Anda di halaman 1dari 21

IMPLEMENTASI INTERNATIONAL SHIP AND PORT FASILITY SECURITY CODE

DI PELABUHAN PENUMPANG TANJUNG PERAK SURABAYA

IMPLEMENTATION OF INTERNATIONAL SHIP AND PORT FACILITY SECURITY


CODE IN PORT OF PASSENGER TANJUNG PERAK SURABAYA

Niko Herdiyanto1, Siswo Hadi S. 2, Panji Suwarno3

Universitas Pertahanan
(nikoherdiyanto@gmail.com)

Abstrak - Keamanan pelabuhan merupakan salah satu faktor penting atau bagian integral dari
keamanan maritim yang sangat menunjang kelancaran kegiatan perekonomian di laut khususnya
transportasi laut yaitu angkutan personel, barang dan jasa. Peristiwa serangan teroris tanggal 11
September 2001 (9/11) yang menghancurkan menara kembar World Trade Center (WTC) di New
York Amerika Serikat merupakan isu yang menjadi dasar bagi diterapkannya Internasional Ships
And Port Facility Security Code (ISPS Code) pada semua fasilitas pelabuhan. Pelabuhan Tanjung
Perak sebagai pelabuhan terbesar dan tersibuk kedua di Indonesia setelah pelabuhan Tanjung
Priok Jakarta merupakan pusat transportasi, perdagangan, perekonomian maupun logistik
menuju wilayah Indonesia bagian timur. Terjadinya aksi terorisme, penyelundupan narkotika atau
obat-obatan terlarang, perompakan dan pencurian diharapkan tidak terjadi di pelabuhan
penumpang Tanjung Perak Surabaya. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis implementasi
kebijakan sistem pengamanan, pemenuhan sarana dan prasarana fasilitas pelabuhan, serta upaya
yang tepat untuk mengatur dan memenuhi sarana dan prasarana tersebut, sehingga dapat
meminimalisir dan mencegah potensi terjadinya ancaman keamanan fasilitas pelabuhan.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data diperoleh dengan wawancara,
observasi, dokumentasi dan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Syahbandar
Pelabuhan Tanjung Perak selaku Port Security Committee (PSC) dan PFSO PT. Pelindo III (Persero)
Surabaya belum sepenuhnya menerapkan prosedur keamanan kapal dan fasilitas pelabuhan
sesuai standar ISPS Code. Upaya yang dilakukan oleh pihak keamanan kapal dan otoritas
pelabuhan yaitu meningkatkan kinerja PFSO, memenuhi sarana dan prasarana serta menerapkan
aturan sesuai standar ISPS Code. Dunia Internasional tidak khawatir sebab keamanan fasilitas
pelabuhan terjamin, sehingga banyak kunjungan kapal asing ke pelabuhan penumpang Tanjung
Perak Surabaya, perekonomian dan perdagangan meningkat serta dapat mendukung
penyelenggaraan Sistem Pertahanan Negara.

Kata Kunci : Keamanan Maritim, ISPS Code, Syahbandar, PFSO dan Pelabuhan penumpang
Tanjung Perak Surabaya

Abstract - Port security is one of the important factors or an integral part of maritime security which
greatly supports the smooth operation of the economy at sea, especially sea transportation, namely
the transportation of personnel, goods and services. The terrorist attack on September 11, 2001 (9/11)
that destroyed the twin towers of the World Trade Center (WTC) in New York, United States of
America was an issue that became the basis for the implementation of the International Ships and
Port Facility Security Code (ISPS Code) on all port facilities. Tanjung Perak Port as the second largest
and busiest port in Indonesia after Jakarta's Tanjung Priok port is the center of transportation,

1
Program Studi Keamanan Maritim, Fakultas Keamanan Nasional, Universitas Pertahanan.
2
Program Studi Keamanan Maritim, Fakultas Keamanan Nasional, Universitas Pertahanan.
3
Program Studi Keamanan Maritim, Fakultas Keamanan Nasional, Universitas Pertahanan.

140 | Jurnal Keamanan Maritim | Volume 6 Nomor 2 Tahun 2020


trade, economy and logistics towards eastern Indonesia. Acts of terrorism, smuggling of narcotics or
illegal drugs, piracy and theft are expected not to occur at the Tanjung Perak passenger port of
Surabaya. The purpose of this study is to analyze the implementation of the security system policy,
the fulfillment of facilities and infrastructure of port facilities, as well as appropriate efforts to
regulate and fulfill these facilities and infrastructure, so as to minimize and prevent the potential
threat of port facility security. This study used descriptive qualitative method. Data obtained by
interview, observation, documentation and triangulation. The results showed that the Tanjung Perak
Port Syahbandar as the Port Security Committee (PSC) and PFSO PT. Pelindo III (Persero) Surabaya
has not yet fully implemented the ship safety procedures and port facilities according to the ISPS
Code standard. Efforts made by the ship's security and port authorities are to improve the
performance of the PFSO, meet facilities and infrastructure and apply the rules according to the ISPS
Code standard. The international world is not worried because the security of port facilities is
guaranteed, so that many foreign ship visits to the Tanjung Perak passenger port of Surabaya, the
economy and trade increase and can support the implementation of the National Defense System.

Keywords : Maritime Security, ISPS Code, Syahbandar, PFSO, and Tanjung Perak Passenger Port.

Pendahuluan barang ekspor impor sebagian besar


Indonesia merupakan negara
diangkut melalui jalur laut menggunakan
kepulauan dan memiliki wilayah laut
kapal yang berarti membutuhkan
paling luas di dunia. Di era pemerintahan
pelabuhan atau tempat untuk
Presiden Joko Widodo saat ini, telah
bertambat, meskipun rute perjalanan
mencanangkan Indonesia sebagai Poros
yang dituju dapat dilalui oleh alat
Maritim dunia4, dengan berupaya
transportasi lain.
meningkatkan konektivitas dan
Ketentuan atau persyaratan yang
keterjangkauan antar pulau di Indonesia.
mengatur tentang langkah-langkah guna
Konektivitas ini bertujuan untuk
menciptakan keamanan terhadap kapal
pemerataan pembangunan ekonomi dan
dan fasilitas pelabuhan diatur dalam
terciptanya keamanan maritim di
Kode Keamanan Internasional terhadap
Indonesia. Pelabuhan sebagai salah satu
kapal dan fasilitas pelabuhan
bentuk infrastruktur dalam elemen
(International Ship and Port Facility
keamanan maritim memiliki arti penting
Security Code-ISPS Code). Ancaman
guna mendukung pelayaran kapal di
keamanan yang dirasakan dapat terjadi
Indonesia. Perdagangan dunia sampai
terhadap kapal dan fasilitas pelabuhan
saat ini masih sangat tergantung pada
pasca serangan 11 September 2001 di
angkutan lewat laut. Pengiriman barang-
Amerika Serikat merupakan tanggapan
4
Yayan. M. Yani, & Montratama, “Indonesia terhadap perkembangan aturan ini.
sebagai Poros Maritim Dunia: Suatu Tinjauan
Geopolitik”. Jurnal Pertahanan & Bela Negara, Vol. Peristiwa lain yang disebabkan oleh
5, No. 2, 2018.
Implementasi International Ship And Port Fasility Security Code Di Pelabuhan Penumpang Tanjung
Perak Surabaya | Niko Herdiyanto, Siswo Hadi S., Panji Suwarno | 141
kegiatan terorisme adalah serangan Langkah Khusus Peningkatan Keamanan
terhadap kapal perusak angkatan laut Pelayaran (Special Measures To Enhance
USS The Sullivans dan USS Cole saat Maritime Security), merupakan bagian
sandar di Pelabuhan Aden Yaman pada yang diubah dan di amandemen dalam
tahun 2000, dan Tanker minyak Limburg SOLAS 1974 yang dikenal dengan istilah
Perancis pada tahun 2002 yang International Ship and Port Facility
menimbulkan kerugian sangat besar dan Security Code (ISPS Code) atau koda
berdampak pada stabilitas keamanan internasional terhadap keamanan kapal
negara. Kejadian tersebut diatas dan fasilitas pelabuhan. Hal ini juga
mengakibatkan kecemasan global akan dijelaskan dan dioperasikan melalui
kerentanan terorisme terhadap Keputusan Menteri Perhubungan
keamanan maritim dunia. Nomor: KM 33 Tahun 2003, tentang
Meningkatnya aksi kejahatan dan Pengamanan Kapal dan Fasilitas
kegiatan terorisme yang terjadi di lautan Pelabuhan (ISPS Code) di Indonesia5.
dan sekitarnya, memberikan motivasi, Implementasi ISPS Code di
ide, dan gagasan beberapa negara Pelabuhan diatur dalam Keputusan
anggota International Maritime Menteri Perhubungan Nomor KM 3
Organization (IMO), untuk melakukan Tahun 2004 tentang penunjukan Dirjen
perubahan pada konvensi internasional Perhubungan Laut sebagai Desaignated
mengenai keselamatan jiwa di laut atau Authority pelaksanaan pengamanan
Safety Of Life At Sea (SOLAS) 1974, pada kapal dan fasilitas pelabuhan (ISPS
sidang pertemuan yang dilaksanakan Code). Pendekatan manajemen risiko
tanggal 9 s/d 13 Desember 2002 di digunakan dalam penerapan aturan ISPS
London. Pada Bab V. yang mengatur Code guna memberikan jaminan
tentang Keselamatan Pelayaran (Safety keamanan kapal dan fasilitas pelabuhan
of Navigation) dan penambahan pada serta guna memutuskan langkah-langkah
Bab XI menjadi Bab XI-1 yang membahas keamanan yang tepat. Risiko selalu
mengenai Langkah-Langkah Khusus yang mengikuti dalam setiap aktivitas
diambil untuk meningkatkan
Keselamatan Pelayaran (Special Measures 5
Ayu Kusuma Wardani, Pengaturan Keamanan
Maritim Berkaitan Dengan Standar Keamanan
To Enhance Maritime Safety) serta Bab XI- Kapal Dan Fasilitas Pelabuhan Berdasarkan
International Ship And Port Facility Security Code
2 yang membahas tentang Langkah- 2002 Dan Implementasinya Di Indonesia, (2019).

142 | Jurnal Keamanan Maritim | Volume 6 Nomor 2 Tahun 2020


pelayaran kapal, sehingga diperlukan peralatan angkut muatan, gudang
manajemen dalam hal pengelolaan perbekalan di dalam fasilitas pelabuhan,
keamanan pelayaran. Pelaksanaan dari risiko suatu gangguan keamanan.
aturan ISPS Code berlaku untuk Gangguan keamanan terhadap kapal dan
memberikan layanan keamanan fasilitas pelabuhan adalah tindakan
terhadap semua kapal yang berlayar spionase, sabotase, terorisme, dan
melintasi perairan nasional maupun kerusakan, kehilangan atau penyekapan
internasional, meliputi kapal penumpang oleh orang lain yang tidak berwenang,
yang memiliki kecepatan tinggi, atau masuknya barang curian dan pencuri,
High Speed Passenger Craft, Cargo Ship, pencurian, penyelundupan narkoba, dan
sampai kapal cepat atau High Speed Craft barang-barang terlarang, imigran gelap,
yang mempunyai berat/ tonase > 500 GT penumpang gelap, pembajakan dan
dan Mobile Offshore Drilling Unit (MODU) perompakan7.
serta fasilitas pelabuhan6. Menurut Direktur Kesatuan
Untuk menjamin keamanan kapal Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP),
dan fasilitas pelabuhan diperlukan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
ketentuan tentang pengamanan kapal (Ditjen Hubla) pada tahun 2016
(ship security) yaitu langkah- dilaksanakan kaji ulang tentang
langkah/tindakan di atas kapal yang penerapan ISPS Code yang mengacu 5
dirancang untuk melindungi orang, (lima) hal yang harus diperhatikan dalam
muatan, peralatan angkut muatan, menjalin kerja sama Internasional, yaitu
gudang perbekalan kapal, atau kapal pertama kerja sama Internasional yang
terhadap risiko gangguan keamanan. dilaksanakan berkaitan tentang
Sedangkan Pengamanan fasilitas keamanan di kawasan. Kedua,
pelabuhan (port facility security) yaitu pemerintah selaku administrator
tindakan yang dirancang untuk memiliki peran dan bertanggungjawab
melindungi kapal dan infrastruktur dalam bidang pelayaran. Ketiga, saling
pelabuhan, orang-orang, muatan, menukar informasi dan mengumpulkan

6 7
International Maritim Organization (ISPS Code), Johny Malisan, “Penerapan Standar Kompetensi
International Ship and Port Facility Security Code Bidang Port Security Untuk Peningkatan
and SOLAS Amendments adopted on 12 December Pelayanan Pelabuhan (Studi Kasus Pelabuhan
2002, (London: International Maritim Tanjung Perak)”. Warta Penelitian Perhubungan,
Organization, 2003). Vol. 26, No. 12, 2014.
Implementasi International Ship And Port Fasility Security Code Di Pelabuhan Penumpang Tanjung
Perak Surabaya | Niko Herdiyanto, Siswo Hadi S., Panji Suwarno | 143
data tentang keamanan. Keempat, masing negara akan implementasi ISPS
memiliki cara atau metode yang efektif Code akhirnya berbeda-beda tergantung
tetap menjaga keamanan. Dan kelima, kemampuan mereka di bidang-bidang
menerangkan dan membagi informasi yang tergolong faktor internal yaitu
tentang penerapan keamanan sesuai kualitas sumber daya manusia dan
standar operasional ISPS Code secara minimnya kelengkapan fasilitas serta
jelas dan profesional8. Pada tahun 2003, peralatan di kapal dan pelabuhan,
Organisasi Maritim Internasional (IMO) sekalipun beberapa negara telah
dan Organisasi Perburuhan Internasional disatukan oleh semangat yang sama
(ILO) telah memperkenalkan dan yaitu menciptakan atmosfer keamanan
menyampaikan praktik Kode keamanan dan keselamatan atas dorongan ekonomi
pelabuhan kepada negara-negara negara.
anggotanya, yang dalam dokumen ini Pelabuhan penumpang yang
menguraikan persyaratan keamanan berada di wilayah Perak Surabaya
ditempatkan pada pelabuhan9. merupakan salah satu pusat
Bentuk ISPS Code sebagai hukum perekonomian dan perdagangan yang
internasional membuat IMO tidak dapat paling sibuk dan terbesar nomor dua di
bertindak sebagai penghukum apabila Indonesia setelah pelabuhan yang
ada negara anggotanya yang berbuat berada di wilayah Priok Jakarta. Sebagai
kesalahan10 karena permasalahan pusat berlabuh dan pelayaran kapal
kedaulatan organisasi internasional atas menuju kawasan Indonesia wilayah
negara tersebut. Hal ini yang Timur, menempatkan keamanan fasilitas
menyebabkan interpretasi masing- tempat sandar dan berlabuhnya kapal
sebagai prioritas utama dalam
8
Dermaga, “Auditor ISPS Code Harus Faham
Syarat Pelabuhan Ideal”, dalam menyelenggarakan aktivitas di
http://beritatrans.com/2016/08/29/auditor-isps-
code-harus-faham-syarat-pelabuhan-ideal/, pelabuhan. Adanya berbagai aksi
diakses pada 16 September 2018.
9
Dr. Angela Carpenter, “Analysing kejahatan seperti perompakan,
Threats,Policies And Solutions In Port Security, pencurian, penyelundupan narkotika dan
University of Leeds, United Kingdom,” (Port
Technology International, 2013) Edition 59. obat-obat terlarang, satwa langka yang
10
A. P. Rindarto & Windiani, R., “Implementasi
International Ship and Port Facility Security (Isps) dilindungi, serta terjadinya aksi bom
Code Dalam Mencegah Petty Theft Dan Armed
Robbery Against Ships Di Indonesia Tahun 2009- bunuh diri, seperti terjadinya bom bali
2013”. Journal of International Relations, Vol. 2,
No. 3, 2016. yang peralatan bomnya diangkut kapal

144 | Jurnal Keamanan Maritim | Volume 6 Nomor 2 Tahun 2020


penyeberangan melalui pelabuhan dengan menggunakan desain penelitian
Ketapang dan pelabuhan Gilimanuk, studi kasus. Rekomendasi sejumlah
terjadinya ledakan bom bunuh diri di tiga proses yang harus dilakukan dalam
gereja secara bersamaan, kemudian melaksanakan penelitian studi kasus11.
berlanjut ke Polrestabes Surabaya. Studi kasus adalah rancangan penelitian
Walaupun letaknya jauh dari pelabuhan, yang banyak ditemukan di seluruh
akan tetapi menimbulkan sikap antisipasi bidang, terutama evaluasi yang mana
dan kewaspadaan tinggi agar peristiwa peneliti mengembangkan analisis
tersebut tidak terjadi atau menimpa mendalam terhadap suatu kasus atau
kapal dan fasilitas pelabuhan masalah yang sering kali aktivitas,
penumpang Tanjung Perak Surabaya. peristiwa, proses, program terkait
Berdasarkan latar belakang tersebut dengan satu individu atau lebih. Kasus-
maka peneliti tertarik mengambil judul kasus dibatasi oleh waktu dan aktivitas
penelitian “Implementasi International peneliti dalam mengumpulkan informasi
Ship and Port Facility Security Code di secara lengkap dengan menggunakan
pelabuhan penumpang Tanjung Perak berbagai prosedur pengumpulan data
Surabaya.” berdasarkan waktu yang telah
Penelitian ini bertujuan untuk ditentukan. Data penelitian kualitatif
Menilai dan menganalisis sistem bersifat deskriptif, dan data yang
kebijakan pengamanan fasilitas disajikan dalam bentuk kata-kata
pelabuhan, ketersediaan sarana dan (terutama kata-kata partisipan) atau
prasarana pengamanan fasilitas gambar ketimbang angka12.
pelabuhan dan menganalisis upaya Penelitian ini dilaksanakan pada
Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung stakeholder yang berperan dalam
Perak dan PT. Pelindo III (Persero) kegiatan penelitian yaitu Direktur PT.
Surabaya dalam mengatur sistem Pelindo III (Persero) Surabaya yang
pengamanan dan memenuhi sarana dan diwakili oleh Kepala Keamanan
prasarana keamanan fasilitas pelabuhan Pelabuhan atau Port Fasility Security
penumpang Tanjung Perak Surabaya. Officer (PFSO), Syahbandar (KSOP)
Metode Penelitian 11
John W. Creswell, Research Desaign; QuaLitative,
Metode penelitian yang digunakan Quantitative and Mixed methods Approaches,
(Jakarta: Pustaka Pelajar, 2016).
adalah pendekatan metode kualitatif 12
John W. Creswell, Ibid.
Implementasi International Ship And Port Fasility Security Code Di Pelabuhan Penumpang Tanjung
Perak Surabaya | Niko Herdiyanto, Siswo Hadi S., Panji Suwarno | 145
Pelabuhan Tanjung Perak, Organisasi belakang, sebagai hasil proses mental
yang dikuasakan untuk melaksanakan tiap individu15.
penilaian keamanan pelabuhan atau Hasil dan Pembahasan
Recognized of Security Organization Implementasi kebijakan sistem
pengamanan fasilitas pelabuhan
(RSO), Kapolres Pelabuhan Tanjung
penumpang Tanjung Perak Surabaya.
Perak, Direktur Polairud dan Komandan Dalam mewujudkan keamanan
Lantamal V Surabaya, yang memiliki pelayaran, diperlukan penetapan
keterkaitan dengan Implementasi ISPS tanggung jawab dan sinergitas antara
Code di Pelabuhan penumpang Tanjung otoritas negara/lokal dan operator.
Perak Surabaya. Regulator melaksanakan pengawasan
Teknik pengumpulan data dapat pemenuhan regulasi dan penindakan
dilakukan melalui empat cara yaitu atas pengabaiannya, sedangkan
wawancara (interview), pengamatan operator/industri pelayaran
(observasi), dokumentasi dan bertanggungjawab untuk memenuhi
gabungan/triangulasi. Dalam penelitian, semua ketentuan dengan menetapkan
pemeriksaan keabsahan data sering dan menerapkan sistem yang sesuai dan
ditekankan pada pemeriksaan validitas berperan serta dalam kegiatan
dan reliabilitas13. Data atau temuan pelayaran. Sesuai dengan teori
dalam penelitian kualitatif dapat Implementasi Kebijakan bahwa sebuah
dinyatakan valid bila tidak ada perbedaan performansi atau abstraksi terhadap
antara apa yang sesungguhnya terjadi suatu pengejawantahan kebijakan,
pada obyek yang diteliti dengan obyek secara sengaja merupakan proses
yang dilaporkan oleh peneliti14. Menurut implementasi guna memperoleh kinerja
penelitian kualitatif dinyatakan bahwa kebijakan yang tinggi16, dalam hal
kebenaran realitas tidak bersifat tunggal, keamanan pelayaran, risiko ancaman
tetapi jamak dan tergantung pada keamanan selalu mengikuti setiap
konstruksi manusia, dibentuk dalam diri aktivitasnya, sehingga memerlukan
seseorang dengan berbagai latar manajemen dalam pengelolaannya. Teori

15
John W. Creswell, op. cit.
16
Kertya Witaradya, “Implementasi kebijakan
13
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: publik model Van Meter Van Horn: The Policy
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Implementasi Process” dalam
(Bandung: Alfabeta, 2018). https://kertyawitaradya.wordpress.com, diakses
14
Ibid. pada 7 agustus 2018.

146 | Jurnal Keamanan Maritim | Volume 6 Nomor 2 Tahun 2020


ini menyatakan bahwa keberhasilan pengamanan sesuai manajemen
implementasi dipengaruhi oleh enam pengamanan atau ketentuan ISPS Code.
variabel sebagai berikut: Hal ini sesuai dengan Teori
Standar/ukuran dan sasaran Kebutuhan akan rasa aman
kebijakan yang jelas dan terukur, harus (Safety/Security Needs) yang disampaikan
dimiliki oleh setiap kebijakan publik. bahwa setiap manusia mempunyai lima
Penerapan Peraturan menteri kebutuhan dasar atau kebutuhan
perhubungan Republik Indonesia No. PM penting yang salah satunya adalah
134 Tahun 2016 sangat diperlukan bagi kebutuhan rasa aman yang mendasari
keamanan dan keselamatan kapal dan pemikiran bagaimana aktivitas manusia
fasilitas pelabuhan. Pada pasal 121 UU di wilayah perairan itu bebas dari
No. 17 Tahun 2008 tentang pelayaran berbagai macam ancaman dan
juga dijelaskan bahwa keselamatan dan gangguan17. ISPS Code mulai efektif
keamanan pelabuhan adalah diberlakukan di Indonesia pada tanggal 1
terpenuhinya manajemen keselamatan Juli 2004. Tujuan penerapan ISPS Code
dan sistem pengamanan fasilitas adalah:
pelabuhan pada semua tingkat a. Menetapkan kerangka kerja
keamanan (security level) yaitu sarana (framework) secara Internasional
dan prasarana pengamanan fasilitas antar pemerintah, pelayaran, dan
pelabuhan meliputi pagar pengaman, pelabuhan untuk mendeteksi
pos penjagaan, peralatan monitor, ancaman keamanan (security) dan
peralatan detektor, peralatan mengambil langkah-langkah
penerangan, sistem komunikasi atau tata pencegahan (preventif) terhadap
cara berhubungan internal fasilitas ancaman keamanan kapal dan fasilitas
pelabuhan, antara koordinator pelabuhan yang beroperasi secara
keamanan pelabuhan dengan fasilitas nasional maupun internasional.
pelabuhan dan dengan instansi terkait, b. Menetapkan peran dan tanggung
serta personel keamanan yaitu orang jawab antara pemerintah, pelayaran
yang memiliki pengetahuan, kemampuan dan pelabuhan pada level nasional
dan keterampilan untuk melakukan

17
Ibid.
Implementasi International Ship And Port Fasility Security Code Di Pelabuhan Penumpang Tanjung
Perak Surabaya | Niko Herdiyanto, Siswo Hadi S., Panji Suwarno | 147
dan internasional untuk menjamin untuk pelayaran Internasional
keamanan sektor maritim. (International Voyage)18 yaitu:
Sedangkan sasaran penerapan ISPS a. Kapal penumpang (bermuatan lebih
Code sebagai berikut: dari 12 orang), termasuk yang
a. Menjamin pengumpulan dan berkecepatan tinggi.
pertukaran informasi yang berkaitan b. Kapal barang, termasuk kapal
dengan aspek keamanan secara dini pengangkut berkecepatan tinggi,
dan efisien. lebih dari 500 GT.
b. Memberikan metodologi pemeriksaan c. Unit pengeboran lepas pantai yang
keamanan sedemikian rupa, hingga bergerak/berpindah, Mobile Offshore
memiliki rencana dan prosedur untuk Drilling Units (MODU)
bereaksi terhadap perubahan level d. Fasilitas pelabuhan yang melayani
keamanan. kapal pelayaran internasional, meliputi
c. Menjamin tersedianya kepercayaan terminal yang dikelola oleh Badan
yang memadai dan proporsional Usaha Pelabuhan (UPP), terminal
terhadap keamanan maritim. khusus dan terminal untuk
Pada dasarnya ketentuan dalam kepentingan sendiri.
ISPS Code menyangkut tentang Sedangkan ketentuan-ketentuan
ketentuan-ketentuan baru yang dalam ISPS Code tidak berlaku bagi kapal
tercantum dalam Bab XI-2 SOLAS 1974 perang, kapal bantu Angkatan Laut,
terdiri dari dua bagian besar yaitu bagian maupun kapal-kapal lain dengan tujuan
A (Part A) dan bagian B (Part B). Pada non komersial. Ketua Umum DPP INSA
bagian A berisi tentang segala ketentuan Carmelita Hartoto sangat mendukung
yang wajib dilaksanakan (Mandatory) penerapan sistem keamanan kapal dan
oleh pemerintah negara anggota, kapal fasilitas pelabuhan atau ISPS Code
atau perusahaan dan fasilitas pelabuhan, terhadap pelayaran di Indonesia, baik
sedangkan pada bagian B berisi tentang pelayaran Internasional maupun
petunjuk-petunjuk/pedoman (Guidance) domestik. Penerapan ISPS Code saat ini
tentang pelaksanaan dari Bab XI-2, masih terbatas bagi pelayaran domestik,
seperti yang tercantum dalam bagian A. yakni dilakukan oleh perusahaan
Penerapan ketentuan ISPS Code
18
International Maritim Organization (ISPS
ditujukan pada kapal yang beroperasi Code), op.cit.

148 | Jurnal Keamanan Maritim | Volume 6 Nomor 2 Tahun 2020


pelayaran yang kapalnya telah Contracting Goverment/Pemerintah
Pemerintah Indonesia telah
tersertifikasi dengan International Safety
menandatangani dan meratifikasi
Management (ISM) Code dan sudah
ketentuan ISPS Code melalui Kepres No.
memiliki Document of Complince (DoC).
65/1980 tentang ratifikasi SOLAS 1974,
ISM Code adalah standart sistem
kemudian Keputusan Menteri
manajemen keselamatan yang digunakan
Perhubungan Nomor KM 33/2003
untuk pengoperasian kapal secara aman,
mengenai pemberlakuan Amandemen
menghindari risiko kecelakaan, dan
SOLAS 1974 tentang pengamanan kapal
pencegahan pencemaran dilaut.
dan fasilitas pelabuhan di wilayah
Sementara saat ini masih
Indonesia. Oleh sebab itu Pemerintah
ditemukan pelayaran domestik yang
Indonesia seharusnya tunduk dan
terdiri dari berbagai jenis dan ukuran
melaksanakan ketentuan ISPS Code
kapal, seperti kapal ikan, Perahu Layar
secara konsisten dan konsekuen.
Motor (PLM), kapal perintis, hingga
Kementerian Perhubungan melalui
kapal niaga besar dan pelabuhan
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor
nusantara yang disinggahi belum
KM 3 Tahun 2004 telah menetapkan
menerapkan sistem manajemen
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
keamanan kapal sesuai Declaration of
sebagai Designated Authority (DA) yaitu
Security (DoS) atau ketentuan ISPS Code.
Institusi atau badan penyelenggara
Carmelita Hartoto sebagai ketua
pemerintahan yang menandatangani
Indonesian National Shipowners
perjanjian/konvensi Internasional
Association (INSA) mengatakan mungkin
tentang International Ship and Port
diperlukan roadmap secara bertahap dan
Fasility Security Code (ISPS Code), dan
terukur untuk mendukung penerapan
sesuai Surat Keputusan Dirjen
sistem keamanan sesuai ketentuan ISPS
Perhubungan Laut Nomor KL 93/2/1-04
Code di pelabuhan Domestik untuk
menunjuk Direktur Penjagaan dan
menjamin kelancaran suatu proses
Keselamatan sebagai pihak yang
transportasi dan logistik melalui jalur
bertanggungjawab seharusnya
laut19.
memberikan perhatian khusus terhadap
19
Rio Sandy Pradana, “ISPS Code Sangat Mungkin
Diterapkan pada Pelayaran Domestik”, dalam 8439/isps-code-sangat-mungkin-diterapkan-pada-
https://ekonomi.bisnis.com/read/20180815/98/82 pelayaran-domestik, diakses pada 8 agustus 2018.
Implementasi International Ship And Port Fasility Security Code Di Pelabuhan Penumpang Tanjung
Perak Surabaya | Niko Herdiyanto, Siswo Hadi S., Panji Suwarno | 149
pemenuhan sarana dan prasarana Gambar 1. Struktur organisasi Syahbandar
sebagai Port Security Committe.
keamanan fasilitas pelabuhan dan
Sumber: Biro Klasifikasi Indonesia (BKI),
hubungan antara kapal atau pelabuhan (2019).
dari sudut pandang fasilitas pelabuhan di
Tanggung jawab Perusahaan
Indonesia, serta memastikan Perkapalan
pelaksanaan atau penerapan ketentuan Perusahaan perkapalan sesuai

dalam pasal-pasal konvensi ini. ketentuan ISPS A/6 bertugas menyiapkan

Dirjen Perhubungan Laut (DA) juga SSA dan SSP, serta menunjuk CSO dan

menunjuk Kepala Syahbandar SSO untuk melakukan Ship Security

Utama/KSOP/Kakanpel/KUPP untuk Assessment (SSA) dan menyiapkan Ship

membentuk Komite Keamanan Security Plan (SSP). CSO meyakinkan

Pelabuhan/Port Security Committee bahwa tugas harus dilakukan oleh orang

(PSC), dengan Kepala Syahbandar yang berkompeten. RSO boleh

Utama/KSOP/Kakanpel/Ka. KUPP sebagai mengetahui sepanjang tidak terlibat

koordinator sesuai dengan UU No.17 dalam kegiatan verifikasi dan sertifikasi.

Tahun 2008 pasal 212 dan menunjuk Selanjutnya ADM atau RSO mengulas

Kabid/Kasi/Petugas KPLP Ka. Syahbandar (review) dan menyetujui SSP. Menurut

Utama/KSOP/Kanpel/KUPP sebagai pasal 40 Undang-undang No.17 Tahun

pelaksana keamanan pelabuhan atau 2008 tentang Pelayaran dijelaskan

Port Security Officer (PSO) yang perusahaan pelayaran atau angkutan di

melaksanakan patroli, pengawasan dan perairan pada dasarnya bertanggung

pengamanan rutin terhadap kapal dan jawab terhadap keamanan dan

fasilitas pelabuhan. keselamatan penumpang dan/atau

Struktur organisasi Syahbandar barang yang diangkutnya.

sebagai Port Security Committe sbb:


Tanggung jawab Kapal
Tanggung jawab Kapal selama
melaksanakan pelayaran sesuai
ketentuan ISPS A/12, dilakukan oleh Ship
Security Officer (SSO) yang berkoordinasi
dengan Nahkoda dan Company Security
Officer (CSO) dengan menerapkan dan

150 | Jurnal Keamanan Maritim | Volume 6 Nomor 2 Tahun 2020


mengendalikan Ship Security Plan (SSP). b. Pada Tingkat Keamanan 2, langkah-
Kemudian sesuai ketentuan ISPS A/19, langkah yang dilakukan adalah
ADM atau RSO melakukan verifikasi dan tindakan perlindungan yang
sertifikasi ISSC (kapal), akan tetapi RSO ditetapkan dalam rancangan
tidak terlibat dalam menyiapkan SSA dan keamanan fasilitas pelabuhan (PFSP)
SSP. Setelah itu SSO menyiapkan DoS yang harus dilaksanakan untuk setiap
untuk kapal yang ditujukan PF yang rincian kegiatan pada Tingkat
diterima oleh PFSO. DoS harus dapat Keamanan 1 di atas.
mengikuti Tingkat Keamanan yang telah c. Pada Tingkat Keamanan 3, langkah-
ditetapkan oleh Otoritas Pelabuhan langkah yang dilakukan adalah
setempat. tindakan perlindungan yang lebih
spesifik yang ditetapkan dalam
Tanggung jawab Fasilitas Pelabuhan
Fasilitas Pelabuhan (Port Facility) rancangan keamanan fasilitas

dalam pelaksanaan keamanan pelabuhan (PFSP) yang harus

bertanggung jawab mengikuti Tingkat dilaksanakan untuk setiap rincian

Keamanan yang telah ditetapkan oleh kegiatan pada Tingkat Keamanan 1 di

Otoritas pelabuhan setempat sebagai atas.

berikut: d. Apabila Otoritas setempat

a. Pada Tingkat Keamanan 1, langkah- menetapkan Tingkat Keamanan 2 atau

langkah yang dilakukan antara lain: 3, maka fasilitas pelabuhan harus

Pengawasan dan penjagaan akses menerima dan melaksanakan perintah

masuk ke fasilitas pelabuhan, area tersebut.

terbatas di dalam fasilitas pelabuhan,


Tugas dan tanggung jawab SSO
Pengawasan dan penanganan Berdasarkan Peraturan Menteri
terhadap barang muatan, perbekalan Perhubungan Laut Nomor PM. 134 Tahun
kapal (Ship Store), barang-barang 2016 pasal 20 menyatakan perusahaan
yang tidak dibawa sendiri serta angkutan laut berkewajiban menunjuk
pemantauan keamanan seluruh SSO yang ditempatkan di setiap kapal
fasilitas pelabuhan, termasuk daerah yang menerapkan ketentuan ISPS Code.
labuh jangkar dan daerah sandar Syarat yang harus dipenuhi untuk
kapal. menjadi SSO adalah mempunyai bukti

Implementasi International Ship And Port Fasility Security Code Di Pelabuhan Penumpang Tanjung
Perak Surabaya | Niko Herdiyanto, Siswo Hadi S., Panji Suwarno | 151
penunjukan dari Perusahaan angkutan a. Melaksanakan pengamatan (survey)
laut dan bukti keterampilan SSO yang keamanan awal secara menyeluruh
dapat diakses melalui situs resmi (online) terhadap fasilitas pelabuhannya untuk
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. diperhitungkan dalam melaksanakan
penilaian keamanan fasilitas
Tugas dan tanggung jawab CSO
pelabuhannya.
Berdasarkan pasal 18 Peraturan
b. Memastikan pengembangan dan
Menteri Perhubungan Laut Nomor
pemeliharaan rancangan keamanan
PM.134 Tahun 2016, Perusahaan harus
fasilitas pelabuhan (PFSP).
menetapkan dan mengangkat seorang
c. Melaksanakan dan mempraktikkan
CSO, jika perlu dengan Deputinya,
rancangan keamanan fasilitas
sebagai penanggung jawab keamanan
pelabuhan (PFSP).
terhadap kapal-kapal yang dimiliki oleh
d. Melaksanakan inspeksi atau
perusahaan tersebut. Seorang CSO dapat
pemeriksaan keamanan secara
menangani satu atau lebih kapal-kapal
berkala terhadap fasilitas
yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.
pelabuhannya untuk memastikan
Jika perlu mengingat jumlah yang
dijalankannya langkah keamanan
dimiliki, perusahaan dapat menunjuk
secara berkelanjutan yang tepat atau
lebih dari satu orang CSO, dengan syarat
sesuai.
yang jelas, di mana masing-masing CSO
e. Menganjurkan dan menggabungkan
bertanggung jawab untuk kapal-kapal
secara tepat, modifikasi rancangan
sesuai dengan kebijakan manajemen
keamanan fasilitas pelabuhan (PFSP)
perusahaan kapal.
untuk tujuan memperbaiki
Tugas dan tanggung jawab PFSO kekurangan efisien, dengan
Berdasarkan pada Peraturan
memperbaharui rancangan untuk
Menteri Perhubungan Laut pasal 22
menjaga kemutakhirannya, untuk
Nomor PM. 134 Tahun 2016 masing-
menyesuaikan terhadap perubahan
masing fasilitas pelabuhan harus
fasilitas pelabuhan.
menunjuk PFSO. Kinerja PFSO pelabuhan
f. Meningkatkan kesadaran dan
penumpang Tanjung Perak harus sesuai
kewaspadaan keamanan seluruh
dengan tugas dan tanggung jawab
personel fasilitas pelabuhan. (lihat
sebagai berikut:

152 | Jurnal Keamanan Maritim | Volume 6 Nomor 2 Tahun 2020


edaran Dirjen Perhubungan No. UM. orang yang akan naik kapal jika
003/17/14/djpl-16) diperlukan.
g. Menjamin pelatihan yang cukup untuk
Tugas dan tanggung jawab Petugas
personel yang bertanggung jawab
Keamanan Khusus pada Fasilitas
terhadap keamanan di dalam fasilitas Pelabuhan.
Petugas keamanan fasilitas
pelabuhan.
pelabuhan saat ini, sebagian harus
h. Melaporkan kepada pihak-pihak yang
ditunjuk sebagai petugas dalam tim
berwenang atau terkait dan
khusus agar dapat melaksanakan tugas-
memelihara
tugas khusus sesuai yang ditetapkan
rekaman/catatan/dokumentasi
dalam PFSP. Petugas ini harus mendapat
penting tentang ancaman yang terjadi
pelatihan terlebih dahulu sesuai
terhadap keamanan fasilitas
spesifikasinya. Seperti halnya dengan
pelabuhannya.
kapal, fasilitas pelabuhan seharusnya
i. Mengkoordinasikan pelaksanaan
juga terdapat personel yang dapat
penerapan rancangan keamanan
ditunjuk untuk mengemban tugas-tugas
fasilitas pelabuhan (PFSP) dengan
khusus di luar tugas kesehariannya.
perusahaan-perusahaan yang terkait
Misalnya: petugas keamanan pelabuhan
dan perwira keamanan kapal (SSO).
yang dapat ditunjuk sebagai Tim Pencari
j. Berkoordinasi dengan institusi
Bom, apabila di fasilitas pelabuhan
keamanan yang ada.
tersebut telah terjadi ancaman bom.
k. Memastikan bahwa persyaratan
Petugas ini yang akan melakukan
mendasar untuk personel keamanan
pemeriksaan dan penyisiran di area atau
fasilitas pelabuhan telah memenuhi
wilayah fasilitas pelabuhan yang
syarat.
dicurigai. Petugas keamanan ini
l. Memastikan bahwa peralatan
sebelumnya telah dilatih dan diberikan
keamanan telah dioperasikan dengan
arahan bahwa tugas dan tanggung
baik, diuji, dikalibrasi dan dipelihara
jawabnya hanya sekedar menemukan,
dengan baik.
mengisolasi, dan mengamankan area
m. Membantu SSO yang memerlukan
atau wilayah tersebut agar tidak didekati
informasi tentang identitas orang-
oleh orang-orang yang berada di area
fasilitas pelabuhan.
Implementasi International Ship And Port Fasility Security Code Di Pelabuhan Penumpang Tanjung
Perak Surabaya | Niko Herdiyanto, Siswo Hadi S., Panji Suwarno | 153
Sarana dan prasarana keamanan fasilitas Surabaya atau terminal Gapura Surya
pelabuhan penumpang Tanjung Perak
Nusantara memiliki kewajiban
Surabaya.
International Ship and Port menerapkan standar pengamanan kerja
Security Code (ISPS Code) merupakan dan fasilitas pelabuhan sesuai regulasi
regulasi IMO (International Maritime Internasional, yaitu International Ship and
Organization) yang secara khusus Port Facility Security Code (ISPS Code).
mengatur tentang kegiatan dan langkah- Saat ini sarana dan prasarana yang
langkah yang harus diambil oleh setiap berada di pelabuhan penumpang
negara dalam mencegah, dan Tanjung Perak Surabaya, khususnya
menanggulangi ancaman terorisme di untuk pelayanan jalur penumpang sudah
laut dan pelabuhan. Selain itu ISPS Code cukup bagus dan sesuai standar ISPS
dirancang sebagai persyaratan atau Code. Pelabuhan penumpang Tanjung
ketentuan baru guna membentuk Perak Surabaya memberlakukan
kerangka kerja Internasional di mana boarding pass penumpang, baggage tag,
kapal dan fasilitas pelabuhan dapat dan informasi jadwal
bekerja sama untuk mendeteksi dan pemberangkatan/tiba kapal, pengaman
mencegah tindakan yang dapat dan pengaturan kargo penumpang dan
mengancam keamanan dan keselamatan muatan, ruang bagasi, TKBM
di sektor transportasi laut. Pelabuhan pengangkut dan petugas pengawas
penumpang Tanjung Perak Surabaya serta pengangkut bagasi. Terdapat
sebagai obyek vital nasional atau fasilitas embarkasi dan debarkasi,
pelabuhan yang melayani pelayaran Counter check-in, metal detector, mesin
jalur/jalur domestik dan Internasional X-Ray dan timbangan barang
wajib memenuhi sarana dan prasarana penumpang, Sedangkan sarana dan
keamanan kapal dan fasilitas pelabuhan prasarana keamanan di jalur
sesuai standar ISPS Code. keluar/masuk kendaraan atau truk ke
atau dari kapal di pelabuhan penumpang
Sarana dan prasarana keamanan
Tanjung Perak saat ini masih kurang
pelabuhan penumpang Tanjung Perak
Surabaya saat ini. memenuhi standar penerapan ISPS Code
PT. Pelindo III (Persero) Surabaya
meliputi:
selaku BUMN pengelola (operator) di
a. Kurangnya perlengkapan dan
pelabuhan penumpang Tanjung Perak
peralatan pos pengaman atau

154 | Jurnal Keamanan Maritim | Volume 6 Nomor 2 Tahun 2020


pemeriksaan, menyebabkan pengamanan fisik, integritas struktural,
ketidaknyaman petugas keamanan sistem perlindungan personel,
dalam melaksanakan pemeriksaan penggunaan radio dan sistem
kendaraan beserta muatannya. komunikasi, infrastruktur transportasi
b. Kamera atau CCTV yang letaknya yang relevan, kegunaan, area atau lokasi
cukup jauh menyebabkan kontrol atau bahaya yang meliputi:
pengawasan kurang jelas terhadap a. Pos penjagaan dan pemeriksaan
obyek yang dituju atau dicurigai oleh kendaraan beserta muatannya yang
petugas keamanan pelabuhan. dilengkapi dengan atap (canopy)
c. Tidak adanya alat scanner kendaraan, untuk mempermudah pemeriksaan,
atau High Energy X-Ray Gentry System saat cuaca panas maupun hujan lebat.
menyebabkan kesulitan dalam b. Camera atau CCTV pengawas jarak
mengetahui isi dalam kendaraan atau dekat sebagai upaya deteksi dini
muatan barang yang diangkut oleh terhadap segala bentuk ancaman
truk, saat masuk/keluar kapal. keamanan kapal dan fasilitas
d. serta kurangnya alat komunikasi pelabuhan.
berupa Handy Talky (HT) c. Alat scanner kendaraan, atau High
menyebabkan koordinasi antar Energy X-Ray Gentry System untuk
petugas keamanan kurang maksimal mempermudah mendeteksi dan
dalam melaksanakan tugasnya. memeriksa barang yang dimuat dalam
kendaraan atau truk.
Sarana dan prasarana keamanan
d. Alat komunikasi berupa Handy Talky
pelabuhan penumpang Tanjung Perak
Surabaya yang diharapkan. (HT) untuk mempermudah dan
Sarana dan prasarana keamanan
memperlancar hubungan guna
fasilitas pelabuhan yang diharapkan dan
mendukung tugas menjaga keamanan
harus tersedia di area pelabuhan
kapal dan fasilitas pelabuhan.
penumpang Tanjung perak Surabaya
khususnya yang berada di jalur Upaya yang dilakukan oleh Otoritas
pelabuhan dalam mengatur sistem
masuk/keluar kendaraan atau truk
pengamanan dan memenuhi sarana dan
ke/dari kapal sesuai dengan Port facility prasarana sesuai standar ISPS Code.
Dalam rangka percepatan
security assessment (PFSA) yang menilai
pelaksanaan Amandemen SOLAS 1974,
elemen-elemen sebagai berikut:
Implementasi International Ship And Port Fasility Security Code Di Pelabuhan Penumpang Tanjung
Perak Surabaya | Niko Herdiyanto, Siswo Hadi S., Panji Suwarno | 155
Menteri Perhubungan Laut telah terjadi perubahan ancaman dengan
mengeluarkan Surat Keputusan Nomor merubah nilai kerentanan pada kapal dan
KM. 34 Tahun 2003 tentang Pengamanan fasilitas pelabuhan melalui penentuan
Kapal dan Fasilitas Pelabuhan (ISPS tingkat keamanan dan langkah-langkah
Code) di Indonesia. Tanggung jawab keamanan yang sesuai. Oleh sebab itu
negara penandatanganan (Contracting dibutuhkan tindakan pada tingkat
goverment) di bidang Maritime Safety keamanan yang berbeda.
dan Maritime Environment Protection
Mengamankan akses masuk/keluar
telah diperluas sebagai Designated
fasilitas pelabuhan penumpang Tanjung
Authority di bidang Maritime Security Perak Surabaya
Dalam rangka mengamankan
melalui Amandemen SOLAS 1974 Bab XI
fasilitas pelabuhan PT. Pelni (Persero)
tentang peningkatan keselamatan
Surabaya selaku pengelola pelabuhan
maritim. Oleh sebab itu Direktur Jenderal
menunjuk Perwira Keamanan Fasilitas
Perhubungan Laut sebagai Designated
Pelabuhan (PFSO) untuk membuat dan
Authority dalam menjalankan tugasnya
merancang sistem pengamanan fasilitas
berupaya melakukan sosialisasi kepada
pelabuhan berupa Port Facility Security
instansi terkait dan
Plan (PFSP) sebagaimana dimaksud
mengkoordinasikannya sesuai ketentuan
dalam ISPS Code Part A.16 dan Part B.16
peraturan perundang-undangan yang
yang dikembangkan dari hasil penilaian
berlaku.
keamanan dan memastikan bahwa
Pada dasarnya, ketentuan tentang
langkah-langkah keamanan fasilitas
ISPS Code, menggunakan pendekatan
pelabuhan yang dirancang telah
manajemen risiko guna menjamin
diterapkan untuk melindungi orang,
keamanan kapal dan fasilitas pelabuhan
muatan, peralatan angkut muatan dan
serta, untuk menentukan langkah-
gudang perbekalan dari risiko gangguan
langkah keamanan yang tepat, terhadap
keamanan. PFSO bekerja sama dengan
penilaian risiko harus dilakukan dalam
para SSO, CSO dan RSO yang asistensi
setiap kasus tertentu. Kode ini bertujuan
pengelola fasilitas pelabuhan telah
menyediakan standar, kerangka kerja
ditetapkan oleh Desaignated Authority
yang konsisten untuk mengevaluasi
(DA) untuk menerapkan tingkat
risiko, yang memungkinkan tindakan
keamanan.
pemerintah untuk mengimbangi apabila

156 | Jurnal Keamanan Maritim | Volume 6 Nomor 2 Tahun 2020


Membuat Jaring Komunikasi untuk Dalam memenuhi sarana dan
perencanaan dan pencegahan ancaman
prasarana pelabuhan, upaya yang
kapal dan fasilitas pelabuhan.
Dalam rangka mempermudah dilaksanakan oleh Perwira keamanan
komunikasi dan koordinasi kepada fasilitas pelabuhan (PFSO) PT. Pelindo III
seluruh pihak yang terkait atau terlibat (Persero) Surabaya adalah membuat
dalam penanganan keamanan kapal dan dokumen atau catatan yang tercantum
fasilitas pelabuhan, Port Security dalam Port Facility Security Plan (PFSP)
Committe (PSC) pelabuhan penumpang dengan mengajukan anggaran untuk
Tanjung Perak Surabaya membuat jaring pembangunan fasilitas keamanan
komunikasi untuk menghadapi segala maupun penyediaan alat berupa scanner
ancaman dan gangguan keamanan kendaraan atau High Energy X-Ray Genry
terhadap kapal dan fasilitas pelabuhan. System kepada Kementerian
Perhubungan dan Kementerian
Menjaga Kesiagaan Kondisi Darurat
(Emergency Preparadness), Training, Drill Keuangan mengingat harga peralatan
dan Exercises. yang sangat mahal, pengadaan
Perencanaan darurat (Contigency
tambahan alat komunikasi baru berupa
planning) adalah perencanaan tindakan
HT, pemasangan CCTV jarak dekat,
yang dilakukan guna menghadapi
pemasangan canopy pos pemeriksaan
kejadian yang mungkin terjadi sewaktu-
Kendaraan beserta muatannya.
waktu atau kejadian yang tidak terduga.
Pentingnya pemenuhan sarana dan
Contigency planning dirancang oleh
prasarana keamanan kapal dan fasilitas
perwira keamanan fasilitas pelabuhan
pelabuhan sesuai standar ISPS Code
(PFSO) untuk menghadapi peningkatan
adalah:
ancaman dan untuk mencegah tindakan-
a. Mencegah terjadinya ancaman dan
tindakan yang melawan hukum.
gangguan keamanan terhadap kapal
Membuat dokumen dan catatan
pemenuhan sarana dan prasarana dan fasilitas pelabuhan..
keamanan kapal dan fasilitas pelabuhan. b. Mempermudah pelaksanaan Drill,
Dokumen yang harus selalu ada
internal audit, dan exercise.
dan siap untuk dilihat setiap saat yaitu
c. Mempermudah mendapatkan
Port Facility Security Assessment (PFSA),
informasi-informasi keamanan dari
Port Facility Plan (PFSP) dan Statement of
Compliance of Port Facility (SoCPF).
Implementasi International Ship And Port Fasility Security Code Di Pelabuhan Penumpang Tanjung
Perak Surabaya | Niko Herdiyanto, Siswo Hadi S., Panji Suwarno | 157
unsur fasilitas pelabuhan lain maupun penerapan ISPS Code dalam
pemerintah. menetapkan suatu maklumat
Kesimpulan Rekomendasi dan keamanan atau Declaration of Security
Pembatasan
(DoS), seperti yang tercantum dalam
Kesimpulan, rekomendasi dan
Peraturan Menteri Perhubungan
pembatasan yang diambil dari hasil
Nomor PM 134 Tahun 2016 tentang
penelitian ini sebagai berikut :
Manajemen Keamanan Kapal dan
1. Saat ini Implementasi kebijakan
Fasilitas Pelabuhan sebagai acuan
pengamanan fasilitas pelabuhan
kerja bagi semua pemangku
penumpang Tanjung Perak Surabaya
kepentingan (stake holders).
masih belum sesuai dengan
2. Kondisi sarana dan prasarana
penerapan ISPS Code yaitu masih
keamanan fasilitas pelabuhan
ditemukan beberapa Verifikator ISPS
penumpang Tanjung Perak Surabaya
Code memiliki penafsiran yang
saat ini masih belum sesuai standar
berbeda-beda tentang standar
ISPS Code yang disebabkan minimnya
penerapan ISPS Code dalam
pendanaan yang berimbas kepada
menetapkan suatu maklumat
kekurangan infrastruktur serta
keamanan atau Declaration of Security
fasilitas pengamanan kapal dan
(DoS), tentang kebijakan dan
pelabuhan yaitu pengamanan fisik,
prosedur pengamanan misalnya
integritas struktural, sistem
penjagaan keamanan fasilitas
perlindungan personel, radio dan
pelabuhan kurang ketat, serta
sistem komunikasi, infrastruktur
ditemukan pelayaran domestik yang
transportasi yang relevan, kegunaan,
terdiri dari berbagai jenis dan ukuran
area dan lokasi bahaya khususnya
kapal, seperti kapal ikan, Perahu Layar
melalui pintu masuk/keluar kendaraan
Motor (PLM), kapal perintis, hingga
atau truk yang bermuatan barang
kapal niaga besar dan pelabuhan
ke/dari kapal Pelabuhan penumpang
nusantara yang disinggahi belum
Tanjung Perak Surabaya sehingga
menerapkan sistem manajemen
rawan terhadap terjadinya
keamanan kapal. Seharusnya
penyelundupan narkotika/obat-
Verifikator ISPS Code memiliki
obatan terlarang, bahan-bahan yang
penafsiran yang sama tentang standar
mudah meledak atau terbakar, bom,

158 | Jurnal Keamanan Maritim | Volume 6 Nomor 2 Tahun 2020


dan tindak kejahatan lainnya. Oleh identitas keluar/masuk ke area
sebab itu Dirjen Perhubungan Laut pelabuhan, kurangnya peralatan CCTV
selaku Designated Authority (DA) atau alat sensor kendaraan, alat
harus memberikan perhatian khusus komunikasi HT dan tidak tersedia alat
terhadap pentingnya pemenuhan scanner kendaraan meski sudah
sarana dan prasana keamanan fasilitas diajukan saat rapat bersama dengan
pelabuhan, terutama pengadaan dan alasan harga alat tersebut terlalu
penyediaan alat berupa scanner mahal. Hal ini tidak sesuai dengan
kendaraan atau High Energy X-Ray pasal 121 UU No. 17 Tahun 2018
Genry System, tambahan peralatan tentang pelayaran yang menjelaskan
CCTV atau alat sensor kendaraan, alat bahwa keselamatan dan keamanan
komunikasi HT untuk mendeteksi dan pelabuhan merupakan syarat bagi
mencegah barang-barang terlarang terpenuhinya manajemen
atau berbahaya masuk ke dalam kapal keselamatan dan sistem pengamanan
dan fasilitas pelabuhan. fasilitas pelabuhan pada semua
3. Upaya yang dilakukan oleh otoritas tingkat keamanan (security level). Port
pelabuhan dan PFSO PT. Pelindo III Facility Security Officer (PFSO) PT.
(Persero) Surabaya selaku pengelola Pelindo III (Persero) selaku operator
(operator) pelabuhan penumpang harus membuat dan memberikan
Tanjung Perak Surabaya dalam kartu identitas (ID Card) kepada
mengatur sistem pengamanan dan personel atau orang yang akan masuk
memenuhi sarana dan prasarana saat ke area pelabuhan, melarang orang
penyusunan Ship security assessment yang tidak berkepentingan maupun
(SSA) dan Port facility security pedagang asongan keluar/masuk area
assessment (PFSA) oleh Koordinator pelabuhan, serta segera memenuhi
PSC dibantu RSO ini masih kurang sarana dan prasarana keamanan kapal
optimal, contohnya Perwira dan fasilitas pelabuhan, agar tidak
keamanan fasilitas pelabuhan (PFSO) terjadi penundaan atau bahkan
belum menetapkan ketentuan atau pencabutan Statement of Compliance
aturan tentang larangan orang yang of Port Facility (SoCPF) fasilitas
tidak berkepentingan atau tanpa ada pelabuhan dan International Ship

Implementasi International Ship And Port Fasility Security Code Di Pelabuhan Penumpang Tanjung
Perak Surabaya | Niko Herdiyanto, Siswo Hadi S., Panji Suwarno | 159
Security Certificate (ISSC) Kapal, yang Rindarto, A. P., & Windiani, R. 2016.
“Implementasi International Ship
diterbitkan maupun dapat dicabut
and Port Facility Security (Isps)
oleh Designated Authority (DA). Code Dalam Mencegah Petty Theft
Dan Armed Robbery Against Ships
Di Indonesia Tahun 2009-2013”.
Daftar Pustaka Journal of International Relations.
Vol. 2. No. 3.
Buku
Yani, Y. M., & Montratama, I. 2018.
Creswell, John W. 2016. Research Desaign;
“Indonesia sebagai Poros Maritim
QuaLitative, Quantitative and Mixed
Dunia: Suatu Tinjauan Geopolitik”.
methods Approaches. Jakarta:
Jurnal Pertahanan & Bela Negara.
Pustaka Pelajar
Vol. 5. No. 2.
International Maritim Organization (ISPS
Website
Code). 2003. International Ship and
Port Facility Security Code and Dermaga. “Auditor ISPS Code Harus
SOLAS Amendmentsadopted on 12 Faham Syarat Pelabuhan Ideal”,
December 2002, London: dalam
International Maritim Organization. http://beritatrans.com/2016/08/29/a
uditor-isps-code-harus-faham-
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian
syarat-pelabuhan-ideal/, diakses
Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
pada 16 September 2018.
Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta. Pradana, Rio Sandy. “ISPS Code Sangat
Mungkin Diterapkan pada
Wardani, Ayu Kusuma. 2019. Pengaturan
Pelayaran Domestik”, dalam
Keamanan Maritim Berkaitan
https://ekonomi.bisnis.com//isps-
Dengan Standar Keamanan Kapal
code-sangat mungkin-diterapkan-
Dan Fasilitas Pelabuhan Berdasarkan
pada-pelayaran-domestik, diakses
International Ship And Port Facility
pada 8 agustus 2018.
Security Code 2002 Dan
Implementasinya Di Indonesia. Witaradya, Kertya. “Implementasi
kebijakan publik model Van Meter
Artikel dari sebuah jurnal/majalah ilmiah
Van Horn: The Policy Implementasi
Carpenter, Dr. Angela. 2013. “Analysing Process” dalam
Threats,Policies And Solutions In https://kertyawitaradya.wordpress.
Port Security, University of Leeds, com, diakses pada 7 agustus 2018.
United Kingdom”. Port Technology
International. Vol. 59.
Malisan, Johny. 2014. “Penerapan
Standar Kompetensi Bidang Port
Security Untuk Peningkatan
Pelayanan Pelabuhan (Studi Kasus
Pelabuhan Tanjung Perak)”. Warta
Penelitian Perhubungan. Vol. 26. No.
12.

160 | Jurnal Keamanan Maritim | Volume 6 Nomor 2 Tahun 2020

Anda mungkin juga menyukai