Paraf 2 latar999-4392-1-SM
Paraf 2 latar999-4392-1-SM
Universitas Pertahanan
(nikoherdiyanto@gmail.com)
Abstrak - Keamanan pelabuhan merupakan salah satu faktor penting atau bagian integral dari
keamanan maritim yang sangat menunjang kelancaran kegiatan perekonomian di laut khususnya
transportasi laut yaitu angkutan personel, barang dan jasa. Peristiwa serangan teroris tanggal 11
September 2001 (9/11) yang menghancurkan menara kembar World Trade Center (WTC) di New
York Amerika Serikat merupakan isu yang menjadi dasar bagi diterapkannya Internasional Ships
And Port Facility Security Code (ISPS Code) pada semua fasilitas pelabuhan. Pelabuhan Tanjung
Perak sebagai pelabuhan terbesar dan tersibuk kedua di Indonesia setelah pelabuhan Tanjung
Priok Jakarta merupakan pusat transportasi, perdagangan, perekonomian maupun logistik
menuju wilayah Indonesia bagian timur. Terjadinya aksi terorisme, penyelundupan narkotika atau
obat-obatan terlarang, perompakan dan pencurian diharapkan tidak terjadi di pelabuhan
penumpang Tanjung Perak Surabaya. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis implementasi
kebijakan sistem pengamanan, pemenuhan sarana dan prasarana fasilitas pelabuhan, serta upaya
yang tepat untuk mengatur dan memenuhi sarana dan prasarana tersebut, sehingga dapat
meminimalisir dan mencegah potensi terjadinya ancaman keamanan fasilitas pelabuhan.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data diperoleh dengan wawancara,
observasi, dokumentasi dan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Syahbandar
Pelabuhan Tanjung Perak selaku Port Security Committee (PSC) dan PFSO PT. Pelindo III (Persero)
Surabaya belum sepenuhnya menerapkan prosedur keamanan kapal dan fasilitas pelabuhan
sesuai standar ISPS Code. Upaya yang dilakukan oleh pihak keamanan kapal dan otoritas
pelabuhan yaitu meningkatkan kinerja PFSO, memenuhi sarana dan prasarana serta menerapkan
aturan sesuai standar ISPS Code. Dunia Internasional tidak khawatir sebab keamanan fasilitas
pelabuhan terjamin, sehingga banyak kunjungan kapal asing ke pelabuhan penumpang Tanjung
Perak Surabaya, perekonomian dan perdagangan meningkat serta dapat mendukung
penyelenggaraan Sistem Pertahanan Negara.
Kata Kunci : Keamanan Maritim, ISPS Code, Syahbandar, PFSO dan Pelabuhan penumpang
Tanjung Perak Surabaya
Abstract - Port security is one of the important factors or an integral part of maritime security which
greatly supports the smooth operation of the economy at sea, especially sea transportation, namely
the transportation of personnel, goods and services. The terrorist attack on September 11, 2001 (9/11)
that destroyed the twin towers of the World Trade Center (WTC) in New York, United States of
America was an issue that became the basis for the implementation of the International Ships and
Port Facility Security Code (ISPS Code) on all port facilities. Tanjung Perak Port as the second largest
and busiest port in Indonesia after Jakarta's Tanjung Priok port is the center of transportation,
1
Program Studi Keamanan Maritim, Fakultas Keamanan Nasional, Universitas Pertahanan.
2
Program Studi Keamanan Maritim, Fakultas Keamanan Nasional, Universitas Pertahanan.
3
Program Studi Keamanan Maritim, Fakultas Keamanan Nasional, Universitas Pertahanan.
Keywords : Maritime Security, ISPS Code, Syahbandar, PFSO, and Tanjung Perak Passenger Port.
6 7
International Maritim Organization (ISPS Code), Johny Malisan, “Penerapan Standar Kompetensi
International Ship and Port Facility Security Code Bidang Port Security Untuk Peningkatan
and SOLAS Amendments adopted on 12 December Pelayanan Pelabuhan (Studi Kasus Pelabuhan
2002, (London: International Maritim Tanjung Perak)”. Warta Penelitian Perhubungan,
Organization, 2003). Vol. 26, No. 12, 2014.
Implementasi International Ship And Port Fasility Security Code Di Pelabuhan Penumpang Tanjung
Perak Surabaya | Niko Herdiyanto, Siswo Hadi S., Panji Suwarno | 143
data tentang keamanan. Keempat, masing negara akan implementasi ISPS
memiliki cara atau metode yang efektif Code akhirnya berbeda-beda tergantung
tetap menjaga keamanan. Dan kelima, kemampuan mereka di bidang-bidang
menerangkan dan membagi informasi yang tergolong faktor internal yaitu
tentang penerapan keamanan sesuai kualitas sumber daya manusia dan
standar operasional ISPS Code secara minimnya kelengkapan fasilitas serta
jelas dan profesional8. Pada tahun 2003, peralatan di kapal dan pelabuhan,
Organisasi Maritim Internasional (IMO) sekalipun beberapa negara telah
dan Organisasi Perburuhan Internasional disatukan oleh semangat yang sama
(ILO) telah memperkenalkan dan yaitu menciptakan atmosfer keamanan
menyampaikan praktik Kode keamanan dan keselamatan atas dorongan ekonomi
pelabuhan kepada negara-negara negara.
anggotanya, yang dalam dokumen ini Pelabuhan penumpang yang
menguraikan persyaratan keamanan berada di wilayah Perak Surabaya
ditempatkan pada pelabuhan9. merupakan salah satu pusat
Bentuk ISPS Code sebagai hukum perekonomian dan perdagangan yang
internasional membuat IMO tidak dapat paling sibuk dan terbesar nomor dua di
bertindak sebagai penghukum apabila Indonesia setelah pelabuhan yang
ada negara anggotanya yang berbuat berada di wilayah Priok Jakarta. Sebagai
kesalahan10 karena permasalahan pusat berlabuh dan pelayaran kapal
kedaulatan organisasi internasional atas menuju kawasan Indonesia wilayah
negara tersebut. Hal ini yang Timur, menempatkan keamanan fasilitas
menyebabkan interpretasi masing- tempat sandar dan berlabuhnya kapal
sebagai prioritas utama dalam
8
Dermaga, “Auditor ISPS Code Harus Faham
Syarat Pelabuhan Ideal”, dalam menyelenggarakan aktivitas di
http://beritatrans.com/2016/08/29/auditor-isps-
code-harus-faham-syarat-pelabuhan-ideal/, pelabuhan. Adanya berbagai aksi
diakses pada 16 September 2018.
9
Dr. Angela Carpenter, “Analysing kejahatan seperti perompakan,
Threats,Policies And Solutions In Port Security, pencurian, penyelundupan narkotika dan
University of Leeds, United Kingdom,” (Port
Technology International, 2013) Edition 59. obat-obat terlarang, satwa langka yang
10
A. P. Rindarto & Windiani, R., “Implementasi
International Ship and Port Facility Security (Isps) dilindungi, serta terjadinya aksi bom
Code Dalam Mencegah Petty Theft Dan Armed
Robbery Against Ships Di Indonesia Tahun 2009- bunuh diri, seperti terjadinya bom bali
2013”. Journal of International Relations, Vol. 2,
No. 3, 2016. yang peralatan bomnya diangkut kapal
15
John W. Creswell, op. cit.
16
Kertya Witaradya, “Implementasi kebijakan
13
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: publik model Van Meter Van Horn: The Policy
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Implementasi Process” dalam
(Bandung: Alfabeta, 2018). https://kertyawitaradya.wordpress.com, diakses
14
Ibid. pada 7 agustus 2018.
17
Ibid.
Implementasi International Ship And Port Fasility Security Code Di Pelabuhan Penumpang Tanjung
Perak Surabaya | Niko Herdiyanto, Siswo Hadi S., Panji Suwarno | 147
dan internasional untuk menjamin untuk pelayaran Internasional
keamanan sektor maritim. (International Voyage)18 yaitu:
Sedangkan sasaran penerapan ISPS a. Kapal penumpang (bermuatan lebih
Code sebagai berikut: dari 12 orang), termasuk yang
a. Menjamin pengumpulan dan berkecepatan tinggi.
pertukaran informasi yang berkaitan b. Kapal barang, termasuk kapal
dengan aspek keamanan secara dini pengangkut berkecepatan tinggi,
dan efisien. lebih dari 500 GT.
b. Memberikan metodologi pemeriksaan c. Unit pengeboran lepas pantai yang
keamanan sedemikian rupa, hingga bergerak/berpindah, Mobile Offshore
memiliki rencana dan prosedur untuk Drilling Units (MODU)
bereaksi terhadap perubahan level d. Fasilitas pelabuhan yang melayani
keamanan. kapal pelayaran internasional, meliputi
c. Menjamin tersedianya kepercayaan terminal yang dikelola oleh Badan
yang memadai dan proporsional Usaha Pelabuhan (UPP), terminal
terhadap keamanan maritim. khusus dan terminal untuk
Pada dasarnya ketentuan dalam kepentingan sendiri.
ISPS Code menyangkut tentang Sedangkan ketentuan-ketentuan
ketentuan-ketentuan baru yang dalam ISPS Code tidak berlaku bagi kapal
tercantum dalam Bab XI-2 SOLAS 1974 perang, kapal bantu Angkatan Laut,
terdiri dari dua bagian besar yaitu bagian maupun kapal-kapal lain dengan tujuan
A (Part A) dan bagian B (Part B). Pada non komersial. Ketua Umum DPP INSA
bagian A berisi tentang segala ketentuan Carmelita Hartoto sangat mendukung
yang wajib dilaksanakan (Mandatory) penerapan sistem keamanan kapal dan
oleh pemerintah negara anggota, kapal fasilitas pelabuhan atau ISPS Code
atau perusahaan dan fasilitas pelabuhan, terhadap pelayaran di Indonesia, baik
sedangkan pada bagian B berisi tentang pelayaran Internasional maupun
petunjuk-petunjuk/pedoman (Guidance) domestik. Penerapan ISPS Code saat ini
tentang pelaksanaan dari Bab XI-2, masih terbatas bagi pelayaran domestik,
seperti yang tercantum dalam bagian A. yakni dilakukan oleh perusahaan
Penerapan ketentuan ISPS Code
18
International Maritim Organization (ISPS
ditujukan pada kapal yang beroperasi Code), op.cit.
Dirjen Perhubungan Laut (DA) juga SSA dan SSP, serta menunjuk CSO dan
Tahun 2008 pasal 212 dan menunjuk Selanjutnya ADM atau RSO mengulas
Implementasi International Ship And Port Fasility Security Code Di Pelabuhan Penumpang Tanjung
Perak Surabaya | Niko Herdiyanto, Siswo Hadi S., Panji Suwarno | 151
penunjukan dari Perusahaan angkutan a. Melaksanakan pengamatan (survey)
laut dan bukti keterampilan SSO yang keamanan awal secara menyeluruh
dapat diakses melalui situs resmi (online) terhadap fasilitas pelabuhannya untuk
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. diperhitungkan dalam melaksanakan
penilaian keamanan fasilitas
Tugas dan tanggung jawab CSO
pelabuhannya.
Berdasarkan pasal 18 Peraturan
b. Memastikan pengembangan dan
Menteri Perhubungan Laut Nomor
pemeliharaan rancangan keamanan
PM.134 Tahun 2016, Perusahaan harus
fasilitas pelabuhan (PFSP).
menetapkan dan mengangkat seorang
c. Melaksanakan dan mempraktikkan
CSO, jika perlu dengan Deputinya,
rancangan keamanan fasilitas
sebagai penanggung jawab keamanan
pelabuhan (PFSP).
terhadap kapal-kapal yang dimiliki oleh
d. Melaksanakan inspeksi atau
perusahaan tersebut. Seorang CSO dapat
pemeriksaan keamanan secara
menangani satu atau lebih kapal-kapal
berkala terhadap fasilitas
yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.
pelabuhannya untuk memastikan
Jika perlu mengingat jumlah yang
dijalankannya langkah keamanan
dimiliki, perusahaan dapat menunjuk
secara berkelanjutan yang tepat atau
lebih dari satu orang CSO, dengan syarat
sesuai.
yang jelas, di mana masing-masing CSO
e. Menganjurkan dan menggabungkan
bertanggung jawab untuk kapal-kapal
secara tepat, modifikasi rancangan
sesuai dengan kebijakan manajemen
keamanan fasilitas pelabuhan (PFSP)
perusahaan kapal.
untuk tujuan memperbaiki
Tugas dan tanggung jawab PFSO kekurangan efisien, dengan
Berdasarkan pada Peraturan
memperbaharui rancangan untuk
Menteri Perhubungan Laut pasal 22
menjaga kemutakhirannya, untuk
Nomor PM. 134 Tahun 2016 masing-
menyesuaikan terhadap perubahan
masing fasilitas pelabuhan harus
fasilitas pelabuhan.
menunjuk PFSO. Kinerja PFSO pelabuhan
f. Meningkatkan kesadaran dan
penumpang Tanjung Perak harus sesuai
kewaspadaan keamanan seluruh
dengan tugas dan tanggung jawab
personel fasilitas pelabuhan. (lihat
sebagai berikut:
Implementasi International Ship And Port Fasility Security Code Di Pelabuhan Penumpang Tanjung
Perak Surabaya | Niko Herdiyanto, Siswo Hadi S., Panji Suwarno | 159
Security Certificate (ISSC) Kapal, yang Rindarto, A. P., & Windiani, R. 2016.
“Implementasi International Ship
diterbitkan maupun dapat dicabut
and Port Facility Security (Isps)
oleh Designated Authority (DA). Code Dalam Mencegah Petty Theft
Dan Armed Robbery Against Ships
Di Indonesia Tahun 2009-2013”.
Daftar Pustaka Journal of International Relations.
Vol. 2. No. 3.
Buku
Yani, Y. M., & Montratama, I. 2018.
Creswell, John W. 2016. Research Desaign;
“Indonesia sebagai Poros Maritim
QuaLitative, Quantitative and Mixed
Dunia: Suatu Tinjauan Geopolitik”.
methods Approaches. Jakarta:
Jurnal Pertahanan & Bela Negara.
Pustaka Pelajar
Vol. 5. No. 2.
International Maritim Organization (ISPS
Website
Code). 2003. International Ship and
Port Facility Security Code and Dermaga. “Auditor ISPS Code Harus
SOLAS Amendmentsadopted on 12 Faham Syarat Pelabuhan Ideal”,
December 2002, London: dalam
International Maritim Organization. http://beritatrans.com/2016/08/29/a
uditor-isps-code-harus-faham-
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian
syarat-pelabuhan-ideal/, diakses
Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
pada 16 September 2018.
Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta. Pradana, Rio Sandy. “ISPS Code Sangat
Mungkin Diterapkan pada
Wardani, Ayu Kusuma. 2019. Pengaturan
Pelayaran Domestik”, dalam
Keamanan Maritim Berkaitan
https://ekonomi.bisnis.com//isps-
Dengan Standar Keamanan Kapal
code-sangat mungkin-diterapkan-
Dan Fasilitas Pelabuhan Berdasarkan
pada-pelayaran-domestik, diakses
International Ship And Port Facility
pada 8 agustus 2018.
Security Code 2002 Dan
Implementasinya Di Indonesia. Witaradya, Kertya. “Implementasi
kebijakan publik model Van Meter
Artikel dari sebuah jurnal/majalah ilmiah
Van Horn: The Policy Implementasi
Carpenter, Dr. Angela. 2013. “Analysing Process” dalam
Threats,Policies And Solutions In https://kertyawitaradya.wordpress.
Port Security, University of Leeds, com, diakses pada 7 agustus 2018.
United Kingdom”. Port Technology
International. Vol. 59.
Malisan, Johny. 2014. “Penerapan
Standar Kompetensi Bidang Port
Security Untuk Peningkatan
Pelayanan Pelabuhan (Studi Kasus
Pelabuhan Tanjung Perak)”. Warta
Penelitian Perhubungan. Vol. 26. No.
12.