Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif karena dilakukan

dengan tujuan untuk memberikan gambaran tentang risiko kebakaran di Pabrik

pengolahan getah pinus Rejowinangun secara obyektif. Ditinjau dari cara

pengambilan data, penelitian ini termasuk penelitian observasional karena data

diperoleh secara langsung di lapangan dengan melakukan identifikasi bahaya

kebakaran apa saja yang terdapat di pabrik tersebut serta sarana pengendalian

risiko kebakaran apa saja yang telah diterapkan di pabrik tersebut. Penelitian ini

bersifat cross sectional karena dilaksanakan dalam sekali pengamatan dalam

periode waktu tertentu.

4.2 Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah potensi bahaya kebakaran yang merupakan

sumber panas dan bahan bakar serta upaya penanggulangan kebakaran yang

terdapat disetiap unit kerja Pabrik Gondorukem dan Terpentin (PGT)

Rejowinangun-Trenggalek.

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Pabrik Gondorukem dan Terpentin

(PGT) Rejowinangun Trenggalek. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan

Maret 2014 sampai Juli 2014.

30
31

4.4 Variabel, Cara Pengukuran dan Definisi Operasional

4.4.1 Variabel Penelitian

1. Identifikasi bahaya kebakaran

2. Penilaian risiko kebakaran

3. Penilaian Efektifitas pengendalian risiko kebakaran

4. Penilaian residual risk kebakaran

4.4.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Identifikasi bahaya Kebakaran adalah suatu proses mencari, mengenal

segala sesuatu bahaya kebakaran yaitu:

a. Sumber panas meliputi api terbuka, percikan mekanis, kegiatan

pengelasan, dan instalasi listrik.

b. Bahan bakar yang berwujud cair, padat dan gas.

Data diperoleh dengan cara observasi langsung dan wawancara kepada

responden yaitu Ahli K3 dan Supervisor tiap unit kerja di PGT

Rejowinangun. Data yang diperoleh berupa daftar berbagai bahaya

kebakaran di masing masing unit kerja PGT Rejowinangun.

2. Penilaian risiko kebakaran adalah kegiatan untuk memperkirakan

kemungkinan terjadinya peristiwa kebakaran dan tingkat keparahan

apabila peristiwa kebakaran tersebut terjadi. Penilaian risiko kebakaran

terdiri dari dua tahap yaitu analisis risiko dan evaluasi risiko kebakaran.

a. Analisis risiko kebakaran adalah proses menentukan nilai

likelihood dan severity suatu bahaya kebakaran. Pada penelitian ini


32

menggunakan pendekatan semi kuantitatif untuk menentukan nilai

likelyhood dan severity.

Kriteria nilai likelihood:

1) Rare (Jarang): jarang atau tidak pernah terjadi kebakaran.

2) Unlikely (Kecil kemungkinan): biasanya tidak terjadi

kebakaran, namun ada potensi keungkinan terjadi

kebakaran.

3) Possible (Ada kemungkinan): Ada kemungkinan terjadi

kebakaran. frekuensi lebih dari 1 tahun sekali.

4) Likely (Besar kemungkinan): Kemungkinan besar terjadi

kebakaran dalam beberapa periode tertentu. frekueensi

kejadian kebakaran lebih dari satu kali dalam setahun.

5) Almost certain (Hampir pasti): Kebakaran pada kondisi

normal pasti terjadi disetiap kegiatan.

Kriteria nilai severity:

1) Insignificant: Kebakaran tidak menimbulkan kerugian

berarti atau tidak menimbulkan cidera pada manusia.

2) Minor: Kebakaran menimbulkan kerugian sedang,

menimbulkan cidera ringan pada manusia.

3) Moderate: Kebakaran menimbulkan kerugian finansial

tinggi, perlunya waktu perbaikan namun tidak mengganggu

kapasitas produksi, cidera sedang pada manusia.


33

4) Major: Kebakaran menyebabkan cidera serius, hilangnya

kapasitas produksi, dan kerugian finansial besar.

5) Catastrophic: Kebakaran menyebabkan banyak kematian,

menghentikan kegiatan usaha, kerusakan lingkungan dalam

jangka waktu yang lama.

b. Evaluasi risiko kebakaran adalah upaya menghitung besarnya

tingkat risiko kebakaran dengan cara mengalikan nilai likelyhood

dan severity suatu bahaya kebakaran. Kriteria pada evaluasi risiko

kebakaran dibagi menjadi 4 yaitu kriteria Low jika nilai risiko 1-4,

kriteria Medium jika nilai risiko 5-9 dan kriteria, High jika nilai

risiko 10-16, dan Extreme jika nilai risikonya 20-25.

3. Penilaian efektifitas pengendalian risiko kebakaran adalah suatu kegiatan

penilaian terhadap efektifitas dari suatu upaya pengendalian kebakaran

yang telah diterapkan. Setiap sarana kebakaran yang terdapat di PGT

Rejowinangun dinilai tingkat efektifitas dari sarana penaggulangan

tersebut berdasarkan kriteria efektifitas pengendalian kebakaran dari PT.

Freeport. Kriteria efektifitas pengendalian pengendalian kebakaran adalah

sebagai berikut:

a. Nilai implementasi 100% (Istimewa): Persyaratan yang lengkap

dari kontrol yang ada dipenuhi dan ditaati dan tidak ada keraguan

bahwa persyaratan tersebut secara penuh di implementasikan dan

berfungsi.
34

b. Nilai implementasi 90% (Sangat baik): Kontrol yang ada

diimplementasikan dan berfungsi tetapi masih perlu ditingkatkan.

c. Nilai implementasi 75% (Diimplementasikan dengan baik):

Kontrol yang ada diimplementasikan dan berfungsi. Tetapi, masih

ada celah yang jelas yang harus diperbaiki

d. Nilai implementasi 65% (Diimplementasikan): Persyaratan Kontrol

yang ada diimplementasikan dan berfungsi, tetapi masih diperlukan

tindakan yang spesifik dan terfokus untuk memenuhi persyaratan.

e. Nilai implementasi 50% (Diimplementasikan sebagian):

Persyaratan kontrol yang ada telah diimplementasikan sampai taraf

tertentu, memerlukan tindakan-tindakan spesifik untuk

direncanakan dan diimplementasikan.

f. Nilai implementasi 40% (Diimplementasikan kurang dari 50%):

Walaupun suatu tindakan dilakukan untuk memenuhi persyaratan

suatu item, ada celah (gap’s) yang jelas dan ada kemungkinan

kesalahpahaman terhadap beberapa tindakan spesifik yang masih

perlu diambil agar bisa secara semestinya mengimplementasikan

kontrol yang ada

g. Nilai implementasi 25% (Implementasi lemah): Tidak ada tindakan

riil yang telah diambil untuk mengimplementasikan persyaratan.

Jelas bahwa hal-hal tertentu dari persyaratan tidak dipahami.

Intervensi spesifik harus diambil untuk memastikan bahwa

kemajuan dibuat untuk mengimplementasikan persyaratan.


35

h. Nilai implementasi 15% (Ada pengertian): Ada pengertian bahwa

tindakan harus diambil tetapi hingga tanggal ini tidak ada sesuatu

yang telah dilakukan untuk mengimplementasikan persyaratan

kontrol yang ada.

i. Nilai implementasi 0% (Tidak diimplementasikan): Tidak ada yang

sudah dilakukan sampai dengan tanggal ini untuk

mengimplementasikan persyaratan kontrol yang ada. Tidak ada

pertimbangan implementasi dalam waktu dekat. Pengertian tentang

persyaratan mungkin ada, tetapi tidak ada tindakan spesifik untuk

memenuinya.

4. Penilaian residual risk kebakaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan

untuk menilai risiko yang masih tersisa dari suatu bahaya kebakaran

setelah diterapkannya suatu upaya pengendalian kebakaran. Rumus untuk

menentukan residual risk kebakaran adalah sebagai berikut.

(100% - %kontrol) x risiko

100%

4.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

4.5.1 Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer

a. Wawancara

Sebelum dilakukan wawancara peneliti memberikan penjelasan

sebelum penelitian kepada responden mengenai tujuan penelitian,


36

waktu yang diperlukan untuk wawancara, manfaat bagi responden,

bahaya potensial terhadap subjek penelitian, hak mengundurkan

diri dan insentif yang akan diterima. Setelah peneliti memberi

penjelasan sebelum penelitian kepada responden, responden

diminta untuk menandatangani informed concent sebagai bukti

responden telah menyetujui untuk dilakukan wawancara.

Wawancara ditujukan kepada Ahli K3 dan supervisor di setiap unit

kerja di PGT Rejowinangun Trenggalek guna mendapatkan

informasi mengenai bahaya kebakaran yang terdapat di setiap unit

kerja di pabrik tersebut serta upaya penaggulangan kebakaran apa

saja yang telah dilakukan. Wawancara dilakukan selama 20 sampai

30 menit di ruang kerja masing-masing responden.

b. Observasi Lapangan

Data primer didapatkan dengan cara melakukan observasi langsung

di lapangan dengan cara melakukan identifikasi bahaya kebakaran

meliputi sumber panas dan bahan bakar yang terdapat di setiap unit

kerja serta ketersediaan sarana penaggulangan kebakaran yang

terdapat di unit tersebut.

2. Data sekunder

a. Data mengenai gambaran umum PGT Rejowinangun Trenggalek

b. Lembar pemeriksaan sarana penanggulangan kebakaran apar.

c. Lembar SNI terpentin PGT Rejowinangun Trenggalek.

d. Buku operasional boiler yang digunakan PGT Rejowinangun


37

e. Lembar intruksi kerja boiler

4.5.1 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data primer yang digunakan pada

penelitian ini adalah lembar observasi dan lembar wawancara.

Sedangkan untuk data sekunder data diperoleh dari dokumentasi

perusahaan meliputi: dokumen gambaran umum perusahaan, buku

operasional boiler, lembar pemeriksaan sarana penaggulangan

kebakaran apar, lembar SNI terpentin

4.6 Teknik Analisis Data

Data mengenai bahaya kebakaran yang telah diperoleh melalui observasi

dan wawancara dianalisis dengan cara melakukan penilaian risiko secara semi

kwantitatif. Teknik penilaian risiko kebakaran secara semi kuantitatif dipilih

karena memiliki beberapa kelebihan diantaranya tingkat subyekifitas lebih rendah

dari pada teknik penilaian risiko secara kwalitatif, ditujukan dengan nilai angka

numerik meskipun nilainya tidak absolut,dan teknik lebih terstruktur (Ramli,

2010a). Tahapan dalam melakukan penilaian risiko secara semi kuantitatif yang

pertama adalah setiap bahaya kebakaran yang teridentifikasi ditentukan masing-

masing nilai likelihood dan severity-nya dengan menggunakan tabel nilai

likelihood dan severity seperti berikut,


38

Tabel 4.1 Penentuan Tingkat Kemungkinan (Likelihood)

Nilai Kriteria Uraian


1 Rare (Jarang) Jarang atau tidak pernah terjadi kebakaran
2 Unlikely (Kecil Biasanya tidak terjadi kebakaran, namun ada potensi
kemungkinan) terjadi kemungkinan terjadi kebakaran.
3 Possible (Ada Ada kemungkinan terjadi kebakaran, frekuensi lebih
kemungkinan) dari 1 tahun sekali.
4 Likely (Besar Kemungkinan besar terjadi kebakaran dalam beberapa
kemungkinan) periode tertentu. frekueensi kejadian kebakaran lebih
dari satu kali dalam setahun
5 Almost certain Dapat terjadi setiap saat dalam kondisi normal dimana
(Hampir pasti) kebakaran hampir pasti terjadi dan tidak dapat
terhindar.
Sumber: Siswanto (2009)

Tabel 4.2 Penentuan Tingkat Keparahan (Severity)

Nilai Deskriptor Uraian


1 Insignifant Kebakaran tidak menimbulkan kerugian berarti atau
tidak menimbulkan cidera pada manusia.
2 Minor Kebakaran menimbulkan kerugian sedang,
menimbulkan cidera ringan pada manusia.
3 Moderate Kebakaran menimbulkan kerugian finansial tinggi,
perlunya waktu perbaikan namun tidak mengganggu
kapasitas produksi, cidera sedang pada manusia.
4 Major Kebakaran menyebabkan cidera serius, hilangnya
kapasitas produksi, dan kerugian finansial besar.
5 Catastrophic Kebakaran menyebabkan banyak kematian,
menghentikan kegiatan usaha, bencana dan kerusakan
lingkungan dalam jangka waktu yang lama.
Sumber: Siswanto (2009)
Langkah selanjutnya yaitu menententukan peringkat risiko kebakaran

masing-masing bahaya kebakaran yang telah teridentifikasi atau yang dikenal

dengan analisis risiko kebakaran. analisis risiko kebakaran dilakukan dengan cara

melakuakan perkalian antara nilai likelihood dan severity untuk mengetahui

tingkat risiko pekerjaan menggunakan risk matrik seperti berikut


39

Tabel 4.3 Risk Matrix

Likelyhood Severity
(1 ) (2 ) (3) (4) (5)
Insig- Minor Moderate Major Catastropic
nificant
(5) Almost certain 5 10 15 20 25
(4) Likely 4 8 12 16 20
(3) Possible 3 6 9 12 15
(2) Unlikely 2 4 6 8 10
(1) Rare 1 2 3 4 5
Sumber: Siswanto (2009)
Tahap berikutnya yaitu melakukan evaluasi risiko kebakaran yang

bertujuan untuk menentukan diterima atau tidak suatu risiko. Kriteria tingkat

risiko adalah sebagai berikut.

Tabel 4.4 Kriteria Tingkat Risiko

Tingkat Keterangan
risiko
Low Risiko kebakaran dapat diterima, tidak memerlukan pengendalian
1–4 tambahan. Namun peninjauan tetap dilakuakan untuk memastikan
pengendalian telah diimplementasikan dengan baik dan benar, dan
mencegah risiko lebih lanjut.
Medium Perlu tindakan pengendalian untuk menurunkan tingkat risiko
5–9 kebakaran, namun biaya pengendalian perlu diteliti dan dibatasi.
High Tindakan pengendalian harus segera dilakukan guna menurunkan
10-16 tingkat risiko.
Extreme Pekerjaan tidak boleh dilaksanakan sampai tingkat resiko diturunkan.
20-25 Diperlukan penunjauan ulang terhadap upaya pengendalian.
Sumber: Siswanto (2009)

Tahap penilaian efektifitas pengendalian risiko kebakaran dilakukan

dengan cara memberi nilai implementasi setiap upaya pengendalian yang telah

diterapkan. Penilaian efektifitas pengendalian risiko kebakaran dilakukan dengan

menggunakan tabel pedoman penilaian efektifitas pengendalian dari PT. Freeport

sebagai berikut.
40

Tabel 4.5 Pedoman Penilaian Efektifitas Pengendalian

Nilai Diskripsi
100 % Istimewa Persyaratan yang lengkap dari kontrol yang ada dipenuhi dan
ditaati dan tidak ada keraguan bahwa persyaratan tersebut
secara penuh di implementasikan dan berfungsi
90 % Sangat baik Kontrol yang ada diimplementasikan dan berfungsi tetapi
masih perlu ditingkatkan
75 % Diimplementasik Kontrol yang ada diimplementasikan dan berfungsi. Tetapi,
an dengan baik masih ada celah yang jelas yang harus diperbaiki
65 % Diimplementasik Persyaratan Kontrol yang ada diimplementasikan dan
an berfungsi, tetapi masih diperlukan tindakan yang spesifik dan
terfokus untuk memenuhi persyaratan.
50 % Diimplementasik Persyaratan kontrol yang ada telah diimplementasikan sampai
an sebagian taraf tertentu, memerlukan tindakan-tindakan spesifik untuk
direncanakan dan diimplementasikan

40 % Diimplementasik Walaupun suatu tindakan dilakukan untuk memenuhi


an kurang dari 50 persyaratan suatu item, ada celah ( gap’s) yang jelas dan ada
% kemungkinan kesalahpahaman terhadap beberapa tindakan
spesifik yang masih perlu diambil agar bisa secara semestinya
mengimplementasikan kontrol yang ada
25 % Implementasi Tidak ada tindakan riil yang telah diambil untuk
lemah mengimplementasikan persyaratan. Jelas bahwa hal-hal
tertentu dari persyaratan tidak dipahami. Intervensi spesifik
harus diambil untuk memastikan bahwa kemajuan dibuat
untuk mengimplementasikan persyaratan
15 % Ada pengertian Ada pengertian bahwa tindakan harus diambil tetapi hingga
tanggal ini tidak ada sesuatu yang telah dilakukan untuk
mengimplementasikan persyaratan kontrol yang ada
0% Tidak di Tidak ada yang sudah dilakukan sampai dengan tanggal ini
implementasikan untuk mengimplementasikan persyaratan kontrol yang ada.
Tidak ada pertimbangan implementasi dalam waktu dekat.
Pengertian tentang persyaratan mungkin ada, tetapi tidak ada
tindakan spesifik untuk memenuinya
Sumber: Siswanto (2009)

Terakhir menentukan nilai residual risk kebakaran yang merupakan hasil

perhitungan dari risiko kebakaran awal tanpa adanya upaya pengendalian

dikurangi nilai efektifitas pengendalian. rumus dari perhitungan residual risk

kebakaran sebagai berikut,


41

(100% -% nilai kontrol) X risiko awal


100%
Hasil pengolahan dan analisis data dijadikan dalam bentuk tabel dan narasi

yang di gunakan untuk menarik kesimpulan mengenai risiko kebakaran yang

terdapat di PGT Rejowinangun sebagai hasil akhir penelitian.

Anda mungkin juga menyukai