Anda di halaman 1dari 18

40

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 14 Bone pada kelas X MIA 1 yang

berjumlah 32 peserta didik. Peserta didik belajar melalui pengalaman yang mereka

dapatkan baik dalam kehidupan sehari-hari maupun contoh-contoh yang diberikan

oleh guru pada saat pembelajaran sedang berlangsung. Penelitian ini dikakukan

selama dua siklus yaitu Siklus I terdiri dari tiga pertemuan, dua kali pertemuan

untuk pelaksanaan tindakan dan satu kali pertemuan untuk mengevaluasi tingkat

pemahaman kognitif peserta didik diakhir siklus, dan siklus II juga terdiri dari tiga

pertemuan, dua kali pertemuan untuk tindakan dan satu kali pertemuan untuk

mengevaluasi tingkat pemahaman kognitif peserta didik di akhir siklus. Hasil

penelitian yang diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Aktivitas belajar

Berdasarkan Penyajian dan analisis data lembar observasi aktivitas belajar

peserta didik kelas X MIA 1 SMAN 14 Bone pada materi ikatan kimia (dapat

dilihat pada Lampiran B, diperoleh persentase rata-rata aktivitas belajar peserta

didik pada siklus I yaitu 53.81% dengan predikat Sedang. Rincian data kuantitatif

hasil observasi aktivitas belajar peserta didik dapat dilihat pada Tabel 4.1.

40
41

Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Peserta Didik Pada Siklus I Per
Fase
Nomo Persentase Aktivitas Siklus I
Fase
r Rata- Katego Per Per
pembelajaran Pert. I Pert. II Kategori Kategori
butir rata ri Fase Siklus
(Fase I) 1 57,29% 63.54% 60.42% Sedang
68.85
Sangat Baik
Menyampaikan 2 69.79% 78.12% 83.96% %
Tujuan Baik
(Fase 2)
51.04
Menyajikan 3 44.79% 57.29% 51.04% Sedang Sedang
%
Informasi

(Fase 3)

Mengorganisasi
kan peserta
didik ke dalam Sangat Sangat
4 100% 100% 100% 100%
kelompok- Baik Baik
53.15
kelompok Sedang
%
belajar

(Fase 4) Sangat
5 14.58% 20.83% 17.71%
Kurang
Membimbing 6 57.29% 62.50% 59.90% Sedang
28.13
kelompok Sangat Kurang
7 17.71% 22.91% 20.31% %
bekerja dan Kurang
belajar Sangat
8 12.50% 16.67% 14.59%
Kurang
9 23.95% 32.29% 28.12% Kurang
(Fase 5) Sangat
10 7.29% 16.67% 11.98% 17.71 Sangat
Kurang
% Kurang
Evaluasi Sangat
11 8.33% 17.71% 13.02%
Kurang

Setiap aktivitas yang diamati pada setiap fase dikelompokkan ke dalam

beberapa kelompok indikator aktivitas yaitu visual, oral, dan writing. Berdasarkan

hasil penyajian dan analisis aktivitas belajar peserta didik berdasarkan indikator

aktivitas (dapat dilihat pada Lampiran B), diperoleh persentase rata-rata aktivitas
42

berdasarkan indikator aktivitas pada siklus I yaitu 46.27%. Rincian data

kuantitatif hasil observasi aktivitas belajar peserta didik berdasarkan indikator

aktivitas dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Peserta didik berdasarkan


Indikator aktivitas pada Siklus I
Indikator Aktivitas Persentase(%) Kategori
Writing Activities 37.85% Kurang
Visual Activities 64.93% Baik
Oral Activities 36.04% Kurang
Rata-rata 46.27% Sedang

Persentase terendah dari aktivitas belajar peserta didik berada pada indikator

oral activities. Oral activities adalah aspek aktivitas yang terfokus pada

kemampuan dalam memecahkan masalah serta tanggapan ataupun solusi yang

disampaikan oleh peserta didik.

b. Hasil Belajar

Setelah diterapkan langkah-langkah model pembelajaran Two Stay Two

Stray dan pemberian tes hasil belajar pada akhir siklus I, diperoleh hasil belajar

peserta didik dan dibagi ke dalam kategori tuntas tidak tuntas berdasarkan nilai

kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan di SMA Negeri 14 Bone. Hal

ini bertujuan untuk menentukan persentase ketuntasan kelas pada siklus I yang

dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan merujuk pada (lampiran B).

Tabel 4.3 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Peserta didik Kelas X MIA 1
pada Siklus I Berdasarkan KKM SMAN 14 Bone
Nilai Kategori Jumlah Peserta didik Presentase (%)
0 – 74 Tidak tuntas 19 59,37
75 – 100 Tuntas 13 40,63

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa peserta didik yang mencapai

nilai KKM yaitu sebanyak 40,63% atau sebanyak 13 peserta didik dari seluruh
43

peserta didik pada kelas X MIA 1 SMA Negeri 14 Bone. Adapun yang belum

mencapai nilai KKM yaitu sebanyak 59,37% atau sebanyak 19 peserta didik. Hal

ini menunjukkan bahwa hasil analisis data yang diperoleh pada siklus ini masih

belum berhasil berdasarkan indikator keberhasilan ketuntasan kelas 80% sehingga

penelitian ini perlu dilanjutkan pada siklus ke selanjutnya.

c. Refleksi Siklus I

Berdasarkan hasil penyajian dan analisis data pada (lampiran B), terlihat

bahwa presentase rata-rata aktivitas belajar peserta didik pada siklus I masih

berada pada kategori sedang, selain itu persentase ketuntasan kelas pada siklus I

masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan karena langkah-langkah model

pembelajaran Two Stay Two Stray pada siklus I belum secara maksimal dan juga

disebabkan karena banyaknya peserta didik yang acuh tak acuh terhadap proses

pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas peserta didik sehingga perlu

direfleksi. Hasil refleksi siklus I inilah yang dijadikan sebagai acuan untuk

merencanakan tindakan yang dilaksanakan di siklus II sehingga dapat terjadi

peningkatan aktivitas belajar peserta didik dan hasil belajar peserta didik.

Adapun hasil refleksi dilakukan pada siklus I disajikan pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil Refleksi pada pelaksanaan siklus I

Fase Tindakan
Siklus 1 Refleksi Hasil siklus II
Pembelajaran (siklus II)
Fase I : Peserta didik Hanya 60,42% Guru menekankan Writing activity
Menyampaika menuliskan dari jumlah kembali untuk peserta didik
n Tujuan tujuan keseluruhan menuliskan tujuan meningkat
pembelajaran. peserta didik yang pembelajaran yang menjadi 89.06%
mampu disampaikan oleh dari jumlah
menuliskan tujuan guru. keseluruhan
pembelajran yang peserta didik
disampaikan oleh yang menuliskan
44

Fase Tindakan
Siklus 1 Refleksi Hasil siklus II
Pembelajaran (siklus II)
guru, atau dengan tujuan
kata lain masih pembelajaran
berada pada
kategori seedang
Peserta didik Hanya 73.95% Guru memberikan Visual Activity
menyimak dari jumlah motivasi yang lebih peserta didik
motivasi dari keseluruhan menarik kepada meningkat
guru agar bisa peserta didik yang pesrta didik, sembari menjadi 91.15%
memahami menyimak ketika mengajak peserta dari jumlah
pelajaran yang diberikan motivasi didik untuk peserta didik,
berkaitan oleh guru, hal ini menyimak motivasi atau
dengan dikarenakan yang diberikan. dikategorikan
kehidupan beberapa peserta sangat baik
sehari – hari. didik menanggap
tidak penting
motivasi yang
diberikan oeh
guru.
Fase II : Peserta didik Hanya 51.04% Guru Oral activity
Menyajikan aktif bertanya dari jumlah mengintruksikan peserta didik
Informasi ketika diberi keseluruhan peserta didik agar meningkat
informasi terkait peserta didik yang berani bertanya menjadi 70,83%
pelajaran aktif bertanya ketika ada informasi dari jumlah
terkait pelajaran pembelajaran yang keseluruhan
yang disampaikan tidak dipahami oleh peserta didik.
oleh guru peserta didik
Fase III : Peserta didik 100% peserta Guru memotivasi Visual Activities
Mengorganisa berhitung untuk didik dari jumlah peserta didik untuk peserta didik
sikan peserta membagi keseluruhan aktif mempertahanakan tetap stabil pada
kelompok dan dalam berhitung keaktifan dan angka 100% dari
didik ke dalam
duduk bersama dan membagi kekompakan dalam jumlah
kelompok- teman dirinya dalam membagi diri ke keseluruhan
kelompok kelompoknya kelompok belajar. dalam kelompok peserta didik.
belajar masing – belajar
masing.
45

Fase Tindakan
Siklus 1 Refleksi Hasil siklus II
Pembelajaran (siklus II)
Fase IV Peserta didik Hanya 17,71% Guru mengarahkan Oral Activities
Membimbing mengumpulkan dari jumlah peserta didik untuk peserta didik
kelompok informasi terkait keseluruhan pesrta aktif mencari meningkat
bekerja dan permasalahan didik yang informasi dan menjadi 50.52%
belajar yang dipelajari mengumpulkan berkeliling ke setiap dari jumlah
informasi dari kelompok sembari keseluruhan
permasalah yang memberikan peserta didik.
diberikan oleh semangat dalam
guru belajar.

Peserta didik Hanya 59.89% Guru berkeliling Oral Activities


berdiskusi dari jumlah memantau setiap peserta didik
membahas keseluruhan kelompok dan meningkat
pemecahan peserta didik yang menginstruksikan menjadi 84.89%
masalah yang aktif berdiskusi serta mengarahkan dari jumlah
dipelajari membahas peserta didik untuk keseluruhan
pemecahan semangat dan aktif peserta didik
masalah. dalam berdiskusi
Peserta didik Hanya 20.31% Guru memotivasi Oral Activities
mempresentasik dari jumlah peserta didik untuk peserta didik
an hasil jawaban keseluruhan tidak ragu dan berani meningkat
dari peserta didik yang berbicara menjadi 63.54%
permasalahan. mampu mempresentasikan dari jumlah
mempresentasikan hasil diskusinya keseluruhan
hasil diskusinya. peserta didik
Peserta didik Hanya 14.59% Guru Visual Activities
memperhatikan dari jumlah menginstruksikan peserta didik
penjelasan guru keseluruhan kepada peserta didik meningkat
jika terdapat peserta didik yang untuk fokus menjadi 58.33%
jawaban yang memperhatikan memperhatikan secar dari jumlah
tidak benar penjelasan guru seksama penjelasan keseluruhan
atas perbaikan dari guru peserta didik
jawaban peserta
didik yang kurang
tepat
Fase V Peserta didik Hanya 28.18% Guru berkeliling Writing activity
Evaluasi mengecek dari jumlah memantu setiap peserta didik
kembali dan keseluruhan kelompok dan meningkat
memperbaiki peserta didik yang menginstruksikan menjadi 53.09%
jawaban aktif dalam agar semua anggota dari jumlah
pemecahan kelompok untuk kelompok keseluruhan
masalah. memperbaiki mengetahui hasil peserta didik
jawaban penyelesaian
pemecahan masalah yang benar.
46

Fase Tindakan
Siklus 1 Refleksi Hasil siklus II
Pembelajaran (siklus II)
masalah
Peserta didik Hanya 11,98 % Guru kembali Oral activity
bertanya jika dari jumlah
mengintruksikan peserta didik
masih ada yang keseluruhan kepada semua meningkat
belum dipahami. peserta didik yang
peserta didik agar menjadi 45.32%
bertanya kepada bertanya jika masih dari jumlah
guru. ada jawaban yang keseluruhan
belum dipahami. peserta didik
Peserta didik Hanya 13.02 % Guru Writing
menuliskan dari jumlah mengnstruksikan Activities peserta
kesimpulkan keseluruhan kepada peserta didik didik meningkat
pembelajaran. peserta didik yang untuk aktif menjadi 58.86%
menuliskan menuliskesimpulan dari jumlah
kesimpulan dari pembelajaran keseluruhan
pembelajaran. dan menunjuk secara peserta didik
acak kepada peserta
didik untuk
menjelaskan apa
yang telah peserta
didik tulis sebagai
kesimpulan.

Perbaikan yang dilakukan pada tahap refleksi yaitu: 1). Menekankan

kembali untuk menuliskan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru, 2).

Memberikan motivasi yang lebih menarik kepada pesrta didik, sembari mengajak

peserta didik untuk menyimak motivasi yang diberikan, 3). Mengintruksikan

peserta didik agar berani bertanya ketika ada informasi pembelajaran yang tidak

dipahami oleh peserta didik, 4). Memotivasi peserta didik untuk mempertahankan

keaktifan dan kekompakan dalam membagi diri ke dalam kelompok belajar, 5).

Mengarahkan peserta didik untuk aktif mencari informasi dan berkeliling ke

setiap kelompok sembari memberikan semangat dalam belajar, 6). Berkeliling

memantau setiap kelompok dan menginstruksikan serta mengarahkan peserta

didik untuk semangat dan aktif dalam berdiskusi, 7). Memotivasi peserta didik
47

untuk tidak ragu dan berani berbicara mempresentasikan hasil diskusinya, 8).

Menginstruksikan kepada peserta didik untuk fokus memperhatikan secar

seksama penjelasan dari guru, 9). Berkeliling memantu setiap kelompok dan

menginstruksikan agar semua anggota kelompok mengetahui hasil penyelesaian

masalah yang benar, 10). Kembali mengintruksikan kepada semua peserta didik

agar bertanya jika masih ada jawaban yang belum dipahami, 11).

Mengnstruksikan kepada peserta didik untuk aktif menulis kesimpulan dari

pembelajaran dan menunjuk secara acak kepada peserta didik untuk menjelaskan

apa yang telah peserta didik tulis sebagai kesimpulan. Perbaikan tersebut merujuk

pada perbaikan dalam membangkitkan keberanian peserta didik untuk berbicara

saat diskusi, menjelaskan hasil pemecahan masalah dan aktif dalam mengerjakan

soal. Jika peserta didik tidak memiliki keberanian dalam hal tersebut digunakan

cara penunjukan langsung dan memberikan kewajiban kepada salah satu peserta

didik dalam kelompoknya untuk berbicara atau dengan berbagi kesempatan dalam

berbicara.

2. Siklus II

a. Aktivitas belajar

Berdasarkan Penyajian dan analisis data lembar observasi aktivitas belajar

peserta didik kelas X MIA 1 SMAN 14 Bone pada materi ikatan kimia (dapat

dilihat pada lampiran B), diperoleh persentase rata-rata aktivitas belajar peserta

didik pada siklus II yaitu 63,93% dengan predikat baik. Rincian data kuantitatif

hasil observasi aktivitas belajar peserta didik dapat dilihat pada Tabel 4.5

Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Peserta didik pada Siklus II
Fase pembelajaran Siklus II
48

Pert. I Pert. II Rata-rata Kategori


(Fase I) 86.45% 91.67% Sangat
90.10%
88.54% 93.75% Baik
Menyampaikan Tujuan
Fase 2)
70.83% 70.83% 70.83% Baik
Menyajikan Informasi

(Fase 3)

Mengorganisasikan
Sangat
peserta didik ke dalam 100% 100% 100%
Baik
kelompok-kelompok
belajar

(Fase 4) 45.83% 55.21%


80.21% 89.58% Baik
Membimbing kelompok 58.33% 68.75% 64.32
bekerja dan belajar
52.08% 64.58%
46.88% 57.29%
(Fase 5) 37.50% 53.13%
Sedang
52.09%
Evaluasi
54.17% 63.54%

Berikut Diagram Batang yang menampilkan data aktivitas belajar peserta

didik dalam tiap fasenya pada siklus I dan siklus II


49

120.00%

100.00%

80.00%
PERSENTASE

60.00%
Siklus I
40.00% Siklus II

20.00%

0.00%
Fase 1 Fase 2 Fase 3 Fase 4 Fase 5
FASE PEMBELAJARAN TS-TS

Gambar 4.1 Diagram Batang Aktivitas Belajar Peserta didik Kelas X MIA 14
Bone Setiap Fase Pembelajarannya

Setiap aktivitas yang diamati pada tiap fase dikelompokkan ke dalam

beberapa kelompok indikator aktivitas yaitu writing, visual, dan oral. Berdasarkan

hasil penyajian dan analisis aktivitas belajar peserta didik berdasarkan indikator

aktivitas (dapat dilihat pada Lampiran B), diperoleh persentase rata-rata aktivitas

berdasarkan indikator aktivitas pada siklus II yaitu 66,38%. Rincian data

kuantitatif hasil observasi aktivitas belajar peserta didik berdasarkan indikator

aktivitasi dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Peserta Didik Berdasarkan


Indikator Aktivitas Pada Siklus II
Indikator Aktivitas Rata-rata Kategori
Writing Activities 70.83% Baik
Visual Activities 86.11% Sangat Baik
Oral Activities 67.50% Baik
Rata-rata 74.81% Baik
50

Secara detail ketiga indikator aktivitas disajikan dalam diagram batang berikut
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
PERSENTASE

50.00%
40.00% Siklus I
Siklus II
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Writing Activities Visual Activities Oral Activities
INDIKATOR AKTIVITAS BELAJAR

Gambar 4.2 Diagram Batang Aktivitas Belajar Peserta didik Kelas X MIA 1
SMAN 14 Bone Berdasarkan Indikator Aktivitas

Hasil di atas menunjukkan bahwa persentase aktivitas belajar peserta didik

baik secara proses maupun berdasarkan indikator aktivitasi telah meningkat jika

dibandingkan dengan siklus I. Hal ini juga dibuktikan dengan meningkatnya

kategori aktivitas belajar peserta didik untuk tiap aspek yang diobservasi. Data ini

menunjukkan bahwa tindakan-tindakan yang dilakukan pada siklus II dapat

meningkatkan aktivitas belajar peserta didik.

b. Hasil Belajar

Setelah menerapkan langkah-langkah model pembelajaran Two Stay Two

Stray dan pemberian tes hasil belajar pada akhir siklus II, diperoleh hasil belajar

peserta didik dan dibagi kedalam kategori tuntas tidak tuntas berdasarkan nilai

kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan di SMAN 14 Bone. Hal ini

bertujuan untuk menentukan presentase ketuntasan kelas pada siklus II yang dapat

dilihat pada Tabel 4.7 dan merujuk pada (lampiran B).


51

Tabel 4.7 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Peserta didik Kelas X MIA 1
Berdasarkan KKM SMAN 14 Bone Siklus II
Nilai Kategori Jumlah Peserta Presentase (%)
didik
0 – 74 Tidak tuntas 5 15.62
75 – 100 Tuntas 27 84.38

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa peserta didik yang mencapai

nilai KKM yaitu sebanyak 84,38% atau sebanyak 27 orang peserta didik dari

seluruh jumlah peserta didik pada kelas X MIA 1 SMAN 14 Bone. Adapun yang

belum mencapai nilai KKM yaitu sebanyak 15,62% atau sebanyak 5 orang peserta

didik. Hal ini menunjukkan bahwa hasil tes akhir belajar meningkat dari siklus I

ke siklus II. Hasil tes akhir siklus II ini juga sejalan dengan hasil aktivitas belajar

peserta didik yang juga meningkat pada siklus II. Data persentase ketuntasan kelas

disajikan dalam Diagram Batang dibawah ini.

90.00%

80.00%

70.00%

60.00%

50.00%

40.00% Ketuntasan Kelas

30.00%

20.00%

10.00%

0.00%
Siklus I Siklus II

Gambar 4.3 Diagram Batang Peningkatan Persentase Ketuntasan Kelas X


MIA 1 SMAN 14 Bone
52

c. Refleksi Siklus II

Berdasarkan hasil penyajian dan analisis data yang telah diuraikan di atas

terlihat bahwa presentase rata-rata aktivitas belajar peserta didik pada siklus II

yaitu 63,93% dengan kategori baik. Adapun hasil tes akhir peserta didik pada

siklus II menunjukkan tingkat ketuntasan kelas yang tinggi yaitu 84,38%. Hasil

tes akhir peserta didik pada siklus II memperlihatkan data yang relevan dengan

peningkatan aktivitas belajar peserta didik, dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa peningkatan aktivitas belajar peserta didik berbanding lurus dengan

peningkatan kemampuan kognitif peserta didik (yang diukur melalui tes akhir

siklus). Menurut indikator keberhasilan (dapat dilihat di Bab III) maka

disimpulkan bahwa penelitian ini telah berhasil, dengan demikian penelitian ini

dihentikan pada siklus II.

B. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan selama 6 pertemuan, 3 pertemuan pada siklus I dan

3 pertemuan pada siklus II. Pada masing-masing siklus dilakukan 2 pertemuan

tatap muka (proses pembelajaran) dan 1 pertemuan untuk tes siklus. Pada

dasarnya, langkah-kangkah model pembelajaran yang dilakukan pada siklus I

sama dengan yang dilakukan pada siklus II yaitu dengan menggunakan langkah-

langkah model pembelajaran Two Stay Two STray. Adapun perbedaannya hanya

terletak pada tindakan hasil refleksi siklus I yang dilakukan pada siklus II. Pada

penelitian ini, aspek yang ditinjau adalah aktivitas dan hasil belajar peserta didik.

Berdasarkan hasil penyajian dan analisis aktivitas peserta didik pada siklus I dan

siklus II (dapat dilihat pada Lampiran B), model pembelajaran Two Stay Two
53

Stray dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik. Hal ini sejalan dengan

tingkat pemahaman kognitif peserta didik sudah mencapai ketuntasan kelas yaitu

84,38%.

1. Aktivitas Belajar

Model pembelajaran Two Stay Two Stray dapat meningkatkan aktivitas

peserta didik dalam proses pembelajaran yang dilakukan melalui siklus I dan

siklus II. Berdasarkan hasil analisis kualitatif aktivitas peserta didik pada siklus I

dan II, terlihat model pembelajaran Two Stay Two Stray dapat mengubah

kebiasaan peserta didik seperti kurangnya rasa percaya diri saat diminta untuk

menyampaikan pertanyaan, pendapat maupun tanggapan, bahkan rasa tidak

percaya diri untuk mengerjakan soal-soal yang diberikan sehingga timbul

kebiasaan untuk mengharapkan bantuan dari teman dan hanya berpatokan pada

buku saja

Fase I Menyampaikan tujuan, pada fase ini guru menjelaskan tujuan

pembelajaran dan memotivasi peserta didik agar bisa memahami pelajaran yang

berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil observasi aktivitas

belajar siklus I pada fase Menyampaikan Tujuan (dapat dilihat pada Lampiran B)

menunjukkan bahwa hanya 67,19% peserta didik yang mampu menuliskan tujuan

pembelajaran yang disampaikan oleh guru karena sebagian peserta didik tidak

menyimak motivasi yang dijelaskan oleh guru. Untuk mengatasi hal ini guru

menekankan kepada peserta didik untuk menuliskan tujuan pembelajaran yang

disampaikan oleh guru dan memberikan motivasi yang lebih menarik kepada

peserta didik. Tindakan ini terbukti efektif meningkatkan aktivitas belajar peserta
54

didik pada fase Menyampaikan Tujuan dari 67,19% menjadi 90,10%, pada siklus

II dengan kategori sangat baik ( dapat dilihat pada Lampiran B).

Fase II Menyajikan informasi, pada fase ini, peserta didik memerankan

oral activities dengan aktif bertanya ketika diberi informasi terkait materi

pelajaran. Hasil observasi aktivitas belajar pada fase ini menghasilkan hanya

51,04% dari jumlah keseluruhan peserta didik yang aktif bertanya ketika diberi

informasi terkait pelajaran, hal ini terjadi dikarenakan peserta didik acuh dan tidak

fokus terhadap penyampaian yang diberikan oleh guru, serta tidak berani

mengemukakan pendapat ataupun pertanyaannya. Untuk mengatasi hal ini guru

menekankan untuk fokus terhadap penyampaian guru serta menginstruksikan

kepada peserta didik untuk berani bertanya ketika ada informasi pembelajaran

yang tidak dipahami. Tindakan ini terbukti efektif meningkatkan aktifitas peserta

didik pada fase Menyajikan Informasi dari 51,04% meningkat menjadi 70,83%

pada siklus II dengan kategori baik (dapat dilihat pada Lampiran B).

Fase III Mengorganisasikan peserta didik ke dalam kelompok-kelompok

belajar, pada fase ini guru menginstruksikan kepada peserta didik untuk berhitung

dan selanjutnya membagi kelompoknya serta duduk bersama teman kelompoknya

masing-masing. Pada fase ini aktivitas peserta didik sangat baik, 100% peserta

didik melaksanakan instruksi dari guru untuk berhitung dan membagi diri untuk

bergabung dengan kelompoknya masing-masing. Pada fase ini guru tetap

memberikan tindakan berupa motivasi supaya peserta didik tetap

mempertahankan keaktifannya dalam mengolah informasi yang disampaikan oleh

guru. Tindakan yang diberika oleh guru terbukti efektif dengan tidak adanya
55

penurunan dari siklus I ke siklus II yaitu aktivitas peserta didik pada fase ini tetap

pada angka 100% dengan kategori sangat baik (dapat dilihat pada Lampiran B).

Fase IV Membimbing kelompok bekerja dan belajar, pada fase ini

peserta didik mengumpulkan informasi untuk selanjutnya peserta didik diskusikan

dalam kelompoknya, setelah peserta didik mendiskusikannya, peserta didik

dituntut untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Berdasarkan hasil

observasi pada fase ini berdasarkan butir 5, 6, 7 dan 8 (dapat dilihat pada

Lampiran B) menunjukkan hasil yang cukup rendah yaitu secara berturut-turut

17,71%, 59,98%, 20,31%, dan 14,51% dari jumlah keseluruhan peserta didik. Hal

ini disebabkan acuh tak acuhnya peserta didik dalam mengumpulkan informasi,

kurangnya semangat dalam melaksanakan diskusi, dan banyaknya peserta didik

yang tidak memiliki kepercayaan diri yang besar dalam berbicara dan

menyampaikan pendapat. Untuk mengatasi hal tersebut, maka guru melakukan

tindakan dengan mengarahkan peserta didik untuk aktif mencari informasi dan

berkeliling ke setiap kelompok untuk memberi semangat dalam berdiskusi dan

belajar, serta guru juga memberi motivasi kepada peserta didik agar lebih percaya

diri dan berani dalam mengemukakan pendapat, bertanya, dan memaparkan hasil

diskusinya. Tindakan ini terbukti efektif dalam memecahkan masalah yang terjadi

dan meningkatkan aktivitas peserta didik yaitu secara berturut-turut 50,52%,

84,89%, 63,54%, dan 58,33% (dapat dilihat pada Lampiran B), meskipun

keseluruhan masih belum masuk pada kategori baik tapi aktivitas ini sudah

meningkat dibandingkan pada aktivitas siklus I.


56

Fase V Evaluasi, fase ini adalah fase penutup yaitu guru membantu

peserta didik dalam melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan

mereka dan proses-proses yang mereka gunakan dalam menyelesaikan masalah.

Guru mempersilahkan peserta didik mengecek kembali dan memperbaiki jawaban

pemecahan masalah dan bertanya kepada guru jika masih ada yang belum

dipahami. Kemudian terakhir peserta didik menyimpulkan pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi aktivitas pada siklus I pada fase ini butir 9, 10 dan 11

(dapat dilihat pada Lampiran B), menunjukkan hasil yang cukup rendah secara

berturut-turut yaitu 28,18%, 11,98% dan 13,02%. Untuk mengatasi permasalahan

tersebut, guru berkeliling memantau setiap kelompok menginstruksikan agar

semua peserta didik mengetahui hasil penyelesaian masalah yang benar dan

menginstruksikan kepada peserta didik agar bertanya jika masih ada jawaban yang

belum dipahami, serta di akhir pembelajaran guru menunjuk beberapa peserta

didik secara acak dari perwakilan kelompok untuk memaparkan hasil kesimpulan

pembelajaran. Tindakan tersebut cukup berpengaruh untuk meningkatkan

aktivitas peserta didik secara berturut-turut menjadi 53,09%, 45,32% dan 58,86%.

Meskipun keseluruhan masih belum masuk pada kategori baik tapi aktivitas ini

sudah meningkat dibandingkan pada aktivitas siklus I.

Persentase rata-rata aktivitas belajar peserta didik dalam penelitian ini juga

mengalami peningkatan dalam setiap fasenya. Berdasarkan hasil penyajian dan

analisis data aktivitas belajar (dapat dilihat pada Lampiran B) peserta didik pada

tiap fase meningkat dari siklus I yaitu 52,81% dengan kategori sedang menjadi

75,47% dengan kategori baik pada siklus II. Hal ini menunjukkan penerapan
57

model pembelajaran Two Stay Two Stray dapat meningkatkan aktivitas belajar

peserta didik.

Tindakan-tindakan yang dilakukan peneliti pada siklus II dapat

dikategorikan efektif untuk meningkatkan aktivitas belajar peserta didik. Hal ini

dapat dilihat pada Lampiran B yang menunjukkan persentase rata-rata aktivitas

belajar peserta didik meningkat menjadi 75,47% dengan kategori baik dan Tabel

4.6 yang menunjukkan persentase rata-rata aktivitas belajar peserta didik

berdasarkan indikator aktivitas meningkat menjadi 74,81% pada siklus II dalam

penelitian ini.

2. Hasil Belajar

Model pembelajaran Two Stay Two Stray memberikan ruang untuk peserta

didik dalam hal mengelola pengetahuan dengan berdiskusi bertukar informasi

antar kelompok yang satu dengan kelompok yang lain, serta peserta didik juga

diajarkan untuk mengaitkan materi yang dipelajari dengan kejadian dalam

kehidupan sehari-hari.

Penelitian ini juga berfokus pada peningkatan hasil belajar. Hasil belajar

peserta didik harus relevan dengan peningkatan aktivitas belajar untuk tingkat

kesukaran materi yang sama. Analisis deskriptif terhadap hasil belajar peserta

didik kelas X MIA 1 SMAN 14 Bone siklus I menunjukkan bahwa hanya 40,63%

atau sebanyak 13 peserta didik telah mencapai nilai ketuntasan. Pada siklus II

meningkat menjadi 84,38% atau sebanyak 27 peserta didik yang telah mencapai

nilai ketuntasan.

Anda mungkin juga menyukai