Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan istilah yang dulu dikenal dengan nama

kegiatan belajar dan mengajar. Belajar dilakukan oleh siswa dan mengajar

dilakukan oleh guru. Guru dalam pembelajaran berpedoman pada prinsip

pengembangan dan pelaksanaan kurikulum. Dalam Peraturan Mendiknas

Nomor 22 Tahun 2017 tentang Standar Isi bahwa prinsip pelaksanaan

kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan

multimedia. Seperti juga dalam Permendiknas Nomor 16 Tahun 2017 tentang

standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru menyebutkan salah satu

kompetensi guru adalah agar guru mampu menggunakan media pembelajaran

sesuai dengan karakteristik peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran

secara utuh. Selain itu, guru agar mampu menguasai materi, struktur, konsep,

dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Guru

harus mampu megimpletasikan prinsip ini agar tujuan pembelajaran barhasil

sesuai yang diharapkan. Media atau alat peraga dan strategi atau metode yang

digunakan dalam pembelajaran terutama untuk pembelajaran lima

matapelajaran dapat meningkatkan motivasi, minat, dan hasil belajar siswa.

Dunia pendidikan selalu mendapat sorotan tajam dari masyarakat.

Utamanya sorotan itu ditujukan pada rendahnya prestasi yang dicapai oleh

siswa, rendahnya budi pekerti siswa, dan rendahnya motivasi belajar. Prestasi

belajar siswa yang buruk diakibatkan rendahnya kualitas proses belajar

1
2

mengajar yang dilakukan guru. Perhatian masyarakat itu cukup beralasan

karena dunia pendidikan merupakan salah satu lembaga yang bertanggung

jawab atas kemerosotan itu. Masyarakat berasumsi bahwa lembaga

pendidikan merupakan lembaga yang ideal mendidik siswa untuk menguasai

ilmu pengetahuan, sikap, dan keterampilan, sehingga dapat menjadi generasi

yang berkualitas yang diharapkan dapat meningkatkan harkat dan martabat

bangsa di masa yang akan datang. Harapan dan kepercayaan yang diberikan

oleh masyarakat kepada lembaga pendidikan tidak terlalu berlebihan. Untuk

itu, lembaga pendidikan perlu dikelola dengan baik. Peran kepala sekolah,

guru, masyarakat, dan orang tua sangat diperlukan dalam proses

penyelenggaraan pendidikan di sekolah, terutama peran kepala sekolah dan

guru karena keduanya secara langsung menangani kegiatan program-program

pendidikan di lembaga pendidikan dan bertanggung jawab atas

keberhasilannya.

Namun kenyataannya guru di SMP Negeri 3 Sidoharjo Kecamatan

Sidoharjo belum seperti yang diharapkan, karena guru dalam melaksanaan

pembelajaran masih rendah. Guru mengajar belum menggunakan berbagai

metode yang relevan; jarang memanfaatkan media atau alat peraga; dan

nampak belum menguasai materi. Amanat Permendiknas dan kenyaataan

guru di atas, bagi Kepala Sekolah merupakan sebuah tantangan sekaligus

memunculkan pengharapan. Melihat kenyataan kondisi guru SMP Negeri 3

Sidoharjo Kecamatan Sidoharjo dalam kemampuan melaksanakan

pembelajaran masih rendah, menuntut upaya seluruh pihak terkait khususnya

kepala sekolah untuk mengupayakan agar kemampuan guru dalam


3

melaksanakan pembelajaran di sekolah meningkat. Kemampuan

melaksanakan pembelajaran yang rendah itu dapat dilihat dalam Instrumen

Penilaian Kemampuan Guru (IPKG) yang merupakan hasil penilaian

supervisi pembelajaran guru di kelas. Secara kuantitas nilai rata-rata belum

memenuhi harapan dan secara kualitas belum menunjukkan prestasi yang

berarti. Nilai Supervisi pelaksanaan pembelajaran guru kelas yang dilakukan

akhir bulan Agustus 2018 dan awal September 2018, rata-ratanya 60. Nilai

tersebut termasuk kategori kurang. Dilihat dari sisi kepala sekolahpun masih

memprihatinkan. Kepala sekolah sebagai supervisor selama ini belum bisa

sepenuhnya memberikan pembinaan atau menyupervisi guru dalam

melaksanakan pembelajaran. Hal ini diantaranya dikarenakan banyak tugas

sampingan yang memaksa kepala sekolah untuk meninggalkan sekolah, dan

belum menggunakan teknik supervisi yang dapat meningkatkan kemampuan

pembelajaran guru kelas. Kepala sekolah selama ini belum menggunakan

model supervisi yang dapat meningkatkan kinerja guru. Pembinaan atau

supervisi yang dilakukan tidak berkelanjutan, hanya menilai pada saat

dibutuhkan saja, yaitu untuk mendapatkan nilai angka kredit sebagai syarat

mengusulkan kenaikan pangkat atau golongan.

Harapan yang muncul dengan adanya hasil pembinaan atau supervisi

dan pembelajaran siswa adalah dapatlah kiranya guru dapat melaksanakan

pembelajaran yang meningkat kualitasnya, yaitu menguasai materi;

pendekatan atau strategi yang tepat; memanfaatkan media, memicu

keterlibatan siswa; melaksanakan evaluasi pada proses maupun akhir


4

pelajaran; serta ada tindak lanjut, yang memenuhi harapan. semua pihak baik

guru, rekan guru maupun kepala sekolah.

Jelaslah terlihat adanya kesenjangan antara kenyataan yang ada

dengan harapan yang diimpikan. Di satu sisi kemampuan guru dalam

melaksanakan pembelajaran masih rendah dan di sisi yang lain adanya

tuntutan permendiknas bahwa guru harus mampu melaksanakan kegiatan

belajar mengajar yang optimal, sehingga berdampak pada peningkatan

prestasi siswa.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah untuk

mengatasi rendahnya kemampuan guru. Salah satu di antaranya adalah kepala

sekolah mengadakan penelitian tindakan sekolah. Melalui penelitian tindakan

sekolah tersebut diharapkan dapat diidentifikasi masalah-masalah yang

menyebabkan rendahnya kemampuan guru dalam pembelajaran serta dapat

ditemukan jalan keluarnya.

Penelitian yang dilakukan oleh: Iwan Priambodo, 2013, Supervisi

Akademik Guna Meningkatkan Kinerja Guru Dalam Pembelajaran

Matematika. Hal ini ditunjukkan dengan dengan meningkatnya skor

ketercapaian kinerja guru dalam setiap aspek penilaian kinerja yang

dilakukan, yaitu dari sebesar 66.44% pada kondisi awal menjadi sebesar

74.73% pada akhir tindakan Siklus I, kemudian meningkat menjadi 84.01%

pada tindakan Siklus II.

Mengapa kemampuan melaksanakan pembelajaran guru SMP Negeri

3 Sidoharjo Kecamatan Sidoharjo tahun pelajaran 2019/2020 masih rendah?

Apakah dikarenakan oleh kompetensi pedagogik dan professional guru belum


5

seperti yang diharapkan? Apakah Guru belum mengunakan alat peraga,

metode atau pendekatan yang tepat? Apakah guru kurang menguasai materi

dalam pemebelajaran? Apakah Sebagian besar guru belum mengelola kelas

secara optimal? Apakah dikarenakan oleh belum terlaksananya pembinaan

guru secara berkelanjutan? Apakah karena Kepala Sekolah dalam melakukan

pembinaan supervisi akademik?

Memang banyak sekali variabel penyebab rendahnya kemampuan guru

dalam pelaksanan pembelajaran. Namun untuk memudahkan kerja maka

dalam Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) kali ini hanya akan membahas

variabel pembinaan model supervisi. Itupun tidak semua model supervisi akan

digunakaan dalam penelitian tindakan sekolah ini, penelitian mengkhususkan

pada pembinaan kemampuan melaksanakan pembelajaran guru kelas melalui

supervisi akademik. Berdasarkan variabel dan model pembinaan yang

digunakan maka penelitian tindakan sekolah ini diberi judul: “Upaya

Peningkatan Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran melalui Supervisi

Akademik bagi Guru IPS dan PKn SMP Negeri 3 Sidoharjo Kecamatan

Sidoharjopada Semester I Tahun Pelajaran 2019/2020”.

B. Identifikasi Masalah

Permasalahan-permasalahan yang ada sehubungan dengan kajian

penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1.Lemahnya kinerja yang dimiliki guru dalam melaksanakan tugas, yang

ditandai tingkat kehadiran yang lemah, kompetensi yang kurang dalam

melaksanakan pembelajaran, penggunaan media dan alat pembelajaran yang


6

jarang, serta daya kreatif dan inovatif guru dalam melaksanakan

pembelajaran yang berkualitas kurang optimal;

2.Terbatasnya fasilitas yang dimiliki sekolah dalam melaksanakan

pembelajaran, sehinga proses pembelajaran kurang optimal; dan

3. Lemahnya pembinaan dari kepala sekolah maupun pengawas sekolah dalam

membantu meningkatkan kinerja guru.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan batasan

masalah di atas maka dibuatlah perumusan masalah dalam penelitian tindakan

sekolah ini sebagai berikut:

1. Apakah melalui supervisi akademik dapat meningkatkan kemampuan

melaksanakan pembelajaran bagi guru IPS dan Pkn SMP Negeri 3

Sidoharjo Kecamatan Sidoharjopada semester I tahun pelajaran

2019/2020?

2. Bagaimanakah pelaksanaan supervisi akademik dapat meningkatkan

kemampuan melaksanakan pembelajaran bagi guru IPS dan Pkn SMP

Negeri 3 Sidoharjo Kecamatan Sidoharjopada semester I tahun pelajaran

2019/2020?

D. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian tindakan sekolah ini ada dua tujuan yang ingin

dicapai yaitu:

1. Melalui supervisi akademik dapat meningkatkan kemampuan

melaksanakan pembelajaran bagi guru IPS dan Pkn SMP Negeri 3


7

Sidoharjo Kecamatan Sidoharjopada semester I tahun pelajaran

2019/2020.

2. Pelaksanaan supervisi akademik dapat meningkatkan kemampuan

melaksanakan pembelajaran bagi guru IPS dan Pkn SMP Negeri 3

Sidoharjo Kecamatan Sidoharjo pada semester I tahun pelajaran

2019/2020.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian Tindakan Sekolah ini akan bermanfaat bagi siswa, guru,

kepala sekolah, dan petugas perpustakaan sekolah.

1. Manfaat bagi Siswa

Supervisi akademik bagi guru dapat meningkatkan kemampuan

melaksanakan pembelajaran di kelas, sehingga akan berpengaruh pula

pada peningkatan minat, motivasi, dan hasil belajar siswa.

2. Manfaat bagi Guru

Dengan terbuktinya supervisi akademik dapat meningkatkan

kinerja terutama pada kemampuan melaksanakan pembelajaran bagi guru

kelas, maka kepala sekolah sebagai motor dalam membina akan selalu

berupaya dengan maksimal untuk menggunakan supervisi akademik,

tidak terbatas pada guru IPS dan Pkn tetapi untuk semua guru.

3. Manfaat bagi Kepala Sekolah

Sekolah dalam hal ini SMP Negeri 3 Sidoharjo Kecamatan

Sidoharjo dapat mengambil manfaat yang langsung dapat diterapkan oleh

kepala sekolah di sekolah tersebut dalam menyelenggarakan pembinaan

pembelajaran, yang akan menjadi bahan pertimbangan dalam upaya


8

peningkatan kemampuan melaksanakan pembelajaran bagi guru, sehingga

kepala sekolah terdorong untuk senantiasa menggunakan supervisi dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya. Dengan demikian dapat diharapkan

kemampuan melaksanakan pembelajaran bagi gurunya akan meningkat.

4. Manfaat bagi Petugas Perpustakaan Sekolah

Laporan hasil penelitian tindakan sekolah ini bagi petugas

perpustakaan sekolah akan menambah koleksi buku-buku dan sebagai

sumber informasi untuk memperkaya tersedianya dokumen perpustakaan

sekolah dalam upaya peningkatan kemampuan melaksanakan

pembelajaran bagi guru, maka petugas perpustakaan sekolah sebagai

pelayan akan berupaya dengan maksimal untuk mendokumentasikan

sehingga dapat dipergunakan oleh warga sekolah.

Anda mungkin juga menyukai