Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PERSONAL

CALON ANGGOTA BAWASLU KABUPATEN DOMPU

PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

OLEH

Nama :
HEN ARDIANSYAH

Alamat:
KABUPATEN DOMPU NUSA TENGGARA BARAT
BAGIAN PERTAMA

Nama saya Hen Ardiansyah Saya lahir di Desa Wora Kecamatan Wera Kabupaten Bima
pada Tanggal 05 Mei Tahun 1990, Nama Ayah saya Muhammad dan Nama Ibu saya Kalisom.
saya lulus di Madrasah Ibtidaiyah Wora pada tahun 2002, SMPN 1 Dompu tahun 2005, SMKN 2
Kota Bima tahun 2008, lalu saya melanjutkan pendidikan saya ke jenjang S1 di STKIP Yapis
Dompu pada Program Studi Pendidikan Sejarah dan lulus pada Tahun 2015 meski sudah
menyandang gelar Sarjana Pendidikan namun saya merasa ilmu yang saya miliki masih sangat
kurang lalu saya memutuskan untuk melanjutkan studi ke jenjang S2 dengan mengambil
program studi yang sama dan lulus pada tahun 2019 di Universitas Negeri Yogyakarta.

Saya adalah anak terakhir dari 6 bersaudara, saya dibesarkan dengan penuh kasih sayang
dalam keluarga yang sederhana, ayah seorang petani dan ibu sebagai ibu rumah tangga namun
sejak kecil orang tua saya selalu menanamkan pentingnya pendidikan bagi kami, kami di
besarkan dengan pemahaman agama yang baik, pribadi yang kuat serta menjujung tinggi nilai
kejujuran. Sejak SMP saya mencoba hidup jauh dari orang tua dan ikut tinggal bersama kakak
pertama saya yang sudah menikah dan menetap di Kabupaten Dompu hingga saat ini.

Sejak lulus S2 tahun 2019 keseharian saya adalah sebagai seorang Dosen pada Prodi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar di STKIP Al Amin Dompu, di luar waktu mengajar saya banyak
berdiskusi dengan rekan – rekan dosen terkait Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Bidang Pendidikan karena selain sebagai Dosen saya juga menjabat sebagai sekretaris LPPM
(Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat) di STKIP Al Amin Dompu, saya juga
cukup aktif dalam bidang penelitian baik di bidang pendidikan maupun bidang sosial
kemasyarakatan sejauh ini saya sudah menerbitkan tujuh artikel pada Jurnal Nasional
bereputasi, selain itu saya juga sebagai sekretaris KNPI Kab Dompu dan Koordinator Bidang
Organisasi dan Keaggotaan di organisasi KAHMI sehingga saya banyak terlibat pada kegiatan
Bakti sosial, seperti Sunatan Masal, penyaluran Bantuan Bencana Alam, Donor Darah; kegiatan
pendidikan seperti Lomba debat Bahasa Inggris tingkat SMA/SMK se Kabupaten Dompu dan
kegiatan lainnya, saat ini saya juga mejadi anggota PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan) Dompu,
banyak ilmu dan pengetahuan yang berkaitan dengan pemilu yang saya dapatkan.
Di bidang organisasi saya adalah pengurus HMI Cabang Dompu Tahun 2011 – 2013, dan
menjadi ketua Umum HMI Cabang Dompu tahun 2013 -2014, pada saat melanjutkan studi di
Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) saya bergabung dalam sebuah organisasi mahasiswa
sebagai dewan pembina pusat studi mahasiswa Pascasarjana Bima Dompu 2018- 2019, sebagai
dewan pembina ikatan pelajar mahasiswa Dompu (IKPMD) Yogyakarta 2018-2019, sebagai
Sekretaris KNPI tahun 2019 - sekarang dan menjadi pengurus Korps Alumni Himpunan
Mahasiswa Islam (KAHMI) Kabupaten dompu 2021-sekarang

Bapak Andi Bachtiar, S.Par Ketua DPRD Kabupaten Dompu kami memiliki hubungan
personal yang sangat baik beliau kami sering berdiskusi dengan saya berkaitan dengan hal-hal
yang sudah, sedang dan akan dilaksanakan selama beliau menjabat sebagai ketua DPRD
Kabupaten Dompu. ; 2. Bapak Syarifuddin, S.Tp Ketua Majelis Daerah KAHMI sekaligus anggota
DPRD Kab Dompu karena berada dalam satu organisasi saya sering bertukar pendapat dengan
beliau baik dalam keorgansasian maupun bidang lainnya seperti perencanaan kegiatan orgaisasi
selanjutnya; 3. H. Nasrullah, S.Ag beliau adalah adalah tokoh Agama yang ada di lingkungan
tempat tinggal saya, saya sering meminta nasehat agama dari beliau, kami sering bertemu di
masjid saat melakukan ibadah ersama, beliau merupakan guru spiritual saya agar saya menjadi
lebih baik lagi ke depannya.

Orang pertama yang menjadi role model untuk nilai – nilai dan karakter adalah ayah saya,
beliau adalah seorang ayah yang taat agama, tangguh, penuh tanggung jawab, beliau adalah
super hero bagi kami sekeluarga. saya selalu berusaha untuk mengimplemetasikan nilai dan
karakter yang dimiliki beliau dalam kehidupan sehari – hari, saya ingin diri saya adalah
representasi dari beliau. yang kedua adalah ibu, wanita tangguh yang sangat menyayangi
keluarga, taat beribadah, dan rendah hati. Sifat rendah hati yang dimiliki oleh ibu yang selalu
saya tanamkan dalam diri saya dimana pun saya berada, misalnya dalam keluarga, meski saya
memiliki jenjang pendidikan yang lebih tinggi dari saudara saya yang lainnya saya tetap harus
menjadi seorang anak dan adik yang nurut pada orang tua dan saudara saya selama itu baik
untuk diri saya sendiri. Begitu pun dalam bekerja dan berorganisasi saya berusaha untuk tetap
harus menanamkan sifat rendah hati agar saya bisa di terima oleh setiap orang, menjalin
hubungan baik dengan siapa saja, bekerja dan berkolaborasi dengan siapa saja semasih itu
bersifat positif, bermanfaat dan bisa mengedukasi orang banyak.

Sejauh ini dalam menjalankan tugas baik di kampus sebagai dosen maupun di lingkup
organisasi alhamdulillah saya selalu dipercaya untuk memegang satu tanggung jawab, ini
berarti kepercayaan orang lain terhadap saya dan kinerja saya sangat baik, sehingga jika di
berikan skor yang menggambarkan integritas saya adalah 100 %, karena meski saya dipercaya
untuk memegang satu tanggung jawab saya tidak berhenti untuk terus belajar dan
mengembangkan diri saya, dengan mengikuti berbagai kegiatan seperti seminar, diklat serta
pelatihan sesuai dengan bidang pekerjaan saya, saya menyadari perkembangan jaman yang
semakin pesat menuntut saya untuk terus mengupgrade diri dan pengetahuan, terbuka dengan
semua saran dan pendapat orang lain agar integritas saya menjadi lebih baik.
BAGIAN KEDUA

Penyelenggaraan demokrasi yang esensial harus di laksanakan dengan prinsip-prinsip


langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil (LUBER dan JURDIL) sebagaimana yang di atur
dalam Undang-undang nomor 7 tahun 2017 tentang pemilihan umum. Dalam rangka
mewujudkan demokrasi yang LUBER dan JURDIL sebagaimana yang diatur oleh undang-undang
maka pelanggaran (kecurangan/manipulasi) dalam bentuk apapun dan modus apapun tidak
dapat di tolerir, sebab memberikan toleransi terhadap pelanggaran dengan modus yang halus
atau modus apapun menurut hemat saya akan berdampak pada beberapa persoalan sebagai
berikut:

1) Mencederai demokrasi sebagai sistem sebuah negara.


2) Memberikan toleransi terhadap pelanggaran dalam pemilihan umum akan berdampak
pada lemahnya hukum, undang-undang dan alat-alat penegak hukum Negara.
3) Oleh karna hokum lemah dan alat-alat penegak hokum Negara juga lemah hal ini menjadi
ruang bagi peserta politik untuk terus mempraktekan kecurangan dalam penyelenggaraan
pemilihan umum.
4) Menjadi pemicu terciptanya konflik horizontal dan vertical.

Beberapa poin di atas tentu saja akan berdapak pada abur-adulnya sebuah Negara yang
ideal harus di selenggarakan dengan baik dan berkepastian hokum dalam semua aspek
sehingga tercipta Negara yang berkeadilan. Poin terakhir dalam hal ini menurut hemat saya
ialah hokum harus di tegakkan sekecil apapun pelanggaranya akan bergantung pada putusan
hukuman atas pelanggaran tersebut.

Dalam penyelenggaraan pemilihan umum dan pemilihan gubernur, bupati/walikota


selama ini ada banyak sekali pelanggaran yang di lakukan oleh peserta pemilu dengan yang
belum dapat di minimalisir dann selesaikan karena setiap penyelenggaraan pemilihan umum
dan pemilihan gubernur, bupati/walikota pelanggaran-pelanggaran ini sudan di anggap lumrah
dan menjadi kultur politik, Beberapa contoh kasus yang pernah di ketuhui ialah sebagai berikut;
1) Kasus pembersihan tanda gambar peserta Pemilu, apabila telah memasuki masa tenang
maka seluruh alat peraga kampanyeharus dibersihkan, apabila ada salah satu calon yang
masih melanggar hal itu maka harus ditindak tegas dengan menurunkan gambar tersebut
dan memberikan teguran secara tulisan kepada yang bersangkutan.
2) Contoh lain misalnya keterlibatan ASN, Perangkat Desa serta semua pihak yang di larang
oleh undang-undang untuk tidak terlibat politik praktis hal ini masih merupakan problem
yang belum dapat di selesaikan dan di temukan solusinya oleh pengawas pemilu sebab
masih banyak ASN, Perangkat desa dan pihak lain yang di larang oleh undang-undang
untuk tidak terlibat politik praktis tetap sengaja melibatkan diri atas nama kepentingan
pribadi dan keluarga.
3) Selanjutnya money politic ini menjadi persoalan yang sangat mengakar yang tidak bisa di
selesaikan karna pola-pola yang di lakun dengan modus yang rapi sehingga pelanggaran
terhadap kasus ini menjadi rumit lantaran barang bukti dan alat bukti hukum yang di
manipulasi sedemikian rupa.

Selanjutnya dalam kaitanya dengan pernah menghadapi situasi di mana saya harus
menggunakan cara-cara curang dan manipulative dalam menjapai sesuatu hal ini tidak pernah
saya alami dan lakukan karena saya di besarkan dalam organisasi yang menanamkan nilai-nilai
akademis, inovatif dan berkresi, pengabdian, bertanggung jawab, lebih-lebih nilai keislaman
yang kemudian membentuk diri dan karakter saya untuk tetap berpegang teguh pada nilai-nilai
kebenaran, kejujuran, keadilan dan kemaslahatan umat. Di sisi lain sebagai generasi bangsa
kami memiliki niat untuk menjadi pelopor perubahan dalam rangka ikut memajukan bangsa
dan Negara.

Selanjutnya dalam kaitanya dengan dihadapkan pada persoalan sebagai anggota Bawaslu
Kabupaten/Kota ketika di hadpkan pada suatu peristiwa yang apabila tidak ditangani akan
mengganggu proses penyelenggaraan Pemilu, sementara dasar hukum yang melandasinya
kurang jelas maka saya akan tetap berpedoman pada Pancasila dan UUD 1945 sebagai sumber
hokum tertinggi Negara kita. Di samping itu penangan peristiwa pada pemilu juga harus tetap
mengedepankan nilai-nilai kejujuran, keadilan, dan musyawarah dan mufakat sebagaimana
nilai-nilai dalam pancasila dan UUD 1945. Sehingga kita dapat menyelesaikan masalah dengan
bermufakat dan mengedepankan keadilan untuk semua pihak.
BAGIAN KETIGA

Kegiatan social yang pernah saya lakukan ialah melaksanakan kegiatan edukasi dan
kaderasi terhadap anak-anak bangsa dalam rangka ikut mewujudkan masyarakat dan bangsa
yang cerdas. Saya melaksanakan kegiatan sesial sebagaimana yang di sebutkan di atas ialah saat
saya menjabat sebagai ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Dompu pada
tahun 2013-2014.

Tujuan kegiatan yang saya selenggaran ialah terbinanya insan akademisi, pencipta,
pengabdi, yang bernafaskan islam bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil
makmur yang diridhoi Allah SWT. Tujuan ini didasari pada tujuan organisasi HMI untuk ikut
mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga lahir generasi-generasi cerdas, yang inovatif siap
menjadi pemimpin di tengah-tengah masyarakat, memiliki moralitas dan ikut membantu
mewujudkan kesejahteraan masyarakat di kampung halaman mereka masing-masing.

Output kegiatan kaderasi yang kami laksanakan ini sangat bermanfaat untuk generasi
secara personal dan masyarakat secara umum sebab generasi-genarasi yang kami kader setelah
terjun di masyarakat mereka selalu mengambil bagian untuk ikut menciptakan kemaslahat
hidup bermasyarakat, mereka mengisi setiap lini dalam kehidupan bersyarakat untuk ikut
mengabdi memberiakan ide-ide, pengetahuan, dan tenaga mereka untuk mengurus
masyarakat, sebuat saja ada yang menjadi perangkat desa, BPD, guru di setiap sekolah-sekolah
dan ada yang menjadi aktifis lingkungan dll.

Secara umum kendala dari kegiatan yang kami selenggarakan bersifat volunteer sehingga
persoalan anggaran selalu menjadi kendala utama. Dalam rangka mencari solusi persoalan
kekuarangan anggaran kami membangun kemitraan dengan berbgai pihak baik itu pemerintah
maupun swasta serta iuran alumni dan senior-senior serta iuran kader. Alhamdulillah dukungan
pemerintah sangat luar biasa dengan memberikan bantuan anggara untuk ikut mensukseskan
kegiatan yang kami selenggarakan. Di samping itu kami juga bekerja sama dengan pemerintah
di tingkat desa dalam kaitanya dengan peminjaman fasilitas kegiatan.
Ekspektasi saya kedepan terkait kegiatan ini ialah dapat mewujudkan generasi yang
unggul dan cakap serta generasi yang mampu ikut mewujudkan daerah, bangsa dan Negara
menjadi lebih maju. Kegiatan ini harus terus di lanjutkan oleh penerus oragnisasi karena ini
tugas yang mulia di samping itu tugas ini merupakan cara terbaik untuk melibatkan diri
membantu pemerintah dalam mewujudkan bangsa yang cerdas untuk menghadapi
perkembangan zaman dan globalisasi.

Berorganisasi merupakan salah satu cara untuk berinteraksi dengan oranglain, di dalam
organisasi juga kita belajar bagaimana melakukan kegiatan secara bersama-sama (team work),
berbicara dihadapan orang ramai, memimpin sidang, mencari jalan keluar apabila menemui
permasalahan, melakukan kegiatan, administrasi, pengawasan, kontrol sosial terhadap
pemerintah. Sehingga pengalaman bergonasisi sangat membantumembentuk pengetahuan dan
wawasan saya sebagai modal ketika saya terpilih sebagai anggotaBawaslu Kabupaten/Kota.
BAGIAN KEEMPAT

Dalam menyelenggarakan Pemilihan Umum, anggota Bawaslu juga dapat dipegaruhi oleh
pihak-pihak yang memiliki kepentingan tertentu, baik yang sejalan maupun tidak sejalan
dengan misi Bawaslu. Pihak yang dapat dijadikan mitra kerja dalam mendukung misi Bawaslu
adalah Pemerintah dari tingkatProvinsi sampai Desa, Aparat Penegak Hukum seperti kepolisian,
kejaksaan maupun Pengadilan, Komisi Pemilihan Umum (KPU) terutama tingkat Provinsi, Tim
Pemantau Pemilu yang telah terdaftar secara resmi pada pemerintah baik dari dalam maupun
luar negeri, Perguruan Tinggi, tokoh masyarakat, tokoh pemuda,dan tokoh agama.

Selanjutnya pihak-pihak yang harus diwaspadai yang dapat mengganggu misi Bawaslu
adalah oknum tertentu yang ada di dalam Partai Politik maupun calon perseorangan yang
mempunyai kepentingan dan melakukan kecurangan sehingga pemilu dapat terganggu. Apabila
saya terpilih menjadi anggota Bawaslu, maka strategi yang tepat untuk menghindari intervensi
negatif dari pihak lain adalah dengan tetap berlaku independen artinya tidak pernah
memberikan janji-janji atau sebaliknya tidak pernah bersedia untuk menerima janji-janji atau
pemberian dari pihak manapun yang di perkirakan akan mempengaruhi profesionalitas kita
sebagai anggota bawaslu Kabupaten/Kota.

Selanjutnya untuk menghindari intervensi negative dari pihak lain Anggota Bawaslu
Kabupaten/Kota harus memiliki integritas tinggi dan paham kode etik sebagai penyelenggara
pemilu sebagaimana yang tuangkan dalam Perbawaslu nomor 6 tahun 2017. Kode etik sebagai
anggota Bawaslu merupakan pedoman dalam bersikap, perilaku, perbuatan, tulisan dan ucapan
Pegawai dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi serta pergaulan sehari-hari sebagai
penyelenggara pemilihan umum.

Setiap anggota keluarga memiliki pengaruh penting pada diri saya, karena keluarga
merupakan bagian dari kehidupan kita. Mendengarkan suara mereka terutama yang lebih tua
adalah perbuatan terpuji. Namun demikian tidak semua suara mereka dapat mempengaruhi
keputusan atau jalan yang akan saya tempuh,sepanjang suara keluarga atau teman untuk arah
yang baik maka patut untuk didengarkan tapi apabila telah menyangkut pekerjaan apalagi
untuk melakukan kecurangan maka suara itu tidak perlu didengarkan apalagi dilaksanakan.
Sebab setiap perbuatan memerlukan tanggung jawab dan yang akan bertanggung jawab adalah
diri kita sendiri.
BAGIAN KELIMA

Ketertarikan saya dengan kepemiluan dan demokrasi diawali sejak duduk dibangku kuliah.
Ketertarikan tersebut didorong oleh bacaan-bacaan saya tentang Keindonesiaan dan Demokrasi
termasuk membaca buku karanganya Budi Munawar Rahman yang merangkum beberapa
pemikiran Nurcholis Madjid dalam buku tebal beberapa jilid yaitu ensiklopedi Nurcholis Madjid.
Bacaan tersebut membuat saya tertarik untuk memahami menyaksikan tentang sebuah Negara
ideal termasuk demokrasi sebagai sistemnya termasuk pemikiran cak Nur tentang Islam Yes dan
Partai Islam No!. Di sisi lain saya juga membeca beberapa buku tentang sejarah panjang
demokrasi di Indonesia salah satunya buku yang berjudul Demokrasi dan Kekecawaan oleh
Gunawan Muhammad, dkk. Buku ini sebenarnya orasi ilmiah Gunawan Muhammad saat acara
Nurcholish Madjid Memorial Lecture (NMML), yang berlangsung di Aula Nurcholish Madjid,
Universitas Paramadina, Jakarta, pada 23 Oktober 2008 lalu. Yang kemudian di Bukukan
berdasrkan tanggapan Rocky Gerung dan Kawan-kawan. Buku ini memuat sejumlah urain
mengenai perkembangan demokrasi di Indonesia dan problem-problem yang yang di hadapi
termasuk sejarah panjang demorasi masa orde baru.

Hal lain yang membuat saya tertarik dengan kepemiluan dan demokrasi di pengaruhi oleh
konstalasi politik semasa menjadi mahasiswa, karena saya terlibat langsung di tiap konferensi
cabang dan kongres organisasi HMI sampai saya terpilih jadi ketua HMI Cabang Dompu periode
2013-2014.

Selain dari buku-buku di atas saya juga pernah membaca buku tentang “Islam dan Negara
transformasi gagasan dan politik islam indonesia karangan Bahtiar Effendi yang terbit tahun
2011” buku ini menjelaskan bagaimana posisi islam dalam praktek demograsi di indosia mulai
zaman orde lama, dan kekangan politik yang di lakukan oleh pemerintah terhadap partai islam
pada zaman orde baru, dan kiprah partai politik islam pasca reformasi.

Buku selanjutnya yang sacara khusu saya mengenai pemilu ialah hasil kajian evaluasi
Bawaslu terhadap pengawasan pemilihan kepala daerah serentak tahun 2020. Buku ini secara
khusus mengulas penanganan tindak pidana pemilihan dan pelanggaran administrasi yang
terjadi selama Pemilihan Kepala Daerah Serentak Tahun 2020. Di dalamnya tersaji data kasus-
kasus pidana seperti politik uang, kepala desa yang berpihak pada pasangan calon tertentu,
pemilih yang mencoblos lebih dari sekali, atau pemalsuan dokumen daftar dukungan bakal
calon perseorangan, dan lain-lain. Sedangkan untuk pelanggaran administrasi, buku ini
menonjolkan kasus-kasus pasangan calon di beberapa daerah yang direkomendasi atau diputus
oleh Bawaslu untuk didiskualifikasi sebagai peserta pemilihan, seperti yang terjadi di Kabupaten
Gorontalo, Kabupaten Ogan Ilir, dan Kota Bandar Lampung.
BAGIAN KEENAM

Jika saya terpilih menjadi anggota Bawaslu Kabupaten Dompu saya mempunyai visi sebagai
berikut :

Menjadikan Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Dompu yang Berintegritas dan

Tepercaya

Dan misi saya adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan kualitas pencegahan dan pengawasan pemilu yang inovatif serta kepeloporan

masyarakat dalam pengawasan partisipatif di kabupaten Dompu;

2. Meningkatkan kualitas penindakanpelanggaran dan penyelesaian sengketa proses pemilu yang

progresif, cepat dan sederhana di kabupaten Dompu;

3. Meningkatkan kualitas produk hukum yang harmonis dan terintegrasi di kabupaten Dompu;

4. Memperkuat sistem teknologi informasi untuk mendukung kinerja pengawasan, penindakan

serta penyelesaian sengketa pemilu terintegrasi, efektif, transparan dan aksesibel di kabupaten

Dompu;

5. Mempercepat penguatan kelembagaan, dan SDM pengawas serta aparatur Sekretariat di

lingkup Bawaslu Kabupaten Dompu, melalui penerapan tata kelola organisasi yang profesional

dan berbasis teknologi informasi sesuai dengan prinsip tata-pemerintahan yang baik dan

bersih di kabupaten Dompu.

Untuk mencapai visi misi tersebut saya akan berkoordinasi dan koorperatif dengan semua

anggota baik di tingkat kabupaten Dompu maupun di tingkat kecamatan dan desa, mengawasi
seluruh tahapan penyelenggaraan pemilu, terus belajar dan mengembangkan diri, melakukan
evaluasi dan refleksi terhadap semua kegiatan, menerima semua saran dan masukan yang
bersifat membangun dari berbagai lapisan masyarakat agar tercipta derajat kompetisi yang
sehat, partisipatif, dan mempunyai derajat keterwakilan yang lebih tinggi, serta memiliki
mekanisme pertanggungjawaban yang jelas, maka penyelenggaraan pemilihan umum harus
dilaksanakan secara lebih berkualitas dari waktu ke waktu.

Pada saat sekarang, yaitu era digitalisasi, tuntutan untuk pemilu yang jujur dan adil
semakin tinggi, dibuktikan dengan semakin kuatnya legal formal pembentukan Badan
Pengawas Pemilu (Bawaslu) di tingkat Pusat, di tingkat Provinsi sampai Pembentukan Panitia
Pengawasan Pemilu di tingkat Kabupaten/ Kota yang awalnya adhoc saja maka diusulkan agar
menjadi permanen (Suswantoro, 2016:62). Namun demikian, Bawaslu sebagai badan formal
yang bertugas untuk mengawasi seluruh tahapan penyelenggaraan pemilu, masih mengalami
berbagai kendala pengawasan.

Oleh karenanya penting sekali untuk melibatkan seluruh pemangku kepentingan dan
masyarakat dalam proses pengawasan ini. Dengan dilibatkannya pemangku kepentingan
(stakeholder) dan masyarakat secara independen dalam mengawasi penyelenggaraan pemilu,
diharapkan akan menghasilkan pemilu yang berintegritas, dimana seluruh partisipan pemilu
akan lebih merasa mawas diri dan memiliki kesadaran politik yang baik terhadapnilai-nilai
kejujuran, keadilan dan demokratis terkait pemilu khususnya di Kabupaten Dompu

Anda mungkin juga menyukai