Makalah Setengah Putaran
Makalah Setengah Putaran
SETENGAH PUTARAN
Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “(Setengah putaran)” ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Geometri Transformasi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang konsep pencerminan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada pertemuan sebelumnya telah dipelajari materi tentang Pencerminan. Sedangkan
untuk pertemuan kali ini materi yang akan dibahas ialah tentang Setengah Putaran.
Setengah putaran juga dinamakan pencerminan pada suatu titik atau refleksi pada suatu
titik, karena suatu setengah putaran mencerminkan setiap titik bidang pada sebuah titik
tertentu. Setengah putaran merupakan bekal dalam mempelajari Dilatasi.
Setengah Putaran merupakan bagian dari Geometri Transformasi dan merupakan salah
satu bekal dalam mengajar matematika di SMP dan SMA/K. Dalam mempelajari setengah
putaran, kita harus mengetahui defenisi, rumus, sifat-sifat dan hasil kali setengah putaran.
Oleh karena itu, kami dari kelompok 2 akan memaparkan materi tentang setengah putaran.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah defenisi setengah putaran?
2. Apa rumus dari setengah putaran?
3. Apa saja sifat-sifat setengah putaran?
4. Bagaimanakah hasil kali setengah putaran?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi setengah putaran
2. Untuk mengetahui rumus setengah putaran
3. Untuk mengetahui sifat-sifat setengah putaran
4. Untuk mengetahui hasil kali setengah putaranApa saja dalil-dalil tentang pencerminan?
1
BAB II
PEMBAHASAN
Q′ SA(P)
P′ SA(Q)
Contoh Soal:
Diberikan A,B dan C adalah titik-titik pada bidang ecluid V dan A adalah titik tengah,
lukislah :
a. Titik D sehingga D = SA(B)
b. Titik E sehingga E = SA(C)
Penyelesaian :
E B
D C
2
B. Rumus Setengah Putaran
Teorema 7.4
Jika A = (a, b) dan P = (x, y) maka S𝐴(P) = (2𝑎 − 𝑥, 2𝑏 − 𝑦)
P(x, y)
g
A(a,b)
P(𝑥0 , 𝑦0 )
2𝑎 = 𝑥 + 𝑥0 2𝑏 = 𝑦 + 𝑦0
2𝑎 − 𝑥 = 𝑥0 2𝑏 − 𝑦 = 𝑦0
Maka : 𝑃′(2𝑎 − 𝑥, 2𝑏 − 𝑦)
Jadi : S𝐴(𝑃) = (2𝑎 − 𝑥, 2𝑏 − 𝑦)
Definisi : A dinamakan titik tetap (invarian) transformasi T apabila berlaku T(A) = A
Definisi : Sebuah transformasi T yang bersifat bahwa sebuah garis petanya juga dinamakan
kalineasi
Definisi : Suatu kalineasi A dinamakan suatu dilatasi apabila untuk setiap garis g berlaku
sifat A(g) // g. Salah satu contoh adalah setengah putaran.
Contoh Soal :
Apabila A = (2,3), tentukanlah :
a) SA(C)apabila C = (2,3)
b) SA(P)apabila P = (x, y)
Penyelesaian :
a) Diketahui : A = (2,3)
C = ( 2, 3)
Ditanya : SA(C) … . ?
3
Jawab :
SA(C) = (2𝑎 − x, 2b − y)
𝐴 = (2,3) = (𝑎, 𝑏)
𝐶 = (2,3) = (𝑥, 𝑦)
SA(C) = (2(2) − 2,2(3) − 3)
= (4 − 2,6 − 3)
= (2,3)
Jadi, SA(C) = (2,3)
b) Diketahui : A = (2,3) = (a,b)
P = (x,y) = (x,y)
Ditanya : SA(P) … . ?
Jawab :
SA(P) = (2a − x, 2b − y)
= (2(2) − 𝑥𝑥, 2(3)𝑦𝑦
= (4 − 𝑥2, 2 − 𝑦2)
= (𝑥2 − 4, 𝑦2 − 6)
P’(-x, y)
P(x, y)
P’’(-x, -y)
h
Gambar 7.1
4
Ditunjukkan bahwa untuk setiap P berlaku SA(𝑃) = MgMh(P).
Andaikan P(x,y) ≠ A dan SA(𝑃) = 𝑃′′(𝑥1, 𝑦1)
Karena SA(𝑃) = 𝑃′′ maka A titik tengah ̅̅̅̅̅
𝑃𝑃′ sehingga
𝑥1 +𝑥 𝑦1 +𝑦
(0,0) = ,
2 2
B’ B
g x
A
B’’ C
5
2. Teorema 7.2
Jika g dan h dua garis yang tegak lurus maka M𝑔Mh = MℎMg
Bukti :
Kalau P = A (lihat gambar 7.1) maka
M𝑔Mh(𝐴) = M𝑔(𝐴) = 𝐴
Juga MℎMg(𝐴) = Mℎ(𝐴) = 𝐴
Sehingga M𝑔Mh(𝐴) = MℎMg(𝐴)
Untuk P ≠ A maka M𝑔Mh(𝐴) = SA
Selanjutnya MℎMg(𝑃) = Mℎ((𝑥, -𝑦)) = (-𝑥, -𝑦) = SA(𝑃) Jadi M𝑔Mh = SA
Sehingga diperoleh M𝑔Mh = MℎMg
Catatan : Ini berarti bahwa komposisi pencerminan terhadap dua garis yang tegak
lurus adalah komutatif.
3. Teorema 7.3
Jika S𝐴 setengah putaran, maka S𝐴−1 = S𝐴
Bukti :
Andaikan g dan h dua gris yang tegak lurus maka M𝑔Mh = S𝐴 dengan A titik potong
antara g dan h. Jadi (M𝑔Mh)−1 = Mh−1M𝑔−1 = S𝐴−1
Dimana misalkan :
(M𝑔Mh)−1 = Mh−1M𝑔−1 = S𝐴−1M𝑔 = M𝑔
Mh−1 = Mh
S𝐴−1 = (M𝑔Mh)−1
= Mh−1M𝑔−1
= MℎMg
= M𝑔Mg
Jadi, S𝐴−1 = M𝑔Mh = S𝐴
6
𝑆𝐴𝑆𝐵 = (𝑀ℎ𝑀𝑔)(𝑀𝑔𝑀𝑘)
= [(𝑀ℎ𝑀𝑔)𝑀𝑔]𝑀𝑘
= [𝑀ℎ(𝑀𝑔𝑀𝑔)]𝑀𝑘= 𝑀ℎ 𝐼 𝑀𝑘 = (𝑀ℎ 𝐼)𝑀𝑘
= 𝑀ℎ𝑀𝑘 ( lihat gambar 7.6)
A B
h k
Gambar 7.6
7
k ∩ h = {B}
𝑀𝑔 ∘ 𝑀ℎ = 𝑀𝑔 ∘ 𝐼 ∘ 𝑀ℎ
= 𝑀𝑔 ∘ (𝑀𝑘 ∘ 𝑀𝑘 ) ∘ 𝑀ℎ
=(𝑀𝑔 ∘ 𝑀𝑘 ) ∘ (𝑀𝑘 ∘ 𝑀ℎ)
= SA ∘ SB
Bahwa SA ∘ SB tidak memiliki titik invarian maka 𝑀𝑔 ∘ 𝑀ℎ , juga tidak memiliki
titik invarian.
b) Misalkan ada titik invarian dari SA ∘ 𝑀𝑔 , yaitu X. akibatnya
(SA ∘ 𝑀𝑔 )(X) = X SA−1 ∘ (SA ∘ 𝑀𝑔 )(X) = SA−1(X)
⟺ [(SA−1 ∘ SA) ∘ 𝑀𝑔 ](X) = SA(X)
⟺ (I ∘ 𝑀𝑔 )(X) = SA(X)
⟺ 𝑀𝑔 (X) = SA(X)
Misalkan 𝑀𝑔 (X) = SA(X) = Y maka
A titik tengah ̅̅̅̅
𝑋𝑌 ……………………….(1)
̅̅̅̅...…………………………......(2)
g sumbu 𝑋𝑌
dari (1) dan (2) dapat disimpulkan A ∈ g . terjadi kontradiksi dengan yang diketahui
bahwa A ∉ g. Akibatnya pengandaian X titik invarian dari SA ∘ 𝑀𝑔 bernilai salah
.berdasarkan hal ini disimpulkan SA ∘ 𝑀𝑔 tidak memiliki titik invarian.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebuah setengah putaran pada titik A adalah suatu padanan S A yang
didefinisikan untuk setiap titik pada bidang yang apabila P ≠ A maka SA(P) = P′
̅̅̅̅̅ dan SA(A) = A.
sehingga A dititik tengah ruas garis 𝑃𝑃′
Setengah putaran memiliki sifat-sifat : Andaikan A sebuah titik dan g dan h
dua buah garis tegak lurus yang berpotongan di A. Maka SA = M𝑔Mh. Jika S𝐴
setengah putaran, maka S𝐴−1 = S𝐴. Jika A = (a,b) dan P = (x, y) maka S𝐴(P) = (2𝑎
− 𝑥, 2𝑏 − 𝑦). Hasil kali dua setengah putaran dengan pusatpusat yang berbeda,
tidak memiliki titik tetap.
9
DAFTAR PUSTAKA
10