Universitas Tidar, Jln. Kapten Suparman 39 Magelang 56116 STAINU Temanggung
Universitas Tidar, Jln. Kapten Suparman 39 Magelang 56116 STAINU Temanggung
Abstract
The phenomenon of moral decline and the humanitarian crisis is now rampant and is
happening everywhere. The act is not only done by teenagers, but by some parents and even
leaders. This can be seen by the proliferation of corruption, the association of free sex,
drugs, the spread of news about sheepfighting and hatred and hoax news that are very
disturbing to the public. Even radical movements in the name of religion and ethnicity
began to flourish. The purpose of this study is to unravel the theme of the urgency of the
spirit of the leadership of jihad embedded in the success of education because education
leaders now face very heavy challenges in the success of education. The research method
used in the research is the type of library research. Based on the results of the conceptual
study the urgency of the spirit of the jihad of a leader towards the success of education is
found that a leader in his heart implanted the spirit of jihad for the success of education,
then a leader will devote all his abilities seriously in doing something in good totality
concerning life, emotions, energy, mind and knowledge and time and place for the success
of education. This shows that the ideal education leader is a leader who has leadership
talents who are strong, responsible and have a spirit of great jihad in carrying out his
leadership duties, and still maintain noble character in his own personality.
Keywords: Urgency, Spirit of Jihad, Educational Leader
Abstrak
Fenomena kemerosotan moral dan krisis kemanusiaan sekarang ini sudah marak dan terjadi
di mana-mana. Perbuatan itu tidak hanya dilakukan kaum remaja saja, tetapi oleh sebagian
orang tua bahkan pimpinan. Hal ini dapat dilihat dengan maraknya korupsi, pergaulan seks
bebas, narkoba, penyebaran berita adu domba dan kebencian serta berita hoax yang sangat
meresahkan masyarakat. Bahkan gerakan radikal yang mengatasnamakan agama maupun
suku bangsa mulai tumbuh subur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengurai tema
tentang urgensi tertanamnya roh jihad seorang pemimpin terhadap suksesnya pendidikan
karena pemimpin pendidikan pada saat ini menghadapi tantangan yang sangat berat dalam
mensukseskan pendidikan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis
studi kepustakaan (library research). Berdasarkan hasil penelitian telaah konseptual urgensi
tertanamnya roh jihad seorang pemimpin terhadap suksesnya pendidikan ditemukan bahwa
seorang pemimpin yang di dalam hatinya tertanam roh jihad demi suksesnya pendidikan,
maka seorang pemimpin itu akan mencurahkan segala kemampuannya secara bersungguh-
sungguh dalam melakukan sesuatu secara totalitas baik menyangkut nyawa, emosi, tenaga,
pikiran dan pengetahuan serta waktu dan tempat demi suksesnya pendidikan. Hal ini
menunjukkan bahwa pemimpin pendidikan yang ideal adalah pemimpin yang memiliki
talenta kepemimpinan yang kuat, bertanggung jawab dan berjiwa semangat jihad yang
besar dalam melaksanakan tugas-tugas kepemimpinannya, serta tetap menjaga akhlak mulia
pada kepribadian dirinya sendiri.
Kata Kunci: Urgensi, Ruh Jihad, Pemimpin Pendidikan
pribadi yang sanggup mendorong atau Penulis mengumpulkan data dari berbagai
mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu literatur sebagai sumber primer yaitu buku
yang berdasarkan penerimaan oleh “Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan, dan
kelompoknya dan memiliki keahlian khusus Keserasian Al-Qur’an”, vol. 9. Jakarta:
yang tepat bagi situasi yang khusus. Lentera Hati. 2002 karangan M. Quraish
Moejiono (2002 : 95) mengangap Shihab, buku “Jihad” karangan Sutan
bahwa kepemimpinan tersebut sebernya Mansur Jakarta: Panji Masyarakat 1982 dan
sebagai akibat pengaruh satu arah karena buku karangan Abdullah Hasan Alhadar
pemimpin mungkin memiliki kualitas – “Pelajaran Agama Islam”, Jakarta: Bulan
kualitas tertentu yang membedakan dirinya Bintang, Cetakan Pertama 1956. Dan
dan pengikutnyakana. Para ahli teori mengumpulkan literatur-literatur lainnya
sukarela (dalam Moejiono 2002) sebagai sumber sekunder, yakni data-data
mengangap bahwa kepemimpinan sebagai lain yang penulis peroleh baik dari buku-
pemaksaan atau pendesakan pengaruh buku, artikel maupun ineternet yang ada
secara tidak langsung dan sebagai sarana hubungannya langsung atau tidak langsung
untuk membentuk kelompok sesuai dengan dengan materi pembahasan dalam penelitian
keinginan pemimpin. ini. Buku-buku tersebut antara lain buku
Menurut Atmosudirdjo (dalam karangan Rohimin “Jihad: Makna dan
Purwanto, 1990: 25), Kepemimpinan dapat Hikmah”, Jakarta: Eirlangga 2006, buku
dirumuskan sebagai suatu kepribadian Aminuddin, dkk “Membangun Karakter
seseorang yang mendatangkan keinginan dan Kepribadian melalui Pendidikan
pada kelompok orang-orang untuk Agama Islam”, Yogyakarta: Graha Ilmu.
mencontohnya atau mengikutinya, atau 2006 dan buku Danim “Visi Baru
yang memancarkan suatu pengaruh yang Manajemen Sekolah” Jakarta: Gramedia
tertentu, suatu kekuatan yang sedemikian 2006 dan buku-buku lain serta beberapa
rupa sehingga membuat sekelompok orang- jurnal yang tidak penulis sebutkan dalam
orang mau melakukan apa yang tulisan ini. Selanjutnya, dalam menganilis
dikehendakinya. data yang telah terkumpul menggunakan
Berdasarkan beberapa batasan teknik deskriptik analitik, yaitu teknik
tersebut di atas bisa kita garis bawahi analisa data yang menggunakan,
kepemimpinana atau kegiatan memimpin menafsirkan dan mngklasifikasikan dengan
merupakan usaha yang dilakukan oleh membandingkan fenomena-fenomena pada
seseorang dengan segenap kemampuan masalah yang diteliti melalui langkah
yang dimilikinya untuk mempengaruhi, mengumpulkan data, menganalisa data dan
mendorong, mengarahkan, dan menginterpretasi data dengan metode
menggerakkan orang-orang yang berpikir deduktif dan induktif.
dipimpinnya supaya mereka mau bekerja
dengan penuh semangat dan kepercayaan HASIL PENELITIAN DAN
dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. PEMBAHASAN
A. Urgensi Tertanamnya Roh Jihad
METODE PENELITIAN Seorang Pemimpin Pendidikan
Jenis penelitian ini adalah studi Terhadap Suksesnya Pendidikan
kepustakaan (library research), yaitu Agama Islam
penelahaan terhadap buku-buku, karya Roh jihad seorang pemimpin
ilmiah, karya populer, jurnal, buku pendidikan terhadap suksesnya pendidikan
dokumentasi, internet dan literatur lain yang agama Islam sangat diperlukan. Oleh karena
berhubungan dengan tema penelitian. itu pendidikan agama Islam sangat
dibutuhkan bagi umat Islam, agar dapat Sedangkan menurut Quraish Shihab
memahami secara benar ajaran Islam dalam Tafsir al-Mishbah secara umum
sebagai agama yang sempurna (kamil), makna jihad dapat disimpulkan menjadi dua
kesempurnaan ajaran Islam yang dipelajari pemaknaan, yaitu: ;
secara integral (kaffah) diharapkan dapat 1. Jihad bermakna mencurahkan segala
meningkatkan kualitas umat Islam dalam kemampuan atau menanggung
keseluruhan aspek kehidupanya. Agar pengorbanan.
ajaran Islam dapat dipelajari secara efektif Quraish Shihab (2002 : 134-135.)
dan efisien, maka perlu dikembangkan dalam Tafsir al-Mishbah, mengartikan jihad
kurikulum pendidikan agama Islam sesuai dengan makna mencurahkan seluruh
dengan perkembangandan tuntutan zaman. kemampuan atau menanggung pengorbanan
Menurut Aminuddin, dkk (2006 atau yang hampir semakna dengannya
:98) pendidikan agama Islam adalah usaha seperti mencurahkan segala yang
untuk memperkuat iman dan ketakwaan dimilikinya sampai tercapai apa yang
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai diharapkan. Setiap perjuangan selalu
dengan ajaran Islam, bersikap inklusif, membutuhkan pengorbanan. Seseorang
rasional, dan filosofis dalam rangka yang berjuang ingin mendapatkan sesuatu
menghormati orang lain dalam hubungan yang diinginkan, akan mengorbankan
kerukunan dan kerjasama umat beragama di sesuatu yang dimilikinya demi tercapai apa
masyarakat untuk mewujudkan persatuan yang diinginkan. Seseorang yang berjihad
Nasional dituntut untuk mencurahkan kemampuan
Maka untuk mewujudkan baik lahir maupun batin, fisik maupun
tercapainya tujuan pendidikan nasional, mental, jiwa, harta dan raga, mencurahkan
diperlukan pemimpin pendidikan yang di semua kemampuan dan totalitasnya,
dalam menjalankan tugasnya tertanam roh mencurahkan segala kemampuan dan
jihad. Seseorang yang di dalam hatinya totalitas yang dimilikinya, berupa harta
tertanam roh jihad maka seseorang tersebut benda, tenaga dan pikiran, dan lain-lain.
mempunyai semangat (ghirah) yang tinggi Selain dalam beberapa surah di atas Quraish
untuk mencapai kebaikan dengan bekerja Shihab dalam menafsirkan jihad dengan
sepenuh hati dan penuh kesabaran untuk makna mencurahkan segala kemampuan
membela dan mengalahkan musuh dengan atau menanggung pengorbanan.
mengorbankan harta benda, jiwa dan raga. 2. Jihad bermakna bersungguh-sungguh.
Menurut Sutan Mansur (1982 : 9) Quraish Shihab (2002 : 134-135.)
jihad itu harus melalui tiga tahap, yaitu; dalam Tafsir al-Mishbah, mengartikan jihad
1. Adanya roh suci yang menghubungkan dengan makna segala aktivitas yang
makhluk dengan khaliknya. dilakukan dalam rangka meninggikan
2. Roh suci itu menimbulkan tenaga kalimat Allah yang disertai dengan
dinamis aktif yang tahu berbuat sesuai kesungguhan dinamakan berjihad. Apabila
dengan tempat, waktu dan keadaan. kedua aktivitas ini dikerjakan dengan
3. Dimulai dengan ilmul yakin, yang ikhlas untuk mengharap ridha dari Allah
dengan peningkatan iman sampai semata disebut dengan berjihad.
kepada haqqul yakin. B. Macam-Macam Jihad
Dalam pandangan M. Quraish
Shihab, jihad memiliki makna yang
beraneka ragam bentuknya, yaitu; jihad
perlawanan, pengorbanan, dan buahnya.
Jihad perlawanan meliputi jihad melawan
3. Jihad terhadap Hawa Nafsu dan Setan yaitu: berjihad melawan mereka dengan
Menurut penafsiran M. Quraish menggunakan tangan (kekuatan) jika
Shihab QS. al-Nahl ayat 110, QS. al- mampu, dan jika tidak maka
‘Ankabut ayat 69, QS. ali-‘Imran ayat 142, menggunakan lisan atau hati, sesuai
QS. al-Hajj ayat 78, QS. al-Ma’idah ayat dengan kondisi dan maslahat yang
35, bentuk jihad terhadap hawa nafsu dan terbaik bagi Islam dan kaum muslimin.
setan bisa dilakukan dengan cara sebagai d. Jihad melawan orang kafir dan munafik:
berikut; yaitu berjihad melawan mereka dengan
a. Mempertahankan keyakinan serta nilai- menggunakan hati, lisan, harta atau jiwa
nilai ajaran Islam dengan segala daya dan inilah yang dimaksud di sini (perang
yang dimiliki, bersabar dalam melawan orang-orang kafir dan
mengemban tugas-tugas keagamaan, dan munafik).
tabah menghadapi rintangan hingga Berdasarkan penafsiran Al-Qur’an
akhir umurnya. dari Quraish Syihab dan pemikiran para
b. Memikul segala kusulatan dalam tokoh Sutan Mansur, Abdullah Hasan
menjalankan perintah Allah dan Alhadar dan Yusuf Qardhawi maka dapat
menjauhi larangnnya, seperti menjauhi diketahui bahwa hasil penelitian telaah
berfoya-foya dalam kelezatan dunia dan konseptual urgensi tertanamnya roh jihad
selalu berbuat kebajikan. seorang pemimpin terhadap suksesnya
c. Tidak larut dalam kesediahan, tidak juga pendidikan ditemukan bahwa seorang
kehilangan semangat dan melemah, serta pemimpin yang di dalam hatinya tertanam
selalu bersabar dalam menghadapi roh jihad demi suksesnya pendidikan, maka
malapetaka dan cobaan dari Allah Swt. seorang pemimpin itu akan mencurahkan
Mencurahkan seluruh tenaga dan segala kemampuannya secara bersungguh-
kemampuan agar amal-amal kebajikan sungguh dalam melakukan sesuatu secara
seperti shalat, ibadah, dan amal totalitas baik menyangkut nyawa, emosi,
kebajikan lain dapat terlaksanakan tenaga, pikiran dan pengetahuan serta waktu
dengan baik. dan tempat demi suksesnya pendidikan.etis,
d. Mengerahkan semua kemampuan baik berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga
lahir maupun batin untuk menegaskan keharmonisan secara personal dan sosial
nilai-nilai ajaran Allah dan mendekat sera mengembangkan budaya agama dalam
kepada-Nya. komunitas sekolah.
Abdullah Hasan Alhadar (1956 : 76), Seorang pemimpin pendidikan yang
membagi jihad menjadi empat macam, mempunyai roh jihad, mereka bisa melawan
yaitu; hawa nafsu (jihad an-nafs): yaitu berjihad
a. Jihad melawan jiwa dan hawa nafsu melawan hawa nafsu untuk belajar agama,
(jihad an-nafs): yaitu berjihad melawan mengamalkan, berdakwah terhadapnya dan
hawa nafsu untuk belajar agama, bersabar terhadap cobaan yang dihadapinya,
mengamalkan, berdakwah terhadapnya mampu melawan setan (jihad asy-syaitan):
dan bersabar terhadap cobaan yang yaitu berjihad untuk melawan apa yang
dihadapinya. disebarkan oleh syetan berupa keraguan dan
b. Jihad melawan setan (jihad asy-syaitan): syahwat kepada seorang hamba, mampu
yaitu berjihad untuk melawan apa yang melawan orang-orang yang dzalim dan
disebarkan oleh syetan berupa keraguan pelaku bid'ah dan kemungkaran, yaitu:
dan syahwat kepada seorang hamba. berjihad melawan mereka dengan
c. Jihad melawan orang-orang yang dzalim menggunakan tangan (kekuatan) jika
dan pelaku bid'ah dan kemungkaran, mampu, dan jika tidak maka menggunakan
lisan atau hati, sesuai dengan kondisi dan yang hendak ditempuh sekolah menuju
maslahat yang terbaik bagi Islam dan kaum tujuannya.sekolah yang efektif , bermutu,
muslimin serta mampu melawan orang kafir dan favorit tidak lepas dari peran kepala
dan munafik: yaitu berjihad melawan sekolahnya. Maka ia harus mampu
mereka dengan menggunakan hati, lisan, membawa lembaganya kearah tercapainya
harta atau jiwa dan inilah yang dimaksud di tujuan yang telah ditetapkan,ia harus
sini (perang melawan orang-orang kafir dan mampu melihat adanya perubahan serta
munafik). mampu melihat masa depan dalam
Hal ini menunjukkan bahwa sukses kehidupan global yang lebih baik.
dan tidaknya pendidikan terutama Kepala sekolah harus bertanggung jawab
Pendidikan Agama Islam adalah sangat atas kelancaran dan keberhasilan semua
dipengaruhi oleh tertanamnya roh jihad urusan pengaturan dan pengelolaan sekolah
pemimpinnya di dalam menahkodai secara formal kepada atasannya atau secara
jalannya proses pendidikan. Pemimpin informal kepada masyarakat yang telah
pendidikan yang di dalam hatinya tidak menitipkan anak didiknya.
tertanam roh jihad maka mustahil Menurut Blimberg (1987 : 78)
kepemimpinannya akan berhasil karena kualitas dan kompetensi kepala sekolah
mereka akan memandang tugas yang secara umum setidaknya mengacu kepada
mereka pikul dengan pandangan dunia dan empat hal pokok,yaitu : (a) sifat dan
materi bahkan pristise dan kebanggaan. ketrampilan kepemimpinan ; (b)
C. Pengaruh Pemimpin Pendidikan kemampuan pemecahan masalah; (c)
Terhadap Suksesnya Pendidikan Agama ketrampilan social;dan (d) pengetahuan dan
Islam. kompetensi professional.
Menurut Fattah Syukur (2011 : 18) Pemimpin yang di dalam hatinya
kepemimpinan adalah sikap dan perilaku terhadap roh jihad, maka akan menerapkan
untuk mempengaruhi para bawahan agar model kepemimpinan spiritual. Model
mereka mampu bekerja sama sehingga kepemimpinan spiritual (spiritual
dapat bekerja secara lebih efisien dan leadership) merupakan konsep yang penulis
efektif untuk mencapai angka produktivitas temukan berdasarkan hasil penelitian
kerja sesuai dengan yang telah ditetapkan. tentang model kepemimpinan yang tepat
Secara singkat dapat dikatakan bahwa untuk pembaharuan pendidikan Islam.
kepemimpinan adalah sifat yang harus Kepemimpinan spiritual adalah
dimiliki oleh perencana, pengorganisasi, model kepemimpinan yang lebih
pengarah, pemotivasi, dan pengendali untuk mengedepankan nilai-nilai ruhani atau
mempengaruhi orang-orang dan mekanisme spiritualitas untuk mempengaruhi,
kerja guna mencapai tujuan yang telah mengilhami, mencerahkan dan
ditetapkan. memberdayakan orang-orang yang
Menurut Mulyasa (2004 : 24) salah dipimpin. Kata spirit dalam istilah
satu bentuk kepemimpinan dalam lembaga kepemimpinan spiritual berarti yang ruhani
pendidikan Islam adalah kepala sekolah. (yang abadi). Dalam kehidupan ini yang
Kepala sekolah merupakan salah satu abadi hanyalah Allah. Karena itu
komponen pendidikan yang paling berperan kepemimpinan spiritual adalah model
dalam menentukan keberhasilan suatu kepemimpinan yang meniru atau
lembaga pendidikan. Kegagalan dan mencontoh kepemimpinan Tuhan, terutama
keberhasilan sekolah banyak ditentukan lewat sifat-sifat robbaninya. Dalam
oleh kepala sekolah.karena mereka perspektif Islam, dimensi spiritualitas
merupakan pengendali dan penentu arah senantiasa berkaitan secara langsung
dengan realitas Ilahi, Tuhan Yang Maha melawan orang-orang yang dzalim dan
Esa (tauhid). Spiritualitas bukan sesuatu pelaku bid'ah dan kemungkaran, yaitu:
yang asing bagi manusia, karena merupakan berjihad melawan mereka dengan
inti kemanusiaan itu sendiri. menggunakan tangan (kekuatan) jika
Hal ini menunjukkan bahwa mampu, dan jika tidak maka menggunakan
pemimpin pendidikan yang menerapkan lisan atau hati, sesuai dengan kondisi dan
kepemimpinan spiritual maka akan menjadi maslahat yang terbaik bagi Islam dan kaum
pemimpin yang ideal karena pemimpin muslimin serta mampu melawan orang kafir
tersebut akan memiliki talenta dan munafik: yaitu berjihad melawan
kepemimpinan yang kuat, bertanggung mereka dengan menggunakan hati, lisan,
jawab dan berjiwa semangat jihad yang harta atau jiwa dan inilah yang dimaksud di
besar dalam melaksanakan tugas-tugas sini (perang melawan orang-orang kafir dan
kepemimpinannya, serta tetap menjaga munafik).
akhlak mulia pada kepribadian dirinya Hal ini menunjukkan bahwa sukses
sendiri karena kepemimpinan spiritual dan tidaknya pendidikan terutama
adalah model kepemimpinan yang meniru Pendidikan Agama Islam adalah sangat
atau mencontoh kepemimpinan Tuhan, dipengaruhi oleh tertanamnya roh jihad
terutama lewat sifat-sifat robbaninya. pemimpinnya di dalam menahkodai
jalannya proses pendidikan. Pemimpin
SIMPULAN DAN SARAN pendidikan yang di dalam hatinya tidak
A. Simpulan tertanam roh jihad maka mustahil
Hasil penelitian tentang telaah kepemimpinannya akan berhasil karena
konseptual urgensi tertanamnya roh jihad mereka akan memandang tugas yang
seorang pemimpin terhadap suksesnya mereka pikul dengan pandangan dunia dan
pendidikan ditemukan bahwa seorang materi bahkan pristise dan kebanggaan.
pemimpin yang di dalam hatinya tertanam Demikian pula pemimpin
roh jihad demi suksesnya pendidikan, maka pendidikan yang menerapkan
seorang pemimpin itu akan mencurahkan kepemimpinan spiritual maka akan menjadi
segala kemampuannya secara bersungguh- pemimpin yang ideal karena pemimpin
sungguh dalam melakukan sesuatu secara tersebut akan memiliki talenta
totalitas baik menyangkut nyawa, emosi, kepemimpinan yang kuat, bertanggung
tenaga, pikiran dan pengetahuan serta waktu jawab dan berjiwa semangat jihad yang
dan tempat demi suksesnya pendidikan, besar dalam melaksanakan tugas-tugas
disiplin, toleransi (tasamuh), menjaga kepemimpinannya, serta tetap menjaga
keharmonisan secara personal dan sosial akhlak mulia pada kepribadian dirinya
sera mengembangkan budaya agama dalam sendiri karena kepemimpinan spiritual
komunitas sekolah. adalah model kepemimpinan yang meniru
Seorang pemimpin pendidikan yang atau mencontoh kepemimpinan Tuhan,
mempunyai roh jihad, mereka bisa melawan terutama lewat sifat-sifat robbaninya.
hawa nafsu (jihad an-nafs): yaitu berjihad B. Saran
melawan hawa nafsu untuk belajar agama, Hasil penelitian ini diharapkan
mengamalkan, berdakwah terhadapnya dan dapat memberikan manfaat terutama kepada
bersabar terhadap cobaan yang dihadapinya, penulis sendiri dan menjadi bahan masukan
mampu melawan setan (jihad asy-syaitan): dan rujukan bagi pembaca untuk menambah
yaitu berjihad untuk melawan apa yang wawasan keilmuan terutama dalam
disebarkan oleh syetan berupa keraguan dan khasanah ilmu pendidikan umum maupun
syahwat kepada seorang hamba, mampu ilmu Pendidikan Agama Islam.