Makalah Biomedik Sistem Integumen New.
Makalah Biomedik Sistem Integumen New.
“SISTEM INTEGUMEN”
Disusun :
FAKULTAS KESEHATAN
2022-2023
DAFTAR ISI
Cover i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 2
Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
Pengertian Sistem Integumen 3
Anatomi Sistem Integumen Pada Manusia 4
Fisiologi Sistem Integumen Pada Manusia 8
Patologi Pada Sistem Integumen Manusia 11
BAB III PENUTUP 21
Kesimpulan 21
Saran 21
Daftar Pustaka 22
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Sistem Integumen" dengan
tepat waktu. Tujuan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Ilmu
Biomedik Dasar” oleh dosen pengajar Heri Nur Cahyanto,S.Kep.,Ns.,M.T. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Sistem Integumen bagi para pembaca
dan juga bagi penulis. Terima kasih kepada Bapak Heri Nur Cahyanto,S.Kep.,Ns.,M.T
selaku Dosen Mata Kuliah Ilmu biomedik dasar yang telah memberikan bimbingannya.
Kami ucapkan terima kasih juga kepada teman- teman dan semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat kami selesaikan tepat waktu.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan atau pengetahuan kita baik sebagai
penulis maupun pembaca. Namun sebagai penulis menyadari makalah ini masih jauh dari
sempurna. Kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar dapat
tercipta suatu kesempurnaan dalam memenuhi kebutuhan kita sebagai mahasiswa.
Penulis.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang
disebut sebagai sistem integumen. Sistem integumen adalah sistem organ yang paling
luas.Sistem ini terdiri atas kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut, kelenjar
(keringat dan sebaseous), dan reseptor saraf khusus (untuk stimuli perubahan internal
atau lingkungan eksternal).
Sistem integumen terdiri dari organ terbesar dalam tubuh, kulit. Ini sistem
organ yang luar biasa melindungi struktur internal tubuh dari kerusakan, mencegah
dehidrasi, menghasilkan vitamin dan hormon. Hal ini juga membantu untuk
mempertahankan homeostasis dalam tubuh dengan membantu dalam pengaturan
suhu tubuh dan keseimbangan air. Sistem integumen adalah garis pertama
pertahanan tubuh terhadap bakteri, virus dan mikroba lainnya. Hal ini juga
membantu untuk memberikan perlindungan dari radiasi ultraviolet yang berbahaya.
Kulit adalah organ sensorik dalam hal ini memiliki reseptor untuk mendeteksi.
panas dan dingin, sentuhan, tekanan dan nyeri. Komponen kulit termasuk rambut,
kuku, kelenjar keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah, pembuluh getah bening,
saraf dan otot. Mengenai anatomi sistem yang menutupi, kulit terdiri dari lapisan
jaringan epitel (epidermis) yang didukung oleh lapisan jaringan ikat (dermis) dan
lapisan yang mendasari (hypodermis atau subcutis).
Selain kulit, ada pula rambut dan kuku yang termasuk kedalam sistem
integumen. Rambut adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit terluar.
Rambut muncul dari epidermis (kulit luar), walaupun berasal dari folikel rambut
yang berada jauh di bawah dermis. Serta pada kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut
yang mati, mengeras, dan kemudian terbentuk saat mulai tumbuh dari ujung jari.
Kulit ari pada pangkal kuku berfungsi melindungi dari kotoran. Fungsi utama kuku
adalah melindungi ujung jari yang lembut dan penuh urat saraf, serta mempertinggi
daya sentuh. Secara kimia, kuku sama dengan rambut yang antara lain terbentuk dari
keratin protein yang kaya akan sulfur.
1.2Rumusan Masalah
1. Apa pengertian integument ?
2. Bagaimana struktur dan fungsi system integumen ?
3. Bagaimana fisiologi dari system integumen pada manusia ?
4. Bagaimana patofisiologi dari system integumen pada manusia ?
1.3Tujuan
1. Mampu menjelaskan system integumen.
2. Memahami struktur dan fungsi system integumen pada manusia.
3. Memahami secara fisiolohis dari system integument pada manusia.
4. Mengetahui patologi pada system integumen pada manusia.
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN SISTEM INTEGUMEN
Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang disebut
sebagai sistem integumen. Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luar.
Sistem ini terdiri atas kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut, kelenjar
(keringat dan sebaseous), dan reseptor saraf khusus (untuk stimuli perubahan internal
atau lingkungan eksternal). Integumen merupakan kata yang berasal dari bahasa Latin
“integumentum“, yang berarti “penutup”. Sesuai dengan fungsinya, organ-organ pada
sistem integumen berfungsi menutup organ atau jaringan dalam manusia dari kontak
luar.
Sistem Integumen pada manusia terdiri dari kulit, kuku, rambut, kelenjar
keringat, kelenjar minyak dan kelenjar susu. Sistem integumen mampu memperbaiki
sendiri (self- repairing) & mekanisme pertahanan tubuh pertama (pembatas antara
lingkungan luar tubuh dengan dalam tubuh).
Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas yang berkontribusi terhadap total
berat tubuh sebanyak 7 %. Keberadaan kulit memegang peranan penting dalam
mencegah terjadinya kehilangan cairan yang berlebihan, dan mencegah masuknya
agen-agen yang ada di lingkungan seperti bakteri, kimia dan radiasi ultraviolet. Kulit
juga akan menahan bila terjadi kekuatan- kekuatan mekanik seperti gesekan (friction),
getaran (vibration) dan mendeteksi perubahan- perubahan fisik di lingkungan luar,
sehingga memungkinkan seseorang untuk menghindari stimuli-stimuli yang tidak
nyaman. Kulit membangun sebuah barier yang memisahkan organ- organ internal
dengan lingkungan luar, dan turut berpartisipasi dalam berbagai fungsi tubuh vital.
System integumen terdiri dari kulit dengan kelenjar-kelenjarnya, rambut, kuku dan
reseptor- reseptor khusus pada kulit. Kulit merupakan suatu organ dengan struktur
yang kompleks dan memiliki berbagai fungsi vital. Setiap system integument
memiliki struktur dan fungsinya masing– masing, berikut struktur dan fungsi dari
sitem integument pada tubuh manusia.
Fungsi sistem integumen atau juga kita kenal dengan fungsi kulit beserta
turunannya, yakni rambut dan kuku, adalah sebuah fungsi komponen manusia
yang sangat penting. Ketiga dari komponen tersebut membentuk menjadi satu
sistem organ tubuh paling besar yang kita sebut kulit. Kulit memiliki struktur
dan juga fungsi bagi tubuh kita. Sebagai salah satu sistem dari organ yang
paling penting dan terbesar dari tubuh kita, kulit atau sistem integumen
menjalankan peran sebagai alat interaksi kita terhadap kondisi lingkungan
sekitar. Berikut adalah beberapa fungsi dari sistem integumen kita, antara lain :
Lapisan permukaan dari kulit ini dapat kita sebut dengan lapisan yang
tak begitu menyukai air atau pada kondisi yang basah. Kondisi tersebut
akan menjadikan air dan juga garam tetap berada dalam tubuh.
Kemudian akan sesuai dengan kebutuhan serta mencegah tubuh
kehilangan air secara berlebihan. Sementara itu, air limbah tubuh (urea)
keluar melalui kelenjar keringat.
1. Kulit
Kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu epidermis, dermis, dan jaringan subkutan (kanitakis,
2002). Bagian terluar yaitu lapisan epidermis yang terdiri dari sekumpulan sel-sel khusus
yang dikenal sebagai keratinosit yang berfungsi untuk mengsintesis keratin, yang
merupakan protein. Panjang seperti benang yang berperan untuk perlindungan.
Lapisan tengah yaitu dermis yang terdiri dari protein struktural fibril yang dikenal sebagai
kolagen. Lapisan dermis ini melekat pada jaringan yang dibawahnya yaitu lapisan subkutan
atau hypodermis. Lapisan ini termasuk jaringan ikat longgar yang mengandung lobus kecil
sel lemak yang disebut laposit.
Ketebalan lapisan-lapisan tersebut bervariasi, tergantung pada lokasi lapisan pada tubuh.
Misalkan pada kelopak mata memiliki lapisan epidermis paling tipis, berukuran kurang dari
0,1 mm, sedangkan pada telapak tangan dan telapak kaki memiliki lapisan epidermis yang
paling tebal dengan sekitar 1,5 mm. Dermis yang paling tebal yaitu di punggung, dengan
ketebalan 30-40 kali lebih tebal dari epidermis diatas.
A. Epidermis
Epidermis berasal dari ektoderm, terdiri dari beberapa lapis (multilayer). Lapisan
epidermis merupakan lapisan paling luar yang terdiri atas lapisan epitel gepeng.
Epidermis umumnya merupakan jaringan epitel skuamosa berlapis dan tersusun atas
sel - sel keratinosit yang merupakan sel yang menghasilkan keratin (serat protein
yang kuat). Keratin ini memberikan struktur, daya tahan serta kedap air pada kulit.
Sel – sel ini terus menerus akan mati dan digantikan dengan sel baru. Sel keratonisit
biasanya bergant setelah 3-4 minggu. Sel yang menyusun jaringan epidermis yaitu :
1. Sel Melanosit
2. Sel Langerhans
Sel Langerhans yaitu sel yang merupakan makrofag turunan sumsum tulang,
yang merangsang sel Limfosit T, mengikat, mengolah, dan
merepresentasikan antigen kepada sel Limfosit T. Dengan demikian, sel
Langerhans berperan penting dalam imunologi kulit. Sel- sel imun yang
disebut sel langerhans terdapat di seluruh epidermis. Sel langerhans
mengenali partikel asing atau mikroorganisme yang masuk ke kulit dan
membangkitkan suatu serangan imun. Sel Langerhans mungkin bertanggung
jawab mengenal dan menyingkirkan sek-sel kulit di plastik dan neoplastik.
Sel Langerhans secar fisik berhubungan dengan saraf-saraf simpatik yang
mengisyaratkan adanya hubungan antara sistem saraf dan kemampuan kulit
melawan infeksi atau mencegah kanker kulit. Stress dapat mempengaruhi
fungsi sel langerhans dengan meningkatkan rangsang simpatis. Radiasi
Ultraviolet dapat merusak sel langerhans, mengurangi kemampuannya
mencegah kanker.
3. Sel Markel
Sel markel merupakan sel yang terletak paling dalam, perbatasan antara
epidermis dan dermis yang berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris dan
berhubungan fungsi dengan sistem neuroendokrin difus.. Sel ini bergabung
dengan ujung saraf untuk membentuk reseptor sensorik sebagai indra
peraba. Lapisan epidermis akan tumbuh terus menerus, hal ini karena
lapisan sel induk yang berada dilapisan bawah terus – menerus melakukan
pembelahan, sedangkan lapisan terluar dari epidermis akan terkelupas dan
gugur.
1. Stratum Germinativum
Stratum Germinativum juga dikenal lapisan basal yang mengandung
sel karatinosit berbentuk silindris yang meledak pada membran dasar.
Sel-sel basal ini membentuk satu lapisan yang melekat pada satu sama
lain. Ciri-ciri perbedaan lain dari sel-sel basal adalah nucleus
memanjang dan berwarna gelap dan adanya pigmen melanin yang di
transfer dari melanosit yang berdampingan. Lapisan basal adalah
lokasi utama sel-sel aktif membekah pada epidermis yang membentuk
sel-sel lapisan epidermis luar. Namun tidak semua sel basal memiliki
potensi untuk membelah (Jones 1996 ; Lavker & San 1982).
2. Stratum Spinosum
3. Stratum Granulosum
Stratum Granulosum terdiri atas 2-4 lapis sel poligonal gepeng yang
sitoplasmanya berisikan granul keratohialin. Pada membran sel
terdapat granula lamela yang mengeluarkan materi perekat antar sel,
yang bekerja sebagai penyaring selektif terhadap masuknya materi
asing, serta menyediakan efek pelindung pada kulit. 2/3 lapisan ini
merupakan lapisan gepeng, dimana sitoplasma berbutir kasar serta
mukosa tidak punya lapisan inti.
4. Stratum Lusidium
Stratum lusidium terdiri atas beberapa lapis sel yang sangat gepeng
dan bening. Membrane yang membatasi sel – sel tersebut sulit terlihat
sehingga lapisannta secara keseluruhan seperti kesatuan yang bening.
Lapisan ini ditemukan pada daerah tubuh yang berkulit tebalseperti
telapak kaki dan telapak tangan.
5. Stratum Korneum
B. Dermis
Dermis Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai “True
Skin” karena 95% dermis membentuk ketebalan kulit. Terdiri atas jaringan ikat yang
menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya
bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm. Kulit jangat atau dermis
menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan kandung rambut, kelenjar keringat,
kelenjar-kelenjar palit atau kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah bening,
dan otot penegak rambut (muskulus arektor pili). Lapisan ini elastis dan tahan lama, berisi
jaringan kompleks ujung-ujung syaraf, kelenjar sudorifera, kelenjar. Sebasea, folikel
jaringan rambut dan pembuluh darah yang juga merupakan penyedia nutrisi bagi lapisan
dalam epidermis.
Dermis atau cutan (cutaneus), yaitu lapisan kulit di bawah epidermis. Penyusun utama dari
dermis adalah kolagen. Membentuk bagian terbesar kulit dengan memberikan kekuatan dan
struktur pada kulit, memiliki ketebalan yang bervariasi bergantung pada daerah tubuh dan
mencapai maksimum 4 mm di daerah punggung. Dermis terdiri atas dua lapisan dengan
batas yang tidak nyata, yaitu stratum papilare dan stratum reticular.
1) Stratum Papilary, yang merupakan bagian utama dari papila dermis, terdiri atas
jaringan ikat longgar. Pada stratum ini didapati fibroblast, sel mast, makrofag, dan
leukosit yang keluar dari pembuluh (ekstravasasi). Lapisan papila dermis berada
langsung di bawah epidermis tersusun terutama dari sel-sel fibroblas yang dapat
menghasilkan salah satu bentuk kolagen, yaitu suatu komponen dari jaringan ikat.
Dermis juga tersusun dari pembuluh darah dan limfe, serabut saraf , kelenjar
keringat dan sebasea, serta akar rambut. Suatu bahan mirip gel, asam hialuronat,
disekresikan oleh sel-sel jaringan ikat. Bahan ini mengelilingi protein dan
menyebabkan kulit menjadi elastis dan memiliki turgor (tegangan). Pada seluruh
dermis dijumpai pembuluh darah, saraf sensorik dan simpatis, pembuluh limfe,
folikel rambut, serta kelenjar keringat dan palit. Lapisan ini tipis mengandung
jaringan ikat jarang.
2) Stratum Reticular, yang lebih tebal dari stratum papilare dan tersusun atas jaringan
ikat padat tak teratur. Terdiri atas serabut-serabut penunjang (kolagen, elastin,
retikulin), matiks (cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat serta
fibroblas). Serta terdiri dari sel fibroblast yang memproduksi kolagen dan retikularis
yang terdapat banyak pembuluh darah , limfe, akar rambut, kelenjar keringat dan
kelenjar sebaseus.
2. Etimologi Luka
Penyebab terjadinya cedera sehingga mengakibatkan luka sangatlah
beragam mulai dari cedera akibat kecelakaan lalu lintas, keracunan, terjatuh,
kebakaran, tenggelam, perang, pembunuhan, bunuh diri, serta cedera yang tidak
disengaja. Luka berdasarkan penyebabnya menurut (Damayanti, Pitriyani &
Ardhiyanti, 2015) dibagi menjadi 2 jenis yakni luka mekanik dan non-mekanik:
1. Luka mekanik dibagi menjadi 7 jenis yaitu :
a. Vulnus Scissum adalah luka sayat akibat benda tajam, pinggir lukanya
terlihat rapi
b. Vulnus Constum adalah luka ringan karena cedera pada jaringan bawah
kulit akibat jaringan pada tumpul.
c. Vulnus Laceratum adalah luka robek akibat terkena mesin atau benda
lainnya yang menyebabkan robeknya jaringan rusak dalam
d. Vulnus Puncture adalah luak tusuk dibagian luar, tetapi besar di bagian
dalam luka.
e. Vulnus Sclopetorum adalah luka tembak akibat tembakan peluru
f. Vulnus Morsum adalah luka gigitan yang tidak jelas bentukannya pada
bagian luka.
g. Vulnus Abrasio adalah luka terkikis yang terjadi pada bagian luka yang
tidak sampai ke pembuluh darah.
2. Luka Non Mekanik yang terdiri atas luka abibat zat kimia, termik, radiasi
atau serangan listri.
E. Warna Kulit.
Warna kulit sangat beragam, dari yang berwarna putih mulus, kuning, coklat,
kemerahan atau hitam. Setiap warna kulit mempunyai keunikan tersendiri yang jika
dirawat dengan baik dapat menampilkan karakter yang menarik. Warna kulit
terutama ditentukan oleh :
1. Oxyhemoglobin yang berwarna merah
2. Hemoglobin Tereduksi yang berwarna merah kebiruan
3. Melanin yang berwarna coklat
4. Karatohyalin yang memberi penampakan opaque pada kulit
5. Lapisan Stratum Corneum yang memiliki warna putih kekuningan atau keabu-
abu.
Dari semua bahan-bahan pembangun warna kulit yang paling menentukan
warna kulit adalah pigmen melanin. Banyaknya pigmen melanin didalam
kulit ditentuakan oleh faktor-faktor ras, individu, dan lingkungan. Melanin
dibuat dari tirosin sejenis asam amino dan oksidasi, tirosin dibuat dari butir-
butir melanin yang berwarna coklat, serta untuk proses ini perlu adanya
enzim Tirosinase dan Oksigen. Oksidasi tirosin menjadi melanin berlangsung
lebih lancar pada suhu yang lebih tinggi atau di bawah sinar ultraviolet.
Jumlah, tipe, ukuran dan distribusi pigmen melanin ini akan menentukan
variasi warna kulit berbagai golongan ras atau bangsa di dunia. Proses
pembentukan pigmen melanin kulit terjadi pada butir-butir melanosom yang
dihasilkan oleh sel-sel melanosit yang terdapat di antara sel-sel basal
keratinosit di dalam lapisan benih.
Folikel rambut terdiri dari komponen dermis atau epidermis. Pada dasarnya
folikel rambut bagian dermis terlihat meninjol, disebut papila yang terdiri dari
jaringan ikat, pembuluh darah dari sel-sel saraf. Bagian luar papila diliputi
dengan sel-sel epitel yang disebut germinal matri dan ujung folikel rambut
tampak membesar. Sel-sel germinal matrik (puncak papila) berplorifelasi
membentuk rambut yang dapat tumbuh terus. Bagian sentral Germinal Matrik
(puncak papila) membentuk bagian medula rambut dan kortex. Bagian perifer
membentuk selubung akar rambut yaitu selubung akar dalam dan selubung
akar luar. Selubung akar dalam hanya pada bagian bawah folikel, terdiri dari 3
lapisan yaitu lapisan kutikula merupakan lapisan dalam, dekat kutikula dari
kortek rambut terdiri dari sel- sel pipih. Lapisan Husley, merupakan lapisan
tengah dan Lapisan Henle yaitu lapisan luar, terdiri dari 1 lapis sel yang
seluruhnya mengalami keratinisasi. Sel–sel selubung akar dalam mempunyai
keratohialin yang bersifat asidofil dan disebut granulatrichohyalin, yang
dengan H.E tampak kemera
B. Kuku
2. Fungsi Absorpsi
Kulit tidak dapat menyerap air, namun kulit dapat menyerap material
larut-lipid seperti vitamin A, D, E, dan K, obat-obatan tertentu, oksigen
dan karbon dioksida. Permeabilitas kulit terhadap oksigen,
karbondioksida dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian
pada fungsi respirasi. Selain itu beberapa material toksik dapat diserap
seperti aseton,dan merkuri. Beberapa obat juga dirancang untuk larut
lemak, seperti kortison, sehingga mampu berpenetrasi ke kulit dan
melepaskan antihistamin di tempat peradangan. Kemampuan absorpsi
kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban,
metabolisme dan jenis vehikulum. Penyerapan dapat berlangsung
melalui celah antarsel atau melalui muara saluran kelenja, tetapi lebih
banyak yang melalui sel-sel epidermis daripada yang melalui muara
kelenjar.
3. Fungsi Ekskresi
Kulit juga berfungsi dalam ekskresi dengan perantaraan dua kelenjar
eksokrinnya, yaitu kelenjar sebasea dan kelenjar keringat.
4. Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis.
Terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan-badan ruffini di
dermis dan subkutis. Terhadap rangsangan dingin diperankan oleh
badan-badan krause yang terletak di dermis, badan taktil meissner
terletak di papila dermis berperan terhadap rabaan, demikian pula badan
merkel ranvier yang terletak di epidermis. Sedangkan terhadap tekanan
diperankan oleh badan paccini di epidermis. Saraf-saraf sensorik
tersebut lebih banyak jumlahnya di daerah yang erotik.
5. Fungsi Pengatur Suhu Tubuh
Kulit berkontribusi dalam mengatur suhu tubuh (termoregulasi) melalui
dua cara, yaitu pengeluaran keringat dan menyesuaikan aliran darah di
pembuluh kapiler. Pada saat suhu tinggi, tubuh akan mengeluarkan
keringat dalam jumlah banyak serta memperlebar pembuluh darah
(vasodilatasi) sehingga panas akan terbawa keluar dari tubuh.
Sebaliknya, pada saat suhu rendah, tubuh akan mengeluarkan lebih
sedikit keringat dan mempersempit pembuluh darah (vasokonstriksi)
sehingga mengurangi pengeluaran panas oleh tubuh.
6. Fungsi Pembentuk Vitamin D
Sintesis vitamin D dilakukan dengan mengaktivasi prekursor 7
dihidroksi kolesterol dengan bantuan sinar ultraviolet. Enzim di hati dan
ginjal lalu memodifikasi prekursor dan menghasilkan calcitriol, bentuk
vitamin D yang aktif. Calcitriol adalah hormone yang berperan dalam
mengabsorpsi kalsium makanan dari traktus gastrointestinal kedalam
pembuluh darah. Walaupun tubuh mampu memproduksi vitamin D
sendiri, namun belum memenuhi kebutuhan tubuh secara keseluruhan
sehingga pemberian vitamin D sistemik masih tetap diperlukan. Pada
manusia kulit dapat pula mengekspresikan emosi karena adanya
pembuluh darah, kelenjar keringat, dan otot-otot di bawah kulit.
2.4 GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA MANUSIA
Macam-macam gangguan sistem integumen pada manusia adalah :
1. Kanker Kulit
4. Jerawat
5. Hemaingoma
Hemaingoma adalah pertumbuhan daging atau kulit tetapi bukan kanker
yang tumbuh karena pertumbuhan jaringan darah abnormal.
Hemangioma biasanya ditemukan dalam lapisan dari organ dalam
seperti hati. Karena hemangioma tidak disebabkan faktor luar, biasanya
orang menderita atau Hemangioma berkembang sebelum orang lahir,
ketika mereka masih didalam kandungan. Hemangioma didalam hati
biasanya tidak menyebabkan kelainan. Biasanya juga tidak terdeteksi
sebelum anda memeriksakan diri dan biasanya pemeriksaan yang tidak
terkait sama sekali dengan hemangioma.
Cold Sore adalah keadaan kulit melepuh berentuk bulat berisi cairan
yang biasanya tumbuh disekitar mulut atau sekitar wajah. Terkadang
lepuhan juga muncul di jari, hidung atau didalam mulut, tetapi itu jarang
terjadi. Biasanya Cold Sore disebabkan oleh virus Herpes, dan tidak ada
pengobatan untuk penyakit ini selain mengobati atau membasmi herpes
tersebut. Terkadang penyakit ini akan kambuh tanpa tanda-tanda, dan
berhati-hatilah karena cairan didalam cold sore tersebut sangat mudah
menular.
7. Psoriasis
8. Rosacea
Rosacea adalah gangguan kulit kronis yang menyerang lebih dari 16 juta
warga Amerika. Penyebab Rosacea masih tidak diketahui dan juga tidak
ada obatnya. Namun ilmuwan belakangan ini mampu mengembangkan
jenis perawatan yang dapat menekan gejala - gejala yang ditimbulkan
oleh penyakit Rosacea.
9. Eksim Seborrheic
Eksim Seborrheic adalah suatu kondisi kulit yang juga dikenal dengan
sebutan Dermatitis Seborrheic. Ketika bayi menderita penyakit ini
disebut juga cradle cap. Terdapat 2 penyebab penyakit eksim seborrheic,
yaitu pertama adalah produksi minyak sebum pada kulit yang
berlebihan, dan kedua adalah jamur yang disebut Malassezia. Biasana
ditemukan didalam kelenjar minyak kulit dan dipercaya sebagai
penyebab iritasi. Walaupun tidak terdapat obat untuk penyakit ini, tetapi
kita dapat mengenali dan mempelajari penyebab dan pemicu penyakit
Eksim ini dan mengembangkan cara untuk menghindarinya, seperti
menjaga kesehatan tubuh khususnya kulit secara teratur dan benar.
11. Sunburnt
12. Kidis
Kudis adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh parasit tungau yakni
sarcoptes scabiei var hominis. Orang yang terjangkit penyakit kulit kudis
biasanya tinggal di tempat kumuh serta tidak melindungi kebersihan
tubuhnya. Tanda-tanda kudis yaitu ada rasa gatal yang demikian hebat
saat malam hari, terlebih di sela-sela jari kaki, tangan, di bawah ketiak,
alat kelamin, pinggang dan sebagainya. Kudis amat mudah menular pada
orang lain.
13. Ketombe
Ketombe merupakan salah satu penyakit kulit kepala yang umum terjadi,
terutama bila seseorang kurang menjaga kebersihan rambutnya. Selain
itu, ketombe juga dapat disebabkan oleh beberapa kondisi, seperti daya
tahan tubuh yang lemah, cuaca dingin, dan produksi minyak berlebih di
kulit kepala.Meski bukan kondisi yang berbahaya dan menular, ketombe
dapat mengganggu penampilan. Namun, Anda tidak perlu khawatir
karena ketombe biasanya dapat ditangani dengan sampo antiketombe
yang mengandung zinc pyrihtione atau ketoconazole. Anda juga bisa
menggunakan bahan-bahan alami, seperti tea tree oil dan minyak kelapa,
untuk mengatasi ketombe.
Jamur kuku adalah infeksi jamur yang terjadi di kuku tangan atau kuku
kaki. Kondisi yang juga dikenal dengan nama tinea unguium atau
onkomikosis ini dapat dialami oleh siapa saja, terutama lansia. Meski
begitu, jamur kuku umumnya bukan kondisi yang berbahaya. jamur
kuku yang tidak ditangani dengan tepat, bisa memicu berbagai
komplikasi, seperti: Kerusakan permanen pada kuku. Infeksi serius yang
menyebar ke bagian tubuh lain (terutama pada mereka yang memiliki
sistem imun yang lemah atau diabetes). Infeksi bakteri pada kulit
(selulitis).
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sistem Integumen pada manusia adalah terdiri dari kulit, kuku, rambut, kelenjar
keringat, kelenjar minyak dan kelenjar susu.Anatomi Sistem Integumen pada
Manusia kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu : Epidermis, Dermis, Skin
Appendages atau /Struktur asesoris kulit dan Warna Kulit. Kulit memiliki banyak
fungsi, yang berguna dalam menjaga homeostasis tubuh. Fungsi-fungsi tersebut
dapat dibedakan menjadi : fungsi proteksi, absorpsi, ekskresi, persepsi, pengaturan
suhu tubuh (termoregulasi), dan pembentukan vitamin D.
Gangguan Pada Sistem Integumen Manusia diantaranya yaitu Kanker Kulit,
penyakit pupus, Rubeola atau Penyakit Campak, Jerawat, Hemangioma, Cold
Sore (Herpes Simplex Virus), Psoriasis, Rosacea, Seborrheic Eczema (Eksim
Seborrheic), dan Hives / Urticaria (Gatal Alergi).
3.2 SARAN
Makalah ini hanya mencakup materi-materi umum Sistem Integumen sehingga
masih diperlukan referensi-referensi lain dalam menyusun makalah maupun
pembuatan tugas.
DAFTAR PUSTAKA