tertutup. Gudang memiliki ventilasi pada dinding,
diberi pengamanan berupa kasa ayam untuk mencegah masuknya vektor penyakit
dan binatang pengerat, serta diberi penerangan yang cukup.
i. Tempat Beribadah
Tempat beribadah disesuaikan dengan kebutuhan tiap sekolah. Ukuran
minimal 12 m2.
j. Halaman dan Pagar Sekolah
Halaman sekolah merupakan ruang terbuka hijau sebagai sarana untuk
menunjang segala kegiatan di luar ruangan (upacara, olahraga, kesenian, pramuka,
parkir kendaraan, apotek hidup,tamansekolah dan kegiatan lain)bagi warga
sekolah. Halaman sekolah terbebas dari genangan air dan mempunyai batas yang
jelas dengan lingkungan sekitar, dan dilengkapi dengan pagar yang kuat dan aman.

Konstruksi bangunan sekolah memenuhi persyaratan sebagai berikut:

7
a. Atap
Sekolah memiliki atap yang kuat, tidak bocor, tidak menjadi sarang tikus,
serta memiliki kemiringan yang cukup.Sekolah yang mempunyai ketinggian atap
lebih dari 10 m harus dilengkapi dengan penangkal petir.Gedung sekolah memiliki
talang air yang berfungsi baik, langit-langit yang kuat, berwarna terang dan mudah
dibersihkan.Ketinggian plafon tidak kurang dari 270 cm.
b. Dinding
Dinding bangunan sekolah bersih, tidak lembab, dan dicat berwarna
terang.Pada dinding yang terkena percikan air, bahan dinding tersebutdibuat dari
bahan campuran kedap air, tidak mudah retak, dan tidak dicat dengan larutan kapur
tohor.
c. Lantai
Lantai kelas, kantor, dan perpustakaan terbuat dari bahan kedap air, kuat,
permukaan rata, tidak licin, tidak retak, dan mudah dibersihkan. Lantai
menggunakan bahan penutup yang berwarna terang. Terdapat perbedaan tinggi lantai
antara selasar dengan ruang kelas, perpustakaan, dan kantor. Lantai kamar
mandi/WC memiliki kemiringan yang cukup sehingga memudahkan air mengalir.
d. Tangga
Tangga bangunan sekolah bertingkat dapat berfungsi ganda. Tangga
berfungsi sebagai sarana lalu lintas dan sebagai sarana penyelamat. Tangga
dilengkapi dengan pegangan tangan dan sarana keamanan setinggi bahu peserta
didik.
e. Pintu
Pintu memiliki lebar sekurang-kurangnya 1 m. Pintu tersebut dapat terdiri
atassatu daun pintu atau dua daun pintu dengan arah buka keluar.Pintu dilengkapi
dengan pengunci dan pegangan (handle)yang terbuat dari bahan yang kuat.
f. Jendela
Jendela dapat dibuka dan ditutup dengan arah buka keluar dan diberi
pengaman. Kaca jendela memungkinkan cahaya masuk secara alami sehingga
peserta didik, guru, dan pegawai sekolah dapat membaca dengan nyaman, tidak
terlalu terang, dan juga tidak gelap (20 % luas lantai).
g. Ventilasi
Gedung sekolah dilengkapi dengan ventilasi. Ruang-ruang di sekolah
diupayakan mempunyai ventilasi silang yang dapat menjamin aliran udara segar.
Ventilasi udara dapat berupa ventilasi alami dan ventilasi mekanis. Ventilasi
mekanis memperhitungkan kekuatan pendinginan mesin dengan jumlah penghuni.
Pada ruang yang menggunakan ventilasi mekanis hendaknya tersedia jendela yang
dapat dibuka dan ditutup untuk menjamin udara segar di sekolah.
h. Sanitasi
Sekolah memiliki sarana sanitasi dasar berupa sarana air bersih, saluran
pembuangan air limbah, dan jamban(WC).Sarana air bersih dapat berupa sumur gali,
sumur pompa tangan,atau sumur bor. Jamban di sekolah minimal berbentuk leher
angsa dan dilengkapiseptic-tank kedap air serta saluran peresapan.Sekolah memiliki
sarana air bersih yang mencukupi untuk warga sekolah, memenuhi kualitas air bersih
secara fisik, kimia, dan bakteriologis.Jarak antara sarana air bersih dan septic-
tankminimal 10 m.
i. Sumber Air
Sumber air dapat berasal dari air tanah, air permukaan, dan airhujan.Air
tanah dapat berupa air sumur atauair mata air.Air permukaan berupa air sungai, air

8
danau,atau air payau. Jika air permukaan akan digunakan sebagai sumber air minum,
maka harus dilakukan proses pengolahan lebih lanjut.
j. Tempat Sampah
Tempat sampahadalah tempat menampung material sisa hasil kegiatan sehari-
hari manusia dan atau proses alam yang tidak diinginkan yang berbentuk padat.
Sekolah memiliki tempat sampah sementara yang bertutup dan terpilah di setiap
ruangan.Sampah diangkut setiap hari ke tempat pengolahan sampah.

4. Perilaku Warga sekolah


Tujuan pelaksanaan SD Bersih Sehatadalah untukmembudayakan perilaku
hidup bersih dan sehat meliputi perilaku sebagai berikut.
a. Menjaga rambut agar bersih dan rapih.
b. Memakai pakaian bersih dan rapih.
c. Menjaga kuku agar pendek dan bersih.
d. Berolahraga teratur dan terukur.
e. Tidak merokok.
f. Tidak menggunakan narkoba, psikotropika, dan zat adiktif (NAPZA).
g. Memberantas jentik nyamuk.
h. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.
i. Menggunakan air bersih.
j. Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun.
k. Membuang sampah ke tempat sampah yang terpilah (sampah organik dan
nonorganik).
l. Mengkomsumsi makanan sehat.
m. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan secara berkala.

9
BAB III
STRATEGI PELAKSANAAN SEKOLAH DASAR BERSIH SEHAT

Strategi pelaksanaan SD Bersih Sehatdilakukan dengan memadukan


pendekatan bottom-up dantop-down yang melibatkan instansi terkait, pemangku
kepentingan, dan warga sekolah. Pendekatan bottom-up berupa inisiatif dan
kreativitas warga sekolah dalam melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan potensi
sekolah. Sedangkan pendekatantop-down sebagai implementasi berbagai kebijakan
terkait,baik di tingkat pusat maupun daerah.

A. Manajemen Pelaksanaan SD Bersih Sehat


Manajemen sebagai salah satu pilar kunci dalam pelaksanaan SD Bersih
Sehatpada dasarnya terkait dengan kapasitas kelembagaan sekolah dalam mengelola
pelaksanaan SD Bersih Sehat.Tujuan dari manajemen pelaksanaan SD Bersih
Sehatuntuk menjamin tersedianya dan meningkatnya kapasitas kelembagaan dan
menjamin keberlanjutan pelaksanaan SD Bersih Sehat.Strategi manajemen
pelaksanaan SD Bersih Sehatadalah sebagai berikut.
1. Pembentukan atau penguatan forum koordinasi antarsekolah dalam
pelaksanaan SD Bersih Sehat;
2. Pembentukan atau penguatan Tim Pelaksana SD Bersih Sehat yang terdiri atas
Kepala sekolah, Guru, Komite Sekolah, Orang Tua, Tokoh Agama, Tokoh
Adat, Tokoh Masyarakat, dan Warga;
3. Peningkatan kapasitas sekolah dalam aspek perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, pelaporan dan pengelolaan pengetahuan
pelaksanaan SD Bersih Sehatdengan melibatkan komite sekolah.Contoh:
a. Sekolah menyusun RKAS yang didalamnya terdapat kegiatan untuk
mendukung pelaksanaan SD Bersih Sehatsesuai dengan kebutuhan.
b. Sekolah menyusun laporan kegiatan SD Bersih Sehatdan
pertanggungjawaban penggunaan anggaran yang transparan dan terbuka.
c. Sekolah mampu memonitoring penggunaan dan kebutuhan operasional
fasilitas kesehatan dan sanitasi.
d. Sekolah mampu mengelola pengetahuan pelaksanaan SD Bersih Sehat
e. Replikasi dan scaling-up penanganan sanitasi di sekolah melalui
dukungan pendanaan dari berbagaisumber.
Manajemen sekolah bersih dan sehat yang diharapkan akan tercapai dengan
memperhatikan tugas warga sekolah meliputi hal sebagai berikut.
1. Kepala Sekolah
a. Menyusun program, merumuskan visi,misi, dan tujuan sekolah yang sesuai
dengan SD Bersih Sehat.
b. Memasukkan kegiatan SD Bersih Sehat ke dalam Rencana Kegiatan Sekolah
(RKS) dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)
c. Menyusun struktur organisasi beserta tugas dan fungsi dalam pelaksanaan SD
Bersih Sehat.
d. Menyusun kalender pendidikan dan kegiatan pembelajaran yang mendukung
pelaksanaan SD Bersih Sehat.
e. Membuat kebijakan, penyediaaan, dan pengelolaan sarana prasaranasesuai SD
Bersih Sehat
f. Meningkatkan peran guru dalam memberikan materi kesehatan dan pemantauan
PHBS dan kompetensi psikososial peserta didik.

10
g. Meningkatkan peran orang tua dalam pelaksanaan dan pemantauanSD Bersih
Sehat.
h. Meningkatkan peran Komite sekolah, masyarakat, dan pihak swasta dalam
pelaksanaan SD Bersih Sehat.
i. Melibatkan institusi pendidikan kesehatan di wilayah kerjanya untuk berperan
aktif dalam pelaksanaan SD Bersih Sehat.
j. Memfasilitasi penyampaian pesan kesehatan melalui media tradisional dan
acara-acara keagamaan dalam bentuk ceramah agama dan khutbah.
k. Memonitoring dan Mengevaluasi keberlangsungan kegiatan terkait SD Bersih
Sehat.
l. Menjadi model berperilaku hidup bersih dan sehat kepada seluruh warga
sekolah.
m. Mengupayakan dan membina pelaksanaan kantin sehat yangmemenuhi
persyaratan keamanan pangan dengan mengikuti programPiagam Bintang
Keamanan Pangan Kantin Sekolah (PBKP-KS).
n. Partisipasi dalamprogram sekolah, diantaranya meningkatkan kualitas pelayanan
kantin sehat dan ramah lingkungan melalui (1) tidak menjual makanan/minuman
yang mengandung bahan pengawet/pengenyal, pewarna, perasa yang tidak
sesuai dengan standar kesehatan;(2) tidak menjual makanan yang
tercemar/terkontaminasi, kadaluwarsa, serta(3) tidak menjual makanan yang
dikemas tidak ramah lingkungan, seperti plastik, styrofoam, ataualuminium foil.
2. Tenaga Pendidik
a. Melaksanakan program sekolah dasar bersih dan sehat yang telah direncanakan.
b. Melaksanakan kegiatan SD Bersih Sehat sesuai dengan Rencana Kegiatan
Sekolah (RKS) dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS).
c. Melaksanakan tupoksi sesuai dengan organisasi dalam pelaksanaanSD Bersih
Sehat.
d. Melaksanakan kegiatan membimbing dan pembelajaran yang mendukung
pelaksanaan SD Bersih Sehatkepada peserta didik.
e. Memberikan materi kesehatan kepada peserta didik.
f. Menjadi model berperilaku hidup bersih dan sehat kepada perserta didik.
g. Membiasakan pelaksanaan PHBS.
h. Menjaga dan mengikutsertakan peran aktif peserta didik dalam menjaga sarana
prasarana sesuai kriteria SD Bersih Sehat.
i. Melaksanakan penyampaian pesan kesehatan melalui media tradisional dan
acara-acara keagamaan dalam bentuk ceramah agama dan khutbah.
3. Tenaga Kependidikan
a. Mendukung pelaksanaan program sekolah dasar bersih dan sehat yang telah
direncanakan sesuai dengan tupoksinya.
b. Mendukung pelaksanaan kegiatan SD Bersih Sehatsesuai dengan Rencana
Kegiatan Sekolah (RKS) dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
(RKAS).
c. Menjadi model berperilaku hidup bersih dan sehat kepada perserta didik.
d. Membiasakan pelaksanaan PHBS.
e. Menjaga dan mengingatkan peran aktif peserta didik dalam menjaga sarana
prasarana sesuai kriteria SD Bersih Sehat.
4. Peserta Didik
a. Memahami PHBS.
b. Melaksanakan PHBS.
c. Membiasakan PHBS.

11
d. Menjaga sarana prasarana sekolah.
e. Menjadi kader kesehatan dengan menyebarkan informasi kesehatan dan
memberi contoh kepada temannya untuk berperilaku hidup bersih dan sehat
f. Menjadi agen perubah bagi lingkungan disekitarnya.

5. Komite Sekolah
a. Berperan aktif dalam pertimbangan, pelaksanaan dan pemantauanSD Bersih
Sehat, baik yang berwujud pendanaan, Pemikiran, penyediaan tenaga, kegiatan,
sarana dan prasarana.
b. Mengusulkan dan ikut membahas RKAS agar mendukung SD Bersih Sehat.
c. Menjadi model berperilaku hidup bersih dan sehat kepada peserta didik.

B. Penyediaan Sarana dan Prasarana SDBersih Sehat


Perilaku hidup bersih dan sehat memerlukan akses terhadap fasilitas yang
layak dan terjangkau secara ekonomi. Hal ini untuk mencegah warga sekolah
kembali ke perilaku lama yang dapat mengganggu keberhasilan program SD Bersih
Sehat.
Tujuan dari penyediaan sarana yang layak dan terjangkau adalah menjamin
tersedianya akses warga sekolah terhadap sarana penunjang pelaksanaan perilaku
hidup bersih dan sehat.Strategi penyediaan sarana SD Bersih Sehatyang layak dan
terjangkau secara ekonomis adalah sebagai berikut.
1. Menyediakan sarana SD Bersih Sehatyang ramah anak;
2. Menjamin kemudahan operasional dan perawatan sarana;
3. Mengalokasikan dana perawatan dan operasionalisasi fasilitas dalam RKAS
4. Memfasilitasi warga sekolah dalam penentuan pilihan teknologi yang sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi setempat;
5. Meningkatkan kontribusi warga sekolah dan pihak luar (termasuk orang tua
murid) dalam pembangunan sarana/teknologi terpilih;

C. Pendidikan Bersih dan Sehat


Sebagai lingkungan terkecil yang mempunyai otoritas dalam mengelola
dirinya sendiri, sekolah mempunyaiperan yang penting dalam memberikan
pembelajaran disegala bidang bagi warga sekolah dan lingkungansekitar.Peserta
didik, sebagai agen perubahan, diharapkan dapat membawa pengaruhpositif kepada
keluarga mengenai perilaku hidup bersih dan sehatyang mereka dapatkan di sekolah.
Sekolah sebagai pusat informasi sanitasi. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan peran sekolah dan warga sekolah sebagai agen perubahan yang aktif
dalam menjamin tersosialisasi dan teradopsinya berbagai pembelajaran mengenai
perilaku hidup bersih dan sehat oleh warga sekolah,masyarakat sekitar, dan sekolah
lain.
Kegiatan untuk mewujudkan sekolah sebagai pusat pembelajaran perilaku
hidup bersih dan sehat mencakup hal sebagai berikut.

1. Internal sekolah
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan, antara lain, sebagai berikut;
a. Dokumentasi pelaksanaan SD Bersih Sehatdi sekolah.
b. Pelatihan Duta SD Bersih Sehat.

12
c. Pemasangan slogan/himbauan tentang kebersihan/kesehatan/keamanan
pangan di tempat yang strategis, misalnya “Buanglah sampah pada
tempatnya!”.
d. Kampanye perilaku hidup bersih dan sehat dalam penggunaan fasilitas
umum.
e. Melibatkan peserta didik dalam kegiatan “SEKOLAH DASAR BERSIH
DAN SEHAT”.
f. Mengadakan workshop, kampanye, dan lomba tentang pentingnya
menjaga dan memelihara kebersihan, kesehatan, penghijauan lingkungan,
dan keamanan pangan di sekolah.
g. Pelaksanaan perayaan hari nasional/internasional terkait kesehatan dan
lingkungan (Hari Air, Hari Cuci Tangan Pakai Sabun (HCTPS), danlain-
lain).
2. Eksternal Sekolah
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan, antara lain, sebagai berikut.
a. Membuat program kemitraan pendidikan kebersihan dan kesehatan dengan instansi
terkait (Puskesmas, Kepolisian, PMI, Petugas Penyuluh Lapangan Pertanian, dan
lain-lain).
b. Menyebarluaskan pembelajaran pelaksanaan SD Bersih Sehatdalam forum KKKS.
c. Menyebarluaskan pembelajaran pelaksanaan SD Bersih Sehatdalam forum KKG.
d. Melakukan penyuluhan kebersihan dan kesehatan bagi warga sekolah.

D. Penciptaan Kondisi Ideal


Sebagai sebuah program yang diharapkan memperoleh hasil yang maksimal,
pelaksanaan kegiatan SD Bersih Sehatharus didukung oleh semua pemangku
kepentingan terkait. Tanpa dukungan tersebut keberhasilan tujuan kegiatan SD
Bersih Sehat sulittercapai. Penciptaan kondisi yang ideal sebagai salah satu pilar
pelaksanaan SD Bersih Sehatmerupakan salah satu hal penting yang harus menjadi
perhatian.
Tujuan penciptaan kondisi yang ideal ini adalah menjamin meningkatnya
dukungan (advokasi, regulasi, pendanaan, dan fasilitasi) berbagai pihak dalam
pelaksanaan program SD Bersih Sehat.Beberapa kegiatan utama dalam penciptaan
kondisi ideal adalah sebagai berikut.
1. Melakukan advokasi dan sosialisasi mengenai pentingnya pelaksanaan SD
Bersih Sehatkepada warga sekolah untuk menyamakan persepsi dan
mendapatkan dukungan/partisipasi dalam pelaksanaan program. Contohnya,
dalam pertemuan dengan komite dan orang tua peserta didik, sekolah
menyosialisasikan rencana kerja pelaksanaan program SD Bersih Sehat atau
kondisi lingkungan sekolah.
2. Memfasilitasi pengembangan kebijakan atau peraturan yang dapat mendukung
pelaksanaan SD Bersih Sehatdi sekolah. Contoh:
a. Sekolah memberikan kebijakan terkait pelaksanaan kebersihan di sekolah
dengan memberikan sanksi bagi warga sekolah yang membuang sampah
sembarangan.
b. Sekolah mencanangkan Hari Jumat Bersih. Setiap hari Jumat
dilaksanakan kegiatan kebersihan lingkungan sekolah yang melibatkan
seluruh warga sekolah. Kegiatan ini bertujuan untuk mempertahankan
perilaku gotong-royong dan menjaga kebersihan serta keindahan sekolah.
c. Sekolah mewajibkan kelas 3 (tiga) keatas untuk melaksanakan piket
bersama untuk membersihkan dan merapikan kelas masing-masing.

13
d. Sekolah mengadakan lomba ruang bersih antarkelas.
3. Menentukan kebijakan terhadap dukungan pendanaan pelaksanaan program
SD Bersih Sehat. Contoh:
a. Kepala sekolah mengeluarkan kebijakan penggunaan dana BOS untuk
membiayai pelaksanaan program SD Bersih Sehat, sesuai aturan
penggunaan dana BOS yang ada.
b. Sekolah menyediakan rencana pembangunan dan pengembangan media
informasi yang dapat diketahui oleh warga sekolah dan umum. Media ini
berupa papan informasi rencana pengembangan dan pembangunan
sekolah.
4. Memfasilitasi kemitraan dengan pemerintah daerah (UPTD), swasta, donor,
LSM, warga, akademisi, dan pelaku lainnya dalam pelaksanaan SD Bersih
Sehat. Contoh:
a. Sekolah bekerjasama dengan pihak lain dalam mendukung pelaksanaan
SD Bersih Sehat.
b. Sekolah berkoordinasi dengan UPTD atau dinas terkait untuk
mendapatkan fasilitas dan bimbingan teknis dalam pelaksanaan program
SD Bersih Sehat.
c. Mendorong terciptanya ruang publik atau jejaring sosial sebagai forum
diskusi dan koordinasi pemangku kepentingan baik individu maupun
lembaga yang memiliki komitmen terkait pelaksanaan program SD Bersih
Sehatatau lingkungan sekolah yang sehat. Contohnya, sekolah membuka
peluang untuk memfasilitasi proses pembelajaran pelaksanaan program
SD Bersih Sehatdengan berbagai pihak terkait (sekolah lain, warga sekitar,
pihak lainnya).

E. Pelibatan Berbagai Pihak Terkait


Pelaksanaan SDBersih Sehat melibatkan peran serta pemerintah
pusat dan daerah, masyarakat, dan pihak swasta sesuai dengan kewenangan dan
tanggung jawabnya.
1. Pemerintah Pusat
a. Menetapkan peraturan-peraturan terkait SD Bersih Sehat.
b. Menyusun pedoman/petunjuk teknis/modul dan standarisasi SD Bersih Sehat.
c. Advokasi dan sosialisasi kepada pengambil kebijakan.
d. Meningkatkan kemampuan para pelaku SD Bersih Sehatmelaluiberbagai
pelatihan.
e. Melakukan pembinaan dalam upaya peningkatan pelaksanaan SD Bersih
Sehat.
f. Melakukan monitoring dan evaluasi.
g. Menyediakan pendanaan SD Bersih Sehatmelalui AnggaranPendapatan
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) KementerianPendidikan dan
Kebudayaan.
h. Memfasilitasi penyediaan anggaran Provinsi dan Kabupaten/Kotamelalui
APBD; serta mengoptimalisasi pemanfaatandanaCorporate Social
Responsibility (CSR) dunia usaha atau dana lain yang tidak mengikatuntuk SD
Bersih Sehat.
i. Membantu dan memfasilitasi Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota
untuk menyediakan fasilitas SD Bersih Sehatyang meliputi
sarana dan prasarana SD Bersih Sehat.

14
j. Memfasilitasi kebijakan pelaksanaan penjaringan kesehatan pada peserta didik
kelas satu yang baru masuk, pemeriksaan kesehatan berkala setiap enam bulan
sekali terhadap seluruh peserta didik di semua kelas dan jenjang
pendidikan,dan pelayanan kesehatan.
k. Memfasilitasi Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk
memastikan pelaksanaan pembinaan pengendalian faktor risiko lingkungan
baik lingkungan fisik (antara lain higiene dan sanitasi bangunan dan pangan;
pengelolaan sampah; penyediaan air bersih dan sarana sanitasi pengelolaan
limbah; penghijauan; dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) satu
kali/minggu) maupun lingkungan mental sosial.
l. Memfasilitasipenyediaan sarana sanitasi sekolah sesuai dengan standar.
m. Memfasilitasi pelaksanaan upaya penyehatan lingkungan di sekolah.
n. Memfasilitasi pengembangan model kantin sehat sekolah.
o. Memfasilitasi penyediaan perlengkapan sarana kantin sehat sekolah.
p. Bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Provinsi dan kabupaten/ Kota dan
instansi terkait lainnya dalam memfasilitasi terwujudnya SD Bersih Sehat.
q. Melakukan supervisi, monitoring, pengumpulan dan pengolahan data,
pemetaan serta evaluasi pelaksanaan program SD Bersih Sehat.
2. Pemerintah Provinsi
a. Memfasilitasi dan melaksanakan kebijakan teknis pengembangan, pembinaan
dan pelaksanaan SD Bersih Sehat.
b. Menyusun program pembinaan, bimbingan teknis, pelatihan, dan pengembangan
SD Bersih Sehatuntuk kabupaten/kota.
c. Memberikan pembinaan dan bimbingan teknis dalam hal penyelenggaraan SD
Bersih Sehat.
d. Memfasilitasi Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk memberikan pembinaan
dan bimbingan teknis dalam hal penyelenggaraan SD Bersih Sehat.
e. Menyediakan pendanaan SD Bersih Sehatmelalui Anggaran Pendapatan Belanja
Daerah (APBD) Provinsi.
f. Memfasilitasi Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk menyediakan pendanaan
SD Bersih Sehatmelalui AnggaranPendapatan Belanja Daerah (APBD)
Kabupaten/ Kota.
g. Membantu dan memfasilitasi Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk
menyediakan fasilitas SD Bersih Sehatyang meliputi sarana danprasarana SD
Bersih Sehat.
h. Memfasilitasi pelaksanaan penjaringan kesehatan pada peserta didik kelas satu
yang baru masuk, pemeriksaan kesehatan berkala setiap enam bulan sekali
terhadap seluruh peserta didik di semua kelas,serta pelayanan kesehatan.
i. Memfasilitasi Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan pembinaan
pengendalian faktor risiko lingkungan baik lingkungan fisik (antara lain higiene
dan sanitasi bangunan dan pangan; pengelolaan sampah; penyediaan air bersih
dan sarana sanitasi, pengelolaan limbah; penghijauan; dan Pemberantasan
Sarang Nyamuk (PSN) satu kali/minggu) maupun lingkungan mental sosial.
j. Memfasilitasi penyediaan sarana sanitasi sekolah sesuai dengan standar.
k. Memfasilitasi pelaksanaan upaya penyehatan lingkungan di sekolah dilakukan di
bawah bimbingan tenaga kesehatan Puskesmas dan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
l. Memfasilitasi pengembangan model kantin sehat.
m. Memfasilitasi Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk menyediakan
perlengkapan sarana kantin sehat.

15
n. Bekerjasama dengan dinas pendidikan kabupaten/ Kota dan instansi terkait
lainnya dalam memfasilitasi terwujudnya SD Bersih Sehat.
o. Melakukan supervisi, monitoring, pengumpulan dan pengolahan data, pemetaan,
serta evaluasi pelaksanaan program SD Bersih Sehatdi masing-masing daerah.

3. Pemerintah Kabupaten/Kota
a. Memfasilitasi dan melaksanakan kebijakan teknis pengembangan, pembinaan,
dan pelaksanaan SD Bersih Sehat.
b. Menyusun program pembinaan, bimbingan teknis, pelatihan, dan pengembangan
SD Bersih Sehat.
c. Memberikan pembinaan dan bimbingan teknis dalam hal penyelenggaraan SD
Bersih Sehat.
d. Menyediakan pendanaan SD Bersih Sehatmelalui Anggaran Pendapatan Belanja
Daerah (APBD) Kabupaten/ Kota.
e. Menyediakan fasilitas SD Bersih Sehatyang meliputi
sarana danprasarana Sekolah Dasar Bersih dan Sehat.
f. Memfasilitasi pelaksanaan penjaringan kesehatan pada peserta didik kelas satu
yang baru masuk, pemeriksaan kesehatan berkala setiap enam bulan sekali
terhadap seluruh peserta didik disemua kelas,dan pelayanan kesehatan.
g. Melaksanakan pembinaan pengendalian faktor risiko lingkungan baik
lingkungan fisik (antara lain higiene dan sanitasi bangunan, pangan; pengelolaan
sampah; penyediaan air bersih dan sarana sanitasi, pengelolaan limbah;
penghijauan; dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) satu kali/minggu)
maupun lingkungan mental sosial.
h. Menyediakan sarana sanitasi sekolah sesuai dengan standar.
i. Melaksanaan upaya penyehatan lingkungan di sekolah dilakukan di bawah
bimbingan tenaga kesehatan Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
j. Mengembangkan model kantin sehat
k. Menyediakan perlengkapan sarana kantin sehat.
l. Bekerjasama dengan instansi terkait lainnya dalam memfasilitasi terwujudnya
SD Bersih Sehat.
m. Melakukan supervisi, monitoring, pengumpulan dan pengolahan data, pemetaan
serta evaluasi pelaksanaan program SD Bersih Sehatdi masing-masing daerah.

4. Peran Puskemas
Puskemas memberikan pelayanan kesehatan yang terdiri atas upaya promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif sesuai dengan kebutuhan sekolah dasar.

5. Peran Masyarakat
Masyarakat berperan mendukung pelaksanaan SD Bersih Sehatdengan
memberikan pendanaan, pemikiran, penyediaan tenaga, kegiatan, sarana
danprasarana, serta berperan aktif dengan melakukan PHBS dan perawatan sarana
prasarana.

6. Peran Swasta
Pihak swasta berperan mendukung pelaksanaan SD Bersih Sehatdengan
memberikan pendanaan, pemikiran, penyediaan tenaga, kegiatan, sarana dan
prasarana, sesuai ketentuan yang berlaku.

16
BAB IV
IMPLEMENTASI PROGRAM

Implementasiprogram Sekolah Dasar Bersih dan Sehat mengikuti tahapan


kegiatan sebagai berikut:
A. Pembentukan Organisasi Tim Pelaksana
Mengingat pentingnya pelaksanaan program SD Bersih Sehat, maka
diperlukan struktur organisasi Tim Pelaksana SD Bersih Sehatseperti di bawah ini.
Organisasi Tim Pelaksana SD Bersih Sehatdi sekolah dasar.
1. Penanggung Jawab : Kepala Sekolah
2. Ketua : Guru
3. Sekretaris : Guru/Tenaga Kependidikan
4. Anggota : Guru, Peserta didik, dan Komite Sekolah
Sekolah yang telah memiliki Tim Pelaksana UKS dapat menggunakan
struktur organisasi yang sudah ada tanpa harus mengubah nama tim. Pembentukan
Tim Pelaksana SD Bersih Sehat diharapkan menguatkan peran dan tanggung jawab
Tim Pelaksana SD Bersih Sehat. Pembentukan organisasi Tim Pelaksana SD Bersih
Sehat dapat melibatkan komite sekolah, dinas-dinas terkait (misalnya dinas
pendidikan, dinas kesehatan), dan masyarakat di sekitar sekolah.

B. Penyusunan Rencana Kegiatan


1. Rencana kegiatan SD Bersih Sehat
Rencana kegiatan SD Bersih Sehat merupakan rangkaian dan tahapan
kegiatan yang disusun dan dilaksanakan selama satu tahun pelajaran oleh warga
sekolah dan masyarakat sekitarnya.Rencana Kegiatan SD Bersih Sehatmerupakan
bagian dari Rencana Kerja Sekolah (RKS)/Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah
(RKAS)
2. Penyusunan rencana Kegiatan SD Bersih Sehat
Rencana kegiatan SD Bersih Sehat merupakan hasil koordinasi sekolah
dengan pihak terkait yang pelaksanaannya diatur dan didistribusikan pada seluruh
anggota tim sesuai dengan bidangnya. Rencana kegiatan mencakup kegiatan
memeriksa dan mengevaluasi hasil kerja tim, melaksanakan pengelolaan sampah dan
sarana sanitasi, melaksanakan pembinaan, serta pemantauan kebersihan dan
kesehatan lingkungan. Termasuk dalam rencana kegiatan tersebut adalah
melaksanakan kerjasama dengan instansi/institusi terkait, dunia usaha dan dunia
industri untuk meningkatkan kebersihan dan kesehatan, mengevaluasi pelaksanaan
kegiatan bidang kebersihan dan kesehatan secara keseluruhan, sertamembuat
dokumentasi kegiatan.
3. Pembiayaan
Pembiayaan pelaksanaan kegiatan SD Bersih Sehat dapat bersumber dari
Bantuan Operasional Sekolah (BOS), CSR, dan partisipasi masyarakat.
4. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan Rencana Kegiatan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan rencana
kegiatan SD Bersih Sehat. Hal yang dimaksud adalah (a) pendidikan kebersihan dan
kesehatan; (b) penyelenggaraan pelayanan kesehatan; (c) peningkatan kompetensi
guru dan peserta didik dalam bidang kebersihan dan kesehatan; (d) pengadaan sarana
prasarana kebersihan dan kesehatan; (e) pembinaan lingkungan sekolah bersih dan
sehat; serta (f) penciptaan budaya perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah.

17
C. Sosialisasi
Keberhasilan pelaksanaan kegiatan SD Bersih Sehat ditentukan oleh
seberapa besar komitmen kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan,peserta
didik, komite sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah terhadap pentingnya
pelaksanaan kegiatan Sekolah Dasar Bersih dan Sehat. Dengan demikian, diperlukan
sosialisasi secara intensif terhadap seluruh warga sekolah dan masyarakat sekitar
lingkungan sekolah.

D. Pengembangan Program dan Kegiatan


1. Pencanangan SD Bersih Sehat
Sekolah Dasar Bersih dan Sehat perlu diawali dengan peresmian agar
diketahui dan menumbuhkan kesadaran seluruh warga sekolah dan masyarakat
sekitar untuk mendukung kegiatan tersebut.Contoh kegiatan pada peresmian
ini,antara lain, sebagai berikut.
a. Pemasangan stiker, poster, slogan di setiap ruangan dan sarana lainnya yang berisi
himbauan tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan
b. Upacara Peresmian Sekolah Dasar Bersih dan Sehat dengan mengundang instansi
terkait dan warga sekolah. (Puskesmas dan UPTD).
c. Melakukan aksi bersama (cuci tangan pakai sabun, penanaman pohon di sekolah,
penyerahan tempat sampah, dan lain-lain).
2. Pemenuhan Fasilitas SD Bersih Sehat
a. Penyediaan buku guru tentang pendidikan kesehatan.
b. Penyediaan media pembelajaran kesehatan.
c. Penyediaan ruang UKS.
d. Penyediaan peralatan UKS minimal meliputi:
1) Tempat tidur;
2) Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, Snellen chart,dantermometer;
3) Lemari obat, kotak P3K dan obat-obatan sederhana (obat luka,
oralit, parasetamol, dll.);
e. Penyediaan sarana dan prasarana kantin sekolah yang memenuhi syarat kesehatan
seperti berikut ini.
1) Lokasi kantin/warung sekolah minimal berjarak 20 m dengan TPS (tempat
pengumpulan sampah sementara).
2) Langit-langit terlihat bersih, tidak ada debu, tidak ada sarang laba-laba, tidak ada
bekas bocor, tidak jebol, tidak mengelupas, dan mudah dibersihkan.
3) Dinding terlihat bersih, tidak ada debu, tidak ada sarang laba-laba, tidak ada bekas
bocor, tidak retak, dan mudah dibersihkan.
4) Lantai terlihat bersih, tidak licin, tidak ada sampah berserakan, tidak retak, dan
mudah dibersihkan.
5) Mebeulair berupa meja dan kursi makan terlihat bersih, tidak ada debu, dan dalam
kondisi baik.
6) Peralatan kantin sekolah terlihat bersih, tidak ada debu, tidak rusak,tidak mudah
berkarat.
7) Terdapat tempat sampah tertutup organik, nonorganik, dan limbah
8) Terdapat tempat cuci tangan dengan air bersih yang mengalirdilengkapi dengan
sabun dan lap bersih.
9) Ada ventilasi yang memadai.
10) Ruangan kantin terlihat terang,bersih, dan rapi.
11) Bahan makanan disimpan di tempat yang tertutup dan terpisah dari makanan jadi.

18
12) Penyimpanan bahan makanan dan makanan harus sesuai dengan suhu penyimpanan
yang dianjurkan.
13) Tempat pengolahan makanan sederhana (memanasi, mengukus, dan memanggang)
terlihat bersih, rapi, tertutup, terdapat lampu penerangan yang cukup dan jauh dari
kamar mandi/ WC.
14) Tempat penyajian makanan harus selalu tertutup, bersih, dan tidak berkarat.
15) Waktu penyajian makanan tidak boleh lebih dari 4 jam, terutama makanan yang
berprotein tinggi dan bersantan tidak lebih dari 2 jam.
16) Peralatan pengolahan masak dan peralatan makan disimpan dalam tempat
penyimpanan yang bersih dan tertutup.
17) Tempat cuci peralatan masakdan makan terlihat bersih dan tersedia air
bersihyang mengalir dan sabun.
18) Di sekitar tempat cuci alat tidak boleh ada air yang tergenang.
19) Saluran pembuangan air limbah kantin terbuat dari bahan kedap air dan tertutup.
20) Alat kebersihan (sapu, pel, ember, sabun, dll) tersedia di kantin
21) Makanan dan minuman yang dijual terdaftar di BPOMuntuk pangan olahan pabrikan
(dengan nomor izin edar MD atau ML) atauterdaftar di Dinas Kesehatan
Kabupaten/kota untuk produkindustri rumah tangga (dengan nomor izin edar PIRT).
22) Kemasan makanan dan minuman yang dijual tidak rusak.
23) Makanan dan minuman yang dijual belum kadaluwarsa.
24) Makanan dan minuman yang dijualtidak mengandung bahan kimia berbahaya yang
dilarang.
25) Makanan dan minuman dikemas dengan kemasan untuk makanan dan bersih.
26) Makanan dan minuman yang dijual tidak menggunakan bahan tambahan makanan
melebihi batas maksimal (termasuk garam, gula dan lemak), bahan berbahaya,
danmemenuhi kriteria sebagai berikut:
a) Baju kerja petugas/ penjaga kantin bersih, rapi, menggunakan celemek
berwarna terang, menggunakan tutup kepala, beralas kaki dan kuku terpotong
pendek dan bersih, serta tidak memakai cincin dan gelang
b) Petugas penjual makanan menggunakan penjepit dan sarung tangan dan
masker (jika diperlukan) serta tidak berbicara/bersin/batuk pada saat menjamah
makanan
c) Petugas/ Penjaga Kantin tidak sedang menderita: sakit mata, batuk, pilek, kulit
dan penyakit menular, segera melapor jika sakit
d) Penjamah makanan selalu cuci tangan memakai sabun sebelum memungut
makanan.
f. Penyediaan kamar mandi/WC dan urinoir beserta kelengkapannya yang terpisah
antara peserta didik putra dengan putri sesuai persyaratan, dan kamar mandi/WC
untuk guru dan karyawan.
g. Penyediaan sumber air bersih yang cukup dan tidak jauh dari kantin.
h. Penyediaan saluran pembuangan air limbah yang memenuhi syarat kesehatan, kedap
air, tertutup, dan airnya dapat mengalir dengan lancar.
i. Penyediaan unit penampungan air limbah yang memenuhi syarat.
j. Penyediaan saluran penuntasan air hujan.
k. Penyediaan tempat cuci tangan dengan air mengalir dan kelengkapan sabun cuci
tangan disetiap ruangan.
l. Penyediaan tempat sampah bertutup dan terpilah di ruang terbukadan diberi
keterangan (organik/anorganik, basah/kering, dan bergambar).
m. Penyediaan tempat sampah bertutup organik dan anorganik di setiap ruangan.

19
n. Penyediaan sarana sosialisasi dan publikasi SD Bersih Sehat seperti: stiker, poster,
spanduk.
3. Penyebarluasan Informasi dan Edukasi
Penyebarluasan informasi dan edukasi dalam pelaksanaan SD Bersih Sehat,
antara lain, sebagai berikut.
a. Pemasangan slogan/himbauan tentang kebersihan/kesehatan/keamanan pangan di
tempat yang strategis, misalnya “Buanglah sampah pada tempatnya!”, “Kiat
memilih jajanan yang aman”.
b. Kampanye perilaku hidup bersih dan sehat dalam penggunaan fasilitas umum di
sekolah.
c. Melibatkan peserta didik dalam kegiatan “SEKOLAH DASAR BERSIH DAN
SEHAT”.
d. Mengadakan workshop, kampanye, dan lomba tentang pentingnya menjaga dan
memelihara kebersihan, kesehatan, penghijauan lingkungan, dan keamanan pangan.
e. Membuat program kemitraan pendidikan kebersihan dan kesehatan dengan instansi
terkait (Puskesmas, Kepolisian, PMI, Petugas Penyuluh Lapangan Pertanian, dan
lain-lain).
f. Melakukan penyuluhan kebersihan, kesehatan, dan keamanan panganbagi warga
sekolah.

E. Operasional Kegiatan
Pelaksanaan secara umum operasional kegiatan sekolah dasar bersih dan
sehat meliputi hal-hal sebagai berikut.
1. Menyelenggarakan pendidikan kesehatan melalui kegiatan kurikuler yaitu
pelaksanaan pendidikan pada jam pelajaran, dengan materi yang mencakup hal-hal
berikut ini.
a. Menjaga kebersihan diri yang meliputi kebersihan rambut, mata, hidung, telinga,
gigi,mulut, tubuh, kuku, dan pakaian.
b. Mengenal pentingnya imunisasi
c. Mengenal makanan sehat dan aman.
d. Mengenal bahaya penyakit seperti diare dan demam berdarah.
e. Menjaga kebersihan lingkungan (sekolah/ madrasah dan rumah).
f. Membiasakan buang sampah pada tempatnya.
g. Mengenal kesehatan reproduksi.
h. Mengenal bahaya merokok bagi kesehatan.
i. Mengenal bahaya minuman keras.
j. Mengenal bahaya dan cara menolak penggunaan narkotik dan obat-obatan
terlarang.
k. Mengenal cara menolak perlakuan pelecehan seksual.
2. Menyelenggarakan pendidikan kesehatan melalui kegiatan sekolah yang berkaitan
dengan kesehatan/keamanan pangan, seperti kegiatan berikut ini.
a. Studi Wisata.
b. Perkemahan.
c. Ceramah, diskusi, dan praktik.
d. Lomba-lomba.
e. Bimbingan hidup sehat.
f. Apotek hidup.
g. Kebun sekolah.
h. Kerja bakti.
i. Majalah dinding.

20
j. Pramuka.
k. Piket sekolah.
l. Mengakses e-learning 5 (lima) kunci keamanan pangan untuk anak sekolah di
website http://klubpompi.pom.go.id.
3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan di sekolah dasar yangmeliputikegiatan
sebagai berikut.
a. Melakukan penjaringan kesehatan (gigi, mata, telinga, anemia, kecacingan, dan
perilaku anak) bekerjasama dengan Puskesmas.
b. Memberikan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan Pertolongan Pertama
Pada Penyakit (P3P)termasuk keracunan makanan dan merujuk ke Puskesmas
apabila membutuhkan penanganan lebih lanjut.
c. Melakukan pengawasan warung/kantin sekolah bekerjasama dengan Puskesmas.
d. Melaksanakan imunisasi bagi peserta didik bekerjasama dengan Puskesmas.
e. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala tiap 6 bulan termasuk pengukuran
tinggi dan berat badan bekerjasama dengan Puskesmas.
f. Melakukan pencatatan hasil pemeriksaan kesehatan peserta didik pada
buku kesehatan.
g. Melakukan pemeriksaan kebersihan gigi.
h. Melakukan pelayanan konseling kesehatan remaja bekerjasama dengan Puskesmas.
i. Melakukan pengukuran tingkat kesegaran jasmani secara berkala.
4. Menyelenggarakankebersihan dan kesehatan lingkungan sekolah meliputi:
a. Penataan sarana dan prasarana sekolah dasar bersih dan sehat sesuai dengan
kriteria yang ditentukan.
b. Setiap ruangan, baik ruang tertutup maupun terbuka, dibersihkan 2 (dua) kali
sehari atau sesuai kebutuhan sekolah.
c. Penyiangan/pemotongan rumput dan tanaman pengganggu lainnya secara berkala.
d. Setiap 2 (dua) kali sehari atau sesuai kebutuhan dilakukan pemindahan dari tempat
sampah kecil ke tempat penampungan sementara di sekolah (bak besar/kontainer
permanen) baik dari ruang terbuka maupun tertutup sesuai dengan jenisnya.
e. Pengelolaan sampah (kompos, daur ulang dan bank sampah).
f. Pemeriksaan dan pemeliharaan saluran penuntasan air hujan agar tetap berfungsi
dengan baik.
g. Pemeriksaan dan pemeliharaan saluran pembuangan air limbah agar tetap berfungsi
dengan baik.
h. Pemanfaatan air hujan dan pengolahan air limbah.
i. Pemeriksaan sanitasi lingkungan secara berkala.
Dalam pelaksanaan operasional harian, kegiatan pengembangan SD Bersih
Sehatmemerlukan keterlibatan peserta didik secara intensif demi terciptanya budaya
hidup bersih dan sehat. Berikut ini adalah contoh model pelaksanaan operasional
harian kegiatan pengembangan SD Bersih Sehatdengan melibatkan peserta didik.
1. Seluruh peserta didik disekolah dibagi menjadi kelompok-kelompok duta bersih dan
sehat (DBS).
2. Tiap kelompok ± 10 orang dan memiliki struktur organisasi kelompok.
3. Ketua kelompok bermusyawarah menyusun tugas dan jadwal kegiatan dengan
bimbingan guru.
4. Tiap kelompok melakukan tugas piket sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan
bersama dan melaporkan kepada penanggungjawab kegiatan. Salah satu contoh
kegiatan disajikan pada Gambar 4.2.
5. Pendidik dan tenaga kependidikan melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap
kelompok yang bertugas sesuai dengan jadwal piket.

21
Penanggungjawab kegiatan melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan kepada
kepala sekolah secara berkala.

F. Pembudayaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


Proses pembudayaan PHBS dalam kegiatan sekolah dasar bersih dan sehat,
antara lain, berikut ini.
1. Kepala Sekolah bersama-sama dengan warga sekolah harus membuat peraturan
tentang SD Bersih Sehatyang dimasukkan dalam peraturan dan tata tertib sekolah.
2. Pemasangan papan peraturan/rambu larangan untuk menjaga kebersihan dan
kesehatan sekolah.
3. Pemberian hukuman/sanksi yang sifatnya mendidik bagi warga sekolah yang
melanggar aturan berkenaan dengan kebersihan sesuai dengan tingkat pelanggaran
dan aturan yang berlaku.
4. Pembiasaan PHBS dengan mengadakan kegiatan rutin membersihkan lingkungan
sekolah seperti Program Jumat Bersih yang melibatkan seluruh warga sekolah,
pemeriksaan kebersihan kuku dan rambut setiap hari Senin, dan lain-lain.

G. Tindak Lanjut Pengembangan


Beberapa hal yang dapat dilakukan, antara lain, mengadakan
sosialisasi program Sekolah Dasar Bersih dan Sehat terhadap warga sekolah SD
imbas dan masyarakat sekitar lingkungan sekolah.

22
BAB V
MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN

Salah satu kegiatan dalam rangka pembinaan SD Bersih Sehat adalah


kegiatan pengendalian pelaksanaan. Pengendalian pelaksanaan ini mencakup
kegiatan monitoring, evaluasi, dan pelaporan.

A. Monitoring
1. Pengertian
Monitoring adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka pengawasan
dan pengendalian kegiatan yang sedang dilaksanakan, untuk umpan balik
pelaksanaan kegiatan dimasa datang. Kegiatan monitoring dilakukan dengan melihat
langsung pelaksanaan kegiatan untuk mengetahui kesesuaian antara perencanaan dan
pelaksanaan dengan keberhasilan program.
2. Tujuan
Tujuan monitoring SD Bersih Sehatadalah untuk mengetahui daya guna dan
hasil guna pelaksanaan program.
3. Fungsi
Fungsi dari monitoring adalah:
a. untuk pemetaan kegiatan SD Bersih Sehat di sekolah;
b. memperoleh umpan balik untuk pembinaanSD Bersih Sehat di sekolah/madrasah.
4. Ruang lingkup
Ruang lingkup monitoring meliputi semua aspek di dalam program, proses,
maupun hasil pelaksanaan pembinaan kegiatan SD Bersih Sehat.
5. Sasaran
Sasaran monitoring adalah sebagai berikut :
a. dokumen kegiatan,
b. pengelolaan kegiatan, dan
c. capaian kegiatan.
6. Pelaksanaan Monitoring
Pelaksanaan monitoring dilakukan oleh petugas yang ditunjuk TimPembina
dan Tim Pelaksana SD Bersih Sehat.Monitoring dilakukan dengan cara:
a. pemeriksaan dokumen (instrumen monev),
b. pengamatan (observasi), dan
c. wawancara.
Dalam pelaksanaan monitoring penjaringan data dan informasi dilakukan
dengan wawancara dan pengamatan yang selanjutnya dicatat pada
instrumen penilaian.
7. Frekuensi Pelaksanaan Monitoring
a. Tim Pembina SD Bersih SehatPusat melakukan monitoring sekolah yang
melaksanakan SD Bersih Sehatdi tingkat Kabupaten/Kota dengan didampingi oleh
Tim Pembina Provinsi dan Tim Pembina Kabupaten/Kota.
b. Tim Pembina SD Bersih Sehattingkat Kabupaten/ Kota melakukan monitoring
setiap bulan ke sekolah
c. Waktu monitoring dilakukan sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.

23
B. Evaluasi
1. Pengertian
Evaluasi adalah salah satu kegiatan pembinaan melalui proses pengukuran
hasil yang dicapai dibandingkan dengan sasaran yang telah ditentukan sebagai bahan
penyempurnaan perencanaan dan pelaksanaan SD Bersih Sehat.
2. Tujuan Evaluasi
Evaluasi ini dimaksudkan untuk :
a. Mendapatkan gambaran tentang keberhasilan pelaksanaan programSD Bersih Sehat
b. Memberikan umpan balik sebagai dasar penyempurnaan program pembinaan SD
Bersih Sehat
3. Ruang lingkup
Ruang lingkup evaluasi meliputi semua komponen perencanaan programSD
Bersih Sehatproses maupun hasil pelaksanaannya.
4. Sasaran Evaluasi
a. Warga sekolah (peserta didik, guru, tenaga kependidikan, dll)
b. Lingkungan sekolah (bangunan, halaman, dll)
c. Hasil pembinaan terhadap perilaku peserta didik
d. Pengelolahan program pada jenjang kecamatan, kota, dan provinsi
5. Unsur – unsur yang dievaluasi
a. Perubahan tingkah laku kebiasaan hidup sehari-hari dan ketrampilan dalam
melaksanakan prinsip pola hidup bersih dan sehat
b. Kemampuan hidup bersih dan sehat serta derajat kesehatan yang telah terjadi pada
peserta didik karena adanya pelayanan kesehatan di sekolah
c. Perubahan lingkungan sekolah menjadi bersih dan sehat
d. Tingkat keberhasilan kegiatan pembina dan pengelolaan program SD Bersih Sehat
6. Prinsip-prinsip Evaluasi
a. Menyeluruh (meliputi seluruh komponen program SD Bersih Sehatmulai dari
perencanaan, proses serta hasil pelaksanaan, yang merupakan satu kesatuan
b. Berkesinambungan (secara bertahap sesuai dengan kebutuhan, fungsi dan tanggung
jawab pelaksanaan program)
c. Objektif, berdasarkan kriteria yang jelas sesuaipedoman pelaksanaanSD Bersih
Sehat
d. Hasil evaluasi dapat digunakan sebagai penghargaan bagi yang berhasil, dan
merupakan pendorong bagi yang belum berhasil
7. Cara dan Teknik
a. Cara Evaluasi
Evaluasi dilakukan dalam bentuk kuantitatif sesuai denganmonitoring yang
dilakukan
b. Teknik Evaluasi
Teknik Evaluasi dengan cara menganalisa data hasil monitoring dan
memasukkan ke tabel evaluasi. Tabel evaluasi dijadikan dasar rekomendasi terhadap
pihak yang berkepentingan.

C. Pelaporan
1. Mekanisme Pelaporan
a. Tim pelaksana SD Bersih Sehat melaporkan secara tertulis setiap semester kepada
Tim Pembina Kabupaten/Kota sepengetahuan Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan.
b. Tim Pembina kabupaten/Kota melaporkan kepada Tim Pembina Provinsi.
c. Tim Pembina Provinsi melaporkan kepada Tim Pembina Pusat.

24
2. Format Pelaporan
a. Tim Pembina SD Bersih Sehat (Tingkat Pusat, Provinsi, dan
Kabupaten/Kota).Sesuai dengan kebutuhan yang isinya proses Bimtek, monitoring,
dan luaran yang dilampiri laporan dari Tim Pelaksana SD bersih Sehat.
b. Tim Pelaksana SD Bersih Sehat, menggunakan sistematika laporan kegiatan
program yang meliputi:
Halaman Judul
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PERSIAPAN PROGRAM
A. Sosialisasi internalsekolah
B. Pembentukan tim pelaksana SD Bersih Sehat
C. Penyusunan rencana dan jadwal kegiatan
BAB II PELAKSANAAN PROGRAM
A. Deskripsi visi, misi, tujuan sekolah, dan RKAS
B. Deskripsi Kondisifisik sarana dan prasarana (ruang kepala sekolah, ruang guru,
ruang kelas, pengelolaan sampah, dll.)
C. Deskripsi pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat
BAB III EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM
A. Faktor Pendukung
B. Faktor Penghambat
C. Solusi
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Dokumen (Visi, Misi, RKAS, dll)
2. Foto Kegiatan
3. Lain-lain

25
BAB VI
PENUTUP

Program SD Bersih Sehatmempunyai beberapa tujuan. Tujuan tersebut


adalah untuk mewujudkan sekolah dasar yang memiliki lingkungan sekolah yang
bersih, indah, nyaman, tertib, aman dan rapi. Sekolahmemiliki warga sekolah yang
sehat dan bugar, serta secara sadar senantiasa berperilaku hidup bersih dan sehat.
Akhirnya,setiap sekolah dasar diharapkan dapat mewujudkan budaya hidup bersih
dan sehat.
Buku panduan program SD Bersih Sehatini dijadikan sebagai pedoman bagi
SD sasaran di seluruh Indonesia, mulai tahap perencanaan, pelaksanaan, pelaporan
kegiatan, hingga kegiatan monitoring-evaluasi. Keberhasilan programSD Bersih
Sehattergantung pada dukungan berbagai pihak (pemerintah pusat, provinsi, SKPD
terkait, sekolah, lembaga nonpemerintah, dan masyarakat).
Sebagai Program baru, pedoman ProgramSD Bersih Sehatini masih terdapat banyak
kekurangan dan ketidaksempurnaan. Untuk itu saran dan masukan dari berbagai
pihak, demi penyempurnaan pedoman program ini sangat diharapkan.

26

Anda mungkin juga menyukai