Laprak Konstanta Gaya Pegas Acc
Laprak Konstanta Gaya Pegas Acc
BAB I
PENDAHULUAN
2020).
1.2 Tujuan Percobaan
1.2.1 Tujuan Instruksi Umum (TIU)
Mahasiswa dapat memahami peristiwa gerak harmonik pada pegas
1.2.2 Tujuan Instruksi Khusus (TIK)
1. Mahasiswa dapat memahami arti waktu/periode getaran dan frekuensi
getaran (osilasi)
2. Mahasiswa dapat mengamati pengaruh simpangan dan massa terhadap
getaran.
3. Mahasiswa dapat menghitung besarnya kostanta gaya pegas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
F = k∆ x ......................................................................................(4.2.1)
Keterangan :
Pada gambar 4.2.1 di atas terlihat bahwa saat objek berada pada posisi
kesetimbangan, 𝑥 = 0, gaya pemulihnya 𝐹 = 0 (gambar 4.2.1). Gambar 4.2.1
menunjukkan saat objek disimpangkan sejauh 𝑥 dari titik kesetimbangannya,
gaya pemulih pegas 𝐹 selalu berlawanan arah dengan simpangannya, yang oleh
Hooke dirumuskan sebagai:
F = ̵kx ............................................................................................(4.2.2)
Keterangan :
F = gaya (N), K = konstanta pegas (N/m), X = Perpindahan pegas dari
posisi kesetimbangan.
Tanda negatif (−) menunjukkan bahwa gaya pemulih selalu berlawanan
arah dengan simpangan. Misalnya objek pada gambar 4.2.1 bergerak hanya pada
sumbu 𝑥, persamaan gerak untuk objek tersebut dapat diturunkan dari Hukum II
KONSTANTAdGAYA
2
x PEGAS
…………...............………………………………(4.2.3)
F=m 2
dt
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
Newton:
ƩF = mẍ ....................................................................................... (4.2.5)
c k ..............................................................................(4.2.9)
s2 + s+ =0
m m
c
Misalkan = 2y maka persamaan 4.2.7 menjadi:
m
Bentuk 𝑒−𝛾𝑡 adalah fungsi waktu yang meluruh secara eksponensial. Sifat
suku-suku di dalam kurung tergantung nilai numerik di bawah akar yaitu apakah
positif, nol atau negatif . Selanjutnya akan ditinjau tiga keadaan tersebut.
hambatan, pegas juga dapat dirangkai atau disebut dengan rangkaian pegas.
Bentuk rangkaian pegas akan menentukan nilai konstanta pegas total yang pada
akhirnya akan menentukan nilai dari gaya pegas itu sendiri. Pegas atau per (er
seperti dalam kata ember) adalah benda yang bersifat elastis yang digunakan
untuk menyimpan energi mekanis. pegas biasanya terbuat dari berbagai macam
logam, namun umumnya terbuat dari baja.
1 1 1
= + +........ ..............................................................(4.2.12)
ks k1 k2
Keterangan :
k s= konstanta pegas susunan seri (N/m), k 1= konstanta pegas 1 (N/m) , k 2
= konstanta pegas 2 (N/m).
Jika pegas yang tersusun dari 2 maka selanjutnya +1/k 3 + 1/k4 dan
seterusnya.
Gambar 4.2.3 Pegas seri (Ishaq, Muhammad, 2007. Fisika Dasar edisi 1)
KONSTANTA GAYA PEGAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
ktotal = k1 + k2 + k3 + ...... + kn
........................................................(4.2.13)
Keterangan :
Kn = Konstanta pegas ke –n, k1 = konstanta pegas 1 (N/m), k2 =
konstanta
konstanta pegas 2 (N/m).
Gambar 4.2.4 Pegas pararel (Ishaq, Muhammad, 2007. Fisika Dasar edisi 1)
Energi potensial pegas adalah energi yang ada pada suatu benda
disebabkan karena posisi benda tersebut atau posisi tinggi bendatersebut dari
tanah. Sedangkan energi pegas adalah energi yang dimiliki oleh benda yang
memiliki potensial atau benda yang elastis yang mempunyai potensi. Energi
potensial di sebut juga dengan energi diam karena benda yang dalam keadaan
diam dapat memiliki energi. Energi potensial terbagi menjadi tiga jenis, yaitu
energi potensial gravitasi, energi potensial listrik dan energi pegas elastis.
Sebuah pegas yang ditarik dengan gaya F, menyebabkan pegas meregang
(bertambah panjang). Besarnya energi yang dibutuhkan untuk meregangkan pegas
sama dengan energi yang tersimpan pada pegas, yaitu Energi Potensial Pegas.
Contohnya, pada tali busur yang ditarik. Usaha yang dilakukan oleh pemanah
pada tali busur, menyebabkan tali busur dan anak panah dilepaskan, energi
berubah menjadi energi kinetik.
Energi potensial gravitasi adalah energi yang dimiliki oleh benda karena
kedudukannya oleh permukaan bumi. Energi potensial listrik dapat diartikan
sebagai suatu muatan pada tempat tertentu dalam media listrik. Energi ini sama
dengan usaha atau kerja yang dibutuhkan untuk memindahkan atau mengalirkan
muatan tersebut dari titik tak terhingga ke titik tersebut. Energi potensial pegas
atau elastis adalah energi yang di perlukan untuk menekan atau merenggangkan
pegas.
Luasan bawah yang diarsir itu merupakan usaha sama dengan perubahan
energi potensial. Jadi untuk menghitung energi potensial tersebut bisa dirumuskan
dengan:
W= Ep = ½ k ( Δx )²
.................................................................(4.2.14)
Keterangan :
W= Usaha (Nm), Ep= Energi Potensial (Nm), K= Konstanta gaya pegas.
Dari bunyi bunyi hukum Hooke di atas, hukum Hooke dapat simpulkan
dan tuliskan sebagai berikut :
F = K.∆ x ….........................................................................(4.2.15)
Keterangan :
F : besar gaya luar yang diberikan pada Pegas (N), Δx : Pertambahan
panjang pegas (m), K : Konstanta Pegas (N/m).
Ketika sebuah pegas diberi gaya luar dengan ditarik, maka pegas akan
mengeluarkan gaya yang besarnya sama dengan gaya luar yang menariknya, tetapi
arahnya berlawanan (aksi = reaksi). Jika gaya yang diberikan pegas ini disebut
Gaya pemulih pegas (Fp), gaya pemulih ini juga sebanding dengan pertambahan
panjang pegas Δx.
2.6.1 Tegangan
Tegangan merupakan keadaan dimana sebuah benda mengalami
pertambahan panjang ketika sebuah benda diberi gaya pada salah satu ujungnya
sedangkan ujung lainnya ditahan. Fenomena ini mengambarkan suatu tegangan
yang mana dalam fisika disimbolkan dengan σ dan secara matematis dapat
ditulis seperti berikut ini.
F . …................................................................................
σ
A
(4.2.16)
Keterangan :
F = Besar gaya tekan/tarik (N), A = Luas penampang (m2), σ = Tegangan.
F = K.∆ x
...........................................................................................................(4.2.17)
Keterangan :
F : besar gaya luar yang diberikan pada Pegas (N), Δx : Pertambahan
panjang pegas (m), K : Konstanta Pegas (N/m)
Ketika sebuah pegas diberi gaya luar dengan ditarik, maka pegas akan
mengeluarkan gaya yang besarnya sama dengan gaya luar yang menariknya, tetapi
arahnya berlawanan (aksi = reaksi). Jika gaya yang diberikan pegas ini disebut
Gaya pemulih pegas (Fp), gaya pemulih ini juga sebanding dengan pertambahan
panjang pegas Δx.
2.6.3 Modulus elastisitas (Modulus Young)
= - F reaksi . Jika gaya tersebut disebut dengan gaya pegas (Fp) maka gaya ini pun
sebanding dengan pertambahan panjang pegas ( x). persamaan matematis gaya
pegas hukum hooke adalah F = k x , dengan F = gaya pegas (N) k = konstanta
pegas (N/m) x = perubahan panjang pegas (m) (Guru, 2017).
Perhatikan gambar dibawah ini:
Gambar 4.2.7 Persamaan Pegas (Ishaq, Muhammad, 2007. Fisika Dasar edisi 1)
Fp = - F
….........................................................................(4.2.18)
Fp = - k .
Keterangan :
Fp = gaya pegas (N), pertambahan panjang pegas (m), k = konstanta
pegas.
Kamu tidak perlu khawatir terhadap tanda minus (-). Tanda tersebut hanya
menyatakan arah gaya pegas yang berlawanan dengan arah gaya tarik. Sifat pegas
yang elastis banyak digunakan dalam kegunaan sehari-hari. Contoh penggunaan
pegas dapat kamu lihat pada kasur pegas (spring bed) atau pada kendaraan
bermotor. Pada kendaraan bermotor pegas digunakan sebagai peredam kejut
(shockbreaker). Penggunaan pegas biasanya dipakai secara bersamaan dalam satu
sistem pegas. Nilai konstanta pegas tersebut akan berubah tergantung susunannya.
ΣF= 0 …..................................................................................(4.2.19)
Keterangan :
∑F = Resultan gaya (N)
2.8.2 Hukum Newton 2
Hukum Newton II menyatakan bahwa laju perubahan momentum benda
sama dengan gaya yang bekerja pada benda tersebut. Dari Hukum I Newton
diketahui gaya total yang bekerja pada benda bisa menimbulkan percepatan pada
benda. Sekarang, berapakah besar percepatan a, yang dihasilkan leh sebuah gaya
F pada sebuah benda bermassa m. Bagaimana hubungan antara percepatan dan
gaya? Bayangkan, gaya yang diperlukan untuk mendorong sebuah gerobak yang
gesekannya minimal (Abdullah, 2017).
ΣF = m . a …..................................................................................(4.2.20)
Keterangan:
a = Percepatan benda (m/s), m = Massa (kg), F = Gaya (N)
Jika benda yang mengalami perubahan keadaan yang bergerak dengan
arah percepatan dari benda berbanding lurus dengan bergerak percepatan dan
satuan. Dalam Hukum II Newton, jika benda memperoleh dorongan gaya yang
searah laju arah benda tersebut maka akan memiliki gaya yang semakin besar.
Begitu pula sebaliknya, apabila terjadi gaya tolak melawan gaya benda tersebut,
maka laju gaya melambat akibat adanya perubahan kecepatan dan perubahan laju
(Abdullah, 2017).
2.8.3 Hukum Newton 3
Setiap gaya aksi yang dilakukan, selalu ada gaya reaksi yang besarnya
sama tetapi arahnya berlawanan.
......................................................................................(4.2.21)
F aksi = -F reaksi
Keterangan:
F aksi= Gaya yang diberikan benda, F reaksi=¿ Gaya yang diterima benda.
Contoh dalam kehidupan nyata adalah saat kita beraksi mendorong sebuah
dinding, namun dinding tidak bergerak. Karena dinding memberi gaya reaksi yang
berlawanan terhadap kita yang besarnya sama. (Abdullah, 2017).
Percepatan gravitasi termasuk dalam gerak jatuh bebas. Gerak jatuh bebas
merupakan gerak benda jatuh dari ketinggian tertentu menuju permukaan bumi
tanpa kecepatan awal dan benda mengalami percepatan. Percepatan merupakan
besaran vektor sehingga mempunyai besar dan arah konstan (ketetapan percepatan
gravitasi 9,81 m/s2). Artinya, setiap detik sebuah partikel yang dikenai percepatan
gravitasi kecepatannya akan bertambah sebesar 9,81 m/s. Angka 9,81 m/s2
seringkali dibulatkan menjadi 9,8 ataupun menjadi 10 m/s2. Percepatan gravitasi
adalah perubahan kecepatan gaya tarik bumi terhadap suatu benda atau zat. Nilai
percepatan gravitasi berbeda dari suatu tempat ke tempat lain, tergantung
ketinggian dan kondisi geologi tempat tersebut, serta dipengaruhi juga oleh jauh
atau dekatnya zat atau benda terhadap pusat bumi. Semakin jauh zat atau benda
tersebut maka semakin kecil percepatan gravitasinya.
Kecepatan Awal (vo) dan Kecepatan Akhir (vt)
......................................................................................(4.2.22)
s = vo atau t + a.t2
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
a b c
d e f
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
ASISTEN
( NURYAUMIL RISLAMI )
BAB V
PENGOLAHAN DATA
5.1 Perhitungan nilai konstanta gaya pegas pada keadaan statis untuk
setiap beban dalam satuan (N/m).
a. Fn = m.g
F 1 = m1 . g
= 0,01 . 9,81
= 0,098
F 2 = m2 . g
= 0,02 . 9.81
= 0,1962
F 3 = m3 . g
= 0,03 . 9,81
= 0,2943
xa+ xb+ xc + xd
b. ∑xn =
n
0,063
=
4
= 0,1575 m
0,019+0,020+0,022+ 0,023
∑x2 =
4
0,004
=
4
= 0,021 m
0,023+0,024 +0,025+0,026
∑x3 =
4
0,098
=
4
KONSTANTA GAYA PEGAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
= 0,0245 m
F
c. K =
∑X
F1
K1 =
∑X1
0,098
=
0,01575
= 6,2 N/m
F1
K2 =
∑X2
0,1962
=
0,021
= 9,342 N/m
F3
K3 =
∑X3
0,2943
=
0,0245
= 12,012 N/m
5.2 Perhitungan nilai konstanta gaya pegas pada keadaan dinamis untuk
setiap beban.
4π2
K =
T2
t
Tn =
jumlah getaran
8 , 02
Ta1 =
10
= 0,802 s
8 , 45
Ta2 =
10
= 0,845 s
9 , 28
Ta3 =
10
= 0,928 s
8 , 02
Tb1 =
10
= 0,802
8 , 45
Tb2 =
10
= 0,845
9 ,32
Tb3 =
10
= 0,932
8 , 05
Tc1 =
10
= 0,805
8 , 49
Tc2 =
10
= 0,849
9 ,35
Tc3 =
10
= 0,935
∑ T tan+Tbn+Tcn
T= =
n n
∑ T Ta1+Tb 1+ Tc1
T1 = =
n n
8 , 02+ 8 , 02+ 8 , 05
=
3
24 , 09
=
3
= 8,03 s
∑T Ta2+Tb 2+Tb 3
T2 = =
n n
8 , 45+8 , 49+ 8 , 49
=
3
25 , 43
=
3
= 8,476 s
∑T Ta3+Tb 3+Tc 3
T3 = =
n n
9 , 28+9 , 32+ 9 ,35
=
3
27 , 95
=
3
= 9,316 s
2
4π
Kn = 2 (me+mb+mp)
T
2
4π
K1 = 2 (me + mb + mp)
T
2
4 x 3 ,14
= 2 (0,0178 + 0,01 +0,0618)
(8 , 03)
39,438
= (0,089)
71,842
= 0,611 . 0,089
= 0,0543
2
4π
K2 = 2 (me + mb + mp)
T
4 x ( 3 ,14 ) 2
= 2
(0,0178+0 , 02+0,618)
( 8,476 )
❑
39,438
= ( 0 , 99 )
71,842
¿ 0,548 . 0,099
= 0,0542
2
4π
K3 = 2 (me + mb + mp)
T
2
4 x ( 3 ,14 )
= 2
(0,0178+0 , 03+0,618)
( 9,316 )
❑
39,438
= (0,109)
86,787
¿ 0,454 . 0,109
¿ 0,0494
5.3 Teori ketidakpastian
∆ k= (
√ δk 2
δk
δk 2
) .(∆ f )2+( ) .(∆ x)2
δx
dimana :
'
u=f v =1
'
v=x v =0
δk ' '
=u . v −v . u
δf
δk 1 . x −0 f
=
δf x
2
1 1
¿ = =6,345
x 0,01575
f =m . g
¿ 0 , 01 . 9 ,81
= 0,098
∆f=
√( δm )
δf 2
(∆ m)2
dimana :
'
u=mu =1
'
v=g v =0
'
δf v . v−u . v '
= 2
δm v
δf 1. g−m. 0
=
δm (g)
2
1
¿
9 , 81
¿ 0,101
1
∆ m= x skala terkecil
2
1 −3
¿ x 10
2
−3
¿ 0 , 5 x 10
−4
¿ 5 x 10
¿ 0,0005
∆= (
√ δf 2
δm
) .(∆ m)2
¿ √ (0,101)2 .(0,0005)2
¿ √ 0,000000002550
¿ 0,00005049
δk f
=
δx x
Dimana :
'
u=f u =0
'
v=x v =1
'
δk u . v−u . v '
= 2
δx v
0 . x−f .1
¿ 2
x
f .x
¿
x
0,098 . 1
¿ =6 , 2
0,01575
∆ x=
√
(x 1−x )2+(x 2−x)2 +( x 3−x)2 +(x 4−x )2
n(n−1)
¿
√ 0,00000275
12
¿ √ 0,0000002291
¿ 0,000478
∆ k= (
√ δk 2
δf
δk 2
) .(∆ f )2+( ) .(∆ x)2
δx
¿ √ 0,411
¿ 0,641
∆k
kr = x 100 %
2(∆ k + k )
0,641
¿ x 100 %
2(0,641+6 , 2)
0,641
¿ x 100 %
13,682
¿ 0,004 x 100
¿0,4 %
kb=100−kr
¿ 100−0 , 4 %
¿ 99 , 6 %
∆ k= (
√ δk 2
δm
δk 2
) .(∆ m)2 +( ) .(∆ t )2
δt
dimana :
2 ' 2
u=4 π mu =4 π
2 '
v=t v =0
' '
δk u . v −v .u
= 2
δm v
2 2 2
4 π .t −0 . 4 π m .0
¿ 2 2
(t )
2
4π
¿ 2
t
2
4 (3 ,14 )
¿
(8 ,03)2
39,438
¿
64,480
¿ 0,611
1
∆ m= x skala terkecil
2
1 −3
¿ x 10
2
−3
¿ 0 , 5 x 10
−4
¿ 5 x 10
¿ 0,0005
2
δk 4 π m
= 2
δt t
dimana :
2 '
u=4 π mu =0
2 '
v=t v =2t
' '
δk u . v−v . u
= 2
δt v
2 2
0 .t −2 t . 4 π m
¿ 2
(r )
2
2. 4 π m
¿ 2
(8 , 03)
2
2. 4 (3 , 14) .(0 , 01)
¿
64,480
0,788768
¿
64,480
¿ 0,012232
∆r=
√ (T 1 −T )2+(T 2−T )2 +(T 3−T )2
n(n−1)
∆ k= (
√ δk 2
δm
) .(0,0005)2 +(0,012232)2 .(0 , 01)2
¿ √ 0,0000001082
¿ 0,00032
∆k
kr = x 100 %
2(∆ k + k )
KONSTANTA GAYA PEGAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar
0,00032
¿
2(0,00032+0,10924)
0,00032
¿ x 100 %
0,10924
¿ 0,002 x 100
¿0,2%
kb=100−kr
¿ 100−0 ,2 %
¿ 99 , 8 %
BAB VI
ANALISA PENGOLAHAN DATA
6.2 Pembahasan
7.1 Kesimpulan
Setiap benda apapun itu, pasti memiliki nilai konstanta pegas yang
berbeda beda. Sebuah pegas yang diberi suatu gaya, maka pegas tersebut akan
kembali ke bentuk semula. Hal ini sesuai dengan sifat pegas itu sendiri yang
sangat lentur atau elastis. Nilai besaran konstanta yang dimiliki pegas dan delta x
nya akan memberikan pengaruh pada besaran energy potensial pegas tersebut.
Pegas adalah suatu komponen yang berfungsi untuk menerima beban
dinamis.Pegas memiliki sifat keelastisitasan. Elastisitas adalah suatu sifat dari
benda yang memiliki cenderung kembali kekeadaan semula setelah mengalami
perubahan bentuk karena mendapat suatu gaya dari luar yang berupa tarikan, dll.
Hukum Hooke menyatakan bahwa besar gaya selalu berbanding lurus
dengan pertambahan Panjang suatu pegas. Semakin besar gaya yang bekerja pada
pegas, maka semakin besar pertambahan panjang pegasnya.
7.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA