Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Kami panjatkan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat Rahmat dan
Karunia-Nya lah maka buku saku ini berhasil Kami susun. Tidak lupa juga Kami ucapkan banyak terima
kasih kepada seluruh Pihak yang tidak dapat Kami sebutkan satu-persatu, namun telah ikut
berkontribusi dalam penyusunan dan penerbitan buku saku ini.
Buku saku ini merupakan rangkuman dan hasil kaji literature dari berbagai sumber, baik cetak maupun
non cetak.
Buku saku ini berisi tentang materi dan wawasan singkat mengenai tali-temali serta teknik Ascending
dan Descending, dengan tujuan agar pembaca buku saku ini memiliki pemahaman dasar tentang
teknik tersebut dan dapat meminimalisir resiko terjadinya kecelakaan dalam melakukan kegiatan di
ketinggian.
Buku saku ini disusun untuk diberikan kepada peserta Basic Rope Course yang diselenggarakan oleh
Orange Adventure, sebagai buku panduan sederhana untuk me-refresh kembali materi-materi yang
telah disampaikan pada saat pelatihan.
Penyusun dan Orange Adventure tidak bertanggungjawab apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
jika ada yang menggunakan buku saku ini sebagai pedoman latihan namun tanpa pernah mengikuti
pelatihan sebelumnya, atau tanpa didampingi oleh orang yang berkompeten.
Demikian yang dapat Kami sampaikan, semoga buku saku ini dapat dipergunakan dengan sebaik dan
sebijak mungkin. Terima kasih.

Jakarta, Desember 2019


Tim Penyusun

Orange Adventure Basic Rope Course – Hand Book 1


Tali merupakan salah satu peralatan yang digunakan dalam keseharian kita. Dalam kegiatan alam
terbuka tali menjadi salah satu alat yang cukup vital untuk digunakan, bahkan lebih spesifik lagi dalam
kegiatan di ketinggian.
Ada ungkapan yang sering kita dengar dari para pemanjat tebing dan juga penelusur gua “Talimu
Adalah Hidupmu”, hal itu tentunya didapat berdasarkan dari pengalaman yang dialaminya.

SEJARAH SINGKAT
Berdasarkan sejarah, tali sudah dipergunakan 5000 tahun lalu oleh orang Mesir. Meski begitu, pada
tahun 1987 ahli sejarah Steven Ashton mendapati bahwa tali pertama yang digunakan untuk aktivitas
pendakian adalah tali yang terbuat dari pintalan serabut Hemps.
Pada awalnya tali terbuat dari akar-akar pohon, dan selanjutnya mulai dibuatlah tali dari anyaman
serat alam (ijuk, kapas, wol, sutera, dll) dengan menggunakan peralatan tenun yang masih sederhana.
Namun dikarenakan tali tersebut masih mudah mengalami pembusukan, maka diciptakanlah tali yang
terbuat dari bahan sintetis yang memiliki daya tahan yang lebih lama dan lebih kuat dari serat alam.
Tali ini diperkenalkan oleh W.H.Carothers, seorang ahli kimia dan diproduksi oleh E.I du Pont de
Memors and Co. pada tahun 1938.
Pada masa Perang Dunia ke-2, Tali Hawser Laid (terbuat dari serat-serat sintetis halus yang dipilin
menjadi tiga bagian) diperkenalkan dan diproduksi besar-besaran. Namun tali jenis ini memiliki
kekurangan, yaitu kurang tahan terhadap zat kimia, mempunyai kelenturan/elastisitas rendah, dan
berat.
Tali Kernmantle dibuat pertama kali oleh Edeldrid pada tahun 1951. Terdiri dari 2 bagian, yaitu kern
(Bahasa Jerman yang artinya inti) dan mantle (Bahasa inggris kuno yang artinya selubung/lapisan luar).

TALI-TEMALI
DEFINISI DAN FUNGSI
Tali-temali adalah keterampilan dalam menggunakan tali dan membuat simpul-simpul untuk
menciptakan ikatan yang tepat dan aman. Tali adalah bendanya, simpul adalah hubungan antara tali
dengan tali, sedangkan ikatan adalah hubungan antara tali dengan benda lainnya.

SYARAT SIMPUL
Terdapat 4 syarat simpul :
1. Mudah dibuat
2. Mudah dilepas
3. Kuat
4. Aman

SIMPUL DASAR
Terdapat beberapa simpul dasar yang perlu untuk dipelajari dan dikuasai:
1. Simpul tunggal (overhand knot)
Sering disebut sebagai stopper knot, simpul ini adalah simpul paling dasar. Simpul ini berfungsi
sebagai pengakhir sebuah simpul.

( simpul over hand )

Orange Adventure Basic Rope Course – Hand Book 2


2. Simpul pangkal (clove hitch knot)
Simpul yang bersifat menjerat ini memiliki fungsi untuk mengawali sebuah ikatan pada tiang

( simpul pangkal )

3. Simpul jangkar (cow hitch knot)


Disebut simpul jangkar karena memang simpul ini sering dipergunakan untuk mengikat
jangkar. Selain itu juga memiliki fungsi yang hampir sama dengan simpul pangkal, hanya saja
memiliki alur keluar tali yang searah dan sering dipergunakan dalam pembuatan tandu
darurat.

( simpul jangkar )

4. Simpul delapan (figure of eight knot)


Memiliki beberapa variasi, diantaranya adalah:
 Simpul delapan tunggal
Berfungsi sebagai penanda ujung tali.

( simpul delapan tunggal )

Orange Adventure Basic Rope Course – Hand Book 3


 Simpul delapan ganda
Berfungsi sebagai penghubung antara tali pemanjatan dengan harness.

1 2 3

4 5
( simpul delapan ganda )

 Simpul kelinci (bunny knot)


Memiliki fungsi untuk membuat tambatan ( anchoring )

( simpul kelinci )

5. Simpul nelayan (fisherman knot)


Berfungsi untuk menyambung 2 tali yang sama besar namun basah dan licin. Selain itu juga
lebih sering digunakan dalam pembuatan sling menggunakan tali prusik.

( simpul nelayan tunggal)

Orange Adventure Basic Rope Course – Hand Book 4


1 2 3
1 1 1

( simpul nelayan ganda )

6. Simpul anyam (sheet bend knot)


Berfungsi untuk menyambung 2 tali yang tidak sama besar.

( simpul anyam tunggal )

( simpul anyam ganda )

7. Simpul mati (reef knot)


Berfungsi untuk menyambung 2 tali yang sama besar namun dalam kondisi kering.

( simpul mati )

Orange Adventure Basic Rope Course – Hand Book 5


8. Simpul kupu-kupu (butterfly knot)
Simpul ini selain memiliki fungsi untuk memperpendek tali, juga berfungsi untuk mengisolir
bagian tali yang rusak/priksi. Selain itu, simpul ini juga sering dipergunakan untuk
menghubungkan beberapa pendaki dalam satu tali pada saat melakukan sistem moving
together.

( simpul kupu-kupu )

9. Simpul kambing (bowline knot)


Sebelum adanya harness, simpul ini dipergunakan untuk penghubung antara tali pemanjatan
dengan tubuh pemanjat. Setelah diciptakannya harness, maka simpul ini lebih difungsikan
sebagai pengikat hewan, dikarenakan sifat simpul ini yang mengikat namun tidak menjerat.

( simpul kambing )

10. Simpul pita (water knot/tape knot)


Memiliki fungsi sebagai penyambung 2 tali yang pipih (webbing).
1 2 3
1 1 1

4 5 6
1 1 1

( simpul pita )

Orange Adventure Basic Rope Course – Hand Book 6


ASCENDING DAN DESCENDING

PENGERTIAN ASCENDING dan DESCENDING

Ascending merupakan salah satu teknik pada SRT (single rope technique) yang dipergunakan untuk
naik dengan menggunakan peralatan dan dengan cara meniti pada satu tali sebagai lintasan.
Sementara Descending adalah teknik untuk turunnya.

PERALATAN ASCENDING dan DESCENDING

Beberapa peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan Ascending dan Descending
TALI KERNMANTLE
Tali kernmantle adalah tali yang didesain atau dibuat untuk kegiatan alam terbuka.

Struktur dari tali kernmantle sendiri ada 2, yaitu bagian inti yang terbuat dari serat-serat nilon, dan
yang kedua adalah bagian luar (mantel) yang melindungi bagian inti. Tali kernmantle memiliki 2 jenis,
yaitu:

1. Tali kernmantle dinamis


Tali jenis ini memiliki tingkat kelenturan yang tinggi yaitu sekitar 25% - 30%. Dikarenakan
sifatnya yang demikian, maka tali ini sangat cocok digunakan pada kegiatan panjat tebing.
Tujuannya adalah agar si pemanjat tetap nyaman saat terjatuh, meskipun dari jarak yang
cukup tinggi.
Diameter tali ini umumnya adalah 9mm – 10,5mm. Namu saat ini sudah ada yang
memproduksi dengan diameter 8mm. Tali ini pada umumnya memiliki warna yang terang
(merah, kuning, biru, dll) dengan corak garis lebih tebal.
Tali ini memiliki pelindung yang lebih tipis dan tidak kaku, sehingga mudah untuk membuat
simpul.
2. Tali kernmantle semi statis
Tali jenis ini memiliki kekuatan lebih besar dibanding tali dinamis. Tingkat kelenturan tali ini
berkisar 2% - 5%. Bersifat kaku jadi agak sulit untuk membuat simpul. Namun tali ini tidak
mudah lecet. Dikarenakan sifatnya yang demikian, maka tali ini cocok digunakan untuk
kegiatan ascending, descending, maupun rescue.
Diameter tali ini pada umumnya adalah 11mm. Secara fisik tali ini memiliki warna yang tidak
cerah (putih, hitam, hijau gelap, dll) dengancorak garis yang lebih tipis.

( dinamis ) 1
( semi statis ) 1

Kekuatan Tali Kernmantle


Cara termudah untuk mengetahui kekuatan tali tersebut adalah dengan melihat katalog atau manual
book tali tersebut.

Orange Adventure Basic Rope Course – Hand Book 7


Beberapa istilah yang perlu diketahui:
Breaking Strength/Kekuatan putus (BS) satuannya KN (Kilo Newton) atau Kg (Kilogram), 1KN=100Kg.

Diameter Breaking Strength


7mm 1000 Kg
8mm 1500 Kg
9mm 1800 Kg
10mm 2500 Kg
11mm 3000 Kg

Number of Fall, yaitu berapa kali beban dijatuhkan sehingga tali putus. Standarnya menggunakan FF1
dengan beban 80 Kg. Misal minimal 2 kali FF1, berarti tali tahan 2 kali hentakan beban 80 Kg dari jarak
1 meter.

Safe Working Load (SWL) adalah beban kerja yang aman. Umumnya rumus yang digunakan adalah:

- Untuk benda : BS / 5
- Untuk manusia : BS / 10
- Untuk rescue : BS / 15

Contoh kasus :

Misal sebuah tali dengan diameter 11mm memiliki kekuatan putus (BS) 3000 Kg, maka beban kerja
yang aman digunakan untuk mengangkat benda adalah 3000 Kg / 5 = 600 Kg. Untuk mengangkat
manusia 3000 Kg / 10 = 300 Kg, sedangkan untuk rescue 3000 Kg / 15 = 200 Kg.

Periksa Kelayakan Tali


Sebelum dan sesudah pemakaian sebaiknya tali selalu diperiksa, hal ini bertujuan untuk dapat
mengetahui sedini mungkin apabila kondisi tali mengalami kerusakan bahkan tidak layak pakai.
Pemeriksaan dapat dilakukan dengan dilihat ataupun diraba.

Hal-hal yang dapat dilihat pada tali:

1 2 3 4
1 1 1 1

( contoh bentuk kerusakan tali kernmantle )

- Terdapat perbedaan warna pada pelindung tali, kemungkinan tali terkontaminasi dengan zat
lain. ( gambar.1 )
- Warna tali pudar, ini adalah awal kehancuran tali. Bisa disebabkan karena usia, ataupun terlalu
sering terkena paparan sinar matahari. ( gambar.2 )
- Diameter tali tidak sama, hal ini dapat disebabkan karena penggunaan alat yang tidak tepat
pada tali, ataupun terdapat inti tali yang putus. ( gambar.3 )
- Lecet/friksi pada tali, hal ini disebabkan tali sering bergesekan dengan sudut yang tajam
(terkadang sampai terlihat inti tali). Tali tidak layak digunakan jika mengalami lecet diatas 25%.
( gambar.4 )
- Tali lebih kaku dari normal, bisa jadi karena penggunaan simpul yang kurang tepat.

Orange Adventure Basic Rope Course – Hand Book 8


Cara Merawat Tali
Usia tali rata-rata berkisar antara 5 – 10 tahun, namun hal itu tergantung pula dengan cara kita
merawatnya. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperpanjang usia tali :

- Saat digunakan, tali sebisa mungkin dihindari dari permukaan yang tajam yang dapat merusak
bagian pelindung tali.
- Jangan menginjak ataupun menduduki tali, hal itu dapat mengakibatkan debu akan masuk
kedalam dan merusak inti tali.
- Jangan menggunakan simpul yang tidak tepat, hal tersebut dapat mengurangi kekuatan tali
secara signifikan.
- Setelah digunakan, segera bersihkan tali dari noda atau kotoran yang menempel dengan cara
dicuci tanpa menggunakan bahan pencuci pakaian yang mengandung soda atau bahan kimia
berbahaya lainnya. Untuk membantu mengeluarkan air, dapat menggunakan descender.
Setelah itu keringkan dengan cara dijemur ditempat yang teduh dan di angin-anginkan tanpa
terkena sinar matahari secara langsung.
- Simpan tali dan jauhkan dari zat-zat berbahaya (oli, bensin, dll) dan hewan pengerat.

HELM
Helm berfungsi untuk melindungi kepala dari benturan dengan benda keras, baik pada saat
pemanjatan maupun kemungkinan kejatuhan benda keras dari atas.

HARNESS
Harness adalah salah satu perlengkapan untuk kegiatan ddi ketinggian. Alat ini digunakan sebagai
penghubung antara tubuh dengan tali pengaman. Selain itu harness juga bisa difungsikan sebagai
tempat meletakkan peralatan lain dengan catatan jangan menggantungkan peralatan pada harness
dengan beban berlebih.

Bagian-bagian pada harness :

1. Waist Belt (sabuk pinggang)


2. Legs loop (tali lingkar paha)
3. Belay loop (tali melingkar untuk belay), pada
bagian ini lebih amannya diganti dengan
menggunakan carabiner.
4. Gear loop (tali untuk menggantung peralatan)
5. Buckles (pengunci/pengencang)

Orange Adventure Basic Rope Course – Hand Book 9


Harness terbuat dari webbing dengan bahan nylon hight strength, kekuatannya mencapai 1500 Kg.
Busa pad pada harness terbuat dari bahan breathable, sehingga tetap nyaman digunakan dalam
jangka waktu yang cukup lama.

Jenis-Jenis Harness
Harness terbagi menjadi 3 jenis, yaitu seat harness (harness duduk), chest harness (harness dada), dan
full body harness. Namun karena pemakaian chest harness harus dikombinasikan dengan seat
harness, maka secara umum hanya dikenal 2 jenis harness yaitu :

1. Seat Harness
Seat harness lebih sering digunakan pada kegiatan olahraga panjat tebing. Harness jenis ini
menyalurkan hentakan ke bagian paha kaki dan pinggang.

Kelebihan : simple, sehingga tidak mengganggu pergerakan tubuh saat memanjat.


Kekurangan : Sangat besar kemungkinan kepala berada dibawah saat terjatuh.

2. Full Body Harness


Full body harness dirancang sebagai perlengkapan untuk bekerja di medan-medan yang sulit
di ketinggian seperti rope access dan juga untuk aktifitas vertical rescue. Harness jenis ini
melingkar dan membagi hentakan mulai dari bahu, pinggang, hingga ke paha.

Kelebihan : - dapat menahan tekanan jatuh lebih baik dari seat harness.
- Sangat besar kemungkinan kaki tetap berada dibawah saat terjatuh.
Kekurangan : Kurang leluasa bergerak bagi tubuh dalam melakukan pemanjatan.

Orange Adventure Basic Rope Course – Hand Book 10


CARABINER
Carabiner adalah cincin kait yang terbuat dari bahan aluminium alloy (campuran baja dan aluminium)
ataupun terbuat dari besi/baja (untuk kebutuhan industry) yang berfungsi sebagai alat pengaman.
Carabiner diciptakan pertama kali untuk pendakian pada tahun 1910 oleh Otto Herzog, seorang
pendaki Jerman. Berasal dari kata Karabenerhaken yang berarti hook atau carabin.

Jenis-jenis carabiner berdasarkan pengamannya :


- Carabiner Screw
Yaitu carabiner yang memiliki pengunci berbentuk ulir pada gate nya, sehingga lebih aman
digunakan untuk mengantisipasi kecelakaan akibat terbukanya gate carabiner.

Pada kegiatan pemanjatan sering digunakan pada pemasangan anchor, belaying, dan juga
rappelling.

- Carabiner Snap / non screw

Yaitu carabiner tanpa pengunci pada gate-nya. Pada kegiatan pemanjatan sering
dipergunakan untuk membuat runner dan juga kebutuhan quick access lainnya.

- Carabiner Autolock

Yaitu pengembangan dari carabiner screw, karena carabiner ini memiliki system pengunci
secara otomatis.

Orange Adventure Basic Rope Course – Hand Book 11


Carabiner berdasarkan bentuk :
Secara umum terdapat beberapa bentuk carabiner yang masing-masing digunakan sesuai fungsinya
secara lebih spesifik tentunya. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :

1 2 3 4 5 6
1 1 1 1 1 1

1. Carabiner Oval ( gambar.1 )


Merupakan bentuk asli dari carabiner. Memiliki lekukan bagian atas dan lekukan bagian
bawah yang sama, membuat beban yang diberikan pada carabiner ini akan terpusat pada
bagian tengah dan pergeseran beban juga akan terbatas pada bagian lekukan saja.
Lebih banyak digunakan dalam kegiatan rescue dikarenakan sifatnya yang multifungsi.
2. Carabiner D ( gambar.2 )
Carabiner bentuk D dirancang untuk menggeser beban yang diberikan kea rah spine frame
(sisi carabiner yang lurus dan jauh dari gate). Pada carabiner, spine frame merupakan bagian
yang terkuat, sedangkan gate adaah bagian yang terlemah. Pada ukuran yang sama, carabiner
D akan lebih kuat dibanding bentuk oval.
3. Carabiner Asymmetrical D ( gambar. 3 & 4
Memiliki bentuk menyerupai Carabiner D, hanya saja salah satu ujungnya lebih kecil untuk
mengurangi berat dan biasanya memiliki gate yang lebih besar untuk lebih memudahkan
meng-klik. Kekurangannya adalah bentuk ini memiliki lingkar dalam yang lebih kecil. Pada
kegiatan pemanjatan, carabiner ini digunakan untuk penghubung tali runner ke hanger.
4. Carabiner Pear ( gambar.5 )
Carabiner Pear biasanya digunakan untuk memasang belay device. Carabiner ini memiliki
salah satu ujung yang sangat sempit dan ujung yang satunya sangat luas. Dimana pada
kegiatan belay, ujung yang sempit yang dikaitkan ke harness, sedangkan ujung yang luas yang
terhubung dengan belay device.
5. Carabiner Bent Gate ( gambar.6 )
Carabiner Bent Gate memiliki bentuk gate yang melengkung, sehingga lebih memudahkan
untuk dikaitkan atau untuk meng-klik-nya, oleh karena itu umumnya dipergunakan untuk
mengaitkan tali pemanjat dengan runner.
Catatan :
- Kaitan jenis bent gate akan lebih mudah terlepas dari tali (pelajari cara penggunaan)
- Carabiner Bent Gate hanya boleh digunakan untuk tambatan dengan tali, tidak boleh
digunakan untuk tambatan dengan pengaman langsung (missal: hanger)

Kekuatan carabiner dapat dilihat pada label yang tertera di carabiner tersebut. Kekuatan carabiner
akan berkurang drastis ketika gate dalam kondisi terbuka.

Cara merawat carabiner :

- Selalu bersihkan carabiner setelah digunakan, terutama dari kotoran seperti pasir.

Orange Adventure Basic Rope Course – Hand Book 12


- Bila gate macet karena kotoran, cuci dalam air hangat menggunakan sabun dan bilas sampai
bersih. Lalu berilah pelumas pada bagian engsel dan ulir pada gate.
- Jangan simpan ditempat yang mengandung garam atau lembab, dan jauhkan dari bahan-
bahan yang menyebabkan korosi.

Catatan :

- Selalu periksa kondisi carabiner sebelum dipergunakan


- Jaga kondisi carabiner dari keretakan, penajaman bagian tepi carabiner, goresan, korosi.
Retakan dengan ukuran sehelai rambut dapat mengurangi kekuatan carabiner hingga 50%
- Pastikan gate carabiner mudah dibuka dan menutup dengan cepat.
- Jangan gunakan carabiner yang pernah terjatuh dari tempat yang cukup tinggi, apalagi sampai
gatenya macet. Carabiner yang pernah jatuh dari jarak yang cukup tinggi dapat menyebabkan
kerusakan didalam meski fisik luar masih terlihat baik.

COWSTAILL
Cowstail adalah sebuah tali yang dibuat sedemikian rupa sehingga membentuk dua tali dengan ukuran
panjang dan pendek. Biasanya terbuat dari tali dinamis yang disimpul. Untuk ukuran yang panjang
ukurannya adalah sepanjang jangkauan tangan.

Pada ujung cowstaill yang panjang biasanya terpasang carabiner screw dan ujung satunya yang lebih
pendek terpasang carabiner snap.

FOOT LOOP
Foot loop (ada juga yang menyebutnya stair up ataupun Etrier) adalah pijakan kaki yang terbuat dari
bahan webbing. Foot loop ada yang hanya memiliki satu loop ada juga yang memiliki beberapa loop
hingga menyerupai tangga. Bahkan ada juga yang terbuat dengan perpaduan webbing dan aluminium
untuk pijakannya.

Orange Adventure Basic Rope Course – Hand Book 13


ASCENDER
Ascender adalah sebuah peralatan mekanis yang dipergunakan untuk naik dengan meniti tali.
Ascender sendiri terbagi 2 jenis, yaitu :

1. Chest Ascender (croll), penggunaannya terpasang di dada. ( gambar.1 )


2. Hand Ascender, penggunaan dipegang dengan tangan. ( gambar.2 )
1 2
1
1

Prinsip kerjanya adalah Ascender akan mengunci apabila terbebani dengan cara gerigi yang terdapat
pada Ascender akan mencengkram/menggigit tali. Namun jika tidak terbebani ascender tidak akan
mengunci, sehingga akan mudah kita geser.

DESCENDER
Kebalikannya dengan ascender, Descender adalah alat untuk membantu menuruni tali
(abseiling/rappelling). Prinsip kerja descender adalah menahan laju alat dengan tali dengan membuat
friksi antara alat dengan tali namun meminimalisir mungkin tingkat kerusakan baik bagi tali maupun
bagi alat itu sendiri.

Ada berbagai macam jenis descender, dari yang sederhana (figure eight) sampai yang memiliki sistem
mekanis (i’ds).

Figure Eight Autostop I’DS

Orange Adventure Basic Rope Course – Hand Book 14


WEBBING (Tape Sling)
Webbing adalah tali yang berbentuk pipih dan terbuat dari nylon. Webbing terbagi 2 jenis, yaitu :

1. Webbing tubular (berongga)


2. Webbing non tubular (tidak berongga)

Kekuatan webbing yang sudah bersertifikasi (CE/UIAA) dalam menerima beban adalah 1 ton keatas,
sehingga sering digunakan dalam pemasangan anchor (tambatan).

TALI PRUSIK
Tali prusik adalah sejenis tali yang serupa dengan tali kernmantle. Perbedaannya adalah diameternya
yang lebih kecil. Biasanya memiliki diameter 2 mm – 6 mm.

Tali prusik ada yang terbuat dari nylon, dan ada juga yang terbuat dari polyester. Untuk kegiatan
pemanjatan, tali prusik yang digunakan adalah yang berbahan nylon karena lebih kuat. Sedangkan tali
prusik berbahan polyester hanya digunakan untuk pembuatan aksesoris.

Untuk mengetahui kualitas tali prusik berbahan nilon dapat dilakukan dengan cara diraba, apabila kulit
luar halus berarti baik. Atau juga dengan cara dibakar, apabila dibakar menggumpal dan terlihat rapih,
maka berkualitas baik.

Dalam kondisi minimalis, terkadang tali prusik dengan diameter 5 mm – 6 mm digunakan sebagai
pengganti alternatif hand ascender dengan teknik prusikking.

Orange Adventure Basic Rope Course – Hand Book 15


TEKNIK ASCENDING DAN DESCENDING

TEKNIK ASCENDING

Ascending adalah teknik naik dengan cara Meniti tali keatas dengan menggunakan ascender. Pada sesi
ini ascender yang kita gunakan adalah jenis hand ascender.

Tahapannya adalah sebagai berikut:


- Sebelum memulai meniti tali, pastikan bahwa tali kernmantle terpasang dengan anchor yang
baik.
- Pastikan peralatan pribadi (personal equipment) terpasang di tubuh dengan benar.

- Pasang ascension yang sudah terhubung dengan tubuh melalui cowtaill pada tali kernmantle.
(lihat gambar.2)

- Dikarenakan kita menggunakan 2 ascension, maka untuk memudahkan akan kita sebut
ascension A (posisi berada di atas) dan ascension B (posisi berada dibawah)
- Kaitkan footloop pada ascension. Dapat menggunakan 2 footloop (masing-masing terpasang
pada ascension A dan B) ataupun hanya 1 (terpasang pada ascension B).

Orange Adventure Basic Rope Course – Hand Book 16


- Dorong keatas sepanjang jangkauan tangan ascension A. Agar maksimal, maka saat
mendorong ascension A kaki kita dapat memberikan tolakan dengan menginjak pada footloop
yang terpasang pada ascension B. setelah itu bebankan ascension A dengan tubuh kita.

- Setelah ascension A terbeban oleh tubuh kita, maka selanjutnya dorong ascension B hingga
mendekati ascension A.
- Perhatikan ketika mendorong ascension B, jangan berikan beban di ascension B oleh kaki kita
yang berada di footloop B. Kaki kita mengikuti pergerakan dari ascension tersebut.
- Setelah ascension B dekat dengan ascension A, maka secara otomatis ketika kita menjatuhkan
diri, maka beban tubuh kita sudah berpindah dari yang semula pada ascension A sekarang
berada pada ascension B.

- Lakukan teknik tersebut dengan rileks agar meminimalisir beban kejut yang diberikan oleh
berat tubuh kita pada tali dan anchor.
- Ulangi langkah-langkah tersebut hingga kita mencapai titik tujuan kita.

TEKNIK DESCENDING

Descending adalah teknik turun dengan cara meniti tali kebawah dengan menggunakan descender.
Pada sesi ini, descender yang akan kita bahas adalah dengan jenis Figure of Eight.

Orange Adventure Basic Rope Course – Hand Book 17


- Pasang cowstaill pada carabiner anchor atau pada tali antara anchor utama dan anchor
cadangan.
- Lilitkan tali pada descender figure of eight, lalu pasang descender ke carabiner
(screw/atutoolock) yang terpasang pada seat harness kita (Perhatian: pastikan carabiner
dalam kondisi terkunci)
- Tarik tali semaksimal mungkin hingga tali antara descender dengan anchor mengencang.
- Posisikan tubuh pada posisi/sikap siap melakukan rappelling:

 Kaki dibuka selebar bahu;


 Tangan kanan berada di pinggang belakang sembari menggenggam tali yang menjulur
kebawah dengan posisi ibu jari berada diatas; tangan kiri;
 Tangan kiri memegang tali diatas descender (perhatian: posisi tangan jangan terlalu
dekat dengan descender);
 Jauhkan tubuh dari posisi descender untuk menghindari tersangkutnya pakaian atau
apapun kedalam lilitan talli pada descender saat kita turun nantinya.
- Pastikan tidak ada sesuatu benda apapun yang memungkinkan tersangkut ke lilitan tali pada
descender (rambut, syal, hijab, dll) pada saat kita turun nantinya.
- Mulailah bergerak turun dengan cara kita melangkah mundur kebelakang sembari tangan
kanan kita mengulur tali dan mengatur laju kecepatan dari genggaman tangan kita. Ingat:
Tangan kanan kita tetap menggenggam dan mengulur, bukan melepas tali !
- Selama kaki kita masih bisa menyentuh media (tembok, tebing, rangka, dll), bergeraklah turun
dengan cara melangkah mundur.
- Hindari bergerak turun dengan cara melompat-lompat untuk meminimalisir beban kejut dari
berat tubuh kita dan daya gravitasi pada tali dan anchor.
- Pada saat kaki kita tidak bisa menyentuh media (overhang), maka bergeraklah turun dengan
memaksimalkan kerja tangan kanan kita yang mengatur laju kecepatan turun. Sedangkan
tangan kiri digunakan sebagai penyeimbang.

Orange Adventure Basic Rope Course – Hand Book 18


MENGUNCI DESCENDER
Ada kalanya saat kita melakukan descending kita membutuhkan berhenti ditengah lintasan, missal
untuk beristirahat atau pada situasi lain. Pada kondisi tersebut, maka kita dapat mengunci descender
figure of eight kita. Perhatikan gambar:

1 2
1

3 4
1 1

PERHATIAN:

- Latihan ini harus dilakukan menggunakan peralatan yang mutu dan kekuatannya memenuhi
standar yang sudah ditentukan.
- Latihan harus dibawah pengawasan/didampingi oleh orang yang ahli.
- Untuk descender jenis figure of eight, tidak disarankan digunakan pada lintasan dengan
panjang lebih dari 40 meter.
- Cegahlah latihan yang dapat merusakkan alat melebihi beban normal, beban dengan arah
abnormal, menggunakan alat tidak sesuai dengan manual book-nya.
- Berlatihlah satu teknik sampai lancar tanpa hambatan dan kesalahan sebelum berlatih teknik
yang lain.
- Latihan yang dilakukan dengan menggunakan alat-alat alternatif, harus masih dalam tingkat
aman.

Orange Adventure Basic Rope Course – Hand Book 19


DAFTAR PUSTAKA

Badan Pendidikan dan Latihan WANADRI. 2014. Diktat Pendidikan Dasar WANADRI 2014.
Bandung (ID). Badan DIKLAT WANADRI.

Awnblack. 2013. Dasar Tali Temali di https://id.scribd.com (akses 25 November 2019)

PETZL. Ascender. Di https://m.petzl.com (akses 26 November 2019)

BEAL. Ropes. Di https://www.beal-planet.com (akses 26 November 2019)

NAD OUTDOORLIFE. Rock Climbing Sklill. di https://nadoutdoorlife.blogspot.com (akses 27 November


2019)

SURVIVAL. Alat pendakian. di https://survival491m.blogspot.com (akses 27 November 2019)

Orange Adventure Basic Rope Course – Hand Book 20

Anda mungkin juga menyukai