Anda di halaman 1dari 11

penjelasan dan contoh mengenai 4 jenis

skala pengukuran (skala nominal, ordinal,


interval dan rasio).
Sebelum masuk ke pembahasan skala pengukuran, maka ada hal yang
perlu diketahui tentang apa yang akan Anda ukur.

Dalam sebuah penelitian, maka kita pasti menentukan terlebih dahulu


variabel penelitian, yang berarti variabel apa yang akan diukur. Untuk itu,
mari kita ketahui terlebih dahulu apa itu variabel.

Variabel Penelitian adalah suatu atribut, nilai atau sifat dari objek penelitian
(individu atau kegiatan) yang memiliki variasi tertentu antara satu objek
dengan objek lainnya.

Umumnya variabel penelitian akan ditentukan oleh seorang peneliti untuk


dipelajari dan digali Informasi dari objek tertentu yang kemudian ditarik
kesimpulannya.

Pengertian variabel sendiri adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi
fokus di dalam suatu penelitian
Contoh Variabel Penelitian
Misalkan objek penelitian Anda adalah warga Desa Sugihrejo, yang akan
diteliti tingkat pengeluaran per bulannya.

Kemudian Anda menentukan variabel apa saja yang akan digali dari
mereka. Misalnya usia, jenis kelamin, besar pendapatan, dan sebagainya.
Nah inilah yang disebut variabel penelitian Anda.
Pengertian Skala Pengukuran
Skala pengukuran adalah sebuah acuan yang digunakan untuk menentukan
panjang pendeknya interval yang ada dalam satuan alat ukur.

Dengan menggunakan skala pengukuran, maka alat ukur yang digunakan


akan menghasilkan data kuantitatif.

Setelah proses pengukuran yang menghasilkan data kuantitatif yang


berupa angka-angka tersebut baru lah kemudian ditentukan analisis
statistik yang cocok untuk digunakan.

Di dalam ilmu statistik, skala pengukuran dibagi menjadi 4, yaitu sebagai


berikut:
Skala Nominal
Skala nominal merupakan skala pengukuran paling sederhana atau
tingkatannya paling rendah di dalam suatu penelitian.

kala ini hanya digunakan untuk memberikan kategori saja. Misalnya


digunakan untuk memberi label, simbol, lambang, atau nama pada sebuah
kategori sehingga akan mempermudah pengelompokan data menurut
kategorinya.

Pada skala nominal ini, peneliti akan mengelompokkan objek, baik individu
atau pun kelompok kedalam kategori tertentu dan disimbolkan dengan
label atau kode tertentu.

Kemudian, angka yang diberikan kepada objek hanya memiliki arti sebagai
label atau pembeda saja dan bukan untuk menunjukkan adanya tingkatan.

Agar lebih paham, berikut ini ciri-ciri dari skala nominal:

 Kategori data bersifat mutually exclusive (setiap objek hanya memiliki


satu kategori saja).
 Kategori data tidak memiliki aturan yang logis (bisa sembarang).
Contoh Skala Nominal
Contoh pertama, contoh yang paling umum digunakan yaitu variabel jenis
kelamin. Jenis kelamin akan dibedakan menjadi Laki-laki dan Perempuan.
Dalam hal ini, hasil pengukuran tidak memiliki tingkatan tertentu. Artinya
laki-laki tidak lebih tinggi daripada perempuan, atau sebaliknya.

Di dalam sebuah penelitian, biasanya akan diberi simbol angka sebagai


pembeda, misal jenis kelamin laki-laki diberi simbol angka 1, jenis kelamin
perempuan diberi simbol 0. Simbol angka disini hanya untuk membedakan
saja, tidak menunjukkan bahwa 1 lebih besar dari 0 dan sebagainya.

Contoh kedua, misal nama kota lahir. Ada yang Bandung, Jakarta,
Surabaya, Bogor, dan lain lain. Hal ini hanya untuk pembeda saja, tidak
menunjukkan tingkatan tertentu. Dengan kata lain, orang yang lahir di
Bandung bukan berarti lebih baik dari Bogor atau yang lainnya.
Contoh ketiga, misalnya menjelaskan agama, ada Islam, Kristen, Hindu,
Budha, Katolik. Ini hanya bersifat membedakan saja
Skala Ordinal
Skala ordinal merupakan skala pengukuran yang sudah menyatakan
peringkat antar tingkatan. Jarak atau interval antar tingkatan juga tidak
harus sama.

Skala ordinal ini memiliki tingkatan yang lebih tinggi daripada skala
nominal, karena skala ini tidak hanya menunjukkan kategori saja tetapi juga
menunjukkan peringkat.

Di dalam skala ordinal, objek atau kategorinya disusun berdasarkan urutan


tingkatannya, dari tingkat terendah ke tingkat tertinggi atau sebaliknya,

Ciri-ciri dari skala ordinal antara lain:

 kategori data saling memisah.


 kategori data ditentukan berdasarkan jumlah karakteristik khusus
yang dimilikinya.
 kategori data dapat disusun sesuai dengan besarnya karakteristik
yang dimiliki.
Contoh Skala Ordinal
Contoh pertama, contoh pada variabel sikap seseorang terhadap suatu
pernyataan, sikap tersebut berupa sangat setuju, setuju, biasa saja, tidak
setuju, sangat tidak setuju.
Pada variabel sikap ini dari sangat setuju ke sangat tidak setuju
menunjukkan kategori dan memiliki tingkatan.

Di dalam sebuah penelitian, kategori tersebut bisa disimbolkan dengan


angka, misal angka 5 untuk sangat setuju, angka 4 untuk setuju, angka 3
untuk biasa saja, angka 2 untuk tidak setuju, dan angka 1 untuk sangat
tidak setuju.

Contoh kedua, misal dalam variabel nilai huruf mutu pada perkuliahan,
yaitu nilai A, B, C, D, dan E. Pada nilai ini menunjukkan tingkatan bahwa nilai
A lebih besar dari B, dan seterusnya.
Skala Interval
Skala Interval merupakan skala pengukuran yang bisas digunakan untuk
menyatakan peringkat untuk antar tingkatan. Jarak atau interval antar
tingkatan pun sudah jelas, hanya saja tidak memiliki nilai 0 (nol) mutlak.

Skala interval ini bisa dikatakan berada diatas skala ordinal dan nominal.
Besar interval atau jarak satu data dengan data yang lainnya memiliki bobot
nilai yang sama. Besar interval ini bisa saja di tambah atau dikurang.

Berikut ini adalah ciri-ciri dari skala interval:

 Kategori data memiliki sifat saling memisah.


 Kategori data memiliki aturan yang logis.
 Kategori data ditentukan skalanya berdasarkan jumlah karaaktristik
khusus yang dimilikinya.
 Perbedaan karakteristik yang sama tergambar dalam perbedaan yang
sama dalam jumlah yang dikenakan pada kategori.
 Angka nol hanya menggambarkan satu titik dalam skala (tidak
memiliki nilai nol absolut).
Contoh Skala Interval
Contoh pertama, contoh yang paling umum pada skala interval adalah
suhu. Misalkan suatu ruangan memiliki suhu 0C, ini bukan berarti bahwa
ruangan tersebut tidak ada suhunya.

Angka 0C disini merupakan suhu, hal ini dikarena pada skala interval 0 (nol)
bukanlah nilai yang mutlak.

Contoh kedua, jam 00.00 bukan berarti waktunya kosong atau tidak ada
nilainya, karena jam 00.00 sendiri masih menunjukkan waktu dimana jam
00.00 sama dengan jam 12 malam.
Skala Rasio
Skala rasio adalah skala pengukuran yang ditujukan pada hasil pengukuran
yang bisa dibedakan, diurutkan, memiliki jarak tertentu, dan bisa
dibandingkan.

Skala rasio merupakan tingkatan skala paling tinggi dan paling lengkap
dibanding skala-skala lainnya. Jarak atau interval antar tingkatan sudah
jelas, dan memiliki nilai 0 (nol) yang mutlak. Nilai nol mutlak berarti benar-
benar menyatakan tidak ada.

Contoh Skala Rasio


Contoh pertama, misal tinggi badan Agung adalah 190 cm sedangkan
tinggi badan Vatinson adalah 95 cm. Pada situasi ini dapat dikatakan bahwa
jarak tinggi badan Vatinson dengan Agung adalah 95 cm. Bisa juga
dikatakan bahwa tinggi badan Agung 2 kali tinggi badan Vatinson.

Contoh kedua, misalkan nilai ujian matematika Tono adalah 50, sedangkan
nilai Toni adalah 100. Ukuran rasionya dapat dinyatakan bahwa nilai Toni
adalah 2 kali nilai Tono.

Demikianlah penjelasan mengenai skala pengukuran dalam sebuah


penelitian. Pada dasarnya skala pengukuran ini dibuat untuk memudahkan
peneliti dalam menentukan alat analisis apa yang sesuai dengan data dan
permasalahan yang ada.

Anda mungkin juga menyukai