Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGARUH AKTIVITAS FISIK ANAEROBIK TERHADAP ANATOMI


DAN FISIOLOGI TUBUH

Dosen Pengampu:
Disusun oleh :
KELOMPOK 1 AFM
13.MAHA GANGGA RIVORMITA LAKSMI (231021048)
26.NI KADEK NURATNING TYAS (231021060)
27.PANDE MADE LONTAR PRATIWI (231021062)
33.NI PUTU ASRI ARYA SITA (231021068)
34.MARGARETH DEAVITA NANI (231021069)
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga Makalah yang berjudul Pengaruh Aktivitas Fisik
Anaerobik terhadap Anatomi dan Fisiologi Tubuh ini dapat diselesaikan dengan
baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW. keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Makalah Pengaruh Aktivitas Fisik Anaerobik terhadap Anatomi dan
Fisiologi Tubuh ini. Saya juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan
referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan
menjadi bahan makalah. Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam
penulisan Makalah Pengaruh Aktivitas Fisik Anaerobik terhadap Anatomi dan
Fisiologi Tubuh ini sehingga saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi penyempurnaan makalah ini.

…, 27 September 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 4


1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 6

2.1 Aktivitas Fisik Anaerobik Memengaruhi Pertumbuhan Dan Perkembangan


Massa Otot Pada Tubuh Manusia ........................................................................ 6
2.2 Peran Aktivitas Fisik Anaerobik Dalam Meningkatkan Kekuatan Dan Daya
Tahan Otot ........................................................................................................... 7
2.3 Aktivitas Fisik Anaerobik Memengaruhi Jaringan Konjungtiva Seperti
Tendon Dan Ligamen .......................................................................................... 8
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 10

3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 10


3.2 Saran ............................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kerja aktif adalah bagian penting untuk menjaga kesejahteraan dan
kemakmuran manusia. Ada dua jenis utama kerja aktif, yaitu yang menggunakan
oksigen dan anaerobik, yang masing-masing memiliki pengaruh yang berbeda
terhadap tubuh. Kerja aktif anaerobik, yang sering kali mencakup latihan energi
yang terfokus dalam jangka waktu yang singkat, merupakan bagian penting dari
persiapan olahraga, kesehatan, dan pemulihan klinis. Pentingnya memahami
dampak kerja aktif anaerobik pada sistem kehidupan dan fisiologi tubuh tidak hanya
penting bagi para kompetitor dan mentor, tetapi juga bagi orang-orang yang
mencari cara untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.

Aktivitas anaerobik termasuk dalam berbagai jenis latihan, misalnya latihan


beban, lari, persiapan peregangan, dan berbagai jenis persiapan solidaritas.
Meskipun latihan-latihan ini biasanya dilakukan dalam jangka waktu yang singkat,
namun pada dasarnya latihan-latihan ini mempengaruhi tubuh. Oleh karena itu,
pemeriksaan dari atas ke bawah terhadap efeknya pada bagian fisik dan fisiologis
tubuh adalah penting.

Terlepas dari keuntungannya dalam meningkatkan kekuatan otot, latihan


anaerobik juga dapat menambah berat badan para eksekutif, mengembangkan
pencernaan, dan mengurangi risiko penyakit yang menetap seperti diabetes tipe 2
dan penyakit jantung. Memahami perkembangan dalam sistem kehidupan tubuh
dan fisiologi karena kerja aktif anaerobik dapat membantu orang dalam
merencanakan program aktivitas yang sesuai dengan tujuan kesejahteraan dan
kesehatan mereka. Dalam fondasi ini, kita akan memahami pentingnya memeriksa
dampak kerja aktif anaerobik pada struktur kehidupan dan fisiologi tubuh dan
mengapa pemahaman ini dapat diterapkan sehubungan dengan kesejahteraan dan
kebugaran (Manohara, dkk, 2015).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, perumusan masalah pada
makalah yang berjudul ”Pengaruh Aktivitas Fisik Anaerobik terhadap Anatomi dan
Fisiologi Tubuh”, adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana aktivitas fisik anaerobik memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan massa otot pada tubuh manusia?

2. Apa peran aktivitas fisik anaerobik dalam meningkatkan kekuatan dan daya
tahan otot?

3. Bagaimana aktivitas fisik anaerobik memengaruhi jaringan konjungtiva


seperti tendon dan ligamen?

1.3 Tujuan
Dalam perumusan masalah yang telah dibuat, maka dapat diketahui tujuan
dari penulisan makalah yang berjudul ”Pengaruh Aktivitas Fisik Anaerobik
terhadap Anatomi dan Fisiologi Tubuh”, antara lain:

1. Untuk mengetahui aktivitas fisik anaerobik memengaruhi pertumbuhan dan


perkembangan massa otot pada tubuh manusia
2. Untuk mengetahui peran aktivitas fisik anaerobik dalam meningkatkan
kekuatan dan daya tahan otot
3. Untuk mengetahui aktivitas fisik anaerobik memengaruhi jaringan
konjungtiva seperti tendon dan ligamen
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Aktivitas Fisik Anaerobik Memengaruhi Pertumbuhan Dan
Perkembangan Massa Otot Pada Tubuh Manusia
Kerja aktif anaerobik mengasumsikan bagian penting dalam membangun
dan memperluas curah dalam tubuh manusia. Pada saat seseorang mengambil
bagian dalam aktivitas anaerobik yang membutuhkan pengerahan tenaga yang
serius, misalnya, latihan beban atau latihan kekuatan yang memicu kelemahan otot
dalam jangka waktu singkat, terjadi perubahan yang berbeda dalam struktur dan
fisiologi tubuh. Reaksi penting tubuh terhadap aktivitas ini adalah hipertrofi otot,
yang merupakan siklus transformasi yang menghasilkan perluasan ukuran dan
ketebalan untaian otot. Otot-otot yang terkait dengan aktivitas ini mengalami
kerusakan kecil karena tekanan yang dihasilkan selama aktivitas, dan tubuh
menjawabnya dengan memperbaiki dan memperkuat untaian otot ini. Setelah
beberapa waktu, hal ini menghasilkan perluasan yang sangat besar dalam ukuran
dan kekuatan otot.

Di dekat hipertrofi otot, kerja aktif anaerobik juga dapat mempengaruhi


jumlah filamen otot dalam tubuh. Hal ini terutama dapat dikenali pada orang-orang
yang melakukan persiapan kekuatan dengan dasar pemikiran yang standar dan
dapat diprediksi. Persiapan yang monoton dengan kekuatan yang memuaskan dapat
menyegarkan perluasan jumlah untaian otot, atau disebut hipertrofi serat. Hal ini
membangun ukuran otot, namun juga meningkatkan kapasitas otot untuk
menciptakan kekuatan (Sylviana, dkk, 2017).

Perubahan-perubahan yang nyata ini bukanlah satu-satunya bagian dari


dampak latihan anaerobik. Latihan ini juga menambah peningkatan koordinasi
antara sistem sensorik dan otot, yang pada akhirnya membantu orang untuk
melakukan perkembangan yang lebih mahir dan dengan kekuatan yang lebih
menonjol, sebuah angka yang signifikan dalam berbagai tugas dan olahraga
proaktif. Selain itu, kerja aktif anaerobik secara tegas mempengaruhi struktur tubuh
secara umum. Dengan perpaduan antara aktivitas yang biasa dilakukan dan rutinitas
makan yang sesuai, orang dapat mengalami penurunan rasio otot dan lemak, yang
dengan demikian membuat otot lebih berkarakter dan tampak lebih membumi.
Penting untuk diingat bahwa perkembangan dan peningkatan massa otot
akan berubah di antara orang-orang, dipengaruhi oleh elemen-elemen seperti
kualitas keturunan, jenis aktivitas, pengulangan, kekuatan, dan lamanya aktivitas,
serta variabel yang berbeda termasuk diet dan istirahat. Dengan demikian,
merencanakan program aktivitas yang sesuai dengan tujuan kesehatan dan
kebugaran seseorang sangat penting untuk mencapai hasil yang ideal dalam
pengembangan dan kemajuan area kekuatan dan massa yang baik. Secara
keseluruhan, latihan anaerobik merupakan komponen penting dalam membangun
area kekuatan dan ketekunan, dan memahami kerumitan perubahan yang terjadi
pada tubuh saat berpartisipasi dalam latihan ini sangat penting untuk mencapai hasil
yang ideal (Palar & Ticoalu, 2015).

2.2 Peran Aktivitas Fisik Anaerobik Dalam Meningkatkan Kekuatan Dan


Daya Tahan Otot
Salah satu tugas utama dari latihan anaerobik adalah memicu hipertrofi otot.
Hipertrofi otot terjadi ketika filamen otot mengalami kerusakan kecil karena
tekanan aktivitas. Dalam jangka panjang, tubuh akan merespon dengan
memperbaiki dan memperkuat untaian otot ini, sehingga mendorong peningkatan
ukuran dan ketebalan otot. Otot yang lebih besar memiliki kemampuan yang lebih
menonjol untuk menghasilkan tenaga, dan ini adalah dasar pemikiran dari
perolehan kekuatan yang ditemukan pada orang yang melakukan latihan anaerobik
secara rutin.

Selain itu, latihan aktif anaerobik juga berperan penting dalam


meningkatkan daya tahan yang kuat. Latihan energi terfokus standar dapat
memperluas batas otot untuk melakukan pekerjaan tanpa mengalami kelemahan
dengan cepat. Hal ini karena peningkatan produktivitas penggunaan energi dan
transportasi oksigen ke otot. Ketekunan yang lebih baik memungkinkan orang
untuk bertahan lebih lama dalam tugas-tugas proaktif yang membutuhkan
pemanfaatan kekuatan yang tumpul, misalnya, bersepeda atau persiapan kekuatan
yang berlebihan.
Peningkatan kekuatan dan daya tahan otot juga berdampak positif pada
kinerja olahraga. Atlet yang memiliki otot yang kuat dan tahan cenderung
mengalami peningkatan kinerja dalam berbagai jenis olahraga, baik yang
melibatkan sprint atau aktivitas berkepanjangan. Selain itu, daya tahan otot yang
lebih baik dapat membantu individu untuk menjalani aktivitas sehari-hari dengan
lebih mudah, meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan (Lesmana, dkk,
2017).

Secara keseluruhan, aktivitas fisik anaerobik memiliki peran yang penting


dalam mengembangkan kekuatan dan daya tahan otot. Perubahan fisik dan
fisiologis yang terjadi selama latihan anaerobik memberikan dasar yang kuat untuk
peningkatan kesehatan dan kinerja fisik. Oleh karena itu, menjadikan aktivitas fisik
anaerobik sebagai bagian dari rutinitas latihan adalah keputusan yang bijak bagi
individu yang ingin meningkatkan kekuatan, daya tahan otot, dan kualitas hidup
mereka.

2.3 Aktivitas Fisik Anaerobik Memengaruhi Jaringan Konjungtiva Seperti


Tendon Dan Ligamen
Aktivitas fisik anaerobik memiliki dampak yang signifikan pada jaringan
konjungtiva dalam tubuh manusia, khususnya pada tendon dan ligamen. Tendon
adalah struktur ikat yang menghubungkan otot dengan tulang, sedangkan ligamen
menghubungkan tulang dengan tulang, memberikan dukungan dan stabilitas pada
sendi. Latihan anaerobik yang melibatkan gerakan yang memerlukan kekuatan dan
kecepatan tinggi, seperti angkat beban dan latihan kekuatan plyometric, dapat
menyebabkan perubahan substansial dalam jaringan ini.

Salah satu dampak utama aktivitas fisik anaerobik pada tendon adalah
peningkatan kekuatan dan ketebalan tendon. Latihan dengan beban berulang yang
tinggi merangsang peningkatan pengendapan protein kolagen dalam tendon, yang
berkontribusi pada peningkatan kekuatan dan daya tahan. Ini penting karena tendon
memainkan peran kunci dalam mentransfer gaya dari otot ke tulang, dan tendon
yang lebih kuat dapat mengurangi risiko cedera saat menghadapi tekanan dan stres
yang tinggi selama aktivitas fisik. Selain peningkatan kekuatan, aktivitas fisik
anaerobik juga mempengaruhi sifat elastis tendon. Latihan berulang yang
melibatkan kontraksi otot yang cepat dan kuat dapat meningkatkan elastisitas
tendon, yang dapat meningkatkan efisiensi dalam penyimpanan dan pelepasan
energi saat melakukan gerakan yang memerlukan kekuatan tinggi, seperti lompatan
atau sprint.

Ligamen, meskipun cenderung kurang responsif terhadap latihan


dibandingkan dengan otot atau tendon, juga dapat mendapatkan manfaat dari
aktivitas fisik anaerobik. Latihan yang menekankan stabilitas dan koordinasi sendi
dapat membantu memperkuat ligamen dan meningkatkan stabilitas sendi. Ini
berperan penting dalam mencegah cedera sendi yang sering terjadi selama aktivitas
fisik intensitas tinggi. Meskipun aktivitas fisik anaerobik memberikan manfaat
penting pada jaringan konjungtiva, seperti tendon dan ligamen, penting untuk
memahami bahwa latihan dengan intensitas tinggi juga meningkatkan risiko cedera
jika tidak dilakukan dengan benar. Cedera pada jaringan konjungtiva seperti
tendinitis atau cedera ligamen dapat menjadi masalah serius dan memerlukan waktu
penyembuhan yang lama. Oleh karena itu, latihan yang terstruktur, pemanasan yang
tepat, dan penggunaan beban yang sesuai sangat penting untuk menjaga kesehatan
jaringan konjungtiva selama aktivitas fisik anaerobik (Piko & flora, 2019).

Dalam keseluruhan, aktivitas fisik anaerobik memberikan manfaat yang


signifikan pada jaringan konjungtiva, dengan peningkatan kekuatan, ketebalan,
elastisitas, dan stabilitas. Namun, keselamatan dan pencegahan cedera selalu
menjadi perhatian utama, dan latihan yang bijak serta perhatian terhadap teknik
yang benar adalah kunci untuk menjaga kesehatan jaringan ini selama aktivitas fisik
anaerobik yang intens.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Aktivitas fisik anaerobik memiliki pengaruh signifikan pada tubuh manusia.
Pertama, latihan anaerobik memicu pertumbuhan dan perkembangan massa otot
melalui hipertrofi otot dan peningkatan jumlah serat otot. Selain itu, aktivitas fisik
anaerobik juga meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot, memungkinkan
individu untuk melakukan aktivitas dengan lebih efisien dan bertahan lebih lama.
Tidak hanya itu, aktivitas fisik anaerobik memengaruhi jaringan konjungtiva seperti
tendon dan ligamen dengan meningkatkan kekuatan, ketebalan, elastisitas, dan
stabilitas. Ini mendukung perlindungan dari cedera jaringan konjungtiva saat
terlibat dalam aktivitas fisik intens.

3.2 Saran

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas mata
kuliah. Dengan asumsi terdapat karya yang kurang memuaskan, maka perlu
dilakukan perbaikan oleh semua pihak yang terlibat dalam panggilan mendidik.
Demikian pula, penyempurnaan dari semua sudut pandang harus dilakukan untuk
kesempurnaan makalah ini. Selain itu, diharapkan makalah ini dapat memperkaya
pengetahuan mahasiswa dan masyarakat secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA

Berat, S. A. Efek Astaxanthin dan Latihan Teratur terhadap Pola Stres Oksidatif
Pria.

Berawi, K. N., & Agverianti, T. (2017). Efek aktivitas fisik pada proses
pembentukan radikal bebas sebagai faktor risiko aterosklerosis. Jurnal
Majority, 6(2), 86-91.

Candra, O. (2023). Fisiologi Olahraga.

Deka Ismi Mori Saputra, M. P., Ikhsan Maulana Putra, M. P., Pilitan, R. B., Saputra,
D. R., & Susanti, D. T. (2022). ILMU FAAL OLAHRAGA PENGARUH
LATIHAN FISIK TERHADAP ORGAN TUBUH. Penerbit Lakeisha.

Lesmana, R., Goenawan, H., & Abdulah, R. (2017). Fisiologi dasar untuk
mahasiswa farmasi, keperawatan dan kebidanan. Deepublish.

Manohara, G. D. I., Normasari, R., & Febianti, Z. (2015). Pengaruh Pemberian


Ekstrak Tauge Kacang Hijau (Vigna Radiata (L.)) terhadap Ketebalan
Tunika Intima-Media Aorta Abdominalis pada Tikus Wistar Jantan
yang diberi Stres Fisik (The Effect of Mung Bean (Vigna radiata (L.))
Sprout Extract on Tunica Intima-Me. Pustaka Kesehatan, 3(3), 380-
385.

Palar, C. M., Wongkar, D., & Ticoalu, S. H. (2015). Manfaat latihan olahraga
aerobik terhadap kebugaran fisik manusia. eBiomedik, 3(1).

Piko, S. O., & Flora, R. (2019). PERBANDINGAN AKTIVITAS FISIK


AEROBIK DAN ANAEROBIK TERHADAP KADAR LAKTAT
DAN LAKTAT DEHIDROGENASE (LDH). Jurnal Kesehatan dan
Pembangunan, 9(17), 88-97.
Sylviana, N., Gunawan, H., Lesmana, R., Purba, A., & Akbar, I. B. (2017). Efek
Astaxanthin dan Latihan Teratur terhadap Pola Stres Oksidatif Pria
Setelah Aktivitas Berat. Farmasi, 6(1).

Anda mungkin juga menyukai