Bahan Handbook Oren - TaliTemali
Bahan Handbook Oren - TaliTemali
Alhamdulillah Kami panjatkan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat Rahmat dan
Karunia-Nya lah maka buku saku ini berhasil Kami susun. Tidak lupa juga Kami ucapkan banyak terima
kasih kepada seluruh Pihak yang tidak dapat Kami sebutkan satu-persatu, namun telah ikut
berkontribusi dalam penyusunan dan penerbitan buku saku ini.
Buku saku ini merupakan rangkuman dan hasil kaji literature dari berbagai sumber, baik cetak maupun
non cetak.
Buku saku ini berisi tentang materi dan wawasan singkat mengenai tali-temali serta teknik Ascending
dan Descending, dengan tujuan agar pembaca buku saku ini memiliki pemahaman dasar tentang
teknik tersebut dan dapat meminimalisir resiko terjadinya kecelakaan dalam melakukan kegiatan di
ketinggian.
Buku saku ini disusun untuk diberikan kepada peserta Basic Rope Course yang diselenggarakan oleh
Orange Adventure, sebagai buku panduan sederhana untuk me-refresh kembali materi-materi yang
telah disampaikan pada saat pelatihan.
Penyusun dan Orange Adventure tidak bertanggungjawab apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
jika ada yang menggunakan buku saku ini sebagai pedoman latihan namun tanpa pernah mengikuti
pelatihan sebelumnya, atau tanpa didampingi oleh orang yang berkompeten.
Demikian yang dapat Kami sampaikan, semoga buku saku ini dapat dipergunakan dengan sebaik dan
sebijak mungkin. Terima kasih.
SEJARAH SINGKAT
Berdasarkan sejarah, tali sudah dipergunakan 5000 tahun lalu oleh orang Mesir. Meski begitu, pada
tahun 1987 ahli sejarah Steven Ashton mendapati bahwa tali pertama yang digunakan untuk aktivitas
pendakian adalah tali yang terbuat dari pintalan serabut Hemps.
Pada awalnya tali terbuat dari akar-akar pohon, dan selanjutnya mulai dibuatlah tali dari anyaman
serat alam (ijuk, kapas, wol, sutera, dll) dengan menggunakan peralatan tenun yang masih sederhana.
Namun dikarenakan tali tersebut masih mudah mengalami pembusukan, maka diciptakanlah tali yang
terbuat dari bahan sintetis yang memiliki daya tahan yang lebih lama dan lebih kuat dari serat alam.
Tali ini diperkenalkan oleh W.H.Carothers, seorang ahli kimia dan diproduksi oleh E.I du Pont de
Memors and Co. pada tahun 1938.
Pada masa Perang Dunia ke-2, Tali Hawser Laid (terbuat dari serat-serat sintetis halus yang dipilin
menjadi tiga bagian) diperkenalkan dan diproduksi besar-besaran. Namun tali jenis ini memiliki
kekurangan, yaitu kurang tahan terhadap zat kimia, mempunyai kelenturan/elastisitas rendah, dan
berat.
Tali Kernmantle dibuat pertama kali oleh Edeldrid pada tahun 1951. Terdiri dari 2 bagian, yaitu kern
(Bahasa Jerman yang artinya inti) dan mantle (Bahasa inggris kuno yang artinya selubung/lapisan luar).
TALI-TEMALI
DEFINISI DAN FUNGSI
Tali-temali adalah keterampilan dalam menggunakan tali dan membuat simpul-simpul untuk
menciptakan ikatan yang tepat dan aman. Tali adalah bendanya, simpul adalah hubungan antara tali
dengan tali, sedangkan ikatan adalah hubungan antara tali dengan benda lainnya.
SYARAT SIMPUL
Terdapat 4 syarat simpul :
1. Mudah dibuat
2. Mudah dilepas
3. Kuat
4. Aman
SIMPUL DASAR
Terdapat beberapa simpul dasar yang perlu untuk dipelajari dan dikuasai:
1. Simpul tunggal (overhand knot)
Sering disebut sebagai stopper knot, simpul ini adalah simpul paling dasar. Simpul ini berfungsi
sebagai pengakhir sebuah simpul.
( simpul pangkal )
( simpul jangkar )
1 2 3
4 5
( simpul delapan ganda )
( simpul kelinci )
( simpul mati )
( simpul kupu-kupu )
( simpul kambing )
4 5 6
1 1 1
( simpul pita )
Ascending merupakan salah satu teknik pada SRT (single rope technique) yang dipergunakan untuk
naik dengan menggunakan peralatan dan dengan cara meniti pada satu tali sebagai lintasan.
Sementara Descending adalah teknik untuk turunnya.
Beberapa peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan Ascending dan Descending
TALI KERNMANTLE
Tali kernmantle adalah tali yang didesain atau dibuat untuk kegiatan alam terbuka.
Struktur dari tali kernmantle sendiri ada 2, yaitu bagian inti yang terbuat dari serat-serat nilon, dan
yang kedua adalah bagian luar (mantel) yang melindungi bagian inti. Tali kernmantle memiliki 2 jenis,
yaitu:
( dinamis ) 1
( semi statis ) 1
Number of Fall, yaitu berapa kali beban dijatuhkan sehingga tali putus. Standarnya menggunakan FF1
dengan beban 80 Kg. Misal minimal 2 kali FF1, berarti tali tahan 2 kali hentakan beban 80 Kg dari jarak
1 meter.
Safe Working Load (SWL) adalah beban kerja yang aman. Umumnya rumus yang digunakan adalah:
- Untuk benda : BS / 5
- Untuk manusia : BS / 10
- Untuk rescue : BS / 15
Contoh kasus :
Misal sebuah tali dengan diameter 11mm memiliki kekuatan putus (BS) 3000 Kg, maka beban kerja
yang aman digunakan untuk mengangkat benda adalah 3000 Kg / 5 = 600 Kg. Untuk mengangkat
manusia 3000 Kg / 10 = 300 Kg, sedangkan untuk rescue 3000 Kg / 15 = 200 Kg.
1 2 3 4
1 1 1 1
- Terdapat perbedaan warna pada pelindung tali, kemungkinan tali terkontaminasi dengan zat
lain. ( gambar.1 )
- Warna tali pudar, ini adalah awal kehancuran tali. Bisa disebabkan karena usia, ataupun terlalu
sering terkena paparan sinar matahari. ( gambar.2 )
- Diameter tali tidak sama, hal ini dapat disebabkan karena penggunaan alat yang tidak tepat
pada tali, ataupun terdapat inti tali yang putus. ( gambar.3 )
- Lecet/friksi pada tali, hal ini disebabkan tali sering bergesekan dengan sudut yang tajam
(terkadang sampai terlihat inti tali). Tali tidak layak digunakan jika mengalami lecet diatas 25%.
( gambar.4 )
- Tali lebih kaku dari normal, bisa jadi karena penggunaan simpul yang kurang tepat.
- Saat digunakan, tali sebisa mungkin dihindari dari permukaan yang tajam yang dapat merusak
bagian pelindung tali.
- Jangan menginjak ataupun menduduki tali, hal itu dapat mengakibatkan debu akan masuk
kedalam dan merusak inti tali.
- Jangan menggunakan simpul yang tidak tepat, hal tersebut dapat mengurangi kekuatan tali
secara signifikan.
- Setelah digunakan, segera bersihkan tali dari noda atau kotoran yang menempel dengan cara
dicuci tanpa menggunakan bahan pencuci pakaian yang mengandung soda atau bahan kimia
berbahaya lainnya. Untuk membantu mengeluarkan air, dapat menggunakan descender.
Setelah itu keringkan dengan cara dijemur ditempat yang teduh dan di angin-anginkan tanpa
terkena sinar matahari secara langsung.
- Simpan tali dan jauhkan dari zat-zat berbahaya (oli, bensin, dll) dan hewan pengerat.
HELM
Helm berfungsi untuk melindungi kepala dari benturan dengan benda keras, baik pada saat
pemanjatan maupun kemungkinan kejatuhan benda keras dari atas.
HARNESS
Harness adalah salah satu perlengkapan untuk kegiatan ddi ketinggian. Alat ini digunakan sebagai
penghubung antara tubuh dengan tali pengaman. Selain itu harness juga bisa difungsikan sebagai
tempat meletakkan peralatan lain dengan catatan jangan menggantungkan peralatan pada harness
dengan beban berlebih.
Jenis-Jenis Harness
Harness terbagi menjadi 3 jenis, yaitu seat harness (harness duduk), chest harness (harness dada), dan
full body harness. Namun karena pemakaian chest harness harus dikombinasikan dengan seat
harness, maka secara umum hanya dikenal 2 jenis harness yaitu :
1. Seat Harness
Seat harness lebih sering digunakan pada kegiatan olahraga panjat tebing. Harness jenis ini
menyalurkan hentakan ke bagian paha kaki dan pinggang.
Kelebihan : - dapat menahan tekanan jatuh lebih baik dari seat harness.
- Sangat besar kemungkinan kaki tetap berada dibawah saat terjatuh.
Kekurangan : Kurang leluasa bergerak bagi tubuh dalam melakukan pemanjatan.
Pada kegiatan pemanjatan sering digunakan pada pemasangan anchor, belaying, dan juga
rappelling.
Yaitu carabiner tanpa pengunci pada gate-nya. Pada kegiatan pemanjatan sering
dipergunakan untuk membuat runner dan juga kebutuhan quick access lainnya.
- Carabiner Autolock
Yaitu pengembangan dari carabiner screw, karena carabiner ini memiliki system pengunci
secara otomatis.
1 2 3 4 5 6
1 1 1 1 1 1
Kekuatan carabiner dapat dilihat pada label yang tertera di carabiner tersebut. Kekuatan carabiner
akan berkurang drastis ketika gate dalam kondisi terbuka.
- Selalu bersihkan carabiner setelah digunakan, terutama dari kotoran seperti pasir.
Catatan :
COWSTAILL
Cowstail adalah sebuah tali yang dibuat sedemikian rupa sehingga membentuk dua tali dengan ukuran
panjang dan pendek. Biasanya terbuat dari tali dinamis yang disimpul. Untuk ukuran yang panjang
ukurannya adalah sepanjang jangkauan tangan.
Pada ujung cowstaill yang panjang biasanya terpasang carabiner screw dan ujung satunya yang lebih
pendek terpasang carabiner snap.
FOOT LOOP
Foot loop (ada juga yang menyebutnya stair up ataupun Etrier) adalah pijakan kaki yang terbuat dari
bahan webbing. Foot loop ada yang hanya memiliki satu loop ada juga yang memiliki beberapa loop
hingga menyerupai tangga. Bahkan ada juga yang terbuat dengan perpaduan webbing dan aluminium
untuk pijakannya.
Prinsip kerjanya adalah Ascender akan mengunci apabila terbebani dengan cara gerigi yang terdapat
pada Ascender akan mencengkram/menggigit tali. Namun jika tidak terbebani ascender tidak akan
mengunci, sehingga akan mudah kita geser.
DESCENDER
Kebalikannya dengan ascender, Descender adalah alat untuk membantu menuruni tali
(abseiling/rappelling). Prinsip kerja descender adalah menahan laju alat dengan tali dengan membuat
friksi antara alat dengan tali namun meminimalisir mungkin tingkat kerusakan baik bagi tali maupun
bagi alat itu sendiri.
Ada berbagai macam jenis descender, dari yang sederhana (figure eight) sampai yang memiliki sistem
mekanis (i’ds).
Kekuatan webbing yang sudah bersertifikasi (CE/UIAA) dalam menerima beban adalah 1 ton keatas,
sehingga sering digunakan dalam pemasangan anchor (tambatan).
TALI PRUSIK
Tali prusik adalah sejenis tali yang serupa dengan tali kernmantle. Perbedaannya adalah diameternya
yang lebih kecil. Biasanya memiliki diameter 2 mm – 6 mm.
Tali prusik ada yang terbuat dari nylon, dan ada juga yang terbuat dari polyester. Untuk kegiatan
pemanjatan, tali prusik yang digunakan adalah yang berbahan nylon karena lebih kuat. Sedangkan tali
prusik berbahan polyester hanya digunakan untuk pembuatan aksesoris.
Untuk mengetahui kualitas tali prusik berbahan nilon dapat dilakukan dengan cara diraba, apabila kulit
luar halus berarti baik. Atau juga dengan cara dibakar, apabila dibakar menggumpal dan terlihat rapih,
maka berkualitas baik.
Dalam kondisi minimalis, terkadang tali prusik dengan diameter 5 mm – 6 mm digunakan sebagai
pengganti alternatif hand ascender dengan teknik prusikking.
TEKNIK ASCENDING
Ascending adalah teknik naik dengan cara Meniti tali keatas dengan menggunakan ascender. Pada sesi
ini ascender yang kita gunakan adalah jenis hand ascender.
- Pasang ascension yang sudah terhubung dengan tubuh melalui cowtaill pada tali kernmantle.
(lihat gambar.2)
- Dikarenakan kita menggunakan 2 ascension, maka untuk memudahkan akan kita sebut
ascension A (posisi berada di atas) dan ascension B (posisi berada dibawah)
- Kaitkan footloop pada ascension. Dapat menggunakan 2 footloop (masing-masing terpasang
pada ascension A dan B) ataupun hanya 1 (terpasang pada ascension B).
- Setelah ascension A terbeban oleh tubuh kita, maka selanjutnya dorong ascension B hingga
mendekati ascension A.
- Perhatikan ketika mendorong ascension B, jangan berikan beban di ascension B oleh kaki kita
yang berada di footloop B. Kaki kita mengikuti pergerakan dari ascension tersebut.
- Setelah ascension B dekat dengan ascension A, maka secara otomatis ketika kita menjatuhkan
diri, maka beban tubuh kita sudah berpindah dari yang semula pada ascension A sekarang
berada pada ascension B.
- Lakukan teknik tersebut dengan rileks agar meminimalisir beban kejut yang diberikan oleh
berat tubuh kita pada tali dan anchor.
- Ulangi langkah-langkah tersebut hingga kita mencapai titik tujuan kita.
TEKNIK DESCENDING
Descending adalah teknik turun dengan cara meniti tali kebawah dengan menggunakan descender.
Pada sesi ini, descender yang akan kita bahas adalah dengan jenis Figure of Eight.
1 2
1
3 4
1 1
PERHATIAN:
- Latihan ini harus dilakukan menggunakan peralatan yang mutu dan kekuatannya memenuhi
standar yang sudah ditentukan.
- Latihan harus dibawah pengawasan/didampingi oleh orang yang ahli.
- Untuk descender jenis figure of eight, tidak disarankan digunakan pada lintasan dengan
panjang lebih dari 40 meter.
- Cegahlah latihan yang dapat merusakkan alat melebihi beban normal, beban dengan arah
abnormal, menggunakan alat tidak sesuai dengan manual book-nya.
- Berlatihlah satu teknik sampai lancar tanpa hambatan dan kesalahan sebelum berlatih teknik
yang lain.
- Latihan yang dilakukan dengan menggunakan alat-alat alternatif, harus masih dalam tingkat
aman.
Badan Pendidikan dan Latihan WANADRI. 2014. Diktat Pendidikan Dasar WANADRI 2014.
Bandung (ID). Badan DIKLAT WANADRI.