Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN RESMI

HUKUM OHM

Nama : Azka Rabbani Minanda

NRP : 3221600005

Kelas : 1 D4 Teknik Komputer A

Dosen : Mochamad Mobed Bachtiar S.ST., MT.

Mata Kuliah : Praktikum Rangkaian Elektronika 1

Tanggal Praktikum : Senin, 30 Agustus 2021


A. TUJUAN

1. Mahasiswa memahami konsep hukum ohm berkaitan dengan tegangan, arus, dan hambatan

2. Mahasiswa bisa menerapkan formula hukum ohm pada rangkaian elektronika

3. Mahasiswa memahami konsep mengukur tegangan dan arus pada rangkaian

B. DASAR TEORI

1. SIMULATOR ELECTRONIC CIRCUIT

Saat ini teknologi di bidang elektronika sudah dangat maju berkembang. Untuk melakukan
sebuah riset bidang elektronik sekarang ini sudah tidak perlu praktik secara langsung dengan
perangkat hardware dan komponen-komponennya melainkan langsung bisa praktik di
komputer menggunakan sebuah software simulator. Dengan simulator ini pekerjaan riset
tentang elektronik menjadi lebih mudah, kita lebih cepat melihat hasil riset dengan simulator
tanpa membuatnya secara real. Berbeda dengan zaman dulu, kalau ingin riset tentang
elektronik maka kita harus mensolder rangkaian elektronik di PCB secara manual, mengukur
tegangan dan arusnya menggunakan multimeter, menyediakan perangkat juga komponen-
komponennya. Apabila percobaan riset secara manual tersebut gagal, maka kita harus
mengulanginya dari awal. Dengan sebuah percobaan berulang kali dipastikan juga akan
menambah biaya riset.

Gambar 1. Mengukur tegangan baterai dengan multimeter secara manual

Dengan simulator, semua kebutuhan-kebutuhan manual tadi sudah ada dalam bentuk
fitur-fitur di dalam aplikasi software yang diinstal pada komputer. Beberapa contoh software
simulator seperti Electronic Workbench, PSpice, Livewire, dll. Di dalam software simulator
elektronik kita bisa membuat rangkaian elektronik sesuka kita, alat ukur, sumber tegangan,
juga komponen-komponen perangkat keras juga ada dalam bentuk fitur-fitur. Tak hanya itu,
kita pun juga bisa melihat hasil output dari rangkaian elektronik yang sudah kita buat. Misalnya
jika kita ingin mengukur tegangan drop pada salah satu titik di rangkaian elektronik kita tinggal
drag and drop multimeter di dalam software tersebut, dan menjalankan (RUN) simulator
tersebut. Hasil RUN akan menunjukkan seberapa besar tegangan yang terukur di multimeter
tersebut.

Gambar 2. Mengukur tegangan baterai dengan multimeter menggunakan simulator


Livewire

Dari gambar 1 dan gambar 2 bisa dipastikan bahwa dengan adanya software simulator itu
lebih memudahkan kita dalam mencoba sebuah rangkaian elektronik. Dengan simulator,
misalnya saat kita salah dalam membuat rangkaian, kita tinggal menghapus saja kabel koneksi
atau komponen- komponen yang ada dalam rangkaian tersebut. Setelah dirasa yakin bahwa
rangkaian yang kita buat di simulator dan hasilnya sesuai dengan yang kita harapkan maka
selanjutnya kita bisa membuatnya secara real di PCB. Manfaat lain bila kita menggunakan
simulator adalah bisa mengurangi waktu untuk uji coba berulang kali dan mengurangi biaya
pembuatan.

2. LIVEWIRE

Software Livewire ini adalah software PORTABLE yang bisa langsung dipakai tanpa harus
diinstall.Untuk menggunakannya tinggal klik 2x pada Livewire yang bertipe Application.
Gambar 3. Struktur folder software livewire

Setelah aplikasi di klik 2x maka akan tampil tampilan awal simulator sebagai berikut :

Gambar 3. Struktur folder software livewire

Setelah aplikasi di klik 2x maka akan tampil tampilan awal simulator sebagai berikut :

2
3

Gambar 4. Tampilan awal Livewire


Keterangan gambar:

a. Nomer 1 adalah Menu bar, dimana disana ada File, Edit, View, Insert, Tool, Window,
dan Help. Kemudian di dalam menu Tool – Simulation – Run (F9) adalah menu yang
digunakan untuk menjalankan hasil simulasi.
Bisa juga dengan klik tombol panah warna biru pada toolbar

Setelah membuat rangkaian yang kita inginkan, tekan tombol RUN:

Simulator berjalan dengan mengeluarkan output pengukuran. Bisa dilihat bahwa hasil
pengukuran muncul di sebelah multimeter.
Untuk menghentikan proses simulasi, harus menekan kembali tombol STOP
(Ctrl+F9).

b. Di kotak nomer 2 adalah tambahan menu untuk menjalankan simulator, ada beberap
pilihan yaitu Normal, Voltage Level, Current Flow, Logic Level, dll. Kita juga bisa
melihat arah arus dengan mengklik tab Current Flow. Arah arus pada simulator
berwarna hijau yang mengalir dari kutub positif ke kutub negatif.

Arah arus mengalir

c. Di kotak nomer 3 adalah area kerja, tempat kita membuat rangkaian untuk
disimulasikan. Berikut contoh simulasi rangkaian seri dan engukuran tegangannya di
masing-masing titik-titik drop.
d. Di kotak nomer 4 adalah gallery fitur-fitur komponen beserta perangkat yang akan kita
pakai untuk membuat simulasi.

3. MEMBUAT SIMULASI

Buatlah sebuah rangkaian elektronik yaitu susunan baterai dan resistor yang dipasang
seperti gambar di bawah. Untuk menambahkan Baterai, ambil dari gallery power suplies
dengan cara drag and drop. Kemudian untuk menambahkan Resistor ambil dari Gallery -
passive komponen dengan cara drag and drop.
Untuk menghubungkan kabel caranya adalah

Klik pada ujung salah satu komponen kemudian ditarik (sambil ditekan klik kiri pada mouse)
ke ujung komponen yang kita inginkan.
Untuk melakukan pengukuran, drag and drop voltmeter dari Gallery-Measurement.

Perhatian, untuk mengukur TEGANGAN maka voltmeter harus dipasang parallel dengan
load/beban yang akan diukur.
Hasilnya dengan menekan tombol RUN:

Untuk menghentikan simulasi tekan Ctrl+F9 atau menekan tombol kotak biru di sebelah
tombol RUN.

Untuk menghapus kabel/komponen pada rangkaian caranya adalah klik kabel/komponen


tersebut kemudian klik kanan delete atau pakai tombol delete pada keyboard.
Atau bisa juga dengan menu X pada toolbar

Untuk melakukan rotate komponen, piilih rotate di toolbar

4. HUKUM OHM

Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir melalui
sebuah penghantar berbanding lurus dengan tegangan yang diterapkan kepadanya.

Gambar 23. HUKUM OHM


Gambar 20 adalah formula hukum ohm dalam hubungannya dengan Daya (P), Tegangan (V),
Arus (I) dan Hambatan/Resistance (R).
C. ALAT DAN BAHAN
1. Simulator Livewire
2. Multimeter @1
3. Resistor 1KΩ @1
4. Kabel secukupnya @1
5. Project Board @1
6. Saklar/Push Button @1

D. PERCOBAAN
1. Buatlah rangkaian tertutup dengan software Livewire seperti berikut

2. Buatlah rangkaian terbuka dengan software Livewire seperti berikut

Gambar 6. Rangkaian terbuka


3. Ukurlah tegangan drop pada resistor saat saklar terbuka menggunakan multimeter
4. Ukurlah tegangan drop pada resistor saat saklar tertutup menggunakan multimeter

5. Buatlah rangkaian seri dan ukurlah masing-masing tegangan dropnya

6. Buatlah rangkaian paralellel dan ukurlah masing-masing tegangan dropnya


E. LANGKAH KERJA

1. Buatlah rangkaian elektronik sesuai percobaan 1 sampai 6 dan ukurlah tegangan


di titik-titik masing-masing.

2. Hitunglah berapa arus yang mengalir jika :

V R I?
12 1000
9 1000
6 1000
5 1000
3.3 1000
1.5 1000
1.2 1000

F. HASIL PRAKTIKUM
1. Percobaan 1:

Percobaan 2:

Percobaan 3:
Percobaan 4:

Percobaan 5:

Percobaan 6:

2. Menghitung besar arus

Hasil 1:
Hasil 2:

Hasil 3:

Hasil 4:

Hasil 5:

Hasil 6:
Hasil 7:

Hasil Perhitungan Arus:

V R I
12 1000 12mA
9 1000 9mA
6 1000 6mA
5 1000 5mA
3.3 1000 3.3mA
1.5 1000 1.5mA
1.2 1000 1.2mA

G. ANALISA
Pada praktikum hukum Ohm yang menggunakan aplikasi livewire ini, dilakukan 2 jenis
percobaan yaitu percobaan untuk membuat rangkaian listrik sederhana dan percobaan
menghitung besaran arus menggunakan ampere meter. Pada percobaan pertama membuat
rangkaian listrik ini, dibuat suatu rangkaian listrik tertutup yang sangat sederhana yaitu terdiri
dari resistor 1000 Ω dan baterai 9 Volt yang disusun secara seri. Pada percobaan rangkaian
kedua dibuat sebuah rangkaian listrik terbuka dengan memasang switch atau saklar yang diset
terbuka diantara rangkaian seri dari resistor 1000 Ω dan baterai 9 Volt. Dilanjut pada percobaan
ketiga dengan menambahkan voltmeter pada rangkaian untuk mengukur berapa besar tegangan
yang mengalir pada suatu komponen yang terletak di rangkaian, aturan penempatan voltmeter
yaitu disusun secara paralel karena mengacu pada sifat dari rangkaian listrik paralel yaitu
tegangan pada tiap-tiap cabang sama besar dengan tegangan sumber atau tegangan total.
𝑉 = 𝑉1 = 𝑉2 = 𝑉3 = 𝑉𝑛

Tertampil pada voltmeter bahwa nilai tegangan yang mengalir pada resistor 1000 Ω adalah
0 Volt karena terputusnya aliran listrik yang disebabkan oleh switch atau saklar yang terletak
di antara resistor dan baterai. Sehingga aliran listrik pada rangkaian akan terhenti begitu saja .

Pada rangkaian tersebut, kabel warna merah menunjukkan aliran sumber tegangan positif
dan kabel warna hijau menunjukkan aliran yang mengalir kearah tegangan negatif yang tidak
terdapat aliran listrik.
Selanjutnya percobaan pada rangkaian keempat dengan menutup switch atau saklar
sehingga menjadi rangkaian listrik tertutup. Pada rangkaian listrik tertutup, tegangan (V) dapat
menghasilkan arus listrik (I) yang terus mengalir pada rangkaian. Voltmeter pada rangkaian ini
dapat menampilkan berapa besar tegangan yang mengalir pada resistor dan dapat terlihat
pembuktikan salah satu sifat dari tegangan pada rangkaian listrik paralel tadi sehingga

V pada voltmeter = V sumber <=> 9V = 9V

Sehingga baru terlihat alasan dari voltmeter selalu dipasang secara paralel yaitu agar
tegangan yang tampil sesuai dari besar tegangan yang mengalir pada komponen yang diukur.
Berdasarkan hasil dari voltmeter yang tampil bahwa besar tegangan yang mengalir pada resistor
sama dengan tegangan sumber atau tegangan baterai.
Pada percobaan kelima terdapat dua resistor sebesar 1000 Ω yang dipasang secara seri pada
rangkaian dan terpasang voltmeter yang dipasang secara paralel pada setiap resistor dan juga
pada baterai. Namun voltmeter pada setiap resistor menunjukkan angka pengukuran yang
berbeda dengan voltmeter yang terdapat pada baterai. Hal tersebut mengacu pada sifat dari
rangkaian listrik seri yaitu tegangan sumber sama dengan penjumlahan tegangan yang ada
pada tiap-tiap bagian atau komponen pada rangkaian kelistrikan tersebut.
Vs = V1 + V2 + V3 + … + Vn
Maka
Vs = V1 + V2
Vs = 4,5 V + 4,5V
Vs = 9V

Berbeda dengan percobaan keenam yang sama sama terdapat dua resistor namun besar
resistor 1 sebesar 1000 Ω dan resistor 2 sebesar 2000 Ω yang disusun secara paralel.
Menghasilkan hasil dari voltmeter sebesar 5 V yang sama pada kedua resistor tersebut. Hal ini
sesuai dengan sifat dari besaran tegangan pada rangkaian listrik paralel yaitu

Vs = V1 = V2 = V3=…= Vn

Maka
Vs = V1 = V2
Vs = 5V = 5V
Sedangkan untuk besar arus(I) pada tiap komponen pada rangkaian paralel akan berbeda
beda karena sifat besar arus dari rangkaian paralel yaitu

Itot = I1 +I2 + I3 + … + Sehingga


Maka dapat dibuktikan In Itot = I1 + I2
Vtot = Itot . Rtot *pada rangkaian paralel I1 = V1 / R1
Itot = Vtot / Rtot 1/Rtot = 1/R1 + 1/R2 + … I1 = 5 V/ 1000 Ω
Itot = 5 V / 666.67 Ω 1/Rtot = 1/1000Ω + 1/2000Ω I1 = 5 mA
Itot = 7.5 mA 1/Rtot = 3/2000 Ω I2 = V2 / R2
Rtot = 2000 Ω / 3 I2 = 5V / 2000 Ω
Rtot = 666.67 Ω I2 = 2.5 mA
Itot = 5 mA + 2.5 mA = 7.5 mA

Selanjutnnya, percobaan menghitung besaran arus yang mengalir pada rangkaian


menggunakan amperemeter yang dipasang secara seri dan terletak diantara resistor dan baterai.
Fungsi amperemeter disini yaitu untuk mengukur seberapa besar arus yang mengalir pada
rangkaian atau komponen dengan disusun secara seri. Berbeda dengan voltmeter, pada
amperemeter ini justru dipasang seri karena sesuai dengan sifat tentang besar arus dari
rangkaian listrik seri yaitu arus yang mengalir pada tiap-tiap bagian atau komponen pada
rangkaian kelistrikan tersebut adalah sama besar

Itot = I1 = I2 = I3 = In

Sehingga data arus yang tampil pada amperemeter akan sesuai dengan besar arus dari
komponen / rangkaian yang diukur. Pada pengukuran arus praktikum hukum ohm ini terdapat
tujuh kali percobaan dengan hambatan(R) yang sama dan sumber tegangan(V) yang berbeda
beda. Dengan acuan rumus dari hukum Ohm:

V=I.R

a. Hasil 1
Diketahui :
V = 12 Volt
R = 1000 Ω
Ditanya :
I=?
Jawab :
V=I.R
12V = I . 1000Ω
I = 12V / 1000Ω
I = 12 mA
b. Hasil 2
Diketahui :
V = 9 Volt
R = 1000 Ω
Ditanya :
I=?
Jawab :
V=I.R
9V = I . 1000Ω
I = 9V / 1000Ω
I = 9 mA
c. Hasil 3
Diketahui :
V = 6 Volt
R = 1000 Ω
Ditanya :
I=?
Jawab :
V=I.R
6V = I . 1000Ω
I = 6V / 1000Ω
I = 6 mA
d. Hasil 4
Diketahui :
V = 5 Volt
R = 1000 Ω
Ditanya :
I=?
Jawab :
V=I.R
5V = I . 1000Ω
I = 5V / 1000Ω
I = 5 mA

e. Hasil 5
Diketahui :
V = 3.3 Volt
R = 1000 Ω
Ditanya :
I=?
Jawab :
V=I.R
3.3V = I . 1000Ω
I = 3.3V / 1000Ω
I = 3.3 mA
f. Hasil 6
Diketahui :
V = 1.5 Volt
R = 1000 Ω
Ditanya :
I=?
Jawab :
V=I.R
1.5V = I . 1000Ω
I = 1.5V / 1000Ω
I = 1.5 mA
g. Hasil 7
Diketahui :
V = 1.2 Volt
R = 1000 Ω
Ditanya :
I=?
Jawab :
V=I.R
1.2V = I . 1000Ω
I = 1.2V / 1000Ω
I = 1.2 mA

Menurut Analisa saya dari percobaan perhitungan yang telah saya lakukan di
atas ini, besar arus(I) dan hambatan(R) berbanding lurus dengan besar dari tegangan
(V). Terlihat jika kita bandingkan nilai arus(I) dari hasil satu hingga tujuh, bahwa
semakin kecil tegangan(V) yang diberikan pada rangkaian menyebabkan besar arus(I)
juga ikut semakin mengecil dan hambatan(R) tidak seberapa memperlihatkan perbedaan
pada perbandingan besar arus(I) karena hambatan(R) pada setiap percobaan sama
besarnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan rumus hukum Ohm yaitu V = I . R
H. KESIMPULAN
Tegangan dan arus listrik hanya akan mengalir pada rangkaian listrik yang
tertutup sedangkan pada rangkaian yang terputus atau terbuka, tegangan dan arus listrik
cenderung terhenti sehingga tegangan yang mengaliri rangkaian dan komponen bernilai
0 V. Voltmeter pada komponen yang diukur harus disusun paralel dan untuk
amperemeter harus disusun secara seri. Pada rangkaian seri nilai dari tegangan(V) di
tiap komponen akan berbeda beda namun nilai dari arus(I) akan sama pada tiap
komponen, sedangkan pada rangkaian paralel nilai dari tegangan(V) akan bernilai sama
pada tiap komponen namun nilai dari arus(I) akan berbeda beda tiap komponen. Besar
tegangan(V) nilainya berbanding lurus dengan besar arus(I) dan hambatan(R), semakin
kecil tegangan yang dipasang maka semakin kecil pula kuat arus yang akan mengalir
pada rangkaian. Hal ini sesuai dengan bunyi hukum Ohm yaitu “Besar arus listrik (I)
yang mengalir melalui sebuah penghantar atau Konduktor akan berbanding lurus
dengan beda potensial / tegangan (V) yang diterapkan kepadanya dan berbanding
terbalik dengan hambatannya (R).” Sehingga hukum Ohm tersebut dapat dituliskan
dengan rumus V = I . R

I. REFERENSI

1. Tony R. Kuphaldt, Lessons In Electric Circuits, Volume I DC , Fifth Edition, last


update October 18, 2006, www.ibiblio.org/obp/electricCircuits
2. Anant Agarwal, Jeffreyh.lang Foundations of Analog and Digital Electronic Circuits ”

3. Dari berbagai sumber

Anda mungkin juga menyukai