Anda di halaman 1dari 19

MULTIMETER DIGITAL, MULTIMETER ANALOG (FUNGSI DAN

KEGUNAAN)

Yohansli Noya (2013- 77-021)

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura-
Ambon, Jln. Ir. M. Putuhena, Kampus Poka. Telp/Fax 0911 316015
E-mail: yohanslinoya@rocketmail.com

Abstrak

Perkembangan ilmu dan pengetahuan dalam bidang sains terkhususnya Fisika


mengalami kemajuan yang sangat pesat pada abad ke-21 I ini, sehingga Fisika tidak hanya
menjadi ilmu yang berlandaskan kepada pemahaman teoritis saja, tetapi lebih banyak
diaplikasikan dalam kehidupan nyata dan tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari.

Multimeter berfungsi sebagai alat bantu yang digunakan untuk mengukur arus listrik,
tegangan listrik, dan resistansi atau ketahanan suatu benda yang biasa disebut avometer.
Yang memiliki berbagai kegunaan atau fungsi dalam mengukur tegangan atau arus listrik
pada suatu benda dan mengatur tegangannya.Sedangkan pada perkembangannya multimeter
masih bisa digunakan untuk beberapa fungsi seperti mengukur temperature, induktansi,
frekunsi dan sebagainya. Ada juga orang yang menyebut multimeter dengan sebutan AVO
meter, mungkin maksudnya A (ampere), V (volt), dan O (ohm). Pada setiap multimeter yang
kita miliki keseluruhannya memiliki bagian-bagian yang kompleks dan memiliki berbagai
macam fungsi atau kegunaan masing-masing dalam suatu multimeter.Multimeter sendiri
memiliki 2 (dua) jenis yaitu multimeter analog dan multimeter digital.

Multimeter digitalsulit untuk memonitor tegangan yang tidak stabil.Jadi bila


melakukan pengukuran tegangan yang bergerak naik-turun, sebaiknya menggunakan
multimeter analog.Sedangkan multimeter analog kekurangannya adalah akurasinya rendah,
jadi untuk pengukuran yang memerlukan ketelitian tinggi sebaiknya menggunakan
multimeter digital.

Kata Kunci : Multimeter digital, multimeter analog, arus listrik, tegangan listrik,
resistensi / ketahanan, AVO (Ampere, Volt, Ohm).

1
I. PENDAHULUAN

Perkembangan ilmu dan pengetahuan dalam bidang sains terkhususnya Fisika


mengalami kemajuan yang sangat pesat pada abad ke-21 I ini, sehingga Fisika tidak hanya
menjadi ilmu yang berlandaskan kepada pemahaman teoritis saja, tetapi lebih banyak
diaplikasikan dalam kehidupan nyata dan tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari.

Perkembangan tersebut juga meliputi perkembangan berbagai macam alat ukur dalam
bidang Fisika yang sangat membantu untuk menyatakan suatu akurasi pengukuran. Alat
ukur seperti Multimeter Digital dan Multimeter Analog sangat berguna dalam kaitannya
dengan listrik dan elektronika, dimana Multimeter dipakai untuk mengukur tegangan listrik,
arus listrik dan tahanan (resistensi) / ketahanan suatu benda yang disebut avometer.

Tentu akan menjadi sesuatu yang menarik jika kita berbicara mengenai alat ukur
Multimeter (Analog dan Digital), yang memiliki fungsi yang sama tetapi memiliki tingkat
kesulitan yang berbeda dalam menggunakannya, seperti multimeter analog banyak digunkan
dalam kehidupan sehari-hari karena kelebihannya adalah mudah dalam pembacaannya
dengan tampillan yang sederhan tetapi akurasinya rendah, sedangkan multimeter digital
memiliki ketilitian tinggi.

Fungsi multimeter dan Cara pengukuran dengan multimeter

Penelitian ini membahas carapengukuran dengan multimeter, serta fungsi dan


kegunaan dari multimeter itu sendiri. Sehingga diharapkan alat ukur ini dapat digunakan
dengan baik serta memahami tentang prinsip dasar multimeter digital dan analog serta
perbedaannya.

2
II. METODE PENELITIAN

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah [1] Kajian literatur yaitu studi
kepustakaan untuk mengumpulkan data dari buku dan internet [2] Observasi, pengamatan
dan pencatatan sesuatu obyek dengan sistematika fenomena yang
diselidiki(laboratorium&lapangan) [3] Eksperimen, data yang timbul dari manipulasi
beberapa variabel dari suatu system (laboratorium&lapangan) [4] Dokumentasi yaitu
membuat data dengan cara memotret.
Teknik analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah bersifat kualitatif, yaitu
menguraikan data dengan kalimat logis dalam berbagai aspek dan melihat saling
keterkaitannya. Langkah-langkah dalam menganalisa data adalah [1] Coding, yaitu
mengkode tiap-tiap data yang masuk [2] Tabulating, yaitu menyusun metabulasi data-data
yang sejenis.

Lokasi.Penelitian ini dilakukan dengan mengamati multimeter digital dan analog pada
Universitas Pattimura Ambon, Fakultas MIPA, jurusan Fisika di Laboratorium Fisika Dasar.

Alat.Multimeter Digital dan Multimeter Analog.

Cara Kerja. Multimeter digital dan multimeter analog dipelajari serta diamati cara
penggunaanya.

3
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengamatan terhdapa Multimeter Digital dan Multimeter Analog yang
telah dilakukan maka penulis menyajikannya sebagai berikut :

Pengertian Multimeter, Seperti yang sudah kita ketahui adalah bahwa multimeter
berfungsi sebagai alat bantu yang digunakan untuk mengukur arus listrik, tegangan listrik,
dan resistansi atau ketahanan suatu benda yang biasa disebut avometer. Yang memiliki
berbagai kegunaan atau fungsi dalam mengukur tegangan atau arus listrik pada suatu benda
dan mengatur tegangannya.Sedangkan pada perkembangannya multimeter masih bias
digunakan untuk beberapa fungsi seperti mengukur temperature, induktansi, frekunsi dan
sebagainya. Ada juga orang yang menyebut multimeter dengan sebutan AVO meter,
mungkin maksudnya A (ampere), V(volt), dan O(ohm).Pada setiap multimeter yang kita
miliki keseluruhannya memiliki bagian-bagian yang kompleks dan memiliki berbagai
macam fungsi atau kegunaan masing-masing dalam suatu multimeter. Multimeter sendiri
memiliki 2 (dua) jenis yaitu multimeter analog dan multimeter digital, yang memiliki fungsi
yang sama tetapi memiliki tingkat kesulitan yang berbeda dalam menggunakannya.

A. Multimeter Digital

Multimeter digital memiliki akurasi yang


tinggi, dan kegunaan yang lebih banyak
jika dibandingkan dengan multimeter
analog.Yaitu memiliki tambahan-
tambahan satuan yang lebih teliti, dan
juga opsi pengukuran yang lebih banyak,
tidak terbatas pada ampere (A), volt (V),
dan ohm (O) saja.Multimeter digital
biasanya dipakai pada penelitian atau
kerja-kerja mengukur yang memerlukan
kecermatan tinggi, serta lebih sederhana
dan lebih cermat dalam penunjukan hasil
ukurannya karena menggunakan display
4 digit sehingga mudah membaca dan

4
memakainya.Sekarang ini banyak juga bengkel-bengkel komputer dan service center yang
memakai multimeter digital. Kekurangannya adalah susah untuk memonitor tegangan yang
tidak stabil. Jadi bila melakukan pengukuran tegangan yang bergerak naik-turun, sebaiknya
menggunakan multimeter analog.

Bagian-bagian Multimeter Digital :

1) Layar Multimeter Digital 2) Badan Multimeter Digigal

Layar Multimeter digital biasanya akan Skalar Pengatur pada badan multimeter
menampilkan hasil pengukuran dengan 4 digit berfungsi sebagai pengatur tegangan dan
angka pada layar. jenis pengukuran yang akan kita ukur.

5
3) Probe Multimeter 4) Cal.III 1000 V

probe warna merah pada posisi (+) dan probe Test lead (+) warna merah dan Common
warna hitam pada titik (-). Terminal (-) warna hitam.

5) Baterey 6) Kaki pada Multimeter

Baterey pada multimeter terletak dibagian Kaki pada Multimeter fungsinya untuk
belakang multimeter. membuat multimeter dapat berdiri.

6
Cara menggunakan multimeter digital :

1. Putar sakelar pemilih pada posisi skala yang kita butuhkan setelah alat ukur siap
dipakai.
2. Hubungkan probenya ke komponen yang akan kita ukur setelah disambungkan
dengan alat ukur.
3. Catat angka yang tertera pada multimeter digital.

Penyambungan probe tidak lagi menjadi prinsip sekalipun probenya terpasang terbalik
karena display dapat memberitahu

7
B. Multimeter Analog

Multimeter Analog lebih


banyak dipakai untuk kegunaan
sehari-hari, seperti para tukang
servis TV atau komputer
kebanyakan menggunakan jenis
yang analog ini. Kelebihannya
adalah mudah dalam pembacaannya
dengan tampilan yang lebih
simple.Sedangkan kekurangannya
adalah akurasinya rendah, jadi
untuk pengukuran yang
memerlukan ketelitian tinggi
sebaiknya menggunakan
multimeter digital.

Cara Menggunakan Multimeter Analog :

1. Untuk memulai setiap pengukuran, hendaknya jarum menunjukkan angka nol


apabila kedua penjoloknya dihubungkan. Putarlah penala mekanik apabila jarum
belum tepat pada angka nol (0).
2. Putarlah sakelar pemilih ke arah besaran yang akan diukur, misalnya ke arah DC mA
apabila akan mengukur arus DC, ke arah AC V untuk mengukur tegangan AC, dan
ke arah DC V untuk mengukur tegangan DC.
3. Untuk mengukur tahanan (resistor), sakelar pemilih diarahkan ke sekala ohm dan
nolkan dahulu dengan menggabungkan probe positif dan negatif. Apabila belum
menunjukkan angka nol cocokkan dengan memutar ADJ Ohm. Sambungkan
penjolok warna merah ke jolok positif dan penjolok warna hidam ke jolok negatif.
4. Untuk pengukuran besaran DC, jangan sampai terbalik kutub positif dan negatifnya
karena bisa menyebabkan alat ukurnya rusak.

8
Dari gambar multimeter dapat dijelaskan
bagian-bagian danfungsinya :

1. Sekrup pengatur kedudukan


jarum penunjuk (Zero Adjust
Screw)berfungsi untuk mengatur
kedudukan jarum penunjuk dengan cara
memutar sekrupnya ke kanan atau ke kiri
dengan menggunakan obeng pipih kecil.
2. Tombol pengatur jarum
penunjuk pada kedudukan zero (Zero
Ohm Adjust Knob). berfungsi untuk
mengatur jarum penunjuk pada posisi nol.
Caranya : saklar pemilih diputar pada
posisi (Ohm), test lead + (merah dihubungkan ke test lead (hitam), kemudian tombol
pengatur kedudukan 0 diputar ke kiri atau ke kanan sehingga menunjuk pada
kedudukan 0.
3. Saklar pemilih (Range Selector Switch)
berfungsi untuk memilih posisi pengukuran dan batas ukurannya. Multimeter
biasanya terdiri dari empat posisi pengukuran, yaitu :
a. Posisi (Ohm) berarti multimeter
berfungsi sebagai ohmmeter, yang terdiri dari tiga batas ukur : x 1; x 10; dan
K.
b. Posisi ACV (Volt AC) berarti multimeter
berfungsi sebagai voltmeter AC yang terdiri dari lima batas ukur : 10; 50;
250; 500; dan 1000.
c. Posisi DCV (Volt DC) berarti multimeter
berfungsi sebagai voltmeter DC yang terdiri dari lima batas ukur : 10; 50;
250; 500; dan 1000.
d. Posisi DCmA (miliampere DC) berarti multimeter
berfungsi sebagai mili amperemeter DC yang terdiri dari tiga batas ukur :
0,25; 25; dan 500.

9
Tetapi ke empat batas ukur di atas untuk
tipe multimeter yang satu dengan yang lain
batas ukurannya belum tentu sama.

4. Lubang kutub + (V A Terminal)atau


lubang kutub plus (+)

befungsi sebagai tempat untuk masuknya


test lead yang berarus plus (+) dan biasanya
memiliki warna merah.

5. Lubang kutub (Common Terminal)

berfungsisebagai tempat untuk masuknya test lead yang berarus negatif (-) dan
biasanya memiliki warna hitam

6. Saklar pemilih polaritas (Polarity Selector Switch)

dengan komponen ini kita dapat memilih polaritas yang diinginkan baik AC maupun
DC.

7. Kotak meter (Meter Cover)

berfungsisebagai tempat yang sengaja dibuat untuk menyimpan komponen-komponen


multimeter

8. Jarum penunjuk meter (Knife –edge


Pointer)

berfungsisebagai penunjuk suatu


besaran yang ingin diukur

9. Skala (Scale)

berfungsi sebagai skala pembaca skala


meter.

10
Fungsi multimeter dan Cara pengukuran dengan multimeter

A. Mengukur tegangan DC

1. Atur Selektor pada posisi DCV / (Arus searah, mengukur baterey).


2. Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek,
jika tegangan yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur
50V.
3. Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya maka atur batas
ukur pada posisi tertinggi supaya multimeter tidak rusak.
4. Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan yang akan
dicek, probe warna merah pada posisi (+) dan probe warna hitam pada titik
(-) tidak boleh terbalik.
5. Baca hasil ukur pada multimeter.

B. Mengukur tegangan AC

1. Atur Selektor pada posisi ACV / (Arus Bolak-balik, mengukur listrik)..


2. Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek,
jika tegangan yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur
50V.
3. untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya maka atur batas
ukur pada posisi tertinggi supaya multimeter tidak rusak.
4. Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan yang akan
dicek. Pemasangan probe multimeter boleh terbalik.
5. Baca hasil ukur pada multimeter.

C. Mengukur kuat arus DC

1. Atur Selektor pada posisi DCA/ (Arus searah, mengukur baterey).


2. Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar arus yang akan di cek,
misal : arus yang di cek sekitar 100mA maka atur posisi skala di batas ukur
250mA atau 500mA.
3. Perhatikan dengan benar batas maksimal kuat arus yang mampu diukur oleh
multimeter karena jika melebihi batas maka fuse (sekring) pada multimeter

11
akan putus dan multimeter sementara tidak bisa dipakai dan fuse (sekring)
harus diganti dulu.
4. Pemasangan probe multimeter tidak sama dengan saat pengukuran tegangan
DC dan AC, karena mengukur arus berarti kita memutus salah satu
hubungan catu daya ke beban yang akan dicek arusnya, lalu menjadikan
multimeter sebagai penghubung.
5. Hubungkan probe multimeter merah pada output tegangan (+) catu daya dan
probe (+) pada input tegangan (+) dari beban/rangkaian yang akan dicek
pemakaian arusnya.
6. Baca hasil ukur pada multimeter.

D. Mengukur nilai hambatan sebuah resistor variabel (VR)

1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.


2. Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai variabel resistor (VR)yang akan diukur.
3. Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya hasil penunjukkan
jarum nantinya dikalikan dengan angka pengali sesuai batas ukur.
4. Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung resistor boleh terbalik.
5. Sambil membaca hasil ukur pada multimeter, putar/geser posisi variabel resistor dan
pastikan penunjukan jarum multimeter berubah sesuai dengan putaran VR.

E. Mengecek hubung-singkat / koneksi

1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.


2. Pilih skala batas ukur X 1 (kali satu).
3. Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung kabel/terminal yang akan
dicek koneksinya.
4. Baca hasil ukur pada multimeter, semakin kecil nilai hambatan yang ditunjukkan
maka semakin baik konektivitasnya.
5. Jika jarum multimeter tidak menunjuk kemungkinan kabel atau terminal tersebut
putus.

F. Mengecek transistor NPN

12
1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
2. Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
3. Hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada kolektor.
4. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti
transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-C.
5. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe
(-) pada kolektor.
6. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika
bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-C.
7. Hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada emitor.
8. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti
transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-E.
9. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-
) pada emitor.
10. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika
bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-E.
11. Hubungkan probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor.

Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika
bergerak berarti transistor rusak bocor tembus C-E.

Catatan : pengecekan probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+) padakolektor tidak
diperlukan.

G. Mengecek transistor PNP

1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.


2. Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
3. Hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada kolektor.
4. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti
transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-C.
5. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe
(+) pada kolektor.

13
6. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika
bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-C.
7. Hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada emitor.
8. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti
transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-E.
9. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe
(+) pada emitor.
10. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika
bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-E.
11. Hubungkan probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+) pada kolektor.

Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak
berarti transistor rusak bocor tembus C-E.

Note : pengecekan probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor tidak
diperlukan.

H. Mengecek Kapasitor Elektrolit (Elko)

1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.


2. Pilih skala batas ukur X 1 untuk nilai elko diatas 1000uF, X 10 untuk untuk nilai
elko diatas 100uF-1000uF, X 100 untuk nilai elko 10uF-100uF dan X 1K untuk nilai
elko dibawah 10uF.
3. Hubungkan probe multimeter (-) pada kaki (+) elko dan probe (+) pada kaki (-)
elko.
4. Pastikan jarum multimeter bergerak kekanan sampai nilai tertentu (tergantung nilai
elko) lalu kembali ke posisi semula.
5. Jika jarum bergerak dan tidak kembali maka dipastikan elko bocor.
6. Jika jarum tidak bergerak maka elko kering / tidak menghantar.

I. Cara Menggunakan Amperemeter Pada Multimeter

1. Pastikan terlebih dahulu arus apakah yang akan diukur. AC atau DC

14
2. Putar saklar pemilih pada posisi mA atau A DC untuk mengukur arus DC dan mA
atau A AC untuk mengukur arus AC
3. Hitung terlebih dahulu berapa nilai arus yang akan diukur. Jika tidak bisa dihitung
tentukan nilai kira-kira arus yang akan mengalir melewati rangkaian tersebut
4. Letakkan saklar pemilih pada batas ukur yang terbesar jika nilai arus yang akan
diukur belum diketahui. Jika arus yang akan diukur telah diketahui perkiraannya,
letakkan saklar pemilih pada batas ukur yang paling mendekati
5. Untuk mengukur arus AC kabel penghubung dapat dihubungkan dengan sumber arus
dan rangkaian atau beban secara bebas. Mengukur arus DC kabel penghubung harus
sesuai. Kabel penghubung warna merah dihubungkan ke kutub positif sumber arus,
sedangkan warna hitam ke rangkaian.
6. Multimeter harus dipasang seri terhadap rangkaian yang diukur
7. Hubungkan kabel penghubung terhadap rangkaian yang akan diukur

J. Pengukuran Resistansi Pada Multimeter

1. Atur saklar pemilih pada posisi Ohm. Selanjutnya putar saklar pemilih sekaligus
mementukan batas ukur yang dipakai. Untuk mengetes kabel misalnya gunakan
batas ukur x1. Untuk mengukur resistor yang tidak diketahui nilainya gunakan batas
ukur yang paling besar. Jika nantinya setelah diukur jarum penunjuk hanya bergerak
sedikit ke kiri, maka saklar putar dapat ke batas ukur yang lebih kecil lagi.
2. Hubung singkatkan kabel hitam dan merah pada multimeter. Atur pengatur nol
sehingga jarum penunjuk berada pada tepat nol sebelah kanan skala
3. Hubungkan kabel hitam dan merah secara bebas ke komponen yang akan ditest.
Lihat skala apakah jarum bergerak atau tidak. Jika skala perlu dibaca untuk
mengetahui resistansi maka bacalah skalalnya.

K. Menguji Kondensator dengan multimeter

1. Mula-mula saklar multimeter diputar ke atas. Tanda panah ke atas tepatnya R x Ohm
2. Kalibrasi sampai jarum multimeter menunjukkan angka nol tepat saat dua colok (+)
dan colok (-) dihubungkan. Putar adjusment untuk menyesuaikan.

15
3. Hubungkan colok (-) dengan kaki berkutub negatif kondensator, sedangkan colok (+)
dengan kaki positif kondensator. Lihat jarum.Apabila bergerrak dan tidak kembali
berarti komponen tersebut masih baik.Jika beprgerak dan kembali tetapi tidak seperti
posisi semula berarti komponen rusak. Dan apabila jarum tidak bergerak sama sekali
dipastikan putus.

L. Menguji Dioda dengan multimeter

Komponen ini memiliki sepasang kaki yang mana masing-masing berkutub negatif
dan positif.Oleh karena itu dalam menguji nanti hendaknya dilakukan dengan benar dan
cermat. Tujuan pengujian alat ini adalah untuk mengetahui tingkat kerusakan akibat
beberapa hal .Pada dioda yang pernah dipakai dalam suatu rangkaian biasanya disebabkan
besarnya tekanan arus sehingga tidak mampu ditahan dan diubah menjadi DC.

Cara pengujian:

1. Saklar diputar pada posisi Ohmmeter, 1x dan Kalibrasi.


2. Hubungkan colok (-) dengan kaki negatif (anoda) dan colok (+) dengan kaki positif
(katoda).
3. Kemudian pindahkan pencolok (-) pada kaki anoda dan colok (+) pada kaki katoda.
Bila jarum bergerak berarti dioda tersebut rusak.Jika sebaliknya (tak bergerak) maka
dioda dalam keadaan baik.

J. Menguji Transformator

Transformator saat kita beli harus dan wajib untuk kita check apakah masih baik dan
berfungsi. Karena untuk trafo biasanya tidak diberi garansi apabila rusak setelah dibeli.Hal
ini dimungkinkan adanya pemutusan hubungan di gulungan/lilitan sekunder atau primer.

Langkah-langkah:

1. Putar multimeter saklar pada posisi Ohm 1x Kalibrasi.


2. Hubungkan colok (-) dengan salah satu kaki di gulungan primer, colok (+) pada kaki
yang lain di gulungan primer. Bila jarum bergerak maka trafo dalam keadaan baik.

16
3. Pada gulungan sekunder lakukan hal yang sama. Apabila jarum multimeter bergerak-
gerak maka trafo dalam keadaan baik. Selisih nilai sama dengan selisih tegangan
yang tertera pada trafo.
4. Letakkan colok (-) atau colok (+) ke salah satu kaki di gulungan primer kemudian
colok yang lain ke gulungan sekunder. Apabila jarum tidak bergerak maka trafo
dalam keadaan baik, menandakan tidak adanya korsleting gulungan primer dengan
sekunder dengan body trafo. Lakukan hal sebaliknya.
5. Langkah terakhir, letakkan colok (-) atau colok (+) ke salah satu kaki di gulungan
primer atau sekunder kemudian colok yang lain ke plat pengikat gulungan yang
berada di tengah. Apabila jarum tidak bergerak maka trafo dalam keadaan baik,
menandakan tidak adanya korsleting gulungan dengan body trafo.

17
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahsan yang telah penulis lakukan maka
penulis menarik beberapa kesimpulan :

1. Multimeter adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur tegangan listrik,
arus listrik, dan tahanan (resistansi).
2. Multimeter digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih
banyak jika dibandingkan dengan multimeter analog. Yaitu memiliki
tambahan-tambahan satuan yang lebih teliti, dan juga opsi pengukuran yang
lebih banyak, tidak terbatas pada ampere, volt, dan ohm saja.
3. Multimeter digital lebih sederhana dan lebih cermat dalam penunjukan hasil
ukurannya karena menggunakan display 4 digit sehingga mudah membaca
dan memakainya.
4. Kekurangan multimeter digital adalah sulit untuk memonitor tegangan yang
tidak stabil. Jadi bila melakukan pengukuran tegangan yang bergerak naik-
turun, sebaiknya menggunakan multimeter analog.
5. Multimeter analog lebih banyak dipakai untuk kegunaan sehari-hari, seperti
para tukang servis TV atau komputer kebanyakan menggunakan jenis yang
analog ini. Kelebihannya adalah mudah dalam pembacaannya dengan
tampilan yang lebih simple. Sedangkan kekurangannya adalah akurasinya
rendah, jadi untuk pengukuran yang memerlukan ketelitian tinggi sebaiknya
menggunakan multimeter digital.
6. Multimeter Analog sangat baik digunakan untuk pengukuran tegangan yang
bergerak naik-turun.
7. Multimeter memiliki probe warna merah pada posisi (+) dan probe warna
hitam pada titik (-) serta Test lead (+) warna merah dan Common Terminal (-
) warna hitam.

SARAN

Melalui penulisan ini penulis menyarankan untuk teman-teman serta mahasiswa


Fisika untuk selalu mempelajari dan memahami lebih dalam lagi tentang alat-alt ukur seperti
multimeter digital dan anlog.

18
DAFTAR PUSTAKA

Hutagalung, Robert, dkk. 2013. Modul Panduan Praktikum Fisika Dasar I. Ambon:
Universitas Pattimura

Hutagalung, Robert, dkk. 2014. Modul Panduan Praktikum Fisika Dasar II. Ambon:
Universitas Pattimura

Surya, Yohanes, 1989. Fisika 2a untuk SMA Kelas 2.Klaten: Intan Pariwara

Wacik, Jero, dkk. 1983. Ringkasan Fisika. Bandung: Ganeca Exact.

Wiladi, Hasan, dkk. 1996. Fisika untuk SMU Kelas 2 Jilid 2A. Bandung: Grafindo Media
Pratama.

19

Anda mungkin juga menyukai