42769-Article Text-111217-1-10-20201123
42769-Article Text-111217-1-10-20201123
Chemistry in Education
Terakreditasi SINTA 5
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/chemined
Info Artikel
Diterima : Juli 2020 Paradigma pembelajaran yang berpusat pada siswa menuntut guru untuk
Disetujui : Agst 2020 mengurangi dominasinya dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa secara
Dipublikasikan : Okt 2020 optimal dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya. Penelitian
eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh penerapan model
inkuiri terbimbing bermuatan multi representasi terhadap pemahaman konsep
Kata Kunci: inkuiri
siswa. Sampel yang digunakan sebanyak dua kelas dengan menggunakan teknik
terbimbing; multi
cluster random sampling, karena populasi berdistribusi normal dan homogen.
representasi; pemahaman
Desain penelitian yang diterapkan yaitu posttest only control group design. Hasil uji
konsep
perbedaan rerata memperlihatkan t hitung pemahaman konsep 2,84 lebih besar
dari t kritis pada taraf signifikansi 5% yaitu 2,00. Analisis pengaruh antar
Keywords: guided inquiry;
variabel menghasilkan nilai koefisien biserial sebesar 0,45 atau termasuk dalam
multiple representation; concept
kategori sedang. Perhitungan koefisien determinasi menunjukan penerapan
understanding
model inkuiri terbimbing bermuatan multi representasi berkontribusi sebesar 21%
terhadap pemahaman konsep siswa. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan
bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing bermuatan multi
representasi berpengaruh terhadap pemahaman konsep siswa SMA.
Abstract
Studentcentered learning paradigm requires teachers to reduce the dominance of the
teacher in learning activities so students can optimally develop their potentials. This
experimental research has aim to determine the effect of implementation a guided inquiry
models with multiple representation contain to the concept understanding of students. The
sample used as much as two groups using cluster random sampling technique, because of
normal distribution and homogenous population. The design of this research is posttest
only control group design. The technique of analysis data are the mean difference test,
analysis of the effect among variables, and coefficient of determination. Based on the mean
difference test showed t calculated of concept understanding was 2,84 while t critical value
is 2,00. The effect among variables analysis showed that biserial coefficient value is 0,45 or
included in medium category. The calculation of the coefficient of determination showed
that the application of guided inquiry models with multiple representation contain was
affected concept understanding by 21%. So, it can be concluded that the implementation of
guided inquiry models with multiple representation contain had effect on student concept
understanding.
3
Tsabit Albanani / Journal of Chemistry In Education 9 (2) (2020)
eksperimen 10,32 dan x2 hitung kelas kontrol 2,18. juga kecil. Adapun beberapa siswa yang
. Hal ini berarti data posttest pemahaman konsep bertanya kepada guru adalah siswa yang
kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi tergolong berkemampuan lebih di kelas tersebut.
normal, sehingga uji selanjutnya menggunakan Pembelajaran dengan metode ceramah
statistik parametrik. Uji kesamaan dua varians pada awalnya memang membuat siswa lebih
menghasilkan Fhitung 1,25 lebih kecil dari Ftabel tenang karena pembelajaran berlangsung
2,02 yang berarti kedua kelas mempunyai dengan guru sebagai pusatnya (teacher center).
kesamaan varians, sehingga uji perbedaan rata- Namun, hal ini ternyata menimbulkan
rata menggunakan rumus t-test uji satu pihak, kebosanan dan rasa jenuh pada siswa yang
pihak kanan. Uji perbedaan rata-rata ditunjukkan dengan sikap siswa selama
menghasilkan menghasilkan thitung 2,84 lebih pembelajaran yang tidak memperhatikan guru,
besar dari ttabel 2,00. Hasil ini menunjukan mengantuk, dan berbicara sendiri dengan
rata-rata nilai posttest kelas eksperimen lebih temannya. Akibatnya mereka kesulitan untuk
besar dari kelas kontrol. memahami konsep atau materi yang sedang
Uji hipotesis penelitian menggunakan diajarkan. Kesulitan siswa dalam memahami
analisis pengaruh antar variabel dan penentuan materi menjadi hambatan mereka dalam
koefisien determinasi. Analisis pengaruh antar menyelesaikan latihan soal maupun menjawab
variabel dinyatakan dengan koefisien biserial pertanyaan dari guru. Solusi yang diterapkan
(rb). Perhitungan analisis pengaruh antar yaitu dengan membuat variasi metode
variabel menghasilkan koefisien korelasi beserial pembelajaran, yakni dengan melaksanakan
terhadap pemahaman konsep siswa sebesar 0,45 kegiatan diskusi. Hasilnya siswa lebih aktif
dengan kategori sedang. Uji kebermaknaan dalam kegiatan pembelajaran yang ditunjukkan
pengaruh variabel bebas terhadap variabel dengan kegiatan diskusi kelompok mengerjakan
terikat dinyatakan signifikan dengan thitung soal-soal dan tanya jawab yang berlangsung
4,03 lebih dari ttabel 2,00. Perhitungan dengan baik. Pembelajaran secara langsung
kontribusi pengaruh variabel menghasilkan dengan metode ceramah tidak selamanya
koefisien determinasi sebesar 21%. Hasil ini buruk, akan tetapi karena ilmu kimia bersifat
mengandung arti bahwa model pembelajaran eksperimen dan ilmiah ada baiknya apabila
yang diterapkan dapat menjelaskan 21% guru pada saat pembelajaran di kelas dapat
pemahaman konsep siswa sedangkan 79% menunjukkan manfaat kimia dalam kehidupan
dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti sehari-hari.
dalam penelitian ini. Analisis data posttest menunjukkan
Perbedaan pemahaman konsep siswa penerapan pembelajaran memberikan pengaruh
disebabkan dalam pembelajaran inkuiri terhadap pemahaman konsep siswa tetapi nilai
terbimbing bermuatan multi representasi siswa yang didapatkan siswa masing rendah. Rata-rata
mendapat penjelasan dari materi yang telah nilai yang didapatkan siswa dari kedua kelas
dipelajari dengan berbagai representasi untuk masih dibawah KKM mapel yang ditetapkan
lebih memudahkan siswa dalam memahami sekolah (kelas eksperimen 61<75 dan kelas
materi yang dipelajari dalam berbagai cara atau kontrol 50<75). Tercatat hanya ada empat siswa
bentuk. Penguasaan konsep sangat penting dari kelas eksperimen dan dua siswa dari kelas
dimiliki oleh setiap siswa setelah melakukan kontrol yang mempunyai nilai diatas KKM.
pembelajaran karena dapat digunakan untuk Perbandingan tingkat pemahaman
menyelesaikan suatu permasalahan yang konsep siswa kelas eksperimen dan kontrol pada
berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh masing-masing nomor soal terdapat pada
siswa. Penguasaan konsep oleh siswa tidak Gambar 1. Gambar 1 menunjukan hasil
hanya pada mengenal sebuah konsep tetapi posttest kelas eksperimen lebih baik daripada
siswa dapat menghubungkan antara satu konsep kelas kontrol pada soal nomor 1, 3, 4, 5, dan 6.
dengan konsep lainnya dalam berbagai situasi. Soal nomor 2, 7, dan 8 kelas kontrol lebih baik
Kurangnya pemahaman konsep dari daripada kelas eksperimen. Pada soal nomor 1
siswa kelas kontrol dapat disebabkan antara lain rata-rata nilai kedua kelas sudah baik. Hanya
dalam kegiatan diskusi kelas jumlah siswa yang saja beberapa siswa tidak menjawab penentuan
bertanya maupun yang menanggapi pertanyaan sifat garam dan jenis hidrolisis karena kurang
masih sedikit dan terbatas hanya pada siswa teliti dalam membaca soal. Pada soal nomor 2
yang menonjol dikelas dan mempunyai kesalahan paling dominan dari kelas
keberanian. Keinginan siswa untuk bertanya eksperimen yaitu siswa salah dalam
4
Tsabit Albanani / Journal of Chemistry In Education 9 (2) (2020)
5
Tsabit Albanani / Journal of Chemistry In Education 9 (2) (2020)
kontrol pada indikator kompetensi 2, 3, dan 4. pembelajaran kelas eksperimen lebih
Indikator kompetensi 1 dan 5 kelas kontrol lebih menekankan pada proses penemuan dan peran
baik dari kelas eksperimen. aktif siswa baik fisik maupun mental dalam
Tidak banyak perbedaan tingkat proses pembelajaran, sehingga diperlukan
pemahaman pada indikator 1 siswa kelas berbagai latihan melalui kegiatan eksperimen
eksperimen dan kelas kontrol (kelas eksperimen atau praktikum. Proses inkuiri diberikan kepada
72% dan kelas kontrol 73%). Pemahaman siswa siswa melalui prosedur pemecahan masalah
dikembangkan dari hasil pembuktian maupun baik pada kegiatan eksperimen maupun
temuannya dalam kegiatan praktikum. Sebagian kegiatan diskusi kelas. Pemberian masalah atau
besar siswa mampu mengidentifikasi sifat garam pertanyaan diawal pembelajaran dapat
melalui representasi makroskopik yaitu uji pH menumbuhkan rasa ingin tahu siswa terhadap
menggunakan kertas lakmus dan indikator materi pembelajaran.
universal serta mengaitkannya dengan Kegiatan diskusi yang dirancang pada
representasi sub-mikroskopik komposisi partikel setiap pertemuan membuat siswa lebih aktif
dalam larutan. Kesulitan dalam mengajukan pertanyaan dan menyampaikan
mengidentifikasi sifat garam terjadi karena pendapat dalam memecahkan masalah.
siswa tidak hafal kuat atau lemah senyawa asam Penyelesaian masalah yang kompleks menuntut
dan basa pembentuknya. Tingkat pemahaman siswa untuk membangun ide-ide baru yang
pada indikator dua siswa kelas eksperimen dan dapat mereka lakukan melalui studi pustaka,
kontrol berturut-turut adalah 79% dan 70%. praktikum dan diskusi yang dapat dilakukan
Siswa mampu membedakan larutan garam dirumah sehingga dapat meningkatkan
terhidrolisis total, terhidrolisis parsial, atau tidak kerjasama siswa. Studi pustaka dilakukan oleh
terhidrolisis dari pemahaman mengenai derajat siswa untuk menambah informasi-informasi
ionisasi dalam reaksi kimia khususnya hidrolisis dari berbagai sumber belajar yang berkaitan
garam (representasi simbolik). dengan permasalahan yang diberikan oleh guru
Tingkat pemahaman pada indikator tiga dari setiap pertemuan kemudian
siswa kelas eksperimen 57%, lebih baik dari memformulasikannya dengan tujuan
kelas kontrol 45%. Indikator tiga cenderung pembelajaran. Siswa juga melakukan kegiatan
lebih sulit daripada dua indikator sebelumnya. praktikum untuk membuktikan konsep-konsep
Sebelum menuliskan persamaan reaksi yang telah mereka bangun dari studi pustaka
hidrolisis, siswa harus benar dalam dan diskusi.
mengidentifikasi tingkat kekuatan asam basa Peningkatan pemahaman konsep siswa
penyusun garam dan membedakan jenis garam juga didukung dengan adanya hasil angket yang
berdasarkan konsep hidrolisis. Pada indikator menunjukkan bahwa ketertarikan siswa pada
empat perbedaan pemahaman siswa kelas pembelajaran kimia dengan model inkuiri yang
eksperimen dan kontrol relatif paling banyak diberikan oleh guru. Hal ini dapat dibuktikan
dari semua indikator. Adanya keterkaitan antar dengan sikap siswa yang aktif dan senang
level representasi selama proses pembelajaran bertanya pada saat pembelajaran, walaupun
kelas eksperimen menyebabkan pemahaman tidak semua pertanyaan siswa menyangkut
siswa lebih baik. Selain itu dengan pembelajaran materi yang sedang dibahas. Meskipun dalam
inkuiri terbimbing siswa menjadi terbiasa belajar prosesnya masih ada beberapa siswa yang
mandiri dalam mengerjakan soal-soal tampak belum paham akan proses pembelajaran
perhitungan nilai pH larutan garam. inkuiri yang diterapkan, namun pada akhirnya
Pada indikator lima pemahaman kelas siswa mulai membiasakan diri dengan proses
eksperimen hanya 25%, lebih rendah dari kelas pembelajaan dimana mereka sendiri yang
kontrol 46%. Kurangnya literasi dan minat baca berperan lebih banyak dalam pembelajaran.
siswa membuat pembelajaran model inkuiri Dari hasil pengamatan guru pada saat
terbimbing yang diterapkan pada kelas pembelajaran berlangsung, kelas eksperimen
eksperimen kurang efektif. Indikator ini memang terlihat lebih aktif dibandingkan kelas
terdapat pada soal terakhir sehingga banyak kontrol. Hasil analisis deskriptif terhadap 10
siswa yang belum sempat menjawab tetapi aspek dalam angket dinyatakan dalam bentuk
waktu posttest sudah selesai. persentase terdapat pada Gambar 3.
Penerapan model inkuiri terbimbing Gambar 3 menyatakan hampir semua
bermuatan multi representasi pada tanggapan siswa terhadap 10 pernyataan
memilih kategori “setuju”. Hal ini mendukung
6
Tsabit Albanani / Journal of Chemistry In Education 9 (2) (2020)
7
Tsabit Albanani / Journal of Chemistry In Education 9 (2) (2020)
Pembelajaran dengan Menginterkoneksikan Spencer dan Walker, 2012, Creating a Love for
Multipel Representasi pada Materi Science for Elementary Student through
Hidrolisis Garam untuk Mereduksi Inquiry-Based Learning, Journal of Virginia
Miskonsepsi Siswa. Prosiding Seminar Science Education. 4(2): 18-25
Nasional Kimia FMIPA Universitas Negeri Sulistyowati, N., A.T. Widodo & W. Sumarni. 2012.
Surabaya. hlm 87-97 Efektivitas model pembelajaran guided
Puspawati, K., I.K. Sudarma, & N, Dantes. 2013. discovery learning terhadap kemampuan
Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri pemecahan masalah kimia. Chemistry in
Terbimbing Berbantuan Media Konkret Education, 2(1): 49-55
Terhadap Pemahaman Konsep IPA Siswa Unver dan Arabacioglu, 2011, Overviewers on
Kelas V SD Gugus V Kecamatan Buleleng). Inquiry Based and Problem Based Learning
Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika Methods, Western Anatolia Journal of
(JP2F). Vol.1 no.2 Educational Science. 1(3): 303 – 309
Restiyan, N. 2008. Analisis Pengajaran Guru Kimia Wardani, S., S. Setiawan & K.I. Supardi. 2016.
SMA Kelas Xi pada Pokok Bahasan Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Hidrolisis berdasarkan Intertekstualitas Ilmu Terhadap Pemahaman Konsep dan Oral
Kimia. Skripsi. FPMIPA Universitas Activities pada Materi Pokok
Pendidikan Indonesia