Khutbah Jum'at
Khutbah Jum'at
Ada juga yang mengatakan, karena dahulu pada bulan ini orang
Makkah memerangi suku-suku di sekitarnya dan mereka
membiarkan orang-orang yang mereka temui dalam kondisi kosong
tak punya harta. Demikian dijelaskan oleh Imam Murtadha az-Zabidi
dalam kitab Tajul ‘Arusy juz XII halaman 330.
Tentu, bulan Safar yang bermakna kosong ini jangan sampai hanya
lewat saja. Jangan sampai bulan Safar ini kita kosong dari amal
kebaikan. Kebaikan yang bersifat ibadah ritual kepada Allah swt
maupun ibadah sosial kepada sesama manusia dan seluruh alam.
ِإَّن َأْص َفَر الُبُيوِت من الَخ ْيِر الَبْيُت الِّص ْفُر من كتاِب ِهَّللا
Artinya, “Sungguh rumah yang paling kosong dari kebaikan adalah
rumah yang kosong dari bacaan kitabullah Al-Qur’an.” (HR at-
Thabarani)
ُ الَّناس َأْنَت ِبَحْمِد ِهللا ِم َن اْلُم ْخ ِلِص ْيَن َو ِإَّنَم ا َتْظَهُر َهِذِه اْلِعَباَد ِة ِلَيْقَتِدَي ِبَك
Artinya, “Kamu Alhamdulillah termasuk orang yang ikhlas. Niscaya
kamu menampakkan ibadah ini hanya agar orang-orang
mengikutimu.”
Lalu bagaimana cara menguji hati kita? Yaitu, andaikan ada orang
lain melakukan amal kebaikan seperti itu dan orang-orang justru
mengikutinya, atau justru lebih banyak yang mengikuti orang lain itu
daripada yang mengikuti kita. Apakah hati kita senang dengan orang
tersebut atau justru susah merasa tersaingi?
Bila hati kita lapang dengan orang tersebut, bahkan sangat senang
terhadapnya, karena merasa ada orang lain yang justru telah
mewakilinya melakukan amal kebaikan itu, maka kita termasuk
orang yang telah ikhlas dalam melakukan amal kebaikan.
Sementara bila hati kita justru susah dan merasa tersaingi olehnya,
maka hakikatnya kita adalah orang yang pamer atau riya' karena
merasa tersaingi.
Bahkan jika diketahui riya’ itu lebih halus lagi, Ketika kita enggan untuk
melakukan kebaikan karena takut dilihat orang lain, itu lah riya’ bukan
hanya tentang memamerkan kebaikan, tapi dalam dunia tasawuf Ketika
kamu malu melakukan kebaikan karena dilihat oleh orang lain sebenarnya
itu riya’’. justru Ketika kita memamerkan kebaikan sebenarnya lebih dari
riya’”, kenapa, Ketika kita Menampakkan kebaikan ada sombongan,
kesombongan itu musyrik, syirik kecil. Jadi Ketika kita hendak melakukan
kebaikan karena orang lain, pertimbangan kita dalam melakukan kebaikan
adalah orang lain bukan Allah, maka ada berhala lain dalam hati kita itu
lah syirik.
Hanya kepada Allah lah kita meminta pertolongan, dan hanya kepada Allah
pula kita menyembah.
Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa untuk beribadahpun kita
membutuhkan pertolonganNya, karena semua kebaikan merupakan
anugerah Allah, murni itu karena rahmat Allah bukan karena kita mampu,
tapi dimampukan oleh Allah SWT.