019.SUDAH - DI - REVISI Vira Pratiwi Ika Fitri Apriani
019.SUDAH - DI - REVISI Vira Pratiwi Ika Fitri Apriani
net/publication/334446204
CITATIONS READS
0 2,058
2 authors, including:
Vira Pratiwi
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
10 PUBLICATIONS 36 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Vira Pratiwi on 13 July 2019.
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Komunikasi merupakan salah satu life skills yang harus dimiliki oleh
manusia abad 21. Berdasarkan rumusan 21st Century Partnership Learning
Framework, bahwa manusia abad 21 dituntut untuk mampu berkomunikasi dan
berkolaborasi secara efektif dengan berbagai pihak. Di Era Post Modern ini,
kemampuan berkomunikasi merupakan modal awal dalam interaksi global di
berbagai bidang. Melalui berkomunikasi, seseorang mampu mengubah ide
abstrak menjadi konkret. Inovasi dan kreativitas yang ditopang oleh
kemampuan komunikasi yang baik akan tersampaikan kepada masyarakat
global sehingga ide-ide yang dikomunikasikan secara efektif akan mudah
diterima oleh masyarakat. Upaya dalam mewujudkan masyarakat yang
memiliki life skills sesuai dengan tuntutan abad 21 harus diupayakan melalui
berbagai cara. Salah satu cara dalam meningkatkan kemampuan komunikasi
juga terdapat dalam mata pelajaran matematika. Istilah komunikasi dalam
pelajaran matematika sering disebut dengan komunikasi
matematika/komunikasi matematis. Kemampuan komunikasi matematis ini
merupakan salah satu bagian penting dari pembelajaran matematika dan perlu
ditanamkan sejak dini.
Dalam pembelajaran di kelas, terkadang siswa mengerti serangkaian
kalimat matematika namun tidak bisa diinformasikan kepada teman-teman
lainnya. Bahkan ada siswa sama sekali tidak mengerti bagaimana cara
membaca serangkaian kalimat matematika. Rendahnya kemampuan
komunikasi matematika siswa dapat menghambat pemahaman dan penguasaan
penyampaian konsep dan materi pembelajaran matematika. Selain itu,
kurangnya siswa memahami konsep dan penguasaan materi, strategi
pembelajaran yang kurang tepat dan kurangnya kemampuan komunikasi
matematika merupakan faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa.
Pada zaman era globalisasi ini, pendidik dituntut untuk memiliki sikap
profesional, ikhlas, kreatif, dan bertanggung jawab sehingga dapat mencetak
peserta didik yang mampu bersaing seiring dengan perkembangan bidang ilmu
dan teknologi. Dalam amanat UUD 1945 menyatakan bahwa pendidikan
bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa artinya pendidikan adalah
segala usaha yang dilakukan untuk memberdayakan potensi manusia (Jufri,
2013). Pembelajaran dalam abad 21 yaitu pembelajaran yang harus lebih dari
sekedar guru yang menjelaskan materi, melainkan melakukan suatu
pendekatan yang dapat mengoptimalkan seluruh potensi siswa dalam kelas.
sehingga peserta didik dapat mengamati dan mempelajari keterampilan proses,
keterampilan menyelesaikan masalah, mengasah keterampilan berpikir ketika
mempelajari suatu pengetahuan dan meningkatkan keterampilan komunikasi
matematis. Salah satunya dikenal pendekatan saintifik dalam pembelajaran di
sekolah dasar. Berdasarkan uraian tersebut, penulis mengkaji dari berbagai
literatur mengenai pendekatan saintifik dalam pembelajaran komunikasi
matematika sekolah dasar.
PEMBAHASAN
Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang digunakan dalam
proses pembelajaran dengan menggunakan metode ilmiah atau langkah-
langkah ilmiah. Menurut Joyce, Weil, dan Calhoun (2009, hlm. 202)
pendekatan saintifik dirancang untuk membawa siswa secara langsung dalam
proses ilmiah melalui latihan-latihan yang dapat memadatkan proses ilmiah
tersebut ke dalam periode waktu yang singkat.
Bertemali dengan kenyataan bahwa model pembelajaran saintifik proses
sangat berhubungan dengan konsep penelitian ilmiah, upaya memahami model
pembelajaran ini dapat dilakukan dengan mengkaji konsep penelitian.
Pengkajian ini minimalnya berfungsi sebagai landasan dalam merancang
pembelajaran saintifik proses. Dalam pandangan teori penelitian, penelitian
dapat dikatakan sebagai proses yang dilakukan untuk memecahkan masalah
melalui kegiatan perencanaan yang matang, pengumpulan data yang cermat,
dan analisis data yang teliti untuk menghasilkan sebuah simpulan. Penelitian
merupakan kegiatan mengajukan pertanyaan, mengumpulkan dan mengolah
data untuk menjawab pertanyaan dan akhirnya menjawab pertanyaan tersebut
(Abidin, 2014, hlm. 216).
Hosnan (2014, hlm. 34) menyatakan bahwa pendekatan saintifik
dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam
mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah,
bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada
informasi searah dari guru. Oleh karena itu, kondisi pembelajaran yang
diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari
tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
pendekatan saintifik merupakan suatu sudut pandang yang melatarbelakangi
proses pembelajaran yang implementasinya dapat dilaksanakan melalui
kegiatan-kegiatan yang bersifat ilmiah.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan
saintifik merupakan pendekatan pembelajaran yang meminjam konsep-konsep
penelitian untuk diterapkan dalam pembelajaran. Adapun tujuan dari
pendekatan saintifik ini adalah untuk membina kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah melalui serangkaian aktivitas yang menuntut
kemampuan berpikir kritis, berpikir kreatif, dan berkomunikasi dalam upaya
meningkatkan pemahaman siswa.
Pendekatan saintifik meliputi lima pengalaman belajar sebagaimana
tercantum dalam tabel berikut.
Komunikasi Matematika SD
Komunikasi matematika merupakan salah satu bagian penting dari
matematika itu sendiri. Selain itu, komunikasi matematis juga melengkapi
kemampuan matematika lainnya. Melalui kegiatan mengomunikasikan, ide
atau gagasan yang abstrak akan menjadi konkret. Hal ini sejalan dengan
pendapat Wichelt & Kearney (2009, hlm.6) yang menyatakan bahwa:
“Communication is not just vital for the mathematics classroom, but in
all classrooms. All educators know the importance of being able to
communicate with students, to have students communicate with one
another, and to have students understand what they are communicating
about”.
Kemampuan Komunikasi
Langkah-langkah Pembelajaran Saintifik
Matematis Siswa
1. Pendahuluan
Guru menyampaikan informasi tentang kegiatan Menyatakan ide-ide
yang akan dilaksanakan dan menyampaikan
materi yang akan dipelajari. matematis melalui lisan,
Apersepsi tulisan, dan
Untuk mengulas kembali topik“pecahan menggambarkannya secara
sederhana”, guru mengingatkan siswa tentang visual.
materi pecahan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu
dengan cara: guru menampilkan satu cokelat dan Menyatakan hubungan-
memotong menjadi dua bagian yang sama. Guru hubungan konsep matematika
dan siswa melakukan tanya jawab tentang satu dengan kehidupan sehari-hari.
bagian cokelat yang dipotong dari keseluruhan
cokelat.
Mengamati Menyatakan ide-ide
Guru mengajukan masalah kepada siswa (berupa matematis melalui lisan,
LKS). tulisan, dan
Setiap kelompok siswa diberi beberapa kertas menggambarkannya secara
lipat. visual.
Siswa mengamati kertas lipat yang diberikan guru. Menggunakan istilah-istilah,
Siswa diperintahkan untuk membagi kertas lipat notasi-notasi matematika dan
menjadi dua bagian yang sama, empat bagian struktur-strukturnya untuk
yang sama, dan tiga bagian yang sama dengan menyajikan ide-ide
berbagai cara. matematika.
PENUTUP
Implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran matematika
SD memenuhi beberapa indikator komunikasi matematika, sehingga relevan
untuk digunakan dalam mengembangkan kemampuan komunikasi matematika.
Melalui tahapan mengamati, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data, menganalisis data, menarik kesimpulan dan
mengomunikasikan, siswa mendapatkan pengalaman belajar yang memenuhi
indikator komunikasi matematika. Menyatakan ide-ide matematis melalui
lisan, tulisan, dan menggambarkannya secara visual. Mengevaluasi ide-ide
matematis baik secara lisan, tulisan, maupun dalam bentuk visual lainnya.
Menggunakan istilah-istilah, notasi-notasi matematika dan struktur-strukturnya
untuk menyajikan ide-ide matematika dan menyatakan hubungan-hubungan
konsep matematika dengan kehidupan sehari-hari. Diharapkan siswa dapat
mengembangkan keamampuan komunikasi matematika, sehingga memiliki
life skills yang dibutuhkan pada abad 21.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standar Nasional Pendidikan (2010). Paradigma Pendidikan Nasional
Di Abad-21. Jakarta: BSNP.
Hosnan. (2014). Pendekatan saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran
abad 21. Bogor: Rineka Cipta.
Joyce, B., Weil, M. & Calhoun, E. (2009). Model of teaching (Model-model
pengajaran). Penerbit: Pustaka Belajar.
Jufri, A. W. (2013). Belajar dan Pembelajaran Sains. Bandung: Pustaka Reka
Cipta.
Kanedi. (2014). Pembelajaran Matematika Dengan Teknik Problem Posing
Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Dan Komunikasi
Matematis Siswa Sekolah Dasar. [Tesis, 2014, Universitas Pendiidkan
Indonesia, Tidak diterbitkan]
Kemendikbud. (2013). Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013
SD. Jakarta: Kemendikbud.
NCTM. (2000). Principles and Standards for School Mathematics. USA : The
National Council of Teachers of Mathematics, Inc
Reys, dkk. (2012). Helping Children Learn Mathematics. USA :
Courier/Kendalville
Wichelt and Kearney. (2009). Communication: A Vital Skill of
Mathematics. Dalam Jurnal University of Nebraska-Lincoln,
Vol-, hal 6, http://digitalcommons.unl.edu/ mathmidaction
research.(20-Okt-2016)