Anda di halaman 1dari 10

PAPER

HAKIKAT, IDENTIFIKASI, PEMILIHAN, DAN PERUMUSAN MASALAH


PENELITIAN

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Penelitian Pendidikan SD


Dosen Pengampu : Prof. Dr. H. M. Sulthon Masyhud, M.Pd. dan
Ridho Alfarisi, S.Pd., M.Si.

Disusun oleh kelompok 1 :

Salsabila Urfani 210210204068

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2023
LATAR BELAKANG
Kegiatan penelitian saat ini menjadi suatu kebutuhan yang universal. Salah satunya
yaitu penunjang bagi mahasiswa penempuh skirpsi yang merupakan syarat wajib bagi
penentuan kelulusan sarjana. Pengertian penelitian sendiri merupakan suatu kegiatan dalam
upaya menemukan kebenaran secara ilmiah. Arti dari ilmiah yaitu yang berupa fakta yang
dilandari oleh teori-teori sebagai landasan penulisan karya ilmiah. Untuk menuliskan suatu
karya ilmiah yang benar tentu dilandasi dengan langkah-langkah yang terstruktur.

Dalam penulisan karya ilmiah, tentu saja bagi penulis butuh yang namanya mencari
permasalahan agar suatu masalah tersebut dapat diteliti dan cari fakta dibalik sebuah
permasalahan yang dipilih. Untuk mencari sebuah permasalahan yang akan diteliti sampai
dengan merumuskan masalah penelitian, tentu penulis perlu mengetahui terlebih dahulu apa
itu hakikat permasalahan penelitian, identifikasi masalah penelitian, pemilihan masalah
penelitian, dan juga perumusan masalah penelitian. Oleh karena itu makalah ini dibuat
dengan tujuan untuk pembaca atau calon penulis karya ilmiah agar mampu memahami lebih
dalam mengenai langkah awal dalam merumuskan suatu permasalahan yang adan diteliti.

PEMBAHASAN

A. Hakekat Masalah Penelitian


Masalah penelitian merupakan titik tolak dari kegiatan penelitian secara keseluruhan.
Artinya kegiatan penelitian dapat dilaksanakan apabila ada masalah yang harus
dipecahkannya. Masalah penelitian dengan demikian merupakan pedoman bagi seorang
peneliti dalam melakukan kegiatan penelitian selanjutnya. Masalah penelitian memiliki nilai
yang strategis dalam kegiatan penelitian, oleh karena itu kejelasan masalah penelitian tersebut
sangat diperlukan sebelum dilakukan kegiatan penelitian berikutnya. Apabila masalah kurang
jelas dan kurang operasional, maka langkah kegiatan penelitian berikutnya akan menjadi
kacau dan membingungkan.

Sering kali seorang peneliti terjebak pada pemilihan judul penelitian sebelum
melakukan kegiatan penelitian, yang padahal judul diperoleh ketika hasil perumusan kembali
masalah penelitian. Penentuan judul penelitian tersebut bukanlah langkah utama dalam
kegiatan penelitian, dan bahkan bisa saja penelitian telah selesai dilakukan, akan tetapi
judulnya belum dirumuskan,. Hal ini terjadi sebab judul memang bukan merupakan langkah
yang esensial dalam penelitian. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, maka seorang
peneliti harus memahami hakekat masalah penelitian dengan baik terlebih dahulu sebelum
melakukan kegiatan penelitian.

Secara umum masalah penelitian dapat diartikan sebagai pertanyaan yang mengkondisi
timbulnya pembicaraan, upaya penemuan, pengambilan keputusan maupun penarikan
kesimpulan. Di dalam penelitian, masalah dianggap ada apabila ada kesenjangan antara apa
yang seharusnya dan apa yang ada dalam kenyataan, ada perbedaan antara apa yang
diperlukan dengan apa yang tersedia, ada perbedaan antara apa yang menjadi harapan dengan
kenyataan. Perbedaan-perbedaan itulah yang merangsang timbulnya pembicaraan dan
menjadi titik perhatian penelitian untuk dipecahkan.

Masalah penelitian tersebut pada umumnya bersumber dari pengetahuan, pengalaman


atau hasil pengamatan langsung seseorang terhadap suatu gejala tertentu. Dari hasil
pengamatan tersebut seseorang melihat adanya kesenjangan antara yang seharusnya ada
dengan kenyataan yang dilihatnya, sehingga terdorong untuk memecahkannya. Suatu
masalah dapat pula diperoleh dari hasil membaca, baik membaca literatur, journal, maupun
mass media. Dari membaca tersebut banyak diperoleh informasi tentang berbagai hal, baik
mengenai konsep- konsep, maupun fakta-fakta dan bahkan ide-ide serta tanggapan-tanggapan
dari para ahli tentang suatu kejadian atau suatu keadaan tertentu. Dengan informasi yang
diperoleh tersebut, seseorang dapat melihat adanya kesenjangan yang muncul antara yang
seharusnya ada dengan kenyataan yang sebenamya Di samping itu, masalah penelitian juga
dapat diperoleh dengan jalan ditunjukkan oleh orang lain yang lebih memahami atau lebih
ahli dalam suatu bidang tertentu.

Dengan demikian, suatu hal yang perlu diperhatikan yaitu bahwa dari manapun sumber
masalah penelitian tersebut diperoleh, masalah penelitian yang baik haruslah memenuhi
beberapa ciri-ciri umum sebagai berikut:

a. Masalah penelitian harus menceriminkan kebutuhan riil yang dirasakan;


b. Masalah penelitian bukan merupakan suatu dugaan atau anggapan, akan tetapi
didasarkan atas fakta atau kenyataan;
c. Masalah penelitian harus dibatasi dan dirumuskan secara spesifik agar dapat
memberikan arah penelitian yang jelas dan tidak membingungkan peneliti;
d. Masalah penelitian harus relevan dengan bidang keahlian dan minat serta dapat
dikuasai; dan
e. Masalah penelitian harus bersifat ilmiah, artinya memiliki pijakan teori sebagai
dasar dalam penggalian suatu masalah. Ini juga disebabkan bahwa hakikat
penelitian adalah pemecahan masalah secara ilmiah.

B. Identifikasi Masalah Penelitian


Identifikasi masalah merupakan bagian yang amat menentukan dalam suatu penelitian,
sebab jelas tidaknya masalah penelitian yang akan dipecahkan nantinya sangat bergantung
pada hasil identifikasi masalah tersebut. Jika hasil identifikasi masalah ini berhasil dengan
baik, teliti, maka pembatasan dan rumusan masalah penelitiannya juga akan baik dan
operasional, sehingga mudah dipecahkan. Akan tetapi bila hasil identifikasi masalah ini
kurang baik, maka akan menghasilkan pembatasan dan rumusan masalah yang kurang jelas
pula, sehingga pemecahannya juga sulit

Identifikasi masalah ini perlu dilakukan, karena penelitian biasanya dibatasi oleh waktu
dan dana, sehingga peneliti perlu melakukan identifikasi dan membatasi masalah penelitian
pada fokus tertentu saja yang menurut pertimbangan peneliti sangat penting, khususnya dari
segi pertimbangan kemanfaatannya, kemampuannya, serta dana dan waktu yang tersedia.
Seperti dikemukakan pada bagian sebelumnya, bahwa masalah penelitian bukanlah
merupakan suatu yang berdiri sendiri, melainkan terkait dengan sistem yang lebih besar. Oleh
karena itu dalam melakukan identifikasi masalah ini, peneliti dianjurkan untuk menggunakan
analisis sistem. Dengan menggunakan analisis sistem tersebut, masalah penelitian yang masih
umum dapat dipilah-pilah menjadi beberapa sub sistem dan indikator-indikator yang lebih
spesifik, sehingga memudahkan bagi peneliti untuk memilih dan menentukan masalah
penelitian yang dikehendaki.

C. Pemilihan Masalah Penelitian


Langkah selanjutnya setelah identifikasi masalah adalah pemilihan masalah penelitian.
Hasil identifikasi masalah yang dilakukan pada langkah sebelumnya hanya memberikan
gambaran tentang bermacam-macam masalah dalam suatu kerangka sistem tertentu. Dari
hasil identifikasi tersebut, peneliti dituntut untuk dapat memilih dan menentukan masalah
penelitian berdasarkan kreteria tertentu. Peneliti dituntut untuk memilih masalah penelitian
yang benar-benar sesuai dengan kemampuan, minat, serta dana dan waktu yang tersedia.
Sekalipun demikian peneliti juga tidak boleh mengabaikan aspek kemanfaatan dari penelitian
yang akan dilakukan.
Ada beberapa kreteria yang perlu diperhatikan oleh peneliti dalam memilih masalah
penelitian. Tuckman (1978), dalam tulisannya yang berjudul Conducting Educational
Research, mengemukakan, bahwa ada 5 kreteria pokok dalam pemilihan masalah penelitian.
Kelima kreteria tersebut adalah sebagai berikut:

a. Worktability, yaitu kemungkinan masalah yang dipilih tersebut untuk ditangani,


untuk diselesaikan, baik ditinjau dari kemampuan, dana yang tersedia, waktu
yang dimiliki, jangkauan sumber pemerolehan data, maupun kemungkinan
analisisnya.
b. Critical mass, yakni pertimbangan yang berkaitan dengan kepentingan, bidang
cakupan, serta kelayakan untuk diangkat sebagai bahan penelitian.
c. Interest, yakni masalah yang dipilih sesuai dengan minat peneliti dan latar
belakang kemampuan akademis yang dimiliki peneliti.
d. Theoritical values, yaitu bahwa masalah yang dipilih sebaiknya memberikan
kontribusi terhadap ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang yang dikaji.
e. Practical values, yaitu bahwa masalah yang dipilih selain memberikan
kontribusi terhadap kepustakaan dan tidak bersifat mengulang (duplikasi), juga
hendaknya memiliki nilai praktis dalam bidang kependidikan, maupun para
praktisi pada umumnya.

Kreteria yang dikemukakan oleh Tuckman tersebut dapat dikategorikan menjadi dua
macam kreteria, yaitu: 1) kreteria internal, dan 2) kreteria eksternal. Kreteria intemal
merupakan kreteria yang berkaitan dengan diri peneliti sendiri; sedangkan kreteria eksternal
merupakan kreteria yang berkaitan dengan kondisi di luar diri peneliti Termasuk ke dalam
kategori kreteria intemal dalam pemilihan masalah penelitian antara lain adalah sebagai
berikut:

a. Masalah penelitian harus sesuat dengan kemampuan peneliti. Dalam memilih


masalah, peneliti harus mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki, apakah
peneliti memiliki kemampuan yang cukup atau tidak untuk memecahkan masalah
yang telah dipilih. Meneliti suatu masalah bukanlah pekerjaan yang mudah.
Sehingga untuk dapat menyelesaikan penelitian dengan baik, seorang peneliti harus
menguasai teori yang melatar belakangi masalah penelitiannya dan menguasai
metodologi penelitian untuk pemecahannya.
b. Masalah penelitian harus sesuai dengan minat peneliti. Kegiatan penelitian
merupakan pekerjaan yang membutuhkan ketekunan dan ketelitian, serta
menjemukan. Kegiatan ini harus benar-benar diminati. Apabila masalah penelitian
yang dipilih tidak sesuai dengan minat, maka peneliti tidak akan bergairah dalam
melaksanakannya, dan jika hal ini dipaksakan, maka hasilnya juga akan kurang
memuaskan. Bahkan kemungkinan besar penelitian juga dapat mengalami
kegagalan Namun bila peneliti memiliki minat yang tinggi terhadap masalah yang
dipilih, maka peneliti akan menunjukkan kegairahan yang tinggi, tekun dan tidak
gampang putus asa apabila menjumpai kesulitan. Dengan demikian hasilnya juga
akan baik dan memuaskan.
c. Masalah penelitian yang dipilih harus sesuai dengan waktu yang tersedia. Ada
masalah penelitian yang memerlukan waktu yang cukup lama untuk pemecahannya,
namun sebaliknya ada juga masalah penelitian yang membutuhkan waktu tidak
terlalu lama untuk pemecahannya. Untuk itu, peneliti harus benar-benar jeli dalam
memilih masalah penelitian, sesuai dengan waktu yang peneliti miliki. Bila tidak
jeli, maka peneliti dapat terjebak pada masalah yang serius, peneliti dapat gagal
menyelesaikan penelitiannya karena kehabisan waktu.
d. Masalah penelitian yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan tenaga yang
dimiliki. Pekerjaan penelitian membutuhkan kemampuan pisik yang cukup kuat,
mulai dari merencanakan, menyusun dan mengembangkan instrumen,
mengumpulkan dan menganalisis data, serta menyusun laporannya. Oleh karena itu
masalah yang dipilih harus disesuaikan dengan kemampuan tenaga tersebut, agar
penelitian yang dilakukan dapat diselesaikan dengan baik pula.
e. Masalah penelitian yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan dana yang
dimiliki. Pekerjaan meneliti membutuhkan dana yang cukup memadai. Apabila
masalah yang dipecahkan besar, maka akan memerlukan dana yang cukup besar
pula, namun apabila masalah yang akan dipecahkan sederhan maka jumlah biaya
yang diperlukan juga tidak terlalu besar. Oleh karena itu dalam memilih masalah
peneliti harus mengukur kemampuan dana yang dimiliki.
Sedangkan yang termasuk ke dalam kategori faktor eksternal dalam pemilihan masalah
penelitian adalah sebagai berikut:
a. Tersedianya faktor pendukung. Yang dimaksudkan dengan faktor pendukung di
sini antara lain adalah:
1) Tersedianya data, sehingga pertanyaan atau masalah penelitian dapat dijawab.
Ada beberapa masalah yang cukup menarik untuk dijawab, akan tetapi data
pendukung untuk menjawab pertanyaan tersebut tidak dapat diperoleh,
sehingga pertanyaan tersebut tidak dapat terjawab secara ilmiah.
2) Ada ijin dari pihak yang berwenang. Banyak hal menarik untuk diteliti, namun
kadang kala peneliti dibatasi oleh peraturan tertentu sehingga tidak
memungkinkan untuk melakukan penelitiaan.
b. Hasil penelitian yang akan dilakukan bermanfaat. Dalam pemilihan masalah
penelitian amat perlu untuk dipertimbangkan aspek kemanfaatan hasil penelitian
yang dilakukan. Penelitian adalah pekerjaan yang rumit dan menguras tenaga,
waktu serta biaya; oleh karena itu bila hasilnya tidak bermanfaat, maka kegiatan
yang dilakukan tersebut adalah sia-sia. Kemanfaatan tersebut umumnya dikaitkan
dengan kontribusinya terhadap perkembangan teori ilmu pengetahuan, dan
kemanfaatan praktis dalam kehidupan di masyarakat.

D. Perumusan Masalah Penelitian


Setelah peneliti berhasil mengidentifikasi, memilih dan menetapkan masalah penelitian
yang akan dilaksanakan, maka langkah berikutnya adalah dilakukan perumusan masalah
penelitian. Tujuan perumusan masalah ini adalah untuk memperjelas dan mempertegas
masalah penelitian, sehingga arah penelitian menjadi jelas dan tidak menimbulkan kerancuan
dalam pelaksanaan penelitian. Dengan perkataan lain, rumusan masalah merupakan upaya
mengoperasionalkan masalah penelitian supaya mudah pemecahannya.

Sebelum melakukan perumusan masalah, seorang peneliti harus dapat mendeskripsikan


latar belakang masalah penelitian secara jelas, baik latar belakang yang bersifat teoritis,
dalam arti dukungan-dukungan teori terhadap masalah yang akan dikaji, maupun latar
belakang emprik yang digali dari data-data atau bukti-bukti empirik yang yang ada.
Berdasarkan pada latar belakang masalah penelitian yang dideskripsikan itulah, kemudian
seorang peneliti dapat merumuskan masalah penelitiannya dengan jelas.

Agar rumusan masalah yang dibuat peneliti bisa baik dan jelas, maka peneliti perlu
memperhatikan ciri-ciri rumusan yang baik. Rumusan masalah penelitian tersebut dapat
dianggap baik apabila mengandung ciri-ciri sebagai berikut:

a. Rumusan masalah penelitian hendaknya diredaksikan dalam bentuk kalimat bertanya


yang padat dan jelas,
b. Pertanyaan yang dirumuskan tersebut harus menunjukkan keterkaitan (tipe
hubungan) antar dua buah variabel atau lebih yang termasuk dalam penelitian,
kecuali untuk penelitian deskriptif yang hanya mengkaji satu variabel saja.
c. Masalah penelitian hendaknya dirumuskan secara operasional, jelas dan spesifik,
sehingga tidak mendua artikan.
d. Rumusan masalah penelitian hendaknya menunjukkan spesifikasi populasinya,
dimana hasil penelitian akan digeneralisasikan.
e. Rumusan masalah hendaknya memiliki nilai ilmiah, dalam pengertian bahwa
rumusan masalah tersebut harus dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

Beberapa contoh rumusan masalah penelitian berdasarkan kreteria di atas adalah


sebagai berikut:

 Contoh rumusan masalah penelitian untuk penelitian eksperimental:


1. Apakah Balikan Hasil Belajar berpengaruh Terhadap Prestasi Belajar IPA Pada
Siswa Kelas V SDN Patrang 1 Jember?
2. Apakah Penerapan PAIKEM dalam Pembelajaran IPA Berpengaruh Terhadap
Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN Patrang 1 Jember?
3. Adakah Pengaruh Pemberian Tugas Merangkum Terhadap Hasil Belajar
Matapelajaran IPS Pada Siswa Kelas V SDN Patrang 1 Jember?.
 Contoh rumusan masalah penelitian untuk penelitian korelasional:
1. Adakah Hubungan Antara IQ Dengan Prestasi Belajar Matematika Pada Siswa
Kelas V SDN Patrang 1 Jember?.
2. Apakah Ada Hubungan Antara Prestasi Belajar Matematika dengan IPA Pada
Siswa Kelas V SDN Patrang 1 Jember?
3. Apakah terdapat Hubungan yang Signifikan Antara Kebiasaan Belajar dengan
Prestasi Belajar Pada Mahasiswa Program SI PGSD FKIP Universitas Jember?
 Contoh rumusan masalah penelitian untuk penelitian deskriptif
1. Bagaimanakah Kualitas Penerapan Scientific Learning Oleh Guru SD Negeri Di
Wilayah Kabupaten Jember?
2. Masalah-masalah Apakah Yang Dihadapi Siswa Kelas II SDN Patrang ! Jember
Dalam Penyelesaian Soal Ceritera?
3. Bagaimanakah Relevansi Buku Paket Bahasa Indonesia Kelas II SD Terbitan
"Bintang Tujuh Terhadap Tuntutan Kompetensi Dalam KTSP
 Contoh rumusan masalah penelitian tindakan kelas (PTK)
1. Apakah Penggunaan Media Gambar Seri Dapat meningkatkan Kemampuan
Menyusun Kalimat Pendek Pada Siswa Kelas 1 SDN Patrang 1 Jember?
2. Apakah Penggunaan Media "Card Game" Dapat Meningkatkan Motivasi dan
Hasil Belajar Matematika Pada Siswa Kelas 1 SDN Patrang 1 Jember?
3. Apakah Penerapan Tutorial Sebaya Dapat Meningkatkan Hasil Belajar
Matematika Topik Pembagian Dengan "Poro Gapit" Pada Siswa Kelas III SDN
Patrang 1 Jember?

KESIMPULAN
Masalah penelitian merupakan titik tolak dari kegiatan penelitian secara keseluruhan.
Masalah penelitian berbeda dalam kegiatan penelitian selanjutnya, dan harus memiliki
strategis dalam kegiatan penelitian. Masalah penelitian memiliki nilai strategis dalam
kegiatan penelitian, dan if masalah kurang jelas dan kurang operasional, maka langkah
kegiatan penelitian berikutnya akan menjadi kacau dan membingungkan.
Secara umum masalah penelitian dapat diartikan sebagai pertanyaan yang mengkondisi
timbulnya pembicaraan, upaya penemuan, pengambilan keputusan, dan penarikan
kesimpulan. Masalah dianggap adalah kesenjangan antara das Sollen dan das Sein, perbedaan
antara what yang seharusnya ada dengan kenyataan yang dilihatnya, dan perbedaan antara
what diperlukan dengan apa yang tersedia, dan perbedaan antara what menjadi harapan
dengan kenyataan.
Masalah penelitian tersebut pada umum bersumber dari pengetahuan /pengalaman atau
hasil pengamatan langsung seseorang terhadap suatu gejala tertentu. Masalah penelitian juga
dapat diperoleh dari hasil membaca, baik membaca literatur, journal, maupun mass media.
Dari membaca tersebut banyak diperoleh informasi tentang berbagai hal, baik mengenai
konsep, maupun fakta atau ide-ide serta tanggapan-tanggapan dari para ahli tentang suatu
kejadian atau keadaan tertentu.
Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, telah dapat diperoleh gambaran yang
jelas tentang hakekat masalah penelitian. Namun, hal yang perlu diperlukan adalah, masalah
penelitian yang baik harus memenuhi beberapa ciri-ciri umum sebagai berikut: a. Masalah
penelitian harus menceriminkan kebutuhan riil; b. Masalah penelitian bukan merupakan
dugaan atau anggapan; c. Masalah penelitian harus dibatasi dan dirumuskan secara spesifik
agar dapat memberikan arah penelitian yang jelas dan tidak membingungkan peneliti; d.
Masalah penelitian harus relevan dengan bidang keahlian dan minat serta dapat dikuasai; dan
e. Masalah penelitian harus bersifat ilmiah, artinya memiliki pijakan teori sebagai dasar
dalam penggalian masalah tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Masyhud, M. Sulthon, 2021. Metode Penelitian Pendidikan, Penuntun Teri dan Praktik
Penelitian Bagi Calon Guru, Guru, dan Praktisi Pendidikan. Jember: Lembaga
Pengembangan Manajemen dan Profesi Kependidikan

Anda mungkin juga menyukai