Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

(PRAKERIN)
DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSAR

Laporan ini dibuat untuk memenuhi


Salah satu tugas di SMK PRATIDINA MAKASSAR

Disusun Oleh :

Nama : Rizpidhany Putri Waraiya

NIS : 21062

Bidang Keahlian : Kesehatan Dan Pekerjaan Sosial

Kompetensi Keahlian : Asisten Keperawatan

YAYASAN BRATA UTAMA BHAYANGKARA MAKASSAR


SMK PRATIDINA MAKASSAR
2022/2023
HALAMAN PENGESAHAN
PRAKTEK KERJA INDUSTRI

Laporan Kerja Industri ini telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing serta
Pemimpin SMK PRATIDINA MAKASSAR

Menyetujui :

Pembimbing Lahan Pembimbing Industri

Ns.Ni Kade Suryani ,S.Kep Mathius Tato S.kep,M.MMkep

Mengetahui :

Kepala SMK Pratidina Makassar Waka Kurikulum

H. Hataul Madja, S.St, S.Kep, Ns, M.Kes Haerullah, S.Pd


HALAMAN PERSEMBAHAN

Laporan praktek kerja industri (prakerin) di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar


ini disusun untuk memenuhi persyaratan uji kompetensi Keahlian tahun pelajaran
2023/2024. Laporan ini penulis persembahkan kepada :
1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah berjuang serta memberikan
segalanya bagi penulis untuk menuntut ilmu.
2. Bapak Kepala Sekolah beserta dewan Guru SMK Pratidina Makassar yang
telah memberikan bimbingan kepada penulis.
3. Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Makassar yaitu bapak KBP.dr.Bambang
Triambodo,Sp.B,FINACS yang telah mengizinkan untuk melaksanakan
prakerin dengan senang hati.
4. Rekan-rekan seperjuangan yang telah memberikan motivasi, semangat serta
dorongan dan do’a di dalam kegiatan ini.

MOTTO

“Ingatlah mimpi Anda dan perjuangkan mimpi itu. Kita harus mengetahui
apa yang kita inginkan dalam hidup ini. Ketakutan dan kegagalan hanya
akan membuat mimpimu itu menjadi mustahil untuk digapai”

- Paulo Coelho
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas limpahan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan laporan hasil praktik kerja industri ini, dengan tujuan
untuk memenuhi persyaratan mengikuti ujian Kompetensi Keahlian pada sekolah
menengah kejuruan (SMK) Pratidina Makassar, serta mempraktikan secara
langsung teori yang telah penulis terima dari sekolah.
Selain penulis laporan hasil kerja industri (Prakerin) ini tidak lepas dari ketentuan
pembimbing untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak H. Hataul Madja, S.ST, S.Kep, Ns, M.Kes.
2. Bapak Haerullah, S.Pd selaku Waka Kurikulum.
3. Dr. H. A. Achruh, ABP, M.PdI selaku Wakasek Kesiswaan.
4. Bapak Mathius Tato,S.kep,M.MMkep selaku Pembimbing Prakerin SMK
Pratidina Makassar yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan
kepada penulis serta membantu terlaksananya program Prakerin ini.
5. Semua dewan guru SMK Pratidina Makassar yang telah banyak berperan
aktif dalam penyelenggaraan praktik kerja Industri.
6. Dan kepada Bapak KBP.dr.Bambang Triambodo,Sp.B,FINACS selaku
pemimpin Rumah Sakit Bhayangkara .
Semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk penulis khususnya dan bermanfaat
untuk kegiatan Prakerin di SMK Pratidina Makassar pada tahun yang akan
datang. Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan
kritik yang membantu untuk kebaikan masa yang akan datang.

Makassar, 25 september 2023

Rizpidhany Putri Waraiya


DAFTAR ISI

Halaman Judul ………………………………………………………...……………


Halaman Pengesahan ………………………………………………...…………….
Halaman Persembahan ...…………………………………………………………...
Motto ……………………………………………………………………...………..
Kata Pengantar …………………………………………………..…………………
Daftar Isi …………………………………………………………………………....
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………...…….
A. Latar Belakang Kerja Industri ……………………..……………………….
B. Pengertian Kerja Industri ………………………………………..…………
C. Fungsi Kerja Industri …………………………………………..…………...
D. Tujuan Kerja Industri ………………………………………..……………..
E. Ruang Lingkup Kerja Industri ……………………………..………………
F. Dasar Pelaksanaan Prakerin ………………………………..………………
BAB II LATAR BELAKANG …………………..………………………………..
A. Sejarah Singkat RS Bhayangkara Makassar ……………………………….
B. Latar Belakang RS Bhayangkara Makassar ………………………………..
C. Struktur Organisasi RS Bhayangkara Makassar …………………………...
BAB III MATERI PRAKERIN …….……………………………………………
A. Kegiatan Industri Dan Produksi ……………………………………………
B. Resume Kasus ……………………………………………………………...
C. Pengetahuan Dan Keterampilan Baru Yang Diperoleh ……………………
BAB IV PENUTUP ……………...………………………………………………..
A. Kesimpulan ………………………………………………………………...
B. Saran ………………………………………………………………………..
LAMPIRAN ……………………………………………………………………….

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kerja Industri


Dalam Sistem Pendidikan Nasional Sekolah Menengah Kejuruan (SMK),
merupakan salah satu sub sistem yang mempunyai fungsi dan peranan langsung
dalam pengembangan sumber daya manusia, sebagai Integral Program
Pembangunan Ekonomi.
Sebagai sub sistem dari sistem pendidikan Nasional Sekolah Menegah
Kejuruan (SMK) berfungsi menyiapkan tenaga kerja yang mempunyai
kemampuan profesional. Hal ini dilakukan karena selama ini pelajaran kejuruan
yang dilakukan di sekolah masih banyak di mulai sehingga belum banyak
memberikan keahlian yang profesional terhadap siswa didik.
Dengan megikuti garis besar kebijakan pemerintah dalam bidang pendidian
dan mempelajari situasi di Indonesia dewasa ini prinsip penguasaan keahlian
profesi, maka perlu diterapkan kerja industri (prakerin) dalam bentuk industri
untuk sekolah menegah kejuruan umumnya dan khususnya di SMK Pratidina
Makassar sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
Dengan kerja industri (prakerin) para siswa diharapkan nantinya
mendapatkan ilmu pengetahuan dari dunia usaha / industri selain ilmu
pengetahuan yang di dapat melalui pendidikan sekolah.
B. Pengertian Kerja Industri
Praktik kerja industri atau pengalaman kerja lapangan adalah merupakan
praktik kerja siswa pada dunia atau industri terkait selama jangka waktu tertentu
terhadap pengamatan dan pelaksanaan kegiatannya. (Didin Frastian).
C. Fungsi Kerja Industri
Fungsi kerja industri atau pengalaman kerja lapangan adalah sebagai wahana
untuk mempraktikan teori-teori yang diterima di sekolah, untuk dipraktikikan di
dunia nyata. Dalam rangka menyiapkan kemampuan dan pengembangan siswa
yang dibutuhkan untuk memasuki lapangan kerja. Pada dasarnya program
prakerin dimaksudkan untuk meningkatkan mutu pada pendidikan SMK.
Meningkatkan mutu tamatan SMK untuk mencapai Misi SMK.
D. Tujuan Kerja Industri
Kegiatan Kerja Industri atau pengalaman kerja lapangan bertujuan :
a. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional dengan
tingkat pengetahuan keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan
tuntunan lapangan kerja.
b. Memperkokoh Link And Match antar SMK dengan dunia Kerja.
c. Meningkatkan efesien proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang
berkualitas profesional.
d. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai
bagian dari proses pendidikan.
e. Mempelajari Organisasi atau istana praktik yang mencakup nyata
perusahaan struktur, manajemen, tenaga kerja dan lain-lain.
E. Ruang Lingkup Kerja Industri
Ruang lingkup praktik kerja industri atau pengalaman kerja lapangan program
study antara lain:
a. Pengalaman tugas-tugas dan bobot kerja.
b. Pengalaman hubungan tugas-tugas dan fungsi-fungsi bagian yang terlibat
dalam sebuah organisasi.
c. Pengaturan tugas-tugas sebagai pramuniaga dan wiraniaga.
Untuk ruang lingkup praktik kerja industri atau pengalaman kerja lapangan
program studi bisnis atau perguruan tinggi misalnya : Rumah Sakit Bhayangkara
Makassar dan sebagainya, siswa dengan bimbingan :
 Membantu Pimpinan kepegawaian dalam pembuatan pembukuan (mencatat
surat keluar masuk dan menginstal OS dan System Aplikasi).
 Membantu Pimpinan kepegawaian dalam mengerjakan tugas maupun
menginstal komputer yang belum terinstal.
 Siswa membantu Pimpinan dalam mengerjakan tugas sehari hari agar
memudahkan mereka dalam mengerjakannya.
Khususnya bagi praktik kerja seperti ini bila siswa diberi tentangan
menyangkut rektorat dalam perkembangan dan berhasil akan memberi
pelajaran yang bernilai bagi siswa tersebut (Didin Fratian).
F. Dasar Pelaksanaan Prakerin
UU No. 19 Tahun 2005 tentang standard Nasioal UU No. 23 Tahun 2006
tentang standard kompetensi kelulusan untuk suatu pendidikan dan menengah
serta UU No. 1989 tentang peran serta masih dalam pendidikan Nasional &
keputusan Menteri pendidikan dan kebudayaan.
BAB II
LATAR BELAKANG

A. Sejarah Singkat RS Bhayangkara Makassar


Rumah Sakit Bhayangkara Makassar yang berdiri sejak 1965, yang
manfaatnya sangat besar dalam mendukung tugas operasional kepolisian dan
bahkan keluarga besar Polri dan masyarakat umum yang membutuhkan pelayanan
kesehatan yang cukup terjangkau baik dari segi pembiayaan maupun kecepatan
pelayanan yang diberikan, sesuai dengan motto yaitu ; Lebih Baik, Lebih Cepat,
Terjangkau (Prima dalam pelayanan, Utama dalam penyembuhan, Terkendali
dalam pembiayaan).
B. Latar Belakang RS Bhayangkara Makassar
Berawal dari perintah lisan Pangdak XVIII Sulselra Brigjen Imam Supoyo
kepada Kapten Polisi Dr. Adam Iman Santosa pada tanggal 2 November 1965,
untuk menempati dan memfungsikan bekas sekolah Polisi Negara Djongaya
menjadi Rumah Sakit Kepolisian Bhayangkara Makassar.
C. Struktur Organisasi RS Bhayangkara Makassar

Kombes Pol .dr. Bambang AKBP . dr.hj.Agustini

Triambodo,S.pb,FINACS Sp.PK.M.Kes

WAKARUMKIT
KARUMKIT
BAB III
MATERI PRAKERIN

A. Kegiatan Industri Dan Produksi


Kegiatan – kegiatan yang dilakukan diharapkan dapat memberikan penguatan
pada kompetensi sebagai berikut :
a. Melakukan Personal Hygiene
b. Mengukur Tanda – Tanda Vital
c. Ambulansi Pasien
d. Menghitung Tetesan Infus
e. Melakukan Perawatan Kateter
f. Melaksanakan Perawatan Luka Dasar
g. Melaksanakan Pemberian Oksigen Nasal Kanul Dan Masker
B. Resume kasus
Pasiem DM
Tanggal masuk : 16 September 2023
Jam masuk : 23.45
Tanggal Pengkajian : 20 September 2023
Jam Pengkajian : 12.47
I . Pengkajian
A. Identitas Pasien
Nama : Tn.M
Tempat Tanggal Lahir : Barru , 31 Desember 1965
Umur : 66 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SD
Alamat : Barru
No RM : 445129
Diagnosa Medis : Fraktur Tibia Dextra + post op :
Debridemen orif
Gangguan KDM : Gangguan rasa nyaman
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Nyeri
a. Riwayat Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri pada kaki kanannya seperti tertusuk-
tusuk.Nyeri dirasakan pada saat bergerak dan pada malam hari ,
dengan skala nyeri 6 ( sedang ) untuk menghindari nyeri pasien
membatasi aktivitasnya
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengatakan nyeri yang dirrasakan sudah terjadi sebelum
pasien dibawah ke RS
2. Alasan masuk RS
Pasien mengatakan kakinya tertimpah kayu pada saat menebang pohon
di hutan saat bekerja
3. Riwayat penyakit yang pernah dialami
Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit yang pernah di alami
4. Riwayat penykakit pada keluarga
Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit keluarga
C. Pola Pengkajian Fungsional
1. Pola manajemen kesehatan persepsi terhadap kesehatan
a. Tingkat pengetahuan terhadap kesehatan penyakit
Pasien mengatakan bahwa ia mengetahui terjadi patah tulang pada
kakinya akibat tertimpah kayu
b. Perilaku untuk mengatasi masalah kesehatan
Pasien mengtakan langsung datang ke RS Bhayangkara setelah
kejadian kakinya tertimpah kayu untuk mendapatkan penanganan
medis karena terjadi pendarahan
2. Pola aktivitas dan latihan
a. Sebelum sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit sehari-harinya bekerja di kebun
sebagai seorang petani
b. Saat sakit
Pasien hanya terbaring di tempat tidur RS dan aktivitas untuk
bergerak dibatasi karena kakinya dipasangkan perban
3. Pola Istirahat
a. Sebelum sakit
Pasien mengatakan tidurnya sebeeum sakit tidak menentu kadang
4-5 jam atau 3-5 jam
b. Saat sakit
Pasien mengatakan istirahatnya berkurang karena sering terbangun
tengah malam karea nyeri di kakinya
4. Pola Nutrisi dan Metabolik
a. Sebelum sakit
Pasien mengatakan makannya sebelum sakit 3 kali sehari dengan
porsi yang dihabiskan
b. Saat sakit
Pasien mengaatakan selama di rawat di RS makan pasien teratur 3X
sehari dengan porsi dihabiskan.
5. Kebutuhan Cairan dan Elekrtrolit
a. Sebelum sakit
Pasien minum lebih dari 2 liter perhari
b. Saat sakit
Paien mengatakan selama di rawat di RS minumnya berkurang
6. Pola Eliminasi BAB dan BAK
a. Sebelum sakit
BAB 1-2 kali sehari
BAK 5-6 kali sehari
b. Saat sakit
Selama di rawat di RS pasien belum pernah BAB dan terpasang
kateter urime
7. Pola Kognitif dan Perseptual ( Penglihatan , pendengaran , pengecap ,
sensasi )
a. Sebelum sakit
Panca indera dalam batas normal tidak mengalami gangguan
komunikasi dan proses pikir
b. Saat sakit
Sama seperti sebelum sakit tidak ada gangguan panca indera
8. Pola Konsep Diri
a. Gambaran diri ( sikap imdividu terhadap tubuhnya sendiri)
Pasien mengatakan tidak ada bagian tubuh yang disukai dan yang
tidak disukai pasien mengatakan biasa-biasa saja.
b. Identitas diir ( penilaian individu tentang dirinya sebagai suatu
kesatuan yang utuh dan karakter )
Status pasien dalam rumah sebagai seorang suami dan ayah tapi
anak dan istrinya mengatakan bahwa pasien adalah orang yang
lemah lembut dan jarang marah
c. Peran diri ( perilaku yang diharapkan oleh masyarakat)
Pasien mengatakan bahwa ia adalah orang yang suka berbaur dengan
masyarakat dan cepat akrab
d. Ideal diri (Persepsi individu tentang bagaimana dirinya harus
berprilaku dan bertindak)
Pasien berharap sembuh dan berjalan dengan normal lagi agar bisa
melakukan aktivitas sehari-harinya lagi di kebun
e. Harga diri ( penilaian individu tentang dirinya / perilaku )
Pasie mengatakan harga diri tinggi
9. Pola Toleransi stress koping
Pasien mengatakan Jika pasien punya masalah, pasien selalu cerita
dengan istrinya karena istrinya adalah orang paling dekat dengan pasien
10. Pola reproduksi seksualitas (frtilitas , libido,menstruasi, konstrasepsi)
a. Sebelum sakit
-
b. Saat sakit
-
11. Pola Hubungan Peran ( komunikasi hubungan dengan orang lain )
a. Sebelum sakit
Komunikasi dengan orang lain baik
b. Saat saki
Komunikasi dengan orang lain baik
12. Pola nilai dan keyakinan (pandanagan pasien tentang agama , kegiatan
betindak dll)
a. Sebelum sakit
Pasien beragama islam dan mengatakan selalu taat mengerjakan
sholat 5 waktunya
b. Saat sakit
Pasien mengatakan jarang beribadan selama terbaring di tempat tidur
RS
13. Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
Pasien mengatakan lumayan merasa nyaman setelah beberapa hari di RS
dan setelah di lakukan OP walaupun kadang-kadang kakinya masih
terasa nyeri.
14. Kebutuhan Belajar
Pasien ingin mengetahui lebih banyak tentang sakitnya sekarang dan
tindakan apa yang harus dilakukan agar cepat sembuh
15. Kebutuhan Personal Hygiene
a. Sebelum sakit
Sebelum di rawat di RS pasien mandi 3 kali sehari,gosok gigi 3 kali
sehari dan selalu mengganti pakaian setiiap hari . Dalam pemenuhan
personal Hygiene dapat dilakukan sendiri.
b. Saat sakit
Pasien hanya di lap badannya menggunakan tisu basah dan
dilakukan oleh keluarga
D. Pemeriksaan Fisik
1. TTV
a. Tekanan darah : 120/70 mmHg
b. Nadi : 96 X / menit
c. Suhu : 36,3 C
d. Pernafasan : 27 X / menit
e. Nyeri :P : Nyeri
Q : cenut-cenut
R : Bagian kaki sebelah kanan
S : 6 sedang
T : pada saat bergerak dan di malam hari
2. Ekstremitas
Ekstremitas atas : terpasang infus RL di tangan kiri
Ekstremitas bawah : terpasang perban di kaki bagian kanan
E. Terapi
1. Metrodinazole / 8 jam
2. Ranitidin / 12 jam
3. Ketorolax / 8 jam
4. Lerofioxacin 750 gr / 1 x 24 jam
5. Methyl.p H-5
6. Ut-tranexamat
a. Data Focus
Data objektif Data subjektif
1. Pasien tampak Pasien mengatakan nyeri pada kakinya
menghabiskan makanannya
2. Skala nyeri 6 ( sedang ) Pasien mengatakan susah untuk
mandi , gosok gigi dan mengganti
pakaian membutuhkan bantuan
keluarga
3. TTV = TD 120/70 mmHg Pasien mengaatakan sering terbangun
tengah malam karena nyeri di kakinya
4. Ekstremitas atas terpasang
infus RL 500 ml / 20 TPM
dan ekstremitas bawah
terpasang perban
5. Kebutuhan personal
hygiene pasien tampak
dibantu dengan
keluarganya
b. Analisis Data
N Symtom Etiologi Problem
O
1 DS : Post op fraktur - Nyeri
- Pasien - Gangguan
mengatakan rasa nyaman
nyeri pada - Gangguan
kakinya tidur
- Pasien - Gangguan
mengatakan mobilisasi
sering
terbangun
tengah malam
karena nyeri
di kakinya

DO :
- Skala nyeri 6
sedang
- Tampak
terpasang
perban

2 DS : - Kelemahan Defisit perawatan


- Pasien ektremitas diri
mengatakan - Keterbatasan Personal hygiene
untuk mandi, mobilisasi
gosok gigi
dan
mengganti
pakaian
sebelum sakit
dapat
dilakukan
sendiri dan
saat sakit
dibantu oleh
keluarganya
DO :
- Tampak
terpasang
infus
- Tampak
terpasang
perban
- Kebutuhan
personal
hygiene
dibantu

II. Diagnosa Keperawatan


1. gangguan rasa nyaman dan gangguan tidur , ditandai dengan nyeri .
pasien mengtakan tidurnya tidak teratur dan sering terbangun tengah
malam karena nyeri di kakinya
2. Defisit perawatan diri : personal hygiene
Berhubungan dengan kelemahan ekstremitas ditandai dengan pasien
mengatakan untuk mandi dan gosok gigi sebelum sakit dapat dilakukan
sendiri dan saat sakit pasien dibantu oleh keluarganya
III. Rencana Keperawatan
No Hari / Tujuan Kriteria Intervensi Nama
Diagnosa Tanggal hasil &
paraf
1. Kebutuh Setelah 1. menjeaskan
Gangguan an tidur dilakukan perhitungan
tidur terpenuh tindakan tidur yang
berhubunga i dan keperawatan adekuat
n dengan nyeri selama 3 X 24 2. membuat
ganggaun berkura jam maka lingkungan
rasa ng kriteria yang nyaman
nyaman diharapkan Memberikan
dan nyeri yaitu : obat atau
1. jumlah jam terapi untuk
tidur dalam menghilangka
batas normal nyeri
2. nyeri pada
kaki berkurang
2. Defisit Kebutuh Setelah 1. mengkaji
perawatan an dilakukan kebersihan
diri : personal tindakan pasien
Personal hygiene keperawatan 2. menjelaskan
hygiene terpenuh selama 3X24 pentingnya
berhubunga i jam maka personal
n dengan kriteria yang hygiene ke
kelemahan diharapkan pasien dan
ekstremitas yaitu : keluarga
pasien
1. kulit tidak
lengket
2. rambut ,
kuku dan gigi
bersih

C. Pengetahuan Dan Keterampilan Baru Yang Diperoleh


1. Injeksi Intravena (Bolus ) :
 Pengertian : Adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat
kedalam pembuluh darah vena atau melalui karet selang infuse
menggunakan spuit.
 Tujuan : Mendapatkan reaksi oba yang cepat diabsorbsi daripada
injeksi parental lain, memasukkan obat dalam jumlah yang besar,
memberikan transfusi darah, memperbaiki keseimbangan asam basa,
dll.
 Persiapan Alat : Handscoon, spuit steril 3 ml atau 5 ml, bak instrumen,
kapas alcohol.
2. Menggunakan Alat EKG
 Pengertian : Adalah sebuah tes yang digunakan untuk menilai
kesehatan jantung secara menyeluruh, termasuk mengukur detak
jantung seseorang.
 Tujuan : Mampu membuat aktivitas listrik otot jantung secara
berurutan dan benar.
 Persiapan Alat : Memeriksa kelengkapan alat EKG yang akan
digunakan dan memeriksa fungsi alat sehingga siap digunakan.
3. Up Kateter
4. Pemberian Oksigen
5. Memasang Saturasi Oksigen
6. Injeksi Drips
7. Up Infus
8. Mengganti Perban
9. Melakukan Inhalasi
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan adanya program yang diterapkan di Sekolah kejuruan sangat
mendukung dalam bidang pendidian dan kemajuan bagi dunia bisnis atau
usaha.
Dengan berakhirnya kegitan prakerin ini dapat kami simpulkan sebagai
berikut:
1. Siswa dapat menggunakan hasil teori yang diberikan dari sekolah ke dunia
usaha.
2. Dengan adanya prakerin ini, maka dapat tercipta tenaga kerja yang
profesional dan siap kerja nantinya.
3. Kegiatan prakerin sangat perlu diaksanakan untuk memacu kreativitas siswa
dan menambah pengalaman siswa di dunia usaha.
4. Kegiatan prakerin ini sangat bermanfaat sekali dalam dunia usaha yang
sesungguhnya.
B. Saran
Saran Kepada Pihak Sekolah
Terlepas dari segala kekurangan dan kelemahan kami sebagai tempat kerja
Industri (prakerin) saran penulis adalah :
1. Agar Sekolah lebih meningkatkan mutu, baik Staf pengajar maupun anak
didiknya.
2. Supaya sekolah menyediakan alat yang memadai.
3. Dan kami sangat mengharapkan agar pembimbing lebih ditingkatkan
supaya siswa lebih siap mental maupun materi yang akan menunjang
keberhasilan Kerja Industri (prakerin).
Saran untuk pihak perusahaan Atau tempat prakerin:
1.Sesibuk apapun anda, sempatkanlah untuk memberikan wawasan kepada
peserta prakerin.
2. Lebih banyak lagi memberikan ilmu.
Demikian kesimpulan dan saran yang penulis ajukan atas dasar analisa yang
dilakukan dalam pelaksanaan prakerin di RS Bhayangkara Makassar dengan
harapan dapat dijadikan bahan masukan bagi peserta prakerin selanjutnya.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pelaksanaan Prakerin ini.

Penulis

RIZPIDHANY PUTRI WARAIYA


LAPORAN PENDAHULUAN
FRAKTUR TIBIA DEXTRA

GURU PEMBIMBING :

Mathius Tato ,S.Kep,M.MMKep

DISUSUN OLEH :

Nama : Rizpidhany putri waraiya

Kelas : XII.B

NIS : 21062

YAYASAN BRATA UTAMA BHAYANGKARA MAKASSAR

SMK PRATIDINA MAKASSAR

2022/2023
A. Definisi
fraktur tibia adalah patah tulang yang terjadi pada tulang tibia atau tulang
kering. Kondisi ini dapat menimbulkan gejala berupa kesulitan berjalan,
mati rasa, memar, perdarahan, hingga rasa nyeri hebat pada kaki bagian
bawah.
Fraktur tibia 1/3 distal dextra adalah patah tulang yang terjadi pada
tungkai tibia sebelah kanan yang terletak pada 1/3 distal bagian bawah
dari kedua tungkai tersebut.
Patah tulang atau fraktur adalah kondisi ketika tulang patah sehingga
bentuk atau bahkan posisinya berubah. Patah tulang dapat terjadi
jika tulang menerima tekanan atau benturan yang kekuatannya lebih besar
daripada kekuatan tulang.

B. Etilogi
Patah tulang atau fraktur adalah kondisi ketika tulang patah sehingga
bentuk atau bahkan posisinya berubah. Patah tulang dapat terjadi
jika tulang menerima tekanan atau benturan yang kekuatannya lebih besar
daripada kekuatan tulang..
Fraktur terbuka terjadi secara sekunder akibat trauma. Mereka paling
sering terjadi sebagai cedera energi tinggi, tetapi juga bisa menjadi akibat
dari trauma kecepatan rendah ketika ujung tajam dari fragmen fraktur
menembus kulit dan jaringan lunak.
Patah tulang atau fraktur adalah kondisi ketika tulang patah sehingga
bentuk atau bahkan posisinya berubah. Patah tulang dapat terjadi
jika tulang menerima tekanan atau benturan yang kekuatannya lebih besar
daripada kekuatan tulang.
.

C. Manifestasi Klinis
Manifestasi Klinis : Manifestasi klinis fraktur adalah nyeri, hilangnya
fungsi, deformitas, pemendekan ekstermitas, pembengkakan lokal, dan
perubahan warna (Brunner & Suddarth, 2002).

D. Patofisiologi
Patofisiologi fraktur menurut (Black, Joyce, & Hawks,
2014) Fraktur biasanya disebabkan karena cedera/trauma/ruda paksa
dimana penyebab utamanya adalah trauma langsung yang mengenai tulang
seperti kecelakaan mobil, olah raga, jatuh/latihan berat. Keparahan
dari fraktur bergantung pada gaya yang menyebabkan fraktur.

E. Komplikasi
Perdarahan masif yang berisiko menyebabkan syok hipovolemik. Tulang
tidak menyatu dengan tepat (malunion). Tulang yang patah tidak bisa
menyatu kembali (nonunion).
Komplikasi bedah terjadi pada 30 pasien (30%). Dua puluh satu pasien
mengalami satu komplikasi, dua komplikasi terjadi pada tujuh pasien dan
tiga pada dua pasien. Terdapat 14 nonunion termasuk dua nonunion
septik, sembilan infeksi, sembilan nekrosis kulit, enam perpindahan
sekunder, satu sindrom kompartemen, satu refraksi, dan satu cedera
saraf. Tingkat komplikasi secara signifikan lebih tinggi untuk
subkelompok 3 (50%) menurut klasifikasi AO/OTA dibandingkan
subkelompok 2 (12%) atau 1 (32%) ( p <0,01).

F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan fraktur terbuka terbagi menjadi penatalaksanaan di Unit
Gawat Darurat (UGD) dan pembedahan. Umumnya pada kasus fraktur
terbuka diikuti dengan cedera pada bagian tubuh lainnya (multiple
injuries) sehingga diperlukan penilaian keadaan umum dengan cepat dan
keadaan yang mengancam jiwa segera ditangani.

G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada klien
dengan fraktur adalah Pemeriksaan rontgen dengan tujuan untuk
menentukan lokasi / luasnya fraktur / trauma. Scan tulang (fomogram,
scan CT / MRI) untuk memperlihatkan fraktur dan juga dapat digunakan
untuk mengidentifikasikan kerusakan jaringan lunak.
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI
(PRAKERIN)
DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSAR

Laporan ini dibuat untuk memenuhi


Salah satu tugas di SMK PRATIDINA MAKASSAR

Disusun Oleh :
Kelompok 8

1. Rizpidhany putri waraiya


2. Sriainum Nurwahida
3. Valen Egina Putri
4.Wulansari
5. Nurul Atika Salsabila
6. Yunita Anggraeni Amir
7. St.Nuralisyah
8. Suryani
YAYASAN BRATA UTAMA BHAYANGKARA MAKASSAR
SMK PRATIDINA MAKASSAR
2022/2023

Anda mungkin juga menyukai