Anda di halaman 1dari 5

Essai ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk mengikikuti beasiswa Lembaga

Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) tahun 2023/2024. Saya awali essai ini dengan
memperkenalkan diri. Mailiza Efriana, demikian nama yang diberikan orang tua saya pada 23
tahun silam, orang-orang sekitar biasanya memanggil saya Meli. Saya merupak anak kedua
dari dua bersaudara, yang lahir di salah satu Kabupaten di Aceh pada 19 Mei 2000. Saya
berasal dari salah satu Provinsi Aceh, sebuah daerah terpencil yang jarang orang-orang
mengetahui tempat kelahiran saya. Kabupaten Bener Meriah, yang sering di sebut negeri
diatas awan. Sebagian besar letak geografisnya berada di wilayah penggunungan dimana kita
dapat melihat hamparan luas perkebunan kopi yang menjadi sumber penghasilan masyarakat.
Bener Meriah sebuah daerah yang memiliki kopi dengan kualitas terbaik ke 3 di dunia,
dengan sumber daya alam lain seperti cabai, tomat, kentang, sayur-sayuran, durian dan lain
sebagainya yang tumbuh dengan subur di tempat kelahiran saya. Saya merupakan lulusan S-1
Teknik Lingkungan, UIN Ar-Raniry dimana prigram studi ini mempelajari pengembangan
penelitian dalam bidang rekayasa dan pengolaan lingkungan terutama dengan menggunakan
sumber daya dan berbasis kearifan local. Saya lulus 4,5 tahun dengan predikat terpuji dan
IPK 3,57.

Semasa saya kuliah saya juga berusaha mengaplikasikan Tri Darma Perguruan
Tinggi, berbicara mengenai Tri Darma dimana terkait dengan Pendidikan dan pengajaran,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat saya rasa menjadi sangat penting untuk dapat
di tanamkan pada jiwa mahasiswa dan sebisa mungkin untuk dilaksanakan. Pada Pendidikan
dan pengajaran saya berusaha untuk tetap aktif namun seimbang antara kegiatan akademik
dan non akademik. Selain itu semasa kuliah saya juga pernah mengikuti kegiatan seperti
relawan mengajar untuk anak-anak pemulung. Semua keilmuan yang kita miliki sepertinya
kurang berarti apabila tidak diamalkan dan bermanfaat bagi orang banyak. Oleh karena itu
saya, mengikuti program pengabdian kepada masyarakat yang diinisiasikan oleh dosen
maupun program lain yang saya ikuti. Melalui pengabdian kepada masyarakat saya banyak
merasa bahwa kontrubusi sekecil apapun akan terasa jauh lebih baik dan bermanfaat daripada
tidak sama sekali. Semua pengalaman yang saya dapatkan semasa kuliah membuat saya
memiliki ketertarikan yang besar dalam dunia penelitian dan pengembangan masyarakat.

Selama saya menempuh perkuliahan S1 saya memiliki ketertarikan dalam dunia


laboratorium. Sehingga pada tahun ketiga saya bergabung menjadi asisten laboratorium,
disana saya banyak belajar bagaimana menganalisa dan mengindentifikasi bahan pencemar
yang terdapat pada limbah cair, air sungai, maupun air minum. Mengkaji lebih jauh mengenai
pencemaran yang terjadi di air merupakan salah satu pencemaran penting yang jika tidak
dikelola dengan baik akan menurunkan kualitas lingkungan. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 22/2021 pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat, energi, dan.atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga
melampaui Baku Mutu Air yang telah ditetapkan.

Dewasa ini, air menjadi masalah yang perlu di kaji dengan serius. Untuk mendapatkan
air yang baik sesuai dengan standar baku mutu yang berlaku sangat sulit ditemukan. Hal ini
dikarenakan air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah yang berasal dari
berbagai hasil kegiatan manusia. Sehingga menyebabkan kualitas air menurun, begitupun
juga dengan kuantitasnya. Krisis air juga terjadi hampir di semua Pulau Jawa dan Sebagian
Sumatera, terutama kota-kota besar baik akibat pencemaran limbah cair industry, rumah
tangga, maupun pertanian. Selain menurunnya kualitas air akibat pencemaran, krisis air juga
terjadi dari kurangnya ketersediaan air dan terjadi erosi akibat pembabatan hutan di hulu sera
perubahan pemanfaatan lahan di hulu dan hilir. Pencemaran pada air akan menyebabkan
bibit-bibit penyakit berbagai zat yang bersifat racun dan bahan radioaktif dapat merugikan
manusia. Berbagai polutan memerlukan O 2 untuk penguraiannya. Jika O2 kurang,
pengurainya tidak sempurna dan menyebabkan air berubah warnanya dan berbau busuk.
Bahan atau logam yang berbahaya seperti arsenat, uradium, krom, timah, air raksam benzon,
tetraklorida, dan karbon lain dapat merusak organ tubuh manusia atau dapat menyebabkab
kanker. Sejumlah besar limbah dari sungai akan masuk ke laut.

Permasalahan air di aceh sendiri yaitu sejumlah sungai di Aceh tercemar mikroplastik
akibat sampah yang di buang sembarangan. Mikroplastik merupakan potongan plastic yang
sangat kecil yang mencemari lingkungan. Salah satu sungai yang tercemar yaitu Sungai
Krueng Aceh, ditemukannya mikroplastik sebanyak 180 partikel/L. Sungai Krueng Aceh
adalah sumber air baku bagi PDAM Aceh Besar dan Kota Banda Aceh serta merupakan salah
satu sungai terbesai di Aceh yang mengalir langsung ke Samudera Hindia dan Selat Malaka.
Sungai Krueng Aceh berhulu dari penggunungan wilayah Aceh Besar yaitu Jantho dan
mengalir ke pesisir kota Banda Aceh. Sungai ini mengalir di sepanjang kota Banda Aceh,
melintasi Kawasan pasar dan pemukiman padar penduduk. Sungai Krueng Aceh memiliki
imbanyak kegiatan masyarakat diantaranya seperti industry pembangkit listrik, hotel, pasar,
perumahan dengan kepadatan tinggi, dan bisnis rumahan. Hampir semua kegiatan tersebut
menghasilkan limbah domestic yang di buang ke sungai yang ada di kota Banda Aceh.
Pencemaran sungai ini telah berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Dari
banyaknya sungai yang ada di Indonesia, hanya sedikit yang memenuhi standar baku mutu
air. Tingginya tingkat pencemaran ini akan berdampak besar terhadap kualitas air sungai.
Untuk mengatasi pencemran air sungai yang berasal dari limbah domestic, limbah industry,
dan lainnya perlu dilakukan pengendalian pencemaran agar kualitas air bisa memenuhi
standar baku mutu air. Pengendaliannya yaitu dengan mengolah air limbah domestic dengan
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), yang system pengelolaannya dapat secara setempat
(on site) atau terpusat (off side). Pengolahan limbah ini bertujuan untuk menetralkan air dair
bahan-bahan tersuspensi dan terapung, menguraikan bahan oragnik biodegradable,
meminimalkan bakteri pathogen, serta memperhatikan estetika dan lingkungan. Teknologi
dalam pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan.

Berdasarkan fenomena dan kondisi tersebut, saya merasa tertarik untuk dapat
memecahkan masalah pencemaran air yang terjadi sekarang dengan memberikan
rekomendasi-rekomendasi kebijakan yang sekiranya sesuai dengan permasalahn yang
dialami. Saya berencana untuk melakukan penelitian terkait penanganan limbah cair yang
dapat mencemari badan air agar aman bagi lingkungan dan sesuai dengan standar baku mutu
yang telah di tetapkan. Akan tetapi, saat saya menempuh Pendidikan S-1, saya merasa ilmu
yang saya miliki masih bersifat umum dan belum terlalu spesifik, khusunya dalam
penanganan limbah cair. Hal inilah yang kemudian menjadi pertimbangan saya untuk dapat
melanjutkan Pendidikan ke jenjang pascasarjana yang berfokus pada teknologi pengendalian
dan pengelolaan (management) limbah cair.

Saya berencana untuk melanjutkan studi pada Program Studi Magister Teknik
Lingkungan, Institut Teknologi Bandung yang salah satunya terdapat jalur pilihan
penanganan limbah cair. Saya merasa jalur keilmuan tersebut memiliki kelompok ilmu yang
relevan dengan penelitian yang saya rencanakan yaitu pengendalian dan pengelolaan air
tercema. Program Pendidikan Magister Teknik Lingkungan pad dasarnya mengacu kepada
tujuan program Pendidikan magister ITB yaitu harus memiliki kemampuan lebih dari lulusan
program sarjana yaitu berdaya cipta dalam bidang Teknik Lingkungan terutama dama
mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sukap untuk membina kegiatan inovatif di
dalam masyarakat yang dilandasi oleh landasan ilmiah yang kuat dalam proses Pendidikan
tinggi yang bertumpu pada penelitian. Saya akan melakukan studi pascasarjana selama dua
tahun, yang mana terdiri dari 36 sks yang didalamnya termasuk mata kuliah wajib, mata
kuliah jalur pilihan dan thesis. Melihat dari segi tenaga pengajar, dosen Teknik Lingkungan
ITB memiliki dosen dengan Kelompok Keahlian Pengendalian dan pengelolaan limbah cair
yang dilengkapi dengan Laboratorium Kualitas Air. Hal ini membuat saya yakin untuk
melanjutkan studi di Program Studi Magister Teknik Lingkungan, Institut Teknologi
Bandung.

Setelah saya menempuh Pendidikan S-2 Program Studi Magister Teknik Lingkungan,
saya berkomitmen mendedikasikan diri saya pada Indonesia, khususnya dalam bidang
Pengendalian dan Pengelolaan Limbah Cair. Saya memiliki harapan besar terhadap diri saya
sendiri untuk terus berkontribusi kepada Indonesia melalui karya-karya penelitian. Memiliki
ilmu memang penting, namun akan lebih berarti apabila dapat dibagikan dan bemanfaat bagi
orang banyak. Hal tersebut pula mendorong saya untuk menjadi tenaga pendidik disamping
menjadi peneliti. Setelah lulus saya berncana akan mendafkarkan diri saya menjadi dosen di
UIN Ar-Raniry Banda Aceh, yang mana merupakan tempat saya menempuh Pendidikan S-1.
Tujuan saya tentunya ingin berkontribusi dalam meningkatkan kualitas Pendidikan,
khususnya di Aceh, dimana hal ini sejalan dengan fokusan LPDP yaitu, pengembangan
kualitas sumber daya manusia dengan daya manusia untuk menunjang percepatan
pembangunan Indonesia. Saat menjadi dosen di UIN Ar-Raniry saya ingin terus aktif
melakukan berbagai kegiatan riset konferensi, dan kepenulisan dengan kerja sama dengan
dosen, professor, peneliti hingga praktisi di bidang Pengendalian dan Pengelolaan Limbah
Cair. Menjadi seorang peneliti dan pengajar adalah hal yang saya cita-citakan sejak dulu. Hal
inilah yang terus memotivasi saya untuk tidak berhenti belajar dan terus mengembangkan
diri. Oleh karena itu, saya juga berencana untuk mendapatkan sertifikasi keahlian dalam
bidang Pengendalian dan Pengelolaan Limbah Cair untuk dapat mendukung profesi saya
serta dapat memberikan kontribusi lebih terhadap Indonesia. Saya berharap diri saya dapat
berperan bagi Indonesia cecara eksternal yaitu lebih perhatian terkait permasalahan konteks
lingkungan yang sebagai salah satu sumber daya alam yang paling penting dan harus
diselamatkan dari kerusakan lingkungan. Saya juga berharap ini dapat membuka jalan bagi
para mahasiswa yang ingin berkarir di dalam bidang yang sama, dimana saya dapat
membagikan pengalaman dan ilmu yang sudah saya miliki sebelumnya sebagai praktisi.

Sebagai rencana jangka Panjang kedepannya saya berencana ingin melajutkan


Pendidikan ke jenjang doctoral setelah beberapa tahun sebagai pengajar di UIN ar-Raniry dan
kontribusi saya terhadap Indonesia. Rencana saya ini bermaksud untuk terus menambah
pengetahuan saya dan berinovasi dalam ilmu Teknik Lingkungan khususnya Pengendalian
dan Pengelolaan Limbah Cair, dimana nantinya diharapkan dapat memberikan dedikasi dan
kontribusi lebih baik itu secara akademis maupun praktis dalam keberlanjutan lingkungan
Indonesia.

Harapan dan cita-cita serta mimpi saya akan terwujud apabila saya dapat menjadi
bagian dari penerima beasiswa LPDP yang memungkinkan saya untuk mengoptimalkan
pengetahuan serta keilmuan mengenai Pengendalian dan Pengelolaan Limbah Cair. . Saya
sangat percaya bahwa beasiswa ini akan membantu saya mewujudkan impian saya untuk
belajar dan berinovasi di bidang Teknik Lingkungan, sehingga saya dapat berkontribusi
dalam membangun dunia yang lebih baik dan lebih hijau.

Anda mungkin juga menyukai