Anda di halaman 1dari 38

LABORATORIUM FISIKA DASAR

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pegas merupakan salah satu komponen yang digunakan dalam industri


seperti pada otomotif, transportasi dan industri lainnya. Pegas digunakan untuk
sistem suspensi, peralatan, perabot dan sebagainya. Sekarang ini dunia otomotif
berkembang pesat. Berdasarkan Studi Ipsos Busines Consulting yang dirilis tahun
2016 lalu, menunjukan pasar otomotif nasional masih tergolong aktraktif.
Masyarkat Indonesia mempunyai karakteristik menjadikan kendaraan dengan
segmen mobil penumpang dan low cost green car (LCGC) sebagai kendaraan
favorit. Pertumbuhan pasar otomotif nasional hingga 2020 mendatang diprediksi
mencapai angka 6,8%. Merujuk pada data gabungan industri kendaraan bermotor
Indonesia (Gaikindo), kuartal pertama 2017 pejualan mobil di Indonesia akan
meningkat sebesar 6%. Kondisi ini menunjukan bahwa pasar domestis masih
mempunyai potensi pasar yang baik. Industri otomotif sangat berkembang pesat
saat ini, sehingga mempunyai kebutuhan pegas yang banyak. Hal ini berimbas
pada peningkatan jumlah produksi pegas.
Elastis adalah kemampuan benda untuk kembali ke bentuk semula setelah
gaya yang bekerja padanya dihilangkan. Ketika pegas ditarik yang berarti ada
gaya luar yang bekerja maka ia akan molor atau memannjang. Ketika gaya luar itu
dihilangkan ia akan kembali ke bentuk semula (Hatimah, 2013).
Hukum Hooke menyatakan bahwa besar gaya selalu berbanding lurus
denganpertambahan Panjang suatu pegas. Semakin besar gaya yang bekerja
pada pegas, maka semakin besar pertambahan panjang pegasnya.
Perbandingan antara besar gaya terhadap pertambahan panjang pegas bernilai
konstan. Hukum Hooke berlakuketika gaya tidak melampau atau melewati
batas elastisitas. Pegas tersebut juga memeberikan gaya berlawanan terhadap
gaya yang bekerja pada pegas yang dinamakan gaya lenting pulih (Fp).
Besarnya gaya lenting pulih sama dengan penyebabnya tetapi arahnya akan
selalu berlawan dengan penyebabnya. Sehingga hukum Hooke biasa disebut
dan dikenal dengan keelastisitan terhadap suatu benda (Santoso & Akbar,
KONSTANTA GAYA PEGAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

2020).
1.2 Tujuan Percobaan
1.2.1 Tujuan Instruksi Umum (TIU)
Mahasiswa dapat memahami peristiwa gerak harmonik pada pegas
1.2.2 Tujuan Instruksi Khusus (TIK)
1. Mahasiswa dapat memahami arti waktu/periode getaran dan frekuensi
getaran (osilasi)
2. Mahasiswa dapat mengamati pengaruh simpangan dan massa terhadap
getaran.
3. Mahasiswa dapat menghitung besarnya kostanta gaya pegas.

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konstanta Gaya Pegas

Pegas adalah suatu komponen yang berfungsi untuk menerima beban


dinamis. Pegas memiliki sifat kelastisitasan. Elastisitas adalah sifat dari benda
yang cenderung kembali kekeadaan semula setelah mengalami perubahan bentuk
karena mendapat karena mendapat gaya dari luar berupa tarikan,tekanan, dan
dorongan. Dalam kehidupan sehari-hari pegas sudah umum digunakan, seperti
dalam springbed, jam tangan, dan sepeda motor. Pada umumnya pegas terbuat
dari baja. Pegas akan bertambah panjang atau bertambah pendek jika diberi gaya,
dari sini dapat dicari konstanta pegas secara statis. Dalam hal lain, ketika pegas
diberi usikan, maka sistem akan mengalami getaran. Dari waktu getaran dapat
dihitung periode dan dari periode dapat dihitung konstanta pegas secara dinamis.
Konstanta pegas adalah besarnya gaya yang dibutuhkan atau yang harus
diberikan sehingga terjadi perubahan panjang sebesar satu satuan panjang. Satuan
m
kg .
SI untuk konstanta pegas adalah N/m atau s 2 . Sebuah gaya pemulih yang
m
ditimbulkan oleh sebuah pegas ditentukan oleh Hukum Hooke. Hukum Hooke
adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam ilmu fisika yang terjadi
karena sifat elastisitas suatu pegas. Hubungan antara gaya (F) yang meregangkan
pegas dan pertambahan panjang pegas ( ∆ x ) di daerah yang ada dalam batas
kelenturan adalah :

F = k∆ x ......................................................................................(4.2.1)

Keterangan :

F = Gaya pada pegas (N/m), k = Konstanta pegas (N/m), ∆ x Pertambahan


panjang pegas (m).
Yang dimana ini merupakan perbandingan yang disebut tetapan pegas.

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

2.2 Sistem Pegas Massa

Pegas adalah benda elastis yang digunakan untuk menyimpan energi


mekanis.Penggunaan pegas misalnya ditemukan pada sistem suspensi mobil, yang
berfungsi untuk menyerap kejut dari jalan dan getaran roda agar tid dari beberapa
pegas yang dipasang seri ataupun paralel. Sistem pegas-massa merupakan suatu
sistem yang tersusun dari benda yang memiliki massa dan terhubung dengan
pegas. Sistem pegas-massa dapat digunakan untuk mempelajari perilaku
penjalaran gelombang pada sistem fisis.
Pegas biasanya diwakili dengan sebuah ukuran yang disebut sebagai
kekakuan pegas atau konstanta pegas. Sistem pegas yang disusun seri, konstanta
pengganti nilainya semakin kecil. Kekakuan atau konstanta pegas merupakan
gaya yang diperlukan untuk menghasilkan perpindahan unit ke arah yang telah
ditentukan (Thomson, 1972), yang secara matematis ditulis sebagai perbandingan
antara nilai gaya 𝐹 yang dikerjakan pada pegas dan nilai pertambahan panjang
yang diakibatkannya 𝑥.

2.3 Osilasi Harmonik Sederhana

Osilasi harmonik sederhana merupakan suatu gerak osilasi benda yang


dipengaruhi oleh gaya pemulih yang linier dan tidak mengalami gesekan sehingga
tidak mengalami pengurangan tenaga. Osilasi harmonik sederhana juga dapat
diartikan sebagai suatu sistem yang bergetar dimana gaya pemulih berbanding
lurus dengan negatif simpangannya. Osilasi harmonik sederhana sulit ditemui
dalam kehidupan sehari – hari. Contoh benda yang berosilasi, misalnya massa
yang terikat di ujung pegas, tali senar atau gitar, penggaris elastis yang salah satu
ujungnya dijepit di meja. Gaya pemulih merupakan gaya yang bekerja dalam arah
mengembalikan massa benda ke posisi setimbangnya.
Gerak bolak balik benda melalui suatu titik. Osilasi terjadi jika sistem
diberikan gaya sehingga bergerak dari posisi kesetimbangan. Semua sistem yang
bergetar di mana nilai gaya pemulih berbanding lurus dengan perpindahannya dan
gaya pemulih berlawanan arah terhadap perpindahannya dikatakan melakukan
gerak harmonik sederhana. Kata “harmonik” mengacu kepada gerak yang
berbentuk sinusoidal maksudnya adalah grafik posisi terhadap waktu dari benda
KONSTANTA GAYA PEGAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

tersebut berbentuk sinusoidal. disebut sederhana ketika gerakannya adalah


sinusoidal berfrekuensi tunggal. Gaya pemulih adalah gaya yang mengembalikan
massa ke posisi setimbangnya seperti itu (Giancoli, 2014). ak diteruskan ke bodi
kendaraan secara langsung. Rangkaian pegas dapat disusun

Gambar 4.2.1 Sebuah Objek Bermassa m yang Diikat


pada Ujung Sebuah Pegas berosilasi di sekitar Titik
Kesetimbangannya pada Lantai Datar Licin.

Pada gambar 4.2.1 di atas terlihat bahwa saat objek berada pada posisi
kesetimbangan, 𝑥 = 0, gaya pemulihnya 𝐹 = 0 (gambar 4.2.1). Gambar 4.2.1
menunjukkan saat objek disimpangkan sejauh 𝑥 dari titik kesetimbangannya,
gaya pemulih pegas 𝐹 selalu berlawanan arah dengan simpangannya, yang oleh
Hooke dirumuskan sebagai:

F = ̵kx ............................................................................................(4.2.2)

Keterangan :
F = gaya (N), K = konstanta pegas (N/m), X = Perpindahan pegas dari
posisi kesetimbangan.
Tanda negatif (−) menunjukkan bahwa gaya pemulih selalu berlawanan
arah dengan simpangan. Misalnya objek pada gambar 4.2.1 bergerak hanya pada
sumbu 𝑥, persamaan gerak untuk objek tersebut dapat diturunkan dari Hukum II

KONSTANTAdGAYA
2
x PEGAS
…………...............………………………………(4.2.3)
F=m 2
dt
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Newton:

2.4 Osilasi Terendam


Pada semua gerak osilasi, energi mekanik terdisipasi karena adanya suatu
gesekan. Bila dibiarkan begitu saja, sebuah pegas akhirnya berhenti berosilasi.
Bila energi mekanik gerak osilasi berkurang terhadap waktu, gerak dikatakan
teredam.

Fd = ̵cx ........................................................................................... (4.2.4)

Konstanta 𝑐 menyatakan besarnya redaman dan ẋ adalah kecepatan objek


yang digantung di ujung bebas pegas. Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya
hambat selalu berlawanan arah dengan arah gerak. Gambar 4.2.2 di bawah
menunjukkan gaya-gaya yang bekerja pada benda yang digantung di ujung bebas
pegas dan mengalami osilasi teredam.

Gambar 4.2.2 Gambar Gaya-Gaya Yang Bekerja pada Benda yang


Berosilasi Teredam di Ujung Bebas Sebuah Pegas
melalui Hukum II Newon didapatkan:

ƩF = mẍ ....................................................................................... (4.2.5)

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

𝑚𝑥̈ + 𝑐𝑥̇ + 𝑘𝑥 = 0 ...........................................................................(4.2.6)


memisalkan solusi untuk persamaan (4.2.6) dengan bentuk:

𝑥(𝑡) = 𝑒𝑠𝑡 ..... .................................................................................


(4.2.7)

Dengan 𝑠 adalah konstanta. Turunan pertama dan kedua 𝗑 terhadap 𝑡


persamaan (4.2.7) bisa ditentukan, yang tak lain adalah kecepatan 𝗑̇ dan
percepatan ẍ. Nilai ẋ dan ẍ yang diperoleh disubtitusikan ke persamaan (4.2.7),
maka diperoleh:

(𝑚𝑠2 + 𝑐𝑠 + 𝑘)𝑒𝑠𝑡 = 0 .....................................................................(4.2.8)

Yang dipenuhi untuk semua nilai t, bila:

c k ..............................................................................(4.2.9)
s2 + s+ =0
m m
c
Misalkan = 2y maka persamaan 4.2.7 menjadi:
m

s2+2𝛾s+ѡ2n = 0 ........................................................................ (4.2.10)

Persamaan 4.2.9 yang dikenal sebagai persamaan karateristik, mempunyai


dua akar:
s1,2 = −𝛾±√𝛾2 − 𝜔2
...................................................................(4.2.11)

Bentuk 𝑒−𝛾𝑡 adalah fungsi waktu yang meluruh secara eksponensial. Sifat
suku-suku di dalam kurung tergantung nilai numerik di bawah akar yaitu apakah
positif, nol atau negatif . Selanjutnya akan ditinjau tiga keadaan tersebut.

2.5 Susunan Pegas

Konstanta pegas dapat berubah nilainya, apabila pegas - pegas tersebut


disusun menjadi rangkaian. Sebuah pegas yang diberi gaya akan mengalami
pertambahan panjang sesuai gaya yang diberikan padanya jika gaya di berikan
pada pegas tidak melampaui batas renggangan pegas maka gaya berbanding lurus
dengan pertambaha panjangnya. Besar konstanta total rangkaian pegas bergantung
pada jenis rangkaian pegas, yaitu rangkaian pegas seri atau paralel. Sama seperti

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

hambatan, pegas juga dapat dirangkai atau disebut dengan rangkaian pegas.
Bentuk rangkaian pegas akan menentukan nilai konstanta pegas total yang pada
akhirnya akan menentukan nilai dari gaya pegas itu sendiri. Pegas atau per (er
seperti dalam kata ember) adalah benda yang bersifat elastis yang digunakan
untuk menyimpan energi mekanis. pegas biasanya terbuat dari berbagai macam
logam, namun umumnya terbuat dari baja.

2.5.1 Rangkaian pegas seri


Susunan pegas secara seri adalah susunan pegas yang dibuat dengan tujuan
untuk mendapatkan konstanta yang lebiih kecil sehingga pertanbahan pegas
menjadi besar. Bentuk rangkaian pegas akan menentukan nilai konstanta pegas
total yang pada akhirnya akan menentukan nilai dari gaya pegas itu sendiri. Untuk
mencari konstanta penggantinya adalah sebagai berikut:

1 1 1
= + +........ ..............................................................(4.2.12)
ks k1 k2
Keterangan :
k s= konstanta pegas susunan seri (N/m), k 1= konstanta pegas 1 (N/m) , k 2
= konstanta pegas 2 (N/m).
Jika pegas yang tersusun dari 2 maka selanjutnya +1/k 3 + 1/k4 dan
seterusnya.

Gambar 4.2.3 Pegas seri (Ishaq, Muhammad, 2007. Fisika Dasar edisi 1)
KONSTANTA GAYA PEGAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

2.5.2 Rangkaian pegas paralel


Dengan menggunakan hukum hooke dan kedua prinsip susunan seri,kita
dapat menentukan hubungan antara tetapan pegas pengganti seri dengan tetapan
tiap-tiap pegas (k1 dan k2).Rumus konstanta gaya pegas yang disusun paralel
dapat digunakan untuk menghitung besar resitor pengganti yang disusun secara
sederhana yang dapat diperoleh oleh gaya tersebut. Jika rangkaian pegas ditarik
dengan gaya sebesar F, setiap pegas akan mengalami gaya tarik sebesar F1dan F2,
pertambahan panjang s sebesar Δx1 dan Δx2. Secara umum, konstanta total pegas
yang dirangkai paralel dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :

ktotal = k1 + k2 + k3 + ...... + kn
........................................................(4.2.13)

Keterangan :
Kn = Konstanta pegas ke –n, k1 = konstanta pegas 1 (N/m), k2 =
konstanta
konstanta pegas 2 (N/m).

Gambar 4.2.4 Pegas pararel (Ishaq, Muhammad, 2007. Fisika Dasar edisi 1)

2.5.3 Energi Potensial Pegas

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Energi potensial pegas adalah energi yang ada pada suatu benda
disebabkan karena posisi benda tersebut atau posisi tinggi bendatersebut dari
tanah. Sedangkan energi pegas adalah energi yang dimiliki oleh benda yang
memiliki potensial atau benda yang elastis yang mempunyai potensi. Energi
potensial di sebut juga dengan energi diam karena benda yang dalam keadaan
diam dapat memiliki energi. Energi potensial terbagi menjadi tiga jenis, yaitu
energi potensial gravitasi, energi potensial listrik dan energi pegas elastis.
Sebuah pegas yang ditarik dengan gaya F, menyebabkan pegas meregang
(bertambah panjang). Besarnya energi yang dibutuhkan untuk meregangkan pegas
sama dengan energi yang tersimpan pada pegas, yaitu Energi Potensial Pegas.
Contohnya, pada tali busur yang ditarik. Usaha yang dilakukan oleh pemanah
pada tali busur, menyebabkan tali busur dan anak panah dilepaskan, energi
berubah menjadi energi kinetik.
Energi potensial gravitasi adalah energi yang dimiliki oleh benda karena
kedudukannya oleh permukaan bumi. Energi potensial listrik dapat diartikan
sebagai suatu muatan pada tempat tertentu dalam media listrik. Energi ini sama
dengan usaha atau kerja yang dibutuhkan untuk memindahkan atau mengalirkan
muatan tersebut dari titik tak terhingga ke titik tersebut. Energi potensial pegas
atau elastis adalah energi yang di perlukan untuk menekan atau merenggangkan
pegas.

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Gambar 4.2.5 Energi potensial pegas (Rumus Hitung,2012)

Luasan bawah yang diarsir itu merupakan usaha sama dengan perubahan
energi potensial. Jadi untuk menghitung energi potensial tersebut bisa dirumuskan
dengan:

W= Ep = ½ k ( Δx )²
.................................................................(4.2.14)

Keterangan :
W= Usaha (Nm), Ep= Energi Potensial (Nm), K= Konstanta gaya pegas.

2.6 Hukum Hooke dan Elastisitas

Dalam elastisitas, terdapat hukum Hooke yang menyatakan bahwa “jika


gaya yang diberikan pada sebuah pegas tidak melebihi batas elastisitasnya,
pertambahan panjang pegas akan berbanding lurus dengan gaya yang diberikan
tersebut”. Elastisitas adalah kemampuan yang dimiliki suatu material untuk
kembali ke bentuk dan ukuran semulanya saat gaya ekesternal atau gaya
deformasi yang diterapkan padanya dihilangkan.
Hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam bidang ilmu fisika yang
terjadi karena sifat elastisitas dari sebuah pir atau pegas. Besarnya gaya Hooke ini
secara proporsional akan berbanding lurus dengan jarak pergerakan pegas dari
posisi normalnya, atau lewat rumus matematis Hukum Hooke yang ditemukan
dengan rumus tanda (-) menyatakan bahwa arah F berlawanan dengan arah
perubahan panjang x. Menurut Hooke, dengan x diukur dengan posisi
keseimbangan pegas. Tanda (-) menunjukkan bahwa pegas diregangkan (L > 0),
gaya yang dikerjakan pegas mempunyai arah sehingga menyusutkan L.
Sebaliknya, waktu mendesak pegas (L < 0), gaya pegas pada arah L yang positif
sedangkan k disebut konstanta pegas mempunyai dimensi gaya atau panjang. Jika
suatu benda diberikan suatu gaya yang cukup untuk merubah atau mengubah
bentuk benda tersebut maka kondisi benda tersebut dapat dikatakan menjadi
elastis, plastis, ataupun hancur. Hancur merupakan kondisi dimana kegagalan
suatu benda dikarenakan sudah melewati titik patahnya (breaking point).

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Dari bunyi bunyi hukum Hooke di atas, hukum Hooke dapat simpulkan
dan tuliskan sebagai berikut :

F = K.∆ x ….........................................................................(4.2.15)

Keterangan :
F : besar gaya luar yang diberikan pada Pegas (N), Δx : Pertambahan
panjang pegas (m), K : Konstanta Pegas (N/m).

Ketika sebuah pegas diberi gaya luar dengan ditarik, maka pegas akan
mengeluarkan gaya yang besarnya sama dengan gaya luar yang menariknya, tetapi
arahnya berlawanan (aksi = reaksi). Jika gaya yang diberikan pegas ini disebut
Gaya pemulih pegas (Fp), gaya pemulih ini juga sebanding dengan pertambahan
panjang pegas Δx.
2.6.1 Tegangan
Tegangan merupakan keadaan dimana sebuah benda mengalami
pertambahan panjang ketika sebuah benda diberi gaya pada salah satu ujungnya
sedangkan ujung lainnya ditahan. Fenomena ini mengambarkan suatu tegangan
yang mana dalam fisika disimbolkan dengan σ dan secara matematis dapat
ditulis seperti berikut ini.

F . …................................................................................
σ
A
(4.2.16)

Keterangan :
F = Besar gaya tekan/tarik (N), A = Luas penampang (m2), σ = Tegangan.

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Gambar 4.2.6 tegangan konstanta pegas (Laatifah, 2022).


2.6.2 Regangan
Regangan merupakan perbandingan antara pertambahan panjang kawat
dalam x meter dengan panjang awal kawat dalam x meter. Regangan dapat terjadi
dikarenakan gaya yang diberikan pada benda ataupun kawat tersebut dihilangkan,
sehingga kawat kembali ke bentuk awal. Hubungan ini secara matematis dapat ari
bunyi hukum Hooke di atas, hukum Hooke dapat dituliskan :

F = K.∆ x
...........................................................................................................(4.2.17)

Keterangan :
F : besar gaya luar yang diberikan pada Pegas (N), Δx : Pertambahan
panjang pegas (m), K : Konstanta Pegas (N/m)

Ketika sebuah pegas diberi gaya luar dengan ditarik, maka pegas akan
mengeluarkan gaya yang besarnya sama dengan gaya luar yang menariknya, tetapi
arahnya berlawanan (aksi = reaksi). Jika gaya yang diberikan pegas ini disebut
Gaya pemulih pegas (Fp), gaya pemulih ini juga sebanding dengan pertambahan
panjang pegas Δx.
2.6.3 Modulus elastisitas (Modulus Young)

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Elastis atau Elastisitas adalah kemampuan sebuah benda untuk kembali ke


kondisi awalnya ketika gaya yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan.
Contoh benda elastis adalah pegas. Selain bersifat elastis, pegas juga dapat
berubah menjadi bersifat plastis jika ditarik dengan gaya yang besar melewati
batas elastisnya. Jika pegas sudah menjadi plastis kamu pasti tahu bahwa pegas
tersebut sudah rusak.
Dalam fisika, modulus elastisitas disimbolkan dengan E.Modulus
elastisitas menggambarkan perbandingan antara tegangan dengan regangan yang
dialami bahan. Dengan kata lain, modulus elastis sebanding dengan tegangan dan
berbanding terbalik regangan.
Berdasarkan tingkat elastisitasnya, benda padat dibagi menjadi dua, yaitu
benda elastis dan benda plastis. Benda-benda elastis memiliki kemampuan untuk
kembali ke bentuk atau ukuran semula saat gaya yang diterapkan dihilangkan.
Kebalikannya, benda-benda plastis adalah benda yang tidak dapat kembali ke
bentuk dan ukuran semula saat gaya yang diterapkan dihilangkan. Elastisitas
Elastisitas adalah kemampuan yang dimiliki suatu material untuk kembali
ke bentuk dan ukuran semulanya saat gaya eksternal atau gaya deformasi yang
diterapkan padanya dihilangkan. Hal ini disebabkan karena kuatnya gaya tarik
antarmolekul pada material tersebut. Seluruh gaya antarmolekul yang melawan
terjadinya deformasi ini disebut dengan gaya pemulih (Jati, 2013).

2.7 Persamaan Pegas


Energi pegas adalah energi yang dimiliki oleh benda yang memiliki
potensial atau benda yang elastis yang mempunyai potensi. Sebuah pegas yang
ditarik dengan gaya F, menyebabkan pegas meregang (bertambah panjang).
Besarnya energi yang dibutuhkan untuk meregangkan pegas sama dengan energi
yang tersimpan pada pegas, yaitu Energi Potensial Pegas.
Hukum Hooke hanya berlaku hingga batas elastisitas. Batas elastisitas
merupakan gaya maksimum yang dapat diberikan pada benda sebelum benda
berubah bentuk secara tetap dan panjang benda tidak dapat kembali seperti semula
(menjadi plastis Pada kondisi pegas saat ditarik, terdapat gaya pada pegas yang
besarnya sama dengan gaya tarikan pada pegas tetapi arahnya berlawanan (F aksi
KONSTANTA GAYA PEGAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

= - F reaksi . Jika gaya tersebut disebut dengan gaya pegas (Fp) maka gaya ini pun
sebanding dengan pertambahan panjang pegas ( x). persamaan matematis gaya
pegas hukum hooke adalah F = k x , dengan F = gaya pegas (N) k = konstanta
pegas (N/m) x = perubahan panjang pegas (m) (Guru, 2017).
Perhatikan gambar dibawah ini:

Gambar 4.2.7 Persamaan Pegas (Ishaq, Muhammad, 2007. Fisika Dasar edisi 1)
Fp = - F
….........................................................................(4.2.18)
Fp = - k .
Keterangan :
Fp = gaya pegas (N), pertambahan panjang pegas (m), k = konstanta
pegas.
Kamu tidak perlu khawatir terhadap tanda minus (-). Tanda tersebut hanya
menyatakan arah gaya pegas yang berlawanan dengan arah gaya tarik. Sifat pegas
yang elastis banyak digunakan dalam kegunaan sehari-hari. Contoh penggunaan
pegas dapat kamu lihat pada kasur pegas (spring bed) atau pada kendaraan
bermotor. Pada kendaraan bermotor pegas digunakan sebagai peredam kejut
(shockbreaker). Penggunaan pegas biasanya dipakai secara bersamaan dalam satu
sistem pegas. Nilai konstanta pegas tersebut akan berubah tergantung susunannya.

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

2.8 Hukum Newton

Hukum Newton yang kedua menjelaskan bagaimana keadaan gerak benda


dapat berubah. Hukum ini mengatakan bahwa keadaan gerak pada benda hanya
dapat berubah jika pada benda tersebut dikenakan sebuah gaya. Gaya yang
bekerja pada benda akan memberi dampak langsung pada perubahan keadaan
gerak benda tersebut. Adanya kesebandingan antara besar perubahaan keadaan
gerak dengan besar gaya yang diaplikasikan pada benda tersebut (Jati, Eka. 2013).
Gaya dapat mengubah arah gerak suatu benda, gaya dapat mengubah
bentuk suatu benda serta gaya juga dapat mengubah ukuran suatu benda dengan
syarat gaya yang kita berikan cukup besar. Gaya menyebabkan percepatan. Arah
gaya searah dengan arah percepatan.
2.8.1 Hukum Newton 1
Hukum I newton disebut juga hukum kelembaman (inersia), yaitu sifat
mempertahankan keadaannya baik tetap diam atau tetap dalam keadaan bergerak
beraturan. Benda yang diam akan bergerak jika diberi gaya. Benda yang sudah
bergerak dengan kecepatan tertentu, akan tetap bergerak dengan kecepatan itu jika
tidak ada gangguan (gaya).

ΣF= 0 …..................................................................................(4.2.19)

Keterangan :
∑F = Resultan gaya (N)
2.8.2 Hukum Newton 2
Hukum Newton II menyatakan bahwa laju perubahan momentum benda
sama dengan gaya yang bekerja pada benda tersebut. Dari Hukum I Newton
diketahui gaya total yang bekerja pada benda bisa menimbulkan percepatan pada
benda. Sekarang, berapakah besar percepatan a, yang dihasilkan leh sebuah gaya
F pada sebuah benda bermassa m. Bagaimana hubungan antara percepatan dan
gaya? Bayangkan, gaya yang diperlukan untuk mendorong sebuah gerobak yang
gesekannya minimal (Abdullah, 2017).

ΣF = m . a …..................................................................................(4.2.20)

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Keterangan:
a = Percepatan benda (m/s), m = Massa (kg), F = Gaya (N)
Jika benda yang mengalami perubahan keadaan yang bergerak dengan
arah percepatan dari benda berbanding lurus dengan bergerak percepatan dan
satuan. Dalam Hukum II Newton, jika benda memperoleh dorongan gaya yang
searah laju arah benda tersebut maka akan memiliki gaya yang semakin besar.
Begitu pula sebaliknya, apabila terjadi gaya tolak melawan gaya benda tersebut,
maka laju gaya melambat akibat adanya perubahan kecepatan dan perubahan laju
(Abdullah, 2017).
2.8.3 Hukum Newton 3
Setiap gaya aksi yang dilakukan, selalu ada gaya reaksi yang besarnya
sama tetapi arahnya berlawanan.
......................................................................................(4.2.21)
F aksi = -F reaksi

Keterangan:
F aksi= Gaya yang diberikan benda, F reaksi=¿ Gaya yang diterima benda.
Contoh dalam kehidupan nyata adalah saat kita beraksi mendorong sebuah
dinding, namun dinding tidak bergerak. Karena dinding memberi gaya reaksi yang
berlawanan terhadap kita yang besarnya sama. (Abdullah, 2017).

2.9 Percepatan Gravitasi

Percepatan gravitasi termasuk dalam gerak jatuh bebas. Gerak jatuh bebas
merupakan gerak benda jatuh dari ketinggian tertentu menuju permukaan bumi
tanpa kecepatan awal dan benda mengalami percepatan. Percepatan merupakan
besaran vektor sehingga mempunyai besar dan arah konstan (ketetapan percepatan
gravitasi 9,81 m/s2). Artinya, setiap detik sebuah partikel yang dikenai percepatan
gravitasi kecepatannya akan bertambah sebesar 9,81 m/s. Angka 9,81 m/s2
seringkali dibulatkan menjadi 9,8 ataupun menjadi 10 m/s2. Percepatan gravitasi
adalah perubahan kecepatan gaya tarik bumi terhadap suatu benda atau zat. Nilai
percepatan gravitasi berbeda dari suatu tempat ke tempat lain, tergantung
ketinggian dan kondisi geologi tempat tersebut, serta dipengaruhi juga oleh jauh

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

atau dekatnya zat atau benda terhadap pusat bumi. Semakin jauh zat atau benda
tersebut maka semakin kecil percepatan gravitasinya.
Kecepatan Awal (vo) dan Kecepatan Akhir (vt)

......................................................................................(4.2.22)
s = vo atau t + a.t2

Keterangan: S= Perpindahan benda (m), Vo= Kecepatan benda (m/s), t=


Waktu (s), a= Percepatan benda (m/s2).

2.10 Hukum Hooke

Hubungan antara gaya F yang meregangkan pegas dengan pertambahan


panjang pegas x pada daerah elastisitas pertama kali dikemukakan oleh Robert
Hooke (1635 - 1703), kemudian dikenal dengan Hukum Hooke. Pada daerah
elastis linier, besarnya gaya F sebanding dengan pertambahan panjang x.
Sebuah pegas yang salah satu ujungnya digantungkan pada batang statif,
sedangkan ujung lain dibiarkan bebas. Jika pada ujung bebas digantungkan beban,
pegas akan mengalami perubahan panjang. Jika gaya itu dihilangkan, bebas akan
kembali ke keadaan awal. Jika massa beban yang digantungkan pada ujung pegas
terus diperbesar, dalam batas tertentu pegas akan rusak.
Sebuah pegas yang salah satu ujungnya digantungkan pada batang statif,
sedangkan ujung lain dibiarkan bebas. Jika pada ujung bebas digantungkan
beban, pegas akan mengalami perubahan panjang. Jika gaya itu dihilangkan,
bebas akan kembali ke keadaan awal. Jika massa beban yang digantungkan pada
ujung pegas terus diperbesar, dalam batas tertentu pegas akan rusak. Kasus pegas
yang diletakkan secara horizontal. Jika beban digerakkan ke kanan, beban akan
menarik pegas. Jika beban digerakkan ke kanan beban akan menekan pegas.
Pegas akan mengerjakan gaya pada beban untuk mengembalikan ke posisi x
keseimbangan. Gaya pada pegas itu disebut gaya pemulih. Besarnya gaya pemulih
F sebanding dengan perubahan panjang pegas Δx baik pada waktu pegas itu
ditarik maupun ditekan. Jadi bunyi hukum hooke “gaya tarik atau tekan pada
pegas berbanding lurus dengan perubahan panjang pegas”

2.11 Penerapan Elastisitas Dan Hukum Hooke di Kehidupan Sehari-Hari


a. Kasur pegas (spring bed)

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Spring bed merupaka jenis kasur yang memanfaatkan pegas untuk


membantu meningkatkan kenyamanan ketika tidur, gaya berat yang menekan
kasur ditopang pegas. Karena pegas bersifat elastis, kasur akan terjaga
ketebalannya. Spring bed menggunakan pegas yang disusun secara paralel
diseluruh bantalannya.
b. Neraca
Neraca atau timbangan juga menggunakan pegas. Prinsip kerja neraca
pegas (dinamometer) sama halnya dengan prinsip hukum hooke. Dimana ketika
neraca pegas diberikan beban maka akan terjadi perubahan panjang pegas
sehingga menunjukkan skala tertentu sebagai hasil timbangan. Neraca lain juga
bekerja seperti itu agar setelah beban dihilangkan akan kembali ke skala nol.
c. Panahan
Ketika tali busur ditarik belakang dengan gaya tertentu, limb akan
melengkung lebih dalam dan tali menjadi kencang. Saat tali dilepaskan, gaya akan
hilang dan kembali ke keadaan semula. gaya yang diberikan tali busur lebih besar
dari gaya tarik, sehingga menyebabkan anak panah melesat jauh.
d. Atap kerangka baja dan Jembatan
Atap kerangka baja dan jembatan dari bahan bangunan dikawasan rawan
gempa, harus sedikit lentur agar bangunan tidak mudah rubuh ketika terjadi
gempa bumi.
f. Shock Breaker
Shock breaker adalah komponen berbentuk tabung, yang berfungsi untuk
menyerap guncangan yang diciptajan oleh spring agar tidak terjadi efek rolling.
Terdapat selongsong tempat untuk minyak shock breaker sekaligus ruang kerja
untuk piston bergerak naik turun. Teknologi kendaraan penumpang saat ini
menggunakan suspensi yang salah satu komponennya adalah pegas. Pengaturan
suspensi dapat dilihat melalui karakteristik suspensi yang sesuai dengan
kebutuhan pemakai. Mobil sedan dengan suspesnsi yang lunak dengan
menggukan pegas spiral yang relatif lunak (konstanta kecil). Dan untuk mobil
barang, biasanya menggunakan pegas kuat (konstanta besar). Pegas tersebut
dimaksudkan agar sanggup menahan beban dengan jumlah yang besar. Jenis
pegas yang digunakan adalah paralel.

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

g. Konstruksi dari perkakas


Beberapa jenis perkakas, seperti kunci inggris membutuhkan pegas untuk
dapat bekerja dengan baik. Dengan adanya pegas, maka kunci inggris dan juga
perkakas lainnya bisa digunakan dan juga bermanfaat. Kunci yang terbuat dari
bahan campuran besi dan baja ini sangat kuat dan cukup tahan lama dalam masa.
Hal ini karena manfaat timah yang sangat cocok untuk perkakas konstruksi.

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

a b c

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

d e f

Gambar 4.3.1 Peralatan Konstanta Gaya Pegas


(a) Alat peraga, (b) Pegas statis, (c) Ember kecil, (d) Beban pemberat, (e)
Stopwatch, (f) Mistar.

3.2 Prosedur Percobaan

3.2.1 Kondisi Statis


Pada percobaan ini, langkah pertama yang kami lakukan adalah menimbang
massa ember, massa pegas dan massa beban. Kemudian ember digantung pada
pegas dan diatur sedemikian rupa sehingga jarum jarum menyentuh skala 0.
Setelah itu, dimasukkan beban ke dalam ember beberapa kali dan setiap kali
penambahan beban, dan penunjukkan jarumnya kami catat.
3.2.2 Kondisi Dinamis
Untuk Percobaan kondisi dinamis, ember digantungkan dan diatur posisinya
sehingga membelakangi mistar, kemudian kami memasukkan beban ke dalam
ember. Lalu, ember beserta bebannya kami getarkan naik turun dan tunggu hingga
getarannya stabil, ukur waktu getaran sampai getaran ke 10. Proses ini kami
ulangi hingga beberapa kali percobaan sampai mendapatkan data yang kami
perlukan.

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

BAB IV
HASIL PENGAMATAN

4.1 Keadaan Statis

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

4.4.1 Tabel Pengamatan Keadaan Statis

No Massa Beban Simpangan (m)


Ket (kg)
. ( kg) Xa Xb Xc Xd
1 0,1 kg 0,015 0,015 0,016 0,017 Mp = 0,017
2 0,2 kg 0,019 0,02 0,022 0,023 Me =0,061
3 0,3 kg 0,023 0,024 0,025 0,026

4.2 Keadaan Dinamis

4.4.2 Tabel pengamatan Keadaan Dinamis

N Massa Beban Waktu (s) Ket (kg)


o. ( kg) Ta Tb Tc
1 0,01 kg 8,02 8,02 8,05 Mp =0,017
2 0,02 kg 8,45 8,49 8,49 Me =0,061
3 0,03kg 9,28 9,32 9,35 Jumlah getaran =10

Hari/Tanggal Praktikum : Jumat 11 November 2022


Frekuensi/Kelompok : 1/III B
Anggota Kelompok : Muhammad Fauzan Ramadhan 09320220028
Widya Anastasya 09320220029
Muhammad Ikbal 09320220030

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Adriansyah Hafid 09320220032

Makassar, 17 November 2022

ASISTEN

( NURYAUMIL RISLAMI )

BAB V
PENGOLAHAN DATA

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

5.1 Perhitungan nilai konstanta gaya pegas pada keadaan statis untuk
setiap beban dalam satuan (N/m).

a. Fn = m.g

F 1 = m1 . g

= 0,01 . 9,81

= 0,098

F 2 = m2 . g

= 0,02 . 9.81

= 0,1962

F 3 = m3 . g

= 0,03 . 9,81

= 0,2943

xa+ xb+ xc + xd
b. ∑xn =
n

0,015+0,015+0 ,16+ 0,017


∑x1 =
4

0,063
=
4

= 0,1575 m

0,019+0,020+0,022+ 0,023
∑x2 =
4

0,004
=
4

= 0,021 m
0,023+0,024 +0,025+0,026
∑x3 =
4
0,098
=
4
KONSTANTA GAYA PEGAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

= 0,0245 m
F
c. K =
∑X
F1
K1 =
∑X1
0,098
=
0,01575
= 6,2 N/m
F1
K2 =
∑X2
0,1962
=
0,021
= 9,342 N/m
F3
K3 =
∑X3
0,2943
=
0,0245
= 12,012 N/m
5.2 Perhitungan nilai konstanta gaya pegas pada keadaan dinamis untuk
setiap beban.

4π2
K =
T2

t
Tn =
jumlah getaran

8 , 02
Ta1 =
10

= 0,802 s

8 , 45
Ta2 =
10

= 0,845 s

9 , 28
Ta3 =
10

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

= 0,928 s

8 , 02
Tb1 =
10

= 0,802

8 , 45
Tb2 =
10

= 0,845

9 ,32
Tb3 =
10

= 0,932

8 , 05
Tc1 =
10

= 0,805

8 , 49
Tc2 =
10

= 0,849

9 ,35
Tc3 =
10

= 0,935

No Massa beban Periode (s)


(kg) Ta Tb Tc
1. 0,01 8,02 8,02 8,05
2. 0,02 8,45 8,49 8,49
3. 0,03 9,28 9,32 9,35
Tabel 4.5.1 Hubungan periode dan massa

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

∑ T tan+Tbn+Tcn
T= =
n n

∑ T Ta1+Tb 1+ Tc1
T1 = =
n n

8 , 02+ 8 , 02+ 8 , 05
=
3

24 , 09
=
3
= 8,03 s
∑T Ta2+Tb 2+Tb 3
T2 = =
n n
8 , 45+8 , 49+ 8 , 49
=
3
25 , 43
=
3
= 8,476 s
∑T Ta3+Tb 3+Tc 3
T3 = =
n n
9 , 28+9 , 32+ 9 ,35
=
3
27 , 95
=
3
= 9,316 s
2

Kn = 2 (me+mb+mp)
T
2

K1 = 2 (me + mb + mp)
T
2
4 x 3 ,14
= 2 (0,0178 + 0,01 +0,0618)
(8 , 03)
39,438
= (0,089)
71,842
= 0,611 . 0,089
= 0,0543
2

K2 = 2 (me + mb + mp)
T

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

4 x ( 3 ,14 ) 2
= 2
(0,0178+0 , 02+0,618)
( 8,476 )

39,438
= ( 0 , 99 )
71,842
¿ 0,548 . 0,099
= 0,0542
2

K3 = 2 (me + mb + mp)
T
2
4 x ( 3 ,14 )
= 2
(0,0178+0 , 03+0,618)
( 9,316 )

39,438
= (0,109)
86,787
¿ 0,454 . 0,109
¿ 0,0494
5.3 Teori ketidakpastian

5.3.2 Untuk keadaan statis


f
k=
x

∆ k= (
√ δk 2
δk
δk 2
) .(∆ f )2+( ) .(∆ x)2
δx
dimana :
'
u=f v =1
'
v=x v =0
δk ' '
=u . v −v . u
δf
δk 1 . x −0 f
=
δf x
2

1 1
¿ = =6,345
x 0,01575

f =m . g

¿ 0 , 01 . 9 ,81

= 0,098

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

∆f=
√( δm )
δf 2
(∆ m)2

dimana :

'
u=mu =1
'
v=g v =0
'
δf v . v−u . v '
= 2
δm v

δf 1. g−m. 0
=
δm (g)
2

1
¿
9 , 81

¿ 0,101

1
∆ m= x skala terkecil
2

1 −3
¿ x 10
2

−3
¿ 0 , 5 x 10
−4
¿ 5 x 10

¿ 0,0005

∆= (
√ δf 2
δm
) .(∆ m)2

¿ √ (0,101)2 .(0,0005)2

¿ √ 0,000000002550

¿ 0,00005049

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

δk f
=
δx x

Dimana :

'
u=f u =0
'
v=x v =1
'
δk u . v−u . v '
= 2
δx v

0 . x−f .1
¿ 2
x

f .x
¿
x

0,098 . 1
¿ =6 , 2
0,01575

∆ x=

(x 1−x )2+(x 2−x)2 +( x 3−x)2 +(x 4−x )2
n(n−1)

∆ x= √ ( 0,015−0,01575 ) + ( 0,015−0,01575 ) +¿ (0,016−0,01575) +(0,017−0,01575)


2 2 2 2

¿
√ 0,00000275
12

¿ √ 0,0000002291

¿ 0,000478

∆ k= (
√ δk 2
δf
δk 2
) .(∆ f )2+( ) .(∆ x)2
δx

¿ √ (6,349)2 .(0,101)2+(6 , 2)2 .(0,000478)2

¿ √ 0,411

¿ 0,641

∆k
kr = x 100 %
2(∆ k + k )

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

0,641
¿ x 100 %
2(0,641+6 , 2)

0,641
¿ x 100 %
13,682

¿ 0,004 x 100

¿0,4 %

kb=100−kr

¿ 100−0 , 4 %

¿ 99 , 6 %

5.3.2 Untuk keadaan dinamis


2
4π m u
k= 2 =
t v

∆ k= (
√ δk 2
δm
δk 2
) .(∆ m)2 +( ) .(∆ t )2
δt
dimana :
2 ' 2
u=4 π mu =4 π
2 '
v=t v =0
' '
δk u . v −v .u
= 2
δm v
2 2 2
4 π .t −0 . 4 π m .0
¿ 2 2
(t )
2

¿ 2
t
2
4 (3 ,14 )
¿
(8 ,03)2
39,438
¿
64,480
¿ 0,611
1
∆ m= x skala terkecil
2

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

1 −3
¿ x 10
2
−3
¿ 0 , 5 x 10
−4
¿ 5 x 10
¿ 0,0005
2
δk 4 π m
= 2
δt t
dimana :
2 '
u=4 π mu =0
2 '
v=t v =2t
' '
δk u . v−v . u
= 2
δt v
2 2
0 .t −2 t . 4 π m
¿ 2
(r )
2
2. 4 π m
¿ 2
(8 , 03)
2
2. 4 (3 , 14) .(0 , 01)
¿
64,480
0,788768
¿
64,480
¿ 0,012232

∆r=
√ (T 1 −T )2+(T 2−T )2 +(T 3−T )2
n(n−1)

¿ √ (8 ,02−8 , 03)2 +(8 , 02−8 , 03)❑¿ ¿ ¿ ¿


¿ √ 0,0006
6
¿ √ 0,0001
¿ 0 , 01

∆ k= (
√ δk 2
δm
) .(0,0005)2 +(0,012232)2 .(0 , 01)2

¿ √ 0,0000001082
¿ 0,00032
∆k
kr = x 100 %
2(∆ k + k )
KONSTANTA GAYA PEGAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

0,00032
¿
2(0,00032+0,10924)
0,00032
¿ x 100 %
0,10924
¿ 0,002 x 100
¿0,2%
kb=100−kr
¿ 100−0 ,2 %
¿ 99 , 8 %

BAB VI
ANALISA PENGOLAHAN DATA

6.1 Tabel Hasil Pengolahan Data

4.6.1 Untuk keadaan statis


KONSTANTA GAYA PEGAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

No Massa Simpangan Gaya (N) K Keterangan


(m) (N/m)
1. 0,01 0,1575 0,098 6,2 Mp=0,017

2. 0,02 0,021 0,1962 9,342 Mp=0,061

3. 0,03 0,0245 0,2943 12,012

4.6.2 Untuk keadaan dinamis

No Massa Periode K Keterangan


(kg) (s) (N/m)
1. 0,01 0,802 0,0543 Mp=0,017

2. 0,02 0,845 0,0542 Mp=0,061

3. 0,03 0,928 0,0494 Jumlah getaran=10

6.2 Pembahasan

6.2.1 Kondisi Statis


Setelah melakukan percobaan pada kondisi statis dapat di simpulkan
bahwa semakin tinggi massa maka nilai simpangan dan gaya juga semakin tinggi,
hal ini sesuai dengan hasil yang kami dapatkan dimana massa 10gr, 20gr, dan
30gr diperoleh simpangan gaya yaitu , 0,1575, 0,021, 0,0245.
6.2.2 Kondisi Dinamis
Setelah melakukan percobaan pada kondisi dinamis dapat disimpulkan
bahwa semakin tinggi massa beban maka nilai periode yang terjadi pada pegas
juga semakin besar. Hal ini sesuai dengan hasil yang kami peroleh dimana massa
10gr, 20gr, dan 30gr diperoleh periode sebesar, 0,802, 0,845, 0,928.
BAB IIV
PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Setiap benda apapun itu, pasti memiliki nilai konstanta pegas yang

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

berbeda beda. Sebuah pegas yang diberi suatu gaya, maka pegas tersebut akan
kembali ke bentuk semula. Hal ini sesuai dengan sifat pegas itu sendiri yang
sangat lentur atau elastis. Nilai besaran konstanta yang dimiliki pegas dan delta x
nya akan memberikan pengaruh pada besaran energy potensial pegas tersebut.
Pegas adalah suatu komponen yang berfungsi untuk menerima beban
dinamis.Pegas memiliki sifat keelastisitasan. Elastisitas adalah suatu sifat dari
benda yang memiliki cenderung kembali kekeadaan semula setelah mengalami
perubahan bentuk karena mendapat suatu gaya dari luar yang berupa tarikan, dll.
Hukum Hooke menyatakan bahwa besar gaya selalu berbanding lurus
dengan pertambahan Panjang suatu pegas. Semakin besar gaya yang bekerja pada
pegas, maka semakin besar pertambahan panjang pegasnya.

7.2 Saran

7.2.1 Saran untuk Laboratorium


Untuk Laboratorium ketertiban dan kebersihan harus tetap dijaga agar
dalam melakukan praktikum oleh setiap praktikan di dalam laboratorium dapat
memberikan kenyamanan baik pada asisten maupun praktikan itu sendiri.
7.2.2 Saran untuk Asisten
Untuk Asisten Semoga asisten tetap mempertahankan keramahan dan
lebih akrab lagi terhadap para praktikan agar para pratikan tetap nyaman saat
melakukan percobaan atau asistensi demi kelancaran praktikum.
7.2.3 Saran untuk Praktikum
Untuk teman praktikum saya berharap untuk mengembangkan lagi kerja
samanya, baik saat melakukan praktikum, mengerjakan laporan, dan asistensi.
Dan juga tetap semangat sampai seminar selesai dan dinyatakan lolos lab.
7.2.4 Ayat yang berhubungan
Timbanglah pada hari itu (menjadi ukuran) kebenaran maka barang siapa
yang berat timbangannya (kebaikan) mereka inilah orang-orang yang akan
beruntung” (Q.S Al-Araf : 8-9).

KONSTANTA GAYA PEGAS


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, (2016) Pengaruh Gaya Hukum II Newton terhadap Kerusakan Aspal di


Blitar.
Ishaq, Muhammad, (2017). Ipa Fisika untuk Smp/Mts kelas. Erlangga.
Jati, (2018). Pengaruh Nilai Konstanta Terhadap Pertambahan Panjang Pegas
KONSTANTA GAYA PEGAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

Pada Rangkaian Tunggal, Seri, Dan Paralel. 3-6.


Jati, B. M. (2013). Pengantar Fisika 1. Yogyakarta: Gadjah Mada Univeristy
Press.
Oktavia, V. E. (2017). Gerak lurus beraturan
Rumus hitung, (2012) Energi potensial pegas dalam pembelajaran fisika modul &
dan latihan soal pegas.
Santoso & Akbar, (2020) Pengembangan Alat Praktikum Susunan Pegas Dalam
Pembelajaran Fisika Pada Materi Elastisitas .

KONSTANTA GAYA PEGAS

Anda mungkin juga menyukai