Anda di halaman 1dari 43

PENDEKATAN DESAIN

Dalam merancang arsitek sering dihadapkan pada persoalan


desain yg komplek dan kadang diiringi dengan ketidakpastian.

Dalam proses merancang seorang arsitek dengan atau tanpa


disadari mengambil satu atau dua pendekatan untuk mencari
solusi atas persoalan desain yang dihadapi.

Pendekatan desain dilakukan:


• sebagai strategi untuk menghadapi persoalan yang
kompleks
• karena tuntutan proyek,
• bisa jadi karena preferensi pribadi setiap arsitek dalam
mendekati proyek desain.
Pendekatan desain adalah penjelasan mengenai
satu atau beberapa persoalan yang lebih
didahulukan dicarikan solusinya dibandingkan
dengan persoalan desain lainnya.

Beberapa pendekatan desain:


- Pendekatan fungsi
- Pendekatan bentuk
- Pendekatan lahan
- Pendekatan teknologi (bahan, waktu, teknik
membangun)
- Pendekatan ekonomi
PENDEKATAN FUNGSIONAL
Mungkin pendekatan ini adalah yg paling banyak
dilakukan oleh para arsitek, Juga paling sering diajarkan di
sekolah-sekolah arsitektur di Indonesia.
Isu atau persoalan desain yang didahulukan dlm proses
merancang adalah agar bangunan dapat berfungsi
dengan sesuai yang diharapkan oleh pemilik proyek
dan/atau calon pengguna.
Berupa pendekatan inside-outside, dari persoalan fungsi
baru kemudian diputuskan urusan luarnya, yaitu bentuk
dan kontruksinya.
Prinsip “Form follows function”, seperti kata arsitek Louis
Sullivan, yg pernah menjadi mentor FL Wright.
Persoalan-persoalan fungsional yang kadang didahulukan:
• Hubungan kedekatan antar ruang atau antar kelompok fungsi
(contoh: rumah sakit)
• Sirkulasi di dalam bangunan (contoh: bangunan terminal,
pabrik)
• Kenyamanan (proyek hunian, sekolah)
• Keamanan (proyek penjara, kantor rahasia )
• Perilaku pengguna (sekolah, sarana perdagangan)
• Akustik (proyek auditorium)
• Kenyamanan menonton (proyek stadion)

Untuk fungsi-fungsi yang sudah banyak presedennya, bisa


dilakukan dengan pendekatan tipologi (di bahas setelah ini)
Pendekatan kedekatan antar ruang
dan sirkulasi
• Untuk proyek yg menuntut hubungan antar ruang dan
urutan kegiatan atau dirkulasi yg ketat
• Dilakukan analisa fungsi setiap ruang dan bagian,
• Persyaratan kedekatan dan kejauhan yang disyaratkan
• Dibuat hubungan kedekatan antar ruang/bagian dlm
bentuk diagram atau bubble diagram
• Urut-urutan kegiatan yang harus diwadahi dan
persyaratan masing-masing ruangan
• Dibuat skema susunan tata letak berdasar
kedekatan/kejauhan serta sirkulasi yg diinginkan
Kritik terhadap pendekatan fungsi:
• Fungsi itu tidak abadi, bisa berubah-ubah
setiap waktu.
• Demikian juga kapasitas ,persyaratan ruang,
dan cara penggunaan ruang dan bangunan
bisa berubah-ubah setiap saat.
Sedangkan memodifikasi bentuk bangunan itu
tidak mudah
PENDEKATAN BENTUK
Mendahulukan bentuk akhir sesuai keinginan si
arsitek, kebutuhan dari kebutunan proyek,
dan/atau karena ada pesanan dari pemilik
proyek
• Beberapa arsitek memiliki preferensi bentuk
tertentu, terutama biasanya arsitek senior.
Banyak arsitek yunior bisa jadi hanya ikut-
ikutan trend yg sifatnya musiman
• Beberapa arsitek ternama karena preferensi
bentuknya. Kadang mereka ditugaskan klien karena
pendekatan bentuk itu. Untuk penyelesaian
persoalan fungsional yg memerlukan keahlian
khusus mungkin bekerjasama dgn biro arsitek lain
yang ahli untuk urusan fungsional itu tetapi tidak
terkenal dalam urusan bentuk.
• Proyek-proyek tertentu menuntut bentuk
bangunan yg tidak biasa, misalnya proyek
monumental atau komersial atau karena
faktor lokasinya.
• Pemilik proyek ada yang khusus meminta
bentuk tertentu, misalnya karena ciri
kedaerahan, atau menyesuaikan dengan
konteks sekitar.
PENDEKATAN TIPOLOGIS
Pendekatan fungsional dgn mendahulukan persoalan
hubungan/kedekatan antar ruang atau persoalan
sirkulasi dapat digabungkan dgn pendekatan tipologis.
Dgn pendekatan tipologi arsitek menyusun ruang dan
massa bangunan berdasar tipe-tipe susunan yg telah
menjadi pola susunan yg lazim, yg telah terbukti berhasil
diterapkan dlm banyak proyek sejenis.
Tipe-tipe itu biasanya terkait dengan fungsi tertentu
(misal: sekolah, hotel, rumah, bandara, dsb.)
Tipe tidak sesuatu yg kaku, tipe dapat ditransformasikan.
Tipe susunan ruang itu tidak harus terkait dgn tipe
tampilan langgam.
Contoh tipe koridor
• Tipe koridor di tengah (double loaded corridor),
menguntungkan untuk efisiensi ruang sirkulasi,
kurang baik untuk ventilasi alami.
• Tipe koridor di sisi luar (single loaded corridor),
koridor di satu sisi bagus untuk ventilasi alami
dan penangkal silau matahari
• Tanpa selasar, cocok untuk rumah tinggal.
Menjadi salah satu ciri khas rancangan FL Wright
yg melawan kebiasaan rancangan rumah di
Amerika yang biasanya memiliki koridor di
tengah.
Tipe (tradisional) rumah dengan
koridor
Tipe tanpa koridor ala FL Wright
TIPE BENTUK MASSA
• Massa linier, linier sederhana seperti
kebanyakan rumah tradisional Nusantara
• Massa klaster, seperti rumah tradisional Bali,
• Massa bangunan dengan halaman tengah
(innercourt), dengan selasar mengelilingi
halaman tengah. Jumlah halaman tengah bisa
lebih dari satu.
• Massa radial, di Eropa tipe ini biasa digunakan
untuk fungsi penjara.
Tipe Massa Tunggal

Rumah tradisional di Indonesia hampir


semuanya memiliki massa tunggal berbentuk
sederhana.
Tipe inner court
Tipe klaster
Tipe dgn klaster
Tipe radial
Pendekatan Langgam

Pada kenyataannya tidak semua pendekatan langgam


menggunakan ‘langgam’ secara utuh atau murni, sebagian
besar hanya menggunakan ‘citra’-nya saja, sekedar kesan.
Pada contoh, hanya satu yg benar langgam joglo, tiga lainnya
hanya ber-citra joglo.
PENDEKATAN LAHAN
Dilakukan pendekatan ini apabila kondisi lahan sangat
ekstrim:
• Sangat sempit atau terkena aturan yang sangat ketat
• Topografi sangat ekstrim
• Lahan memiliki potensi pemandangan istimewa,
bangunan tidak boleh/tidak diinginkan merusak
keistimewaan tsb.
Massa bangunan akibat keterbatasan
lahan (kasus di Jepang)

Untuk kondisi keterbatasan lahan seperti pada


gambar, pendekatan fungsional kurang begitu
menguntungkan.
• Proses desain hampir tidak pernah bisa linier,
sering sekali harus dgn coba-coba (trial-error),
harus bolak-balik
• Dengan satu bubble diagram di atas lahan
yang relatif longgar akan dapat dihasilkan
alternatif rancangan yang lebih banyak
• Kasus di kota New York
Di pantai dengn pemandangan yg dominan
PENDEKATAN BAHAN dan
TEKNOLOGI BANGUNAN
Apabila bahan dan/atau bangunan yang digunakan sangat
terbatas akibat tidak ada pilihan lain atau karena ada ada
kepentingan untuk menggunakan bahan aau teknologi
bangunan tertentu.
Contoh: container
Struktur tenda untuk mendapatkan bentuk yang
ekspresif, ringan, cepat pembangunannya, bisa bentang
lebar bebas kolon di tengah.
Bambu dipilih karena ramah lingkungan, mudah
tumbuh, dan karena tampilan yang ekspresif, exclutif.
Pendekatan bahan kayu untuk bangunan ketinggian
menengah.
Bahan kertas untuk bangunan karya arsitek
Shigeru Ban, Jepang
Desain parametrik adalah proses yang didasarkan pada
pemikiran algoritmik yang memungkinkan
ekspresi parameter dan aturan yang, bersama-sama,
mendefinisikan, menyandikan, dan memperjelas hubungan
antara maksud desain dan respons desain
PENDEKATAN EKONOMI
Terutama apabila dana yang disediakan sangat terbatas, dlm hal
jumlah dan waktu turun.

Anda mungkin juga menyukai