Anda di halaman 1dari 24

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN Pelaksanaan ini didesain dalam penelitian tindakan kelas yang dirinci sebagai berikut

: A. Lokasi dan Waktu Penelitian. 1. Lokasi Penelitian Tempat penelitian adalah di SD 1 Penarukan, yang berlokasi di Desa Penarukan Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng dimana letaknya sangat strategis berada dipinggir jalan Setia Budi No.60 sebelah utara jalan dan mudah dijangkau oleh murid. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan dalam waktu 6 ( enam ) bulan yaitu pada semester genap dari bulan Januari sampai Juni, tahun ajaran 2007/2008. B. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V di SD 1 Penarukan dengan jumlah siswa 22 orang. C. Prosedur Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, penelitian ini akan berlangsung dalam beberapa siklus sesuai dengan waktu dan hasil yang dicapai atau diinginkan. Dengan demikian pada siklus berikutnya target yang diinginkan sudah harus dicapai pada setiap siklus terhadap beberapa tahap kegiatan. Adapun proses pelaksanaan penelitian sebagai suatu rangkaian siklus yang berkelanjutan. Di dalam siklus itu ada informasi yang merupakan balikan dari apa yang telah dilakukan oleh si peneliti. Proses itu merupakan proses yang dinamis, ada empat tahap yaitu: a) perencanaan, b) pelaksanaan tindakan, c) observasi, evaluasi dan

16

C. Observasi

A. Perencanaan Perencanaan Siklus N D. Refleksi

analisis dan dilanjutkan dengan interprestasi, d) refleksi.Di dalam penelitian dilakukan empat langkah tersebut dan selanjutnya digambarkan sebagai berikut: B. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

A. Perencanaan Dalam perencanaan ini peneliti belum melaksanakan kegiatan lebih lanjut, terlebih dahulu menyiapkan dukungan semua pihak serta ketersediaan semua fasilitas yang akan digunakan: Metode pembelajaran diri dalam pelajaran Agama Hindu, merupakan metode pembelajaran lainnya, maka peneliti perlu memiliki komitmen yang sungguh-sungguh, agar pelaksanaan penelitian dari awal sampai akhir dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Sosialisasi program pada pihak-pihak terkait terutama kepada sekolah dan guru dengan tujuan agar semua komponen yang dilibatkan dapat memberikan dukungan, baik moral maupun dalam wujud partisipasi tindakan atau perlakuan. Peneliti mempersiapkan sarana dan sumber belajar diperlukan yang bisa disediakan di sekolah untuk memperlancar pelaksanaan inovasi pembelajaran ini.

17

Setelah

kegiatan

ini

disiapkan

maka

langkah

selanjutnya

rencana

pembelajaran. Langkah-langkah yang dilaksanakan mengacu pada hal-hal sebagai berikut: 1) pokok bahasan yang akan diajarkan; 2) pokok bahasan yang diharapkan; 3) indikator keberhasilan; 4) analisis materi pembelajaran; 5) landasan kegiatan mengajar; 6) media metode dan sumber bahan. - Media - Metode : Bagan atau skenario yang diajarkan. : Diskusi kelompok melalui home working model untuk meningkatkan prestasi belajar Agama Hindu. - Sumber Bahan : Buku Pelajaran Agama Hindu kelas V.

Skenario pembelajaran. a. Kegiatan Pendahuluan - Masuk kelas - Mengucapkan salam panganjali umat - Perkenalan - Absen - Apersepsi b. Metode Diskusi Kelompok melalui Home Working Model - Mengarahkan perhatian anak ke materi pokok - Memberikan kesempatan kepada anak untuk menanyakan materi yang belum dipahami. - Menjawab pertanyaan anak, meluruskan jika kurang tepat. - Memberi latihan-latihan yang diarahkan pada materi pelajaran. - Menuntut siswa dalam mengerjakan latihan-latihan - Melanjutkan latihan-latihan dengan materi berikutnya.

18

- Membimbing siswa dalam proses belajar mengajar, meliputi siswa dapat memahami, memecahkan masalah, menyimpulkan sendiri jawaban terhadap masalah. - Menuntut siswa agar dapat mengaplikasikan pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari. c. Penutup - Melaksanakan evaluasi - Menyimpulkan materi - Menutup materi pelajaran

B. Pelaksanaan Tindakan Dalam kegiatan ini peneliti melaksanakan skenario pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya. Pelaksanaan treatment dilaksanakan sesuai dengan jadwal pelajaran. Tatap muka yaitu selama 120 menit setiap minggu. Proses dilaksanakan sesuai dengan siklus yang telah dirancang. Dan jumlah siklus tergantung target yang tercapai sesuai dengan tujuan peneliti jumlah tatap muka dalam satu siklus pada jumlah poko bahasan yang dirancang. Dalam mata pelajaran Agama Hindu terdiri dari pokok bahasan dan sub pokok bahasan seluruh materi treatment ini dua kali tatap muka dalam satu minggu.

C. Observasi, Evaluasi dan Analisis 1. Observasi Proses observasi dilaksanakan pada setiap pembelajaran berlangsung dari awal sampai akhir serta pada setiap siklus. Fokus pengamatan aktivitas belajar secara individual dan kelompok yang meliputi: perhatian siswa pada

19

materi, motivasi belajar, ketekunan, aktivitas bertanya kepada guru, aktivitas kelas, suasana kelas, kegairahan individu dalam mengikuti pelajaran, keterampilan individu dalam mengemukakan pendapat, keterampilan memberi jawaban atas pertanyaan teman atau guru. Pedoman Observasi No Urut Aspek Keterlibatan Siswa f

2. Evaluasi Evaluasi dilaksanakan dengan pre-test yaitu sebelum pelajaran dimulai dan pos-test setelah kegiatan/pelajaran selesai. Hasil evaluasi seperti tersebut di ats digunakan sebagai dasar untuk melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran atas hasil analisis data yang diperoleh melalui teknik observasi dan evaluasi, ini diharapkan proses pembelajaran dilihat dari partisipasi dan aktivitas siswa dapat meningkat antara sebelum dan sesudah perlakuan evaluasi terhadap hasil belajar. Didasarkan atas hasil analisis data yang diperoleh melalui alat ukur yaitu tes prestasi belajar. Hasil evaluasi terhadap hasil belajar siswa diharapkan juga meningkat antara sebelum dan perlakuan dengan prestasi sesudah perlakuan hasil akhir yang diharapkan secara klasikal diperoleh angka rata-rata kelas sebesar 70,00 dalam skala 100. 3. Analisis Data Analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis

20

kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan tiga tahap: reduksi data dan menyimpulkan hasil analisis, sedangkan analisis data kualitatif sebagai penunjang data untuk memperkuat argumentasi atau paparan naratif. Reduksi data dimaksud adalah: proses penyederhanaan data yang dilakukan melalui seleksi pengelompokan data dan pengorganisasian data mentah menjadi sebuah informasi. Paparan data merupakan suatu upaya menampilkan data secara jelas dan mudah dipahami dalam bentuk paparan naratif dalam tabel grafik atau perwujudan lainnya yang dapat memnberikan gambaran jelas tentang proses dan hasil tindakan yang dilakukan. Penyimpulan hasil analisis merupakan pengambilan inti dari sajian yang telah terorganisasikan dalam bentuk pernyataan atau kalimat singkat dan bermakna. No 1 Indikator Tindakan (Perlakuan) Proses Pembelajaran Deskreptor Partisispasi aktif interaksi siswa 2 Hasil Belajar Prestasi Belajar Nilai rata-rata 70 dan 65% siswa nilainya 70 70% Target yang Diinginkan

D. Refleksi Dalam tahap refleksi akan dilakukan diskusi sehubungan dengan hasil analisis dan evaluasi untuk dapat membuat suatu kesimpulan dan perencanaan bagi siklus berikutnya jika memang diperlukan. Dalam diskusi akan dipadukan antara lain yang diperoleh dengan berbagai teori yang digunakan dan kajian pustaka yang relevan serta dibandingkan dengan pengalaman sebelumnya. Selain itu peneliti melakukan

21

introspeksi terhadap pembelajaran yang lebih mantap pada siklus berikutnya.

BAB IV

22

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Dalam Bab IV ini akan diuraikan berturut-turut secara rinci adalah : (1) refleksi awal kelas dan penelitian pendahuluan, (2) data hasil penelitian pada siklus I, II dan III, (3) pembahasan.

1. Refleksi Awal Kelas 1.1 Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan tindakan awal ini didasarkan pada

permasalahan yang ditemukan dari hasil penjajagan awal di Sekolah Dasar No.1 Penarukan Kecamatan Buleleng pada siswa kelas V Semester II tahun pelajaran 2007/2008 yang prestasi belajarnya rendah dalam pelajaran Agama Hindu, dimana diantara siswa sebanyak 22 orang hasil nilai yang diperoleh masih ada di bawah rata-rata 7,0 berdasarkan standar yang ditargetkan pada pendidikan Agama. Siswa yang dapat dikatakan tuntas belajar adalah yang memperoleh nilai 7,0 ke atas (lihat lampiran 01). Untuk itu dilakukan langkah-langkah pendekatan dan bimbingan belajar dengan pokok bahasan yang pernah diajarkan pada semester II akhir januari 2007 dan kemudian diberikan prestasi. Siswa juga diberikan pemahaman dan pengertian tentang konsep-konsep pelajaran Agama Hindu yang pada hakekatnya mendidik agar siswa di masa depan menjadi anak yang bereligius dan berilmu, kelak dapat menghayati serta mengamalkan di masyarakat sesuai dharma agama dan dharma Negara. Hasil data nilai prestasi ini akan dijadikan sebagai tolak ukur serta acuan penentuan pada focus tindakan dalam pembelajaran Agama Hindu sebagai

23

22 144

10 6,5

tindak lanjut pada penelitian tindakan yang akan dilaksanakan.

1.2 Data Hasil Penelitian Pemberian prestasi ini dimaksudkan guna mengetahui sejauh mana daya serap siswa pada pembelajaran Agama Hindu setelah diberikan ulangan pembelajaran dengan aspek bahasan materi pelajaran yang pernah diajarkan pada semester II pada bulan januari 2007 tentang aspek bahasan Yadnya. Hasil pretest yang dilaksanakan sebelum tindakan penelitian pada : siswa kelas V Semester II yang dijadikan subjek penelitian berjumlah 22 orang siswa terdiri atas 12 orang laki-laki dan 10 orang perempuan siswa di Sekolah SD No.1 Penarukan Kecamatan Buleleng tahun pelajaran 2007/2008 memperoleh nilai berjumlah sebesar 147 (lampiran : 02). Rincian perolehan masing-masing siswa nilai prestasi belajar sebagai berikut. (1) 3 orang mendapat nilai 8 (14%) (2) 9 orang mendapat nilai 7 (41%) (3) 7 orang mendapat nilai 6 (31%) (4) 3 orang mendapat nilai 5 (14%) Adapun rata-rata klasikal = 6,54 dan daya serap sebesar x 100% = 65,14 %

Hasil prestasi tersebut di atas, bila dkonversikan dengan PAP Skala lima hasil belajar di bawah ini. Presentase 90 100 80 89 65 78 55 64 0 - 54 Tingkat Hasil Belajar Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

24

(Depdikbud, Petunjuk Pedoman Penilaian, 1995:3) 1.3 Ketentuan Belajar Hasil Pretest Berdasarkan data hasil prestasi belajar siswa pada pembelajaran Agama Hindu yang dinyatakan tuntas belajar sebanyak 1) 12 orang siswa yang memperoleh nilai di atas rata-rata 7,0 yaitu dengan nilai sebesar 54,5 % 2) 10 orang siswa yang memperoleh nilai rata-rata di bawah nilai 7,0 yaitu : 5-6 sebesar 45,5 % Melihat hasil ketuntasan belajar siswa yang nilai prestasi belajar ratarata di bawah 7,0 sebesar 40% maka perlu untuk diantisipasi hambatan-hambatan yang muncul maka dalam perencanaan program pembelajaran pada penelitian tindakan kelas disesuaikan dengan kondisi dan situasi kemampuan daya kognitif, afektif dan psikomotor siswa guna mengoptimalisasikan motivasi belajar melalui pembelajaran kontekstual pada pembelajaran Agama Hindu yang dilaksanakan pada Siklus I dan prestasi belajar.

2. Pelaksanaan Siklus I Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam tiga siklus, yaitu Sklus I, II dan III, dalam enam bulan dimulai januari sampai akhir bulan juni 2007 di lokasi Sekolah Dasar No.1 Penarukan Kecamatan Buleleng pada semester II tahun pelajaran 2007/2008 dengan subjek penelitian siswa kelas V berjumlah 22 orang yang dirancang dengan penerapan pembelajaran Metode Diskusi kelompok melalui Penerapan Home Working Model pada pelajaran Agama Hindu dengan target yang diinginkan 80% pada penelitian tindakan ini. 2.1 Perencanaan Tindakan

25

Pada tahap perencanaan tindakan ini dilakukan persiapan menyusun sarana dan prasarana pembelajaran yang akan dipergunakan dalam proses pembelajaran Agama Hindu sebagai berikut. 1. Menyiapkan silabus dan Rencana Pembelajaran (lampiran : 03 dan 04) 2. Mempersiapkan aspek bahasan dan sub aspek bahasan yang akan disampaikan dalam pertemuan I dan II pada siklus I. 3. Menyiapkan buku ajar dan LKS sebagai sumber belajar. 4. Menyiapkan lembar observasi guna memantau secara langsung motivasi belajar dalam penerapan pembelajaran Metode diskusi kelompok melalui Home Working Model. 5. Menyiapkan Remidi 6. Menyusun seperangkat tes tertulis guna mengevaluasi akhir pembelajaran.

2.2 Pelaksanaan Tindakan Dalam pelaksanaan tindakan ini dibagi menjadi tiga tahap yaitu : 1. Tahap Awal Kegiatan Pembelajaran (5-10 menit) a Memberikan apersepsi untuk merangsang perhatian siswa dan mengadakan tukar pendapat tentang materi pelajaran yang telah diberikan pada minggu lalu guna mengkondisikan siswa dan timbul kesiapan dalam menerima materi pelajaran yang baru. b Memotivasi siswa dengan penjelasan dan tanya jawab pada materi pelajaran yang akan diajarkan dan bermanfaat bagi siswa. 2. Kegiatan Inti Pembelajaran (50 menit) 1. Memberi pengantar materi pelajaran tentang aspek Orang Suci dan menjelaskan kemudian diadakan tukar pendapat secara langsung antara siswa.

26

2. tanya

jawab

diadakan

bergantian

dan

kesempatan

bertanya

untuk

menyampaikan permasalahan yang belum dapat diselesaikan. 3. Mengadakan pendekatan bimbingan belajar dan menuntun cara menyelesaikan masalah yang sulit dipecahkan. 4. Siswa diberi tugas untuk menyampaikan pengalaman belajar yang diperoleh sebagai laporan hasil yang dicapai. 3. Penutup (15 menit) a b c Menyimpulkan materi pelajaran pada aspek bahasan. Melakukan evaluasi dengan tes tertulis akhir pertemuan pembelajaran. Menutup materi pelajaran dengan parama santih Om Shantih, Shantih, Shantih, Om. 2.3 Observasi dan Evaluasi 2.3.1 Observasi Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran secara langsung dari awal sampai akhir setiap siklus. Pengamatan motivasi belajar, baik secara individual maupun kelompok meliputi : minat, ketekunan dan partisipasi terhadap materi pelajaran dengan Penerapan Home Working Model pada pelajaran Agama Hindu berupa checklist (lihat lampiran : 05) Adapun rincian hasil observasi selama kegiatan belajar siswa tentang tingkat motivasi belajar dalam pembelajaran Agama Hindu. No 1 Aspek/Kategori Minat : a b 2 Sangat baik Tinggi 14 orang 4 orang 4 orang 60% 20% 20% Jumlah Siswa Persentase

c Kurang tinggi Keantusiasan :

27

7 10 a. Sangat baik b. Tinggi 3 c. Kurang tinggi Partisipasi : a. Sangat baik b. Tinggi c. Kurang tinggi

22 156

15 orang 5 orang 2 orang 14 orang 4 orang 4 orang 10%

65% 25%

65% 25% 10%

Dari hasil observasi dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran Agama Hindu dengan melalui pembelajaran Home Working Model dapat meningkatkan tingkat motivasi belajar pada aspek : minat belajar, keantusiasan belajar dan partisipasi belajar siswa pada pembelajaran Agama Hindu cenderung meningkat motivasi belajar dan dampak pengajaran pada prestasi belajar semakin meningkat. 2.3.2 Evaluasi Pada siklus I (pertama) hasil data prestasi belajar siswa pada pembelajaran Agama Hindu setelah melalui pembelajaran metode diskusi kelompok melalui Penerapan Home Working Model pada pembelajaran Agama Hindu sebagai berikut. Nilai prestasi belajar setelah dievaluasi melalui tes tertulis pada Siklus I sebesar : 156 (lihat lampiran 06). Adapun rincian perolehan nilai masingmasing siswa sebagai berikut. 1. 5 siswa memperoleh nilai = 8 2. 14 siswa memperoleh nilai = 7 3. 3 siswa memperoleh nilai = 6 (Tuntas belajar) (Tuntas belajar) (Tuntas belajar) = 7,29 % dan

Adapun nilai prestasi belajar rata-rata klasikal sebesar

28

22 3

22 19

daya serap sebesar

x 100 = 70,9 % dari nilai prestasi belajar siswa

ternyata belum memenuhi target 80 % sehingga perlu dilakukan tindakan siklus kedua. Bila hasil prestasi belajar 66 % dikompermasikan dengan kriteria PAP Skala Lima ada pada ketentuan belajar : (1). Siswa yang memperoleh nilai di atas 7,0 ke atas, yaitu : 7-8 sebanyak 19 orang ( x x 100) = 86,4 %

(2). Siswa yang memperoleh nilai di bawah rata-rata nilai 7,0 sebanyak 3 orang ( x 100 = 13,6 %

Ini berarti ketuntasan belajar siswa sudah melebihi mencapai standar pelajaran Agama Hindu sebesar 70 % dan tergolong tuntas belajar. 2.4 Refleksi Meskipun berdasrkan data hasil prestasi belajar siswa menunjukkan ada peningkatan setelah melalui pembelajaran konstektual dan pembelajaran Agama Hindu menunjukkan melebihi target rata-rata nilai di atas 70%. Namun pada target penelitian tindakan kelas sebesar 80% belum mencapai yang diharapakan. Ini disebabkan adanya beberapa faktor pada diri siswa antara lain : belum terbiasa melaksanakan pemebelajaran melalui pembelajaran Home Working Model sehingga siswa merasa canggung. Oleh karena itu perlu diadakan perubahan dan perbaikan dalam program pembelajaran konstektual yang menarik dan mudah dipahami sesuai dengan daya kemampuan siswa. Atas dasar di atas maka perbaikan pembelajaran masih diperlukan pada siklus berikutnya yaitu Sklus ke II.

3. Pelaksanaan Siklus II Pada penelitian Siklus II sama dengan siklus I, tetapi ada beberapa hal

29

yang mengalami perubahan antara lain :

3.1 Perencanaan Tindakan 1) Membuat dan menyimak Siklus dan Rencana Pembelajaran (RP) untuk siklus II (lihat lampiran 07 dan 08). 2) Menyimak lembaran kerja observasi untuk memantau motivasi siswa selama pembelajaran. 3) Menyiapkan bahan tes untuk mengevaluasi setelah pembelajaran berakhir. 3.2 Pelaksanaan Tindakan Dalam pelaksanaan tindakan ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu : 1. Tahap Awal Pembelajaran (5-10 menit) a Memberikan apersepsi dan menanyakan pengalaman belajar, mengadakan tanya-jawab tentang materi pelajaran yang pernah diberikan pada minggu lalu guna melatih mengingat kembali sehingga siswa benar memahami konsep-konsep pelajaran yang diberikan. b Memberikan penjelasan materi pelajaran tentang aspek Sradha dan aspek mengenal ajaran Tri Sarira.

2. Kegiatan Inti Pembelajaran (50 menit) a Menguraikan arti Tri Sarira serta contoh-contoh bentuk dan makna Tri Sarira b Mengadakan tukar pengalaman tentang menemukan jawaban sendiri tehadap masalah yang dihadapi. c Menjelaskan bagian-bagian Tri Sarira mengacu pada konteks untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengingat dann mereproduksi ide

30

dan pembelajaran. d Memberikan jawaban pada setiap siswa menyampaikan pertanyaan dengan jelas menarik dan simpati. e Memberikan tugas mencatat pelajaran yang penting guna didiskusikan secara bersama. 3. Penutup (15 menit) a b c d Menyimpulkan materi pelajaran pada aspek bahasan disampaikan. Memberikan penugasan atau pengayaan. Melakukan evaluasi dengan memberi tes tertulis setelah akhir pembelajaran. Menutup materi pelajaran dengan parama santih. Om Shantih. Shantih, Shantih, Om

3.3 Observasi dan Evaluasi 3.3.1 Observasi Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran Agama Hindu berlangsung dari awal sampai akhir pembelajaran dari setiap Siklus. Pengamatan yang dipantau adalah apada prilaku tinggi motivasi tentang aspek : minat, keantusiasan, dan partisipasi dengan pembelajaran Home Working Model yang dilaksanakan. (lihat lampiran no. 09). Rincian hasil penilaian tingkat motivasi siswa melalui observasi sebagai berikut: No 1 Aspek/Kategori Minat : d e Sangat baik Tinggi 19 orang 3 orang 86% 14% Jumlah Siswa Persentase

31

7,59 10 f Kurang tinggi Keantusiasan : d. Sangat baik e. Tinggi 3 f. Kurang tinggi Partisipasi : a. Sangat baik b. Tinggi c. Kurang tinggi

22 167

18orang 4 orang 20orang 2orang -

85% 15%

90% 10% -

Dalam data hasil penelitian hasil observasi tentang tingkat motivasi siswa selama kegiatan dalam proses pembelajaran pada Agama Hindu menunjukkan ada peningkatan, dimana tidak terdapat siswa kurang tinggi motivasinya. Ini menunjukkan, bahwa dengan melalui penerapan pembelajaran Home Working Model, tingkat motivasi siswa pada pembelajaran Agama Hindu cenderung lebih meningkat dan dapat pada prestasi belajar siswa akan meningkat. 3.3.2 Evaluasi Pada Siklus II (Kedua) hasil perolehan data nilai prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Agama Hindu setelah penerapan dengan pembelajaran Home Working Model adalah sebesar : 167. (lihat lampiran : 10). Adapun rincian perolehan nilai masing-masing siswa sebagai berikut : 1 2 3 4 10 siswa memperoleh nilai = 8 8siswa memperoleh nilai = 7,5 3 siswa memperoleh nilai = 7 1 siswa memperoleh nilai = 6 (Tuntas belajar) (Tuntas belajar) (Tuntas belajar) (Belum Tuntas) = 7,59 % dan

Adapun nilai prestasi belajar rata-rata klasikal sebesar

32

1 22 daya serap sebesar

21 22 x 100 = 75,9 %

Dari data hasil nilai prestasi belajar siswa belum menunjukkan sesuai target 80 %, sehingga perlu dilakukan tindakan ke Siklus III. Bila hasil nilai prestasi belajar siswa 75% dikompermasikan dengan PAP Skala lima berada pada rentangan (65-79) dikategorikan sedang. Adapun hasil ketuntasan belajar siswa pada siklus II dalam pembelajaran Agama Hindu dirinci sebagai berikut : 1. siswa yang memperoleh rata-rata nilai di atas 7,0 ke atas sebanyak 21 orang (nilai 8, 7,5 dan nilai 7) dalam persentase : x 100% = 95,5 %

2. siswa yang memperoleh nilai di bawah rata-rata 7 sebanyak 1 orang, dalam persentase : x100 % = 4,5 %

Dari ketuntasan belajar siswa melebihi standar nilai 7,0 untuk pelajaran Agama, yaitu sebesar 100%. Hasil data evaluasi pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan sebesar = 75%-70% = 5 %. Dan termasuk kategori Sedang. Sedangkan ketuntasan belajar meningkat melebihi standar nilai 7,0 untuk pelajaran Agama sebesar 100%.

3.4 Refleksi Prestasi belajar siswa pada Siklus II sudah menunjukkan adanya peningkatan, namun belum mencapai 80% yang diinginkan dalam penelitian tindakan kelas. Faktor-faktor penyebab belum tercapai target yang diinginkan disebabkan siswa kurang kebiasaan dalam keteraturan belajar dan memanfaatkan waktu belajar maupun dalam memecahkan permasalahan yang dihadapinya, sehingga dengan diterapkan dengan pembelajaran Home Working Model siswa

33

belum begitu memahami cara-cara melaksanakan, misalnya dalam menemukan cara mengatasi permasalahan yang dihadapinya. Kurangnya guru memberikan perhatian dan simpatik pada siswa masih dirasakan. Oleh karena itu, dalam pemebelajaran Home Working Model hendaknya guru menjadi fasilitator dan dinamisator antar siswa benar-benar dapat dirasakan kehadiran guru dalam kesulitan belajar. Dengan kepribadian seorang guru yang penuh simpatik pada siswa akan menumbuhkan motivasi belajar siswa meningkat dan keharmonisan antara guru dan siswa semakin erat. Dan dampak pada pembelajaran Home Working Model pada pembelajaran Agama Hindu semakin menantang rasa ingin tahu siswa aktif belajar dan berpatisipasi aktif untuk meningkatkan prestasi belajar dalam pembelajaran Agama Hindu. Dalam upaya memenuhi target penelitian, maka siklus III masih diperlukan.

4. Data Hasil Tindakan Siklus III Dalam pelaksanaan pada siklus III pada perencanaan pembelajaran tidak ada perubahan yang berarti, kecuali dalam pembinaan dan pendekatan yang simpatik dalam memberikan pembinaan lebih diutamakan guna merangsang dan menantang pada pembelajaran Agama Hindu secara efektif dan efisien. 4.1 Perencanaan Tindakan 1. Menyusun silabus dan Rencana Pembelajaran (RP). (Lampiran No. 11 dan 12) 2. Menyiapkan buku ajar untuk pembelajaran Home Working Model. 3. Menyiapkan pemberian tugas pada belajar berkelompok. 4. Menyiapkan lembaran Observasi untuk pemantauan tingkat motivasi belajar siswa.

34

5. Menyediakan tes tertulis guna mengevaluasi setelah pembelajaran berakhir. 4.2 Pelaksanaan Tindakan Dalam kegiatan pelaksanaan tindakan ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu : 1. Tahap Awal Pembelajaran (5-10 menit) a Mengadakan apersepsi untuk menarik perhatian siswa, dan mengadakan ulangan sisngkat tentang aspek bahasan pada materi pelajaran minggu lalu guna mengingat-ingat kembali pelajaran yang telah diberikan. b Mengadakan tukar pengalaman belajar untuk memperoleh simpati siswa guna memotivasi rasa ingin tahu apa yang dicapainya selama dengan penerapan pembelajaran Home Working Model pada pembelajaran Agama Hindu dilaksanakan.

2.

Kegiatan Inti Pembelajaran (50 menit) a Membacakan dan menjelaskan aspek bahasan Bhuana Agung dan Bhuana Alit serta Tanya jawab. b Mengadakan tukar pendapat antar siswa pengalaman yang ada kehidupan yang nyata guna dijadikan tolak ukur dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam pelajaran yang sukar diselesaikan. c Siswa disuruh mengamati serta menyimpulkan keadaan lingkungan sendiri untuk dijadikan bahan pengalaman dalam mempelajari keadaan Bhuana Alit yang pada diri kita. d Siswa diberikan kesempatan bertanya masalah yang kurang dipahami tentang hakekat Bhuana Agung dan Bhuana Alit.

35

Siswa diberikan tugas dan merangkum yang dipelajarinya untuk dijadikan laporan sebagai hasil belajar yang dipelajarinya.

3.

Penutup (15 menit) a Menyimpulkan materi pelajaran pada aspek bahasan Bhuana Agung dan Bhuana Alit yang diajarkan. b c d Memberikan penugasan atau pengayaan. Melakukan evaluasi melalui tes tertulis setelah akhir pembelajaran. Menutup materi pelajaran dengan parama santih, Om Shantih, Shantih, Shantih, Om.

4.3 Observasi dan Evaluasi 4.3.1 Observasi Data hasil observasi tentang tingkat motivasi siswa pada proses pembelajaran adalah pada aspek minat belajar siswa pada keantusiasan belajar pada pembelajaran Home Working Model, aspek pertisipasi dalam mengikuti kegiatan penerapan pembelajaran Home Working Model pada pembelajaran Agama Hindu. Adanya tingkat motivasi belajar siswa belajar menjadi kondusif dan suasana kelas terjadi ada keharmonisan belajar di antara siswa maupun dengan guru. Adapun hasil data tingkat motivasi selama proses pembelajaran sebagai berikut. (Lampiran 13). Adapun rincian hasil tingkat motivasi hasil observasi sebagai berikut : No 1 Aspek/Kategori Minat : g h Sangat baik Tinggi 22 orang 100% Jumlah Siswa Persentase

36

10 7,95

22 175

i Kurang tinggi Keantusiasan : g. Sangat baik h. Tinggi

20 orang 2 orang 20 orang 2 orang -

90% 10%

i. Kurang tinggi Partisipasi : a. Sangat baik b. Tinggi c. Kurang tinggi

90 % 10% -

Dari hasil pemantauan tingkat motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran Agama Hindu menunjukkan adanya peningkatan secara nyata keadaan belajar siswa dalam mengikuti penerapan pembelajaran Home Working Model dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dari siklus I, II dan III dimana berdampak pada prestasi belajar siswa. 4.3.2 Evaluasi Hasil data nilai prestasi belajar siswa setelah diberikan tes tertulis pada pembelajaran Agama Hindu dengan pembelajaran Home Working Model sebagai berikut. Hasil nilai prestasi belajar siswa pada Siklus III berjumlah sebesar 175. (Lihat lampiran : 14). Rincian perolehan masing-masing siswa nilai sebagai berikut. 1. 2. 20 siswa memperoleh nilai = 8 2 siswa memperoleh nilai = 7,5 (Tuntas belajar) (Tuntas belajar)

Data rata-rata nilai prestasi : =

= 7,95. Sedangkan daya serap sebesar

x 100% = 79,5%. Ini menunjukkan prestasi belajar 80 % sudah

mencapai target 80 % pada penelitian tindakan kelas berhasil dicapai. Sedangkan

37

ketuntasan belajar dalam Siklus III adalah : 22 siswa yang memperoleh rata-rata nilai 7,0 ke atas, yaitu dari 8, 7,5, dinyatakan tuntas belajar 100%. Apabila hasil prestasi belajar siswa dikonversikan dengan PAP Skala lima berada pada rentangan (80-89) termasuk kategori tinggi. Sedangkan ketuntasan belajar sebesar 100% jauh melebihi standar nilai 70% untuk pelajaran Agama Hindu dan dinyatakan tuntas belajar. Dengan demikian disimpulkan bahwa setelah penerapan dengan pembelajaran Home Working Model pada pembelajaran Agama Hindu siswa kelas V semester II Sekolah Dasar No.1 Penarukan, Kecamatan Buleleng tahun pelajaran 2007/2008 dapat mencapai target yang ditentukan 80% serta meningkatkan motivasi belajar dan berhasil meningkatkan prestasi belajar dalam pembelajaran Agama Hindu.

4.4 Refleksi Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas pada Siklus III, dari Siklus II menunjukkan peningkatan sebesar = 80%-75%=5%, bahwa mengingat target yang diinginkan telah tercapai, maka siklus berikutnya tidak diperlukan lagi. Keberhasilan yang ini disebabkan beberapa faktor : 1) Penggunaan pembelajaran Home Working Model dilaksanakan secara efektif dan efisien, 2) Penerapan pendekatan yang simpatik terhadap siswa, sehingga berantusias pada setiap penjelasan yang disampaikan oleh guru selama dalam pross pembelajaran. Oleh karena itu perlu ditindak lanjuti secara berkesinambungan guna mengoptimalkan peningkatan motivasi dan prestasi belajar maupun proses pembelajaran Home Working Model dalam pembelajaran Agama Hindu serta bidang pembelajaran lainnya.

38

B. Pembahasan Hasil analisis data perolehan tingkat motivasi dan prestasi belajar pada pembelajaran Agama Hindu siswa kelas V Sekolah Dasar No.1 Penarukan Kecamatan Buleleng semester II tahun pelajaran 2007/2008 pada siklus I hasilnya 70% berada pada kategori sedang, pada penelitian siklus II hasilnya 75% berada pada kategori sedang, dan penelitian pada siklus III hasilnya 80% berada pada kategori Tinggi. Berdasarkan hasil analisis data tentang rata-rata tingkat prestasi belajar siswa pada siklus I, siklus II, dan siklus III sama dengan 75% berada pada kategori sedang. Tingkat motivasi dan prestasi belajar siswa pada kategori sedang disebabakan oleh faktor kemampuan individu siswa yang berbeda-beda, terbatasnya waktu untuk setiap kali pertemuan, kesempatan siswa secara individu untuk menyimpulkan materi pelajaran masih kurang dan tingkat kesukaran materi pelajaran. Untuk dapat meningkatkan tingkat motivasi dan prestasi belajar menjadi sangat tinggi dengan penerapan pembelajaran Home Working Model pada pembelajaran Agama Hindu perlu didukung oleh faktor-faktor yang lain. Namun dengan penerapan pembelajaran Home Working Model pada

pembelajaran Agama Hindu dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dalam pelajaran Agama Hindu.

39

Anda mungkin juga menyukai