Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH REKAYASA LALU LINTAS

ANALISIS SIMPANG BERSINYAL DAN TIDAK BERSINYAL

DOSEN PENGAMPU :KHODIJAH AL QUBRO , S.T.,M.T

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 2

Auranda Tri Jayen


Anindita Humayrah
D.N.A Varian Elnino
Rahmadhita Amelia
Rosyani Dwi Sastika Putri
Rosian Tulus
Novita Rohma Rossa

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI PALEMBANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Analisis Simpang Bersinyal dan Simpang tak
bersinyal.
Makalah Analisis Simpang Bersinyal dan Simpang tak bersinyal disusun guna memenuhi
tugas dari dosen pada mata kuliah RekayasaLalu Lintas di Universitas Indo Global Mandiri
Palembang. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan
bagi pembaca tentang Analisis Simpang Bersinyal dan Simpang tak Bersinyal.

Penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Ibu selaku dosen matakuliah.


Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang
yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................5
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................5
1.3 Maksud dan Tujuan...............................................................................................5
BAB 2 LANDASAN TEORI.....................................................................................................6
2.1 Pengertian Transportasi...........................................................................................6
2.2 Transportasi Jalan Raya & Prasarana Jalan.............................................................7
2.4 Persimpangan Jalan.................................................................................................8
2.5 Jenis Jenis Pergerakan Kendaraan Pada Persimpangan..........................................8
2.6 Sarana atau Moda....................................................................................................9
2.7 Pelengkap Jalan.....................................................................................................10
BAB 3 ANALISA DATA........................................................................................................11
3.1 Survey Volume Lalu Lintas..................................................................................11
3.2 Spot Speed.............................................................................................................13
3.3 Volume..................................................................................................................13
3.4 Simpang Bersinyal................................................................................................14
3.5 Pengendalian Persimpangan Dengan Sinyal.........................................................15
3.6 Simpang Tak Bersinyal.........................................................................................15
3.7 Pengendalian Persimpangan Tak Bersinyal..........................................................16
3.8 Data Survey Persimpangan...................................................................................17
BAB 4 PENUTUPAN..............................................................................................................18
4.1. Kesimpulan............................................................................................................18
4.2. Saran......................................................................................................................18
BAB 1

PENDAUHULUAN

1.1 Latar Belakang


Transportasi merupakan salah satu sarana penting dalam kehidupan, yaitu
memindahkan manusia (penumpang) dan barang dari suatu tempat ke tempat lain.
Oleh karena itu, masalah transportasi merupakan masalah yang perlu mendapat
perhatian, salah satunya adalah masalah kemacetan lalu lintas yang sering terjadi di
Kota Palembang. Di Kota Palembang kebutuhan akan prasarana jalan (demand)
semakin meningkat setiap tahunnya tetapi tidak diimbangi dengan tersedianya
jaringan jalan (supply). Hal ini mengakibatkan sebagian besar ruas jalan dan
persimpangan yang ada mengalami penurunan tingkat pelayanan.
Ruas jalan Parameswara merupakan salah satu jalan dalam kota yang sibuk
dan padat dalam melayani pergerakan arus lalu lintas dari timur ke barat.
Meningkatnya jumlah kendaraan yang melintasi ruas jalan ini menimbulkan
kemacetan pada jam puncak pagi, siang, dan sore, terutama pada persimpangan yang
ada di sepanjang ruas jalan Parameswara.
Berdasarkan pengamatan langsung pada ruas jalan Parameswara, pada
simpang Jl. Parameswara – Jl. Macan lindungan – Jl.Soekarno Hatta-Jl Alamsyah
Ratu Prawiranegara. terdapat beberapa kendaraan mengalami henti (sinyal merah)
lebih dari satu kali sebelum kendaraan itu berhasil melewati mulut simpang. Hal ini
memberikan gambaran bahwa pengaturan lampu lalu lintas pada simpang-simpang
tersebut hendaknya perlu ditinjau lebih lanjut.
Untuk mengetahui apakah pengaturan lampu lalu lintas pada masing-masing
simpang tersebut masih mampu melayani pergerakan arus lalu lintas yang ada, maka
2 menjadi sangat penting untuk melakukan pendataan volume kendaraan bermotor
pada masing-masing simpang untuk melakukan analisa kapasitas dan tingkat
pelayanan, sehingga dapat mengevaluasi kinerja dari persimpangan yang ditinjau serta
memberikan alternatif pengendalian lampu lalu lintas yang tepat guna memperbaiki
kinerja persimpangan tersebut dan juga dapat meningkatkan tingkat pelayanan jalan
menjadi lebih baik
1.2 RUMUSAN MASALAH

Bagaimana kinerja persimpangan saat ini (existing) pada persimpangan yang ditinjau?

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN


A. Maksud dari penyusunan laporan ini untuk mendapatkan analisis spot speed
lalulintas dan tingkat kepadatan volume lalulintas berdasarkan perhitungan
manual pada Jalan Parameswara, Palembang.
B. Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah Menentukan kinerja persimpangan
saat ini (existing) pada persimpangan yang ditinjau
BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Transportasi

Menurut Setijowarno dan Frazilla (2001) transportasi adalah suatu kegiatan untuk
memindahkan sesuatu (orang dan atau barang) dari suatu tempat ke tempat lain, baik
dengan atau tanpa sarana (kendaraan, pipa, dan lain-lain).UU RI Nomor 14 Tahun
1992 mendefinisikan transportasi sebagai memindahkan orang dan atau barang dari
satu tempat ketempat lain dengan menggunakan kendaraan. Selanjutnya yang
dimaksud kendaraan dalam UU RI Nomor 14 Tahun 1992 adalah suatu alat yang
bergerak di jalan, baik kendaraan bermotor atau tidak bermotor.

(Handayani, R. 2006).

Unsur-unsur dasar transportasi ada lima, yaitu:

a) Manusia, yang membutuhkan transportasi

b) Barang, yang diperlukan manusia

c) Kendaraan, sebagai sarana transportasi

d) Jalan, sebagai prasarana transportasi dan

e) Organisasi.

Transportasi merupakan bagian integral dari suatu fungsi masyarakat. Ia


Menunjukkan hubungan yang sanga terat dengan gaya hidup, jangkauan dan lokasi
dari kegiatan yang produktif, dan selingan serta barang-barang dan pelayanan yang
tersedia untuk dikonsumsi. (Morlok:33).

Perbedaan sifat jasa, operasi, dan biaya pengangkutan membedakan alat angkutan atau
moda angkutan dalam lima kelompok sebagai berikut: angkutan kereta api, (rail road
railway), angkutan bermotor dan jalan raya (motor/road/highway transportation),
angkutan laut (water/sea transportation), angkutan udara (air transportation), dan
angkutan pipa (pipeline).
2.2 Transportasi Jalan Raya

System lalu lintas jalan pada dasarnya terdiri dari sub-sub system yang antara
lain adalah pemakai jalan (pengemudi dan pejalan kaki), sarana angkutan (kendaraan),
prasarana jalan dan lingkungan, di mana dalam gerak dinamikanya interaksi dan
kombinasi dari pada sub-sub system tersebut akan menghasilkan karakteristik dari
pada pergerakan lalulintas barang dan penumpang.

System lalu lintas jalan merupakan suatu interaksi antara prasarana (jalan),
sarana (kendaraan), dan manusia yang dikendalikan oleh hukum (Undang-Undang
dan peraturan-peraturan). (Badan Pendidikan dan LatihanPerhubungan Pusat
Pendidikan dan Latihan Perhubungan Darat, 1997:1-2)

2.3 Prasana Jalan

Menurut Siregar (1981) jalan raya adalah prasarana perhubungan darat dalam
bentuk apapun, meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan palengkap dan
pelengkapnya yang diperuntukkan bagi lalulintas kendaraan, orang dan hewan,
sehingga pengertian jalan tidak hanya terbatas pada jalan konvensional (tanah), akan
tetapi termasuk juga jalan yang melintasi sungai besar/danau/laut, di bawah
permukaan tanah dan air (terowongan) dan di atas permukaan tanah (jalan laying).
Bagian pelengkap jalan adalah bangunan yang tidak dapat dipisahkan dari jalan,
seperti jembatan, pontoon, tempat parker, sedangkan perlengakapan jalan adalah
rambu-rambu lalulintas, tanda-tandajalan, pagar pengaman lalulintas, dan lain-lain.
(Handayani, R. 2006)

Jalan mempunyai peranan penting dalam bidang ekonomi, politik, social,


budaya, dan pertahanan keamanan serta dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Di samping itu, jalan mempunyai peranan untuk mendorong
pengembangan semua Satuan Wilayah Pengembangan dalam usaha mencapai tingkat
perkembangan antar daerah yang semakin merata. Oleh karena itu, jalan merupakan
suatu kesatuan system jaringan jalan yang mengikat dan menghubungkan pusat-pusat
pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam pengaruh pelayanannya dalam satu
hubungan hirarki.
2.4 Persimpangan jalan

Persimpangan merupakan tempat yang rawan terhadap kecelakaan karena dapat


terjadi konflik antara kendaraan dengan kendaraan lainnya atau antara kendaraan
dengan pejalan kaki. Persimpangan merupakan faktor yang penting dalam
menentukan kapasitas dan waktu perjalanan pada suatu jaringan jalan, khususnya di
daerah perkotaan. Masalah-masalah yang saling terkait pada persimpangan adalah:
 Volume dan kapasitas (secara langsung mempengaruhi hambatan)
 Desain geometrik dan kebebasan pandang.
 Perilaku lalu lintas dan panjang antrian.
 Kecepatan.
 Pengaturan lampu jalan.
 Kecelakaan dan keselamatan.
 Parkir.
 Jarak antar persimpangan.
Persimpangan dapat dibagi atas 2 (dua) jenis (Morlok,1991), yaitu:
1. Persimpangan sebidang (at grade intersection)
2. Persimpangan tak sebidang (grade separated intersection

2.5 Jenis-Jenis Pergerakan Kendaraan Pada Persimpangan

Persimpangan adalah simpul pada jaringan jalan dimana jalan-jalan bertemu dan
lintasan dari kendaraan saling berpotongan. Untuk menghindari terjadinya konflik
antara kendaraan bermotor dengan kendaraan tidak bermotor (sepeda, becak)
ataupun konflik antara kendaraan bermotor dengan pejalan kaki, maka
persimpangan tersebut hendaknya mampu mengendalikan kecepatan kendaraan
yang melalui persimpangan serta mampu mengurangi gerakan kendaraan yang
berbahaya. Terdapat empat jenis dasar dari alih gerak kendaraan yang berbahaya,
yaitu:
1) Berpotongan ( crossing )
2) Berpencar ( diverging )
3) Bersilang ( weaving )

4) Bergabung ( merging )
2.6 Sarana atau Moda

A. Klasifikasi Kendaraan Bermotor


Kendaraan pada dasarnya dibuat untuk memenuhi salah satu dari 3 kegunaan
dasar angkutan, yaitu:
 Angkutan pribadi, adalah transportasi untuk masing-masing individu dan
keluarga yang memiliki kedaraan yang digunakan untuk keperluan
pribadi mereka; termasuk didalam kategori ini adalah kendaraan yang
bukan milik pribadi tetapi digunakan secara pribadi, misalnya kendaraan
perusahaan, kendaraan yang disediakan untuk pegawai pemerintah, dan
bis pegawai.
 Angkutan umum, angkutan yang tersedia untuk umum yang membayar
ongkos untuk menggunakan kendaraan tersebut. Angkutan umum dapat
merupakan moda angkutan lain, khususnya angkutan jalan rel, dan juga
angkutan air (ferry) dan angkutan udara.
 Angkutan barang, adalah untuk memuat segala jenis barang, dari yang
kecil dan bernilai tinggi-tinggi yang besar dan bersifat barang curah, dari
makanan dan binatang hingga barang cair dan mineral, dan sebagai
berikut.

B. Klasifikasi Kendaraan Bermotor Menurut Jenisnya


Kendaraan Bermotor yang beroperasi di Indonesia dapat di kelompokkan
menjadi 5 jenis yaitu:
1. Sepeda Motor, adalah setiap kendaraan bermotor yang berdua dua.
2. Mobil Penumpang, yaitu kendaraan bermotor yang semata-mata
diperlengkapi dengan sebanyak-banyaknya 8 tempat duduk, tidak
termasuk tempat duduk pengemudinya, baik dengan atau tanpa
perlengkapan pengangkutan bagasi.
3. Mobil Bus, adalah kendaraan bermotor yang diperlengkapi dengan lebih
dari 8 tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik
dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan barang.
4. Mobil Barang, adalah kendaraan bermotor selain dari ada yang termasuk
dalam definisi mobil penumpang, mobil bus, dan selain kendaraan
bermotor berodadua.
5. Mobil Kendaraan Khusus, adalah kendaraan bermotor selain dari pada
kendaraan bermotor untuk penumpang dan kendaraan bermotor untuk
barang yang digunakan untuk keperluan khusus atau mengangkut
muatan khusus.

2.7 Pelengkap Jalan

a. Marka Jalan

Menurut Setijowarno dan Frazila (2001) Marka Jalan (road marking) adalah
suatu tanda di atas permukaan dan bahu jalan yang terdiri dari garis berbentuk
memanjang (membujur) dan melintang termasuk symbol, huruf, angka atau tanda-
tanda lainnya, kecuali rambu dan lampu lalulintas. Marka jalan berfungsi mengatur,
mengarahkan, dan menyalurkan lalulintas kendaraan ataupun untuk memperingat
kan atau menuntun pemakai jalan.

Bentuk marka jalan sebagaimana dimaksud dalam pengertian marka jalan adalah
sebagai berikut:

o Marka membujur atau memanjang yaitu marka yang terdiri dari garis
memanjang kearah gerak lalulintas yang berupa garis penuh (uth) dan garis
putus-putus
o Marka melintang yang terdiri dari garis melintang atau memotong satu atau
beberapa jalur lalulintas yang dapat berupa garis penuh dan atau putus-putus.
o Marka bentuk lain seperti panah, garis sejajar atau seorang, atau tulisan yang
boleh digunakan untuk mengulangi petunjuk yang diberikan oleh rambu atau
untuk menyampaikan pemberitahuan kepada pemakai jalan yang dapat
dijelaskan dengansempurna oleh rambu.

b. Fungsi utama dari adanya marka jalan adalah :


 Meningkatkan keselamatan lalulintas,
 Menghindarkan atau mengurangi kemacetan,
 Menunjukkan arah,
 Mendukung pola kebijaksanaan pengendalian (sirkulasi) arus lalulintas.
c. Marka jalan menurut bentuknya:
 Garis putus-putus.
 Garis penuh.
 Tempat penyeberangan jalan (zebra cross) pada lokasi.
 Chevron yang dipasang di daerah sebelum dan atau sesudah adanya
penghalang yang berfungsi sebagai pengaruh lalulintas.
 Marka pada pulau pada persimpangan dipasang sebagai pengarah
kendaraan yang berbelok sehingga tidak mengganggu arus lalulintas.
 Garis larangan berhenti.
 Marka pengarah jalur.
BAB 3

DATA DAN SURVEY

3.1 Survey Volume Lalulintas


Survey lalu lintas merupakan bagian terpenting karena sebagian besar
permasalahan desain dan pengendalian lalu lintas memerlukan pengetahuan mengenai
karakteristik lalulintas yang terkait. Survey ini dilakukan untuk mengumpulkan data/
informasi di lapangan.
Survey untuk mendapatkan informasi mengenai karakteristik lalu lintas di
kelompokkan ke dalam survey inventarisasi dan survey untuk kerja. Pada studi ini,
jenis survey yang dilaksanakan adalah survey untuk kerja karena data yang diambil
pada lokasi survey ialah data volume lalu lintas. Dalam pengambilan data jumlah
kendaraan dilakukan tiap 1 jam. Untuk pengambilan data jumlah kendaraan di golong
kan ke dalam kendaraan menurut MKJI 1997, yaitu kendaraan ringan, kendaraan
berat, dan sepeda motor.
a) Pelaksanaan

Survey ini berlokasi di jalan parameswara (di simpang macan lindungan) yang
dilaksanakan pada hari rabu tanggal 24 mei 2023 , mulai dari pukul 07:00 – 09:00
WIB dan 15:00-17:00 WIB . Pengambilan data survey inimenggunakan durasi per 15
menit selama 2 jam .

b) PeralatanSurvey

Dalam pengambilan data dilapangan , kami menggunakan beberapa alat


bantuan antara lain :

o Meteran
Meteran digunakan untuk mengukur lebar jalan
o AlatTulis
Alat tulis digunakan untuk mencatat data-data hasil survey dilapangan.,
seperti pulpen, kertas tulis, dan papan ujian.
o Stopwatch
Jam yang digunakan ialah stopwatch jam pada hand phone. Jam ini
digunakan untuk menentukan batas waktu survey lalu lintas per 15
menit .
3.2 Spot Speed
Study lalu lintas merupakan bagian utama pekerjaan ahli teknik lalu lintas,
hasil pengumpulan data digunakan dalam perencanaan lalu lintas, menejemen lalu
lintas, dan pengendalian lingkungan lalu lintas. Studi yang dibicarakan pada bab ini
berhubungan dengan volume, kecepatan, waktu tunda dan faktor-faktor alam lainnya
serta berkaitan dengan karakteristik lalu lintas.
Teori arus lalu lintas adalah suatu kajian tentang gerakan pengemudi dan
kendaraan antara du atitik dan interaksi mereka membuat satu sama lain. Sayangnya,
mempelajari arus lalu lintas sulit karena perilaku pengemudi adalah sesuatu yang
tidak dapat diprediksi dengan pasti. Karakteristik lalu lintas
Flow : Volume Lalu Lintas
Speed :KecepatanLalu Lintas
Density :KepadatanLalu Lintas

3.3 Volume
Volume adalah sebuah peubah (variable) yang paling penting dalam teknik
lalu lintas dan pada dasar nya merupakan proses perhitungan yang berhubungan
dengan jumlah gerakan per satuan waktu pada lokasi tertentu. Volume (Q) adalah
jumlah kendaraan yang melewati suatu penampang/potongan jalan dalam priode
tertentu atau jumlah kendaraan persatuan waktu. Volume dapat dinyatakan dalam
kendaraan/jam, kend/menit dan lain-lain.
Perbedaan antara volume dan besar arus yaitu, volume adalah jumlah
kendaraan yang melewati suatu penampang tertentu pada suatu ruas jalan tertentu
persatuan waktu tertentu, sedangkan besar arus mewakili jumlah kendaraan yang
melewati suatu titik selama interval waktu kurang dari satu jam tetapi dinyatakan
dalam jam. Volume arus lalu lintas yaitu menghitung banyaknya kendaraan yang
lewat pada garis pengamatan selama waktu pengamatan.PengamatanVolume Lalu
lintas :
Microscopic Traffic Counting
N
V=
t
Macroscopic Moving Car Observation
x+ y
q=
t a+ t w
Dimana :
q :jumlah kendaraan (permenit) dari arus yang ditinjau
x :jumlah kendaraan dari arus yang berlawanan
y :jumlah kendaraan yang menyiap – disiap
t a : waktu tempuh berlawanan arus ditinjau
t w : waktu tempuh searah arus yang ditinjau

3.4 Simpangan Bersinyal


Simpangan bersinyal adalah suatu persimpangan yang terdiri dari beberapa
lengan dan dilengkapi dengan pengaturan sinyal lampu lalu lintas (traffic light).
Berikut jenis simpangan bersinyal :
1) Simpang empat bersinyal: Simpang empat ini memiliki lampu lalu lintas yang
mengatur aliran kendaraan dari keempat arah. Setiap arah akan memiliki
lampu merah, kuning, dan hijau yang mengindikasikan kapan kendaraan harus
berhenti, bersiap untuk berhenti, atau melanjutkan perjalanan.
2) Simpang tiga bersinyal: Simpang tiga ini memiliki lampu lalu lintas yang
mengatur aliran kendaraan dari tiga arah. Satu arah mungkin tidak memiliki
lampu lalu lintas karena merupakan jalan kecil atau tidak ada lalu lintas yang
signifikan dari arah tersebut.
3) Simpang dengan sistem timing (Sinkronisasi): Beberapa simpang bersinyal
diatur dengan sistem timing yang terkoordinasi. Ini berarti lampu lalu lintas
pada beberapa simpang akan diprogram agar sinkron dengan tujuan
mengoptimalkan aliran lalu lintas. Hal ini dapat mengurangi kemacetan dan
waktu tunggu kendaraan.
4) Simpang dengan peralatan tambahan: Beberapa simpang bersinyal dapat
dilengkapi dengan peralatan tambahan, seperti sensor kendaraan atau pejalan
kaki. Sensor kendaraan dapat mendeteksi keberadaan kendaraan pada titik
tertentu dan mengatur lampu lalu lintas sesuai dengan kebutuhan. Sementara
itu, lampu dan tanda tambahan mungkin ada untuk memberikan prioritas
kepada pejalan kaki atau pengendara sepeda.
5) Simpang dengan perintah khusus: Dalam beberapa kasus, ada simpang
bersinyal dengan perintah khusus untuk mengatur situasi tertentu, seperti
simpang dengan jalur bus prioritas, jalur berbagi untuk kendaraan dengan
penumpang lebih banyak, atau perintah khusus untuk saat keadaan darurat.
3.5 Pengendalian Persimpangan Dengan Sinyal
Persimpangan ini diatur sesuai sistem dengan tiga aspek lampu yaitu merah, kuning,
dan hijau. Persimpangan bersinyal umumnya dipergunakan dengan beberapa alasan
antara lain :
1. Menghindari kemacetan simpang serta mengurangi jumlah kecelakaan akibat
adanya konflik arus lalu lintas yang saling berlawanan sehingga terjamin
bahwa suatu kapasitas tertentu dapat dipertahankan, bahkan selama kondisi
lalu lintas jam puncak.
2. Untuk memberi kesempatan kepada para pejalan kaki untuk dengan aman
dapat menyeberang

3.6 Simpangan tak bersinyal


Simpang tak bersinyal adalah jenis simpang jalan di mana tidak ada sinyal lalu
lintas seperti lampu lalu lintas atau tanda stop yang mengatur aliran kendaraan. Pada
simpang tak bersinyal, pengendara kendaraan harus bergantung pada peraturan lalu
lintas dasar, seperti hak prioritas dan kepatuhan terhadap aturan antrian, untuk
melakukan pergerakan yang aman.
Simpang tak bersinyal dapat menjadi titik rawan dan memerlukan kewaspadaan
ekstra dari pengendara kendaraan. Pengendara harus melihat ke kiri dan kanan secara
cermat untuk memastikan tidak ada kendaraan yang datang dari arah yang berpotensi
bertabrakan. Pengguna jalan juga harus memberikan prioritas kepada kendaraan yang
datang dari kanan atau kendaraan yang sudah berada di simpang terlebih dahulu.
Ketika melintasi simpang tak bersinyal, penting untuk memperhatikan
kecepatan kendaraan, memberikan isyarat yang jelas, dan berkomunikasi dengan
pengendara lain untuk memastikan keselamatan dan kelancaran lalu lintas.

Berikut adalah beberapa jenis umum dari simpang tak bersinyal:


1) Simpang T-junction: Simpang ini terbentuk ketika satu jalan memotong jalan
lainnya membentuk sudut tajam, seperti huruf "T". Kendaraan yang datang
dari jalan yang memotong harus memberikan prioritas kepada kendaraan yang
berada di jalan yang dilintasi.
2) Simpang Y-junction: Simpang ini terbentuk ketika dua jalan bergabung
membentuk sudut, mirip dengan huruf "Y". Pada simpang ini, kendaraan yang
datang dari jalan yang memotong harus memberikan prioritas kepada
kendaraan yang berada di jalan utama.
3) Simpang empat tak bersinyal: Simpang ini terdiri dari empat jalan yang
bertemu tanpa adanya sinyal lalu lintas. Kendaraan harus memperhatikan dan
memberikan prioritas kepada kendaraan yang datang dari kanan atau
kendaraan yang sudah berada di simpang terlebih dahulu.
4) Simpang belok kiri (left-turn junction): Simpang ini terjadi ketika kendaraan
ingin belok kiri dari satu jalan ke jalan lainnya tanpa adanya sinyal lalu lintas.
Pengendara harus menunggu kesempatan yang aman untuk melakukan belok
kiri dan memberikan prioritas kepada kendaraan yang datang dari arah
berlawanan.
5) Simpang tak bersinyal kompleks: Beberapa simpang tak bersinyal dapat
menjadi kompleks, melibatkan beberapa jalan yang bertemu dalam konfigurasi
yang lebih rumit. Simpang ini dapat mencakup kombinasi T-junction, Y-
junction, atau empat tak bersinyal, dan memerlukan kewaspadaan ekstra dari
pengendara.

3.7 Pengendalian Persimpangan Tak berSinyal

Ketentuan dari aturan lalu lintas pada persimpangan tanpa sinyal lalu lintas
sangat mempengaruhi kelancaran pergerakan arus lalu lintas yang saling berpotongan
terutama pada persimpangan yang merupakan perpotongan dari ruas-ruas jalan yang
mempunyai kelas jalan yang sama ataupun berbeda. Beberapa pengendalian
persimpangan tanpa sinyal, seperti :

a) Pengendalian persimpangan dengan aturan prioritas. Pada persimpangan


dengan aturan prioritas, kendaraan pada jalan utama (mayor) selalu
mempunyai prioritas yang lebih tinggi daripada semua kendaraankendaraan
yang bergerak pada jalan-jalan kecil (minor). Jenis pengendalian
persimpangan seperti ini dapat bekerja dengan baik untuk lalu lintas dengan 8
volume rendah, tetapi dapat menimbulkan hambatan yang panjang bagi lalu
lintas yang bergerak pada jalan kecil apabila arus lalu lintas pada jalan utama
sangat tinggi. Apabila hal ini terjadi, maka para pengemudi kendaraan mulai
dihadapkan kepada resiko dan kecelakaan. Meskipun demikian pengendalian
persimpangan dengan prioritas merupakan bentuk pengendalian yang paling
sederhana dan murah. Pengendalian persimpangan seperti ini juga dilengkapi
dengan ramburambu lalu lintas, seperti Yield Sign dan Stop Sign.
b) Pengendalian persimpangan dengan bundaran. Bundaran merupakan salah satu
alternatif lain dari pengendalian persimpangan tanpa sinyal, dimana hal ini
mengendalikan lalu lintas dengan cara membelokkan kendaraan-kendaraan
dari suatu lintasan yang lurus sehingga akan memperlambat kecepatannya.
Dapat juga dengan cara membatasi alih gerak (manouver) kendaraan menjadi
pergerakan berpencar (diverging), bergabung (merging), serta bersilangan
(weaving). Bundaran dapat memperlambat kecepatan kendaraankendaraan
tetapi tidak akan menghambat kendaraan-kendaraan tersebut seperti halnya
ketika berhenti disaaat lampu menyala merah. Teknik ini khususnya akan
sangat berguna jika digunakan pada ujung jalan yang berkecepatan tinggi dan
merupakan titik pertemuan lebih dari empat ruas jalan.

3.8 Data Survey Persimpangan

SIMPANG BERSINYAL Tanggal : 26 Januari 2006 Ditangani oleh : FJ


Formulir SIG-V : PANJANG ANTRIAN Kota : Yogyakarta Kondisi Eksiting
JUMLAH KENDARAAN TERHENTI Simpang : Janti Periode : jam punc
TUNDAAN Waktu siklus :
Kode Arus Kapasitas Derajat Rasio Jumlah kendaraan antri (smp) Panjang Angka Jumlah
Pendekat Lalu smp / jam Kejenuhan Hijau Antrian Henti Kendaraan Tundaan lalu T
lintas rata- m
Lintas DS= GR= NQ1 NQ2 Total NQMAX Terhenti rata r
smp/jam Q/C g/c NQ= (m) stop/smp smp/jam det/smp
liat gb
Q C NQ1+NQ2 e22 QL NS NSV DT

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
U 709 1113 0,637 0,35 0,4 7,5 7,9 13,7 91 0,788 558 13,5
S 308 1231 0,250 0,35 -0,3 2,8 2,4 6,5 43 0,561 173 9,5
T 732 1149 0,637 0,35 0,4 7,8 8,2 14,0 39 0,789 577 13,6
B 637 1149 0,554 0,35 0,1 6,5 6,7 12,0 33 0,739 470 12,4
0 0 0,000 0,00 0,0 0,0 0,0 0,0 0 0,000 0 0,0
0 0 0,000 0,00 0,0 0,0 0,0 0,0 0 0,000 0 0,0
LTOR(semua) 946 0,0
Arus total. Q tot. Total : 1779
Arus kor. Q kor. 3332 Kendaraan terhenti rata-rata stop/smp : 0,53 Tundaan
BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1) Dari survey yang dilakukan dapat kami simpulkan bahwa para penyurvei dapat
memprediksi dampak lalulintas yang terjadi dijalan Parameswara dan para
penyurvei juga dapat mengevaluasi tingkat pelayanan jalan yang disurvey pada
hari Rabu , 24 mei 2023 yang bertempat Jl. Parameswara , kota Palembang .
2) Dari hasil data yang telah di olah, Tingkat pelayanan Jl. Parameswara , kota
Palembang memiliki level c yang artinya kepadatan menengah, mendekati arus
stabil, kecepatan setengah tinggi.
3) Jl parameswara memiliki lebar jalan 7 m/lajur jalan.
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Perlu adanya penelitian selanjutnya untuk pembenahan terhadap
sistem manajemen lalu lintas, baik manajemen di simpang maupun
ruas jalan sekitar simpang, misalnya :
 Larangan masuk menuju lengan timur dan barat untuk
 kendaraan yang tergolong heavy vehicle.
 Perlu adanya ketegasan dari polantas setempat mengenai
 perilaku pengendara yang berhenti di pulau lalu lintas.
2. Perlunya penerapan disiplin berlalu lalu lintas khususnya kepatuhan
terhadap rambu-rambu lalu lintas agar dipertegas untuk mengurangi
hambatan samping yang terjadi pada persimpangan bersinyal.

Anda mungkin juga menyukai