Makalah Rekayasa Lalu Lintas Kelompok 2
Makalah Rekayasa Lalu Lintas Kelompok 2
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Analisis Simpang Bersinyal dan Simpang tak
bersinyal.
Makalah Analisis Simpang Bersinyal dan Simpang tak bersinyal disusun guna memenuhi
tugas dari dosen pada mata kuliah RekayasaLalu Lintas di Universitas Indo Global Mandiri
Palembang. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan
bagi pembaca tentang Analisis Simpang Bersinyal dan Simpang tak Bersinyal.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................5
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................5
1.3 Maksud dan Tujuan...............................................................................................5
BAB 2 LANDASAN TEORI.....................................................................................................6
2.1 Pengertian Transportasi...........................................................................................6
2.2 Transportasi Jalan Raya & Prasarana Jalan.............................................................7
2.4 Persimpangan Jalan.................................................................................................8
2.5 Jenis Jenis Pergerakan Kendaraan Pada Persimpangan..........................................8
2.6 Sarana atau Moda....................................................................................................9
2.7 Pelengkap Jalan.....................................................................................................10
BAB 3 ANALISA DATA........................................................................................................11
3.1 Survey Volume Lalu Lintas..................................................................................11
3.2 Spot Speed.............................................................................................................13
3.3 Volume..................................................................................................................13
3.4 Simpang Bersinyal................................................................................................14
3.5 Pengendalian Persimpangan Dengan Sinyal.........................................................15
3.6 Simpang Tak Bersinyal.........................................................................................15
3.7 Pengendalian Persimpangan Tak Bersinyal..........................................................16
3.8 Data Survey Persimpangan...................................................................................17
BAB 4 PENUTUPAN..............................................................................................................18
4.1. Kesimpulan............................................................................................................18
4.2. Saran......................................................................................................................18
BAB 1
PENDAUHULUAN
Bagaimana kinerja persimpangan saat ini (existing) pada persimpangan yang ditinjau?
LANDASAN TEORI
Menurut Setijowarno dan Frazilla (2001) transportasi adalah suatu kegiatan untuk
memindahkan sesuatu (orang dan atau barang) dari suatu tempat ke tempat lain, baik
dengan atau tanpa sarana (kendaraan, pipa, dan lain-lain).UU RI Nomor 14 Tahun
1992 mendefinisikan transportasi sebagai memindahkan orang dan atau barang dari
satu tempat ketempat lain dengan menggunakan kendaraan. Selanjutnya yang
dimaksud kendaraan dalam UU RI Nomor 14 Tahun 1992 adalah suatu alat yang
bergerak di jalan, baik kendaraan bermotor atau tidak bermotor.
(Handayani, R. 2006).
e) Organisasi.
Perbedaan sifat jasa, operasi, dan biaya pengangkutan membedakan alat angkutan atau
moda angkutan dalam lima kelompok sebagai berikut: angkutan kereta api, (rail road
railway), angkutan bermotor dan jalan raya (motor/road/highway transportation),
angkutan laut (water/sea transportation), angkutan udara (air transportation), dan
angkutan pipa (pipeline).
2.2 Transportasi Jalan Raya
System lalu lintas jalan pada dasarnya terdiri dari sub-sub system yang antara
lain adalah pemakai jalan (pengemudi dan pejalan kaki), sarana angkutan (kendaraan),
prasarana jalan dan lingkungan, di mana dalam gerak dinamikanya interaksi dan
kombinasi dari pada sub-sub system tersebut akan menghasilkan karakteristik dari
pada pergerakan lalulintas barang dan penumpang.
System lalu lintas jalan merupakan suatu interaksi antara prasarana (jalan),
sarana (kendaraan), dan manusia yang dikendalikan oleh hukum (Undang-Undang
dan peraturan-peraturan). (Badan Pendidikan dan LatihanPerhubungan Pusat
Pendidikan dan Latihan Perhubungan Darat, 1997:1-2)
Menurut Siregar (1981) jalan raya adalah prasarana perhubungan darat dalam
bentuk apapun, meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan palengkap dan
pelengkapnya yang diperuntukkan bagi lalulintas kendaraan, orang dan hewan,
sehingga pengertian jalan tidak hanya terbatas pada jalan konvensional (tanah), akan
tetapi termasuk juga jalan yang melintasi sungai besar/danau/laut, di bawah
permukaan tanah dan air (terowongan) dan di atas permukaan tanah (jalan laying).
Bagian pelengkap jalan adalah bangunan yang tidak dapat dipisahkan dari jalan,
seperti jembatan, pontoon, tempat parker, sedangkan perlengakapan jalan adalah
rambu-rambu lalulintas, tanda-tandajalan, pagar pengaman lalulintas, dan lain-lain.
(Handayani, R. 2006)
Persimpangan adalah simpul pada jaringan jalan dimana jalan-jalan bertemu dan
lintasan dari kendaraan saling berpotongan. Untuk menghindari terjadinya konflik
antara kendaraan bermotor dengan kendaraan tidak bermotor (sepeda, becak)
ataupun konflik antara kendaraan bermotor dengan pejalan kaki, maka
persimpangan tersebut hendaknya mampu mengendalikan kecepatan kendaraan
yang melalui persimpangan serta mampu mengurangi gerakan kendaraan yang
berbahaya. Terdapat empat jenis dasar dari alih gerak kendaraan yang berbahaya,
yaitu:
1) Berpotongan ( crossing )
2) Berpencar ( diverging )
3) Bersilang ( weaving )
4) Bergabung ( merging )
2.6 Sarana atau Moda
a. Marka Jalan
Menurut Setijowarno dan Frazila (2001) Marka Jalan (road marking) adalah
suatu tanda di atas permukaan dan bahu jalan yang terdiri dari garis berbentuk
memanjang (membujur) dan melintang termasuk symbol, huruf, angka atau tanda-
tanda lainnya, kecuali rambu dan lampu lalulintas. Marka jalan berfungsi mengatur,
mengarahkan, dan menyalurkan lalulintas kendaraan ataupun untuk memperingat
kan atau menuntun pemakai jalan.
Bentuk marka jalan sebagaimana dimaksud dalam pengertian marka jalan adalah
sebagai berikut:
o Marka membujur atau memanjang yaitu marka yang terdiri dari garis
memanjang kearah gerak lalulintas yang berupa garis penuh (uth) dan garis
putus-putus
o Marka melintang yang terdiri dari garis melintang atau memotong satu atau
beberapa jalur lalulintas yang dapat berupa garis penuh dan atau putus-putus.
o Marka bentuk lain seperti panah, garis sejajar atau seorang, atau tulisan yang
boleh digunakan untuk mengulangi petunjuk yang diberikan oleh rambu atau
untuk menyampaikan pemberitahuan kepada pemakai jalan yang dapat
dijelaskan dengansempurna oleh rambu.
Survey ini berlokasi di jalan parameswara (di simpang macan lindungan) yang
dilaksanakan pada hari rabu tanggal 24 mei 2023 , mulai dari pukul 07:00 – 09:00
WIB dan 15:00-17:00 WIB . Pengambilan data survey inimenggunakan durasi per 15
menit selama 2 jam .
b) PeralatanSurvey
o Meteran
Meteran digunakan untuk mengukur lebar jalan
o AlatTulis
Alat tulis digunakan untuk mencatat data-data hasil survey dilapangan.,
seperti pulpen, kertas tulis, dan papan ujian.
o Stopwatch
Jam yang digunakan ialah stopwatch jam pada hand phone. Jam ini
digunakan untuk menentukan batas waktu survey lalu lintas per 15
menit .
3.2 Spot Speed
Study lalu lintas merupakan bagian utama pekerjaan ahli teknik lalu lintas,
hasil pengumpulan data digunakan dalam perencanaan lalu lintas, menejemen lalu
lintas, dan pengendalian lingkungan lalu lintas. Studi yang dibicarakan pada bab ini
berhubungan dengan volume, kecepatan, waktu tunda dan faktor-faktor alam lainnya
serta berkaitan dengan karakteristik lalu lintas.
Teori arus lalu lintas adalah suatu kajian tentang gerakan pengemudi dan
kendaraan antara du atitik dan interaksi mereka membuat satu sama lain. Sayangnya,
mempelajari arus lalu lintas sulit karena perilaku pengemudi adalah sesuatu yang
tidak dapat diprediksi dengan pasti. Karakteristik lalu lintas
Flow : Volume Lalu Lintas
Speed :KecepatanLalu Lintas
Density :KepadatanLalu Lintas
3.3 Volume
Volume adalah sebuah peubah (variable) yang paling penting dalam teknik
lalu lintas dan pada dasar nya merupakan proses perhitungan yang berhubungan
dengan jumlah gerakan per satuan waktu pada lokasi tertentu. Volume (Q) adalah
jumlah kendaraan yang melewati suatu penampang/potongan jalan dalam priode
tertentu atau jumlah kendaraan persatuan waktu. Volume dapat dinyatakan dalam
kendaraan/jam, kend/menit dan lain-lain.
Perbedaan antara volume dan besar arus yaitu, volume adalah jumlah
kendaraan yang melewati suatu penampang tertentu pada suatu ruas jalan tertentu
persatuan waktu tertentu, sedangkan besar arus mewakili jumlah kendaraan yang
melewati suatu titik selama interval waktu kurang dari satu jam tetapi dinyatakan
dalam jam. Volume arus lalu lintas yaitu menghitung banyaknya kendaraan yang
lewat pada garis pengamatan selama waktu pengamatan.PengamatanVolume Lalu
lintas :
Microscopic Traffic Counting
N
V=
t
Macroscopic Moving Car Observation
x+ y
q=
t a+ t w
Dimana :
q :jumlah kendaraan (permenit) dari arus yang ditinjau
x :jumlah kendaraan dari arus yang berlawanan
y :jumlah kendaraan yang menyiap – disiap
t a : waktu tempuh berlawanan arus ditinjau
t w : waktu tempuh searah arus yang ditinjau
Ketentuan dari aturan lalu lintas pada persimpangan tanpa sinyal lalu lintas
sangat mempengaruhi kelancaran pergerakan arus lalu lintas yang saling berpotongan
terutama pada persimpangan yang merupakan perpotongan dari ruas-ruas jalan yang
mempunyai kelas jalan yang sama ataupun berbeda. Beberapa pengendalian
persimpangan tanpa sinyal, seperti :
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
U 709 1113 0,637 0,35 0,4 7,5 7,9 13,7 91 0,788 558 13,5
S 308 1231 0,250 0,35 -0,3 2,8 2,4 6,5 43 0,561 173 9,5
T 732 1149 0,637 0,35 0,4 7,8 8,2 14,0 39 0,789 577 13,6
B 637 1149 0,554 0,35 0,1 6,5 6,7 12,0 33 0,739 470 12,4
0 0 0,000 0,00 0,0 0,0 0,0 0,0 0 0,000 0 0,0
0 0 0,000 0,00 0,0 0,0 0,0 0,0 0 0,000 0 0,0
LTOR(semua) 946 0,0
Arus total. Q tot. Total : 1779
Arus kor. Q kor. 3332 Kendaraan terhenti rata-rata stop/smp : 0,53 Tundaan
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1) Dari survey yang dilakukan dapat kami simpulkan bahwa para penyurvei dapat
memprediksi dampak lalulintas yang terjadi dijalan Parameswara dan para
penyurvei juga dapat mengevaluasi tingkat pelayanan jalan yang disurvey pada
hari Rabu , 24 mei 2023 yang bertempat Jl. Parameswara , kota Palembang .
2) Dari hasil data yang telah di olah, Tingkat pelayanan Jl. Parameswara , kota
Palembang memiliki level c yang artinya kepadatan menengah, mendekati arus
stabil, kecepatan setengah tinggi.
3) Jl parameswara memiliki lebar jalan 7 m/lajur jalan.
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Perlu adanya penelitian selanjutnya untuk pembenahan terhadap
sistem manajemen lalu lintas, baik manajemen di simpang maupun
ruas jalan sekitar simpang, misalnya :
Larangan masuk menuju lengan timur dan barat untuk
kendaraan yang tergolong heavy vehicle.
Perlu adanya ketegasan dari polantas setempat mengenai
perilaku pengendara yang berhenti di pulau lalu lintas.
2. Perlunya penerapan disiplin berlalu lalu lintas khususnya kepatuhan
terhadap rambu-rambu lalu lintas agar dipertegas untuk mengurangi
hambatan samping yang terjadi pada persimpangan bersinyal.