Anda di halaman 1dari 15

KONSEP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Dosen pengampuh : fetria trisnawati S.Pd.,M.Pd


Di susun oleh : kelompok 1
Abdul fataha umbalak
Wahyuni kusumaningsih a. yusuf
Marselina novi krenak
Afredo yusuf asmuruf
Hermanus robaha
Umi veronica mobalen

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SORONG


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warohmatulloh Wabarokatuh,. Yang pertama marilah kita


panjatkan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan nikmat kesehatan
yang telah diberikan kami dapat menyusun makalah ini, sehingga insya allah
kedepannya dapat bermanfaat bagi orang yang membacanya, adapaun makalah ini
kami buat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Pengembangan peserta didik dari
dosen kami, dan sebagai suatu pembelajaran agar dapat memahami isi dari makalah
tersebut sehingga dapat berguna bagi yang membacanya kelak,

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................................... i
Daftar Isi ........................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULAN .................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
C. Tujuan Masalah ..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3
A. Hakikat Pertumbuhan dan Perkembangan ............................................................ 3
B. Konsep Anak sebagai Totalitas ............................................................................. 5
C. Prinsip-Prinsip perkembangan .............................................................................. 6
D. Faktor kematangan dan Pengalaman dalam perkembngan anak .......................... 9

BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 11


A. Kesimpulan ......................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 12

ii
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Peserta didik adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, ia membutuhkan
orang lain untuk dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang utuh. Dalam
perkembangannya, pendapat dan sikap peserta didik dapat berubah karena interaksi
dan saling berpengaruh antar sesama peserta didik, maupun dengan proses sosialisasi.
Dengan mempelajari perkembangan hubungan sosial diharapkan dapat memahami
pengertian dan proses sosialisasi peserta didik.
Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum
memiliki kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial anak
diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang
dilingkungannya.
Oleh sebab itu, peserta didik harus mendapat pendidikan yang layak agar
mampu menjadi pribadi yang berguna khususnya dilingkungan sekitarnya.
Setiap waktu pola pikir seseorang pasti mengalami peningkatan, seiring
dengan berkembangnya otak seseorang. Terutama pada Anak Usia Dini, mengalami
peningkatan yang pesat pada fase tertetu. Proses belajar sangat penting untuk
menunjang kecerdasan anak di masa yang akan datang.
Perkembangan adalah salah satu proses yang harus dialami oleh setiap peserta
didik baik dalam naungan lembaga formal maupun non-formal. Tanpa sebuah
perkembangan dari peserta didik, maka perkembangan suatu Negara tidak akan
pernah berjalan dengan lancar.
Untuk itu, sebagai tenaga pendidik harus mengetahui konsep – konsep dan
prinsip – prinsip dasar dari perkembangan belajar peserta didik untuk memudahkan
proses belajar mengajar.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaiman mengetahui hakikat pertumbuhan dan perkembangan peserta didik ?
2. Bagaimana konsep peserta didik sebagai totalitas ?
3. Apa saja prinsip-prinsip perkembangan ?
4. Apa saja Faktor kematangan dan Pengalaman dalam perkembangan anak ?

1
2

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui hakikat pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
2. Mengetahui konsep peserta didik sebagai totalitas
3. Mengetahu prinsip-prinsip perkembanan peserta didik
4. Mengetahui apa saja faktor kematangan dan perkembangan anak
BAB II
PEMBAHASAN

A. HAKIKAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

Dalam kehidupan anak ada dua proses yang berlangsung yaitu pertumbuhan dan
perkembangan. Kedua proses ini berlangsung secara interdependensi yaitu saling
bergantungan satu sama lainnya. Proses ini terjadi semenjak masa konsepsi atau saat
bertemunya dua sel telur dengan sperma pada suatu organisme yang tumbuh dan
selalu berkembang. Kedua sel tersebut akhirnya membelah diri dan berdiferensiasi
untuk menghasilkan tulang-tulang, syaraf, otot, usus, otak dan bagian-bagian tubuh
lainnya. Setelah kurang lebih Sembilan bulan dalam kandungan ibu, organisme yang
baru tumbuh akhirnya menjadi bayi yang sempurna yang siap lahir ke dunia dengan
perangkat keterampilan hidup minimal, seperti bernapas, bergerak, menangis,
menyusu, dan lain-lain.

Setelah lahir dan berintekrasi dengan lingkungan sekitarnya, ia selalu


mengalami berbagai perubahan, baik psikis dalam bentuk perilaku dan keterampilan
ataupun perubahan dalam bentuk fisik. Kedua proses tersebut saling mempengaruhi
dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, namun kedua proses perubahan itu dapat
dibedakan untuk memperjelas pengertian atau penggunaannya. Pengertian
pertumbuhan dan perkembangan sama-sama mengarah pada suatu perubahan. Dalam
merumuskan pengertian pertumbuhan dan perkembangan para ahli berbeda pendapat,
ada ahli yang menyatakan bahwa antara pertumbuhan dan perkembangan, keduanya
seakan-akan sama artinya dan ada ahli lain menyatakan bahwa perkembangan
digunakan untuk menyatakan perubahan-perubahan dalam aspek psikis , sedangkan
pertumbuhan digunakan untuk perubahan-perubahan dalam aspek fisik atau
jasmaniah.

Bjorklund Bjorklund (dalam Wahab, 1998/1999) mengemukakan bahwa


perkembangan menyangkut perubahan :

Pertama, perubahan dalam arti perkembangan terutama berakar pada unsure


biologis. Misalnya seorang anak yang berlatih menari menjadi terampil menari, anak
yang belajar menulis dan membaca menjadi terampil menulis dan membaca, anak

3
4

yang belajar berhitung menjadi terampil berhitung atau anak yang belajar menyanyi
menjadi terampil dalam bernyanyi, dan lain-lain.

Kedua, perkembangan mencakup perubahan baik struktur maupun fungsi.


Perubahan dalam struktur biasanya menunjuk kepada perubahan fisik baik dalam hal
ukuran ataupun dalam hal bentuknya (seperti perubahan lengan, kaki, otot, jaringan
saraf, ataupun bagian-nagian tubuh lainnya), sedangkan perubahan fungsi lebih
mengacu kepada perubahan aktivitas yang secara intern yang terdapat dalam unsur
fisik (seperti kelenturan otot, keterampilan bergerak, kemampuan berpikir, reaksi
emosional, dan perubahan-perubahan sejenis lainnya.)

Ketiga, perubahan dalam arti perkembangan bersifat terpola, teratur dan


terorganisasi dan dapat diprediksi. Ini berarti yang yang secara normal perkembangan
individu mengikuti pola-pola tertentu yang sudah diketahui dan dapat diramalkan.
Misalnya : seseorang anak baru bisa duduk setelah bisa menelungkup, akan
merangkak setelah duduk, akan berjalan setelah merangkak.

Keempat, perubahan dalam perkembangan bersifat unik bagi setiap individu,


dalam arti terjadinya variasi individual dalam perkembangan anak setiap saat, yang
melibatkan berbagai unsure yang saling berpengaruh satu sama lain.

Kelima, perubahan dalam arti perkembangan dapat berlangsung sepanjang


hayat, dimulai semenjak masa konsepsi sampai meningal dunia, yang tidak terbatas
sampai mas aremaja seseorang.

Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan di atas, maka dapat


disimpulkan bahwa perkembangan itu dapat didefenisikan sebagai perubahan
organisme ( individu) baik dalam perubahan fisik maupun perubahan dalam psikis
yang mengacu pada bertambah kompleksitas yaitu perubahan dari suatu yang sangat
sederhana kepada suatu yang lebih rumit dan rinci, yang semuanya berlangsung
secara teratur dan terorganisasi yang berlangsung sepanjang hayat dari individu.

Pertumbuhan (growth) dapat diartikan sebagai proses perubahan dalam aspek


jasmaniah, seperti bertambahnya tinggi dan berat badan seseorang, berubahnya
struktur tulang, proporsi badan, semakin sempurnanya jaringan syaraf dan lain-lain.
Dengan arti kata perubahan dalam pertumbuhan bersifat kwantitatif yang mengacu
pada perubahan fisik yang dialami individu sebagai hasil dari proses pematangan dari
5

fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal bagi orang yang sehat dalam
periode waktu tertentu.

Pertumbuhan jasmani dapat diteliti dengan mengukur berat badan, panjang dan
ukuran lingkatran, misalnya lingkar kepala, dada, pinggul dan lengan. Dalam
pertumbuhan setiap bagian tubuh mempunyai perbedan tempo kecepatan misalnya,
pertumbuhan alat-alat kelamin berlangsung paling lambat pada masa kanak-kanak,
dan menjadi lambat pada akhir masa kanak-kanak dan relative berhenti pada masa
pubertas.

B. KONSEP ANAK SEBAGAI TOTALITAS

Anak adalah makhluk hidup (organisme) yang utuh, yang merupakan suatu
kesatuan dari keseluruhan aspek fisik dan psikis yang terdapat dalam diri anak.

Wahab (1998/1999) memandang konsep anak sebagai suatu totalitas sekurang-


kurangnya mengandung 3 pengertian, yakni:

1. Anak adalah makhluk hidup (organisme) yang merupakan suatu kesatuan dari
keseluruhan aspek yang terdapat dalam diri anak,
2. Dalam kehidupan dan perkembangan anak yang saling terjalin satu sama lain,
3. Anak berbeda dari orang dewasa, bukan sekedar fisik, tetapi secara keseluruhan.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa adanya keterjalinan yang kuat
antara satu aspek dengan aspek lainya, maka sebagai pendidik harus dapat memahami
dengan baik. Misalnya anak yang mengalami gangguan fisik akan mengakibatkan
gangguan psikis. Misalnya anak yang sakit fisik ( sakit gigi, sakit kepala dapat
menimbulkan kurang konsentrasi, cemas dan marah. Sebaliknya gangguan psikis akan
mengakibatkan gangguan fisik (psikosomatik, seperti magh, bronchitis). Demikian
juga apabila anak merasa terganggu salah satu anggotanya, misalnya anak yang cacat
dapat menyebabkan malu, rendah diri.

Anak yang dimarahi oleh orang tuanya dapat menghilankan selera makan, guru
yang mempermalukan anak dihadapan teman-temannya, mukanya akan menjadi
merah dan lain-lain. Oleh sebab itu, baik guru ataupun orang tua hendaklah bijaksana
dalam menghadapi anak, janganlah memukul anak jika dia tidak mau belajar, bekerja
dan sebagainya. Tetapi perlakukanlah anak dengan cara yang wajar agar dia
6

berkembang dengan baik, karena terganggunya salah satu aspek pada organisme,
perkembangannya juga akan terganggu, karena adanya keterkaitan dan keterpaduan
yang kuat dalam proses kehidupan anak.

C. PRINSIP- PRINSIP PERKEMBANGAN

Anak sebagai individu mengalami perkembangan yang tak pernah henti-hentinya.


Pemahaman yang baik tentang perkembangan anak, akan membantu pendidik untuk
memberi perlakuan yang benar kepada anak – anak. Perkembangan anak pada
dasarnya merupakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam seluruh aspek yang ada
dalam diri anak, seperti aspek fisik, aspek sosisal, aspek emosi, kognitif ( berfikir )
maupun aspek spiritual. Di dalam perkembangan tersebut terdapat berbagai aturan-
aturan tertentu yang disebut dengan prinsip-prinsip perkembangan. Berbagai prinsip –
prinsip perkembangan tersebut tersebut, yaitu sebagai berikut:

a. Perkembangan adalah proses yang tak berakhir


Manusia akan berkembang, berubah dan dipengaruhi terus oleh pengalaman
sepanjang hayatnya, baik dalam aspek fisik maupun dalam aspek psikis dan
sosialnya. Perkembangan ini terjadi dalam proses yang tidak berakhir ditandai
dengan tercapainya kematangan fisik. Perkembangan adalah proses yang
berkesinambungan, mulai dari kelahiran berlanjut ke masa dewasa sampai usia
tua. Misalnya, saat usia dini yang ketika baru lahir nampak seperti makhluk yang
tidak berdaya yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk tidur, makan,
atau menangis; ketika sudah sekolah, anak-anakpun mengalami kemajuan dari
pengendalian diri yang sederhana sampai ke suatu kemampuan untuk memulai
suatu kegiatan serta melakukannya. Selama di sekolah dasar, anak-anak belajar
kemampuan untuk dihargai masyarakat; dan masa remaja masa transisi dari masa
kanak-kanak ke masa dewasa; serta masa dewasa, seseorang mengikat diri pada
suatu pekerjaan dan banyak yang menikah yang merupakan masa yang paling
produktif; dan masa Tua terjadi penurunan kekuatan fisik membatasi kegiatan
orang yang lebih tua, penyakit yang melemahkan dapat membuat orang merasa
tak berdaya.
7

b. Setiap anak bersifat individual dan berkembang sesuai dengan perkembangannya.


Dalam prinsip ini, tidak semua anak yang sama usianya mempunyai
perkembangan yang sama, karena anak bersifat individual yang bebeda antara
yang satu dengan yang lain. Perolehan perkembangan bervariasi untuk setiap
anak, termasuk untuk keberfungsian semua aspek perkembangan dalam diri anak.
Karena setiap anak memiliki tingkat penguasaan yang bervariasi, ada yang cepat,
lambat, sedang dan lain-lain, dan semua itu ditentukan oleh factor bawaan dan
pengaruh belajar yang dimiliki anak.
Setiap anak adalah seorang pribadi unik dengan pola dan waktu pertumbuhan
bersifat individual, sebagaimana halnya untuk kepribadian, temperamen, gaya
belajar, latar belakang dan pengalaman keluarga. Semua anak memiliki kelebihan,
kebutuhan-kebutuhan, dan minat-minat masing-masing. Sejumlah anak mungkin
memiliki kebutuhan belajar dan perkembangan yang khusus. Pemahaman tentang
keragaman yang luas bahkan pada anak-anak usia yang sama, hendaknya
mengantarkan kepada kesadaran bahwa usia anak hanyalah sebuah gambaran
kasar untuk kemasakan perkembangan anak.
Pengakuan bahwa keragaman individual bukan hanya diharapkan tapi juga
dihargai, menuntut kita sebagai orang dewasa ketika berinteraksi dengan anak-
anak memperlakukan mereka secara tepat dengan keunikannya masing-masing.
Pengakuan ini menuntut kita untuk tidak menganggap anak hanya sebagai anggota
kelompok usia, kemudian mengharapkan mereka untuk menampilkan tugas-tugas
perkembangan kelompok usia tersebut tanpa mempertimbangkan keragaman
kemampuan adaptasi setiap individu anak. Memiliki pengharapan tinggi terhadap
anak adalah penting, tetapi memiliki harapan-harapan yang kaku menurut norma
kelompok tidak mencerminkan kenyataan yang terjadi bahwa adanya perbedaan
yang nyata dalam perkembangan dan belajar individual anak dalam tahun-tahun
awal kehidupan. Harapan norma kelompok dapat memberi dampak yang sangat
merusak terutama untuk anak-anak dengan kebutuhan perkembangan dan belajar
yang khusus.
c. Semua aspek perkembangan saling berkatan
Aspek perkembangan anak yang berupa perkembangan fisik, sosial, emosi,
kognitif, dan spiritual saling berhubungan erat satu sama lain. Perubahan dalam
satu aspek mempengaruhi dan dipengaruhi oleh aspek lain. Perkembangan dalam
satu aspek dapat membatasi atau memfasilitasi perkembangan pada aspek-aspek
8

lainnya. Anak yang secara fisik berkembang sehat, akan cendrung menunjukkan
konsepsi diri yang positif, dan konsepsi diri yang positif akan berpengaruh positif
terhadap perkembangan belajarnya dan sebaliknya.
Disebabkan oleh aspek-aspek perkembangan anak tersebut berhubungan satu
sama lain, maka pendidik harus menyadari betul hal ini dan menggunakan
kesadaran ini untuk mengorganisasikan pengalaman-pengalam belajar anak,
membantu anak-anak berkembang secara optimal dalam semua dimensi
perkembangan dirinya. Sebagai pendidik, misalnya, kesadaran akan adanya
hubungan antar semua bagian perkembangan ini, bermanfaat untuk perencanaan
kurikulum untuk berbagai kelompok usia anak. Untuk anak-anak usia sekolah
dasar perencanaan kurikulum diarahkan sebagai usaha-usaha untuk membantu
anak-anak mengembangkan pemahaman-pemahaman konseptual yang dapat
diaplikasikan pada mata pelajaran yang dipelajari.
d. Perkembangan itu terarah dan dapat diramalkan
Prinsip ini berarti:
 Bergerak dari kepala ke kaki dari dalam keluar
 Bergerak dari struktur ke fungsi
 Bergerak dari yang umum ke khusus
 Bergerak dari yang konkret ke abstrak
 Bergerak dari egosentris ke perspektif menuju pemahaman
 Bergerak dari heteronom ke otonom
 Bergerak spiral kearah tujuan

Perkembangan anak berlangsung dalam sebuah tahapan yang relatif teratur di


mana kemampuan-kemampuan, keterampilan-keterampilan, dan pengetahuan-
pengetahuan lanjut anak terbangun atas kemampuan-kemampuan, keterampilan-
keterampilan, dan pengetahuan-pengetahuan anak sebelumnya. Riset-riset
perkembangan manusia menunjukkan bahwa tahapan-tahapan pertumbuhan dan
perubahan anak usia 9 tahun pertama rentang kehidupan relatif stabil dan dapat
diprediksikan tahapannya

Perubahan-perubahan yang dapat diramalkan ini terjadi pada semua bagian


perkembangan seperti perkembangan fisik, perkembangan emosi, perkembangan
sosial, perkembangan bahasa, dan perkembangan kognitif. Pengetahuan
9

mengenai perkembangan yang khas untuk setiap rentang usia anak membantu
para orangtua atau pendidik untuk mempersiapkan lingkungan belajar dan
merencanakan tujuan-tujuan kurikulum yang reaslistik dan pengalaman-
pengalaman belajar yang tepat menurut perkembangan anak.

D. Faktor kematangan dan Pengalaman dalam perkembangan anak

Pembawaan dan lingkungan adalah faktor-faktor yang penting dalam


perkembangan individu. Interaksi antara faktor tersebut dipengaruhi arah dan laju
perkembangan. Konsep lain yang berkaitan dengan perkembangan adalah
kematangan. Kematangan (maturation) ialah kondisi siap/kesiapan suatu fungsi
kehidupan baik fisik maupun psikis untuk berkembang atau melakukan suatu
kegiatan. Bagaimanapun kayanya pembauran dan baiknya lingkungan/fasilitas yang
tersedia, namun bila belum mencapai kematangan, maka fungsi dari kehidupan belum
dapat berkembang. Kematangan akan menimbulkan suatu perubahan dalam
kehidupan seseorang. Kematangan (maturation) merupakan urutan pertumbuhan yang
dialami individu secara teratur dan bertahap yang ditentukan oleh rancangan
genetiknya (wahab, 1999). Berdasarkan batasan ini kematangan dipandang sebagai
suatu pembauran yang merupakan warisan biologis organisme yang dibawa sejak
lahir.

Proses belajar yang dilaksanakan sebelum tercapainya kematangan akan


menimbulkan aspek psikologis negatif pada anak. Di antara efek psikologis negatif
yang mungkin timbul adalah perasaan kecewa yang menyebabkan hilangnya
kepercayaan kepada kemampuan diri sendiri. Menimbulkan perasaan gagal, tidak
mampu, dan lain-lain. Dalam hal ini kaum naaturasionistis mengakui bahwa kondisi
lingkungan yang ekstrien dapat menyebabkan gangguan terhadap proses
perkembangan anak secara optimal ,tetapi mereka juga menyakini bahwa
kecenderungan-kecenderungan dasar pertumbuhan dan perkembangan individu telah
terpola secara genetik.

Sebaliknya karena kaum enviromentalistis menekankan pentingnya pengalaman


dalam perkembangan anak. Disini unsur genetic sekedar mewariskan potensi dasar,
bagaimana ia tumbuh dan berkembang sangat bergantung kepada makanan, gizi,
perawatan medis, latihan, pendidikan yang diterima dari lingkungan. Artinya
10

lingkungan dipandang sebagai faktor yang sangat berpengaruh terhadap


perkembangan anak.

Disamping adanya dua aliran diatas, ada aliran yang mempercayai bahwa
didalam perkembangan anak dipengaruhi oleh dua factor yaitu factor pembawaan dan
factor lingkungan , aliran ini disebut dengan konfergensi berpendapat bahwa
pembawaan dan lingkungan memegang peranan penting dalam kehidupan anak.
Mereka beranggapan bahwa kemiripan-kemiripan yang terdapat pada anak dengan
orangtua, tidaklah berakar pada dasar atau keturunan, melainkan juga berakar pada
lingkungan dengan jalan meniru, terutama dalam kemiripan sikap dan perilaku.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam kehidupan anak ada dua proses yang berlangsung yaitu pertumbuhan dan
perkembangan, pengertian pertumbuhan dan perkembangan para ahli berbeda
pendapat, ada ahli yang menyatakan bahwa antara pertumbuhan dan perkembangan,
keduanya seakan-akan sama artinya dan ada ahli lain menyatakan bahwa
perkembangan digunakan untuk menyatakan perubahan-perubahan dalam aspek
psikis , sedangkan pertumbuhan digunakan untuk perubahan-perubahan dalam aspek
fisik atau jasmaniah. Kemudian juga anak sebagai suatu totalitas artinya Anak adalah
makhluk hidup (organisme) yang utuh, yang merupakan suatu kesatuan dari
keseluruhan aspek fisik dan psikis yang terdapat dalam diri anak, yang kemudian
terdapat beberapa prinsip-prinsip perkembangan dan faktor kematangan dan
pengalaman dalam perkembangan anak yang dalam artian factor pembawaan dan
factor lingkungan , aliran ini disebut dengan konfergensi berpendapat bahwa
pembawaan dan lingkungan memegang peranan penting dalam kehidupan anak.
Mereka beranggapan bahwa kemiripan-kemiripan yang terdapat pada anak dengan
orangtua, tidaklah berakar pada dasar atau keturunan, melainkan juga berakar pada
lingkungan dengan jalan meniru, terutama dalam kemiripan sikap dan perilaku.

11
DAFTAR PUSTAKA

Allen, Eileen dan Lynn R. Marotz. 2010. Profil Perkembangan Anak. Jakarta: PT
Indeks
Darnis, Arief dan Khairanis. 2000. Perkembangan dan Belajar Peserta Didik.
Padang: DIP Universitas Negeri Padang.
Sunarto dan Agung Hartono. 1994. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan kebudayaan.
TALANGO, Sitti Rahmawati. Konsep perkembangan anak usia dini. Early Childhood
Islamic Education Journal, 2020, 1.1: 93-107.
AGHNAITA, Aghnaita. Perkembangan Fisik-Motorik Anak 4-5 Tahun Pada
Permendikbud no. 137 Tahun 2014 (Kajian Konsep Perkembangan
Anak). Al-Athfal: Jurnal Pendidikan Anak, 2017, 3.2: 219-234.

12

Anda mungkin juga menyukai