Skripsi Sangat Fick
Skripsi Sangat Fick
SKRIPSI
Oleh:
NIM. 2019195010030
2023
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP GHEDUEN DALAM
KERJA SAMA PETERNAKAN SAPI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Hukum (S.H)
Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Pada Fakultas Syariah STIS Nurul
Qarnain
Oleh:
NIM. 2019195010030
2023
i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Nim : 2019195010030
Dengan ini saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya
tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan
pengambil alih penulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil
tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil
jiplakan atau plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut.
ii
SURAT PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini bertindak selaku pembimbing skripsi dari :
NIM : 2019195010030
Mahasiswa tersebut telah menyelesaikan semua tahapan dalam skripsi dan dapat
iii
iv
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur dan bahagia skripsi ini saya persembahkan
khusus untuk;
cita-cita yang dia inginkan, selalu memberikan yang terbaik untuk saya,
Ibunda Endang Wahyuni dan Ayahanda Moh Tori. Semoga Abi dan Umi
2. Keluarga besar yang telah mendukung peneliti sampai pada titik ini.
skripsi ini dengan baik, dan untuk teman-teman yang lain yang saya tidak
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam dan shalawat
serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad, juga kepada
Kasus di Desa Pujer Baru Maesan Bondowoso). ini sebagai salah satu tugas akhir
sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Hukum di Sekolah Tinggi Ilmu
Syariah (STIS) Nurul Qarnain. Seiring dengan itu penulis sangat berterima kasih
kepada kedua orang tua karena telah merawat serta membiayai peneliti.
Kesuksesan ini dapat penulis peroleh karena dukungan banyak pihak.oleh sebab
1. Bapak Dr Bachrul Ulum, S.Sy., M.H.I. selaku Ketua STIS Nurul Qarnain
dan Jajarannya. Para Bapak/Ibu dosen serta seluruh karyawan STIS Nurul
judul skripsi ini hingga menjadikan skripsi ini lebih matang dan bisa
selesai.
vi
4. Masyarakat di Desa Pujer Baru Kecamatan Maesan yang telah
akhir ini.
5. Kedua orang tua tercinta, ayahanda tercinta Moh Tori dan tercinta Ibunda
membantu yang tidak sempat disebutkan satu persatu dalam skripsi ini,
Semoga semua amal baik yang telah Bapak/Ibuk berikan kepada penenulis
mendapat balasan yang sebaik mungkin dari Allah penguasa alam seisinya, Amin.
vii
MOTTO
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERSETUJUAN PEMBIMBING..............................................................iii
PENGESAHAN...........................................................................................iv
PERSEMBAHAN.........................................................................................v
MOTTO.......................................................................................................vii
DAFTAR ISI................................................................................................ix
ABSTRAK..................................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Identifikasi Masalah............................................................................4
C. Pembatasan Masalah...........................................................................5
D. Rumusan Masalah...............................................................................5
E. Tujuan Penelitian................................................................................6
F. Manfaat Penelitian..............................................................................6
ix
H. Sistematika Pembahasan.....................................................................8
A. Mudharabah .........................................................................................
1. Pengertian Mudharabah..............................................................10
4. Syarat-syarat Mudharabah..........................................................16
5. Rukun-rukun Mudharabah..........................................................19
6. Hukum Mudharabah...................................................................21
7. Berakhirnya Mudharabah...........................................................23
B. Ijarah................................................................................................29
1. Pengertian Ijarah.........................................................................29
3. Syarat-syarat Ijarah.....................................................................33
4. Rukun-rukun Ijarah.....................................................................35
B. Kehadiran Peneliti............................................................................39
C. Lokasi Penelitian..............................................................................39
x
E. Tahap-tahap Penelitian.....................................................................41
1. Profil Desa..................................................................................48
B. Pembahasan .....................................................................................59
Bondowoso.................................................................................59
BAB V PENUTUP......................................................................................71
A. Kesimpulan.......................................................................................71
B. Saran ................................................................................................73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
berikut:
xii
ABSTRAK
xiii
ABSTRACT
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
kebaikan.
transaksi akad yang terjadi seperti akad mudharabah, shirkah, ijarah, dan
1
lain sebagainya sehingga di jaman sekarang perekonomian yang marak
dan apabila terdapat keuntungan maka hal ini akan dibagi sesuai dengan
kesepakatan. 1
selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola, namun jika hal
kepada orang lain dengan perjanjian membagi dari hasil keuntungan yang
2
tersebut sudah memenuhi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Syari’ah
Islam3.
seorang memberikan modal baik itu uang atau seokor sapi kepada petani
atau pengelola dengan pembagian hasil yang merata. Salah satu contoh
Indonesia khususnya adalah kerja sama bagi hasil yang sifatnya saling
modal. Pada masalah ini Islam memberi ketentuan secara garis besar saja,
keuangan.
Dasar hukum tentang kebolehan untuk kerja sama bagi hasil ini
ـٰۤيَاُّيَه ا اَّلِذيَن ٰاَم ُنوا اَل َتاُك ُلوا َامَو اَلـُك م َبيَنُك م ِبالَباِط ِل ِاۤاَّل َان
َتُك وَن َجِتاَر ًة َعن َتَر اٍض ِّم نُك ۚم َو اَل َتقُتُلوا َانـُفَس ُك م ِاَّن الّٰل َه َك اَن
ِبُك م َر ِح يًم ا
Artinya;
“ Wahai orang-orang yang beriman. Janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam
perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu.
Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang
kepadamu.4”
3
Siti Fatimah, Pelaksanaan Sistem Bagi Hasil Peternakan Sapi Di Desa Sejangat Ditinjau
Menurut Konsep Mudharabah (2020)
4
Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV Diponegoro, 2018), h.83
3
Ulama’ Ahli Fiqih sepakat terhadap legalitas akad Mudharabah
meninjau dari segi kebutuhan dan manfaat yang ada diantara masyarakat.
yang berkontrak.5
khususnya pada hewan sapi atau bagi hasil pemeliharaan sapi yang
dilakukan secara tradisional sebagai salah satu kebiasaan. Sistem dan cara
yang digunakan untuk membagi hasil ternak sapi sangatlah menarik untuk
dibahas, karena Kerjasama dilakukan dengan cara satu ekor sapi betina
dan sapi jantan yang dipercayakan pemiliknya kepada orang lain untuk
dirawat. Dengan perjanjian bila sapi tersebut beranak yang pertama, maka
kata lain pemilik sapi tidak memperoleh apa-apa selama kurun waktu
tersebut. dan ketika sapi tersbut beranak lagi baru anak sapi tersebut
5
Harun Nasrun, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Gaya Medika Pratama, 2017), h. 231
6
Moh Tori, wawancara, pujer baru, 25 Februari 2023
4
B. Identifikasi Masalah
anak sapi
3. Perjanjian kerja sama bagi hasil peternakan sapi sudah menjadi tradisi
di masyarakat
C. Batasan Masalah
Terhadap Gheduen dalam kerja sama Peternakan Sapi (Studi kasus di Desa
D. Rumusan Masalah
selanjutnya yaitu:
Bondowoso?
5
E. Tujuan
Bondowoso.
F. Manfaat Penelitian
kepada Allah swt, dan juga dapat dijadikan landasan bagi umat islam
dalam acuan pelaksanaan kerja sama bagi hasil peternakan sapi Sesuai
Syariat islam.
7
Ratih Purwasari, “Pelaksanaan Pemeliharaan Ternak di Jorong Talago Gunung Menurut
Fiqih Muamalah, (Skripsi IAIN Batu Sangkar, 2020)
6
akan di teliti oleh peneliti adalah sama- sama menggunakan bagi hasil
dengan cara hasil penjualan hewan ternak dibagi dua atau anak
awal dan yang peneliti lakukan ini adalah induk atau anak dari hewan
ternak ini dijual dan hasilnya dibagi dua atau dibagi tiga. 2persamaan
modal yang disertakan berupa uang dan sapi, resiko kerugian belum
8
Siti Fatimah, “Pelaksanaan Sistem Bagi Hasil Peternakan Sapi Di Desa Sejangat
Ditinjau Menurut Konsep Mudharabah” (2019)
7
siap untuk dijual dan menjadi tanda berakhirnya kerjasama9.
mengenai sistem bagi hasil ternak sapi yang dilakukan dengan cara
sudah melakukan perjanjian dengan akad ijab dan qabul dan sudah
dengan lisan, akan tetapi tidak terjadi pengingkaran perjanjian, dan hal
menjadi tradisi yang melekat dan juga sesuai dengan Hukum Islam.
9
Ahmad Saiful Umam, “ Implementasi Sistem Bagi Hasil Ternak Sapi Ditinjau dengan
Akad Mudharabah di Dsn. Pilanggot Ds. Wonokromo Kec. Tikung Kab. Lamongan,
( Skripsi, UIN Sunan Ampel Surabaya, 2019)
8
perbedannya peneliti terdahulu membahasan tentang bagi hasil sapi
H. Sistematika Pembahasan
skripsi.
Mudharabah.
BAB III Berisi dari hasil penelitian terkait tinjauan hukum islam
terhadap Gheduen dalam kerja sama peternakan sapi di Desa Pujer Baru
BAB V Berisi penutup yang terdiri dari kesimpulan, saran dan kata
penutup.
10
Muhkamat Khairuddin, “Praktik Bagi Hasil Sapi potong Di Desa Grantung
Kecamatan Bayan Kabupaten Purworejo Menurut Hukum Islam” (2019)
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Mudharabah
1. Pengertian Mudaharabah
10
berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah
kerja sama antara dua pihak, yang mana pihak pertama menyediakan
11
Sofhian Sofhian, “Pemahaman Fiqh Terhadap Mudharabah” , UIN malang, Vol. 9,
Nomor 2,( juli 2016), h.19
11
pemilik memotong sebagian hartanya untuk diperdagangkan dan
berikut:
karena harta diserahkan kepada yang lain dan yang lain punya jasa
dan perak).” 13
12
Anjur Prakasa Alam, “ At – Tawassuth “Pelaksanaan Bagi Hasil Ternak Kambing
Dengan Badan Usaha Milik Desa di Desa Suka Ramai Penyabungan Utara Menurut
Hukum Islam”, Vol. VI, Nomor 1, Januari – Juni 2023, h, 72
13
Ali Fikri, Al-Mu’amalat Al- Maddiyyah wa Al-Adabiyyah, ( Mesir: Mushthafa Al-Babiy
AL-Halaby, 1358 H), cet. I, l. 90
12
d. Imam Hanabilah berpendapat, bahwa mudaharabah ialah: “Ibarat
diketahui.”14
14
Qomarul Huda, Fiqh Muamalah, (Yogyakarta: Teras, 2019), h. 87
15
Hj. Ru’fah Abdullah, Fiqih Muamalah (Banten; Media Madani,2019), h.185
13
Secara umum, mudaharabah terbagi menjadi dua jenis:
a. Mudaharabah Muthlaqah
luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu dan
b. Mudaharabah Muqayyadah
14
waktu, atau tempat usaha. Adanya pembatasan ini seringkali
A. Al - Qur’an
ayat 198
َنا َاْن ُغ ا َفْض اًل ِّم َّرِّبُك ۗ َفِاَذا َاَفْضُت ِّم َفاٍت
ْم ْن َعَر ْن ْم َعَلْيُك ْم َلْيَس ُج ٌح َتْبَت ْو
ِا ِم ّٰل ِع
َفاْذُك ُر وا ال َه ْنَد اْلَم ْش َعِر اَحْلَر ا ۖ َو اْذُك ُر ْو ُه َك َم ا َه ٰد ىُك ْم ۚ َو ْن ُك ْنُتْم ِّم ْن
َ َقْبِله َلِم َن الَّض ۤاِّلنْي
16
H.Zaenal Arifin, .Akad Mudharabah Penyaluran Dana Dengan Prinsip Bagi Hasil
(Indramayu:CV. Adanu Abimata 2020), h.42
15
Artinya; “tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil
perniagaan) dari Tuhanmu. Maka bilamana kamu sudah bertolak dari
‘Arafat, berdzikirlah kepada Allah di Masy’arilharam. dan
berdzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-
Nya kepadamu; dan Sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar
Termasuk orang-orang yang sesat”. (QS. Al-Baqarah: 198)17
B. Hadist
َك اَن َس ِّيُدَنا اْلَعَّب اُس ْبُن َعْب ِد اْلُم َطِّلِب ِإَذا َدَف َع اْلَم اَل ُمَض اَر َبًة ِاْش َتَر َط
َال ْش ِرَت ِب ِه، َال ْن ِز َل ِب ِه اِد ا،َلى اِح ِبِه َأْن َال ُلَك ِب ِه ا
َو ًي َو َي َي ْحَبًر َو َي َيْس َع َص
َل اِهلل ِم ِل ِب ٍد ٍة ِإ
َفَبَل َغ َش ْر ُطُه َرُس ْو، َف ْن َفَع َل َذ َك َض َن، َداَّب ًة َذاَت َك َر ْطَب
َص َّلى اُهلل َعَلْي ِه َو آِلِه َو َس َّلَم َفَأَج اَز ُه (رواه الطرباين ىف األوسط عن ابن
)عباس
، َاْلَبْي ُع ِإىَل َأَج ٍل: َثَالٌث ِفْيِه َّن اْلَبَر َك ُة: َأَّن الَّنَّيِب َص َّلى اُهلل َعَلْي ِه َو آِلِه َو َس َّلَم َق اَل
) َخ ْلُط اْلُبِّر ِبالَّش ِعِرْي ِلْلَبْيِت َال ِلْلَبْيِع (رواه ابن ماجه عن صهيب،اْل َق ا َض ُة
َو ُم َر َو
17
Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV Diponegoro, 2018)
16
mencampur gandum dengan jewawut untuk keperluan rumah
tangga, bukan untuk dijual.” (HR. Ibnu Majah dari Shuhaib).18
C. Ijma’
18
Muhammad Haris, Ayat dan Hadist Mudharabah, Musyarakah, Muzaraah, Musaqah
(Telaah Filosofis, Sosiologis, Yuridis Perspektif Hukum di Indonesia, UIN Antasari
Banjarmasin, Volume 1, Nomor 2,(Desember 2022), 117
19
H.Zaenal Arifin, Akad Mudharabah Penyaluran Dana Dengan Prinsip Bagi
Hasil, h.45
17
untuk menyerahkan kuasa dan melaksankan wakalah. Urusan
pemberian kuasa.
yang masih dibawah umur, orang gila atau orang yang dipaksa.
menjadi tidak jelas ketika bakal dibagi, dan ini bakal menjadi
dibolehkan.
18
2) Modal mestinya jelas dan diketahui ukurannya. Bilamana
3) Modal mestinya ada dan tidak boleh berupa utang, tetapi tidak
dalam Mudaharabah.21
20
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah, ( Kencana, 2018), h. 197
21
Ahmad Farroh Hasan, Fikih Muamalah dari Klasik hingga Komtemporer, (Malang;UIN-
Maliki Press,2018), h.109
19
4. Rukun-Rukun Mudaharabah
mudaharabah, diantaranya:
(mudharib)
keuntungan
1) Modal
2) Shighat
4) Tenaga(pekerjaan)
5) Keuntungan22
berikut.
20
keuntungan. dalam akad mudaharabah harus ada minimal dua
bias berupa uang atau barang yang di perinci sesuai nilai uang,
modal harus di sepakati pada saat akad oleh kedua belah pihak
23
Abdul Aziz dan Muhammad Amzah, Fiqh Muamalah, ( Jakarta: Amzah, 2014 ), h.160
21
setoran modal, berarti shahibul maal tidak memberikan
Safi’i dan Maliki melarang hal itu karena merusak sahnya akad
4) Nisbah keuntungan
5. Hukum Mudaharabah
dua yakni:
24
Shidiq Sapiudin, Fikih Kontemporer, ( Jakarta: Kencana, 2017), h. 255
25
Hariman Surya Siregar, Fikih muamalah teori dan implementasi ( Bandung; PT Remaja
Rosdakarya, 2019), h. 185
22
a. Hukum Mudaharabah Fasid
lain:
barang.
pun mempunyai hak untuk mendapat ongkos, jika harta rusak tanpa
23
6. Berakhirnya Mudaharabah
modal (mudharib).
fasid jika terdapat salah satu syarat yang tidak terpenuhi, diantara
yang ada. Dalam akad ini mudharib diposisikan sebagai ajir (orang
24
menjelaskan bahwa, perjanjian bagi hasil menjadi batal apabila ada
a. Syarat yang ditentukan sudah tidak terpenuhi. Jika salah satu syarat
25
mudaharabah telah dibatalkan, pengusaha (mudharib) diperolehkan
dalam mudaharabah.28
28
Shidiq Sapiudin, Fikih Kontemporer, ( Jakarta: Kencana, 2017), h. 255
26
Jika harta itu rusak sebelum dibelanjakan, mudaharabah
menjadi batal, hal ini karena modal harus dipegan oleh pengusaha.
diusahakan29
tidak mampu untuk mengelolanya dan disana juga ada orang yang
27
modal kepada pengelola untuk melakukan kerjasama, nanti hasil dapat
dibagi dua.
sifat saling tolong – menolong dan jiwa gotong royong sesame anggota
sesama manusia.30
B. Ijarah
1. Pengertian Ijarah
Salah satu kegiatan muamalat yang dapat kita lihat dan bahkan
Ajran semakna dengan kata al-‘iwadh yang mempunyai arti ganti dan
30
Nur Iflaha “ konsep Akad Mudarabah Musyarakah dalam Ekonomi Islam”, STIS
Miftahul Ulum Lumajang, vol. 1 No 1 (September 2019), h.7
31
Kutbuddin Aibak, Kajian Fiqh Kontemporer, (Yogyakarta: Kalimedia, 2017), h. 213
28
upah. Adapun pengertian ijarah yang dikemukakan oleh para ulama
dan dilakukan dengan sengaja dari suatu zat yang disewa dengan
disertai imbalan.
32
Abdurrahman al-Jaziri, Fiqh Sunnah Terjemah Kamaluddin A. Marzuki, (Bandung : PT.
al. Ma’arif, Cet. II, 2017), hal. 7
33
Qomarul Huda, Fiqh Muamalah, (Yogyakarta: Teras, 2019), h. 77
34
Ali Fikri, Al-Mu’amalat Al- Maddiyyah wa Al-Adabiyyah, ( Mesir: Mushthafa Al-Babiy
AL-Halaby, 1358 H), cet. I, hal. 85
29
lain dapat diambil inti sari bahwa ijarah atau sewa menyewa adalah akad
barang. Dari segi imbalanya ijarah mirip dengan jual-beli, tetapi keduanya
berbeda karena dalam jual beli objeknya benda, sedangkan dalam ijarah
objeknya adalah manfaat dari benda. Oleh karena itu, tidak diperbolehkan
menyewa tanaman untuk diambil buahnya, karena buah itu benda bukan
disewakan disebut ma’jur dan uang atau sewa atau imbalan atau
hukum, yaitu pada saat sewa menyewa berlangsung. Apabila akad sudah
apapun selama tidak merugikan salah satu pihak dan selama tidak melanggar
30
menolong antara sesama umat manusia juga mempunyai landasan hukum.
a. Al-Qur’an
َو ٱْلَٰو ِل َٰد ُت ُيْر ِض ْع َن َأْو َلٰـ َد ُه َّن َح ْو َلِنْي َك اِم َلِنْي ۖ ِلَمْن َأَر اَد َأن ُيِتَّم ٱلَّر َض اَعَةۚ َو َعَلى
ٱْلَمْو ُل وِد َل ۥُه ِر ْز ُقُه َّن َو ِكْس َو ُتُه َّن ِب ٱْلَم ْع ُر وِف ۚ اَل ُتَك َّل ُف َنْف ٌس ِإاَّل ُو ْس َعَه اۚ اَل
ُتَض ٓاَّر َٰو ِل َد ٌۢة ِبَو َل ِدَه ا َو اَل َمْو ُل وٌۭد َّل ۥُه ِبَو َل ِدِهۦۚ َو َعَلى ٱْل َو اِر ِث ِم ْث ُل َٰذ ِل َك ۗ َف ِإْن َأَر اَدا
ِف ااًل ن اٍۢض ِّم ا ا ٍۢر َفاَل ا َل ِه اۗ ِإْن َأ د َأن ِض ٓو ۟ا
ُج َن َح َع ْي َم َو َر ْمُّت َتْس َتْر ُع ْنُه َم َو َتَش ُو َص َع َتَر
۟ا ِف
َأْو َلٰـ َد ُك ْم َفاَل ُج َن اَح َعَلْيُك ْم ِإَذا َس َّلْم ُتم َّم ٓا َءاَتْيُتم ِب ٱْلَم ْع ُر و ۗ َو ٱَّتُق و ٱلَّل َه
ِص ۟ا
َو ٱْع َلُم ٓو َأَّن ٱلَّلَه َمِبا َتْع َم ُلوَن َب ٌري
Artinya;
Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun
penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan kewajiban ayah
menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut
seseorang tidak dibebani lebih dari kesanggupanya. Janganlah seorang ibu
menderita karena anaknya dan jangan pula seorang ayah (menderita)
karena anaknya. Ahli warispun (berkewajiban) seperti itu pula. Apabila
keduanya ingin menyapih dengan persetujuan dan permusyawaratan antara
keduanya, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin
menyusukan anakmu kepada orang lain, maka tidak ada dosa bagimu
memberikan pembayaran dengan cara yang patut. Bertakwalah kepada
Allah dan ketahuilah bahwa Allah maha melihat apa yang kamu lakukan
(QS. Al- Baqarah: 233)”.36
b. Hadist
36
Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV Diponegoro, 2018)
31
سألت رافع بن خديج عن كراء األرض بالذهب:عن حنظلة بن قيس قال
إمنا كان الناس ي ــؤاجرون على عهد رسول اهلل، ال بأس به:وال ــورق؟ فق ــال
وأشياء من الــزرع؛، وَأْقَب اِل اَجلَد اِو ِل، صلى اهلل عليــه وسلم مبا على ا اَذَيانــاِت
َمل
، ومل يكن للناس كراء إال هذا؛ ولــذلك زجر عنه، ويسلم هذا،فيهلك هذا
فأما شيء معلوم مضمون؛ فال بأس
Artinya :
Dari Rafi’ bin Khudaij, dia berkata ‘Tadinya kami adalah orang-
orang Anshar yang paling luas ladangnya dan kami menyewakan tanah,
dengan ketentuan, kami mendapatkan hasil dari lahan ini dan mereka (para
penggarap) mendapatkan hasil dari lahan yang lain, padahal boleh jadi
lahan ini mengeluarkan hasil dan lahan yang lain tidak mengeluarkan
hasil. Lalu beliau melarang kami melakukan hal itu. Adapun untuk uang,
beliau tidak melarang kami.37
c. Ijma’
akad ijarah, hal ini disadari pada kebutuhan masyarakat akan jasa-jasa
akad ijarah atas manfaat/jasa. Karena pada hakekatnya, akad ijarah juga
37
Al Bukhari, Muhammad bin Ismail Abu Abdillah, Shahih Bukhari, Juz II, (Beirut: Dar
Ibn Kasir, 1987), h.232.
38
Dimyaudin Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2018), h. 97
32
berbagai peralatan untuk digunakan dalam kebutuhan hidup mereka,
3. Syarat-Syarat Ijarah
a. Syarat bagi kedua orang yang berakad ialah: telah baligh dan berakal
belum atau tidak berakal seperti anak kecil atau orang gila menyewa
hartanya, atau diri mereka sebagai buruh (tenaga dan ilmu boleh disewa),
maka Ijarah nya tidak sah. Berbeda dengan Mazhab Hanafi dan maliki
bahwa orang yang melakukan akad, tidak harus mencapai usia baligh ,
tetapi anak yang telah mumayiz pun boleh melakukan akad Ijarah dengan
c. Manfaat yang menjadi objek Ijarah harus diketahui secara jelas, sehingga
d. Objek Ijarah itu dapat diserahkan dan dipergunakan secara langsung dan
tidak ada cacatnya. Oleh sebab itu, ulama fiqih sepakat mengatakan bahwa
39
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, Terj. Moh. Nabhan Husein Jilid 13 (Bandung: Al-ma’arif,
2015), h.10
33
langsung oleh penyewa. Umpamanya rumah harus siap pakai atau tentu
saja sangat bergantung kepada penyewa apakah dia mau melanjutkan akad
itu atau tidak, sekiranya rumah itu atau toko itu disewa oleh orang lain
maka setelah itu habis sewanya baru dapat disewakan oleh orang lain.
e. Objek Ijarah itu sesuatu yang dihalalkan oleh syara. Oleh sebab itu ulama
fikih sependapat bahwa tidak boleh menggaji tukang sihir, tidak boleh
diantaranya ialah:
Orang yang melakukan akad ijarah ada dua orang yaitu Mu’jir
Musta’jir ialah: orang yang menerima upah untuk melakukan sesuatu dan
b. Sighat Akad
40
M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam, (Jakarta, Raja Grafindo Persada:
2018), h, 227
41
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah ( Jakarta, Pena Ilmu dan Amal, 2016), jilid 4, h. 205
34
Mu’jir dan Musta’jir, Yaitu melakukan ijab dan qabul ialah:
Ungkapan, pernyataan dan penjelasan yang keluar dari salah seorang yang
c. upah (Ujroh)
d. Manfaat
perjanjian timbal balik. Menurut Imam Syafi’i tidak batal transaksi jual beli
jualanya dan sangat dibutuhkan ahli warisnya. Maka dalam hal ini tampak
dunia salah satu pihak, maka dari itu transaksi ijarah tidak batal walaupun
42
Gemala Dewi, Hukum Perikatan Islam di Indonesia, ( Jakarta, Prenada Media, 2015), h. 63
43
Hariman Surya Siregar, Fikih muamalah teori dan implementasi ( Bandung; PT Remaja
Rosdakarya, 2019), h.52
35
salah satu pihak meninggal dunia.44 Adapun hal-hal yang menyebabkan
pembatalan.45
kerusakan atau musnah sehingga tidak dapat dipergunakan lagi sesuai dengan
yang diperjanjikan. Misalnya, yang menjadi objek sewa menyewa adalah rumah,
Dalam hal ini yang dimaksud ialah tujuan perjanjian sewa menyewa telah
tercapai, atau masa perjanjian sewa menyewa telah berakhir sesuai dengan
e. Adanya uzur
44
Abiy Abdillah Muhammad bin Idris asy-Syafi’I, Al-Umm, Juz IV, (Rmadhan: Kitab al-
Sya’bi. 1968), h. 31
45
Ahmad Farroh Hasan, Fikih Muamalah dari Klasik hingga Komtemporer, (Malang;UIN-
Maliki Press,2018), h.130
36
Penganut Mahdzab Hanafi menambahkan bahwa uzur juga
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
37
fokus penelitian. Berdasarkan analisis tersebut kemudian ditarik
kenyataan-kenyataan.48
B. Kehadiran Peneliti
bersangkutan.
C. Lokasi Penelitian
48
Emzir, Metode Penelitian kualitatif analisis data ( Jakarta; Rajawali,2016), h.37
49
Sugiono, Metode penelitian,( Bandung; Alfabeta, 2017), h.332
38
Lokasi penelitian yang dituju bertempat di Desa Pujer Baru
dan lain-lain. Sumber data primer dan sumber data sekunder. Untuk
dalam penelitian ini adalah pihak yang berkaitan tentang pengelola dan
39
bertempat tinggal di lokasi penelitian yaitu di Desa Pujer Baru
40
tahap ini meliputi pengumpulan data-data yang terkait
l l l l l l l l l
ujian skripsi.50
l
1. Observasi
50
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R & D (Bandung Alfabeta,
2014), h. 339
41
bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja,
besar.51
2. Wawancara
51
Ahmad fauzi, Metodologi penelitian ( Jawa tengah;Pena persada,2018), h.80
52
Nasution, Metode Research, ( Jakarta; Bumi Aksara, 2016), h.113
42
sehingga akan tampak kaitan hal yang satu dengaan yang lain
3. Dokumentasi
mendalam.
43
dan dokumen skunder, jika peristiwa dilaporkan orang lain yang
penting dan apa yang perlu dipelajari, dan pembuatan keputusan apa
yang akan dikatakan kepada orang lain. Tekhnik analisis data pada
1. Reduksi Data
44
yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebihjelas,
selanjutnya.
2. Penyajian data
3. Verfikasi Data
yang diajukan.55
55
Dr. Umar Sidiq, M.Ag, Metode Penelitian kualitatif di Bidang Pendidikan (ponorogo;
CV.Nata Karya 2019), h.102
45
Validasi Data Setelah data dianalisis kemudian penngecekan
ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya
yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid
adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh
56
Sugiono, Metode penelitian,( Bandung; Alfabeta, 2017), h. 170
46
BAB IV
1. Profil Desa
nomor urut Desa 2 dengan luas wilayah : 371,85 ha, Batas Utara
yaitu Desa Tanah Wulan, Batas Timur Yaitu Desa Sucolor, Batas
47
Keadaan kependudukan di Desa Pujer Baru dilakukan identifikasi
usia 19-49 tahun sejumlah 2383 Jiwa. Dari usia 60 tahun keatas
laki 114 dan perempuan 127. Penduduk usia produktif pada usia
yaitu 2.387 jiwa atau 44,68 dari total jumlah penduduk. Terdiri dari
TABEL 4.1
48
No Jenis Pekerjaan Jumlah Prosentase
1 Petani 856 16.02 %
2 Buruh Tani 951 17.80 %
3 PNS/TNI/POLRI 38 0.71%
jumlah penduduk.
49
Terbanyak ketiga adalah peternak dengan 16,65% dari
a. Kepala Desa
b. Sekretaris Desa
c. Bidang Urusan:
d. Pelaksana Teknis:
e. Pelaksana Kewilayahan:
50
3) Kepala Dusun Gundang
DESA
SEKRETARIS DESA
HARVIN RIZAL
Sumber Data : Data dinding Desa Pujer Baru Kecamatan Maesan, Tahun 2022
kapubaten bondowoso
51
saja atau lisan, tanpa menggunakan akad tertulis. Hanya diutarakan
dengan lisan antara satu dengan yang lain yang melakukan kerja
menggunakan lisan.
57
Moh tori, wawancara, Pujer Baru, 04 Agustus 2023
58
Hatimah, wawancara, Pujer Baru 04 Agustus 2023
59
Muhammad Wakil, Wawancara, Pujer Baru, 05 Agustus 2023
52
“masyarakat disini setau saya tidak ada yang
menggunakan akad secara terulis, ia hanya menggunakan ijab dan
qabul saja untuk melakukan kerjasama”60
mengatakan;
60
Sutisno, Wawancara, Pujer Baru, 05 Agustus 2023
61
Ishaq, Wawancara, Pujer Baru, 05 Agustus 2023
62
Salim, Wawancara, Pujer Baru, 05 Agustus 2023
53
dilandasi atas kepercayaan satu sama lain. Selanjutnya, dalam
milik sendiri bukan orang lain. Dan dalam kerja sama ini
harta atau hak orang lain. Yang menjalankaan usaha ini harus
Bondowoso
54
penelitian. Seperti yang disampaikan oleh narasumber pertama
bahwa ;
bahwa:
63
Moh Tori, Wawancara, Pujer Baru, 06 agustus 2023
64
Sutrisno, Wawancara, pujer Baru,06 Agustus 2023
65
Salim , Wawancara, Pujer Baru, 06 Agustus, 2023
55
Kemudian ada juga penjelasan dari saudara Muhammad
66
Muhammad Wakil, Wawancara, Pujer Baru, 07 Agustus 2023
56
apa yang di rencanakan tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan.
57
sapi kepada pengelola saya harus memilih orang yang amanah
supaya resikonya lebih kecil,”70
B. Pembahasan
Bondowoso
hasil tersebut. Dengan melakukan kerja sama ini akan lebih mudah
70
Hatimah, Wawancara, Pujer Baru, 07 Agustus 2023
58
mengenai pelaksanaan kerja sama (Gheduen) peternakan sapi di
meliputi;
a. Perjanjian
berikut;
59
2) Tempat peternakan berada dirumah pengelola sendiri.
anak sapi.
memberikan uang untuk membeli sapi atau seekor sapi baik itu
sama bagi rata, dalam proses bagi hasil, hasil dari penjualan
pengelola kurang lebih 2 tahun dan dijual dengan harga Rp. 10.
60
000.000-modal awal 6.000.000 = margin Rp. 4. 000.000.
a. Modal
61
Pujer Baru Kecamatan Maesan Kabupaten Bondowoso yaitu.
berupa
berupa barang yang potensi dijual saja (belum berupa nilai pasti).
71
Sutrisno, wawancara, Pujer Baru, 08 Agustus 2023
62
diutangkan). Dengan demikian, karena harga pasti barang
َو اْخ َتَلُف وا، َفِإَّنُه ْم َأَمْجُع وا َعَلى َأَّنُه َج اِئٌز ِبالــَّد َناِنِري َو الــَّد َر اِه ِم:َو َأَّم ا ِحَم ُّل ُه
ِق ِء
يِف اْلُع ُر وِض َفُجْمُه وُر ُفَق َه ا اَأْلْمَص اِر َعَلى َأَّن ُه اَل ُجَيوُز اْل َر اُض
َو َج َّو َز ُه اْبُن َأيِب َلْيَلى، ِباْلُعُر وِض
Hal yang disepakati oleh para fuqaha’ dalam soal modal
72
Ibnu Rusyd, al - Muqtashid, Bidayatu Al - Mujtahid wa Nihayatu Al - Muqtasid,( Beirut;
Dar al - Ilmiyah,tt; 631)
73
Ibnu Rusyd al - Muqtashid, Bidayatu al - Mujtahid wa Nihayatu al - Muqtasid,( Beirut;
Dar al - Ilmiyah,tt; 631)
63
menyimpang dengan permodalan menurut syariah, sebagaimana
hanya menggunakan akad ijab dan qabul saja atau lisan, tanpa
antara satu dengan yang lain yang melakukan kerja sama. Karena
menggunakan lisan.74
jujur dan amanah dalam menjaga harta atau hak orang lain. Yang
c. Nisbah keuntungan
74
Moh Tori, Wawancara, Pujer Baru 07 Agustus 2023
64
Nisbah adalah rukun yang khas dalam akad mudharabah,
yang tidak ada dalam akad jual beli, nisbah untuk mencerminkan
keuntungan.75
1) Sapi jantan
bagi hasil sama-sama bagi rata, dalam proses bagi hasil, hasil
75
Hariman Surya Siregar, Fikih muamalah teori dan implementasi ( Bandung; PT Remaja
Rosdakarya, 2019), h. 185
65
sebagaimana yang telah di ejelaskan di dalam sebuah hadis
yang artinya
2) Sapi betina
menjelaskan bahwa
76
H.Zaenal Arifin, .Akad Mudharabah Penyaluran Dana Dengan Prinsip Bagi
Hasil (Indramayu:CV. Adanu Abimata 2020), h.42
66
سؤال مـ ــا قولكم فيمن دفع آلخر حنو بقـ ــرة ليتعهدها على أن
فما.يكون املال ــك والعام ــل مشرتكني يف نتاجها نصفا بنصف
حكمه غري جائز ألنـه نـوع من اإلجارة ولكنه:حكمه ؟ اجلواب
جمهول األجرة فال جيوز وللعامــل أجرة مثله إذا عمل طامعا مــع
العلم بأن تعاطى هذا العق ــد حرام ألن تعاطي العق ــود الفاسدة
حرام وهذا منها واهلل أعلم .
77
Abdullah Abdi al-Busnawi, Qurrratul Ain, ( Bairut; Dar al Kutub, 2010),h, 150
67
َل ْو َدَف َع َعْب َد ُه َأْو َد اَّبَت ُه إىَل َمْن َيْع َم ُل ِهِبَم ا ُجِبْز ٍء ِم ْن ْاُألْج َر ِة َأْو َثْو ًبا:لَّثاِنَي ُة
ِه ٍء ِم ٍء ِم ِر ِحْبِه ِس ِخَي
َج اَز َنَّص َعَلْي َو ُه َو:َأْو ُجِبْز ْن ُه يُط ُه َأْو َغ ْز ال َيْن ُجُه ُجِبْز ْن
اْلَم ْذ َه ُب َجَزَم ِبِه َناِظ ُم اْلُم ْف َر َد اِت َو ُه َو ِم ْنَه ا
upahnya, atau pakaian yang dia jahit, atau benang yang dia
sebagai berikut:
a) Asas kejujuran.
78
Muhammad ali baidhawi, al-Ansho, (Bairut;Darul Ihya),h, 453
68
bertanggung jawab antar kedua belah pihak kepada Allah
b) Asas kebebasan.
pihak.
c) Asas keadilan.
keadaan.
d) Asas kerelaan.
69
adanya kerja sama dengan sistem bagi hasil ini diharapkan dapat
kegiatan usaha dalam hal bagi hasil ini berprinsip saling tolong
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
70
Berdasarkan hasil penelitian pada tinjauan hukum Islam tentang
sapi. Modal berupa sapi serta berasal dari pemilik modal, sedangkan
hasil dengan ketentuan bila sapi yang di kelola adalah sapi jantan maka
dua. namun jika sapi yang di kelola adalah sapi betina maka bagi
hasilnya yaitu membagi rata anak sapi tersebut dengan sistem bergilir.
menjadi tradisi yaitu mengikuti madzhab hanafi Hal ini dilihat dari
71
Pelaksanaannya yaitu terdapat pemilik modal (Shahibul mal) yang
B. Saran
1. Untuk peneliti
peneliti bisa mengetahui lebih dalam tentang kerja sama bagi hasil
supaya resiko yang akan di tanggung lebih kecil dan menguatkan rasa
3. Untuk Pemeliharan
72
Memberikan perawatan yang optimal agar mendapatkan hasil
yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Amzah, 2014 )
73
Abdullah Abdi al-Busnawi, Qurrratul Ain, ( Bairut; Dar al Kutub,
2010)
2020)
(Malang;UIN-Maliki Press,2018)
persada,2018),
74
Suka Ramai Penyabungan Utara Menurut Hukum Islam”,
CV Diponegoro, 2018)
2016)
75
Harun Nasrun, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Gaya Medika Pratama,
2017)
Madani,2019)
Kalimedia, 2017)
76
Nasution, Metode Research, ( Jakarta; Bumi Aksara, 2016)
(September 2019)
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah ( Jakarta, Pena Ilmu dan Amal, 2016)
(2019)
77
Syafe’i Rachmat, Fiqih Muamalah, ( Bandung: CV Pustaka Setia,
2017)
Indonesia 2021)
LAMPIRAN
A. DRAF WAWANCARA
KEPALA DESA
78
Gheduen?
sengketa?
Pemilik Modal
Pengelola
79
Informan ; oh iya boleh kok deg
Peneleiti ; oh iya pak kalok sistem penerapan modal dan bagi hasilnya itu
gmn pak
Peneliti ; kalok seperti di suatu saat ada musibah sapi mati itu pak ato
hilang bagaimanana sedangkan tidak ada bukti tertulis apa se
pengelola wajib mengganti
Informan ; kalo itu perjanjian menggunakan akad lisan sudah cukup bukti
bahwa telah terjadi kerja sama dan bila terjadi musibah di
kemudian hari selama itu bukan kelalaian se perawat itu tidak
harus ganti rugi
80
Peneliti ; apa bapak pernah melakukan kerja sama gheduen
Peneliti ; kalok semisal di suatu saat ada musibah sapi itu mati ato hilang
bagaimanana
Informan ; Bila sapi yang di kelola mengalami musibah baik itu hilang di
curi ataupun mati karena sakit maka pihak pengelola tidak harus
bertanggung jawab( mengganti) selama hal itu bukan karena di
sengaja
Peneliti ; Asalamualaikum
81
ingin mewawancarai bapak dan ibuk tentang gheduen yang
terjadi di desa pujer baru ini
Peneliti ; apa bapak dan ibuk pernah melakukan kerja sama gheduen
pak salim ; Masyarakat disini sudah dari dulu sampai sekarang cukup
menggunakan akad lisan saja karena keyakinan yang sudah
mendarah daging, serta saling percayanya kedua belah pihak
muhammad wakil ; Masyarakat di Desa Pujer Baru hanya menggunakan akad ijab
dan qabul saja, tanpa adanya akad tertulis dari kedua belah pihak
pak salim ; kami disini dibelikan sapi oleh pemodal atau si pomodal
langsung memberikan sapi kepada saya dengan menentukan
harga awal, lalu saya memlihara kurang lebih selama 1-2 tahun,
kemudian jika sudah sampai waktu yang telah di sepakati maka
sapi dijual dan hasilnya dibagi rata sesuai kesepakatan.dan
masyarakat di sini lebih suka modalnya berupa sapi jantan dari
pada sapi betina karena jangka merawatnya lebih pendek dari
pada sapi betina.
Peneliti ; kalok semisal di suatu saat ada musibah sapi itu mati ato hilang
bagaimanana
ibu maemunah ; Kita dan para pengelola sapi tidak ingin sapi yang di rawat
mengalami musibah baik itu yang di curi ataupun yang mati
saking dari menjaganya sapi yang kami rawat di beri kalung yang
berbunyi( klonnung) untuk menjadi pertanda dari pencuri tapi
kadang musibah tidak bisa di tebak, tetapi selama tidak ada unsur
kelalaian maka kami pengelola tidak harus
mengganti( mengembalikan) sapi tersebut.
82
Peneliti ; Terima kasih bapak dan ibuk atas bantuannya yang telah
memberikan informasi yang sangat berharga, yang mungkin
taidak dapat saya peroleh dari sumber lainnya
Peneliti ; Asalamualaikum
Informan ; iya kebetulan saya saat ini melakukan kerja sama gheduen
bersama cong sutrisno
Peneliti ; bagaimana akad kerja sama yang digunakan oleh ibuk apa
menggunakan tulisan apa cukup dengan lisan
Informan ; Hanya menggunakan ijab dan qabul saja, kita disini kerja sama
antar perorangan, jadi tidak perlu adanya persyaratan selain ijab
dan qabul saja
Peneliti ; kalok semisal di suatu saat ada musibah sapi itu mati ato hilang
bagaimanana
Informan ; kami di sini selaku pemilik modal dan pengelola modal tidak
bisa menuntut ataupun meminta ganti rugi bila sapi yang di
kelola mengalami musibah selama tidak ada unsur kesengajaan
atau kelalaian maka dari itu sebelum memberikan sapi kepada
pengelola saya harus memilih orang yang amanah supaya
resikonya lebih kecil
83
Informan ; iya sama- sama
Peneliti ; Asalamualaikum
Informan ; iya kebetulan saya saat ini melakukan kerja sama gheduen
bersama buk hatimah
Peneliti ; bagaimana akad kerja sama yang digunakan oleh ibuk apa
menggunakan tulisan apa cukup dengan lisan
Informan ; masyarakat disini setau saya tidak ada yang menggunakan akad
secara terulis, ia hanya menggunakan ijab dan qabul saja untuk
melakukan kerjasama.
Peneliti ; kalok semisal di suatu saat ada musibah sapi itu mati ato
hilang bagaimanana
84
C. DOKUMENTASI
85
Wawancara dengan pemilik Wawancara dengan pengelola
modal
86
87
88
DATA RIWAYAT HIDUP
Bondowoso
No HP : 082146349578
Email : vpratama764@gmail.com
Riwayat Pendidikan
Riwayat Organisasi
89