Anda di halaman 1dari 14

AT-THULLAB Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini

VOL.1 NO.1

PARADIGMA SIMTOMA JIWA SEBAGAI METODE MEMAHAMI


KOGNISI PESERTA DIDIK

Muhamad Khoirul Umam


STAI Badrus Sholeh Kediri
khoirulumam2426@gmail.com

ABSTRAK
Proses pembelajaran tidak sekedar proses transfer of knowledge dan
transfer of values melainkan perlu juga dilihat sisi psikis peserta didik.
Sebab jiwa peserta didik tidaklah sama dalam menerima stimulus dalam

APRIL 2020
proses pembelajaran. Disamping itu juga ada beberapa kelemahan
pendidik yang tidak mengikutkan sertakan memahami gejala-gejala jiwa
peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Sehingga penulis
memunculkan pertanyaan penelitian bagaimana pendidik memahami
gejala-gejala jiwa peserta didik sehingga mampu mengarahkan proses
pembelajaran yang sesuai dengan fungsinya, dan serta mapu memberikan
bahan pelajaran sesuai dengan kepekaan gejala jiwa peserta didik?. Untuk
menjawab pertanyaan penelitian ini, peneliti mengumpulkan data melalui
metode dokumentasi-observatif. Kemudian setelah data-data terkumpul,
dianalisis melalui analisis isi dan analisis kritis serta disinkronkan
dengan cross-check hasil observasi. Sehingga penelitian ini menghasilkan
salah satu tawaran pemikiran tentang inovasi strategi yang diharapkan
mampu mengembangkan kemampuan pendidik dalam proses kegiataan
belajar mengajar di lembaga pendidikan.

Kata Kunci: Gejala Jiwa, Peserta Didik, Proses Pembelajaran

Muhamad Khoirul Umam Page 19


AT-THULLAB Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
VOL.1 NO.1

PENDAHULUAN memahami pengajaran dan


Studi mengenai proses pembelajaran dalam lingkungan
pembelajaran, dilihat dari sudut pendidikan , namun ada sisi yang lain
2

pandang pengetahuan maupun yang perlu untuk dikaji dalam kegiatan


perilaku-tingkah laku, memberikan izin proses pembelajaran. Disamping itu
para ahli keilmuan jiwa untuk disiplin ilmu psikologi pendidikan dapat
memahami perbedaan peserta didik diartikan sebagai ilmu yang
dalam hal perkembangan kognitif, mempelajarai tentang gejala-gejala jiwa
intelegensi, afektif, motivasi, regulasi ataupun bisa diartikan sebagai
diri, pembentukan diri, serta pernyataan-pernyataan jiwa manusia.
peranannya dalam proses kegiatan Gejala-gejala jiwa pada manusia
belajar peserta didik. Bidang keilmuan tidak memandang ras, suku, bangsa,

APRIL 2020
psikologi pendidikan lebih serta baik jenis kelamin maupun umur.
mengandalkan pengujian dan Namun hal tersebut masih perlu untuk
pengukuran dengan metode kuantitatif, dipahami lebih lanjut bagi setiap
dalam meningkatkan aktivitas pendidik pada umumnya. Sebab
pendidikan seperti halnya desain demikian itu sesungguhnya masih
pemberian instruksi, manajemen kelas, banyak terdapat kelemahan yang
dan assesment, yang bertujuan untuk dimiliki oleh setiap pendidik, secara
memfasilitasi serta memberi jalan kesadaran memahami gejala-gejala jiwa
proses pembelajaran dalam berbagai peserta didik terkadang tidak diikutkan
pengaturan pendidikan sepanjang dalam pelaksanaan belajar-mengajar.
hidup (life education). 1
Kenyataannya bahwa gejala-gejala
Ditinjau aspek bidang dalam jiwa yang dimiliki oleh oleh setiap
psikologi pendidikan merupakan peserta didik perorangan tidaklah tentu
disiplin ilmu yang meliputi studi sama dengan kekuatannya dan
tentang memori, proses konseptual, dan kelebihan dalam menerima rangsangan
perbedaan peserta didik (melalui yang berbeda. Sebab itu maka dengan
psikologi kognitif) dalam mengenal serta memahami kelebihan
mengonseptualisasikan strategi baru dan kekurangan yang berbeda pada
mengenai proses belajar pada manusia. peserta didik pendidik akan mampu
Walaupun Psikologi pendidikan adalah mengarahkan proses pembelajaran
cabang dari ilmu psikologi yang lebih yang sesuai dengan fungsinya, dan
mengkhususkan diri pada cara serta mapu memberikan bahan
1
Snowman, Jack (1997). Educational Psychology:
2
What Do We Teach, What Should We Teach?. Santrock, John W. Psikologi Pendidikan, Jakarta:
"Educational Psychology", 9, 151-169 Kencana, 2010, hal. 4-14

Paradigma Simtoma Jiwa . . . Page 20


AT-THULLAB Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
VOL.1 NO.1

pelajaran sesuai dengan kepekaan secara terminologis, paradigma


gejala jiwa peserta didik. dipahami sebagai sebuah cara pandang
Demikian penulis mengungkapkan atau pun pandangan yang digunakan
berdasarkan garis-garis besar tentang untuk menilai, melihat serta
gejala-gejala jiwa yang perlu dianggap memahami dunia dan alam sekitarnya.3
penting dalam pelaksanaan proses Disamping itu paradigma juga
pembelajaran ataupun praktek belajar merupakan perspektif umum atau pun
mengajar di lembaga pendidikan. gambaran berupa cara-cara yang
Diharapkan disamping untuk digunakan untuk menjabarkan
mempermudah pendidik dalam berbagai macam permasalahan
mempelajari, serta memahami juga kompleks dunia nyata.
hasilnya bukan lagi merupakan Paradigma juga berkaitan erat
pengetahuan yang terpecah-pecah dengan faktor prinsip-prinsip dasar

APRIL 2020
melainkan menjadi sebuah satu yang menjadi penentu berbagai macam
kesatuan pengetahuan yang pandangan setiap individu. Terkadang
mengandung pengertian dan makna. sebuah paradigma meliputi tiga unsur
utama yaitu elemen metodologi, elemen
METODE PENELITAN epistemologi, dan elemen ontologi.
Jenis Penelitian Library Researched, Dengan penggunaan tiga unsur ini,
dengan pendekatan penelitian teks individu menggunakan paradigma
literasi serta fenomena lapangan, untuk meraih berbagai macam
teknik penelitian mengumpulkan data pengetahuan mengenai dunia dan
melalui metode dokumentatif-observatif. berbagai macam fenomena yang terjadi
Kemudian setelah data-data terkumpul, di dalamnya.
dianalisis melalui analisis isi dan Menurut Thomas
analisis kritis. Kuhn, pengertian paradigma adalah
landasan berpikir atau pun konsep
HASIL PENELITIAN DAN
dasar yang digunakan / dianut sebagai
PEMBAHASAN
Pengenalan Paradigma Simtoma model atau pun pola yang dimaksud
Jiwa para ilmuan dalam usahanya, dengan
Diihat dari pengertian istilah kata mengandalkan studi – studi keilmuan
paradigma pada dasarnya berasal dari
bahasa Yunani yang diambil dari kata
“para” yang berarti di sebelah atau pun 3
Umam, M. K. (2018, February). Paradigma
di samping, dan berpadu dengan kata Pendidikan Profetik dalam Pendekatan Pembelajaran
“diegma” yang meimiliki arti model, Tematik di Madrasah Ibtida'iyah. In PROCEEDING:
teladan, serta ideal. Sedangkan ditinjau The 3rd Annual International Conference on Islamic
Education (Vol. 3, No. 1, pp. 120-132).

Muhamad Khoirul Umam Page 21


AT-THULLAB Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
VOL.1 NO.1

yang dilakukannya.4 Selain itu Pada intinya suatu “gejala” atau


Menurut Robert Freidrichs, paragigma “simtoma” adalah subyektif6, diamati
merupakan kumpulan tata nilai yang oleh seorang pasien7, dan tidak bisa
membentuk pola pikir seseorang ditimbang atau diukur8. Disamping itu,
sebagai titik tolak pandangannya suatu simtoma atau gejala belum tentu
sehingga terbentuk citra subjektif terkait dengan penyakit, misalnya
seseorang terhadap ralita sehingga gejala-gejala kehamilan. Namun bisa
berujung pada ketentuan bagaimana diperdebatkan bahwa ini merupakan
cara untuk menangani realita tersebut.5 contoh penyalahgunaan istilah ini yang
Sehingga Paradigma dapat diartikan cukup sering terjadi sebab kebanyakan
sebagai cara, metode, sundut padang, “gejala” atau “simtoma” serta sejarah
meninjau dari persfektif lain. Paradigm istilah-istilah ini memang berhubungan

APRIL 2020
merupakan cara pandang melihat dengan penyakit. Pemakaian istilah
sesuatu dari persfektif lain guna lain seperti “indikasi”, “pratanda atau
mencari serta membandingkan suatu tanda” ataupun “anjuran” mungkin
obbjek yang akan dilihat. lebih tepat dalam situasi seperti
Simtoma, gejala, simptom atau si kehamilan. Penggunaan lain istilah
mtom (dalam penyakit) merupakan “simtoma atau gejala” juga terdapat
pengindikasian keberadaan sesuatu dalam dunia politik pula di mana
penyakit atau gangguan kesehatan artinya dianggap sebagai akar dari
yang tidak diinginkan, berbentuk suatu permasalahan.9
tanda-tanda atau ciri-ciri penyakit dan Konsep paradigma simtoma
dapat dirasakan, seperti misalnya diperuntukan untuk menggali atau pun
perasaan mual atau pusing. Akan mendalami bagian bagian tertentu
tetapi, ada hal yang tidak tercakup suatu individu. Konsep dapat dijadikan
dalam pengertian istilah ini acuan dalam mengenal jiwa peserta
seperti halusinasi atau delusi, karena
cara melakukan pengindikasian ini 6
Lippincott Williams & Wilkins., & Ovid
mengacu pada diri pelaku sering tanpa Technologies, Inc. (1996). Diagnostic molecular
pathology. New York, N.Y.: Raven Press.
sadar, dan bukan hasil dari 7
American Medical Association. (1998). Archives of
pengamatan yang dilakukan dermatology. Chicago, IL: American Medical
Association
berdasarkan pemeriksaan kedokteran. 8
Devroede, G. (1992-10). "Constipation--a sign of a
disease to be treated surgically, or a symptom to be
deciphered as nonverbal communication?". Journal of
Clinical Gastroenterology. 15 (3): 189–
4
Kuhn, T. S. (2012). The structure of scientific 191. ISSN 0192-0790. PMID 1479160
9
revolutions. University of Chicago press. Sakri, A., Kaligis, O. C., & Aly, R. (2007). Simtom
5
Friedrichs, R. W. (1972). Dialectical sociology: an politik 1965: PKI dalam perspektif pembalasan dan
exemplar for the 1970s. Social Forces, 50(4), 447-455. pengampunan. Jakarta: Kata Hasta Pustaka.

Paradigma Simtoma Jiwa . . . Page 22


AT-THULLAB Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
VOL.1 NO.1

didik dalam bagian untuk secara historis harfiah.11 Individu mulai


meningkatkan kualitas belajar mengenal dan berinteraksi dengan
mengajar. Disamping itu juga dalam lingkungan sejak itu pula melalui
pembelajaran perlu untuk inderanya, yakni dengan mendengar,
megidentifikasi serta mendiagnosis melihat, menciumnya, meraba, dan
peserta didik sebagai cara mengenal mengecapnya. Cara yang digunakan
jiwa (psikis peserta didik). untuk mengenal lingkungan secara
Sehingga paradigma simtoma jiwa berinteraksi dengan situasi dan kondisi
merupakan pendekatan baru dalam lingkungan individu ini biasa disebut
menganal jiwa peserta didik agar dalam mengamati. Sehingga pengamatan
kegiatan belajar mengajar dapat merupakan proses individu mengenali
menjadi pertimbangan pendidik. Salah dunianya yang realis dan proses dalam
satu bentuk pertimbangan pendidik memahami dirinya dan sekitarnya

APRIL 2020
adalah dengan kegiatan belajar dengan menggunak inderannya.12
mengajar tidak adapat dipungkiri Artinya bahwa indera sebagai langkah
terkang pendidik hanya melihat progam awal setiap individu dalam mengenal
pembelajaran, serta rencana serta tempat yang sangat penting bagi
pembelajaran secara akademik saja, individu.
tidak melihat pernah melihat keadaan Prosess terjadinya pengamatan
serta situasi psikis peserta didik serta membutuhkan faktor yang menjadi
kondisi gejala-gejala jiwa. pelengkap yakni: ada perhatian
terhadap stimulus, ada perangsang
Segmentasi Gejala-gejala Kognisi yang mengenai indera, keadaan indera
Pada hakekatnya gejala-gejala tidak terganggu.13 Dari faktor itu lalu
jiwa tidak dapat dibagi-dibagi, namun proses pengamatan melewati peristiwa
dalam perkembangannya guna yakni:, peristiwa alami (fisik)14,
mempermudah pandangan perlulah peristiwa Tubuh (fisiologi)15, dan
untuk mengemukakan gejala-gejala
mana yang sesuai dengan psikologi
11
Anak, A. K. (1995). Psikologi
pendidikan. Pembagian gejala kognisi
Perkembangan. Bandung: Mandar Maju.
meliputi, pengamatan, tanggapan, 12
Jannati, F. R. (2015). Penerapan Model Pembelajaran
ingatan, asosiasi dan reproduksi, Guided Inquiry dengan Metode Pictorial Riddle dalam
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi (Sub
fantasi, berfikir, inteligensi.10 Pokok Bahasan Alat Indera pada Manusia Siswa Kelas
Pengamatan terjadi atau ada sejak XI IPA 4 MAN 2 Jember Tahun Pelajaran 2014/2015).
13
Winarno, M. E. (1995). Belajar Motorik. Malang:
individu ada, yang mana bila ditinjau Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
14
Yusuf, S. (2011). Psikologi perkembangan anak dan
10
Afifudin, S. K., & Mawardi, S. (1988). Psikologi remaja. PT Remaja Rosdakaryam.
15
Pendidikan Anak Usia Sekolah Dasar. Solo: Harapan Nani, D., & Kep, S. Fisiologi Tubuh Manusia.
Massa. Penebar PLUS+.

Muhamad Khoirul Umam Page 23


AT-THULLAB Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
VOL.1 NO.1

peristiwa kejiwaan (psikologis)16 yang objek disebut Cara tersedianya


menjadikan individu sadar akan apa presentasi objek disebut
yang telah diterima indera. representasi
Tanggapan sebagai gambaran Tabel: perbedaan antara pengamatan
yang diperoleh individu dalam hasil dan tanggapan18
pengamatan yang berada pada
Ada beberapa hal perlu
kesadaran individu.17 Sehingga
diperhatikan oleh semua pendidik yang
tanggapan merupakan faktor penting mahir, bahwa proses kesanggupan
yang harus diperhatikan terutama untuk menangkap, menyimpan, dan
dalam dunia pendidikan. karena mengingat terhadap masing masing
tanggapan itu merupakan alat atau peserta didik angat berlainan. Hal ini
media individu untuk menyimpan dipengaruhi karena adanya tipe

APRIL 2020
tanggapan setiap peserta didik berbeda
semua hasil yang telah diamati
akan kepekaannya. Beberapa tipe
individu, dan akhirnya mampu menjadi tanggapan yakni: tipe visual, tipe
tempat untuk memperluas pengetahuan auditif, tipe motoris, tipe taktil, tipe
individu. Namun perlulah peran kombinasi.19
seorang pendidik harus memiliki Dengan demikian peranan
pengetahuan tentang definisi tanggapan terhadap peseta didik akan
tanggapan dalam berbagai variasinya, bergna dalam menambah pengetahuan
dan pengalamanya. Disamping itu
agar dalam proses belajar-mengajar di
peseta didik dapat memperbaiki kesan-
lembaga pendidikan dapat membimbing kesan yang salah yang datangnya dari
dan mengarahkan tanggapan sesuai luar, serta tanggpan-tanggapan yang
dengan peranan masing-masin. lama akan bersatu dengan tanggapan-
tanggapan yang baru dengan
PENGAMATAN TANGGAPAN didampingi kesan kesan baru, sehingga
Tergantung pada Tidak tergantung tercipta pengertian yang baru.
ruang dan waktu oleh ruang dan Dalam wilayah pengajaran
Memerlukan waktu tanggapan dapat berperan sebagai
adanya perangsang Tidak metode mengingat adannya bermacam-
Lebih jelas dan memerlukan macam kekuatan baru peserta didik
lebih teliti dan perangsang
lengkap Kurang jelas dan 18
Afifudin, S. K., & Mawardi, S. (1988). Psikologi
Cara tersediannya kurang teliti Pendidikan Anak Usia Sekolah Dasar. Solo: Harapan
Massa.
16 19
Wirawan, S. (2013). Pengantar psikologi Kusuma, F. W., & Aisyah, M. N. (2012).
umum. Jakarta, Raja Grafindo Persada. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
17
Kaltsum, H. U. (2016). Tanggapan Perseptual Guru think pair share untuk meningkatkan aktivitas belajar
Bahasa Inggris di SD Se-Surakarta Terhadap Kebijakan akuntansi siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2
Pelaksanaan Mata Pelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Wonosari tahun ajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan
Dasar. Profesi Pendidikan Dasar, 1(1), 8-16. Akuntansi Indonesia, 10(2).

Paradigma Simtoma Jiwa . . . Page 24


AT-THULLAB Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
VOL.1 NO.1

dalam menerima kesan-kesan atau permasalahan psikologik, yakni usaha


rangsangan, sehingga pengajaran agar pembelajaran dapat diterima anak
haruslah didemontrasikan dengan alat dengan sebaik-baiknya, dan tidak
peraga agar semua indera peserta didik mudah sering dilupakan.
dapat bekerja semua. Disamping itu Dalam mengatasi permasalahan
tanggapan sebagai jalan psikologik peserta didik, pendidik
menghubungkan sesuatu yang baru diharuskan memperhatikan bahwa
dengan pengertian yang dimiliki peserta didik memiliki perbedaan
peserta didik. dalam ingatanya, kelemahan peserta
Ingatan sebagai serangkaian didik yang perlu disadari pendidik, dan
pengalaman dengan masa lalu. juga pendidik dalam memberikan
Diartikan bahwa sesuatu yang diingat pelajaran harus bertindak bijak dalam
merupakan sesuatu peristiwa yang pengajarannya.
pernah dialami dan diamati oleh setiap
individu. Sehingga menunjukan bahwa Perkembangan Berfikir Peserta

APRIL 2020
sesuatu apapaun yang terjadi serta Didik
dialami dan diamati oleh setiap Secara pengertian mengenai
individu tidaklah semuanya hilang, berfikir adalah berlangsungnya
melainkan ada sebagian kecil yang tanggapan-tanggapan secara mekanis
tersimpan pada jiwa individu. Dan juga dimana subjek yang berfikir itu pasif.21
apabila suatu saat ingatan dibutuhkan Disamping pengertian itu berfikir
maka ingatan yang tersimpan dapat adalah suatu proses penguatan
tumbuh atau muncul kembali di dalam hubungan antara rangsangn dan
kesadaraanya. tanggapan.22 Ada juga yang
Sifat ingatan dapat dikemukakan mengartikan berfikir adalah meletakan
sebagai berikut: dari daya menerima antara hubungan antara bagian-bagian
dapat bersifat cepat dan lambat, dari pengetahuan keilmuan.23 Bagian bagian
daya menyimpan dapat bersifat, setia pengetahuan out ialah segala sesuatu
dan tidak setia, teguh dan lemah, luas pengertian yang telah individu miliki
dan sempit, dari daya mereproduksi dan dalam batas-batas tertentu juga
dapat bersifat siap, cepat, dan lambat.20 berupa tanggapan-tanggapan.
Berdasarkan atas penyelidikan
para ahli ternyata kemampuan individu
dalam menerima, menyimpan, dan 21
Nunsiyah, S. (2011). Proses Berpikir Siswa dalam
mengeluarkan kembali terhadap Memecahkan Masalah Soal Cerita dengan Langkah-
peristiwa yang terjadi, dialami, dan langkah Polya pada Pokok Bahasan Bentuk Aljabar
diamatinya, terdapat perbedaan satu Ditinjau Dari Perspektif Gender(Doctoral dissertation,
dengan yang lain. Sehingga ini berarti Universitas Sebelas Maret).
22
Nahar, N. I. (2016). Penerapan teori belajar
pendidik selalu dihadapkan kepada behavioristik dalam proses
pembelajaran. NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan
Sosial, 1(1).
20 23
Afifudin, S. K., & Mawardi, S. (1988). Psikologi Dewi, H. (2012). Filsafat Ilmu Sebagai Saham
Pendidikan Anak Usia Sekolah Dasar. Solo: Harapan Terbesa Dalam Revolusi Psikologi. Humanitas: Jurnal
Massa. Psikologi Indonesia, 4(1).

Muhamad Khoirul Umam Page 25


AT-THULLAB Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
VOL.1 NO.1

Peserta didik memperoleh cepat dan tepat tehadap keadaan yang


pengetian melalui sarana atau alat baru.27 Dapat ditarik kesimpulan
pembantu berfikir untuk memperoleh bahwa intelegensi menitik beratkan
gambaran dan pandangan yang pasti kepada penyesuaian terhadap persoalan
dari realita. Sehingga dapat diartikan yang dihadapi oleh individu. Sehingga
bahwa sesuatu itu merupakan materi bagi yang memiliki intelegensi tinggi,
bahan yang digunakan dalam proses maka mereka akan lebih cepat dan
berfikir. Dalam memperolehnya melalui tepat dalam memecahkan masalah yang
pengalaman, melalui pengetian ilmiah dihadapi bila dibandingkan dengan
(menganalisa, membandingkan, mereka yang kurang cerdas. Disamping
mengabstraksikan, dan menarik itu bahwa orang dikatakan cerdas jika
kesimpulan).24 mereka mampu memberikan tanggapan
Perkembangan pikiran peserta yang tepat dan sesuai dengan
diik sesuai dengan kesadarannya, bisa rangsagan yang diterimannya.28 Namun

APRIL 2020
memlaui tiga fase yakni: fase konkrit, ada pengertian lain tentang intelegensi
fase bagan, dan fase abstrak. yakni sebagai kesanggupan individu
Disamping itu cara peserta didik untuk berfikir abstrak.29
berfikir yakni dengan pemecahan Faktor yang mempengaruhi
masalah yang dihadapi, dan hasil dari intelegensi: faktor pembawaan, faktor
berfikir itu yakni memperoleh kematangan, faktor pembentukan, dan
pengertian yang sebelumnya dengan faktor minat.30 Sehingga untuk dapat
cara menarik kesimpulan dalam proses mengukur tingkat intelegensi peserta
(induktif, deduktif, dan analogis).25 didik menggunakan test intelegensia.31
Dalam definisi lain ada istilah
intelegensia, yang merupakan salah Perkembangan Intelektual Dan
satu faktor menetukan cepat atau Pendidikan Peserta Didik Dalam
lambatnya sesorang dalam memcahkan Proses Belajar
suatu masalah. Intelegensia dalam
bahasa lati berarti menghubungkan
atau menyatukan antara yang satu 27
Widyastuti, R. (2010). Hubungan motivasi belajar
dengan yang lain.26 dan hasil tes intelegensi dengan prestasi
Definisi intelegensi dari ahli belajar (Doctoral dissertation, Universitas Sebelas
diartikan bahwa kesanggupan jiwa Maret Surakarta).
28
untuk dapat menyesuaikan diri dengan Surya, H. (2010). Membuat Anak Cerdas Dan
Manusia Unggul. Elex Media Komputindo.
29
Sujiono, Y. N., Zainal, O. R., Rosmala, R., &
24
Kurnia, I. (2007). Perkembangan Belajar Peserta Tampiomas, E. L. (2014). Metode pengembangan
Didik. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi kognitif.
30
Departemen Pendidikan Nasional. Fazrin, I., Saputro, H., Chusnatayaini, A., &
25
Afifudin, S. K., & Mawardi, S. (1988). Psikologi Ningrum, N. A. (2017, August). Mengembangkan
Pendidikan Anak Usia Sekolah Dasar. Solo: Harapan Intelegensi Quotient (IQ) pada anak prasekolah dengan
Massa. stimulasi keluarga dan pendidikan anak usia dini.
26
Kwartolo, Y. (2012). Multiple Intelligences dan Forum Ilmiah Kesehatan (FORIKES).
31
Implementasinya dalam Taksonomi Bloom. Jurnal Hariwijaya, M. (2005). Tes Intelegensi Cara Akurat
Pendidikan Penabur, 18(11), 66-77. Mengukur Kecerdasan Intelektual Anda.

Paradigma Simtoma Jiwa . . . Page 26


AT-THULLAB Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
VOL.1 NO.1

Sekolah yang merupakan lembaga kecakapan, sikap, kebiasaan,


pendidikan formal tempat peserta didik pengertian, dan pengetahuan. Jadi
melaksanakan tugas belajar dan pada dasarnya belajar adalah suatu
pendidik melaksanakan tugas dalam proses pembentukan ataupun
mengajrnya. Selain itu juga menjadi perubahan perilaku yang mengarah
tujuan dari dua kegiatan tersebut kepeda penguasaan pengetahuan,
terutama dalam mengembangkan kecakapan, keterampilan, sikap yang
kemampuan intelektual disamping juga semuanya diperoleh oleh peserta didik.
perkembangan aspek social peseta Dengan demikian yang ditimbulkan
didik.32 Namun juga pendidikan sekolah dari kegiatan belajar itu adalah adanya
dimaksudkan untuk memperoleh kegiatan tingkah laku yang progesif
perubahan psitif pada peserta didik (maju) dan adaptif (mampu
yang sedang berkembang kearah mengadakan penyesuaian serta
kedewasaan. penyelarasan).
Kedewasaan peserta didik sebab Beberapa faktor yang

APRIL 2020
sudah menjadi kewajaran apabila mempengaruhi kegiatan belajar di
memperoleh perhatian khusu oleh lembaga pendidikan:34
pihak dan ahli pendidikan. Disamping 1. Faktor peserta didik yang
itu tidak dipungkiri penelitian yang mencakup: intelegensi, motivasi
terus menerus terhadap belajar yang belajar, perasaan, sikap, minat,
diadakan oleh berbagai pihak ahli kesehatan, social ekonomi, dan
pendidikan, diharapakan mampu untuk sosial budaya..
mencapai pengenalan dan pemahaman 2. Faktor pendidik yang mencakup:
prinsip dasar yang sangat dibutuhkan mengahambat proses belajar,
bagi kegiatan belajar mengajar di mendorong proses belajar.
lembaga pendidikan. Disamping itu pendidik juga harus
Banyak disinggung tentang mampu membuat perasaan senang
definisi belajar oleh para ahli dalam belajar agar tumbuh motivasi
pendidikan dengan berbagai persfektif dan minat yang kuat dengan cara atau
pandangan yang berbedda-beda pula. metode:35
Namun demikian, dari sekian banyak 1. Membina hubungan yang akrab
definisi yang ada hamper semua ada dengan peserta didik.
unnur kesamaan yang terkandung di 2. Menampakan wajah yang
dalamnya yakni adanya: perubahan gembira.
dalam diri seorang individu.33 Sehingga 3. Menyajikan bahan pelajaran
diartikan bahwa individu yang sedang yang tidak terlalu sulit.
mengalami atau melakukan kegiatan 4. Suka menggunakan alat peraga.
belajar itu berdampak terhadap 5. Memberikan pertanyaan baik di
awal atau diakhir pelajaran.
32
Umam, M. K. (2017). Analisis Lingkungan Strategik
Dalam Corak Penyelenggaraan Pendidikan
34
Islam. Jurnal al Hikmah, 5(1), 1-8. Arsyad, A. (2011). Media pembelajaran.
33 35
Umam, M. K. (2018). Strategi Intelektualisasi Hakim, T. (2005). Belajar secara efektif. Niaga
Progesifitas Manhajul Al Fikr Kader An-Nahdliyah. Swadaya.

Muhamad Khoirul Umam Page 27


AT-THULLAB Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
VOL.1 NO.1

6. Tidak memberikan pertanyaan


yang sama antara yang pandai
dengan yang kurang panadai.
7. Tidak suka mencela dan suka
mengadakan pembinaan khusus.

KESIMPULAN
Dengan penyajian yang
sederhana peneliti memberikan
tawaran terhadap para pendidik lebih
banyak memperoleh kesempatan
berfikir dalam mengembangkan daya
kreasi dan variasi baru yang mampu

APRIL 2020
mendukung keberhasilan proses belajar
mengajar di lembaga pendidikan. Dan
juga hasil penelitian diharapakan dapat
digunakan sebagai bekal bagi pendidik
dalam usahanya untuk mengenal dan
memahami sifat jiwa peserta didik yang
sedang melaksanakan tugas belajar.
Bahwa dengan metode dan pengajaran
sangat berkaitan dengan teori
pendekatan secara kontekstual yang
dalam hubunganya menyangkut
pengenalan langsung terhadap aspek
kejiwwaan, gejala-gejala jiwa, proses
perkembangan jiwa, watak serta
kepribadian peserta didik.

Paradigma Simtoma Jiwa . . . Page 28


AT-THULLAB Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
VOL.1 NO.1

BIBLIOGRAPHY

Afifudin, S. K., & Mawardi, S. (1988). Psikologi Pendidikan Anak Usia Sekolah
Dasar. Solo: Harapan Massa.
American Medical Association. (1998). Archives of dermatology. Chicago, IL:
American Medical Association
Anak, A. K. (1995). Psikologi Perkembangan. Bandung: Mandar Maju.
Arsyad, A. (2011). Media pembelajaran.
Devroede, G. (1992-10). "Constipation--a sign of a disease to be treated surgically,
or a symptom to be deciphered as nonverbal communication?". Journal of
Clinical Gastroenterology. 15 (3): 189–191. ISSN 0192-0790. PMID 1479160
Dewi, H. (2012). Filsafat Ilmu Sebagai Saham Terbesa Dalam Revolusi
Psikologi. Humanitas: Jurnal Psikologi Indonesia, 4(1).

APRIL 2020
Fazrin, I., Saputro, H., Chusnatayaini, A., & Ningrum, N. A. (2017, August).
Mengembangkan Intelegensi Quotient (IQ) pada anak prasekolah dengan
stimulasi keluarga dan pendidikan anak usia dini. Forum Ilmiah Kesehatan
(FORIKES).
Friedrichs, R. W. (1972). Dialectical sociology: an exemplar for the 1970s. Social
Forces, 50(4), 447-455.
Hakim, T. (2005). Belajar secara efektif. Niaga Swadaya.
Hariwijaya, M. (2005). Tes Intelegensi Cara Akurat Mengukur Kecerdasan
Intelektual Anda.
Jannati, F. R. (2015). Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry dengan
Metode Pictorial Riddle dalam Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar
Biologi (Sub Pokok Bahasan Alat Indera pada Manusia Siswa Kelas XI IPA 4
MAN 2 Jember Tahun Pelajaran 2014/2015).
Kaltsum, H. U. (2016). Tanggapan Perseptual Guru Bahasa Inggris di SD Se-
Surakarta Terhadap Kebijakan Pelaksanaan Mata Pelajaran Bahasa Inggris
di Sekolah Dasar. Profesi Pendidikan Dasar, 1(1), 8-16.
Kuhn, T. S. (2012). The structure of scientific revolutions. University of Chicago
press.
Kurnia, I. (2007). Perkembangan Belajar Peserta Didik. Jakarta: Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Kusuma, F. W., & Aisyah, M. N. (2012). Implementasi Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe think pair share untuk meningkatkan aktivitas belajar
akuntansi siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Wonosari tahun ajaran
2011/2012. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, 10(2).
Kwartolo, Y. (2012). Multiple Intelligences dan Implementasinya dalam Taksonomi
Bloom. Jurnal Pendidikan Penabur, 18(11), 66-77.
Lippincott Williams & Wilkins., & Ovid Technologies, Inc. (1996). Diagnostic
molecular pathology. New York, N.Y.: Raven Press.

Muhamad Khoirul Umam Page 29


AT-THULLAB Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
VOL.1 NO.1

Nahar, N. I. (2016). Penerapan teori belajar behavioristik dalam proses


pembelajaran. NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 1(1).
Nani, D., & Kep, S. Fisiologi Tubuh Manusia. Penebar PLUS+.
Nunsiyah, S. (2011). Proses Berpikir Siswa dalam Memecahkan Masalah Soal
Cerita dengan Langkah-langkah Polya pada Pokok Bahasan Bentuk Aljabar
Ditinjau Dari Perspektif Gender(Doctoral dissertation, Universitas Sebelas
Maret).
Sakri, A., Kaligis, O. C., & Aly, R. (2007). Simtom politik 1965: PKI dalam
perspektif pembalasan dan pengampunan. Jakarta: Kata Hasta Pustaka.
Santrock, John W. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2010, hal. 4-14
Snowman, Jack (1997). Educational Psychology: What Do We Teach, What Should
We Teach?. "Educational Psychology", 9, 151-169
Sujiono, Y. N., Zainal, O. R., Rosmala, R., & Tampiomas, E. L. (2014). Metode
pengembangan kognitif.

APRIL 2020
Surya, H. (2010). Membuat Anak Cerdas Dan Manusia Unggul. Elex Media
Komputindo.
Umam, M. K. (2018, April). Reconstruction of Integrative Islamic Education in The
Transformative Profetical Education Framework. In Proceedings of Annual
Conference for Muslim Scholars (No. Series 1, pp. 511-520).
Umam, M. K. (2017, May). Strategi Alternatif Memajukan Lembaga Pendidikan
Islam di Pedesaan Berbasis Sekolah Excellent Perspektif Kompetitif
Kotemporer. In Proceedings of Annual Conference for Muslim Scholars (No.
Seri 2, pp. 769-776).
Umam, M. K. (2017). Analisis Lingkungan Strategik Dalam Corak
Penyelenggaraan Pendidikan Islam. Jurnal Al-Hikmah, 5(1), 1-8.
Umam, M. K. (2018, February). Paradigma Pendidikan Profetik dalam Pendekatan
Pembelajaran Tematik di Madrasah Ibtida'iyah. In PROCEEDING: The
Annual International Conference on Islamic Education (Vol. 3, No. 1, pp. 120-
132).
Umam, M. K. (2019). Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui Manajemen Peserta
Didik. Jurnal Al-Hikmah, 6(2), 62-76.
Umam, M. K. (2018). Imam Para Nabi: Menelusur Jejak Kepemimpinan dan
Manajerial Nabi Muhammad saw. Jurnal Al-Hikmah, 6(1), 59-74.
Umam, M. K. (2018). Rekonstruksi Pendidikan Islam Integrasi Dalam Kerangka
Pendidikan Profetik Transformatif.
Muliati, B., & Umam, M. K. (2019). Phenomenon Of Changes In Increasing
Development Of Students In Basic School. MIDA: Jurnal Pendidikan Dasar
Islam, 2(1), 96-105.
Umam, M. K. (2018). STRATEGI INTELEKTUALISASI PROGESIFITAS
MANHAJUL AL FIKR KADER AN-NAHDLIYAH.

Paradigma Simtoma Jiwa . . . Page 30


AT-THULLAB Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
VOL.1 NO.1

Umam, M. K. (2019). Penggunaan Metode Jaritmatika Dalam Meningkatkan


Motivasi Belajar. Awwaliyah: Jurnal Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, 2(1), 45-68.
Umam, M. K. (2019). KOMITE MADRASAH DALAM KONTEKS MANAJEMEN
MUTU TERPADU PENDIDIKAN ISLAM. Jurnal Al-Hikmah, 7(1), 39-56.
Umam, M. K. INNOVATION OF TRANSFORMATIVE ISLAMIC EDUCATION
STRATEGY.
Umam, M. K. (2020). DINAMISASI MANAJEMEN MUTU PERSFEKTIF
PENDIDIKAN ISLAM. Jurnal Al-Hikmah, 8(1), 61-74.
Umam, M. K. (2019). SCHOOL HEAD STRATEGY IN INCREASING THE
QUALITY OF EDUCATION IN SDIT AL-ARIF FROM THE PRASARANA
MEANS STANDARD. el-Mubtada: Journal of Elementary Islamic
Education, 1(1).
Umam, M. K. (2019). DIMENSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMATIF ERA
DISRUPSI PERSPEKTIF MANAJERIAL BIROKRASI. AL-WIJDÃ N: Journal

APRIL 2020
of Islamic Education Studies, 4(2), 127-146.
Umam, M. K. (2019). STUDI KOMPARATIF PARADIGMA TEORI BELAJAR
KONVENSIONAL BARAT DENGAN TEORI BELAJAR ISLAM. Jurnal Al-
Hikmah, 7(2), 57-80.
Umam, M. K. (2019). Lembaga Pendidikan Islam Dalam Telaah Lingkungan
Strategik. Jurnal Tinta, 1(2), 16-29.
Widyastuti, R. (2010). Hubungan motivasi belajar dan hasil tes intelegensi dengan
prestasi belajar (Doctoral dissertation, Universitas Sebelas Maret Surakarta).
Winarno, M. E. (1995). Belajar Motorik. Malang: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Wirawan, S. (2013). Pengantar psikologi umum. Jakarta, Raja Grafindo Persada.
Yusuf, S. (2011). Psikologi perkembangan anak dan remaja. PT Remaja
Rosdakaryam.
Ulumudin, M. I., & Chalida, N. (2019). ANALISIS PENCAPAIAN STANDAR
PELAYANAN MINIMUM PENDIDIKAN DASAR SEMBILAN TAHUN DI
KABUPATEN BLITAR. Jurnal Al-Hikmah, 7(2), 20-28.
Manaf, L. A & ,.Nasirudin, M. (2018( ‫ المواد الدراسية لغرض‬.)Matrikulasi ‫) لدى الطالب المعيين في‬
.‫الصف العاشر من المدرسة الثانوية اإلسالمية‬Jurnal Al-Hikmah.111-101 ,)1(6 ,
Ulumudin, M. I & ,.Affandi, A. (2018 .‫ (الترادف وتعليم اللغة العربية (دراسة وصفية تطويرية‬.)Jurnal
Al-Hikmah.71-11 ,)2(6 ,
Ulumudin, M. I. (2018 .‫ بنية المعرفة اإلسالمية عند عابد الجابري‬.)Jurnal Al-Hikmah-111 ,)1(6 ,
.121
Affandi, A., & Ulummudin, M. I. (2020). KONSEP NILAI NILAI PEMIKIRAN KH.
HASYIM AS’ARI DALAM PENDIDIKAN AKHLAK. Al-Hikmah: Jurnal
Kependidikan Dan Syariah, 8(1), 95-106.
Sholihah, I., & Zulfa, F. E. (2019). PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA
MANUSIA MELALUI PENDIDIKAN. Jurnal Al-Hikmah, 7(2), 33-46.

Muhamad Khoirul Umam Page 31


AT-THULLAB Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
VOL.1 NO.1

Mahmudah, S. N., & Zulfa, F. E. (2018). PENGARUH ZAKAT MAAL TERHADAP


TINGKAT KESEJAHTERAAN MUSTAHIQ DI YATIM MANDIRI
KEDIRI. Jurnal Al-Hikmah, 6(1), 75-97.
Chalida, N. (2017). Pemikiran Hasbi Ash-Siddieqy Tentang Hadis. Jurnal Al-
Hikmah, 5(2), 89-98.
Chalida, N. (2016). Bedah Pe mikiran Ibnu ‘Āsyur dalam Maqāsid Syarī’ah al-
Islāmiyyah: Maqāsid Syarī’ah Sebagai Pisau Analisis Pembacaan
Hadis. Jurnal Al-Hikmah, 3(2).
Chalida, N. (2016). REKONSTRUKSI FIQH: TAWARAN METODOLOGIS MUH
{AMMAD SYAH {RÛR. Jurnal Al-Hikmah, 4(2), 87-100.
Badrus, N. C. (2019). PEMIKIRAN AL-SHAUKANI TENTANG HADITS. Jurnal
Al-Hikmah, 6(2), 22-26.

APRIL 2020
*****

Paradigma Simtoma Jiwa . . . Page 32

Anda mungkin juga menyukai