Tugas Kelompok 2 - Pertemuan Ke 10 - Arsitektur Islam Nusantara
Tugas Kelompok 2 - Pertemuan Ke 10 - Arsitektur Islam Nusantara
ARSITEKTUR ISLAM
Kalimantan, Nusa Tenggara,
Sulawesi,Maluku,Irian Jaya
POKOK PEMBAHASAN
KALIMANTAN
NUSA TENGGARA TIMUR
SULAWESI,MALUKU,IRIAN JAYA
•
ANGGOTA KELOMPOK
WAHYU HIDAYAT GUNTUR SAPUTRA SUFANI ABELA
AJI
WARDA SRI ANANDA NUR RAHMADANI AHMAD FAIZ
RAHIM ALQADRI
Untuk masuk ke ruang utama terdapat dua buah pintu berbentuk segi
empat dengan relung lengkungan di bagian atasnya. Di kiri-kanan ke
dua pintu tersebut masing-masing terdapat empat jendela empat
persegi dengan relung di atas jendela hanya terdiri atas satu daun
jendela dari kacaSedangkan di sisi timur dan barat juga terdapat
jendelaLantai terbuat dari kayu belian, sedang dinding dari papan.
Di dalam ruang utama terdapat tiang, mihrab, dan mimbar Tiang yang
ada di dalam ada delapan buah dan merupakan penyangga bangunan,
terbuat dari kayu belian/besi yang telah dicat. Pada dinding sisi barat
terdapat bagian yang menjorok keluar dan berfungsi sebagai mihrab.
Mihrab ini bersatu dengan ruang induk tetapi atapnya merupakan atap
tersendiriAtap mihrab berbentuk tingkat dua. Di antara atap satu dan
atap kedua terdapat dinding dengan lubang angin berbentuk bulatAtap
teratas bentuk seperti kerucut dengan mustaka berbentuk tiang dengan
bulatan-bulatanDi dalam mihrab terdapat mimbar berbentuk kecil.
TATA RUANG MASJID
EKSTERIOR MASJID
Kerja berat dimulai dengan mengumpulkan bahan dan peralatan. Setelah dipandang cukup,
maka pada tanggal 27 Zulhijjah 1328 H atau tahun 1908 M, bangunan masjid mulai didirikan.
Tanggal dan angka tahun ini dipahatkan pada tonggak petunjuk waktu shalat yang terletak di
sebelah selatan bangunan masjid. Selain itu angka tahun yang lain terdapat di mimbar yakni
tahun 1337 H atau tahun 1917 M. Syekh Haji Abbas meninggal dunia pada tahun 1921 dan Syekh
Haji Muhammad Said tahun 1924. Keduanya dimakamkan di Wasah Hilir, tidak jauh dari Masjid
Su'ada.
KALIMANTAN
MASJID KIAI GEDE, KALIMANTAN TENGAH
Masjid Kiai Gede telah mengalami tiga kali perbaikan yaitu tahun 1951 dilakukan penambahan
bagian teras, atap sirap dengan dana swadaya dari masyarakat setempat dan dibantu oleh
para jamaah masjid. Perbaikan kedua pada bagian mimbar tahun 1968. Tahun anggaran
1980/1981-1985/1986 dilaksanakan pemugaran oleh Bidang Permuseuman Sejarah dan
Keprabakalaan Kantor Wilayah Depdikbud Provinsi Kalimantan Tengah melalui Proyek
Pemugaran dan Pemeliharaan peninggalan Sejarah dan Purbakala Kalimantan Tengah
MASJID SHIROTOL MUSTAQIM,SAMARINDA, KALIMANTAN TIMUR
PINTU MASUK KE SERAMBI TERBUAT DARI BESI DAN JUGA TERDIRI ATAS DUA
BAGIAN. BAGIAN ATAS PINTU BERBENTUK LENGKUNGAN DENGAN HIASAN BUNGA-
BUNGA LANTAI SERAMBI DARI MARMER KUNO BUATAN SINGAPURA BERUKURAN 75 X
75 CM PADA SERAMBI TERDAPAT DERETAN TIANG SEBANYAK EMPAT BUAH YANG
BERFUNGSI SEBAGAI PENYANGGA ATAP. BENTUK TIANG BULAT DAN PADA BAGIAN
ATAS SERTA BAWAHNYA BERBENTUK EMPAT PERSEGI. ATAP SERAMBI MERUPAKAN
ATAP TERSENDIRI BERBENTUK RATA/DATAR. SERAMBI BERFUNGSI JUGA SEBAGAI
TEMPAT SHALAT DAN TEMPAT MELAKSANAKAN KEGIATAN SOSIAL LAINNYA.
DALAM RUANG UTAMA BERDIRI EMPAT BUAH TIANG SOKO GURU. BENTUK TIANG
BULAT DAN TERBAGI ATAS DUA BAGIAN YAITU BAWAH DAN ATAS. BAGIAN BAWAH
LEBIH BESAR DARI BAGIAN ATASNYA DAN DIBATASI OLEH PELIPIT SETENGAH
LINGKARAN DAN PELIPIT LENGKUNG. DASAR TIANG JUGA TERDIRI DARI PELIPIT
YANG SAMA DENGAN PEMBATAS. MIHRAB PADA MASJID TERDAPAT DI DINDING
BARAT DAN MENJOROK KELUAR. BAGIAN ATASNYA BERBENTUK LENGKUNGAN
DENGAN PELIPIT-PELIPIT DAN DI KIRI-KANANNYA TERDAPAT TIANG SEMU.
DESKRIPSI BANGUNAN
ATAP RUANGAN UTAMA TERDIRI ATAS DUA TINGKAT. TINGKAT PERTAMA
TERBUAT DARI GENTENG BERBENTUK LIMAS, SEDANGKAN TINGKAT DUA
BERBENTUK KUBAH SEDANGKAN PUNCAK TIANG DIHASI DENGAN BULAN
BINTANG. DI ANTARA ATAP TINGKAT SATU DAN ATAP TINGKAT DUA
TERDAPAT BENTUK EMPAT PERSEGI YANG MERUPAKAN ALAS DARI KUBAH.
Di dalam masjid bagian tengah terdapat sebuah bedug yang digantung dengan tali rotan. Di sebelah kanannya
terdapat sebuah mimbar khotbah yang sederhana. Pada bagian atas mimbar terdapat hiasan naga yang di bagian
badannya dihiasi tiga buah bintang bersudut 12, 8, dan 7. Angka “12” melambangkan bulan, angka “8” melambangkan
dari tahun alip, dan “7” melambangkan hari. Di samping itu, juga terdapat hiasan berupa pohon, ayam, dan telur serta
menjangan.
DESKRIPSI BANGUNAN
Atap masjid bertingkat dua berbentuk limasan terbuat dari
bahan bambu yang dianyam. Atap tingkat pertama dibuat
menjurai. Bidang permukaan atap keempat sisinya miring.
Bila diperhatikan penampangnya memberikan kesan
seakan-akan bentuk segi tiga sama sisi. Bagian atap kedua
terdapat sebuah tiang yang disebut tunjang langit yang
terbuat dari kayu dan tingginya 1,10 meter. Di sekitar
Masjid Kuno ini terdapat enam buah cungkup makam
terbuat dari bamboo yang berisi makam para tokoh ulama
yaitu; makam Plawangan, Karang Salah, Anyar, Reak, Titi
Mas Penghulu, dan Sesait.
Masjid Kuno Bayan Beleg adalah salah satu tipe bangunan masjid kuno yang didirikan pada masa awal
berkembangnya agama Islam di Pulau Lombok yaitu sekitar abad 16. Masjid ini dibangun oleh seorang penghulu
yang merupakan orang pertama di Bayan yang memeluk agama Islam. Pemugaran baru dilaksanakan tahun
1992/1993-1993/1994 oleh Proyek Pelestarian/Pemanfaatan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Nusa Tenggara
Barat. Peresmian pumapugar dilaksanakan 7 Oktober 1994.
ARSITEKTUR ISLAM NUSANTARA
A.MESJID RAMBITAN,LOMBOK TENGAH,NTB
Mesjid Rambitan adalah salah satu objek bersejarah dan budaya
yang terletak di Desa Rambitan, Kecamatan Sade, Lombok, Nusa
Tenggara Barat, Indonesia. Mesjid ini merupakan salah satu
contoh arsitektur tradisional Sasak, yang merupakan suku asli
yang tinggal di pulau Lombok. Mesjid ini menjadi salah satu
situs budaya yang menarik untuk dikunjungi di Lombok karena
memperlihatkan warisan budaya dan arsitektur tradisional yang
khas.
SEJARAH
PEMBANGUNAN MASJID RAMBITAN DIHUBUNG-HUBUNGKAN DENGAN NAMA TOKOH ISLAM DI
RAMBITAN WALI NYATOK. MAKAM WALI NYATOK SENDIRI TERLETAK SEJAUH DUA KILOMETER DI
TIMUR DESA RAMBITAN, DAN MENJADI SALAH SATU MAKAM YANG PALING SERING DIKUNJUNGI UMAT
ISLAM UNTUK ZIARAH.
A.MESJID RAMBITAN,LOMBOK TENGAH,NTB
Lokasi
Masjid Kuno Rambitan beralamat di Desa Rambitan, Kecamatan
Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). Berjarak
sejauh 10 kilometer dari Bandar Internasional Lombok dan tiga
kilometer dari ibu kota.Topografi wilayah Rambitan merupakan
daerah perbukitan menuju kawasan wisata pantai selatan Pulau
Lombok dan terletak di tengah perkampungan penduduk.
Masjid Jami' Raudhatul Muttaqin desa Kotaraja salah Masjid Tua dan masuk benda
cagar budaya di Lombok Timur, NTB sekaligus sebagai tempat wisata religi. Betapa
tidak masjid yang satu ini memiliki nilai sejarah dengan sentuhan bangunan ethik
islami.Masjid Jami' Raudhatul Muttaqin didirikan sekitar tahun 1690 M. Awalnya,
Masjid Raudhatul Muttaqin terletak di Loyok kemudian dipindahkan ke Kotaraja.
Selain bangunan masjid, masyarakat desa Loyok waktu itu juga ikut pindah dan
membangun desa di Kotaraja. Salah satu tokoh yang berperan penting dalam
pemindahan masjid ke Kotaraja yakni Raden Lung Negara.
NUSA TENGGARA BARAT
Masjid Pujui, Lombok Tengah
Mihrab terletak di dinding barat menjorok keluar kira-kira 0,94 m, arahnya tepat ke kiblat. Pintu di dinding timur
letaknya tegak lurus dengan mihrabnya, tingginya hanya 1,50 m, lebar pintu 1,13 m, dan mempunyai daun pintu dua
buah terbuat dari kayu yang di pasang tanpa engsel. Di dalam masjid juga terdapat mimbar dari kayu berukuran 0,84
× 0,68, tinggi 0,95 m. Mimbar ini diletakkan disebelah kanan mihrab, kira-kira 1m dari dinding barat. Selain itu,
terdapat pula dua buah bedug (satu buah besar dan satu buah kecil).
Atap masjid bertumpang
dua
Palung semen
Atap masjid bertumpang dua dari bahan alang-alang, dan atap tumpang pertama menjurai ke bawah sangat rendah sehingga
pintu masuk ke ruang masjid sangat pendek (setinggi orang membungkuk) apabila orang masuk ke dalam tempat sholat. Secara
fisolofis bahwa setiap orang yang hendak menghadap kepada Allah (Tuhan) harus merendahkan diri dihadapan-Nya. Di puncak
atap ditutup dengan terakota yang disebut tepak atau pasu. Di depan pintu masuk bagian luar ada sebuah palung semen, namun
sudah rusak yang kemungkinan dahulu sebagai tempat air pencuci kaki jika orang akan memasuki masjid.
Dalam upaya pelestariannya, pada tahun 1980-1982 Masjid Pujut dipugar oleh Proyek Pemugaran dan Pemeliharaan Peninggalan
Sejarah dan Purbakala Nusa Tenggara Barat.
SULAWESI, MALUKU, DAN IRIAN JAYA
MASJID TUA KATANGKA, GOWA, SULAWESI SELATAN
Dinding pembatas antara serambi dan ruang utama terbuat dari tembok tertutup. Pintunya tiga buah untuk menuju ke
ruang utama. Dinding di sebelah utara, selatan dan barat berjendela masing-masing dua buah terdapat tulisan Arab
berbahasa Makassar. Ruang utama masjid terdapat tiang dan mihrab serta mimbar. Tiang sejumlah empat buah
berbentuk bulat dari cor serta sembilan. tiang bulat dari besi menyangga atap.
Mihrab terdapat di dinding sebelah barat, berbentuk ceruk sehingga dinding mihrab menjorok keluar terbuat dari
tembok. Mimbar terbuat dari kayu yang dicat putih dapat dibagi menjadi tiga bagian. Bagian bawah berdinding,
bagian muka bertangga dan berpipi tangga. Bagian tengah mimbar berdinding kerawang, serta atapnya bercat hitam.
Atap masjid bertingkat tiga dari bahan genteng. Antara atap masjid tingkat dua dan tiga (teratas) terdapat pemisah
berupa ruangan berdinding tembok dengan jendela di keempat sisinya agar sinar dapat masuk. Di puncak masjid
terdapat mustaka.
SEJARAH
Masjid Katangka disebut juga Masjid Agung Syekh Yusuf merupakan
masjid tertua di Gowa dan dibangun pada masa pemerintahan raja
Gowa XIV (Sultan Alaudin 1) tahun 1603. Penamaan masjid ini diambil
dari nama seorang syufi yang kharismatik yang dipuja masyarakat
Sulawesi Selatan. Syufi tersebut adalah Syekh Yusuf al-Makassari
yang merupakan kerabat raja Gowa.
SULAWESI
Masjid Tua Bungku
Poso. Sulawesi Tengah
Masjid menghadap ke timur, pintu masuk diapit oleh enam buah jendela dengan ukuran lebar 85 cm dan tinggi 117 cm. Setiap pintu pada
bagian atasnya agak melengkung (setengah lingkaran) dan pada puncaknya di sebelah kanan dan kiri terdapat tonjolan dengan motif daun,
sehingga bentuknya seperti pintu bersayap serta dihiasi dengan huruf Arab Dinding sisi utara dan selatan berisi masing-masing dua buah
jendela. Sedangkan di sisi barat terdapat ceruk yang berfungsi sebagai mihrab. Mihrab bagian atas berbentuk melengkung (setengah
lingkaran) dan bagian atas meruncing sehingga membentuk seperti kubah. Hiasan sekeliling mihrab yaitu daun-daun kecil. Sebagai pengapit
ceruk adalah ventilasi yang berbentuk belah ketupat dengan komposisi enam buah berjajar dua-dua mengapit ceruk. Masjid Palopo beratap
tumpang tiga seperti masjid Demak, Banten, Kota Gede dan masjid kuna di Indonesia lainnya. Atap tumpang teratas terdapat sebuah
mustaka yang terbuat dari keramik Cina yang diperkirakan jenis Ming berwarna biru. Mustaka tersebut secara teknis sebagai pengunci
puncak atap untuk menjaga masuknya air, tetapi juga secara filosofis berarti menunjukkan ke Esaan Tuhan.
Atap terbuat dari sirap. Tumpang tengah dan bawah masing-masing ditopang oleh empat buah pilar (tiang kayu). Sedang tumpang paling
atas ditopang oleh sebuah tiang utama (saka guru) yang langsung menopang atap. Saka guru inilah yang disakralkan oleh orang-orang
tertentu, terbuat dari kayu lokal yaitu cinna gori yang dibentuk secara utuh, dan tampak ditatah dengan ukuran garis tengah 90 cm.
Lantai masjid dari tegel ubin teraso, pengganti ubin asli yang terbuat dari batu tumbuk. Di dalam ruangan masjid terdapat mimbar dari kayu
dengan atap kala parang atau kulit kerang. Gapura mimbar berbentuk paduraksa, memiliki hiasan kala makara yang distilir dengan daun-
daunan yang keluar dari kendi.
SEJARAH
Sebagian masyarakat Luwu beranggapan bahwa tepat dibawah
mimbar terdapat makam Puang Ambe Monte yang berasal dari
Sangalla Tana Toraja. la adalah arsitek yang dipercayakan oleh
Sultan Abdullah untuk membuat dan membangun Masjid Tua
Palopo pada tahun 1604 M.
TH A NK YO U