Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIKUM DISTRIBUSI DAN PROTEKSI TENAGA LISTRIK

“PROTEKSI OVERCURRENT”

DI SUSUN OLEH :

ERHIL ABRIANSYAH AZIS


421 21 249
4D RPL D4 TEKNIK LISTRIK

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
MAKASSAR
2022
PROTEKSI OVERCURRENT

I. Tujuan Percobaan
1. Memahami prinsip kerja overcurrent relay
2. Mengetahui karakteristik kerja overcurrent relay
3. Menjelaskan perbedaan karakterisktik overcurrent relay berdasarkan
ANSI/IEEE dan IEC.
4. Mampu menggambar kurva karakteristik overcurrent relay

II. Teori Dasar

Over current relay atau relai arus lebih bekerja ketika ada hubung singkat

yang berdampak pada kenaikan arus, oleh karena itu disebut relai arus lebih. Relai

arus lebih yang ada sekarang memiliki 2 kemampuan yaitu sebagai relai arus lebih

(Over Current Relay, OCR) dan relai gangguan tanah (Ground Fault Relay, GFR).

Relai arus lebih dapat dikoordinasikan dengan relai lain atau dengan GFR dengan

memberikan tunda waktu yang sebenarnya merupakan inti dari setelan relai selain

juga perhitungan setelan arus.

Prinsip kerja over current relay adalah berdasarkan adanya arus lebih yang

dirasakan relai, baik disebabkan adanya gangguan hubung singkat atau overload

(beban lebih) untuk kemudian memberikan perintah trip ke PMT sesuai dengan

karakteristik waktunya.

Keuntungan dari penggunaan proteksi rele arus lebih ini antara lain :

 Sederhana dan murah

 Mudah penyetelannya

 Dapat berfungsi sebagai pengaman utama dan cadangan


 Mengamankan gangguan hubung singkat antar fasa, satu fasa ke tanah, dan

dalam beberapa hal digunakan untuk proteksi beban lebih (overload).

 Pengaman utama pada jaringan distribusi dan substransmisi

 Pengaman cadangan untuk generator, trafo, dan saluran transmisi.

Berdasarkan karakteristik dari waktu kerjanya rele arus lebih dapat dibedakan menjadi :

1. Rele Arus Lebih Sesaat/ Momen (instantaneous overcurrent relay) Relay ini akan

memberikan perintah pada PMT pada saat terjadi gangguan bila besar arus gangguannya

melampaui penyetelannya (Im), dan jangka waktu kerja relai mulai pik up samapai kerja

relai sangat singkat tanpa penundaan waktu ( 20 – 60 mdet).

2. Rele Arus Lebih Dengan Waktu Tunda (time delay overcurrent)

a. Rele Arus Lebih dengan Waktu Tertentu ( definite time) Relay ini akan memberikan

perintah pada PMT pada saat terjadi gangguan bila besar arus gangguannya melampaui

penyetelannya ( ), dan jangka waktu kerja relai mulai pik up sampai kerja relai

diperpanjang dengan waktu tertentu tidak tergantung besarnya arus.


b. Rele Arus Lebih dengan Waktu Terbalik (inverse time overcurrent relay) Relay ini

akan memberikan perintah pada PMT pada saat terjadi gangguan bila besar arus

gangguannya melampaui penyetelannya ( ), dan jangka waktu kerja relai mulai pik up

sampai kerja relay waktunya diperpanjang berbanding terbalik dengan besarnya arus.

Pada jenis ini karakteristik kecuraman waktu arus dapat beragam dan berdasarkan standar

BS 142 th dikelompokan menjadi :

 Normal inverse

 Very inverse

 Long inverse

 Definite time

III. Alat dan Bahan


Modul Terco
Kabel Secukupnya
IV. Prosedur Percobaan
Percobaan Three phase non-directional overcurrent protection (PHLPTOC1 / 3I
> / 51P-1)
1. Buatlah rangkaian percobaan pada Modul TERCO seperti gambar 3 –
gambar 7. Model transmisi dapat dipilih salah satu dari model yang ada
pada modul.
2. Pilih fungsi Three phase non-directional overcurrent protection
(PHLPTOC1 / 3I > / 51P-1) pada REF 615.
3. Atur parameter dari relay PHLPTOC1 seperti gambar 8 – gambar 9.
4. Pilih jenis Kurva IEC Standard Inverse dengan nilai set pick up value (Ip)
= 0.1 In serta nilai set time multiplier (D) = 1
5. Naikkan beban resistansi pada modul sampai melewati arus setting (I p)
dari relay PHLPTOC1.
6. Setelah didapatkan nilai arus yang melebih setting relay PHLPTOC1,
aktifkan relay PHLPTOC1 dengan beban resistansi pada modul tidak
diubah.
7. Meng-OFF-kan CB3 atau CB4 pada modul.
8. Catat waktu kerja relay dengan meng-ON-kan CB3 atau CB4 secara
bersamaan dengan stopwatch untuk menentukan waktu kerja relay
(tripping time (t)) sampai relay REF615 trip atau CB3/CB4 bekerja
(Lampu indikator CB menyala).
9. Catat nilai setting relay, arus yang melebihi arus setting serta waktu kerja
relay untuk karakteristik Kurva IEC Standard Inverse seperti tabel 1.
10. Ulangi langkah No 8 untuk berbagai arus beban dengan nilai set pick up
value (Ip) = 0.1 In serta nilai set time multiplier (D) = 1 yang sama.
11. Ulangi langkah 4 – langkah 10 dengan memilih Kurva IEC Very Inverse
kemudian tulis hasil pengamatan pada Tabel-1
12. Ulangi langkah 4 – langkah 10 dengan memilih Kurva IEC Extremely
inverse kemudian tulis hasil pengamatan pada Tabel-1
13. Ulangi langkah 4 – langkah 10 dengan memilih Kurva IEC definite time
kemudian tulis hasil pengamatan pada Tabel-1
14. Off-kan modul peralatan sesuai prosedur standard modul TERCO.
V. Rangkaian Percobaan
Untuk modul pembangkit

Jumper karena tidak digunakan

Jumper karena tidak digunakan

Gambar 3. Rangkaian penghubung pembangkit – transfer block


ke transmisi/distribusi – beban
Hubungkan feeder outgoing ke salah satu
model transmisi/ distribusi baik secara
langsung ataupun melalui transfer block.

Gambar 4. Rangkaian penghubung pembangkit – transfer block


ke transmisi/distribusi dan beban
Menghubungkan outgoing feeder
ke modul transmisi (baik secara
langsung maupun melalui transfer
block)

Gambar 5. Modul Transmisi/ distribusi


Gambar 6. Rangkaian hubungan saluran transmisi ke beban.

Gambar 7. Parameter relay PHLPTOC1


Gambar 8. Parameter relay PHLPTOC1

VI. Hasil Percobaan

Tabel 1. Data pengamatan Standar Inverse


IEC Standar Beban

Inverse 1R 1L 2L 3L

TMD=1

Isetting 0,20 0,20 0,20 0,20

Ibeban 0,237 0,31 0,597 0,911

Toperasi 34,48 12,5 5,98 4,39

TMD =2

Toperasi 69,16 25,1 11,99 8,78


Table 2. Data pengamatan Very Inverse
Beban
IEC Standar Inverse
1R 1L 2L 3L

TMD=1

Isetting 0,20 0,20 0,20 0,20

Ibeban 0,237 0,314 0,59 0,911

Toperasi 60,29 18,10 6,20 3,55

TMD=2

Toperasi 119,9 36,39 12,4 7,11

3 4

Table 3. Data pengamatan Defenite time


IEC Standar Beban

Inverse 1R 1L 2L 3L

TMD=1

Isetting 0,20 0,20 0,20 0,20

Ibeban 0,237 0,31 0,597 0,911

Toperasi 0,484 0,48 0,484 0,484

TMD=2

Toperasi 0,484 0,48 0,484 0,484


4

Anda mungkin juga menyukai