Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SETENGAH PUTARAN

Dosen Pengampu:

Tomy Syafrudin, M.Pd.


.

Disusun oleh:

1. Miftakhul Khumaidah (2421006)


2. Anggun Zahrotun H. (2421008)
3. Nur Suci Awaliyah (2421011)

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG

2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “(Setengah putaran)” ini
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Geometri Transformasi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang konsep pencerminan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Jombang, 14 Juni 2023

Penyusun

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada pertemuan sebelumnya telah dipelajari materi tentang Pencerminan. Sedangkan
untuk pertemuan kali ini materi yang akan dibahas ialah tentang Setengah Putaran.
Setengah putaran juga dinamakan pencerminan pada suatu titik atau refleksi pada suatu
titik, karena suatu setengah putaran mencerminkan setiap titik bidang pada sebuah titik
tertentu. Setengah putaran merupakan bekal dalam mempelajari Dilatasi.
Setengah Putaran merupakan bagian dari Geometri Transformasi dan merupakan salah
satu bekal dalam mengajar matematika di SMP dan SMA/K. Dalam mempelajari setengah
putaran, kita harus mengetahui defenisi, rumus, sifat-sifat dan hasil kali setengah putaran.
Oleh karena itu, kami dari kelompok 2 akan memaparkan materi tentang setengah putaran.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah defenisi setengah putaran?
2. Apa rumus dari setengah putaran?
3. Apa saja sifat-sifat setengah putaran?
4. Bagaimanakah hasil kali setengah putaran?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi setengah putaran
2. Untuk mengetahui rumus setengah putaran
3. Untuk mengetahui sifat-sifat setengah putaran
4. Untuk mengetahui hasil kali setengah putaranApa saja dalil-dalil tentang pencerminan?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Setengah Putaran


Sebuah setengah putaran pada titik A adalah suatu padanan SA yang didefinisikan untuk
setiap titik pada bidang sebagai berikut :
i) Apabila P ≠ A maka SA(P) = P′ sehingga A dititik tengah ruas garis ̅̅̅̅̅
𝑃𝑃′
ii) SA(A) = A.

Q′ SA(P)

P′ SA(Q)

Contoh Soal:
Diberikan A,B dan C adalah titik-titik pada bidang ecluid V dan A adalah titik tengah,
lukislah :
a. Titik D sehingga D = SA(B)
b. Titik E sehingga E = SA(C)
Penyelesaian :
E B

D C

Menurut definisi B ≠ A, maka SA(B) = D, dimana D diperoleh perpanjangan BA sepanjang


AB sehingga A titik tengah ̅̅̅̅
𝐵𝐷.

2
B. Rumus Setengah Putaran
Teorema 7.4
Jika A = (a, b) dan P = (x, y) maka S𝐴(P) = (2𝑎 − 𝑥, 2𝑏 − 𝑦)

P(x, y)

g
A(a,b)

P(𝑥0 , 𝑦0 )

Misalkan P’(𝑥0 , 𝑦0 )) adalah S𝐴(P) maka A pertengahan / titik tengah ̅̅̅̅̅


𝑃𝑃′
Maka :
𝑦+ 𝑦0
𝑥+ 𝑥0 b= (𝑥0 , 𝑦0 )
𝐴(𝑎, 𝑏) ⇒ 𝑎 = 2
2

2𝑎 = 𝑥 + 𝑥0 2𝑏 = 𝑦 + 𝑦0

2𝑎 − 𝑥 = 𝑥0 2𝑏 − 𝑦 = 𝑦0

Maka : 𝑃′(2𝑎 − 𝑥, 2𝑏 − 𝑦)
Jadi : S𝐴(𝑃) = (2𝑎 − 𝑥, 2𝑏 − 𝑦)
Definisi : A dinamakan titik tetap (invarian) transformasi T apabila berlaku T(A) = A
Definisi : Sebuah transformasi T yang bersifat bahwa sebuah garis petanya juga dinamakan
kalineasi
Definisi : Suatu kalineasi A dinamakan suatu dilatasi apabila untuk setiap garis g berlaku
sifat A(g) // g. Salah satu contoh adalah setengah putaran.

Contoh Soal :
Apabila A = (2,3), tentukanlah :
a) SA(C)apabila C = (2,3)
b) SA(P)apabila P = (x, y)
Penyelesaian :
a) Diketahui : A = (2,3)
C = ( 2, 3)
Ditanya : SA(C) … . ?

3
Jawab :
SA(C) = (2𝑎 − x, 2b − y)
𝐴 = (2,3) = (𝑎, 𝑏)
𝐶 = (2,3) = (𝑥, 𝑦)
SA(C) = (2(2) − 2,2(3) − 3)
= (4 − 2,6 − 3)
= (2,3)
Jadi, SA(C) = (2,3)
b) Diketahui : A = (2,3) = (a,b)
P = (x,y) = (x,y)
Ditanya : SA(P) … . ?
Jawab :
SA(P) = (2a − x, 2b − y)
= (2(2) − 𝑥𝑥, 2(3)𝑦𝑦
= (4 − 𝑥2, 2 − 𝑦2)
= (𝑥2 − 4, 𝑦2 − 6)

C. Sifat-Sifat Setengah Putaran


1. Teorema 7.1 : Andaikan A sebuah titik dan g dan h dua buah garis tegak lurus yang
berpotongan di A. Maka SA = M𝑔Mh
a) Kasus I : P ≠ A
Bukti : Oleh karena g ⊥ h, maka kita dapat membuat sebuah sistem sumbu
ortogonal dengan g sebagai sumbu X dan h sebagai sumbu Y. A dipakai sebagai
titik asal (gambar 7.1)
Y

P’(-x, y)
P(x, y)

P’’(-x, -y)
h

Gambar 7.1

4
Ditunjukkan bahwa untuk setiap P berlaku SA(𝑃) = MgMh(P).
Andaikan P(x,y) ≠ A dan SA(𝑃) = 𝑃′′(𝑥1, 𝑦1)
Karena SA(𝑃) = 𝑃′′ maka A titik tengah ̅̅̅̅̅
𝑃𝑃′ sehingga
𝑥1 +𝑥 𝑦1 +𝑦
(0,0) = ,
2 2

diperoleh 𝑥1 + 𝑥 = 0 dan 𝑦1 + 𝑦 = 0 atau 𝑥1 = -𝑥 dan 𝑦1 = -𝑦


Jadi SA(𝑃) = 𝑃 (-𝑥, -𝑦)...................... (1)
Komposisi pencerminan
M𝑔Mh(𝑃) = M𝑔[Mℎ]
= M𝑔(-𝑥, 𝑦)
= (-𝑥, -𝑦)
Artinya M𝑔Mh(𝑃) = (-𝑥, -𝑦)..............(2)
Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh SA(𝑃) = MgMh(P)
Jadi SA = MgMh
b) Kasus II : P = A
Menurut defenisi, SA(𝐴) = 𝐴.............................(1)
MgMh(𝐴) = M𝑔(𝐴) = 𝐴....................................(2)
Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh SA(𝐴) = MgMh(𝐴)
Jadi, SA(𝐴) = MgMh(𝐴)
Contoh :
Diketahui titik-titik A,B,C yang tak segaris. Lukislah garis-garis g dan h sehingga
M𝑔(𝐵) = 𝐵 dan SA = MgMh
Penyelesaian :

B’ B

g x
A

B’’ C

5
2. Teorema 7.2
Jika g dan h dua garis yang tegak lurus maka M𝑔Mh = MℎMg
Bukti :
Kalau P = A (lihat gambar 7.1) maka
M𝑔Mh(𝐴) = M𝑔(𝐴) = 𝐴
Juga MℎMg(𝐴) = Mℎ(𝐴) = 𝐴
Sehingga M𝑔Mh(𝐴) = MℎMg(𝐴)
Untuk P ≠ A maka M𝑔Mh(𝐴) = SA
Selanjutnya MℎMg(𝑃) = Mℎ((𝑥, -𝑦)) = (-𝑥, -𝑦) = SA(𝑃) Jadi M𝑔Mh = SA
Sehingga diperoleh M𝑔Mh = MℎMg
Catatan : Ini berarti bahwa komposisi pencerminan terhadap dua garis yang tegak
lurus adalah komutatif.
3. Teorema 7.3
Jika S𝐴 setengah putaran, maka S𝐴−1 = S𝐴
Bukti :
Andaikan g dan h dua gris yang tegak lurus maka M𝑔Mh = S𝐴 dengan A titik potong
antara g dan h. Jadi (M𝑔Mh)−1 = Mh−1M𝑔−1 = S𝐴−1
Dimana misalkan :
(M𝑔Mh)−1 = Mh−1M𝑔−1 = S𝐴−1M𝑔 = M𝑔
Mh−1 = Mh
S𝐴−1 = (M𝑔Mh)−1
= Mh−1M𝑔−1
= MℎMg
= M𝑔Mg
Jadi, S𝐴−1 = M𝑔Mh = S𝐴

D. Hasil Kali Setengah Putaran


Teorema 7.6
Bukti : Hasil kali dua setengah putaran dengan pusat-pusat yang berbeda, tidak memiliki
titik tetap.
Andaikan A dan B pusat-pusat setengah putaran tersebut. Andaikan 𝑔 = ⃡𝐴𝐵 dan andaikan
⃡ di A dan di B.
h dan k garis-garis tegak lurus pada 𝐴𝐵
Maka:

6
𝑆𝐴𝑆𝐵 = (𝑀ℎ𝑀𝑔)(𝑀𝑔𝑀𝑘)
= [(𝑀ℎ𝑀𝑔)𝑀𝑔]𝑀𝑘
= [𝑀ℎ(𝑀𝑔𝑀𝑔)]𝑀𝑘= 𝑀ℎ 𝐼 𝑀𝑘 = (𝑀ℎ 𝐼)𝑀𝑘
= 𝑀ℎ𝑀𝑘 ( lihat gambar 7.6)

A B

h k
Gambar 7.6

Andaikan X titik invarian 𝑆𝐴𝑆𝐵. Jadi 𝑆𝐴𝑆𝐵(𝑋) = 𝑋. Sehingga


(𝑀ℎ𝑀𝑘)(𝑋) = 𝑋.
Jadi (𝑀ℎ𝑀𝑔)(𝑀𝑔𝑀𝑘)
𝑀ℎ[(𝑀ℎ𝑀𝑘)𝑋] = 𝑀ℎ(𝑋) atau [(𝑀ℎ𝑀ℎ)𝑀𝑘(𝑋)] = 𝑀ℎ(𝑋)
𝐼𝑀𝑘(𝑋) = 𝑀ℎ(𝑋)
𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑀𝑘(𝑋) = 𝑀ℎ(𝑋)
Andaikan 𝑀𝑘(𝑋) = 𝑋1
Andaikan 𝑋 ≠ 𝑋1. Dalam hal ini h dan k adalah sumbu dari ruas garis ̅̅̅̅̅
𝑋𝑋1 . Oleh karena
itu garis hanya memiliki satu sumbu, maka h//k. Ini tentunya tak mungkin sebab A ≠
B.
Andaikan 𝑋 = 𝑋1 maka 𝑀𝑘(𝑋) = 𝑀ℎ(𝑋). Jadi X ∈ k dan X ∈ h yang berarti bahwa h dan
k berpotongan di X. Ini tak mungkin sebab h // k. Bagaimanapun tidak mungkin ada
sebuah titik X sehingga 𝑀𝑘(𝑋) = 𝑀ℎ(𝑋) atau 𝑆𝐴𝑆𝐵(𝑋) = 𝑋. Jadi hasil kali 𝑆𝐴𝑆𝐵 tidak
memiliki titik tetap.
Contoh soal :
Buktikan :
a) Apabila 𝑔 ∕∕ ℎ maka (𝑀𝑔 ∘ 𝑀ℎ) tidak memiliki titk invarian.
b) Apabila A ∉ 𝑔, 𝑔 suatu garis maka S𝐴 ∘ 𝑀𝑔 tidak memiliki titik invarian.
Jawab:
a) Ambil garis k tegak lurus dengan 𝑔 dan ℎ, misalkan
k ∩ g = {A}

7
k ∩ h = {B}
𝑀𝑔 ∘ 𝑀ℎ = 𝑀𝑔 ∘ 𝐼 ∘ 𝑀ℎ
= 𝑀𝑔 ∘ (𝑀𝑘 ∘ 𝑀𝑘 ) ∘ 𝑀ℎ
=(𝑀𝑔 ∘ 𝑀𝑘 ) ∘ (𝑀𝑘 ∘ 𝑀ℎ)
= SA ∘ SB
Bahwa SA ∘ SB tidak memiliki titik invarian maka 𝑀𝑔 ∘ 𝑀ℎ , juga tidak memiliki
titik invarian.
b) Misalkan ada titik invarian dari SA ∘ 𝑀𝑔 , yaitu X. akibatnya
(SA ∘ 𝑀𝑔 )(X) = X SA−1 ∘ (SA ∘ 𝑀𝑔 )(X) = SA−1(X)
⟺ [(SA−1 ∘ SA) ∘ 𝑀𝑔 ](X) = SA(X)
⟺ (I ∘ 𝑀𝑔 )(X) = SA(X)
⟺ 𝑀𝑔 (X) = SA(X)
Misalkan 𝑀𝑔 (X) = SA(X) = Y maka
A titik tengah ̅̅̅̅
𝑋𝑌 ……………………….(1)
̅̅̅̅...…………………………......(2)
g sumbu 𝑋𝑌
dari (1) dan (2) dapat disimpulkan A ∈ g . terjadi kontradiksi dengan yang diketahui
bahwa A ∉ g. Akibatnya pengandaian X titik invarian dari SA ∘ 𝑀𝑔 bernilai salah
.berdasarkan hal ini disimpulkan SA ∘ 𝑀𝑔 tidak memiliki titik invarian.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebuah setengah putaran pada titik A adalah suatu padanan S A yang
didefinisikan untuk setiap titik pada bidang yang apabila P ≠ A maka SA(P) = P′
̅̅̅̅̅ dan SA(A) = A.
sehingga A dititik tengah ruas garis 𝑃𝑃′
Setengah putaran memiliki sifat-sifat : Andaikan A sebuah titik dan g dan h
dua buah garis tegak lurus yang berpotongan di A. Maka SA = M𝑔Mh. Jika S𝐴
setengah putaran, maka S𝐴−1 = S𝐴. Jika A = (a,b) dan P = (x, y) maka S𝐴(P) = (2𝑎
− 𝑥, 2𝑏 − 𝑦). Hasil kali dua setengah putaran dengan pusatpusat yang berbeda,
tidak memiliki titik tetap.

9
DAFTAR PUSTAKA

Rawuh. 1992. Geometri Transformasi. Bandung: Rios Multi Cipta

10

Anda mungkin juga menyukai