Anda di halaman 1dari 7

Tugas Kelompok ke-2

Minggu 4

Essay

1. Sebutkan dan jelaskan beberapa pedoman untuk mengelola etika di tempat kerja!

Untuk membangun Integritas dan dengan suatu harapan bahwa Integritas akan menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dalam diri setiap karyawan, diperlukan komitmen dari setiap karyawan.
Untuk mendukung komitmen tersebut, diperlukan suatu panduan untuk membangun Integritas.
Salah satu panduan tersebut adalah Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja yang disusun
berdasarkan nilai dan prinsip tata kelola Perusahaan yang baik (good corporate governance)
serta nilai – nilai budaya Perusahaan. . Pedoman ini berlaku untuk seluruh individu yang
bertindak atas nama perusahaan baik Dewan Komisaris, Direksi maupun Karyawan yang
selanjutnya disebut InsanPerusahaan, Anak Perusahaan dan Perusahaan afiliasi dibawah
pengendalian, Pemegang Saham serta seluruh stakeholder atau mitra kerja yang melakukan
transaksi bisnis dengan perusahaan. Adapun beberapa nilai budaya yang dapat dijadikan
sebagai pedoman untuk mengelola etika di tempat kerja diantaranya adalah:

a. Integritas: Menjunjung tinggi kejujuran dan kebenaran, mematuhi ketentuan yang berlaku,
konsisten memelihara Etika, dan terbuka terhadap kritik yang membangun.

b. Profesional: Bekerja dengan penuh tanggung jawab, komitmen untuk memberikan hasil
yang terbaik, atau melebihi harapan, senantiasa meningkatkan kemampuan dan
pengetahuan, mempunyai pandangan yang luas, serta mengedepankan kepentingan
korporasi di atas kepentingan lainnya.

c. Kerjasama: Semangat untuk mengutamakan kebersamaan, bersikap saling membantu dan


menghargai untuk mencapai kinerja korporasi yang efektif dan efisien.

d. Inovasi: Menginisiasi gagasan serta melakukan perubahan terus menerus untuk perbaikan
dan pengembangan korporasi.

e. Unggul: Dorongan untuk selalu menjadi terbaik dibidangnya, yang dihasilkan dari upaya
yang terbaik.

ACCT6194 – Ethics and Corporate Governance


f. Fokus customer: Peduli terhadap setiap kebutuhan pelanggan dengan memberikan
pelayanan yang unggul dan bernilai tambah serta profesional.

g. Terbuka: Semua pekerja harus menjunjung dalam melaksanakan tugas dan kewajiban
masing-masing, dalam melaksanakan operasi bisnis kita serta membangun lingkungan
yang saling percaya.

2. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi iklim moral organisasi!

Litwin dan Stringer (Wirawan,2007:133) menjabarkan kategori-kategori atau dimensi


yang dirasakan dan dipersepsikan individu untuk mengukur iklim organisasi, yaitu:

• Struktur
Dimensi struktur berhubungan dengan perasaan yang dimiliki karyawan tentang
aturan dan prosedur yang ada di perusahaan serta formalitas atmosfer. Karyawan
yang merasakan informal atmosfer yang berupa adanya keluwesan peraturan, maka
iklim yang dirasakannya positif.

• Tanggungjawab

Tanggung jawab menunjukkan perasaan individu menjadi pimpinan atas dirinya


sendiri tidak perlu mengecek ulang semua keputusan yang telah dibuat sendiri dan
mengetahui tugas-tugasnya dengan baik. Adanya tanggung jawab mengindikasikan
iklim organisasi yang positif.

• Penghargaan

Adanya penghargaan menunjukkan perasaan bahwa karyawan dihargai atas


pekerjaannya yang baik, menekankan pada penghargaan yang positif dibanding
pemberian hukuman, dan keadilan yang diterima karyawan atas kebijakan promosi
dan gaji akan membuat karyawan merasakan iklim organisasi yang positif.

• Resiko

ACCT6194 – Ethics and Corporate Governance


Ketika karyawan merasakan keamanan dalam pekerjaannya yang disebabkan risiko
kerja yang kecil maka iklim yang ada merupakan iklim yang positif.

• Kedekatan dan dukungan

Dimensi ini mengacu pada tingkat di mana karyawan saling membantu satu sama
lain dalam pekerjaan mereka dan juga merasa bahwa mereka akan mendapatkan
dukungan dari rekan kerja dan manajer mereka di saat-saat yang sulit.

Sementara itu, Schneider dan Barlett mengemukakan dimensi atau faktor yang
lebih luas yang mempengaruhi iklim organisasi:

o Dukungan manajemen

o Struktur manajemen

o Kepedulian terhadap karyawan baru

o Konflik antar lembaga

o Ketergantungan satu sama lain

o Kepuasan umum

3. Jelaskan perbedaan antara Compliance dan orientasi etika!

Compliance

-Compliance merujuk pada kepatuhan terhadap peraturan, hukum, kebijakan, dan


standar yang ditetapkan oleh pemerintah, otoritas pengatur, atau organisasi sendiri.

-Compliance berfokus pada pemenuhan persyaratan dan aturan yang telah


ditetapkan untuk memastikan bahwa tindakan dan kegiatan organisasi sesuai
dengan kerangka hukum dan regulasi yang berlaku.

-Compliance melibatkan mengikuti prosedur, kebijakan, dan standar yang


ditetapkan untuk mencegah pelanggaran, mengurangi risiko hukum, dan menjaga
reputasi organisasi.

ACCT6194 – Ethics and Corporate Governance


Orientasi Etika

-Orientasi etika melibatkan kesadaran dan penghormatan terhadap prinsip dan


nilai-nilai moral yang mendasari tindakan dan keputusan organisasi.

-Orientasi etika berfokus pada aspek moral, integritas, kejujuran, dan tanggung
jawab sosial dalam interaksi organisasi dengan berbagai pemangku kepentingan
(stakeholders).

-Orientasi etika melibatkan pengambilan keputusan yang adil, bertanggung jawab,


dan mempertimbangkan konsekuensi sosial, lingkungan, dan manusia dalam
operasi dan keputusan bisnis.

Sehingga secara ringkas, perbedaan antara compliance dan orientasi etika sebagai
berikut:

-Compliance berkaitan dengan pemenuhan aturan dan peraturan yang ditetapkan,


sementara orientasi etika berkaitan dengan prinsip dan nilai-nilai moral yang
mendasari tindakan.

-Compliance didorong oleh kepatuhan terhadap peraturan hukum dan kebijakan,


sedangkan orientasi etika didorong oleh pertimbangan moral dan tanggung jawab
sosial.

-Compliance fokus pada pemenuhan persyaratan yang telah ditetapkan, sedangkan


orientasi etika melibatkan keputusan yang menghormati nilai-nilai moral dan
tujuan sosial yang lebih luas.

4. Jelaskan yang disebut dengan corporate transparency!

Transparansi adalah keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan


dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai Perusahaan, informasi
tersebut dapat meliputi sejauh mana tindakan perusahaan, laporan keuangan, strategi,
pengelolaan perusahaan, kinerja operasional, dan kepemilikan perusahaan dan masalah
lainnya terlihat oleh pihak luar. Perusahaan yang memiliki transparansi tinggi, umumnya
mendapat penilaian tinggi pula dari investor.

ACCT6194 – Ethics and Corporate Governance


Kasus

5. Kasus Etika Manajerial Bank Century

Menteri BUMN Erick Thohir menyebut dalam waktu dekat akan meluncurkan beberapa Peraturan
Menteri (Permen) BUMN terkait transparansi korporasi. Aturan ini dikeluarkan untuk menekan
lobi ke pihak tertentu dalam penugasan BUMN. Salah satunya tentang Penyertaan Modal Negara
(PMN) yang akan diterbitkan pekan ini. Dalam aturan tersebut, Erick menyebut akan ada beberapa
hal yang diatur, salah satunya terkait aksi korporasi BUMN.

Nantinya, dalam aturan tersebut pun akan diatur tugas pokok dan fungsi (tupoksi) pendanaan untuk
aksi korporasi BUMN. Sedangkan aksi korporasi yang tidak memerlukan dana pemerintah, cukup
dikelola oleh direksi dan kementerian. Sementara yang memerlukan pendanaan pemerintah akan
didiskusikan dengan Kementerian Keuangan.

"Sistem ini akan memudahkan seluruh kementerian dan perusahaan BUMN dan pemeriksa dari
bagian transparansi dan melihat strategi bisnis proses yang transparan," katanya pada
Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Pemberantasan Korupsi dengan Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) pada Selasa (2/3). Selain itu, permen juga akan mengatur soal PMN restrukturisasi.
Erick mengaku terdapat berbagai program yang harus diperbaiki karena selama ini beberapa
program menjadi beban bagi perusahaan negara yang ditunjuk. Dia menyakini permen akan
mampu menekan proses bisnis yang tidak transparan seperti lobi ke individu tertentu dalam
penugasan. Pasalnya, setiap penugasan akan dilakukan secara terbuka langsung ke Kementerian
BUMN dan Kemenkeu, bukan ke perusahaan pelat merah langsung.

Dengan begitu, Erick meyakini tumpang tindih antara bisnis dan penugasan dapat dihindari. Jika
penugasan akan memberatkan perusahaan, maka PMN harus disertakan dalam penugasan.
"Jadi tidak ada grey area seperti dulu, sejak awal kami bicarakan, yang kami harapkan saat ini bisnis
proses bukan project based," tutupnya.

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210302120718-92-612602/erick-thohir-
bakal-keluarkan-aturan-soal-transparansi-bumn

Pertanyaan:

a. Jelaskan karakteristik transparansi di perusahaan BUMN dibandingkan dengan swasta


non-BUMN!

Jawab :

Transparansi merupakan salah satu prinsip dalam GCG (Good Corporate Governance)
atau tata kelola perusahaan yang baik agar mengatur tiga hubungan antara pemegang
saham, pengurus perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta para
pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak
dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengendalikan

ACCT6194 – Ethics and Corporate Governance


perusahaan, dengan tujuan menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang
berkepentingan.

Terdapat perbedaan karakteristik transparansi di perusahaan BUMN (Badan Usaha


Milik Negara) dan swasta non-BUMN, yang mana akan dijelaskan dalam poin poin di
bawah :

- Regulasi dan Kewajiban Hukum:


Dalam bentuk regulasi dan kewajiban hukum, BUMN dinilai lebih tunduk pada
regulasi yang berlaku bila kita bandingkan dengan perusahaan swasta non-BUMN.
Aktifitas mereka sering mengikuti pedoman dan ketentuan yang ditetapkan oleh
pemerintah atau lembaga pengawas terkait, yang mana hal ini dapat mempengaruhi
tingkat transparansi yang diharapkan dari mereka.
- Tanggung Jawab Publik:
Seperti kita tahu bahwa BUMN sering dianggap sebagai aset publik oleh
masyarakat umum. Maka dari itu, mereka memiliki kewajiban yang lebih besar
dalam menjaga transparansi pada kegiatan bisnis mereka agar dapat
dipertanggungjawabkan kepada publik. Di sisi lain, perusahaan swasta non-BUMN
cenderung lebih fokus pada keuntungan pemegang saham mereka yang mana
mereka tidak memiliki tanggung jawab yang besar terhadap publik.
-Pemantauan dan Pengawasan:
BUMN biasanya mendapat pemantauan dan pengawasan yang lebih ketat dari
pemerintah atau lembaga terkait. Hal ini dapat mempengaruhi tingkat transparansi
yang diperlukan dalam pelaporan keuangan, pengungkapan informasi, atau
kegiatan bisnis lainnya. Berbeda dengan perusahaan swasta non-BUMN yang
masih suka melanggar akibat pemantauan yang kurang.

b. Jelaskan kebijakan kementrian BUMN untuk meningkatkan corporate transparency di


perusahaan BUMN!

Jawab :

Peraturan Kementerian BUMN RI Nomor PER-2/MBU/03/2023 tentang pedoman tata


Kelola dan kegiatan korporasi signifikan BUMN. Pada peraturan tersebut sudah sangat
jelas tersebut:

ACCT6194 – Ethics and Corporate Governance


Pasal 8

“RUPS BUMN wajib diselenggarakan sesuai ketentuan peraturan perundang-


undangan dan anggaran dasar perusahaan yang transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan. (2) Dalam mengambil keputusan, RUPS harus berupaya
menjaga keseimbangan kepentingan semua pihak.”

Apa yang dimaksud dalam pasal ini adalah tiap BUMN diwajibkan dengan sejelas-
jelasnya secara substantial melaporan kondisi pada perusahaan terkait, untuk tetap
memberikan informasi yang tepat dan benar. Tentunya hal ini untuk tetap menjaga
efisiensi dari intrupsi pemerintahan atas perekonomian, dalam bentuk BUMN.

https://www.investopedia.com/terms/t/transparency.asp#:~:text=Corporate%20transparency%20i
s%20simply%20the,are%20visible%20to%20outside%20observers.

Sugi Priharto.(2023). Iklim Organisasi: Pengertian, Dimensi, Dampak, dan Tips Mengelolanya -
https://gajihub.com/blog/iklim-organisasi/

F.Hidayat.(2014). Analisis Iklim Organisasi Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Komputer


Time Medan- https://ojs.uma.ac.id/index.php/adminpublik/article/download/1386/1345

https://accounting.binus.ac.id/2020/06/30/good-corporate-governance-gcg-dan-pedoman-etika-
dalam-perusahaan/

ACCT6194 – Ethics and Corporate Governance

Anda mungkin juga menyukai