Anda di halaman 1dari 1

BAHASA INA; BAHASA DARI HATI

Rahim zaman melahirkan anak-anak yang telah hilang cara berkata-kata.

Kita anak-anak zaman yang semakin di telan oleh zaman

Kita anak-anak laut, yang tidak tahu cara mendayung ke tepian, kita mudah kesepian

Kita, aksara-aksara yang tak sempat mengubah dirinya jadi kata atau jadi sastra.

Kita anak-anak kota yang semakin sempit hatinya, semakin legam jiwanya.

Kita semakin kehilangan diri kita.

Lihatlah !

Jalanan yang kota yang semakin memamerkan budaya asing. Bahasa kita semakin asing.

Gedung-gedung kota ini mengubah kita jadi tuli, menjadi buta akan kapata-kapata INA.

Sementara kita sibuk menikmati kopi sambil membahas filosofi-filosofi asing.

Bahasa INA, kini merana.

Dengarlah !

Rintihan bahasa ina, yang semakin hari semakin punah

Semakin terlupakan oleh kita, semakin terlupakan oleh dunia

Dengarlah !

Suar-suar kapata yang tak bisa lagi kita jaga

Sastra-sastra nusa ina yang semakin kehilangan jiwanya.

Rahim zaman telah melahirkan kita, anak-anak zaman yang semakin hilang dari peradaban

Yang semakin kehilangan cara bertutur bahasa ibu kita .

Bahasa penuh cinta kasih. Bahasa dari hati.

Candra Henaulu I @senja_imrand

Anda mungkin juga menyukai