Rahma Yoga
Rahma Yoga
Rahma Yoga
“Paper ini disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Diplomasi Kontemporer”
Disusun oleh :
Tika Putri Angeli 202110360311053
A. Latar Belakang
2. Tantangan:
Setelah krisis ekonomi global, bantuan donor untuk kesehatan telah berhenti
(dan dalam beberapa kasus menyusut), mengakibatkan negara-negara mengevaluasi
ulang program bantuan luar negeri mereka dan mencari cara untuk berkolaborasi
dengan dan memanfaatkan donor lain, sambil juga mencari komitmen dalam negeri
yang lebih besar untuk program kesehatan dari negara-negara berpendapatan rendah
dan menengah itu sendiri. Perjalanan globalisasi dan pembangunan yang sedang
berlangsung telah menghasilkan peningkatan pendapatan dan peningkatan kapasitas di
banyak negara yang dulunya miskin, yang mengarah pada keinginan mereka untuk
dilihat sebagai peserta yang setara dan tidak hanya sebagai penerima bantuan.
Menghadapi perubahan-perubahan ini di masa depan akan membutuhkan partisipasi
besar dari semua pihak, dengan fokus pada negosiasi seputar masalah "kepemilikan
nasional", sistem kesehatan, dan menciptakan kolaborasi tiga pihak dan banyak pihak
yang adil dan efisien. Sementara itu, para pemain harus mengatasi berbagai masalah
kesehatan baru yang dihadapi negara-negara berkembang, seperti penyakit tidak
menular dan kesehatan jiwa, di samping pekerjaan yang belum selesai untuk
mengurangi penyakit dan kematian akibat penyakit menular yang dapat dicegah dan
mempromosikan kesehatan ibu dan anak.
Dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut, penting untuk meningkatkan
kerjasama dan koordinasi internasional. Negara-negara harus berkomitmen untuk
membangun hubungan yang saling menguntungkan, berbagi informasi dan sumber
daya, serta bekerja sama dalam mengatasi masalah kesehatan global. Penguatan peran
organisasi internasional seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga penting
untuk memberikan arahan dan kerangka kerja dalam diplomasi kesehatan. Selain itu,
peran sektor swasta, LSM, dan masyarakat sipil juga penting dalam meningkatkan
respons dan solusi yang holistik dalam diplomasi kesehatan.
Jepang dan Korea Selatan telah memberikan dukungan teknis, bantuan materi
melalui organisasi seperti WHO dan UNICEF, dan bantuan langsung dari pemerintah
dan perusahaan kepada Indonesia. Selain itu, Jepang dan Korea Selatan
mengutamakan kerja sama dan perlindungan warga negara, serta kestabilan
perusahaan mereka di Indonesia. Hal ini menunjukkan hubungan yang erat antara
kesehatan global dan diplomasi internasional. Bantuan kesehatan digunakan sebagai
instrumen diplomasi oleh Jepang dan Korea Selatan untuk meningkatkan hubungan
bilateral, mengembangkan pengaruh regional, dan memajukan tujuan nasional
mereka. Sebaliknya, sebagai penerima bantuan, Indonesia dapat memanfaatkan
bantuan teknis, sumber daya, dan keahlian dalam mengatasi COVID-19. Secara
umum, bantuan dan kerja sama negara-negara seperti Jepang dan Korea Selatan
selama epidemi COVID-19 menunjukkan interaksi diplomasi kesehatan global dengan
negara-negara ASEAN, khususnya Indonesia. Hal ini menyoroti pentingnya diplomasi
kesehatan global dalam membangun hubungan internasional, meningkatkan akses
layanan kesehatan, dan memajukan kesehatan masyarakat global.
PENUTUP
Diplomasi kesehatan adalah bentuk diplomasi yang menaruh fokus pada
kesehatan dan perlindungan lintas batas negara. Suatu kegiatan diplomasi yang
meningkatkan tingkat kesehatan pada masyarakat serta mempromosikan pemerataan
di bidang kesehatan yang melibatkan negara, organisasi-organisasi internasional, dan
juga kelompok lain yang memiliki tujuan sama. Bidang kesehatan sudah termasuk
dalam kegiatan diplomasi yang memiliki urgensi tinggi. Disini dapat dilihat adanya
pergeseran dari kegiatan diplomasi, yang berawal hanya berokus pada isu peperangan
dan perdamaian. Melihat semakin banyak permasalahan mengenai kesehatan secara
global, maka dibutuhkan yang namanya kerjasama. Selain berfokus pada masalah
kesehatan, diplomasi ini dapat membangun hubungan diplomatik dalam lingkup
ekonomi maupun politik. Kerja sama internasional dan diplomasi dalam bidang
kesehatan sangat penting untuk mengatasi tantangan kesehatan global. Dalam dunia
yang saling terhubung secara global, masalah kesehatan tidak lagi terbatas pada batas
negara dan membutuhkan pendekatan kerjasama untuk menghadapinya.
DAFTAR PUSTAKA
Bakrie, C. R., Delanova, M. O., & Mochamad Yani, Y. (2022). Pengaruh Perang
Rusia Dan Ukraina Terhadap Perekonomian Negara Kawasan Asia Tenggara.
Jurnal Caraka Prabu, 6(1), 65–86. https://doi.org/10.36859/jcp.v6i1.1019
Blouin C, Dubé L. (2010). Global health diplomacy for obesity prevention: lessons
from tobacco control. J Public Health Policy; 31(2):244–55. https://doi.
org/10.1057/jphp.2010.4
Blouin C. (2012). Global responses to chronic diseases: what lessons can political
science offer? Adm Sci. 2(1):120–34. https://doi.org/10.3390/admsci201 0120.
Buzaladze, Giorgi; Defor, Andrew (2019). The role of Global Health Diplomacy in
advancing the Sustainable Development Goals. International Journal:
Canada's Journal of Global Policy Analysis, 74(3), 463–471.
doi:10.1177/0020702019874794
Feldbaum, Harley; Michaud, Joshua; Lee, Kelley (2010). Health Diplomacy and the
Enduring Relevance of Foreign Policy Interests. PLoS Medicine, 7(4),
e1000226–. doi:10.1371/journal.pmed.1000226
Kickbusch, I. (2007, Mar). Global health diplomacy: the need for new perspectives,
strategic approaches and skills in global health. Retrieved from PubMed
Central: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2636243/