Anda di halaman 1dari 7

Penguatan Positif (Positive Reinforcement)

Essay ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok


Pada mata kuliah “Modifikasi Perilaku”.

Dosen Pengampu:
Dra. Elni Yakub, MS

Disusun Oleh:

Kelompok 3

Dina Puspita 2105110680


Muhammad Rizal 2105112232
Putri Cahyani Pernades 2105112283
Puji Lestari 2105125088
Safira 2105110673

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITASRIAU
PEKANBARU
2023
PEMBAHASAN

1. Pengertian Penguatan Positif


Salah satu kompetensi yang harusdimiliki oleh seorang guru adalah keterampilan
memberi penguatan. Sehingga dapat memotivasi siswa dalam kegiatan belajar
mengajar dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini disebabkan tenaga
pengajar selain sebagai seorang yang berperan sebagai transformasi pengetahuan dan
keterampilan, juga memandu segenap proses pembelajaran.
Menurut Wasty Soemanto (2006:129), yang dimaksud dengan pemberian
penguatan (reinforcement) adalah suatu respon positif dari guru kepada siswa yang
telah melakukan suatu perbuatan yang baik atau berpartisipasi. Pemberian penguatan
(reinforcement) ini dilakukan oleh guru dengan tujuan agar siswa dapat lebih giat
berpartisipasi dalam interaksi belajar mengajar dan mengajar siswa agar mengulangi
lagi perbuatan yang baik itu.
Pomerantz, A.M (2013) menjelaskan penguatan ialah konsekuensi tertentu yang
membuat sebuah perilaku lebih berkemungkinan untuk terjadi lagi di masa
mendatang. Penguatan positif berarti “mendapatkan sesuatu yang baik” (misal
makanan). Sedangkan Putranto, A.K. (2016) menjelaskan positive reinforcement
adalah memberikan konsekuensi yang menyenangkan saat suatu perilaku yang
diharapkan muncul dengan tujuan agar perilaku tersebut dilakukan lagi. Contoh
positive reinforcement ialah pujian atau pemberian hadiah. Gelgel, Nengah (2002)
menyatakan penguatan positif merupakan respon terhadap suatu tingkah laku yang
dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku yang
diharapkan.
Menurut Skinner (1976) Reinforcement (penguatan) positif, adalah
reinforcement penguatan berdasarkan prinsip bahwa frekuensi respons meningkat
karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding). Bentuk-bentuk
reinforcement (penguatan) positif adalah berupa hadiah (permen, kado, makanan dan
lain-lain), perilaku (senyum, menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk
tangan, mengacungkan jempol), atau penghargaan (nilai A, Juara 1 dan sebagainya).

2. Bagaimana hidup dapat dipengaruhi oleh penguatan positif dalam


kehidupan sehari-hari dan beserta contoh
Menurut Skinner (dalam J.W. Santrock, 2007:274), penguatan (reinforcement)
dibagi menjadi dua bagian yaitu Penguatan Positif dan Penguatan Negatif. Penguatan
positif adalah penguatan berdasarkan prinsip bahwa frekuensi respon meningkat
karena di ikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding). Sedangkan penguatan
negatif adalah penguatan prinsip bahwa frekuensi respon meningkat karena diikuti
dengan penghilangan stimulus yang merugikan (tidak menyenangkan).
Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penguatan (reinforcement)
dikatakan sebagai respon terhadap tingkah laku yang dapat meningkatkan
kemungkinan berulangnya tingkah laku tersebut. Tindakan tersebut dimaksudkan
untuk mengganjar atau membesarkan hati siswa agar mereka lebih giat berpartisipasi
untuk interaksi dalam belajar mengajar.
Belajar tidak hanya sekedar memetakan pengetahuan atau informasi yang
disampaikan, namun bagaimana melibatkan individu secara aktif membuat ataupun
merevisi hasil belajar yang diterimanya menjadi suatu pengalaman yang bermanfaat
bagi pribadinya. Menurut Thorndike (dalam Hamzah Uno, 2006:7), menjelaskan
belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Menurut Thorndike
perubahan tingkah laku bisa berwujud sesuatu yang dapat diamati atau yang tidak
dapat diamati
Tujuan dari penguatan positif yang dikemukakan oleh Gelgel, Nengah (2002),
yaitu:
1. Meningkatkan motivasi.
2. Merangsang berpikir yang baik.
3. Menimbulkan perhatian.
4. Menumbuhkan kemampuan berinisiatif.
5. Mengendalikan dan merubah sifat negatif.
(Contoh-contoh penguatan positif dalam kehidupan sehari-hari)
1. Memberikan Pujian: Memberikan pujian kepada teman atau rekan kerja yang
telah melakukan pekerjaan yang baik.
2. Menghargai Anak: Mengapresiasi anak Anda ketika mereka mencapai
pencapaian di sekolah atau dalam aktivitas ekstrakurikuler.
3. Mengucapkan Terima Kasih: Mengucapkan terima kasih kepada pasangan
atau anggota keluarga atas bantuan mereka dalam pekerjaan rumah tangga atau
perhatian mereka.
4. Dukungan Teman: Memberikan dukungan emosional kepada teman yang
sedang menghadapi kesulitan atau perubahan dalam hidup mereka.
5. Pengakuan di Tempat Kerja: Memberikan pengakuan atau penghargaan
kepada kolega yang berkinerja baik atau memberikan ide-ide yang bernilai.
3. Perbedaan penguatan positif dan penguatan negatif
Penguatan positif adalah suatu peristiwa yang dihadirkan dengan segera
mengikuti perilaku, menyebabkan perilaku tersebut meningkat frekuensinya.
Sedangkan penguatan negatif adalah suatu peristiwa yang dihilangkannya stimulus
yang tidak menyenangkan sebagai konsekuensi perilaku tersebut (Edi, 2020). Secara
prinsip penguatan positif menyatakan bahwa jika dalam suatu situasi seseorang
melakukan sesuatu kemudian yang diikuti dengan segera oleh penguatan positif,
maka orang itu akan cenderung mengulanginya untuk melakukan hal yang sama pada
situasi yang cenderung sama. Adapun prinsip penguatan negatif yaitu bila
dikuranginya atau dihilangkannya suatu stimulus menyebabkan perilaku meningkat
atau terpelihara.
Definisi penguatan positif yang diungkapkan Schunk (2012) adalah pemberian
stimulus atau penambahan disebuah situasi tertentu dengan tujuan mengikuti respons
anak agar meningkatkan kemungkinan munculnya respon yang sama disituasi yang
sama di masa depan. jika penguatan positif berfokus pada pemberian dan
penambahan stimulus, penguatan negatif sebaliknya. Schunk (2012) mendefinisikan
penguatan negatif sebagai penghilangan atau pengambilan sebuah stimulus setelah
terjadinya suatu respons agar meningkatkan kemungkinan munculnya respon yang
sama disituasi yang sama di masa depan. Ada perbedaan penting antara hukuman
dengan penguatan negatif. Dalam bukunya Santrock (2008) menyebutkan bahwa
penguatan negatif dapat meningkatkan kemungkinan munculnya suatu perilaku
sementara hukuman menghilangkan perilaku tersebut.
Skinner membedakan dua jenis penguatan. Dalam penguatan positif, sebuah
tanggapan diperkuat oleh penyajian rasangan positif atau menguntungkan setelah
berlangsung tanggapan, jenis rasangan ini disebut penguat positif atau imbalan
(reward). Contoh penguat positif meliputi makanan, uang, dan persetujuan sosial.
Sebagai contoh Mawar lebih mungkin untuk terus menekuni pekerjaan jika Mawar
menerima bayaran tetap (penguat positif) ketimbang jika bayarannya berhenti.
Sedangkan dalam penguatan negatif, tanggapan diperkuat ketika ia menyebabkan
penghilangan rasangan “aversif” (menyakitkan atau tidak menyenangkan). Penguat
negative adalah rasangan aversif seperti suara bising, rasa dingin, nyeri, omelan, atau
tangisan anak. Secara sederhananya, Penguatan positif merupakan penguatan
tanggapan dengan menghadirkan rasangan positif atau berimbalan setelah terjadi
tanggapan, sedangkan penguatan negative merupakan penguatan tanggapan dengan
menghapus rangsangan setelah terjadi tanggapan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa perbedannya adalah bahwa pada penguatan
positif, perilaku diperkuat ketika mereka diikuti oleh penghantaran rangsangan,
sedangkan pada penguatan negative, perilaku diperkuat ketika mereka mengarah
pada penghilangan rasangan.

4. Faktor-faktor yg mempengaruhi penguatan positif


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keefektifan reinforcement positif,
yaitu :
1) Memilih perilaku yang akan ditingkatkan. Perilaku yang akan dikukuhkan
harus diidentifikasi secara spesifik. Hal ini akan membantu untuk memastikan
reliabilitas dari deteksi contoh dari perilaku dan perubahan frekuensinya, serta
meningkatkan perilaku kemungkinan program reinforcement ini dilakukan
secara konsisten.
2) Memilih Reinforcer
Berbeda individu kemungkinan reinforcer yang digunakan juga berbeda. Ada
juga reinforce yang merupakan reinforcer bagi semua orang 5 macam
reinforcer yaitu :
a) Consumable reinforcer: makanan, minuman
b) Activity reinforcer : hobi, olahraga, belanja
c) Manipulative reinforcer: menggunakan internet
d) Possesional reinforcer: gelas / baju kesayangan
e) Social reinforcer : pujian, pelukan, senyum
3) Contingent vs Noncontingent Reinforcement
a) Reinforcement contingent: reinforcer tergantung pada perilaku.
b) Reinforcement noncontingent: reinforcer diberikan pada waktu tertentu
dan tidak tergantung pada perilaku.

5. Bagaimana penguatan positif dapat menyerang individu yang tidak


menyadari nya
Soetarlinah Sukadji (Edi Purwanta, 2005: 35) menyatakan apabila suatu stimulus
berupa benda atau kejadian itu dihadirkan (yang terjadi sebagai akibat atau
konsekuensi suatu perilaku) secara berulang-ulang, sehingga keseringan munculnya
perilaku tersebut meningkat atau terpelihara, maka peristiwa itu disebut positive
reinforcement.
Berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
positive reinforcement adalah suatu stimulus atau rangsangan berupa benda, atau
peristiwa yang dihadirkan dengan segera terhadap suatu perilaku yang dapat
meningkatkan frekuensi munculnya perilaku tersebut.
Prinsip umum dalam pemberian positive reinforcement adalah kesegeraan.
Maksudnya bila perilaku yang telah diinginkan telah muncul dan akan dipelihara atau
ditingkatkan maka segeralah diikuti dengan pemberian positive reinforcement. Bila
ini dilakukan, maka frekuensi, besaran, dan kualitas perilaku tersebut akan dapat
dipertahankan. Martin dan Pear (Edi Purwanta, 2005: 37) menguraikan bahwa dalam
pemberian positive reinforcement memiliki prinsip- prinsip prosedur sebagai berikut.
a. Menyeleksi Perilaku yang akan Ditingkatkan.Perilaku-perilaku yang
diseleksi seharusnya perilaku yang khusus, misalnya tersenyum daripada
perilaku yang umum, misalnya bersosialisasi.
b. Menyeleksi Penguat
1) Jika memungkinkan penguat yang dipilih hendaknya penguatan yang kuat
dengan rambu-rambu, yaitu telah tersedia, dapat disajikan dengan segera
mengikuti perilaku yang diinginkan, dapat digunakan lagi tanpa
menyebabkan kejenuhan segera, tidak membutuhkan hubungan waktu
yang besar untuk mengolah (jika ini membutuhkan setengah jam untuk
mengolah penguat, ini berarti mempersingkat waktu latihan).
2) Menggunakan beberapa penguat secara fleksibel dan kapan penguat
tersebut digunakan sesuai prosedur yang ditetapkan.
c. Menggunakan Penguat Positif
1) Menceritakan kepada individu tentang rencana sebelum latihan dimulai.
2) Memberikan penguat dengan segera yang mengikuti perilaku.
3) Menjelaskan perilaku yang diinginkan kepada individu ketika penguat
sedang diberikan (contoh: kamu membersihkan kamarmu dengan sangat
indah).
4) Menggunakan banyak pujian dan kontak fisik. Untuk menghindari rasa
jenuh, semacam frase yang saya gunakan sebagai penguat sosial. Jangan
selalu mengatakan ini bagus untukmu melainkan, sangat cantik, tepat, dan
hebat.
DAFTAR PUSTAKA

https://eprints.uny.ac.id/9835/2/bab%202%20-08108241089.pdf
https://www.kajianpustaka.com/2021/04/penguatan-reinforcement-pengertian.html
Karang, M. N. W. (2019). HUBUNGAN PEMBERIAN PENGUATAN
(REINFORCEMENT) TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR
PADA SISIWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 2
BANYUWANGI. SOSIOEDUKASI JURNAL ILMIAH ILMU PENDIDIKAN
DAN SOSIAL, 8(1), 51-59.
Krisnawardhani, K. K., & Noviekayati, I. G. A. A. (2020). Positive Reinforcement
Techniques as a Media to Improve Social Interaction Capabilities in
Adolescent with Hebefrenic Schizophrenia. Proceedings of The ICECRS, 8.
Marpaung, J. (2018). Pengaruh penggunaan gadget dalam kehidupan. KOPASTA:
Journal of the Counseling Guidance Study Program, 5(2).
Putri, O. M. (2019). Pengaruh Pemberian Reinforcement Positive Terhadap
Peningkatan Kemandirian Anak (Doctoral dissertation, Skripsi, Universitas
Muhammadiyah Magelang).

Anda mungkin juga menyukai