Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

“EMAS”

Oleh :

Arief Setya Budi 2023310085

Rendi Setiawan 2023310061

Jepriansyah 2023310065

Aidil Andhika Arabiah 2023310063

Dendy Aidil Pratama 2023310087

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


KIMIA DASAR
UNIVERSITAS PRABUMULIH
PRABUMULIH
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberiIIkan
berkat-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah

Bertujuan memenuhi tugas mata kuliah Kimia Dasar.

Makalah ini membahas mengenai “EMAS” yang ada di Indonesia. Ucapan


terimakasih penulis “KELOMPOK 3 TEKNIK PERTAMBANGAN KELAS 1
C”sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung atau
tidak langsung sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Saran dan kritik dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan dapat menjadi sarana pembelajaran bagi pembaca di masa yang akan
datang.

Prabumulih, 19 September 2023

Tim
Penulis
Daftar Isi
KataPengantar....................................................................................................... 1

Daftar Isi ............................................................................................................... 2

Bab I
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Indonesia memiliki berbagai macam bahan tambang yang terdapat di
berbagai daerah. Minyak bumi, gas alam, emas, batubara, bijih besi, dan aspal
merupakan jenis-jenis bahan tambang yang dimiliki oleh Indonesia. Salah satu
jenis bahan tambang yang cukup banyak dan tersebar ketersediaannya di Indonesia
adalah emas. Emas merupakan salah satu jenis bahan tambang yang memiliki nilai
ekonomis sangat tinggi. Emas hampir dipasarkan dan diperdagangkan hampir di
semua pasar perdagangan bahan tambang di seluruh dunia. Nilai investasi emas
meningkat setiap terjadi perdagangan emas dalam jumlah yang cukup besar.
Bahkan, jika dilihat lebih jauh lagi, emas memberikan kontribusi berupa devisa
yang sangat besar bagi negara-negara pengekspor emas. Emas tidak terdapat di
lapisan tanah yang cukup dalam dari permukaan bumi atau permukaan tanah. Bisa
dikatakan bahwa bahan tambang jenis ini terletak di permukaan tanah, daerah
aliran sungai yang berisi endapan-endapan mineral, bahkan di daerah hilir sungai
yang merupakan akhir dari arah aliran air sungai yang mungkin saja menjadi
tempat berkumpulnya arah aliran beberapa sungai yang membawa endapan-
endapan mineral. Emas merupakan salah satu jenis mineral yang memiliki banyak
manfaat. Jenis mineral ini dapat digunakan sebagai bahan konduktor pengantar
panas di beberapa jenis alat elektronik. Namun, kegunaan emas yang utama adalah
sebagai bahan perhiasan berupa kalung, emas, cincin, dan lain sebagainya. Jadi,
secara garis besar, emas memiliki berbagai manfaat untuk kehidupan manusia.

Emas adalah unsur kimia dalam tabel periodic yang memiliki symbol Au
(bahasa latin : ‘aurum’) dan nomor atom 79. Sebuah logam transisi (trivalent dan
univalen) yang lembek,mengkilap,kuning,berat “malleable”,dan “ductile”. Emas
tidak bereaksi dengan zat kimia lainnya tapi terserang oleh klorin,fluorin dan aqua
regia. Logam ini terdapat di nugget emas atau serbuk di bebatuan dan deposit
alluvial dan salah satu logam coinage.Kode ISO nya adalah XAU. Emas Melebur
dalam bentuk cair pada suhu sekita 1000 derajat celcius.

Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya
berkisar antara 2,5 – 3 (skala Mohs), serta berat jenisnya tergantun pada jenis dan
kandungan logam lain yang berpadu dengannya. Mineral pembawa emas biasanya
berasosiasi denagan mineral ikutan (gangue minerals). Mineral ikutan tersebut
umumnya kuarsa,karbonat,turmalin,flourpar dan sejumlah kecil non logam.
Mineral pembawa emas juga berasosiasi dengan endapan sulfida yang telah
teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri dari emas nativ, elektrum, emas
telurida, sejumlah paduan dan senyawa emas dengan unsur-unsur belerang,
antimon, dan selenium. Elektrum sebenarnya jenis lain dari emas nativ, hanya
kandungan perak di dalamnya >20%.

Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan.


Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan
hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan
letakan (placer). Genesa emas dikatagorikan menjadi dua yaitu

 Endapan Primer
 Endapan Plaser

I.2 RUMUSAN MASALAH

a. Bagaimana sejarah penemuan dan pengembangan emas di dunia ?


b. Bagaimana bentuk kristal dari emas hingga mempengaruhi sifat-sifat dari
emas itu sendiri ?
c. Bagaimana proses pemisahan emas serta manfaatnya bagi kehidupan ?

I.3 TUJUAN PENULISAN

a. Mengetahui awal penemuan dan pengembangan emas hingga saat ini.


b. Mengetahui bentuk kristal dari emas dan dapat menentukan sifat fisika
dan kimia dari emas.
c. Mengetahui proses pemisahan emas dari berbagai metode serta
aplikasinya bagi kehidupan.
I.4 MANFAAT PENULISAN

a. Bermanfaat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang emas


b. Bermanfaat untuk mengembangkan akademis, memperkaya literatur dan
mengembangkan pengetahuan secara berkelanjutan serta pengetahuan
dan wawasan terhadap mahasiswa di Universitas Prabumulih
kedepannya.
c. Manfaat praktis,sebagai bahan informasi dan pengembangan bagi penulis
untuk kedepannya.
d. makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan
tentang penambang emas kepada masyarakat.
BAB II
ISI
II.1 EMAS
Emas merupakan elemen yang dikenal sebagai logam mulia dan komoditas
yang sangat berharga sepanjang sejarah manusia. Emas termasuk golongan native
element, dengan sedikit kandungan perak, tembaga, atau besi. Emas murni
mengandung antara 8% dan 10% perak, tetapi biasanya kandungan tersebut lebih
tinggi. Semakin besar kandungan perak, warna emas akan menjadi makin keputih-
putihan.

Emas (Au) memiliki 18 isotop; 198Au dengan paruh waktu selama 2.7
hari . Emas bernomor atom 79. Artinya, emas mempunyai 79 proton pada intinya.
Massa atom emas adalah 196,967 dan jari-jari atomnya 0,1442 nm. Perhitungan itu
menarik karena lebih kecil dari perkiraan secara teori. Susunan elektron terluar di
seputar inti emas didasarkan pada14 4f, 10 5d, dan 1 6s kulit elektron (rumusnya
[Xe] 4f14 5d10 6s1 ). Susunan elektron ini berkaitan dengan sifat warna kuning
emas. Warna logam terbentuk berdasarkan transisi elektron di antara ikatan-ikatan
energinya. Kemampuan menyerap cahaya pada panjang gelombang untuk
menghasilkan warna emas yang khas terjadi karena transisi ikatan d yang
melepaskan posisi di ikatan konduksi. Penambahan unsur-unsur campuran
berdampak pada warna emas. Misalnya, penambahan unsur nikel atau paladium
akan memutihkan emas. Akan tetapi dalam bentuk bubuk,emas berwarna coklat
kemerahan. Jumlah proton pada inti emas tetap 79, tetapi jumlah netron beragam
dari satu atom ke atom lainnya sesuai dengan jumlah isotopnya. Meskipun begitu,
hanya ada satu isotop nonradioaktif yang stabil yang terdapat pada semua emas
alam yang ditemukan.

Titik leleh emas murni adalah 1064,18 o C, akan tetapi ketika dicampur
dengan unsur logam lainnya, seperti perak atau tembaga, logam campuran itu akan
meleleh melebihi temperatur yang terukur. Sedangkan titik didih emas ketika emas
diubah dari cairan menjadi gas, adalah 2860 oC.

Tingkat kerapatan emas (19,3 g/cm3) bergantung pada massa atom dan
struktur kristalnya. Struktur kristal logam emas adalah face centred cubic atau
kubus berpusat muka. Struktur kristal ini memberikan sumbangan bagi kelenturan
emas yang tinggi untuk dibentuk karena ruang FCC-nya cocok bagi perpindahan
atom. Perpindahan ini sangat penting untuk mencapai tingkat kelenturan yang
tinggi. Hal ini membuat emas lebih berat daripada materi logam biasa. Contohnya,
aluminium hanya memiliki kerapatan 2,7 g/cm3. Bahkan,baja hanya 7,87 g/cm3.
Pada umumnya, kristal logam dianggap terdiri dari banyak satuan-satuan kecil
yang disebut sel satuan (unit cell atau satu sel). Sel satuan merupakan bagian
fundamental dari suatu struktur kristal yang tersusun secara berulang, teratur dan
tidak terbatas melalui translasi pada 3-dimensi.

Gambar 1.1 Struktur Emas.


Pada sel satuan kubus berpusat muka seperti yang tertera pada Gambar struktur
kristal emas: 1) Atom yang terdapat pada pojok-pojok satu sel satuan adalah milik
dari 8 sel satuan yang berdekatan. Fraksi dari atom yang terdapat pada pojok sel
satuan kubus yang dimiliki oleh setiap sel satuan kubus adalah 1/8. Pada Gambar
berwarna kuning yang diberi nomor 1. 2) Atom yang terdapat pada pusat muka sel
satuan kubus adalah milik 2 sel satuan yang berdekatan. Jadi fraksi dari atom-atom
yang terdapat pada pusat muka sel satuan kubus adalah 1/2. Pada Gambar
berwarna pink yang diberi nomor 2.

Dari penjelasan-penjelasan di atas maka jumlah atom dalam sel satuan kubus
berpusat muka dari emas adalah
= 1/8 x jumlah atom pojok-pojok sel satuan + 1/2 x jumlah atom dipusat muka

= 1/8 x 8 + 1/2 x 6 = 4

Volume 1 atom = 4/3 πr3

Volume kubus = a3 . dari gambar diperoleh a=2r. Maka volume kubus = 8r3

Faktor tumpukan

= volume atom-atom dalam sel satuan : volume sel satuan

= volume 4 atom : volume kubus

= 4 x 4/3 πr3 : (4r / √2)3

= 0,7405

Kenampakan fisik bijih emas hampir mirip dengan pirit, markasit, dan
kalkopirit dilihat dari warnanya, namun dapat dibedakan dari sifatnya yang lunak,
berat jenis tinggi, dan ceratnya yang keemasan. Sifat fisik unsur ini sangat stabil,
tidak korosif ataupun lapuk dan jarang bersenyawa dengan unsur kimia lain.
Konduktivitas elektrik dan termalnya sangat baik, malleable sehingga dapat
dibentuk dan juga bersifat ductile. Emas adalah logam yang paling tinggi
densitasnya. Kemampuan emas agar efisien mengubah panas dan listrik akan lebih
baik jika dicampur dengan tembaga dan perak; menjadikan campurannya tidak
terurai ke dalam elektron untuk semikonduktor dan konektor pada teknologi
komputer. Tahanan listrik emas adalah 0,022 mikro-ohm m pada 20 C.
Konduktivitas suhunya 310 W/mK pada suhu yang sama, 20 C. Ketahanan emas
terhadap karat untuk dibuat sebagai alat adalah yang paling baik. Tidak
mengherankan, jika emas berada pada posisi teratas dari rangkaian yang
menunjukkan ketahanannya terhadap karat. Pada praktiknya, emas hanya berkarat
jika dicampur dengan nitrat dan asam hidroklorida (aqua regia).

Kekerasan emas berkisar antara 2,5 – 3 ( skala Mohs ). Emas dapat dibentuk
jadi lembaran sedemikian tipis hingga tembus pandang. Sebanyak 120.000 lembar
emas dapat ditempa menjadi satu lapisan yang sedemikian tipisnya sehingga
tebalnya tidak lebih dari 1 cm. Dari 1 gram emas dapat diulur menjadi kawat
sepanjang 2,5 km. Emas mempunyai karakteristik sectile ( lunak, elastis, mudah
dibentuk ), memiliki warna yang menarik ( kuning khas, mengkilap, tidak mudah
memudar ), berat, tahan lama, tahan pada panas tinggi dan daya konduksi listrik
juga sebagai perlawanan terhadap oksidasi ( tahan korosi ) sehingga emas memiliki
banyak kegunaan. Namun karena emas sebagai salah satu logam coinage yang
keberadaannya di alam sangat langka, menjadikannya sebagai logam yang sangat
berharga. Specific gravity 15,5-19,3 pada emas murni.

Tabel 1.1 Periodik Sifat Kimia Emas.


Tabel 1.2 Periodik Sifat Kimia Emas.
II.2 SEJARAH EMAS DITEMUKAN
Emas, merupakan salah satu logam tertua yang digunakan oleh manusia.
Emas dikenal antara lain di Mesopotamia dan Mesir. Sulit untuk mengetahui
tanggal pasti mengenai kapan pertama kali manusia mulai menambang emas.
Referensi ke awal mula penemuan emas didasari legendaris atau mitos. Beberapa
artefak tertua, emas ditemukan di Varna Necropolis di Bulgaria. Makam
pekuburan yang dibangun antara 4700 dan 4200 SM, menunjukkan bahwa
penambangan emas bisa setidaknya 7000 tahun. Oleh karena itu, beberapa penulis
menyebutkan bahwa penemu emas pertama kali adalah Cadmus, bangsa Phoenicia.
Sedangkan yang lainnya mengatakan bahwa Thoas, raja Taurian, yang pertama
kali menemukan logam berharga dalam legenda Pangaeus Mountains di Thrace.
Legenda dan mitos serupa tentang awal penemuan emas juga terdapat dalam sastra
kuno dari Hindu ( the Vedas ) serta Cina dan bangsa lainnya. Tradisi pertambangan
emas dimulai setidaknya pada awal milenium pertama SM Karang Juara di ladang
emas Kolar ditambang hingga kedalaman 50 meter (160 kaki) selama periode
Gupta pada abad kelima logam terus ditambang oleh raja abad kesebelas dari India
Selatan, Kekaisaran Wijayanagara 1336-1560, dan kemudian oleh Tipu Sultan, raja
Mysore negara dan Inggris.

Tambang emas pertama Indonesia ditemukan berawal dari seorang ahli


geologis asal Belanda yang bernama Jean-Jacquez Dozy yang mengunjungi
Indonesia pada tahun 1936 untuk menskala glasier Pegunungan Jayawijaya di
provinsi Irian Jaya, Papua Barat. Dia membuat catatan di atas batu hitam yang
aneh dengan warna kehijauan. Pada tahun 1939, dia mengisi catatan tentang
Ersberg (bahasa Belanda untuk “gunung ore’). Akan tetapi peritiwa perang dunia
menyebabkan laporan tersebut tidak diperhatikan. Sekitar dua puluh tahun
kemudian, seorang geologis Forbes Wilson, bekerja untuk perusahaan
pertambangan Freeport, membaca laporan tersebut. Dia dalam tugas mencari
cadangan nikel, tetapi kemudian melupakan hal tersebut setelah dia membaca
laporan tersebut. Dia memutuskan untuk menyiapkan perjalanan untuk memeriksa
Ertsberg. Ekspedisi yang dipimpin oleh Forbes Wilson dan Del Flint, menemukan
deposit tembaga yang besar di Ertsberg pada 1960.

11.3 PROSES TERBENTUKNA EMAS


Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan.
Emas berasal dari suatu reservoar yaitu inti bumi dimana air magmatik yang
mengandung ion sulfida, ion klorida, ion natrium, dan ion kalium mengangkut
logam emas ke permukaan bumi.

Gambar 1.2 Proses Terbentuknya Emas.

Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan


hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan
letakan (placer). Kecenderungan terdapatnya emas terdapat pada zona epithermal
atau disebut zona alterasi hidrothermal. Zona alterasi hidrotermal merupakan suatu
zona dimana air yang berasal dari magma atau disebut air magmatik bergerak naik
kepermukaan bumi. Celah dari hasil aktivitas Gunungapi menyebabkan air
magmatik yang bertekanan tinggi naik ke permukaan bumi. Saat air magmatik
yang yang berwujud uap mencapai permukaan bumi terjadi kontak dengan air
meteorik yang menyebabkan ion sulfida dan ion klorida yang membawa emas
terendapkan. Air meteorik biasanya menempati zona-zona retakan-retakan batuan
beku yang mengalami proses alterasi akibat pemanasan oleh air magmatik. Seiring
dengan makin

bertambahnya endapan dalam retakan-retakan tersebut, semakin lama retakan-


retakan tersebut tertutup oleh akumulasi endapan dari logam-logam yang
mengandung ion-ion kompleks yang mengandung emas. Zona alterasi yang
potensial mengandung emas dapat diidentifikasi dengan melihat lapisan pirit atau
tembaga pada suatu reservoar yang tersusun atas batuan intrusif misalnya granit
atau diorite. Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengendapan di
permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme yaitu
kontak yang terjadi antara bebatuan dengan air panas (hydrothermal) atau fluida
lainnya.

Emas terdapat di alam dalam dua tipe deposit, pertama sebagai urat (vein)
dalam batuan beku, kaya besi dan berasosiasi dengan urat kuarsa. Lainnya yaitu
endapan atau placer deposit, dimana emas dari batuan asal yang tererosi terangkut
oleh aliran sungai dan terendapkan karena berat jenis yang tinggi. Emas native
terbentuk karena adanya kegiatan vulkanisma, bergerak berdasarkan adanya
thermal atau adanya panas di dalam bumi, tempat tembentukan emas primer,
sedangkan sekudernya merupakan hasil transportasi dari endapan primer umum
disebut dengan emas endapan flaser, sedangkan asosiasi emas atau emas
bersamaan hadir dengan mineral silikat, perak, platina, pirit dan lainnya.

Berdasarkan proses terbentuknya, endapan emas atau genesis emas dikategorikan


menjadi dua yaitu :

1. Endapan primer / Cebakan Primer

Pada umumnya emas ditemukan dalam bentuk logam (native) yang terdapat
di dalam retakan-retakan batuan kwarsa dan dalam bentuk mineral yang terbentuk
dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa endapan
terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan hidrotermal. Cebakan
primer merupakan cebakan yang terbentuk bersamaan dengan proses pembentukan
batuan.

2. Endapan plaser / Cebakan Sekunder

Emas juga ditemukan dalam bentuk emas aluvial yang terbentuk karena
proses pelapukan terhadap batuan-batuan yang mengandung emas (gold-bearing
rocks, Lucas, 1985). Dimana pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan
endapan letakan ( placer ). (Alamsyah, 2006)

Berdasarkan temperatur, tekanan dan kondisi geologi pada saat


pembentukan emas dapat dibagi menjadi 3 jenis :
1. Endapan Hipotermal
Endapan ini terbentuk pada temperatur ≈ 300°C - 600°C pada
kedalaman > 12.000 meter. Endapan ini merupakan endapan urat (vein) dan
penggantian (replacement) yang terbentuk pdan tekanan tinggi. Pada
endapan ini, biasa terdapat mineral logam yang berupa bornit, kovelit,
kalkosit, kalkopirit, pirit, tembaga, emas, wolfram, molibdenit, seng dan
perak. Mineral logam tersebut berasosiasi dengan mineral - mineral pengotor
seperti piroksen, amfibol, garnet, ilmenit, spekularit, turmalin, topaz, mika
hijau dan mika cokelat (Warmada, 2007).
2. Endapan Mesoterma
l Endapan ini terbentuk pada suhu 200-4000C dan kedalaman bekisar
3.000 meter sampai 12.000 meter. Endapan ini terletak agak jauh dari tubuh
intrusi, maka sumber panas yang utama berasal dari fluida panas yang
bergerak naik dari lokasi intrusi menuju lokasi terbentuknya endapan ini.
Fluida tersebut berasal dari meteorik water yang masuk menuju lokasi
intrusi dan mengalami pemanasan yang selanjutnya naik menuju lokasi
endapan mesotermal.
Logam utama yang terdapat pada endapan ini antara lain emas, perak,
tembaga, seng dan timbal. Mineral bijih yang ditemukan berupa sulfida,
arsenida, sulfantimonida, dan sulfarsenida. Pirit, kalkopirit, sfalerit, galena,
tetrahedrit, dan tentalit serta emas stabil merupakan mineral bijih yang
paling banyak ditemukan. Mineral pengotor yang dominan adalah kuarsa
namun selain itu juga dijumpai karbonat seperti kalsit, dolomit, ankerit dan
sedikit siderit, florit yang merupakan asosiasi penting
3. Endapan epitermal
Endapan ini terbentuk pada suhu 50°C - 250°C yang berada dekat
permukaan bumi dan terletak pada kedalaman paling jauh dari tubuh intrusi,
dan terbentuk pada kedalaman 1 km . Sumber panas yang utama pada
endapan ini berasal dari fluida panas yang bergerak naik dari lokasi intrusi
menuju lokasi terbentuknya endapan ini. Dengan kata lain, fluida panas
tersebut telah melewati zona endapan mesotermal.
BAB III
METODE PENAMBANGAN EMAS
III.1 PENAMBANGAN EMAS

Hingga saat ini emas masih menjadi komoditas utama yang dicari.
Kelimpahan relatif emas di dalam kerak bumi diperkirakan sebesar
0,004 g/ton, termasuk sekitar 0,001 g/ton terdapat di dalam perairan laut.
Menurut Greenwood dkk (1989), batuan bijih emas yang layak untuk
dieksploitasi sebagai industri tambang emas, kandungan emasnya sekitar
25 g/ton (25 ppm).
Emas sering ditemukan dalam penambangan bijih perak dan
tembaga. Pada abad pertengahan, begitu kuat orang mendambakan emas,
sehingga lahir ilmu alkimia, dengan tujuan membuat emas. Manusia
modern berhasil mencapai cita-cita itu dengan mengekstrak emas dari air
laut dan mengubah timbel atau merkurium menjadi emas dalam
mempercepat partikel. Namun emas yang murah tetaplah emas alamiah
yang harus ditambang.
Biji emas dikategorikan dalam 4 ( empat ) kategori :
1. Biji tipis dimana kandungannya sebesar 0,5 g/1000 kg atau 0,5
g/ton atau 0,5 ppm (part per million, per satu juta bagian)
2. Biji rata-rata ( typical) dengan mudah digali, nilai biji emas khas
dalam galian terowongan terbuka yakni kandungan 1-5 g/1000
kg (1-5 ppm)
3. Biji bawah tanah/hardrock dengan kandungan 3 g/1000 kg (3
ppm)
4. Biji nampak mata (visible) dengan kandungan minimal 30
g/1000 kg (30 ppm)

Metode penambangan emas sangat dipengaruhi oleh karakteristik cebakan


emas primer atau sekunder yang dapat mempengaruhi cara pengelolaan lingkungan
yang akan dilakukan untuk meminimalisir dampak kegiatan penambangan tersebut.
Cebakan emas primer dapat ditambang secara tambang terbuka ( open pit )
maupun tambang bawah tanah ( underground minning ). Sementara cebakan emas
sekunder umumnya ditambang secara tambang terbuka.

Cebakan primer merupakan cebakan yang terbentuk bersamaan dengan


proses pembentukan batuan. Salah satu tipe cebakan primer yang biasa dilakukan
pada penambangan skala kecil adalah bijih tipe vein ( urat ), yang umumnya
dilakukan dengan teknik penambangan bawah tanah terutama metode gophering /
coyoting ( di Indonesia disebut lubang tikus ). Penambangan dengan sistem
tambang bawah tanah (underground), dengan membuat lubang bukaan mendatar
berupa terowongan (tunnel) dan bukaan vertikal berupa sumuran (shaft) sebagai
akses masuk ke dalam tambang. Penambangan dilakukan dengan menggunakan
peralatan sederhana ( seperti pahat, palu, cangkul, linggis, belincong ) dan
dilakukan secara selectif untuk memilih bijih yang mengandung emas baik yang
berkadar rendah maupun yang berkadar tinggi.

Gambar 1.3 Penambangan Emas Menggunakan Peralatan Seadanya

Beberapa karakteristik dari bijih tipe vein ( urat ) yang mempengaruhi teknik
penambangan antara lain :

1. Komponen mineral atau logam tidak tersebar merata pada badan urat.
2. Mineral biji dapat berupa kristal-kristal kasar.
3. Kebanyakan urat memiliki lebar yang sempit sehingga rentan dengan
pengotoran (dilution).
4. Kebanyakan urat berasosiasi dengan sesar, pengisi rekahan, dan zona geser
(renggangan), sehingga pada kondisi ini memungkinan terjadinya efek
dilution pada batuan samping.
5. Perbedaan assay (kadar) antara urat dan batuan samping pada umumnya
tajam, berhubungan dengan kontak dengan batuan samping,impregnasi pada
batuan samping, serta pola urat yang menjari (cabang)
6. Fluktuasi ketebalan urat sulit diprediksi, dan mempunyai rentang yang
terbatas, serta mempunyai kadar yang sangat erratic (acak/tidak beraturan)
dan sulit diprediksi.
7. Kebanyakan urat relative bersifat keras dan bersifat brittle.

Dengan memperhatikan karakteristik tersebut, metode penambangan yang


umum diterapkan adalah tambang bawah tanah ( underground ) dengan metode
Gophering, yaitu suatu cara penambangan yang tidak sistematis, tidak perlu
mengadakan persiapan-persiapan penambangan ( development works ) dan arah
penggalian hanya mengikuti arah larinya cebakan bijih. Oleh karena itu ukuran
lubang ( stope ) juga tidak tentu, tergantung dari ukuran cebakan bijih di tempat itu
dan umumnya tanpa penyanggaan yang baik. Cara penambangan ini umumnya
tanpa penyangga yang memadai dan penggalian umumnya dilakukan tanpa alat-
alat mekanis.

III.2 PROSES EKSTRAKSI EMAS

Cara memisahkannya Emas Murni dari pertambangan (ekstraksi), jenisnya


ada dua:
Gambar 1.4 Gambar Diagram Alir Pemurnian Sedimen dan Ekstraksi Emas.

III.2.1 AMALGAMASI
Amalgamasi adalah proses penyelaputan partikel emas oleh air raksa dan
membentuk amalgam (Au – Hg). Amalgam masih merupakan proses ekstraksi
emas yang paling sederhana dan murah, akan tetapi proses efektif untuk bijih emas
yang berkadar tinggi dan mempunyai ukuran butir kasar (> 74 mikron) dan dalam
membentuk emas murni yang bebas (free native gold).

Amalgamasi merupakan proses kimia fisika, apabila amalgamnya dipanaskan,


maka akan terurai menjadi elemen-elemen yaitu air raksa dan bullion emas.
Amalgam dapat terurai dengan pemanasan di dalam sebuah retort, air raksanya
akan menguap dan dapat diperoleh kembali dari kondensasi uap air raksa tersebut.
Sementara Au-Ag tetap tertinggal di dalam retort sebagai logam.
III.2.2 SIANIDASI
Proses sianidasi terdiri dari dua tahap penting, yaitu proses pelarutan dan
proses pemisahan emas dari larutannya. Pelarut yang biasa digunakan dalam proses
cyanidasi adalah NaCN, KCN, Ca(CN)2, atau campuran ketiganya. Pelarut yang
paling sering digunakan adalah NaCN, karena mampu melarutkan emas lebih baik
dari pelarut lainnya. Secara umum reaksi pelarutan Au dan Ag adalah sebagai
berikut:

4Au + 8CN- + O2 + 2 H2O > 4Au(CN)2 - + 4OH-


4Ag + 8CN- + O2 + 2 H2O > 4Ag(CN)2 - + 4OH-
Pada tahap kedua yakni pemisahan logam emas dari larutannya dilakukan
dengan pengendapan dengan menggunakan serbuk Zn (zinc precipitation). Reaksi
yang terjadi adalah sebagai berikut:

2 Zn + 2 NaAu(CN)2 + 4 NaCN + 2 H2O > 2 Au


+ 2 NaOH + 2 Na2Zn(CN)4 + H2
2 Zn + 2 NaAg(CN)2 + 4 NaCN + 2 H2O >2 Ag
+ 2 NaOH + 2 Na2Zn(CN)4 + H2
Penggunaan serbuk Zn merupakan salah satu cara yang efektif untuk larutan
yang mengandung konsentrasi emas kecil. Serbuk Zn yang ditambahkan kedalam
larutan akan mengendapkan logam emas dan perak. Prinsip pengendapan ini
mendasarkan deret clenel, yang disusun berdasarkan perbedaan urutan aktivitas
elektro kimia dari logam-logam dalam larutan cyanide, yaitu Mg, Al, Zn, Cu, Au,
Ag, Hg, Pb, Fe, Pt. Setiap logam yang berada disebelah kiri dari ikatan kompleks
sianidanya dapat mengendapkan logam yang digantikannya. Jadi sebenarnya tidak
hanya zn yang dapat mendesak Au dan Ag, tetapi Cu maupun Al dapat juga
dipakai, tetapi karena harganya lebih mahal maka lebih baik menggunakan Zn.
Proses pengambilan emas-perak dari larutan kaya dengan menggunakan serbuk Zn
ini disebut “proses merill crowe”.

III.3 PEMURNIAN EMAS


proses pemurnian (dari bullion) dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu:

1. Metode Cepat

secara hidrometallurgy yaitu dengan dilarutkan dalam larutan hno3 kemudian


tambahkan garam dapur untuk mengendapkan perak sedangkan emasnya tidak
larut dalam larutan HNO3 selanjutnya saring aja dan dibakar.

2. Metode Lambat

secara hidrometallurgy plus electrometallurgy yaitu dengan menggunakan


larutan H2SO4 dan masukkan plat tembaga dalam larutan kemudian masukkan
bullion ke dalam larutan tersebut, maka akan terjadi proses hidrolisis dimana
perak akan larut dan menempel pada plat tembaga (menempel tidak begitu
keras/mudah lepas) sedangkan emasnya tidak larut (tertinggal di dasar), lalu
tinggal bakar aja masingmasing, jadi deh logam murni.
BAB IV
DATA & ANALISA

IV.1 LOKASI TAMBANG EMAS DI INDONESIA


Emas merupakan logam mulia yang bernilai tinggi yang harganya terus
menerus naik dari waktu ke waktu akibat nilai-nilaian dari uang kertas dan logam
yang terjun bebas terhadap emas. Emas hingga saat ini banyak diburu oleh
masyarakat, baik dalam bentuk mentah dari alam langsung maupun dalam bentuk
jadi seperti batangan, perhiasan, koin dinar dan lain sebagainya.

Saat ini tambang emas banyak dikuasai oleh perusahan asing, badan usaha
milik negara (BUMN), penambang liar, dan lain-lain. Walaupun indonesia
menghasilkan emas yang jumlahnya cukup besar, namun pemerintah gagal
mensejahterakan rakyat secara merata. Apabila tambang-tambang emas di negara
republik indonesia dikuasai dan dikelola secara profesional oleh anak bangsa yang
beriman dan berilmu, maka tidak menutup kemungkinan seluruh rakyat dunia bisa
sejahtera.Indonesia memiliki banyak tambang emas yang tersebar mulai dari Pulau
Sumatra, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, dan Papua.

Di bawah ini adalah daftar nama-nama lokasi wilayah tempat penghasil emas
(tambang emas) di indonesia :

1. Mimika (Papua)

2. Cikotok (Jawa Barat)

3. Bengkalis (Riau)

4. Tanggamus (Lampung)

5. Bombana (Sulawesi Tenggara)

6. Rejang Lebong (Bengkulu)

7. Bolaang Mangondow (Sulawesi Utara)

8. Logas (Riau)
9. Sarolangun (Jambi)

10. Merangin (Jambi)

11. Meuleboh (Nanggroe Aceh Darussalam)

12. Monterado (Kalimantan Barat)

13. Malinau (Kalimantan Timur)

14. Kotabaru (Kalimantan Selatan)

15. Kapuas (Kalimantan Tengah)

16. Banyuwangi (Jawa Timur)

Daftar nama daerah penghasil emas diatas belum keseluruhan.

Di Indonesia terdapat banyak perusahaan yang bergerak di dalam bidang


penambangan emas. Seperti :

1. Borneo Gold Corporation, yaitu perusahaan tambang emas yang melakukan


kegiatan penambangan emas di Pulau Kalimantan. Perusahaan ini berkantor pusat
di Toronto, Kanada.

2. PT Freeport Indonesia yang merupakan perusahaan tambang emas dari Amerika


Serikat. Perusahaan ini melakukan kegiatan penambangan di Provinsi Papua.

3. Kalimantan Gold Co.Ltd merupakan perusahaan tambang emas dan tembaga.


Perusahaan ini berada di Palangkaraya, Kalimantan Selatan.

4. PT Kelian Equatorial Mining adalah perusahaan tambang emas pit terbuka yang
melakukan kegiatan penambangan di Kelian, Kutai Barat, Kalimantan Timur.
Perusahaan ini berkantor pusat di Balikpapan.

5. Logam Mulia merupakan anak perusahaan dari PT Aneka Tambang Tbk, Unit
Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia. Memproduksi emas batangan, koin
emas, dan lainlain. Berkantor pusat di Jakarta.

6. PT Mamberamo Indobara merupakan perusahaan tambang yang bergerak di


bidang tambang batubara, emas, dan minyak gas. Lokasi tambang berada di daerah
Mamberamo, Papua.Perusahaan ini berkantor pusat di Kota Legenda, Bekasi.
7. PT Nusa Halmahera Minerals merupakan perusahaan yang bergerak di
pertambangan emas. Perusahaan ini melakukan kegiatan pertambangan di Pulau
Halmahera, Maluku Utara. Perusahaan ini berkantor pusat di Jakarta.

8. PT Southern Arc Minerals Inc (Kanada) ,dan

9. PT Selatan Arc Minerals merupakan perusahaan tambang emas dan tembaga.


Kantor pusat berada di Graha Krama Yudha, Warung Jati Barat, Jakarta Selatan.
Tambang perusahaan ini berada di beberapa lokasi, seperti Wonogiri, Lombok, dan
Sumbawa.

IV.2 MENAMBANG EMAS DARI TAILING PT. FREEPORT


INDONESIA

Tailing yang dibuang ke sungai oleh PT Freeport Indonesia, ternyata masih


banyak mengandung bijih emas. Di sungai Aghawagong yang terjadi aliran tailing
saat ini menjadi lahan penambangan emas yang dilakukan oleh masyarakat. Dari
kawasan Mil 72-74 Tembagapura di Mil 68 ada empat lokasi pendulangan yang
cukup terkenal, yaitu Mil 72-74, Mil 69-Utekini Lama, Kimbeli Area dan Branti.
Di Mil 72-74 , pendulang berasal dari suku Moni Ugimba dan warga mendatang.
Mil 69-Utekini Lama dikuasai pendulang asal suku Dani, Moni Utara, Damal dan
pendatang. Di Kimbeli Area, rata-rata yang mendulang adalah suku Damal, sedang
di Banti didominasi pendulang dari suku Amongme dan sebagian suku Moni
Selatan. Kenyataan tersebut menimbulkan bisnis baru bagi masyarakat. Pertanyaan
yang timbul dalam benak kita, apakah mereka merasa berbahaya dengan
melakukan penambangan tradisional yang mempergunakan merkuri sebagai cairan
pemisah emas?. Untuk mereka rupanya tidak pernah terpikirkan. Tugas dinas
terkait yang perlu memperhatikan dan memberikan penyuluhan.

Produksi emas Freeport Indonesia (2011-2021) :


Grafik 1.1 produksi emas Freeport Indonesia
BAB V
PENUTUP

V.1 KESIMPULAN

a. Beberapa artefak tertua, emas ditemukan di Varna Necropolis di


Bulgaria. Makam pekuburan yang dibangun antara 4700 dan 4200 SM,
menunjukkan bahwa penambangan emas bisa setidaknya 7000 tahun.
Oleh karena itu, beberapa penulis menyebutkan bahwa penemu emas
pertama kali adalah Cadmus, bangsa Phoenici

b. Kenampakan fisik bijih emas hampir mirip dengan pirit, markasit, dan
kalkopirit. Struktur kristal logam emas adalah face centred cubic atau
kubus berpusat muka.

c. Sifat emas yang sangat tidak reaktif membuatnya menjadikan logam


emas termasuk golongan native element.

d. Ektraksi emas bisa menggunakan metode Amalgamasi ataupun Sianidasi.

e. Manfaat Emas memberikan sumbangan yang amat besar bagi kehidupan


manusia seperti, untuk perhiasan, peralatan elektronik, kedokteran gigi,
uang, medali, dll.
DAFTAR PUSTAKA

http://ayu4ict.wordpress.com/2012/12/02/unsur-tembaga-emas-dan-perak/

http://id.wikipedia.org/wiki/Emas

http://www.bangazul.com/pengertian-dan-jenis-pertambangan/

http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/01/unsur-kimia-logam-dan-non-logam-contoh.html

http://gintingryan.blogspot.com/2011/12/kelimpahan-unsur-di-alam.html

http://elisaaprilianaanggraini.blogspot.com/2014/01/kelimpahan-unsur-unsur-di-alam-tembaga.html

http://alvathea.wordpress.com/discussion/diskusi-tentang-emas/

http://kotakpengetahuan.blogspot.com/2012/02/proses-terbentuknya-emas.htm

https://pewarta-indonesia.com/2021/12/proses-terbentuknya-emas/

https://www.kaskus.co.id/thread/54f710e1902cfeec3d8b456c/serba-serbi-emas-
yang-mesti-kamu-ketahui
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/01/06/realisasi-produksi-emas-di-indonesia-turun-1385-
pada-2021

https://www.google.com/url.www.dunia-energi.com%2Fbumi-resources-minerals-dapat-tambahan-emas-
dari-proyek-tambang-di-palu

https://id.wikipedia.org/wiki/Emas

https://en-m-wikipedia-org.translate.goog/wiki/Gold?
_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc

https://www.kompas.com/skola/read/2023/03/24/180000469/emas--pengertian-rumus-kimia-dan-sifat-
sifatnya?page=all

http://www.emas-au.com/

https://pintu.co.id/blog/sifat-kimia-dan-fisika-emas

Anda mungkin juga menyukai