2523 6993 1 SM
2523 6993 1 SM
2 (2019) 116-133
p-ISSN 2337-4721
Abstract
The selection of Batanghari Sembilan River as a study because Batanghari Sembilan River is a
tributary of the Musi river located in South Sumatra Province. This river is the longest river on
the island of Sumatra and the second longest river in Indonesia. This research method is
descriptive research that tends to qualitative. Researcher data collection techniques using
interviews, observation, and documentation. From the results of the field research, the Batanghari
Sembilan community's livelihoods are; 1) Stone or sand, 2) Farmers as irrigated rice fields 3) and
green open spaces, 2). Keramba Jaring Apung (KJA) sand mine, 3). Transportation, 4),
Fishermen, 5). Side residents looking for gold and Rawas river, 6) timber seekers, 7) plantations
8). Coral finders, 9) coal, 10) Labor and other
pencarian bisa diartikan sebagai upaya menciptakan mata pencarian baru, misalnya
masyarakat untuk mempertahankan hidup. dalam bidang pariwisata.
Mata pencarian di dalam karakteristik
budaya antara lain 1. Milik bersama, 2. TINJAUAN PUSTAKA
Hasil belajar, 3. Didasarkan pada Lambang. Batanghari Sembilan
Mata pencarian penduduk sulit untuk Sungai merupakan jalan air dimana air
berubah. Peneliti pernah meneliti di sungai dapat mengalir. Sungai dapat menampung
Ogan banyak penduduk kehilangan mata bukan hanya air hujan tetapi air dari resapan
pencarian di sungai Ogan. Penduduk lain. Air hujan yang turun di daratan
banyak melakukan urbanisasi atau yang kemunian akan tertampung pada gedangan
sering dikenal perpindahan dari desa ke air atau mengalir kesungai lalu kelaut lepas.
kota. Sehingga kota menjadi padat Tampungan air yang besar seperti danau.
akibatnya potensi mata pencarian tidak Sungai terdiri dari beberapa bagian,
tergali dengan maksimal. misalnya mata bermula dari mata air yang mengalir ke
Salah satu faktor urbanisasi hilangnya Mata anak sungai. Begitu banyak anak sungai
pencarian di daerah asal. Mata pencarian yang anatinya bergabung menjadi satu dan
merupakan modal yang sangat penting akan terbentuk sebuah kubangan berupa
untuk penduduk bertahan hidup. sungai utama. Aliran air akan berbatasan
Mata pencarian merupakan unsur dengan saluran dasar dan tebing di sebelah
kebudayaan memiliki karakter Milik kiri dan kanan. Penghujung sungai di mana
bersama, asil belajar dan didasarkan dengan sungai bertemu laut dikenal sebagai muara
lambang. Hal tersebut membuat peneliti sungai. Manfaat air sungat sangat lah
berargumen penting untuk peneliti banyak dan besar bagi kelangsungan
melakukan penelitian tentang sungai batang mahluk hidup.
hari sembilan ini dengan judul: “Mata Pemanfaatan air sungai bagi yaitu untuk
Pencarian Penduduk Sungai Batanghari irigasi pertanian, bahan baku air minum,
Sembilan di Provinsi Sumatera Selatan”. sebagai saluran pembuangan air hujan dan
Agar penelitian ini dapat dilakukan air limbah, bahkan sebenarnya potensial
lebih fokus , sempurna, dan mendalam untuk dijadikan objek wisata sungai (Ahira:
maka peneliti memandang permasalahan 2011).
penelitian yang diangkat perlu dibatasi. Jenis-jenis Sungai Sungai menurut
Oleh sebab itu, peneliti membatasi jumlah airnya dibedakan menjadi : 1.
penelitian hanya berkaitan dengan: Mata Sungai Permanen, yaitu sungai yang debit
pencarian masyarakat yang tinggal di airnya sepanjang tahun relatif tetap. Contoh
Sungai Batanghari yaitu tentang pokok sungai jenis ini adalah sungai Kapuas,
Kebudayaan. Rumusan masalah pada Kahayan, Barito dan Mahakam di
penelitian ini yaitu: ”Bagaimana Mata Kalimantan. Sungai Musi, Batanghari dan
Pencarian Penduduk di Sungai Batanghari Indragiri di Sumatera. Sungai Periodik,
Sembilan di Provinsi Sumatera Selatan ?” yaitu sungai yang pada waktu musim hujan
Adapun tujuan dalam penelitian ini airnya banyak, sedangkan pada musim
adalah untuk mengetahui bagaimana kemarau airnya kecil. Contoh sungai jenis
Kehidupan dan Mata Pencarian Penduduk ini banyak terdapat di pulau Jawa misalnya
di Sungai Batanghari Sembilan di Provinsi sungai Bengawan Solo, dan sungai Opak di
Sumatera Selatan. Kegunaan penelitian ini Jawa Tengah. Sungai Progo dan sungai
yaitu: Memberikan pengetahuandan Code di Daerah Istimewa Yogyakarta serta
informasi kepada masyarakat tentang sungai Brantas di Jawa Timur. 3. Sungai
kegiatan dan mata pencarian penduduk di Intermittent atau Sungai Episodik, yaitu
sungai batanghari sembilan, sehingga sungai yang pada musim kemarau airnya
penduduk danat menjaga, melestarikan dan kering dan pada musim hujan airnya
banyak. Contoh sungai jenis ini adalah
sungai Kalada di pulau Sumba. 4. Sungai 5. Sungai Rawas, adalah anak sungai musi
Ephemeral, yaitu sungai yang ada airnya dengan panjang sungai 2,485 km
hanya pada saat musim hujan. Pada 6. Sungai Rupit, adalah anak dari sungai
hakekatnya sungai jenis ini hampir sama Rawas
dengan jenis episodik, hanya saja pada 7. Sungai Bliti, adalah Sungai Semangus
musim hujan sungai jenis ini airnya belum anak dari sungai musi dengan panjang
tentu banyak (Stanis: 2015). sungai 865 km. Semangus adalah sebuah
desa yang berada di wilayah Kecamatan
Muara Lakitan, Kabupaten Musi Rawas
8. Sungai Lakitan, adalah Sungai Lakitan,
adalah anak dari sungai musi dengan
panjang sungai 1,113 km
9. Sungai Kelingi, adalah Sungai Kelingi,
adalah anak dari sungai musi dengan
panjang sungai 1,100 km (sumber:
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan)
Mata Pencarian
Gambar 1. Peta Sungai Batanghari Menurut Mulyadi (2016) Mata
Sembilan pencaharian adalah keseluruhan kegiatan
(sumber: Departemen Perairan Sumatera Selatan. 2014) untuk mengeksploitasi dan memanfaatkan
sumber-sumber daya yang ada pada
Sungai menurut genetiknya dibedakan lingkungan fisik, sosial dan budaya yang
menjadi : 1. Sungai Konsekuen, yaitu terwujud sebagai kegiatan produksi,
sungai yang arah alirannya searah dengan distribusi dan konsumsi.Mata pencaharian
kemiringan lereng. 2. Sungai Subsekuen, merupakan aktivitas manusia untuk
yaitu sungai yang aliran airnya tegak lurus memperoleh taraf hidup yang layak dimana
dengan sungai konsekuen. 3. Sungai antara daerah yang satu dengan daerah yang
Obsekuen, yaitu anak sungai subsekwen lainya berbeda sesuai dengan taraf
yang alirannya berlawanan arah dengan kemampuan penduduk dan keadaan
sungai konsekuen. 4. Sungai Insekuen, demografinya (Daldjoeni, 2003),
yaitu sungai yang alirannya tidak teratur sedangkan menurut Susanto (1993) Mata
atau terikat oleh lereng daratan. 5. Sungai pencaharian dibedakan menjadi dua yaitu
Resekuen, yaitu anak sungai subsekwen mata pencaharian pokok dan mata
yang alirannya searah dengan sungai pencaharian sampingan. Mata pencaharian
konsekuen (Stanis: 2015). pokok adalah keseluruhan kegiatan untuk
Sungai Batanghari Sembilan yang memanfaatkan sumber- daya yang ada yang
berarti sembilan sungai besar, yang terdari dilakukan seharihari dan merupakan mata
dari sembilan anak Sungai Musi, adalah pencaharian utama untuk meme- nuhi
Induk sungai musi dengan panjang sungai kebutuhan hidup. Sedangkan mata
tersebut yaitu 8,887 km. Sedangkan anak pencaharian sampingan adalah mata
sungai musi yaitu: pencaharian diluar mata pencaharian
1. Sungai Komering, adalah anak dari pokok.
sungai musi dengan panjang sungai Banyak mata pencarian di sungai
6,260 km Ogan salah satunya Keramba Jaring Apung
2. Sungai Leko, adalah anak dari sungai (KJA) sangat menjanjikan tetapi tidak
musi dengan panjang sungai 1,250 km dilakukan lagi akibat pencemaran sungai.
3. Sungai Lematang, adalah anak dari sungai Penduduk tidak bisa mengembalikan modal
musi dengan panjang sungai 4,412 km usaha karena usahanya mengalami
4. Sungai Ogan, adalah anak sungai musi kemunduran yang tidak mendirikan koprasi
dengan panjang sungai 5,445 km sebagai usaha simpan pinjam untuk
usahanya. Serta pencemaran sungai Ogan 1. Cerita rakyat memiliki arti yang berbeda-
akibat banyaknya pabrik atau industri yang beda seperti sungai musi memiliki arti
tidak mengolah limbahnya dengan baik. giatnya bekerja kaum wanita, sungai
Berdasarkan Hasil Riset Peneliti Ogan memiliki arti adanya hewan naga
terdahulu (Yusmiono 2018) dalam (bahasa daerah nago) banyak
Prosiding Seminar Nasional Universitas masyarakat takut sehingga nama
PGRI Palembang pada tanggal 05 mei 2018 tersebut dibalik menjadi Ogan, sungai
dengan judul “Diversifikasi mata lematang memiliki arti 2 suku antara lain
pencaraian pertani Keramba Jaring Apung ilim dan atung digabung menjadi
(KJA) akibat pencemaran sungai Ogan lematang, sungai Leko memiliki arti
(Studi Kasus Kecamatan Indralaya, sungai yang melengkung menjadi sungai
Kabupaten Ogan Ilir (OI), Sumatera Leko, sungai komering memiliki arti
Selatan)” Program Studi Pendidikan dalam bahasa india adalah komering
Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu artinya buah pinang (untuk) ngirih atau
Pendidikan Universitas PGRI Palembang. rempah-rempah.
Sungai Ogan mengalami pencemaran 2. Sistem kekerabatan dimana berbeda-
ketika musim kemarau dan penghujan. beda daerah sungai Leko kekerabatanya
Petani Keramba Jaring Apung (KJA) ini bilateral, daerah sungai lematang
modalnya besar, dengan untung yang besar. kekerabatanya matrinial, daerah sungai
Namun petani Keramba Jaring Apung Ogan, komering dan musi
(KJA) mengalami kerugian juga sangat kekerabatanya patrinial. Ruang terbuka
besar. Penelitian ini merupakan penelitian hijan terdapat di sungai Musi dan
budaya, dilakukan dengan mengambil Lematang. Anak sungai yang belum
objek pada petani Keramba Jaring Apung tersetuh ruang terbuka hijau sungai
(KJA) desa muara penimbung ilir, komering, Leko dan Ogan.
kecamatan Indralaya, kabupaten Ogan Ilir, 3. Peralatan hidup sungai yang masih kental
Sumatera Selatan. adalah sungai Leko antara lain adanya
Yusmiono 2018 dalam pukat, bubu, serkap. Perlatan hidup di
International Journal of Scientific & sungai lematang dan Ogan kebanyak
Technology Research (IJSR) dengan judul peralatan hidupnya jala karena sungai di
“River Of Batanghari Sembilan As sungai tersebut dangkal. Sedangkan
Learning Media Antopology Sociology at trasportasi sungai komering perahu
PGRI University Of Palembang”. hasil karena sungai komering merupakan
penelitian Berdasarkan hasil penelitian, sungai terpanjang dan bisa mengarah
yang dilakukan peneliti selama kurang kelaut melalui sungsang.
lebih 5 bulan meneliti lima sungai yaitu 4. Mata pencarian pertama, petani
sungai musi, Leko,Ogan, komering dan menggunakan air pasang surut antara
lematang, sungai batanghari sembilan lain sungai Leko, Ogan dan musi.
sangat perlu untuk di ketahui dandipelajar Kedua, tambang pasir antara lain sungai
oleh mahasiswa dan masyarakat lain Ogan dan lematang, tetapi di sungai
umumnya. Sungai batang harisembilan lematang ada koral dan pasar.
sebagai media pembelajaran sosiologi Sedangkan Ogan ada tambang pasir dan
antropologi dimana memiliki nilai-nilai Keramba Jaring Apung (KJA) dan
pembelajaran yang sangat penting dan terakhir mata pencarian sungai Ogan
berarti untuk melestarikan serta wujud cinta adalah petani. Ketiga, Mata pencarian
terhadap kekayaan alam di Sumatera Trasportasi antara lain sungai Leko,
Selatan. Tujuh unsur yang terdapat dalam komering dan musi.
materi pada mata pelajaran sosiologi 5. Ilmu Pengetahuan yang masih di
antropologi yaitu; dipertahankan adalah sungai Leko
misalnya dengan menakap ikan dengan
serkap sejenis (tanggoan) besar untuk yang terdapat atau terjadi di wilayah
menangkap ikan dengan sebutan lelang tertentu. Data yang terkumpul
sungai. Ilmu pengetahuan juga masih diklasifikasikan atau di kelompok-
dipakai antara lain air pasang surut yang kelompokkan menurut jenis, sifat atau
di manfaatkan oleh masyarakat sekitar kondisinya.
untuk menanam. Ada juga sungai Penelitian kualitatif tidak
dengan membuka kerang untuk bermaksud untuk menggambarkan
pengairan dimana sungai tersebut karakteristik populasi atau menarik
terdapat banyak mata air disekitarnya generalisasi kesimpulan yang berlaku bagi
sehingga terbentuk curup atau air terjun. suatu populasi, melainkan lebih terfokus
Danau juga terbentuk dari antara lain kepada representasi terhadap fenomena
pertama, dari air pasang surut. Kedua sosial. (Burhan Bungi, 2003 : 52)
danau terbentuk dari mata air. Mata air Perencanan Penelitian/Pengajaran
jika tidak dibuat menjadi danau akan a. Rencana I :
diairi di sawah. Peneliti mengambil data sungai dan
6. Bahasa melayu di gunakan di sungai masyarakat dari Badan Pusat Statistik
Leko, lematang, Ogan. Sungai musi (BPS)
menenggunakan bahasa Palembang b. Rencana II :
(sering disebut bahasa melayu tetapi Penelitian Sungai Batanghari Sembilan
palembang). Sedang sungai Komering yaitu 9 anak sungai yaitu: Sungai
menggunakan bahasa komering. Komering, Ogan, Lematang, Leko,
7. Kesenian yang terkenal dari suku Ogan Rawas, Rupit, Bliti, Lakitan, dan
ini adalah terbangan, yang memadukan Kelingi.
seni gerak dan vocal rudat, berbalas c. Rencana III :
pantun dan bertutur. Sungai komering Evaluasi dan Pengumpulan Data
adalah kesenian islam seperti serofal Penelitian.
anam untuk acara pernikahan biasanya d. Rencana IV :
digunakan untuk mengiringi prosesi Menyusun laporan Akhir penelitian dan
arak-arakan dan rebana. Kesenian mengikuti Seminar hasil Penelitian
sungai Leko Kesenian masyarakat Leko
adalah gitar mengikuti tembang. HASIL PENELITIAN
Tambang tersebut biasanya hanyalah Penelitian ini memiliki berbagai
berupa pantun 4 kertat besajak a-b a-b , hambatan dan rintangan, karena objek
bahasa yang di gunakaan adalah bahasa penelitian pada sembilan anak sungai musi
melayu. Sungai lematang dan sungai yang memiliki tantangan tersendiri yaitu
musi memiliki lagu dan tari. Jika sebagai berikut ; (1) Sungai Lematang
kulinernya baru berbeda-beda hal ini di adalah tempatnya yang dataran tinggi
karenakan struktur sungai gambut dan sehingga banyaknya menemui jurang-
sungai tidak gambut sehingga memiliki jurang serta jalan litas sumatera berada di
biotik berbeda-beda. jurang serta tanah dari jurang tersebut
longsor terkadang tidak ada pilihan untuk
METODE PENELITIAN membenari jalan tersebut dengan cara
Metode Penelitian membuat rangkaian kawat diisi batu supaya
Menurut Sugiyono (2012:2), jalannya terhindar longsor. (2) Sungai Ogan
metode penelitian adalah cara ilmiah untuk berada di jalan besar seperti jalan tol dan
mendapatkan data dengan tujuan dan tempat industri sehingga sulit
kegunaan tertentu. Metode yang digunakan menyelusurinya, setelah itu sungai ogan
dalam penelitian ini adalah metode mengalami pencemaran yang merugikan
deskriptif kualitatif, merupakan penelitian petani Keramba Jaring Apung (JKN). (3)
yang benarbenar hanya memaparkan apa Sungai Leko berada di perdalaman atau
sungai jadi miliki suku yang berbeda beda. tepatnya, di desa muara penimbung ilir.
Nama Ogan berasal dari kata nago jadi Peneliti baru melihatnya hal yang berbeda
banyak masyarakat yang takut kesungai di sungai Ogan. Cara mengambil pasirnya
nago tersebut. Sehingga nama sungai nago memang berbeda dengan alat berat seperti
di balik menjadi Ogan supaya masyarakat pengeruk, mobil trek, dan memiliki
tidak takut lagi ke sungai. kariawan untuk menjaganya mesinnya.
Peneliti juga melihat sungai Ogan ini sangat
dekat dengan industri perusahaan sehingga
rawan terjadi pecemaran, banyak
perusahaan pindah mengikuti jalan tol yang
baru dibangun oleh pemerintah.
Sungai Ogan menurut informan kak
lan “Dulu masyarakat sangat
mengandalkan sungai untuk bertahan
hidup.” Penambang pasirnya juga manual
seperti di tanjung raja. Penambang pasirnya
manual sehingga sangat bersahabat dengan
alam. Jika kelelahan tangan atau kaki
mengakut dan memikul pasir beristirahat di
bawa pohon.
Geramba Jaring Apung (KJA)
Mata pencarian di sungai Ogan
adalah Keramba Jaring Apung (KJA)
membesar ikan di sungai. Ikan yang
Gambar 3. Penelitian di Sungai Ogan dibesarrkan adalah ikan patin, nila, gurame.
Serta mayarakat sini juga terkenal dengan
Sungai Ogan ini memiliki potensi kain tenunnya ini tgerlihat di pintu kerbang
yang besar untuk kemajuan kabupaten muara penimbung. Mayarakat di sini sangat
Ogan ilir khusunya sebagai irigasi sawah. menyukai Keramba Jaring Apung (KJA)
Masyarakatnya yang patang menyerah dan karena penghasilanya besar 25 persen dari
tawakallah yang membuatnya berhasil modal usaha. Serta Ogan juga terkenal
dengan patang menyerah. Masyarakat dengan makan baik ikan dan udang. Yang
banyak mengandalkan mata pencaraian di dibuat tambak atau dibudidayakan dengan
sungai walaupun berada dekat dengan penduduk sekitar. Khusnya mata pencarian
resiko gagal panen. Kegagalan panen ini di pertanian hasilnya hanya setahun sekali
akibatkan pencemaran yang berada di karena hanya mengandalkan air pasang
sungai Ogan. Sungai Ogan ini kadang surut dari sungai-sungai kecil.
ditinggalkan mata pencarian kadang di lirik Sebeihnya masyarakat disini
lagi mata pencariannya. Salah satuhnya mayoritas pedagang karena sambil
adalah geramba jaring apung, petani dan menunggu usahanya seperti Keramba
tambang pasir. Jaring Apung (KJA) ikannya besar sekitar
Mata Pencarian 3-4 bulan. Didalam prosiding didalam
Tambang Pasir (Mesin Sedot Pasir penelitian atau prosiding kearipan lokal
Langsung ke Darat) keripan lokal ini terkendala dengan
Tambang pasir ini berbeda dengan pencemaran sungai karena banyaknya
tambang pasir lainya peneliti biasanya industri yang sudah berkembang disana
melihat secara manual. Sekarang peneliti misalnya kematian ikan Keramba Jaring
disuguhkan dengan pemandangan mata Apung (JKN) di musim kemarau dan
pencarian tambang pasir di sedot ke darat musim penghujan.
Sungai Ogan Sebagai Irigasi Sawah
Informan riski mengatakan Ogan sungai Leko, sungai Leko juga masih di
merupakan penghasil beras Ogan ini manfaatkan masyarakat untuk sarana
terkenal dengan sebutan beras pegagan. trasportasi. Peneliti juga melihat rumah-
Beras pegagan merupakan berasal dari Ogal rumah rakit sebagai penampungan atau
Ilir. Akibat salah pembanguan irigasi gudang dari perkebunan. Adanya rumah
menurut informan. Air sungai Ogan tidak rakit ini membuat sungai Leko sangat
bisa diatur seperti kerang karena sungai dimanfaati oleh warga. Mata pencarian di
Ogan karakter sungainya air pasang. Air sungai Leko antara lain ; transportasi,
sungai Ogan juga sudah di pasang dengan sawah, menangkap ikan sungai secara
irigasi tetapi air pasang surut sangat “Serkap”.
mempengarui hasil panen petani.
Mata Pencarian
C. SUNGAI LEKO Transportasi
Peneliti melakukan penelitian di Sungai Leko di jadikan gudang untuk
sungai Leko pada tanggal 27 juni 2019 menampung hasil perkebunan jadi dapat di
sungai Leko merupakan sungai terdekat jumpai sungai-sungai rakit berada di sungai
dengan pangkalan balai. Sungai Leko ini Leko, serta sungai Leko ketika air pasang
berada dekat dengan kecamatan lais surut tidak sampai menghanyutkan rumah
kabupaten musi banyuasin.sungai Leko ini rakit. Sungai Leko juga merupakan sarana
karena memiliki nama Leko karena transportasi warga untuk mencari uang,
sungainya meLeko ke musi banyuasi. uang hasil perkebunan dan hasil
Waktu peneliti observasi sungai Leko ini menangkap ikan sungai. Sungai Leko
sangat di manfaati sebagai tanaman padi sangat di manfaati oleh warga sebagai
sehingga peneliti melihat kekompakan para sarana transportasi karena 1. perkebunan
warganya. warga menyeberangi sungai, 2. Menumpuk
hasil perkebunannya di sungai dengan cara
mendirikan rumah rakit, dan 3. Pondasi
mata pencarian seperti nelayan dan
perkebunan.
Transportasi sungai Leko masih
menjadi andalan karena kurangnya sarana
jembatan walupun ada jembatan oleh warga
dijadikan tempat berkumpul ketika
menunggu hari petang dan hari weekend.
Jembatan yang berahli fungsi menjadi
tempat berkumpul. Masyarakat butuh
tempat ruang terbuka hijau dibataran sungai
Leko.
Menanam Padi Ketika Air Surut
Petani menanam di sungai Leko butuh
Gambar 4. Penelitian di Sungai Lematang
kekompakan karena lahannya sangat luas
atau bisa di katakan bukan aliran sungai
Kekompakan ini dapat dilihar di kecamatan
tetapi adalah rawa-rawa. Rawa-rawa bisa di
lais dimana ada alun-alun yang dipakai
jadikan sarang tikus atau serangga lainnya.
secara bersama-sama ketika acara adat atau
Menanam di rawa-rawa bukan merupakan
hari kemerdekaan seperti 17 agustus. Alun-
irigasi tetapi benar-benar mengandalkan air
alun inilah menjadi tempat kumpul warga,
pasang surut sungai Leko. Panen dari
alun-alun ini juga dekat dengan sungai dan
mengikuti alam ini hanya sekali atau satu
jalan raya. Secara strategis letak posisi
kali panen. Rawa-rawa merupakan dataran
alun-alun ini sangat berdekatan dengan
rendah walaupun jahu dari sungai Leko.
kebo rawa. Kebo rawa memiliki potensi karena tidak menggunakan zat kimia.
dalam mengembangkan usaha untuk Penduduk melakukan tambang emas secara
menghasilakn uang misalnya susu kebo manual. Butiran emas banyak terdapat di
rawa, daging kebo rawa, tenaga kebo rawa perairan terang, pendapatan penduduk
untuk pertanian. Usaha perternakan kerbo melakukan tambang emas 500 gram/hari.
rawa bisa dikembangkan lagi menjadi oleh- 500 gram seharga Rp 350.000 per gram.
oleh (souvenir) untuk wisata. Ada juga menggunakan alat modern
Masyarakat di kecamatan rambutan seperti mesin pompa berkapasitas besar
menggandalkan ternak kebo rawa dalam untuk menyedot dasar sungai Rawas. Saat
meningkatkan ekonominya tertapi hanya terkumpulnya apa yang sudah tersedot ini,
sebatas susu dan daging dalam warga takut menggunakan zat yang
menghasikan pendapatan keluarga. Jual berbahaya saat mencari emas. Ada zat
kebo rawa dengan cara kiloan seharga Rp untuk menjernikan air dengan cepat untuk
100.000,- / Kilo. Saat pembeli dan penjual mencari emas ketika air keru. Penjernian ini
bertemu di perternakan cara membeli kebo sangat penting ketika air keluar dari mesin
rawa / ekor. Jika uangnya sedikit akan pompa berkapasitas besar. Saat
mendaparkan kebo rawa masih anakkan. menggunakan zat ini warga takut terganggu
Peternakan kebo rawa di bebaskan dialam kesehatan saat menggunakan air sungai
terbuka ketika menggiring kebo rawa Rawas.
hasrus menggunakan perahu Sungai Rawas Sebagai Irigasi Sawah
menggiringnya sampai ke kadang ketika Sungai Rawas termasuk sungai yang
hari sudah sore. tenang, bataran sungai untuk irigasi sawah
menggunakan anak sungai sengaja dibuat
E. SUNGAI RAWAS warga untuk irigasi sawah. air sungai
Sungai musi Rawas terletak di Rawas yang dalam ini jarang masyarakat
kabupaten musi Rawas. Sungai Musi beraktivitas di bataran sungai Rawas seperti
Rawas memiliki arus yang cukup tenang, bercocok tanam. Sungai Rawas tidak
ketenangan air sungai Rawas di manfaatkan meluap atau pasang. Petani bisa panen 2
sebagai irigasi persawahan. Sungai Rawas kali dalam setahun karena irigasi yang
penghasil emas, sungai Rawas merupakan bagus untuk mengatur air sungai Rawas.
anak sungai musi. Adanya tambang emas Masyarakat Rawas memiliki kekerabatan
yang dilakukan warga sudah menggunakan yang kuat, kekerabatan ini membantu
alat modern. dalam bercocok tanam atau musim panen
Mata Pencarian tiba.
Penduduk Bataran Sungai Mencari
Emas F. SUNGAI RUPIT
Musi Rawas sudah ada sejak tahun Sungai rupit adalah sungai berada di
1943 (sebelum merdeka) dengan dasar Kabupaten Muara Utara (Muratara) ibu
terbentuk kabupaten sejak tahun 1959, kota pemerintahan Rupit. Mata pencarian
sejak tanggal 10 juli 2013 kabupaten musi tambang emas penduduk tidak berada di
Rawas mengalami pertambahan kabupaten tepi sungai rupit. Dua suku besar di
menjadi kabupaten musi Rawas utara muratara adalah suku Rawas dan suku jawa.
(muratara). Kabupaten muratara Di sungai Rupit ada jembatan tua di
mengizinkan investor masuk untuk banguan sejak zaman belanda yang tak
menambang emas dan ada juga penduduk kujung ambruk. Kemudian pemerintah
mencari emas dibataran sungai bisa mendirikan lagi jembatan baru sebagai
menggunakan alat sederhana seperti kuali pengganti karena kawasan lintas sumatera
ambil tanah sungai kemudian di cari tempat strategis tempat pertemua berbagai
emasnya dengan kuali, mencari emas tujuan kendaraan dari medan, padang,
seperti ini sangat menjaga lingkungan palembang, dan provinsi lainya. Sungai
rupit terdapat air pasang surut Jadi mata kekerabatan yang sangat kuat sehingga
pencarian penduduk sungai rupit ada dua ketika air surut suku Rawas kompak
antara lain ; 1. Ketika air pasang penduduk menanam, kekompakan ini sangat
berkesempatan mencari kayu. 2. Ketika air dibutuhkan jika ada salah satu lahan yang
surut penduduk penduduk bercocok taman. kosong tidak ditanam akan dihuni atau
dihinggapi hama yang dapat
mengakibatkan gagal panen. Kekompakan
warga dibutuhkan ketika menaman dan
panen untuk menghindari air pasang sungai
rupit. Penduduk rupit menam padi karena
sangat mudah untuk dijual karena pembeli
Gambar 6. Penelitian di Sungai Rupit beras banyak. Biasanya banyak perusahaan
yang membeli hasil gabah sebelum menjadi
Mata Pencarian padi. Menurut hasil wawancara informan
Mencarin Kayu Ketika Air Pasang hadi dan paijo, biasanya sudah ada panjeran
Mencari kayu adalah kebiasaan atau uang supaya hasil panenya di jual
pesisir sungai rupit karena alamnya masih kepada mereka. Kemudian petani jika
banyak pohon. Cara mendapatkan kayu sudah batas waktunya panen petani akan
dengan cara kayu diikat di perahu menghubungi orang yang memberikan
kemudian mengikuti aliran sungai rupit. panjeran tersebut.
Biasanya mencari kayu ketika air pasang G SUNGAI LAKITAN
sehingga biaya trasportasi pohon lebih Sungai Lakitan panjangnya 1,113 km
hemat untuk diangkut. Biasanya pohon bisa dari dokumen Badan Pusat Statistik (BPS).
dibuat 3 keping papan dengan harga Sungai Lakitan terdapat di kabupaten Musi
25.000/keping. Pohon lurus dengan Rawas tepatnya di kecamatan Lakitan.
panjang 4 meter bisa di buat hek dengan Sungai Lakitan ada bendungan dibangun
ukuran 3 cm x 3cm dengan harga sejak tahun 2015. Adanya bendungan
19.000/batang meranti, 4,5 cm x 6 cm sehingga air di sungai Lakitan bisa diatur.
dengan harga 35.000/batang meranti atau bisa diaturnya air di sungai Lakitan
4,5 cm x 4,5 cm dengan harga mengakibatkan banyaknya mata pencarian
25.000/batang meranti. di sungai Lakitan antara lain ; petani,
Ada juga kayu untuk membuat perkebungan, trasportasi, dan nelayan.
kebutuhan keluarga seperti lemari,
membuat lemari ini butuh keterampilan
yang sengaja di kursuskan ke pulau jawa
kemudian pengerajin ini pulang dan
membuat lemari kayu. Membuat lemari
butuh keterampilan khusus karena
memakan waktu yang lama jika belum
terbiasa. Setelah selesai pembuatan banyak
yang membeli terutama dari asal daerah
tersebut dan luar daerah. Pembuatan lemari
juga salam jumlah banyak sebagai Gambar 7. Penelitian di Sungai Lakitan
pesediaan untuk dijual jika bahannya ada.
Mata Pencarian
Menamam Padi Ketika Air Surut Irigasi Sawah dari Bendungan
Suku Rawas adalah suku yang Petani dahulunya para petani ini
memiliki bahasa sendir yairu bahasa rupit, mengandalkan sumur bor untuk mengairi
rupit adalah suatu daerah dan dipakai juga sawahnyatetapi saat kemarau sumur bor
nama sungai. Suku rawa sangat memiliki
juga mengalami kekeringan, ada air tapi Lakitan jika terkena banjir bisa tiga meter
debitnya tidak banyak untuk mengairi lebih. Ada jembatan yang roboh
sawahnya. Ada juga petani menanam menjadikan perahu menjadi andalan.
sawah dengan tadah hujan Mata pencarian
petani merupakan andalan masyarakat musi H. SUNGAI BLITI
Rawas, berkat di bangunya bendungan Sungai bliti berada di muara bliti
tahun 2015. Membangun irigasi baru untuk berada di kabupaten musi Rawas. Mata air
mengatasi kekurangan air di sawah. Irigasi sungai bliti kabupaten musi Rawas
sungai Lakitan mengandalkan bendungan, kebanyakan dari bukit barisan. Sungai bliti
Panen dapat dilakukan dengan 2 kali masyarakatnya perkebunan sawit karena
setahun karena pasokan air yang cukup. berdekatan dengan bendungan, tetapi
Musi Rawas merupakan daerah memiliki aliran yang berbeda lebih tepatnya
suasembada pangan dengan padi varietas daerah muara bliti terkena dampak irigasi
hibrida.. dari bendungan sehingga mata pencarian
Irigasi Perkebunan dari Bendungan perkebunan masih menjadi incaran
Perkebunan ada surat keputusan (SK) masyarakat sungai bliti. Selain perkebunan
bupati sejak tahun 2009 sehingga perairan masyarakat bermata pencarian sebagai
perkebunan ada di bataran sungai Lakitan. pencari pasir dan koral. Kemudian
Perkebunan mendapat irigasi dari masyarakat sungai bliti masih bercocok
bendungan sungai Lakitan. perkebunan tanam.
dinaungi oleh perusahaan swasta dengan
prinsip perusahaan melibatkan kepada
masyarakat untuk menanam tanaman Mata Pencarian
perkebunan. Pada dasarnya petani Mencari Koral dan Pasir dari Hulu
merupakan pondasi yang paling terdepan Para masyarakat penjadi batu
dalam menentukan keberhasilan mempunyai cara yang berbeda dalam
perusahaan perkebunan. mencari batu mereka dengan alat ban lalu
Perusahaan perkebunan ini mencari pergi ke hulu sungai bliti lalu
daerah yang subur dalam mengembang menghanyutkan diri bersama ban
perusahaannya sampai membuat pabrik mengumpulkan batu di letakkan di ban
untuk menelolah hasil perkebunan serta kemudian berhenti dimana mereka
masyarakat ada seberapa juga bekerja di meletakan batu kumpulan mereka itu. Batu
pabrik tersebut. Ada juga buruh kebun yang di ambil batu yang sudah siap pakai
kepala sawit dan pabrik kelapa sawit di untuk pondasi banguan. Batu-batu itu
sekitar sungai Kelingi. Buruh adalah terletak di bibir sungai bliti.
seseorang yang tidak memiliki lahan Pasir letaknya berbeda dengan batu,
sehingga menggarap perkebunan orang pasir berada di tengah sungai mereka akan
lain. menjeburkan diri di tengah-tengah sungai
Transportasi sambil mengunakan tembok berhahan dasar
Sampan adalah perahu kecil yang di kain untuk mengambil pasir lalu di bawah
gayang dengan tenaga manusia. Selain ketepi sungai kemudian siap untuk di jual
sebagai irigasi sungai Lakitan juga di kepada toko bahan bangunan. Biasanya
jadikan jalur transportasi. Bertemunya masyarakat penambang pasir ini
semua sungai yang ada di musi Rawas mempunyai pekerjaan sampingan seperti
sungai musi Rawas sungai Rawas, sungai bersawah ketika masa belum panen mereka
kelingi dan sungai bliti. Banyaknya perahu mencari pekerjaan lain yang tidak terikat
menjadi salah satu mata pencarian dengan waktu.
penduduk sekitar untuk mengantar Sungai Bliti Sebagai Irigasi Sawah
penumpang ke ke sawah atau ke kebun. Sungai bliti termasuk sungai yang
Perahu juga dibutuhkan karena muara tenang, bataran sungai untuk irigasi sawah
Transportasi
Kemajuan trasportasi sungai
menurut informan Bapak Hendri Marta dari
Dinas Perhubungan “transportasi sungai
musi maju karena adanya transmigrasi”,
Transportasi yang di tujuh di UPTD 16 Ilir
antara lain (1) Salek ongkos 50.000,-, (2)
Sungai Baung ongkos 120.000,-, Makarti,
(3) Sungsang ongkos 70.000,- dan (4)
Muara talang ongkos 75.000,-. Semua
transportasi akan melewati termaga Sungai
Lais yang di jaga oleh dinas perhungunan
dan polisi air.
Gambar 7. Penelitian di Sungai Musi Menurut informan dari Dinas
Perhungunan bernama Bapak Nasrullah di
Mata Pencaraian dermaga Sungai Lais hanya untuk ketek
Pasar di Tepi Sungai dan dukung yang di berhentikan. Dermaga
Sungai musi merupakan induk Sungai Lais berfungsi sebagai pengawasan
sungai atau hilir dari sembilan sungai jadi jalur perairan bukan sebagai UPTD karena
memiliki lebar melebihi anak sungai yaitu 3 semua transportasi perahu speed yang besar
km. dahulu sungai musi merupakan tempat akan melewati dermaga sungai lais.
berdagang perdagangan yang cepat adalah Dermaga sungai lais jarakanya yang jahu
menggunakan sistem tukar barang atau dari pusat atau dipinggiran kota Palembang.
dikenal dengan balter. Selain itu juga speed perahu 40 Pk melewati dermaga
sungai musi dapat memuat perahu dalam sungai lais membayar 10.000 rupiah
jumlah besar. Seiring dengan waktu pasar sedangkan perahu di bawah speed 40 pk
berada di pinggiran sungai atau di kenal seperti ketek membayar 2000 rupiah.
dengan Unit Pelaksana Teknis Daerah Ruang Terbuka hijau
(UPTD) Kota palembang memiliki dua Ruang terbuka hijau dilingdungi
Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) oleh perda yang di buat oleh anggota dewan
yaitu UPTD jakabaring dan UPTD Pasar 16 di tanda tangani oleh walikota. Ruang
ilr. Setiap UPTD ada pasar sebagai terbuka hijau kota palembang dekat dengan
pemasok kebutuhan masyarakat misalnya bataran sungai musi Benteng koto besak
UPTD 16 Ilir ada pasar 16 ilir dan UPTD mulai menjadi tempat pariwisata ketika
jakabaring ada pasar induk jakabaring. tedirbitnya Perda dari angota dewan
Setiap UPTD menyediakan sandang dan perwakilan rakyat daerah (DPRD) sehingga
pangan untuk pembeli dan penjual. UPTD benteng koto besak menjadi tempat
jakabairng malam beraktifitas karena pasar pariwisata atau Icon kota palembang karena
induk jakabaring merupakan pasar ada jembatan Ampera. Banyaknya
beraktifitas malam. peraturan daerah seperti perpindahan
UPTD 16 Ilir pukul 07.00 WIB pagi dagang yang sebarangan ke pasar induk
sampai sampai pukul 04.00 WIB sore. jakabaring, peraturan daerah lebih dari satu
UPTD ini merupakan distribusi ekonomi setelah itu peratudan daerah yang isinya
secara mikro hanya kebutuhan rumah tentang pariwista.
tangga atau wirausaha untuk memenuhi Benteng kuto besak menjadi tempat
kebutuhan masyarakat. Sedangkan TPTD ruang terbuka hijau yang jahu dari
jakabarig dari pukul 23.00 WIB Malam premanisme. Dahulunya benteng kuto
sampai pukul 03.00 Subuh ketika merupakan tempat kesultanan palembang.
menjelanag azan sholat subuh akan sepi Bisa dikatakan benteng kuto besak
kembali. merupakan keraton kerajaan. karena