Panduan Pemesanan Reagensia Lab. 1
Panduan Pemesanan Reagensia Lab. 1
PEMESANAN REAGENSIA
LABORATORIUM
RSUD LAMADDUKKELLENG KAB. WAJO
RSUDL JAYA
RSUDL LUAR BIASA
AKREDITASI PASTI BISA
BUDAYA SEHAT
“ Senyum, Sapa, Salam”
DAFTAR ISI
Penutup ............................................................................................................................. 14
1
PENDAHULUAN
1
BAB I
DEFENISI DAN TUGAS POKOK
A. Defenisi Reagensia
Menjawab sanggahan
layanan pengadaan
2
8. Memberikan pertanggung jawaban atas pelaksanaan kegiatan
pengadaan barang/jasa kepada Pengguna Anggaran atau Kuasa
Pengguna Anggaran
3
BAB II
RUANG LINGKUP
Unit layanan pengadaan harus dilakukan oleh semua rumah sakit agar
setiap kebutuhan khususnya di laboratorium bisa terpenuhi dan berjalan
dengan baik dari segi pelayanan yang nyaman dan efektif
Ruang lingkup
Laboratorium
Koordinator bidang logistik
Farmasi
Unit Layanan Pengadaan
4
BAB III
TATA LAKSANA
GUDANG FARMASI
REKANAN
Pengertian
Reagen dan BHP adalah bahan baku yang digunakan untuk melakukan
pemeriksaan laboratorium
Tujuan
Untuk menjamin ketersediaan stok reagen dan BHP untuk melakukan
pemeriksaan Laboratorium
Prosedur
1. Pengadaan reagen dan bahan dilaksanakan oleh koordinator bidang logistik
laboratorium berdasarkan jumlah volume tes laboratorium pada bulan
sebelumnya
2. Semua reagen dan bahan laboratorium adalah penting untuk selalu ada dan
disiapkan oleh pihak rekanan yang memiliki kerjasama dengan rumah sakit.
3. Koordinator bidang logistik laboratorium membuat surat permintaan reagen
dan bahan pada minggu ke empat untuk kebutuhan berikutnya.
4. Reagen dinyatakan habis/harus dipesan apabila persediaan di lemari simpan
diruang logistik tersisa 1 (satu) kit.
5. Usulan pengadaan reagen atau bahan diperiksa dan disetujui oleh kepala
ruangan laboratorium
6. Setelah ditandatangani oleh kepala ruangan laboratorium SP pengadaan
reagen dan bahan diserahkan kepada instalasi farmasi.
7. Surat permintaan (SP) ditandatangani oleh Kepala Ruangan Laboratorium,
PPATK, Kepala Instalasi Pelayanan dan Direktur.
8. Petugas ULP menyerahkan surat permintaan surat permintaan (SP) ke pihak
rekanan
9. Rekanan menggirim reagen atau bahan berdasarkan SP yang diterima.
5
10. Jika terjadi kekosongan reagen atau bahan dari rekanan, maka dialihkan
pemesanan pada rekanan lain yang memiliki reagen yang sama.
B. JENIS REAGEN
Reagen yang digunakan di laboratorium ada yang dapat dibuat sendiri dan
ada yang sudah dijual komersil. Baik reagen yang dibuat sendiri maupun yang
komersial mempunyai persyaratan-persyaratan tertentu.
Instalasi Laboratorium RSUD Lamaddukkelleng menggunakan reagen
komersial. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
1. Etiket/label wadah
Umunya pada reagen komersial sudah tercantum nama atau kode bahan,
tanggal produksi dan batas kadaluarsa serta nomor batch reagen
2. Batas kadaluarsa
Masa kadaluarsa tercantum pada kemasan dan hanya berlaku untuk reagen
yang disimpan pada kondisi baik dan belum pernah dibuka, karena reagen
yang wadahnya sudah pernah dibuka mempunya masa kadaluarsa lebih
pendek dari reagen yang belum dibuka
3. Keadaan fisik
Kemasan harus dalam keadaan utuh, isi tidak mengeras dan tidak ada
perubahan warna
4. Penyimpanan
Penyimpanan reagen pada dasarnya harus mengikuti ketentuan yang
berlaku untuk tiap jenis reagen
5. Pencampuran
Beberapa reagen memerlukan pencampuran satu dengan yang lain atau
pengenceran dengan aquadest sebelum digunakan. Reagen yang belum
dilarutkan sifatnya lebih stabil
6. Cara pemakaian
Umumnya setiap reagen komersial dilengkapi dengan petunjuk cara
pemakaian yang dibuat oleh produsen. Cara pemakain ini biasanya berbeda
dari satu produsen dengan produsen lain dan tidak boleh diubah atau
dimodifikasi
6
C. PENGGUNAAN REAGENSIA DAN LOGISTIK MEDIS
Pengertian
Pengunaan reagensia/logistic adalah pemakaian reagen dan logistic dalam
rangka pelayanan pemeriksaan laboratorium.
Tujuan
Sebagai acuan tata tertib penggunaan reagen serta bahan kebutuhan
Laboratorium
Prosedur
1. Ambil dan gunakan reagen dan logistic medis sesuai dengan keperluan pada
masing-masing again di Laboratorium.
2. Pakai prosdur FIFO (First In First Out) yaitu barang pertama yang masuk
yang dipakai terlebih dahulu
3. Catat stok reagen yang dipakai pada buku reagen
4. Laporkan hasil stok kepada kepala ruangan.
5. Buat laporan penerimaan dan penggunaan reagensia/logisitik Laboratorium
setiap akhir bulan.
7
E. LABELING REAGENSIA
PENGERTIAN
Labeling reagensia merupakan proses labeling pada masing-masing
reagensia sesuai FIFO dan masa kadaluarsa
TUJUAN
Untuk mengatur pemakaian reagensia sesuai prinsip FIFO
PROSEDUR
8
F. REAGENSIA ESENSIAL
1 Penetapan reagensia esensial harus diikuti dan dilaksanakan oleh seluruh staf
laboratorium dibawah pengawasan Kepala Instalasi Laboratorium
2 Reagensia esensial dan bahan-bahan lain harus selalu ada untuk pelayanan
laboratorium pasien
3 Semua reagensia disimpan dan didistribusikan sesuai prosedur yang ditetapkan
4 Evaluasi periodik semua reagensia untuk memastikan akurasi dan presisi hasil
pemeriksaan
5 Pedoman tertulis memastikan pemberian label yang lengkap dan akurat untuk
reagensia dan larutan dan akurasi serta presisi dari hasil
Actin fs
15. Kit Cair Sysmex 2 – 8 °c
9
Innovin
16. Kit Serbuk Sysmex 2 – 8 °c
10
H. DAFTAR ALKES BAHAN HABIS PAKAI (BHP) INSTALASI LABORATORIUM
RSUD RSUD LAMADDUKKELLENG KABUPATEN WAJO TAHUN 2017
11
No Nama reagensia Kemasan Sifat reagen Nama alat Penyimp
anan
35. K2 edta 3 ml Pack Padat & Tabung Suhu
vacum tube serbuk vakum ruangan
36. K3 edta 0,5 ml Pack Padat & Tabung Suhu
vacum tube serbuk vakum ruangan
37 Red plain with clot Pack Padat & Tabung Suhu
activator 4 ml serbuk vakum ruangan
vacum tube
38 Sodium citrate Pack Padat & cair Tabung Suhu
3,8% 1,28 ml vakum ruangan
vacum tube
39. Yellow cup gel Pack Padat & gel Tabung Suhu
cloth activator 4 ml vakum ruangan
vacum tube
12
BAB IV
PENUTUP
Akhir kata semoga Panduan ini dapat bermanfaat bagi kita semua
13