Tertib Ayat Dan Tertib Surat Dalam Al Qur'an

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 5

TERTIB AYAT DAN TERTIB SURAT DALAM AL QUR'AN

Kelompok 4 :

1. Naufal Fikri Amrilah. ( 2201010080)

2. Ahmad Farid. (2201011084)

3. Susylowati. (2201011006)

A. Pendahuluan

Al-qur’an merupakan kitab suci umat islam yang sangat mulia. Kitab yang diwahyukan kepada Nabi
Muhammad saw melalui perantara malaikat jibril selama kurang lebih dua puluh tiga tahun, sebagai
pedoman umat islam di penjuru dunia, karena al-qur’an memiliki banyak keistimewaa. Selain daripada
itu dalam proses penyusunan al-Qur’an disusun secara bertahap, yaitu dimulai dari nabi Muhammad
saw, hingga pada masa Utsman bin Affan yng berhasil mengumpulkan al-Qur’an sehingga menjadi
mushaf al-qur’an dimana al-qur’an yang hadir dihadapan dan sering kita baca adalah mushaf dari rasm
usman yang telah disetujui oleh jumhur ulama sebagai mushaf yang tertib ayat dan surahnya
berdasarkan apa yang ada pada masa Rosullulloh., tetapi banyak penyusunan surah dalam al-qur’an
yang menimbulkan perbedaan dan memberikan kedudukan dalam setiap surah. Namun ada pula
beberapa ulama yang berpendapat lain tentang susunan surah dalam mushaf ustmani tersebut. Hal
tersebut dikarenakan adanya perbedaan mushaf para salaf (para sahabat sebelum al-Qur’an ini
dikumpulkan) dalam hal penertiban surah.

B. Pembahasan

1.Urutan ayat Al-Qur’an itu tauqifi atau taufiqi

Al-Qur’an terdiri atas surah-surah dan ayat-ayat, baik yang panjang maupun yang pendek. Ayat adalah
sejumlah kalam alloh yang terdapat dalam sebuah surah dari Qur’an.Surah adalah sejumlah ayat Quran
yang mempunyai permulaan dan kesudahan.Tertib atau urutan ayat-ayat dalam Al-Qur’an adalah tauqifi
dari rasulullah. Ada beberapa argumentasi yang menguatkan pendapat ini.

a. Terdapat sejumlah hadits yang menunjukkan keutamaan beberapa ayat dari surah-surah. Ini
menunjukkan ayat-ayat bersifat tauqifi sebab jika tertibnya dapat diubah, tentulah ayat-ayat ini tidak
akan didukung oleh hadits-hadits tersebut.
b. Imam As-Sayuti berkata: ijma’ dan nash banyak sekali yang menetapkan bahwa tertib ayat adalah
tauqifi, yaitu berdasarkan petunjuk dari Nabi Muhammad SAW.dari riwayat Huzairah bin al-Yamani
mengatakan bahwa Rasulullah membaca surah al-A’raf dalam shalat magrib, Nasai meriwayatkan bahwa
Rasulullah membaca surat al-Mukminun pada shalat subuh dan Imam Muslim meriwayatkan bahwa
Rasulullah membaca surat Qaf ketika Khutbah, riwayat-riwayat tersebut menunjukkan bahwa
penyusunan ayat-ayat Qur’an adalah tauqifi.

Dengan demikian, tertib ayat-ayat al-Qur’an seperti yang ada dalam mushaf yang beredar di antara kita
adalah tauqifi, tanpa diragukan lagi. Al-Suyuti, setelah menyebutkan hadis-hadis berkenaan dengan
surah-surah tertentu mengemukakan: “Pembacaan surah-surah yang dilakukan Nabi di hadapan para
sahabat itu menunjukkan bahwa tertib atau susunan ayat-ayatnya tauqifi. Sebab, para sahabat tidak
akan menyusunnya dengan tertib yang berbeda dengan yang mereka dengar dari bacaan Nabi. Maka
sampailah tertib ayat seperti demikian kepada tingkat mutawatir.

2. Urutan surat Al-Qur’an itu tauqifi atau taufiqi

Ada tiga pendapat ulama terkait persoalan ini, yaitu:

1.Seluruh Tertib Surah dalam Al-Qur’an Bersifat Tauqifi

As-Suyuthi menyatakan bahwa pendapat ini dikemukakan oleh sekelompok ulama, di antaranya al-
Qadhi Abu Bakr dalam salah satu pendapatnya. Pendapat ini juga didukung oleh ulama kontemporer,
Syaikh Manna’ al-Qaththan dan Syaikh Muhammad ‘Ali al-Hasan.

Menurut pendapat ini, tertib surah dalam Al-Qur’an seluruhnya bersifat tauqifi, diberitahu oleh Jibril
kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdasarkan perintah Allah ta’ala. Ada beberapa argumentasi
yang menguatkan pendapat ini:

a) Tidak ada seorang pun shahabat yang menentang penyusunan Al-Qur’an sesuai tertib mushhaf
‘Utsmani. Mereka semua sepakat untuk menerima mushhaf ‘Utsmani, sekaligus membakar mushhaf-
mushhaf lain yang tidak sesuai dengan mushhaf ‘Utsmani. Seandainya tertib surah hanya ijtihadi, tentu
mereka akan membiarkan adanya mushhaf-mushhaf lain.

b) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca sebagian surah secara tertib pada saat Shalat. Ibn
Abi Syaibah meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengumpulkan al-mufashshal
dalam satu rakaat.

c) Al-Bukhari meriwayatkan dari Ibn Mas’ud, beliau berkata tentang Surah Bani Israa-il, al-Kahf, Maryam,
Thaha, dan al-Anbiya, “Sesungguhnya surah-surah ini termasuk yang diturunkan di Makkah, dan yang
pertama-tama aku pelajari.” Beliau menyebutkan urutan surah-surah tersebut sebagaimana urutannya
yang dikenal sekarang.

d) al-Kirmani berkata, “Tertib surah seperti sekarang ini mengikuti tertib surah di sisi Allah subhanahu
wa ta’aladi al-Lauh al-Mahfuzh. Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca ulang al-Qur’an di
hadapan Jibril sekali setiap tahun saat mereka bertemu, dan beliau membaca ulang al-Qur’an di
hadapan Jibril dua kali pada tahun wafatnya beliau, dan saat turun ayat terakhir, yaitu: ‫َو اَّتُقوا َيْو مًا ُتْر َجُعوَن‬
‫ِفيِه ِإَلى هللا‬, Jibril memerintahkan Nabi untuk meletakkannya di antara ayat riba dan ayat utang.”

2. Seluruh Tertib Surah dalam Al-Qur’an Bersifat Ijtihadi

Pendapat ini menyatakan bahwa tertib surah yang terdapat di mushhaf ‘Utsmani sekarang merupakan
ijtihad dari para shahabat ridhwanullahi ‘alaihim ajma’in, bukan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ada argumentasi yang mendukung pendapat ini:

Fakta bahwa tertib surah pada mushhaf yang dimiliki oleh sebagian shahabat berbeda dengan tertib
surah pada mushhaf ‘Utsmani. Misalnya:

1) Mushaf Ali disusun berdasarkan tertib Nuzul, yakni dimulai dengan Iqra’, kemudian Muddassir, lalu
Nun, Qalam, kemudian Muzzammi, dan seterusnya hingga akhir surah Makki dan Madani.

2) Dalam mushaf Ibn Mas’ud yang pertama ditulis adalah surah al-Baqarah, kemudian Nisa dan
kemudian Ali ‘Imran.([3])

3) Dalam mushaf Ubai yang pertama ditulis adalah Fatihah, Baqarah, kemudian Nisa dan kemudian Ali
‘Imran.

3. Sebagian Tertib Surah dalam Al-Qur’an Bersifat Tauqifi, dan Sebagian Lagi Ijtihadi

Yang mana ada riwayat-riwayat yang menunjukkan tertib (pengurutan) sebagian surat di zaman Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam. Telah datang riwayat yang menunjukkan bahwa tertib as-Sab’u ath-Thiwal,
al-Hawaamiim(surat yang diawali dengan Haamiim), al-Mufashshal (surat-surat pendek), pada masa
beliau shallallahu 'alaihi wa sallam masih hidup. Telah diriwayatkan dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam beliau bersabda:

“Bacalah olehmu dua surat yang bercahaya; Al-Baqarah dan Ali Imran.”

Dan juga diriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila hendak tidur setiap
malamnya menggabungkan (menempelkan) kedua telapak tangannya, kemudian meniupnya lalu
membaca: al-Ikhlash dan al-Mu’awwidzatain (al-Falaq dan an-Naas). (HR. al-Bukhari) Ibnu Hajar
rahimahullah berkata:”Tertib sebagian surat-surat atau sebagian besarnya tidak mengahalanginya untuk
disebut tauqifi.”dia berdalil dengan hadits dari al-Hafizh Ibn Hajar berikut ini, “Tertib sebagian surah,
atau sebagian besarnya, tidak dapat ditolak bersifat tauqifi.” Untuk mendukung pendapatnya, beliau
mengemukakan hadits Hudzaifah ats-Tsaqafi sebagai berikut,

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada kami, ‘Telah datang kepadaku waktu untuk
membaca hizb (bagian) dari Al-Qur’an, dan aku tidak ingin keluar sebelum menyelesaikannya.’Kemudian
kami bertanya kepada para shahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Bagaimana kalian
membagi bacaan Al-Qur’an?’ Mereka menjawab, ‘Kami membaginya menjadi tiga surah, lima surah,
tujuh surah, sembilan surah, tiga belas surah, dan bagian al-mufashshal dari Qaf sampai kami khatam.
(Dikeluarkan oleh Ahmad dan Abu Dawud).

Mengomentari hadits ini, Ibn Hajar berkata, “Ini menunjukkan bahwa tertib surah-surah seperti dalam
mushhaf sekarang adalah tertib surah pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Selanjutnya
beliau berkata, “Dan mungkin juga tertib tersebut hanya pada bagian al-mufashshal saja, bukan yang
lain.”

Menurut az-Zurqani, pendapat ketiga ini merupakan pendapat yang paling baik dan didukung oleh
ulama-ulama terkemuka. Hal ini menurut beliau karena merangkum dalil-dalil yang menunjukkan bahwa
sebagian tertib surah memang bersifat tauqifi dan atsar dari Ibn ‘Abbas yang menunjukkan tertib
sebagian surah yang lain bersifat ijtihadi.Syaikh Manna’ al-Qaththan menyatakan bahwa pendapat yang
kedua, yang menyatakan bahwa seluruh tertib surah berdasarkan ijtihad para shahabat, tidak
bersandarkan pada suatu dalil. Ijtihad sebagian shahabat mengenai tertib surah dalam mushhaf mereka
merupakan ikhtiar mereka sebelum Al-Qur’an dikumpulkan secara tertib. Dan ketika pada masa
‘Utsman, Al-Qur’an dikumpulkan dan ditertibkan ayat-ayat dan surah-surahnya pada satu huruf, dan
umat menyepakati pengumpulan tersebut, para shahabat tersebut meninggalkan mushhaf-mushhaf
yang ada pada mereka. Seandainya tertib surah merupakan hasil ijtihad, tentu mereka akan tetap
berpegang pada mushhafnya masing-masing.

Sedangkan mengenai pendapat ketiga, Syaikh Manna’ al-Qaththan menyatakan bahwa dalil-dalilnya
hanya terdapat pada nash-nash yang menunjukkan tertib tauqifi, sedangkan yang ijtihadi tidak
bersandar pada dalil. Dan, ketetapan tauqifi dengan dalil-dalilnya tidak berarti yang selain itu
merupakan hasil ijtihad.

C. Kesimpulan

1. Tertib atau urutan ayat-ayat dalam Al-Qur’an adalah tauqifi dari nabi, antara lain Terdapat sejumlah
hadits yang menunjukkan keutamaan beberapa ayat dari surah-surah,

2. Tertib atau urutan surah-surah dalam al-qur’an terdapat 3 kelompok pendapat ulama yaitu : Tauqifi
dan ditangani langsung oleh Nabi sebagaimana diberitahukan oleh Malaikat Jibril kepadanya atas
perintah Allah. Ijtihad para sahabat,. Dan Sebagian surat tertibnya bersifat tauqifi dan sebagian lainnya
berdasarkan ijtihad para sahabat.

3. As-Suyuthi mengatakan tertib susunan surah Al-Qur’an itu tauqifi kecuali surah Al-Anfal dan At-
Taubah

4. Yang melakukan berubahan, penambahan,pengurangan ataupun pergantian hanyalah Alloh SWT,


namun apabila beberapa orang menyakini adanya perubahan kecil dalam al-qur’an . keyakinan mereka
tidak akan mencederai keseluruhan al-qur’an dan vasilitasnya yang sekarang ada ditangan kita.

Anda mungkin juga menyukai