KARAKTERISTIKBAJATULANGANDIPASARANKOTAKENDARI
KARAKTERISTIKBAJATULANGANDIPASARANKOTAKENDARI
net/publication/334028611
CITATION READS
1 2,192
4 authors, including:
Wayan Mustika
Universitas Haluoleo
14 PUBLICATIONS 82 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Analisis Konsentrasi TSS dan Pengaruhnya pada Kinerja Pelabuhan Menggunakan Data Remote Sensing Optik di Teluk Kendari View project
All content following this page was uploaded by Wayan Mustika on 26 June 2019.
ABSTRACT
Steel product circulating in marketing especially in Kendari City marketing there is any kinds of type, steel that is
visually doesn't fulfill diameter scale and length also many circulating in marketing, but quality of steel is not only
measured with length and the diameter only, needs further assaying about nature and steel characteristic between by it
to refer to Indonesian Standard (SNI) for stell product which is new that is SNI 07-2052-2002. This research aim to
investigate scale (weight, diameter and cross-area), knows mechanical properties (molten strain, strength draws and
strain), analyses scale (weight, diameter and cross-area) and mechanical properties (molten strain, strength draws and
strain) based on standard SNI 07-2052-2002, and know influence result of inspection of molten strain (fy) to reinforced
concrete beam cutting capacities.
Result of inspection of scale property (diameter, heavily and cross-area) for all sample applied in research to
indicate that most of sample has fulfilled the scale property except one of sample with sample code RM doesn't fulfill
diameter scale and weight according to clauses of SNI 07-2052-2002. Result of inspection of mechanical properties
(molten strain (fy), strength draws (fmaks) and strain (ε)) indicates that all sample applied fulfills clauses of SNI 07-
2052-2002, result of analysis to molten strain influence (fy) result of assaying to reinforced concrete beam cutting
capacities indicates that nominal moment (Mn) happened at specimen result of assaying with molten strain (fy) showing
each the happening of improvement of nominal moment (Mn) if it is compared to nominal moment (Mn) with molten strain
(fy) a minimum of based on SNI 07-2052-2002.
9
Jurnal STABILITA Vol. 6 No. 2 (Juni 2018) Civil Engineering
Roda Mas
SNI 07-2052-2002 DAN PENGARUHNYA 6. BJTP 12 RM 12
BJTP
Makassar/Roda 2 bh.
24
TERHADAP KAPASITAS TAMPANG BALOK Mas
dengan panjang sampel yang diambil adalah 1,5 Sumber : Data diolah
meter untuk tiap sampel uji.
Sampel yang diambil adalah sampel baja Benda uji yang digunakan dalam
tulangan polos (BJTP) dan baja tulangan sirip penelitian ini berasal dari sampel baj a
(BJTS), mutu baja pabrikan yang diambil tulangan seperti pada tabel 1. dengan ukuran
ditetapkan mutu BJTP 24 untuk baja tulangan benda uji disesuaikan berdasarkan diameter
polos dan BJTS 40 untuk baja tulangan sirip. masing-masing berdasarkan prosedur
Sampel baja tulangan yang akan diuji dengan pengujian tarik baja tulangan dengan ukuran
diameter dan pabrikan yang berbeda-beda diuji benda uji sebagai berikut :
masing-masing sebanyak 2 buah sampel. Data-data
sampel yang akan digunakan dalam penelitian
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
10
Jurnal STABILITA Vol. 6 No. 2 (Juni 2018) Civil Engineering
Maka ukuran benda uji yang akan digunakan 2) Kekuatan tarik (fmax)
dalam penelitian adalah sebagai berikut : P
fmax = ( N/mm² ) (2)
S0
11
Jurnal STABILITA Vol. 6 No. 2 (Juni 2018) Civil Engineering
Tabel 4. Rekaputulasi pemeriksaan ukuran baja Tabel 6. Rekaputulasi pemeriksaan sifat mekanis
tulangan beton sirip (BJTS) baja tulangan beton sirip (BJTS)
12
Jurnal STABILITA Vol. 6 No. 2 (Juni 2018) Civil Engineering
Jaya Surabaya) terjadi penyimpangan negatif diameter 19 mm, namun besarnya deviasi tersebut
dengan deviasi sebesar -5,8228 % untuk benda uji masih dalam batas toleransi yang dipersyaratkan
diameter 8 mm, -5,1864 % untuk benda uji dalam SNI 07-2052-2002 yaitu sebesar ± 0,4 mm
diameter 10 mm, dan deviasi sebesar -4,6171 % untuk diameter 13 mm dan ± 0,5 mm untuk
untuk benda uji diameter 12 mm, namun besarnya diameter 16 mm dan 19 mm, sehingga diameter
deviasi tersebut masih dalam batas toleransi yang benda uji SNI LLD memenuhi persyaratan SNI 07-
dipersyaratkan dalam SNI 07-2052-2002 yaitu 2052-2002.
sebesar ± 7 % untuk diameter 8 mm dan ± 6 % Pengujian terhadap diameter benda uji TY
untuk diameter 10 mm dan 12 mm, sehingga berat SNI TS40 (Tiss Yoo Jakarta) menunjukkan adanya
per meter benda uji DPS SNI DELCO masih penyimpangan negatif dengan deviasi sebesar -
memenuhi persyaratan SNI 07-2052-2002. 0,3950 mm untuk benda uji diameter 13 mm, -
Berat per meter benda uji RM (Roda Mas 0,4117 mm untuk benda uji diameter 16 mm, dan
Makassar) terjadi penyimpangan negatif dengan deviasi sebesar -0,4483 mm untuk benda uji
deviasi sebesar -9,8734 % untuk benda uji diameter diameter 19 mm, namun besarnya deviasi tersebut
8 mm, -9,2382 % untuk benda uji diameter 10 mm, masih dalam batas toleransi yang dipersyaratkan
dan deviasi sebesar -7,8829 % untuk benda uji dalam SNI 07-2052-2002 yaitu sebesar ± 0,4 mm
diameter 12 mm, besarnya deviasi tersebut untuk diameter 13 mm dan ± 0,5 mm untuk
melebihi batas toleransi yang dipersyaratkan dalam diameter 16 mm dan 19 mm, sehingga diameter
SNI 07-2052-2002 yaitu sebesar ± 7 % untuk benda uji TY SNI TS40 memenuhi persyaratan
diameter 8 mm dan ± 6 % untuk diameter 10 mm SNI 07-2052-2002.
dan 12 mm, sehingga berat per meter benda uji RM Hasil pengujian menunjukkan adanya
tidak memenuhi persyaratan SNI 07-2052-2002. penyimpangan ukuran berat per meter pada seluruh
Sedangkan untuk benda uji TY SNI TP 24 (Tiss benda uji terhadap berat nominal berdasarkan SNI
Yoo Jakarta) terjadi penyimpangan negatif dengan 07-2052-2002 dengan nilai deviasi negatif (lebih
deviasi sebesar -6,1189 % untuk benda uji diameter kecil). Untuk benda uji KSJI SNI TS40 (Kelinci
8 mm, -5,5105 % untuk benda uji diameter 10 mm, Mas Unggul Surabaya) terjadi penyimpangan
dan deviasi sebesar -5,5180 % untuk benda uji negatif dengan deviasi sebesar -3,7840 % untuk
diameter 12 mm, namun besarnya deviasi tersebut benda uji diameter 13 mm, -3,8170 % untuk benda
masih dalam batas toleransi yang dipersyaratkan uji diameter 16 mm, dan deviasi sebesar -2,9084 %
dalam SNI 07-2052-2002 yaitu sebesar ± 7 % untuk benda uji diameter 19 mm, namun besarnya
untuk diameter 8 mm dan ± 6 % untuk diameter 10 deviasi tersebut masih dalam batas toleransi yang
mm dan 12 mm, sehingga berat per meter benda uji dipersyaratkan dalam SNI 07-2052-2002 yaitu
TY SNI TP 24 masih memenuhi persyaratan SNI sebesar ± 6 % untuk diameter 13 mm dan 16 mm,
07-2052-2002. dan ± 5 % untuk diameter 19 mm, sehingga berat
Hasil pengujian menunjukkan adanya per meter benda uji KSJI SNI TS40 memenuhi
penyimpangan ukuran diameter pada seluruh persyaratan SNI 07-2052-2002.
benda uji terhadap standar diameter nominal SNI Hasil uji berat per meter benda uji SNI LLD
07-2052-2002 dengan nilai deviasi negatif (lebih (Istag Panca Surabaya) terjadi penyimpangan
kecil). Untuk benda uji KSJI SNI TS40 (Kelinci negatif dengan deviasi sebesar -5,6860 % untuk
Mas Unggul Surabaya) terjadi penyimpangan benda uji diameter 13 mm, -4,3883 % untuk benda
negatif dengan deviasi sebesar -0,2485 mm untuk uji diameter 16 mm, dan deviasi sebesar -3,9428 %
benda uji diameter 13 mm, -0,3083 mm untuk untuk benda uji diameter 19 mm, namun besarnya
benda uji diameter 16 mm, dan deviasi sebesar - deviasi tersebut masih dalam batas toleransi yang
0,2783 mm untuk benda uji diameter 19 mm, dipersyaratkan dalam SNI 07-2052-2002 yaitu
namun besarnya deviasi tersebut masih dalam sebesar ± 6 % untuk diameter 13 mm dan 16 mm,
batas toleransi yang dipersyaratkan dalam SNI 07- dan ± 5 % untuk diameter 19 mm, sehingga berat
2052-2002 yaitu sebesar ± 0,4 mm untuk diameter per meter benda uji SNI LLD memenuhi
13 mm dan ± 0,5 mm untuk diameter 16 mm dan persyaratan SNI 07-2052-2002.
19 mm, sehingga diameter benda uji KSJI SNI Pengujian terhadap berat per meter benda uji
TS40 memenuhi persyaratan SNI 07-2052-2002. TY SNI TS40 (Tiss Yoo Jakarta) menunjukkan
Hasil uji diameter benda uji SNI LLD (Istag adanya penyimpangan negatif dengan deviasi
Panca Surabaya) menunjukkan adanya sebesar -5,9846 % untuk benda uji diameter 13
penyimpangan negatif dengan deviasi sebesar - mm, -5,0796 % untuk benda uji diameter 16 mm,
0,3750 mm untuk benda uji diameter 13 mm, - dan deviasi sebesar -4,6636 % untuk benda uji
0,3550 mm untuk benda uji diameter 16 mm, dan diameter 19 mm, namun besarnya deviasi tersebut
deviasi sebesar -0,3783 mm untuk benda uji masih dalam batas toleransi yang dipersyaratkan
13
Jurnal STABILITA Vol. 6 No. 2 (Juni 2018) Civil Engineering
dalam SNI 07-2052-2002 yaitu sebesar ± 6 % terjadi deviasi positif (lebih besar) sebesar
untuk diameter 13 mm dan 16 mm, dan ± 5 % untuk 13,5897%, untuk benda uji diameter 16 mm
diameter 19 mm, sehingga berat per meter benda diperoleh hasil pengujian sebesar 440,5 N/mm2,
uji SNI LLD memenuhi persyaratan SNI 07-2052- terjadi deviasi positif (lebih besar) sebesar
2002. 12,9487%, sedangkan benda uji diemeter 19 mm
Hasil pengujian menunjukkan bahwa diperoleh tegangan leleh (fy) sebesar sebesar 448,0
tegangan leleh (fy) baja tulangan beton polos N/mm2, terjadi deviasi positif (lebih besar) sebesar
(BJTP) untuk seluruh benda uji yang digunakan 14,8718% .
memenuhi spesifikasi tegangan leleh minimum (fy) Hasil uji tegangan leleh (fy) terhadap benda
yang dipersyaratkan dalam SNI 07-2052-2002 uji SNI LLD (Istag Panca Surabaya) dengan
untuk baja tulangan beton polos 24 (BJTP24) yaitu diameter sampel 13 mm diperoleh hasil pengujian
sebesar minimum 235 N/mm2. sebesar 428,0 N/mm2, terjadi deviasi positif (lebih
Hasil pengujian tegangan leleh (fy) terhadap besar) sebesar 9,7436%, untuk benda uji diameter
benda uji DPS SNI DELCO (Tunggal Jaya 16 mm diperoleh hasil pengujian sebesar 427,0
Surabaya) dengan diameter sampel 8 mm diperoleh N/mm2, terjadi deviasi positif (lebih besar) sebesar
hasil pengujian sebesar 284,0 N/mm2, terjadi 9,4872%, sedangkan benda uji diemeter 19 mm
deviasi positif (lebih besar) sebesar 20,8511%, diperoleh tegangan leleh (fy) sebesar sebesar 423,0
untuk benda uji diameter 10 mm diperoleh hasil N/mm2, terjadi deviasi positif (lebih besar) sebesar
pengujian sebesar 283,5 N/mm2, terjadi deviasi 8,4615% .
positif (lebih besar) sebesar 20,6283%, sedangkan Hasil uji tegangan leleh (fy) terhadap benda
benda uji diemeter 12 mm diperoleh tegangan leleh uji TY SNI TS40 (Tiss Yoo Jakarta) dengan
(fy) sebesar sebesar 276,5 N/mm2, terjadi deviasi diameter sampel 13 mm diperoleh hasil pengujian
positif (lebih besar) sebesar 17,6596% . sebesar 418,5 N/mm2, terjadi deviasi positif (lebih
Hasil pengujian tegangan leleh (fy) terhadap besar) sebesar 7,3077%, untuk benda uji diameter
benda uji RM (Roda Mas Makassar) dengan 16 mm diperoleh hasil pengujian sebesar 415,5
diameter sampel 8 mm diperoleh hasil pengujian N/mm2, terjadi deviasi positif (lebih besar) sebesar
sebesar 250,0 N/mm2, terjadi deviasi positif (lebih 6,5385%, sedangkan benda uji diemeter 19 mm
besar) sebesar 6,3830%, untuk benda uji diameter diperoleh tegangan leleh (fy) sebesar sebesar 451,0
10 mm diperoleh hasil pengujian sebesar 262,5 N/mm2, terjadi deviasi positif (lebih besar) sebesar
N/mm2, terjadi deviasi positif (lebih besar) sebesar 15,6410% .
11,7021%, sedangkan benda uji diemeter 12 mm Hasil pengujian menunjukkan bahwa
diperoleh tegangan leleh (fy) sebesar sebesar 250 kekuatan tarik (fmaks) baja tulangan beton polos
N/mm2, terjadi deviasi positif (lebih besar) sebesar (BJTP) untuk seluruh benda uji yang digunakan
6,3830% . memenuhi spesifikasi kekuatan tarik (f maks)
Hasil pengujian tegangan leleh (fy) terhadap minimum yang dipersyaratkan dalam SNI 07-
benda uji TY SNI TP24 (Tiss Yoo Jakarta) dengan 2052-2002 untuk baja tulangan beton polos 24
diameter sampel 8 mm diperoleh hasil pengujian (BJTP24) yaitu sebesar minimum 380 N/mm2.
sebesar 284,0 N/mm2, terjadi deviasi positif (lebih Hasil pengujian kekuatan tarik (fmaks) terhadap
besar) sebesar 20,8511%, untuk benda uji diameter benda uji DPS SNI DELCO (Tunggal Jaya
10 mm diperoleh hasil pengujian sebesar 287,0 Surabaya) dengan diameter sampel 8 mm diperoleh
N/mm2, terjadi deviasi positif (lebih besar) sebesar hasil pengujian sebesar 429,0 N/mm2, terjadi
22,1277%, sedangkan benda uji diemeter 12 mm deviasi positif (lebih besar) sebesar 12,8947%,
diperoleh tegangan leleh (fy) sebesar sebesar 283,0 untuk benda uji diameter 10 mm diperoleh hasil
N/mm2, terjadi deviasi positif (lebih besar) sebesar pengujian sebesar 432,0 N/mm2, terjadi deviasi
20,4255% . positif (lebih besar) sebesar 13,6842%, sedangkan
Hasil pengujian menunjukkan bahwa benda uji diemeter 12 mm diperoleh kekuatan tarik
tegangan leleh (fy) baja tulangan beton sirip (BJTS) (fmaks) sebesar sebesar 442,5 N/mm2, terjadi deviasi
untuk seluruh benda uji yang digunakan memenuhi positif (lebih besar) sebesar 16,4474% .
spesifikasi tegangan leleh minimum (fy) yang Hasil pengujian kekuatan tarik (fmaks) terhadap
dipersyaratkan dalam SNI 07-2052-2002 untuk benda uji RM (Roda Mas Makassar) dengan
baja tulangan beton sirip 40 (BJTP40) yaitu sebesar diameter sampel 8 mm diperoleh hasil pengujian
minimum 390 N/mm2. sebesar 408,0 N/mm2, terjadi deviasi positif (lebih
Hasil pengujian tegangan leleh (fy) terhadap besar) sebesar 7,3684%, untuk benda uji diameter
benda uji KSJI SNI TS40 (Kelinci Mas Unggul 10 mm diperoleh hasil pengujian sebesar 411,5
Surabaya) dengan diameter sampel 13 mm N/mm2, terjadi deviasi positif (lebih besar) sebesar
diperoleh hasil pengujian sebesar 443,0 N/mm2, 8,2895%, sedangkan benda uji diemeter 12 mm
14
Jurnal STABILITA Vol. 6 No. 2 (Juni 2018) Civil Engineering
diperoleh kekuatan tarik (fmaks) sebesar sebesar Hasil pengujian menunjukkan bahwa momen
400,5 N/mm2, terjadi deviasi positif (lebih besar) nominal (Mn) yang terjadi pada benda uji hasil
sebesar 5,3947%. pengujian dengan tegangan leleh (fy) masing-
Hasil pengujian kekuatan tarik (fmaks) terhadap masing menunjukkan terjadinya peningkatan
benda uji TY SNI TP24 (Tiss Yoo Jakarta) dengan momen nominal (Mn) jika dibandingkan dengan
diameter sampel 8 mm diperoleh hasil pengujian momen nominal (Mn) dengan tegangan leleh (fy)
sebesar 430,0 N/mm2, terjadi deviasi positif (lebih minimum berdasarkan SNI 07-2052-2002 untuk
besar) sebesar 13,1579%, untuk benda uji diameter baja tulangan beton polos 24 (BJTP24) dengan
10 mm diperoleh hasil pengujian sebesar 425,5 deviasi yang cukup besar, berkisar antara
N/mm2, terjadi deviasi positif (lebih besar) sebesar 6,09061% hingga 20,9641%. Hal ini menunjukkan
11,9737%, sedangkan benda uji diemeter 12 mm bahwa baja tulangan beton polos 24 (BJTP24) hasil
diperoleh kekuatan tarik (fmaks) sebesar sebesar pengujian seluruhnya aman dan dapat
422,5 N/mm2, terjadi deviasi positif (lebih besar) dipergunakan pada balok beton bertulang dengan
sebesar 11,1842%. menggunakan tampang balok yang menggunakan
Hasil pengujian menunjukkan bahwa mutu beton (f’c) yaitu sebesar 20 Mpa, luas baja
kekuatan tarik (fmaks) baja tulangan beton sirip tarik (As) sebesar 803,84 mm2, lebar balok (b)
(BJTS) untuk seluruh benda uji yang digunakan sebesar 30 cm, dan tinggi efektif balok (d) adalah
memenuhi spesifikasi kekuatan tarik (fmaks) 45 cm.
minimum berdasarkan SNI 07-2052-2002 untuk Hasil pengujian menunjukkan bahwa momen
baja tulangan beton sirip 40 (BJTS40) yaitu sebesar nominal (Mn) yang terjadi pada benda uji hasil
minimum 560 N/mm2. pengujian dengan tegangan leleh (fy) masing-
Hasil pengujian kekuatan tarik (fmaks) terhadap masing menunjukkan terjadinya peningkatan
benda uji KSJI SNI TS40 (Kelinci Mas Unggul momen nominal (Mn) jika dibandingkan dengan
Surabaya) dengan diameter sampel 13 mm momen nominal (Mn) dengan tegangan leleh (fy)
diperoleh hasil pengujian sebesar 601,0 N/mm2, minimum berdasarkan SNI 07-2052-2002 untuk
terjadi deviasi positif (lebih besar) sebesar baja tulangan beton sirip 40 (BJTS40) dengan
7,3214%, untuk benda uji diameter 16 mm deviasi yang cukup besar, berkisar antara
diperoleh hasil pengujian sebesar 612,0 N/mm2, 6,02616% hingga 14,3108%. Hal ini menunjukkan
terjadi deviasi positif (lebih besar) sebesar bahwa baja tulangan beton sirip 40 (BJTS40) hasil
9,2857%, sedangkan benda uji diemeter 19 mm pengujian seluruhnya aman dan dapat
diperoleh kekuatan tarik (fmaks) sebesar sebesar dipergunakan pada balok beton bertulang dengan
642,0 N/mm2, terjadi deviasi positif (lebih besar) menggunakan tampang balok yang menggunakan
sebesar 14,6492%. mutu beton (f’c) yaitu sebesar 20 Mpa, luas baja
Hasil pengujian kekuatan tarik (fmaks) terhadap tarik (As) sebesar 803,84 mm2, lebar balok (b)
benda uji SNI LLD (Istag Panca Surabaya) dengan sebesar 30 cm, dan tinggi efektif balok (d) adalah
diameter sampel 13 mm diperoleh hasil pengujian 45 cm.
sebesar 586,0 N/mm2, terjadi deviasi positif (lebih
besar) sebesar 4,6492%, untuk benda uji diameter IV. KESIMPULAN DAN SARAN
16 mm diperoleh hasil pengujian sebesar 587,0 4.1. Kesimpulan
N/mm2, terjadi deviasi positif (lebih besar) sebesar Berdasarkan pembahasan dan evaluasi hasil
4,8214%, sedangkan benda uji diemeter 19 mm pengujian laboratorium terhadap sampel baja
diperoleh kekuatan tarik (fmaks) sebesar sebesar tulangan beton polos (BJTP) dan baja tulangan
593,0 N/mm2, terjadi deviasi positif (lebih besar) beton sirip (BJTS) serta pengaruhnya terhadap
sebesar 5,8929% . kapasitas tampang balok beton bertulang, dapat
Hasil pengujian kekuatan tarik (fmaks) terhadap disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
benda uji TY SNI TS40 (Tiss Yoo Jakarta) dengan 1) Hasil pemeriksaan ukuran (diameter, berat dan
diameter sampel 13 mm diperoleh hasil pengujian luas penampang) untuk sampel baja tulangan
sebesar 579,5 N/mm2, terjadi deviasi positif (lebih beton polos (BJTP) yang digunakan dalam
besar) sebesar 3,4821%, untuk benda uji diameter penelitian, dari tiga jenis sampel yang
16 mm diperoleh hasil pengujian sebesar 578,0 digunakan terdapat 1 (satu) sampel yang
N/mm2, terjadi deviasi positif (lebih besar) sebesar ukuranya tidak sesuai dengan persyaratan SNI
3,2143%, sedangkan benda uji diemeter 19 mm 07-2052-2002 yaitu sampel produk dari Roda
diperoleh kekuatan tarik (fmaks) sebesar sebesar Mas Makassar dengan kode sampel RM.
596,5,0 N/mm2, terjadi deviasi positif (lebih besar) Sedangkan untuk sampel baja tulangan beton
sebesar 6,5179% . sirip (BJTS) yang digunakan dalam penelitian,
dari tiga jenis sampel yang digunakan
15
Jurnal STABILITA Vol. 6 No. 2 (Juni 2018) Civil Engineering
seluruhnya sesuai dengan persyaratan SNI 07- material bahan bangunan secara berkala
2052-2002. melakukan pengujian produk baja yang
2) Hasil pemeriksaan sifat mekanis (tegangan dipasarkan baik itu pemeriksaan ukuran
leleh (fy), kekuatan tarik (fmaks) dan regangan maupun pemeriksaan sifat mekanis.
(ε)) untuk sampel baja tulangan beton polos
(BJTP) dan baja tulangan beton sirip (BJTS) V. DAFTAR PUSTAKA
yang digunakan dalam penelitian, seluruh Anonim. 2002. “SK SNI 03 - xxxx – 2002, Tata
sampel sesuai dengan persyaratan SNI 07- Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk
2052-2002. Bangunan Gedung”, Badan Standarisasi
3) Hasil analisa terhadap pengaruh tegangan leleh Nasional.
(fy) hasil pengujian terhadap kapasitas tampang Anonim. 2002. “SNI 03 - 1729 – 2002, Tata Cara
balok beton bertulang menunjukkan bahwa Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan
momen nominal (Mn) yang terjadi pada benda Gedung”, Departemen Pekerjaan Umum.
uji hasil pengujian dengan tegangan leleh (fy) Anonim. 2002. “SNI 07-2052-2002, Baja
masing-masing menunjukkan terjadinya Tulangan Beton”, Badan Standarisasi Nasional.
peningkatan momen nominal (Mn) jika Gurki, J. T. S. 2004. “Beton Bertulang Edisi
dibandingkan dengan momen nominal (Mn) Revisi”, Rekayasa Sains, Bandung.
dengan tegangan leleh (fy) minimum http:// www.elearning.gunadarma.ac.id
berdasarkan SNI 07-2052-2002 baik untuk baja http://duniatekniksipil.wordpress.com/2009/06/01
tulangan beton polos 24 (BJTP24) maupun /desain-balok-beton-sesuai-sni-03-2847-2002-
untuk baja tulangan beton sirip 40 (BJTS40) bag-1/
dengan deviasi yang cukup besar, berkisar Mirwan, A. 2008. “Perbandingan Kuat Lentur
antara 6,09061% hingga 20,9641% untuk baja Balok Berpenampang Persegi Dengan Balok
tulangan beton polos 24 (BJTP24) dan antara Berpenampang I”, Tugas Akhir Strata I,
6,02616% hingga 14,3108% untuk baja Jurusan Teknik Sipil, FTSP,UII, Yogyakarta.
tulangan beton sirip 40 (BJTS40). Rohminarsih, dkk. 2004. “Laporan Praktikum Uji
Bahan Bangunan II”, Program Studi Konstruksi
4.2. Saran Sipil, Jurusan Teknik Sipil, Polines, Semarang.
1) Untuk mengetahui sifat dan karakteristik baja Sugiharti; Sudarmanto. 2006. “Penelitian Uji Tarik
tulangan yang beredar di pasaran, maka setiap Baja Tulangan Deform Dari Produk Pabrik”,
bangunan yang menggunakan baja tulangan Jurnal REKAYASA Volume 3 Nomor 2
hendaknya dilakukan pengujian sifat fisik Desember 2006.
(ukuran) dan sifat mekanis berdasarkan standar Wang, C.K.; Charles G. S. 1994. “Desain Beton
baru yang digunakan pemerintah tentang baja Bertulang Jilid I Edisi Keempat”, Erlangga,
tulangan. Jakarta.
2) Dalam rangka menjaga kualitas bahan yang Zainuri, A. M. 2008. “Kekuatan Bahan”, Andi,
beredar di pasaran khususnya baja tulangan, Yogyakarta.
maka sebaiknya pihak distributor ataupun toko
16