013 BAB IV (Empat)
013 BAB IV (Empat)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
berjumlah 32 peserta didik. Peserta didik belajar melalui pengalaman yang mereka
oleh guru pada saat pembelajaran sedang berlangsung. Penelitian ini dikakukan
selama dua siklus yaitu Siklus I terdiri dari tiga pertemuan, dua kali pertemuan
untuk pelaksanaan tindakan dan satu kali pertemuan untuk mengevaluasi tingkat
pemahaman kognitif peserta didik diakhir siklus, dan siklus II juga terdiri dari tiga
pertemuan, dua kali pertemuan untuk tindakan dan satu kali pertemuan untuk
1. Siklus I
a. Aktivitas belajar
peserta didik kelas X MIA 1 SMAN 14 Bone pada materi ikatan kimia (dapat
didik pada siklus I yaitu 53.81% dengan predikat Sedang. Rincian data kuantitatif
hasil observasi aktivitas belajar peserta didik dapat dilihat pada Tabel 4.1.
40
41
Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Peserta Didik Pada Siklus I Per
Fase
Nomo Persentase Aktivitas Siklus I
Fase
r Rata- Katego Per Per
pembelajaran Pert. I Pert. II Kategori Kategori
butir rata ri Fase Siklus
(Fase I) 1 57,29% 63.54% 60.42% Sedang
68.85
Sangat Baik
Menyampaikan 2 69.79% 78.12% 83.96% %
Tujuan Baik
(Fase 2)
51.04
Menyajikan 3 44.79% 57.29% 51.04% Sedang Sedang
%
Informasi
(Fase 3)
Mengorganisasi
kan peserta
didik ke dalam Sangat Sangat
4 100% 100% 100% 100%
kelompok- Baik Baik
53.15
kelompok Sedang
%
belajar
(Fase 4) Sangat
5 14.58% 20.83% 17.71%
Kurang
Membimbing 6 57.29% 62.50% 59.90% Sedang
28.13
kelompok Sangat Kurang
7 17.71% 22.91% 20.31% %
bekerja dan Kurang
belajar Sangat
8 12.50% 16.67% 14.59%
Kurang
9 23.95% 32.29% 28.12% Kurang
(Fase 5) Sangat
10 7.29% 16.67% 11.98% 17.71 Sangat
Kurang
% Kurang
Evaluasi Sangat
11 8.33% 17.71% 13.02%
Kurang
beberapa kelompok indikator aktivitas yaitu visual, oral, dan writing. Berdasarkan
hasil penyajian dan analisis aktivitas belajar peserta didik berdasarkan indikator
aktivitas (dapat dilihat pada Lampiran B), diperoleh persentase rata-rata aktivitas
42
Persentase terendah dari aktivitas belajar peserta didik berada pada indikator
oral activities. Oral activities adalah aspek aktivitas yang terfokus pada
b. Hasil Belajar
Stray dan pemberian tes hasil belajar pada akhir siklus I, diperoleh hasil belajar
peserta didik dan dibagi ke dalam kategori tuntas tidak tuntas berdasarkan nilai
kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan di SMA Negeri 14 Bone. Hal
ini bertujuan untuk menentukan persentase ketuntasan kelas pada siklus I yang
dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan merujuk pada (lampiran B).
Tabel 4.3 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Peserta didik Kelas X MIA 1
pada Siklus I Berdasarkan KKM SMAN 14 Bone
Nilai Kategori Jumlah Peserta didik Presentase (%)
0 – 74 Tidak tuntas 19 59,37
75 – 100 Tuntas 13 40,63
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa peserta didik yang mencapai
nilai KKM yaitu sebanyak 40,63% atau sebanyak 13 peserta didik dari seluruh
43
peserta didik pada kelas X MIA 1 SMA Negeri 14 Bone. Adapun yang belum
mencapai nilai KKM yaitu sebanyak 59,37% atau sebanyak 19 peserta didik. Hal
ini menunjukkan bahwa hasil analisis data yang diperoleh pada siklus ini masih
c. Refleksi Siklus I
Berdasarkan hasil penyajian dan analisis data pada (lampiran B), terlihat
bahwa presentase rata-rata aktivitas belajar peserta didik pada siklus I masih
berada pada kategori sedang, selain itu persentase ketuntasan kelas pada siklus I
pembelajaran Two Stay Two Stray pada siklus I belum secara maksimal dan juga
disebabkan karena banyaknya peserta didik yang acuh tak acuh terhadap proses
direfleksi. Hasil refleksi siklus I inilah yang dijadikan sebagai acuan untuk
peningkatan aktivitas belajar peserta didik dan hasil belajar peserta didik.
Adapun hasil refleksi dilakukan pada siklus I disajikan pada Tabel 4.4.
Fase Tindakan
Siklus 1 Refleksi Hasil siklus II
Pembelajaran (siklus II)
Fase I : Peserta didik Hanya 60,42% Guru menekankan Writing activity
Menyampaika menuliskan dari jumlah kembali untuk peserta didik
n Tujuan tujuan keseluruhan menuliskan tujuan meningkat
pembelajaran. peserta didik yang pembelajaran yang menjadi 89.06%
mampu disampaikan oleh dari jumlah
menuliskan tujuan guru. keseluruhan
pembelajran yang peserta didik
disampaikan oleh yang menuliskan
44
Fase Tindakan
Siklus 1 Refleksi Hasil siklus II
Pembelajaran (siklus II)
guru, atau dengan tujuan
kata lain masih pembelajaran
berada pada
kategori seedang
Peserta didik Hanya 73.95% Guru memberikan Visual Activity
menyimak dari jumlah motivasi yang lebih peserta didik
motivasi dari keseluruhan menarik kepada meningkat
guru agar bisa peserta didik yang pesrta didik, sembari menjadi 91.15%
memahami menyimak ketika mengajak peserta dari jumlah
pelajaran yang diberikan motivasi didik untuk peserta didik,
berkaitan oleh guru, hal ini menyimak motivasi atau
dengan dikarenakan yang diberikan. dikategorikan
kehidupan beberapa peserta sangat baik
sehari – hari. didik menanggap
tidak penting
motivasi yang
diberikan oeh
guru.
Fase II : Peserta didik Hanya 51.04% Guru Oral activity
Menyajikan aktif bertanya dari jumlah mengintruksikan peserta didik
Informasi ketika diberi keseluruhan peserta didik agar meningkat
informasi terkait peserta didik yang berani bertanya menjadi 70,83%
pelajaran aktif bertanya ketika ada informasi dari jumlah
terkait pelajaran pembelajaran yang keseluruhan
yang disampaikan tidak dipahami oleh peserta didik.
oleh guru peserta didik
Fase III : Peserta didik 100% peserta Guru memotivasi Visual Activities
Mengorganisa berhitung untuk didik dari jumlah peserta didik untuk peserta didik
sikan peserta membagi keseluruhan aktif mempertahanakan tetap stabil pada
kelompok dan dalam berhitung keaktifan dan angka 100% dari
didik ke dalam
duduk bersama dan membagi kekompakan dalam jumlah
kelompok- teman dirinya dalam membagi diri ke keseluruhan
kelompok kelompoknya kelompok belajar. dalam kelompok peserta didik.
belajar masing – belajar
masing.
45
Fase Tindakan
Siklus 1 Refleksi Hasil siklus II
Pembelajaran (siklus II)
Fase IV Peserta didik Hanya 17,71% Guru mengarahkan Oral Activities
Membimbing mengumpulkan dari jumlah peserta didik untuk peserta didik
kelompok informasi terkait keseluruhan pesrta aktif mencari meningkat
bekerja dan permasalahan didik yang informasi dan menjadi 50.52%
belajar yang dipelajari mengumpulkan berkeliling ke setiap dari jumlah
informasi dari kelompok sembari keseluruhan
permasalah yang memberikan peserta didik.
diberikan oleh semangat dalam
guru belajar.
Fase Tindakan
Siklus 1 Refleksi Hasil siklus II
Pembelajaran (siklus II)
masalah
Peserta didik Hanya 11,98 % Guru kembali Oral activity
bertanya jika dari jumlah
mengintruksikan peserta didik
masih ada yang keseluruhan kepada semua meningkat
belum dipahami. peserta didik yang
peserta didik agar menjadi 45.32%
bertanya kepada bertanya jika masih dari jumlah
guru. ada jawaban yang keseluruhan
belum dipahami. peserta didik
Peserta didik Hanya 13.02 % Guru Writing
menuliskan dari jumlah mengnstruksikan Activities peserta
kesimpulkan keseluruhan kepada peserta didik didik meningkat
pembelajaran. peserta didik yang untuk aktif menjadi 58.86%
menuliskan menuliskesimpulan dari jumlah
kesimpulan dari pembelajaran keseluruhan
pembelajaran. dan menunjuk secara peserta didik
acak kepada peserta
didik untuk
menjelaskan apa
yang telah peserta
didik tulis sebagai
kesimpulan.
kembali untuk menuliskan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru, 2).
Memberikan motivasi yang lebih menarik kepada pesrta didik, sembari mengajak
peserta didik agar berani bertanya ketika ada informasi pembelajaran yang tidak
dipahami oleh peserta didik, 4). Memotivasi peserta didik untuk mempertahankan
keaktifan dan kekompakan dalam membagi diri ke dalam kelompok belajar, 5).
didik untuk semangat dan aktif dalam berdiskusi, 7). Memotivasi peserta didik
47
untuk tidak ragu dan berani berbicara mempresentasikan hasil diskusinya, 8).
seksama penjelasan dari guru, 9). Berkeliling memantu setiap kelompok dan
masalah yang benar, 10). Kembali mengintruksikan kepada semua peserta didik
agar bertanya jika masih ada jawaban yang belum dipahami, 11).
pembelajaran dan menunjuk secara acak kepada peserta didik untuk menjelaskan
apa yang telah peserta didik tulis sebagai kesimpulan. Perbaikan tersebut merujuk
saat diskusi, menjelaskan hasil pemecahan masalah dan aktif dalam mengerjakan
soal. Jika peserta didik tidak memiliki keberanian dalam hal tersebut digunakan
cara penunjukan langsung dan memberikan kewajiban kepada salah satu peserta
didik dalam kelompoknya untuk berbicara atau dengan berbagi kesempatan dalam
berbicara.
2. Siklus II
a. Aktivitas belajar
peserta didik kelas X MIA 1 SMAN 14 Bone pada materi ikatan kimia (dapat
dilihat pada lampiran B), diperoleh persentase rata-rata aktivitas belajar peserta
didik pada siklus II yaitu 63,93% dengan predikat baik. Rincian data kuantitatif
hasil observasi aktivitas belajar peserta didik dapat dilihat pada Tabel 4.5
Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Peserta didik pada Siklus II
Fase pembelajaran Siklus II
48
(Fase 3)
Mengorganisasikan
Sangat
peserta didik ke dalam 100% 100% 100%
Baik
kelompok-kelompok
belajar
120.00%
100.00%
80.00%
PERSENTASE
60.00%
Siklus I
40.00% Siklus II
20.00%
0.00%
Fase 1 Fase 2 Fase 3 Fase 4 Fase 5
FASE PEMBELAJARAN TS-TS
Gambar 4.1 Diagram Batang Aktivitas Belajar Peserta didik Kelas X MIA 14
Bone Setiap Fase Pembelajarannya
beberapa kelompok indikator aktivitas yaitu writing, visual, dan oral. Berdasarkan
hasil penyajian dan analisis aktivitas belajar peserta didik berdasarkan indikator
aktivitas (dapat dilihat pada Lampiran B), diperoleh persentase rata-rata aktivitas
Secara detail ketiga indikator aktivitas disajikan dalam diagram batang berikut
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
PERSENTASE
50.00%
40.00% Siklus I
Siklus II
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Writing Activities Visual Activities Oral Activities
INDIKATOR AKTIVITAS BELAJAR
Gambar 4.2 Diagram Batang Aktivitas Belajar Peserta didik Kelas X MIA 1
SMAN 14 Bone Berdasarkan Indikator Aktivitas
baik secara proses maupun berdasarkan indikator aktivitasi telah meningkat jika
kategori aktivitas belajar peserta didik untuk tiap aspek yang diobservasi. Data ini
b. Hasil Belajar
Stray dan pemberian tes hasil belajar pada akhir siklus II, diperoleh hasil belajar
peserta didik dan dibagi kedalam kategori tuntas tidak tuntas berdasarkan nilai
kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan di SMAN 14 Bone. Hal ini
bertujuan untuk menentukan presentase ketuntasan kelas pada siklus II yang dapat
Tabel 4.7 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Peserta didik Kelas X MIA 1
Berdasarkan KKM SMAN 14 Bone Siklus II
Nilai Kategori Jumlah Peserta Presentase (%)
didik
0 – 74 Tidak tuntas 5 15.62
75 – 100 Tuntas 27 84.38
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa peserta didik yang mencapai
nilai KKM yaitu sebanyak 84,38% atau sebanyak 27 orang peserta didik dari
seluruh jumlah peserta didik pada kelas X MIA 1 SMAN 14 Bone. Adapun yang
belum mencapai nilai KKM yaitu sebanyak 15,62% atau sebanyak 5 orang peserta
didik. Hal ini menunjukkan bahwa hasil tes akhir belajar meningkat dari siklus I
ke siklus II. Hasil tes akhir siklus II ini juga sejalan dengan hasil aktivitas belajar
peserta didik yang juga meningkat pada siklus II. Data persentase ketuntasan kelas
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Siklus I Siklus II
c. Refleksi Siklus II
Berdasarkan hasil penyajian dan analisis data yang telah diuraikan di atas
terlihat bahwa presentase rata-rata aktivitas belajar peserta didik pada siklus II
yaitu 63,93% dengan kategori baik. Adapun hasil tes akhir peserta didik pada
siklus II menunjukkan tingkat ketuntasan kelas yang tinggi yaitu 84,38%. Hasil
tes akhir peserta didik pada siklus II memperlihatkan data yang relevan dengan
peningkatan kemampuan kognitif peserta didik (yang diukur melalui tes akhir
disimpulkan bahwa penelitian ini telah berhasil, dengan demikian penelitian ini
B. Pembahasan
tatap muka (proses pembelajaran) dan 1 pertemuan untuk tes siklus. Pada
sama dengan yang dilakukan pada siklus II yaitu dengan menggunakan langkah-
langkah model pembelajaran Two Stay Two STray. Adapun perbedaannya hanya
terletak pada tindakan hasil refleksi siklus I yang dilakukan pada siklus II. Pada
penelitian ini, aspek yang ditinjau adalah aktivitas dan hasil belajar peserta didik.
Berdasarkan hasil penyajian dan analisis aktivitas peserta didik pada siklus I dan
siklus II (dapat dilihat pada Lampiran B), model pembelajaran Two Stay Two
53
Stray dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik. Hal ini sejalan dengan
tingkat pemahaman kognitif peserta didik sudah mencapai ketuntasan kelas yaitu
84,38%.
1. Aktivitas Belajar
peserta didik dalam proses pembelajaran yang dilakukan melalui siklus I dan
siklus II. Berdasarkan hasil analisis kualitatif aktivitas peserta didik pada siklus I
dan II, terlihat model pembelajaran Two Stay Two Stray dapat mengubah
kebiasaan peserta didik seperti kurangnya rasa percaya diri saat diminta untuk
kebiasaan untuk mengharapkan bantuan dari teman dan hanya berpatokan pada
buku saja
pembelajaran dan memotivasi peserta didik agar bisa memahami pelajaran yang
belajar siklus I pada fase Menyampaikan Tujuan (dapat dilihat pada Lampiran B)
menunjukkan bahwa hanya 67,19% peserta didik yang mampu menuliskan tujuan
pembelajaran yang disampaikan oleh guru karena sebagian peserta didik tidak
menyimak motivasi yang dijelaskan oleh guru. Untuk mengatasi hal ini guru
disampaikan oleh guru dan memberikan motivasi yang lebih menarik kepada
peserta didik. Tindakan ini terbukti efektif meningkatkan aktivitas belajar peserta
54
didik pada fase Menyampaikan Tujuan dari 67,19% menjadi 90,10%, pada siklus
oral activities dengan aktif bertanya ketika diberi informasi terkait materi
pelajaran. Hasil observasi aktivitas belajar pada fase ini menghasilkan hanya
51,04% dari jumlah keseluruhan peserta didik yang aktif bertanya ketika diberi
informasi terkait pelajaran, hal ini terjadi dikarenakan peserta didik acuh dan tidak
fokus terhadap penyampaian yang diberikan oleh guru, serta tidak berani
kepada peserta didik untuk berani bertanya ketika ada informasi pembelajaran
yang tidak dipahami. Tindakan ini terbukti efektif meningkatkan aktifitas peserta
didik pada fase Menyajikan Informasi dari 51,04% meningkat menjadi 70,83%
pada siklus II dengan kategori baik (dapat dilihat pada Lampiran B).
belajar, pada fase ini guru menginstruksikan kepada peserta didik untuk berhitung
masing-masing. Pada fase ini aktivitas peserta didik sangat baik, 100% peserta
didik melaksanakan instruksi dari guru untuk berhitung dan membagi diri untuk
guru. Tindakan yang diberika oleh guru terbukti efektif dengan tidak adanya
55
penurunan dari siklus I ke siklus II yaitu aktivitas peserta didik pada fase ini tetap
pada angka 100% dengan kategori sangat baik (dapat dilihat pada Lampiran B).
observasi pada fase ini berdasarkan butir 5, 6, 7 dan 8 (dapat dilihat pada
17,71%, 59,98%, 20,31%, dan 14,51% dari jumlah keseluruhan peserta didik. Hal
ini disebabkan acuh tak acuhnya peserta didik dalam mengumpulkan informasi,
yang tidak memiliki kepercayaan diri yang besar dalam berbicara dan
tindakan dengan mengarahkan peserta didik untuk aktif mencari informasi dan
belajar, serta guru juga memberi motivasi kepada peserta didik agar lebih percaya
diri dan berani dalam mengemukakan pendapat, bertanya, dan memaparkan hasil
diskusinya. Tindakan ini terbukti efektif dalam memecahkan masalah yang terjadi
84,89%, 63,54%, dan 58,33% (dapat dilihat pada Lampiran B), meskipun
keseluruhan masih belum masuk pada kategori baik tapi aktivitas ini sudah
Fase V Evaluasi, fase ini adalah fase penutup yaitu guru membantu
pemecahan masalah dan bertanya kepada guru jika masih ada yang belum
Berdasarkan hasil observasi aktivitas pada siklus I pada fase ini butir 9, 10 dan 11
(dapat dilihat pada Lampiran B), menunjukkan hasil yang cukup rendah secara
semua peserta didik mengetahui hasil penyelesaian masalah yang benar dan
menginstruksikan kepada peserta didik agar bertanya jika masih ada jawaban yang
didik secara acak dari perwakilan kelompok untuk memaparkan hasil kesimpulan
aktivitas peserta didik secara berturut-turut menjadi 53,09%, 45,32% dan 58,86%.
Meskipun keseluruhan masih belum masuk pada kategori baik tapi aktivitas ini
Persentase rata-rata aktivitas belajar peserta didik dalam penelitian ini juga
analisis data aktivitas belajar (dapat dilihat pada Lampiran B) peserta didik pada
tiap fase meningkat dari siklus I yaitu 52,81% dengan kategori sedang menjadi
75,47% dengan kategori baik pada siklus II. Hal ini menunjukkan penerapan
57
model pembelajaran Two Stay Two Stray dapat meningkatkan aktivitas belajar
peserta didik.
dikategorikan efektif untuk meningkatkan aktivitas belajar peserta didik. Hal ini
belajar peserta didik meningkat menjadi 75,47% dengan kategori baik dan Tabel
penelitian ini.
2. Hasil Belajar
Model pembelajaran Two Stay Two Stray memberikan ruang untuk peserta
antar kelompok yang satu dengan kelompok yang lain, serta peserta didik juga
kehidupan sehari-hari.
Penelitian ini juga berfokus pada peningkatan hasil belajar. Hasil belajar
peserta didik harus relevan dengan peningkatan aktivitas belajar untuk tingkat
kesukaran materi yang sama. Analisis deskriptif terhadap hasil belajar peserta
didik kelas X MIA 1 SMAN 14 Bone siklus I menunjukkan bahwa hanya 40,63%
atau sebanyak 13 peserta didik telah mencapai nilai ketuntasan. Pada siklus II
meningkat menjadi 84,38% atau sebanyak 27 peserta didik yang telah mencapai
nilai ketuntasan.