Anda di halaman 1dari 14

HIPERTENSI

MAKALAH

Oleh:

MASYITHA PUTRI AMALIA


2021071014287

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa. Karena
dengan rahmat dan hidayah serta karunianya, sehingga masih di beri kesempatan
untuk bekerja menyelesaikan makalah yang berjudul “HIPERTENSI ” makalah
ini merupakan salah satu tugas mata kuliah penulisan ilmiah.

Tidak lupa saya ucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengajar dan
teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah
ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak kami
harapkan.

Jayapura, 20 juni 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................5
C. Tujuan...........................................................................................................5
BAB II LANDASAN TEORI.................................................................................6
A. Konsep Hipertensi.........................................................................................6
BAB III PEMBAHASAN.......................................................................................8
A. Pengertian Hipertensi....................................................................................8
B. Gejala Hipertensi...........................................................................................8
C. Penyebab Hipertensi.....................................................................................9
D. Pengobatan Hipertensi................................................................................10
E. Pencegahan Hipertensi................................................................................10
BAB IV PENUTUP..............................................................................................13
A. Kesimpulan.................................................................................................13
B. Saran............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan faktor risiko utama untuk penyakit atau kematian
akibat dari kejadian penyakit kardiovaskular dan merupakan penyebab
kecacatan nomor dua di dunia( Silva et., 2009). Hipertensi didefinisikan
berdasarkan ambang batas untuk tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan atau
diastolik ≥90 mmHg,setelah dilakukan pengukuran berulang (minimal dua
kali) (latter, 2014 dalam Julianty & Dkk, 2020).
Secara global, negara dengan prevalensi hipertensi tinggi telah bergeser
dari negara dengan penghasilan menengah ke atas ke negara berpenghasilan
menengah ke bawah. Pada umumnya hipertensi terjadi pada umur lanjut,
beberapa penelitian mendapatkan bahwa ada kecenderungan hipertensi
meningkat pada umur yang lebih muda. Hipertensi merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang akan mempengaruhi kualitas penduduk sebagai
sumber daya manusia (SDM), yang merupakan salah satu aset dalam
menentukan kemajuan suatu bangsa. World Health Organization (WHO)
menargetkan setiap negara dapat menurunkan angka prevalensi hipertensi
menjadi 25 persen dari prevalensi hipertensi nasional masing-masing negara,
demikian juga di Indonesia (WHO, 2013a) (Weber, L. and Lindholm, 2014
dalam Julianty & Dkk, 2020).
Kementerian kesehatan telah melakukan survei kesehatan yang berskala
nasional secara rutin setiap lima tahun sejak awal tahun 2000, yang
didalamnya termasuk data pengukuran tekanan darah. Hasil dari survei
kesehatan berskala nasional tersebut dapat digambarkan besaran masalah
terkait hipertensi terkontrol (Riwayat hipertensi dan kepatuhan minum obat)
bisa didapatkan dari subjek yang pernah didiagnosis menderita hipertensi oleh
tenaga kesehatan. Hasil dari survei nasional tersebut memberikan gambaran
besaran masalah hipertensi secara lebih spesifik di Indonesia, baik yang telah
melakukan pemeriksaan ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) maupun
yang baru diketahui menderita hipertensi pada saat survei dilakukan
(Kementerian Kesehatan RI,2018 dalam Julianty & Dkk, 2020).
Berbagai faktor risiko dapat mempengaruhi terjadinya hipertensi. Pada
umumnya faktor risiko dibagi menjadi dua bagian yaitu faktor risiko langsung
dan tidak langsung. Faktor risiko langsung juga terbagi faktor risiko yang
tidak dapat dicegah atau tidak dapat dihindari seperti umur, perbedaan gender,
hormonal, dan faktor genetik. Sedangkan faktor yang dapat dicegah biasanya
berkaitan dengan gaya hidup (perilaku) masyarakat (Rajput and Shama, 2019)
(Ezzati et al., 2002 dalam Julianty & Dkk, 2020).Oleh sebab itu penulis
memilih judul ini karena sebagian besar penduduk tidak menyadari sedang
menderita hipertensi atau menganggap remeh atas penyakit tersebut, karena
hipertensi hampir tidak ada gejala atau keluhan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi hipertensi?
2. Apa saja gejala hipertensi?
3. Apa penyebab terjadinya penyakit hipertensi?
4. Bagaimana pengobatan hipertensi?
5. Bagaimana pencegahan hipertensi?

C. Tujuan
 Untuk mengetahui hipertensi.
 Untuk mengetahui gejala hipertensi.
 Untuk mengetahui penyebab terjadinya penyakit hipertensi.
 Untuk mengetahui pengobatan hipertensi.
 Untuk mengetahui cara mencegah penyakit hipertensi.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Konsep Hipertensi
Menurut The Joint National Committee on Prevention, Detection,
Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC) hipertensi adalah
suatu sindrom atau kumpulan gejala kardiovaskular yang progresif, sebagai
akibat dari kondisi lain yang kompleks dan saling berhubungan. Berdasarkan
penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu hipertensi primer
yang tidak diketahui sebabnya atau idiopatik dan hipertensi sekunder yaitu
hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain.(Susalit, 2001 dalam
Sylvestris, 2017).

Untuk menilai apakah seseorang itu menderita penyakit hipertensi atau


tidak haruslah ada suatu standar nilai ukur dari tekanan darah. Berbagai
macam klasifikasi hipertensi digunakan di masing-masing negara seperti
klasifikasi menurut The Seventh Report of The Joint National Committee
on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood
Pressure (JNC VII) yang digunakan di negara Amerika Serikat, klasifikasi
menurut Chinese Hypertension Society yang digunakan di China, klasifikasi
menurut European Society of Hypertension(ESH) yang digunakan negara-
negara di eropa, klasifikasi menurut International Society on Hypertension in
Blacks (ISHIB) yang khusus digunakan untuk warga keturunan Afrika
yang tinggal di Amerika. Klasifikasi hipertensi menurut JNC VII terbagi
menjadi kelompok normal, prehipertensi, hipertensi derajat 1 dan derajat
2(Yogiantoro, 2006 dalam Sylvestris, 2017).
Tabel 1. Klasifikasi hipertensi menurut JNC VII (2003):

Tekanan darah Sistolik Diastolik


Normal <120 Dan <80
Pra-Hipertensi 120-139 Atau 80-89
Hipertensi st. 1 140-159 Atau 90-99
Hipertensi st. 2 =160 Atau ≥100
(Sumber:The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention,
Detection,Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure, 2003)

Secara umum, semakin tinggi tekanan darah semakin berisiko kesehatan


seseorang tekanan darah didefinisikan tinggi apabila dalam keadaan istirahat
tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih, dan atau tekanan darah diastolik
berada pada posisi 90 mmHg atau lebih, setelah pengukuran 3 kali berturut-turut
dengan interval 2 menit. Ketika tekanan darah sistolik diastolik jatuh ke dalam
kategori yang berbeda, kategori tertinggi digunakan dalam menilai total risiko
kardiovaskular(Marcia G.Grassi et al., 2011 dalam Julianty & Dkk, 2020).
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hipertensi
Menurut American Society of Hypertension (ASH), hipertensi adalah
suatu sindrom atau kumpulan gejala kardiovaskular yang progresif sebagai
akibat dari kondisi lain yang kompleks dan saling berhubungan. Hipertensi
merupakan penyakit multifaktorial akibat interaksi dari faktor genetik dan
faktor lingkungan. Hipertensi sendiri diklasifikasikan dalam dua jenis yaitu
hipertensi primer (esensial) yang belum diketahui penyebab pastinya dan
hipertensi sekunder yang dapat disebabkan oleh penyakit seperti ginjal,
jantung, endokrin, dan gangguan kelenjar adrenal.
Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan
darah di dalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan
tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri
menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung,
serangan jantung dan kerusakan ginjal. Pada pemeriksaan tekanan darah akan
didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung
berkontraksi (sistol), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung
berelaksasi (diastolik) (Hasanah, 2019).

B. Gejala hipertensi
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala,
meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan
dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya
tidak).
Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing,
wajah kemerahan dan kelelahan, yang bisa saja terjadi baik pada penderita
hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang
normal(Hasanah, 2019).
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala
berikut:
• sakit kepala
• kelelahan
• mual
• muntah
• sesak nafas
• gelisah
• pandangan menjadi kabur

C. Penyebab hipertensi
Hipertensi dapat disebabkan berbagai faktor. Ternyata, faktor pemicu
hipertensi ada yang tidak dapat dikontrol dan ada yang dapat dikontrol. Faktor
pemicu hipertensi yang tidak dapat di kontrol antara lain genetika atau
keturunan, jenis kelamin, dan usia. Adapun faktor pemicu hipertensi yang
dapat dikontrol antara lain kurangn nya gerak atau olahraga, merokok,
kegemukan, pola makan atau konsumsi yang salah, konsumsi alkohol dan
garam yang berlebihan.
Dilihat dari jenis kelamin, peluang pria terhadap risiko mengidap tekanan
darah tinggi atau hipertensi lebih berat dari pada wanita. Ada sebuah diagnosa
yang menyatakan bahwa hipertensi merupakan suatu penyakit yang berdiri
sendiri. Namun,hipertensi yang sering dijumpai merupakan penyakit yang
memiliki keterkaitan dengan penyakit lainnya,seperti obesitas dari diabetes
melitus dan kelainan ginjal.
Berdasarkan penyebabnya,hipertensi dapat dibedakan menjadi dua yaitu
hipertensi primer(esensial) dan hipertensi sekunder(renal)(Trisnawan, 2019).
1. Hipertensi primer(esensial)
Hipertensi primer disebut juga sebagai hipertensi esensial.Jenis ini paling
umum,dan terjadi pada 90-95 persen penderita hipertensi. Kelainan utama
pada hipertensi primer adalah terjadinya resistensi perifer. Hipertensi primer
dapat disebabkan oleh faktor genetik atau lingkungan(Juan Bolivar, 2013
dalam Julianty & Dkk, 2020).
2. Hipertensi sekunder(renal)
Hipertensi sekunder mencakup 5-10 persen subjek hipertensi. Hipertensi
sekunder dikaitkan dengan adanya kelainan pada organ tubuh sehingga dapat
dilakukan identifikasi. Faktor penyebab hipertensi sekunder yang paling
umum adalah kerusakan dan disfungsi ginjal. Penyebab lainnya adalah tumor,
masalah pada kelenjar tiroid, kondisi selama kehamilan,dan lain-lain.
Biasanya hipertensi jenis ini bisa disembuhkan jika penyebabnya dapat
diatasi,dengan cara mengobati penyebab tekanan darah yang meningkat.(hall
et al,. 2010 dalam Julianty & Dkk, 2020).

D. Pengobatan hipertensi
Pengobatan hipertensi adalah pengobatan jangka panjang, bahkan seumur
hidup, Anda harus minum obat secara teratur seperti yang dianjurkan oleh
Dokter meskipun tak ada gejala. Anda harus mengetahui:
 Cara minum obat, dosis yang digunakan untuk tiap obat dan berapa kali
minum sehari.
 Mengetahui perbedaan antara obat-obatan yang harus diminum untuk
jangka panjang (yaitu obat tekanan darah) dan pemakaian jangka pendek
yaitu untuk menghilangkan gejala (misalnya untuk mengatasi mengi).
(Kemenkes, 2019)

E. Pencegahan hipertensi
Pencegahan lebih baik daripada pengobatan. Itulah ungkapan masyarakat
yang sering terjadi di telinga tidak kita. Sementara, hal ini memang dapat
dibenarkan. Alasanya, semua orang tentu tidak menginginkan sakit.
Karena,jika sakit kita harus mengonsumsi obat-obat secara rutin dalam waktu
tertentu sesuai dengan dosis yang telah ditentukan oleh dokter. Sebenarnya,
bagi orang yang sudah terbiasa mengkonsumsi obat-obatan hal ini bukan
menjadi masalah. Namun, berbeda halnya bila yang menghadapi adalah orang
yang anti obat. Orang seperti ini Ketika sakit biasanya susah sekali dianjurkan
untuk minum obat. Apabila keadaan ini berlangsung lama, maka ia bukannya
cepat sembuh melainkan semakin parah sakitnya. Berikut ini ada beberapa
cara untuk mencegah hipertensi.
1. Olahraga yang cukup
Untuk mencegah hipertensi, seseorang sangat dianjurkan melakukan
olahraga yang cukup.Olahraga yang dapat dilakukan antara lain:
 Aerobic,seperti jalan,jogging,lari,bersepeda,dan renang
 Yoga
 Meditasi

Olahraga tersebut harus dilakukan secara teratur. Dengan olahraga,


peredaran darah menjadi lancar. Olahraga juga dapat membakar lemak
penyebab kelebihan berat badan.

2. Tidak merokok
Tidak merokok itu lebih baik bagi kesehatan. Namun, apabila sudah
mempunyai kebiasaan merokok, maka ia akan sulit untuk menghentikannya.
Meskipun demikian, ia masih mempunyai peluang untuk berhenti merokok
atau setidaknya mengurangi kebiasaan merokoknya secara perlahan-lahan.
Dalam hal ini, keberhasilanya tidak atau bahkan berhenti merokok sama sekali
tergantung pada kesungguhan niatnya.
Kebiasaan merokok dapat meningkatkan risiko kerusakan pembuluh darah
dengan mengendapkan kolesterol pada pembuluh darah jantung koroner.
Karena itu, jantung akan bekerja lebih keras.
3. Tidak minum alkohol
Tidak minum alkohol baik yang dibuat pabrik maupun tradisional dapat
mencegah hipertensi. Karena, alkohol akan membahayakan penderita
hipertensi. Alkohol juga terkandung dalam air tape dan brem. Jadi, bagi
penderita hipertensi lebih baik tidak mencoba minum alkohol. Atau, bagi yang
pernah minum alkohol sebaiknya segera menghentikannya.
4. Mengatur pola makan
Pola makan yang dianjurkan yaitu sedikit-dikit tetapi sering, bukan banyak
tapi jarang. Hal yang penting adalah memperhatikan kandungan zat gizi dalam
menu makanan. Selain itu, harus memperbanyak minum air putih.K
5. Istirahat cukup
Istirahat yang cukup dapat mengurangi ketegangan dan kelelahan otot
bekerja. Dengan istirahat yang cukup dapat mengembalikan kesegaran tubuh
dan pikiran. Istirahat yang baik yaitu tidur. Ada anggapan bahwa tidur dengan
posisi badan berbaring dapat mengembalikan aliran darah ke otak. Karena itu,
penderita hipertensi mengusahakan istirahat setelah melakukan kegiatan atau
sibuk rutinitas.
6. Pencegahan secara medis
Pencegahan hipertensi secara medis melibatkan penanganan dokter dan
tenaga medis lainnya. Orang yang memiliki risiko terkena hipertensi dapat
melakukan pemeriksaan ke dokter secara berkala. Ingat,mencegah lebih baik
dari dan lebih mudah daripada mengobati. pengobatan hipertensi harus
menurut petunjuk dokter. Jangan sekali-kali minum obat tanpa petunjuk dari
dokter. Karena hal tersebut dapat menimbulkan kekebalan terhadap obat
tertentu dan kerusakan ginjal.
7. Pencegahan secara tradisional
Banyak ramuan tradisional dan terapi yang secara turun-temurun
dipercaya dapat menurunkan hipertensi. Meskipun sifatnya tradisional,
ramuan tersebut harus melalui penelitian dan pengujian secara laboratoris.
Ada beberapa bahan yang mempunyai khasiat untuk menurunkan hipertensi.
 Mengkudu
 Avokad
 Ketimun
 Bawang merah
 Belimbing
 Melon

Semua bahan tersebut mudah dijumpai di sekitar kita seperti pasar-pasar


tradisional. Harganya pun relatif murah. Dengan mengonsumsi salah satu
bahan tersebut secara teratur, hipertensi dapat diturunkan. Apabila tekanan
darah sudah normal, maka konsumsi terhadap bahan tersebut dapat dihentikan.
Karena pemakaian berlebihan dapat menurunkan tekanan darah dibawah
normal(Trisnawan, 2019).
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hipertensi merupakan faktor risiko utama untuk penyakit atau kematian
akibat dari kejadian penyakit kardiovaskular dan merupakan penyebab
kecacatan nomor dua di dunia.
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu
hipertensi primer yang tidak diketahui sebabnya atau idiopatik dan hipertensi
sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain.
Penyebab hipertensi dapat disebabkan berbagai faktor. Faktor pemicu
hipertensi ada yang tidak dapat dikontrol dan ada yang dapat dikontrol. Faktor
pemicu hipertensi yang tidak dapat di kontrol antara lain genetika atau
keturunan, jenis kelamin, dan usia. Adapun faktor pemicu hipertensi yang
dapat dikontrol antara lain kurangn nya gerak atau olahraga, merokok,
kegemukan, pola makan atau konsumsi yang salah,konsumsi alkohol dan
garam yang berlebihan.
Pencegahan lebih baik daripada pengobatan. Itulah ungkapan masyarakat
yang sering terjadi di telinga tidak kita. Sementara, hal ini memang dapat
dibenarkan. Alasanya, semua orang tentu tidak menginginkan sakit. Karena,
jika sakit kita harus mengonsumsi obat-obat secara rutin dalam waktu tertentu
sesuai dengan dosis yang telah ditentukan oleh dokter. Berikut ini ada
beberapa cara untuk mencegah hipertensi antara lain olahraga yang cukup,
tidak merokok, tidak minum alkohol, mengatur pola makan, istirahat cukup,
pencegahan secara medis, dan pencegahan secara tradisional.
B. Saran
Setelah membaca makalah ini saya berpesan kepada para pembaca selalu
menjaga kesehatan, kesehatan merupakan anugerah yang tak ternilai harganya,
karena di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Selalu
memperhatikan asupan makanan yang masuk dalam tubuh kita. Makanlah
makanan yang bergizi tinggi yang dapat memenuhi semua kebutuhan tubuh
kita rajin berolahraga.
DAFTAR PUSTAKA

Hasanah, U. (2019). Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi). Jurnal Keperawatan


Jiwa, 7(1), 87. https://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/2016/10/Tekanan-Darah-
Tinggi-Hipertensi.pdf

Julianty, P., & Dkk. (2020). HIPERTENSI : PEMBUNUH TERSELUBUNG DI


INDONESIA (Pertama). Lembaga penerbit badan penelitian dan
pengembangan kesehatan.

Kemenkes, R. (2019). Pengobatan Hipertensi - Direktorat P2PTM.


https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-
dan-pembuluh-darah/page/46/pengobatan-hipertensi

Sylvestris, A. (2017). Hipertensi Dan Retinopati Hipertensi. Saintika Medika,


10(1), 1. https://doi.org/10.22219/sm.v10i1.4142

Trisnawan, A. (2019). MENGENAL HIPERTENSI (Ade (ed.)). penerbit mutiara


aksara.

Anda mungkin juga menyukai