Zulhana 2017 - KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DALAM KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN SISWA

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 11

Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman Siswa

Kelas X MIA SMA Negeri 2 Sungguminasa

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK


DALAM KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN SISWA
KELAS X MIA SMA NEGERI 2 SUNGGUMINASA

Zulhana1 dan Misnawaty Usman2


Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Makassar

E-mail1: hana.jasumin@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi tentang keefektifan model
pembelajaran berbasis proyek dalam keterampilan berbicara bahasa Jerman Siswa Kelas
X MIA SMA Negeri 2 Sungguminasa. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen
semu yang menggunakan tes keterampilan berbicara dan perlakuannya menggunakan
model pembelajaran berbasis proyek. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas X MIA SMA Negeri 2 Sungguminasa. Sampelnya adalah
siswa kelas X MIA 2 berjumlah 30 siswa sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas X
MIA 4 berjumlah 30 sebagai kelas kontrol. Teknik sampel yang digunakan ialah sampel
acak. Pengujian hipotesis menggunakan rumus uji-t. Hasil analisis data menunjukkan
bahwa th (10,128) > tt (2,002) dengan taraf alpha (α) 0,05. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa model pembelajaran berbasis proyek efektif dalam keterampilan berbicara bahasa
Jerman siswa kelas X MIA SMA Negeri 2 Sungguminasa.

Kata Kunci: Model Pembelajaran, Proyek, Keterampilan Berbicara, dan Bahasa


Jerman

ABSTRACT

This study was conducted to obtain data and information about the effectiveness of
project-based learning model in the German speaking skill Class X MIA SMAN 2
Sungguminasa. This study is a quasi-experimental research that uses speaking skill test
and treatment by using project-based learning model. The population used in this study
were all students of class X MIA SMAN 2 Sungguminasa. The sample was class X MIA
2 which consisted of 30 students as an experimental class and 30 students in class X MIA
4 as control class. Sampling technique used was random sample. Hypothesis testing used
t-test formula. The results of data analysis showed that t h (10.128)> t t (2.002) with the
level of alpha is (α) 0.05. The results showed that the project-based learning model was
effective in German speaking skill class X MIA SMAN 2 Sungguminasa.

Keywords: Learning Model, Project, Speaking Skill, and German Language.

membaca, keterampilan berbicara


PENDAHULUAN
dan keterampilan menulis, serta
Pada pembelajaran bahasa ditunjang oleh dua aspek yakni
Jerman di sekolah menengah atas kemampuan kosakata dan tata bahasa.
(SMA) terdapat empat kompetensi Keterampilan berbahasa yang
berbahasa yang dipelajari, yakni: akan diteliti dalam penelitian ialah
kemampuan menyimak, kemampuan keterampilan berbicara. Melalui

1 Eralingua : Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Volume 1 No.1 Maret 2017
Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman Siswa
Kelas X MIA SMA Negeri 2 Sungguminasa

keterampilan berbicara, siswa dapat Jerman siswa di SMK Negeri 6


mengutarakan ide atau gagasan yang Makassar dalam bidang perhotelan
ada. Mengucapkan sesuatu dalam tergolong rendah dengan persentase
bahasa Jerman tidaklah mudah, 47.06%. Selain pendapat tersebut,
karena ada banyak kata yang penelitian dari Kurniawati (2011:vi)
penyebutannya hampir sama, tetapi menyatakan bahwa keterampilan
maknanya berbeda. Oleh karena itu, berbicara siswa masih kurang dengan
peneliti harus benar-benar teliti persentase 58,2%.
dengan pengucapan siswa agar tidak Berdasarkan masalah-masalah
terjadi kesalahan. yang ditemukan saat observasi dalam
Berdasarkan hasil observasi dan pembelajaran bahasa Jerman
wawancara dengan guru bahasa khususnya keterampilan berbicara,
Jerman di SMA Negeri 2 maka dalam pendidikan formal
Sungguminasa diperoleh informasi diperlukan pedoman atau kurikulum
bahwa siswa SMA Negeri 2 yang baik, sebab pengajaran yang
Sungguminasa masih kurang dalam dilakukan di sekolah berdasarkan
keterampilan berbicara bahasa kurikulum 2013. Pada tahun 2013
Jerman. Nilai dari hasil keterampilan kementerian pendidikan telah
berbicara masih di bawah standar atau mengubah kurikulum sekolah menjadi
masih kurang dari nilai Kriteria Kurikulum 2013. Kurikulum itulah
Ketuntasan Minimal (KKM). Nilai yang dipakai saat ini dan melalui
KKM bahasa Jerman di SMA Negeri kurikulum itu terbentuk pula model
2 Sungguminasa ialah 70, sedangkan pembelajaran yang diajarkan.
nilai yang didapatkan oleh siswa Keefektifan pembelajaran
berdasarkan nilai harian dan ujian dalam keterampilan berbicara siswa
hariannya ialah hanya rata-rata 60. dapat dilihat dengan menggunakan
Selain itu, hasil dari pengamatan model pembelajaran yang baru.
peneliti, siswa yang berbicara dalam Model yang akan diterapkan dalam
bahasa Jerman masih dipengaruhi pembelajaran ini ialah model
bahasa pertamanya yaitu bahasa pembelajaran berbasis proyek.
Makassar. Oleh karena itu, mereka Melalui model pembelajaran tersebut,
masih perlu dilatih cara pengucapan siswa diharapkan mampu membentuk
dan intonasinya. suatu konstruksi proyek, dapat
Sesuai dengan hasil observasi di memecahkan masalah, dan
atas, penelitian yang dilakukan oleh menghasilkan suatu karya produk
Azwar (2011:28) menyatakan bahwa yang dilakukan secara berkelompok.
keterampilan siswa dalam berbicara Model pembelajaran ini sangat cocok
bahasa Jerman di SMA Negeri 1 untuk pembelajaran yang aktif dan
Sungguminasa masih kurang dengan membuat siswa lebih kreatif.
persentase 45%. Adapun penelitian Sejalan dengan penelitian yang
dari Gaffar (2013:iii) menyatakan dilakukan oleh Oktaviani (2015) pada
bahwa keterampilan berbicara bahasa penelitiannya dalam mata pelajaran

2 Eralingua : Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Volume 1 No.1 Maret 2017
Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman Siswa
Kelas X MIA SMA Negeri 2 Sungguminasa

kimia menyatakan bahwa dalam model pembelajaran berbasis proyek


menerapkan model pembelajaran dan dalam bahasa Inggris disebut
berbasis proyek dapat berdampak Project Based Learning (PBL).
sangat baik terhadap proses belajar Pengertian model pembelajaran
siswa dengan persentase sebesar berbasis proyek dari Al-Tabany
93,5% dan memberikan respon yang (2014:41) yaitu model pembelajaran
positif dalam pembelajaran berbasis yang melibatkan peserta didik dalam
proyek. Pendapat di atas senada kegiatan pemecahan masalah dan
dengan hasil penelitian Sudewi dkk memberi peluang peserta didik
(2013:1) pada penelitiannya dalam bekerja secara otonom
mata pelajaran IPS menyatakan mengkonstruksi belajar mereka
bahwa model pembelajaran berbasis sendiri, dan puncaknya menghasilkan
proyek dapat meningkatkan produk karya siswa bernilai dan
kemampuan berpikir kritis siswa realistik.
dengan persentase 85% dan Sani (2014:172) mengatakan
tanggapan siswa terhadap bahwa PBL dapat didefinisikan
pembelajaran adalah positif. Selain sebagai sebuah pembelajaran dengan
itu, hasil penelitian Turyantana aktivitas jangka panjang yang
(2013:1) pada penelitian model melibatkan siswa dalam merancang,
pembelajaran berbasis proyek dalam membuat, dan menampilkan produk
menulis karya ilmiah bahasa untuk mengatasi permasalahan dunia
Indonesia menyatakan bahwa siswa nyata.
terlihat aktif dalam kegiatan Senada dengan pendapat di atas,
pembelajaran dan tercapainya Majid & Rochman (2014:162)
ketuntasan hasil belajar siswa dengan menjelaskan bahwa pembelajaran
nilai rata-rata siswa ialah 79. berbasis proyek merupakan model
pembelajaran yang menggunakan
MODEL PEMBELAJARAN
masalah sebagai langkah awal dalam
BERBASIS PROYEK
mengumpulkan dan mengintegrasikan
Menurut Abidin (2014:117) pengetahuan baru berdasarkan
model pembelajaran dapat diartikan pengalamannya dalam beraktivitas.
sebagai suatu konsep yang membantu Setiap model pembelajaran
menjelaskan proses pembelajaran, memiliki karakteristik tertentu.
baik menjelaskan pola pikir maupun Karakteristik tersebut menunjukkan
pola tindakan pembelajaran tersebut. ciri-ciri model pembelajarannya dan
Pembelajaran pada masa kini tujuan pembelajaran yang akan
tidak lagi berpusat pada guru, dicapai. Model pembelajaran berbasis
melainkan berpusat pada siswa. Ini proyek memiliki karakteristik tertentu
dilakukan untuk mengikuti dan pembelajarannya berpusat pada
Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 siswa.
memiliki beberapa model-model Al-Tabany (2014) menjelaskan
pembelajaran. Salah satunya yaitu karakteristik model pembelajaran

3 Eralingua : Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Volume 1 No.1 Maret 2017
Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman Siswa
Kelas X MIA SMA Negeri 2 Sungguminasa

berbasis proyek yang intisarinya Model pembelajaran yang


sebagai berikut: (1) siswa membuat dilakukan oleh guru pasti memiliki
keputusan dan kerangka kerja; (2) kelebihan dan kekurangannya
siswa menemukan masalah; (3) siswa masing-masing. Tidak ada satupun
merancang proses kerja; (4) siswa model pembelajaran yang sangat
mendapatkan dan mengolah informasi bagus atau yang sangat jelek. Berikut
yang dikumpulkan; (5) siswa diuraikan kelebihan dan kekurangan
melakukan evaluasi; (6) siswa melihat model pembelajaran berbasis proyek.
pekerjaannya kembali secara teratur; Kelebihan model pembelajaran
(7) siswa menghasilkan sebuah berbasis proyek yang dikemukakan
produk dan dievaluasi kualitasnya; (8) oleh Kemendikbud dalam Abidin
adanya toleransi pada kesalahan dan (2014:171) yang intisarinya sebagai
perubahan di dalam kelas. berikut: (1) meningkatkan motivasi
Dalam melaksanakan proses belajar peserta didik untuk belajar; (2)
pembelajaran ini dilakukan secara meningkatkan kemampuan
sistematis untuk menyelesaikan suatu pemecahan masalah; (3) membuat
proyek. Berikut Langkah-langkah peserta didik menjadi lebih aktif
pembelajaran berbasis proyek dalam belajar; (4) meningkatkan
menurut Sani (2014:181) yang kolaborasi; (5) mendorong peserta
intisarinya sebagai berikut: (1) didik untuk terampil berkomunikasi;
penyajian suatu permasalahan. (6) meningkatkan keterampilan
Permasalahan diajukan dalam bentuk peserta didik dalam mengelola
pertanyaan;(2) membuat perencanaan. sumber; (7) memberikan pengalaman
Guru perlu merencanakan standar kepada peserta didik pembelajaran
kompetensi yang akan dikaji ketika dan praktik; (8) menyediakan
membahas permasalahan; (3) pengalaman belajar yang melibatkan
menyusun penjadwalan. Siswa harus peserta didik; (9) melibatkan para
pembuat penjadwalan pelaksanaan peserta didik untuk belajar
proyek yang disepakati bersama guru; mengambil informasi dan
(4) memonitor pembuatan proyek. pengetahuan yang hal tersebut
Pelaksanaan pekerjaan siswa harus kemudian diimplementasikan dengan
dimonitor dan difasilitasi prosesnya; dunia nyata; (10) membuat suasana
(5) melakukan penilaian. Penilaian belajar menjadi menyenangkan.
dilakukan secara autentik dan guru Selain kelebihan, model
perlu memvariasikan jenis penilaian pembelajaran ini juga memiliki
yang digunakan; (6) evaluasi. beberapa kelemahan. Menurut Sani
Memberikan kesempatan pada siswa (2014:177) kelemahan model
dalam melakukan refleksi pembelajaran berbasis proyek adalah
pembelajaran yang telah dilakukan (1) membutuhkan banyak waktu
baik secara individu maupun untuk menyelesaikan masalah dan
kelompok. menghasilkan produk; (2)
membutuhkan biaya yang cukup; (3)

4 Eralingua : Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Volume 1 No.1 Maret 2017
Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman Siswa
Kelas X MIA SMA Negeri 2 Sungguminasa

membutuhkan guru yang terampil dan Menurut Harwanegg (2010:17)


mau belajar; (4) membutuhkan sebuah kegiatan berkomunikasi
fasilitas, peralatan, dan bahan yang dimana seseorang berusaha membuat
memadai; (5) tidak sesuai untuk siswa lawan bicaranya mengerti.
yang mudah menyerah dan tidak Sehubungan dengan pendapat di atas,
memiliki pengetahuan serta menurut Tarigan (2013:16) bahwa
keterampilan yang dibutuhkan; (6) berbicara adalah kemampuan
kesulitan melibatkan semua siswa mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi
dalam kerja kelompok. atau kata-kata untuk
mengekspresikan, menyatakan atau
KETERAMPILAN BERBICARA
menyampaikan pikiran, gagasan, dan
Keterampilan merupakan perasaan.
kemampuan manusia dalam Kemampuan berbahasa terdiri
melakukan suatu kegiatan tertentu. atas kemampuan reseptif dan
Kegiatan berbahasa juga memerlukan kemampuan produktif. Keterampilan
keterampilan yang baik dan dilatih berbicara merupakan bagian dari
terus, agar dapat terampil dalam kemampuan produktif. Dikatakan
berbicara, menulis, dan sebagainya. produktif, karena keterampilan
Pengertian keterampilan berbicara dapat menyampaikan suatu
menurut Mechling (Hoffmann, gagasan, ungkapan dan ide kepada
2003:1) adalah sebuah komponen orang lain. Adapun pengertian
yang dapat diperoleh sendiri dari keterampilan berbicara sebagai
tindakan sadar manusia yang sebagian berikut.
besar dibentuk melalui latihan. Menurut Iskandarwassid dan
Pendapat di atas sepadan dengan Sunendar (2013:241) menyatakan
Tarigan (2013:1) yang menyatakan bahwa keterampilan berbicara pada
bahwa keterampilan hanya dapat hakikatnya merupakan keterampilan
diperoleh dan dikuasai dengan jalan mereproduksi arus sistem bunyi
praktek dan banyak latihan. artikulasi untuk menyampaikan
Keterampilan yang diteliti kehendak, kebutuhan perasaan dan
dalam penelitian ini ialah berbicara. keinginan kepada orang lain. Adapun
Berbicara merupakan suatu bentuk pendapat tersebut dari Thau-Knudsen
komunikasi dari seseorang ke orang (2013) menyatakan bahwa
lain untuk menyampaikan suatu pesan keterampilan berbicara adalah
atau informasi. Dalam menyampaikan kemampuan secara lisan yang
suatu pesan atau informasi kepada menyatakan bahwa isi pernyataan
orang lain, memiliki keterampilan pembicara ke pendengar dapat
dalam berbicara sangat penting, agar dimengerti.
pesan atau informasi yang Menurut Tarigan (2013:16)
disampaikan dapat dipahami oleh bahwa tujuan utama dari berbicara
orang lain. adalah untuk berkomunikasi. Agar
dapat menyampaikan pikiran secara

5 Eralingua : Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Volume 1 No.1 Maret 2017
Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman Siswa
Kelas X MIA SMA Negeri 2 Sungguminasa

efektif, seyogianyalah sang pembicara Populasi dalam penelitian ini


memahami makna segala sesuatu adalah siswa kelas X MIA SMA
yang ingin dikomunikasikan. Negeri 2 Sungguminasa yang terdiri 4
Pendapat tersebut sepadan dengan kelas yang berjumlah 125 siswa.
pernyataan dari Ningsih, dkk (2014:4) Sampel yang akan digunakan dalam
yaitu tujuan utama dari berbicara penelitian ini adalah siswa kelas X
adalah berkomunikasi dan MIA 2 berjumlah 30 siswa yang
berinteraksi dengan orang-orang yang dipilih sebagai kelas eksperimen dan
ada di sekitarnya. Untuk dapat X MIA 4 berjumlah 30 siswa yang
menyampaikan sebuah pesan atau dipilih sebagai kelas kontrol.
informasi, perlu adanya saling Pemilihan sampel tersebut
pemahaman antara komunikator dan berdasarkan sampel acak/random.
komunikan. Analisis data dalam penelitian ini
Dari pendapat di atas, akan menggunakan analisis statistik
disimpulkan bahwa tujuan berbicara inferensial. Sebelum menguji
adalah berkomunikasi kepada orang hipotesis, terlebih dahulu menghitung
lain yang ada disekitarnya untuk rata-rata, varians dan simpangan
memberitahukan sesuatu, menghibur, baku, setelah itu data tersebut diuji
dan mempengaruhi pendengar. normalitasnya dan homogenitas,
kemudian menguji hipotesis dengan
METODE PENELITIAN
menggunakan uji-t.
Jenis penelitian yang akan
digunakan adalah penelitian PEMBAHASAN
eksperimen semu (quasi experiment) Bagian ini dibahas mengenai
dengan desain kelompok kontrol hasil penelitian yang diperoleh dari
prates-pascates berpasangan analisis data penelitian tentang
(matching pretest-posttest control keefektifan model pembelajaran
group design) (Sukmadinata, berbasis proyek dalam keterampilan
2015:207). Dalam penelitian ini berbicara bahasa Jerman siswa kelas
terdapat dua kelompok yaitu kelas X MIA SMA Negeri 2
eksperimen yang menggunakan Sungguminasa. Perolehan skor yang
model pembelajaran berbasis proyek telah dipaparkan sebelumnya
dan kelas kontrol yang menggunakan memberikan gambaran bahwa skor
metode konvensional. yang diperoleh siswa yang belajar
Dalam penelitian ini akan dengan menggunakan model
menggunakan tes keterampilan pembelajaran berbasis proyek lebih
tingkat penerapan (C3). Tes ini akan tinggi dibandingkan dengan siswa
dinilai dari cara siswa menerapkan yang belajar dengan menggunakan
kemampuan berbahasa Jerman dalam pembelajaran konvensional dalam
sebuah video yang berdurasi pendek. keterampilan berbicara bahasa Jerman
Tema yang dijadikan sebuah video pada SMA Negeri 2 Sungguminasa.
ialah Sich Vorstellen.

6 Eralingua : Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Volume 1 No.1 Maret 2017
Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman Siswa
Kelas X MIA SMA Negeri 2 Sungguminasa

Pada penelitian ini, siswa kelas eksperimen dan nilai rata-


pembelajaran dilakukan selama empat rata siswa kelas kontrol tidak
kali pertemuan setelah pemberian memiliki perbedaan yang signifikan
pre-test di kedua kelas. Pada kelas karena perbedaan kecil yaitu 4,6,
eksperiman siswa diajar dengan yang berarti tingkat pemahaman
menggunakan model pembelajaran siswa terhadap mata pelajaran bahasa
berbasis proyek, sedangkan kelas Jerman di kelas eksperimen dan kelas
kontrol diajar menggunakan kontrol sama (homogen).
pembelajaran konvensional. Selain hasil statistik di atas,
Sesuai dengan hasil pre-test kedua kelas menunjukkan juga bahwa
siswa di kelas X MIA 2 sebagai kelas nilai rata-rata siswa masih di bawah
eksperimen menunjukkan bahwa nilai nilai Kriteria Kelulusan Minimal
rata-rata (mean) keterampilan (KKM) di sekolah yaitu 70. Hal ini
berbicara siswa adalah 54,3 dan disebabkan oleh kurangnya motivasi
masih dikategori cukup yang nilai dan minat siswa dalam berbahasa
tertingginya ialah 73 dan nilai Jerman dan kurangnya penguasaan
terendahnya ialah 46. Berdasarkan kosakata dalam merangkai kalimat
data distribusi frekuensi dan sederhana, sehingga komunikasi
persentase, nilai yang paling banyak kurang lancar dan terkadang
diperoleh oleh siswa ialah nilai antara menggunakan kosakata bahasa
46-50 sebanyak 13 siswa atau Inggris, seperti kata Brother yang
43,33%. seharusnya Bruder. Siswa
Hasil pre-test siswa di kelas X menggunakan kata “Brother”, karena
MIA 4 sebagai kelas kontrol siswa sudah terbiasa dengan kata
menunjukkan nilai rata-rata (mean) tersebut dan belum tahu apa
keterampilan berbicara siswa adalah sebutannya dalam bahasa Jerman.
49,67 dan nilainya dikategori kurang Selain itu, disebabkan pula pada
yang nilai tertinggi adalah 70 dan kesulitan pengucapan seperti huruf
nilai terendah adalah 43. Berdasarkan umlaut, salah satunya huruf “ ä ” yang
data distribusi frekuensi dan tetap dibaca seperti huruf “a” biasa,
persentase, nilai yang paling banyak dan pengucapan “eu” seperti neun,
diperoleh siswa adalah nilai antara yang seharusnya diucap “noin” tetap
43-47 sebanyak 17 siswa atau diucap “neun”. Siswa tidak
56,67%. mengetahui cara baca huruf vokal
Berdasarkan nilai rata-rata yang ada umlautnya dan huruf
siswa kelas eksperimen dan siswa diftong, sehingga mereka
kelas kontrol, bila dibandingkan yaitu membacanya seperti penyebutan
54,3 > 49,67 dan selisihnya sebanyak biasa. Serta, siswa jarang
4,6. Perbandingan dari kelas mendengarkan audio atau video
eksperimen dan kelas kontrol berbahasa Jerman yang disebabkan
memiliki perbedaan yang kecil. oleh kurangnya fasilitas sekolah
Dengan demikian, nilai rata-rata seperti laboratorium bahasa.

7 Eralingua : Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Volume 1 No.1 Maret 2017
Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman Siswa
Kelas X MIA SMA Negeri 2 Sungguminasa

Setelah dilakukan pembelajaran memiliki perbedaan yang besar.


dengan model pembelajaran berbasis Dengan demikian, nilai rata-rata
proyek pada kelas eksperimen dan siswa kelas eksperimen dan nilai rata-
pembelajaran konvensional di kelas rata siswa kelas kontrol memiliki
kontrol, diberikan tes akhir (post-test) perbedaan yang signifikan karena
untuk kedua kelas. Tes akhir (post- perbedaan besar yaitu 15,87, yang
test) ini dilakukan untuk melihat berarti model pembelajaran berbasis
apakah ada perbedaan yang signifikan proyek lebih baik dari pembelajaran
antara model pembelajaran berbasis konvensional.
proyek dengan pembelajaran Sesuai dengan hasil post-test
konvensional. siswa di kelas eksperimen yang
Berdasarkan dengan hasil post- menunjukkan bahwa nilai rata-rata
test siswa di kelas kelas X MIA 2 siswa telah memenuhi nilai KKM.
sebagai kelas eksperimen Hal ini dapat membuktikan bahwa
menunjukkan bahwa nilai rata-rata model pembelajaran berbasis proyek
(mean) keterampilan berbicara siswa dapat meningkatkan keterampilan
adalah 73,17 dan dikategori baik yang berbicara siswa dan motivasi siswa
nilai tertingginya ialah 83 dan nilai dalam belajar bahasa Jerman.
terendahnya ialah 56. Berdasarkan Pendekatan yang dilakukan di kelas
data distribusi frekuensi dan yakni berpusat pada siswa, sehingga
persentase, nilai yang paling banyak siswa tidak bosan belajar dalam kelas.
diperoleh oleh siswa ialah nilai antara Dari hasil post-test kelas
76-80 sebanyak 13 siswa atau kontrol menunjukkan pula bahwa
43,33%. nilai rata-rata siswa masih di bawah
Berdasarkan hasil post-test nilai KKM. Hal ini disebabkan oleh
siswa di kelas X MIA 4 sebagai kelas metode pembelajaran yang digunakan
kontrol menunjukkan nilai rata-rata guru tidak bervariasi (monoton), serta
(mean) keterampilan berbicara siswa hanya mengacu pada satu sumber
adalah 57,3 dan nilainya dikategori buku yaitu buku Ich Liebe Deutsch
cukup yang nilai tertinggi adalah 70 dan jarang menggunakan media
dan nilai terendah adalah 43. belajar seperti media audio dalam
Berdasarkan data distribusi frekuensi proses pembelajaran. Selain itu,
dan persentase, nilai yang paling pendekatan pembelajaran yang
banyak diperoleh siswa adalah nilai dilakukan di kelas masih berpusat
antara 53-57 sebanyak 12 siswa atau pada guru, hal ini terlihat pada saat
40%. peneliti melakukan observasi yaitu
Sesuai dengan nilai rata-rata guru menjelaskan materi dalam buku,
siswa kelas eksperimen dan siswa kemudian memberikan tugas yang
kelas kontrol, bila dibandingkan yaitu ada pada buku kepada siswa.
73,17 > 57,3 dan selisihnya sebanyak Sebelum dilakukan pengujian
15,87. Perbandingan dari kelas hipotesis, terlebih dahulu dilakukan
eksperimen dan kelas kontrol pengujian homogenitas. Dalam uji

8 Eralingua : Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Volume 1 No.1 Maret 2017
Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman Siswa
Kelas X MIA SMA Negeri 2 Sungguminasa

homogenitas, data yang diambil bahwa data kelas eksperimen


adalah hasil pre-test siswa di kelas memiliki kai kuadrat hitung yang
eksperimen dan kelas kontrol. lebih kecil dari kai kuadrat tabel,
Tujuannya ialah untuk mengetahui Xhitung ˂ Xtabel yaitu -125,15 ˂ 11.07.
kemampuan awal siswa. Pada kelas Hasil tersebut menunjukkan bahwa
eksperimen menunjukkan varians data kelas eksperimen dinyatakan
yaitu 49,89, sedangkan varians kelas normal.
kontrol yaitu 48.23. Sesuai dengan Hasil uji normalitas data post-
kriteria pengujiannya, hasilnya ialah test kelas kontrol menunjukkan
Fhitung lebih kecil dari Ftabel yakni bahwa data kelas eksperimen
Fhitung 1,66 ˂ Ftabel 5,050, sehingga memiliki kai kuadrat hitung yang
dapat disimpulkan bahwa kedua lebih kecil dari kai kuadrat tabel,
sampel pre-test tersebut dinyatakan Xhitung ˂ Xtabel yaitu -71,92 ˂ 11.07,
homogen. sehingga data tersebut dinyatakan
Setelah pengujian homogenitas, normal.
dilakukan pula uji normalitas data. Setelah hasil analisis di atas,
Dalam pengujian normalitas, data dilanjutkan dengan uji-t untuk melihat
yang diambil ialah data nilai pre-test hasil akhir penelitian ini. Hasilnya
dan post-test siswa di kelas adalah thitung 10,128 > ttabel 2,002.
eksperimen dan kelas kontrol. Sesuai dengan kriteria pengujian
Pengujian ini dilakukan untuk melihat hipotesis yakni tolak H0 jika thitung >
apakah data yang diperoleh ttabel, maka H0 yang dalam penelitian
berdistribusi normal atau tidak. ini adalah tidak ada perbedaan yang
Hasil uji normalitas data pre- signifikan dalam keterampilan
test kelas eksperimen menunjukkan berbicara bahasa Jerman yang
bahwa data kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran
memiliki kai kuadrat hitung yang berbasis proyek siswa yang
lebih kecil dari kai kuadrat tabel, menggunakan metode konvensional
Xhitung ˂ Xtabel yaitu -78,61 ˂ 11.07. dinyatakan ditolak. Jika H0 ditolak,
Hasil tersebut menunjukkan bahwa maka H1 diterima, yakni adanya
data kelas eksperimen dinyatakan perbedaan yang signifikan dalam
normal. keterampilan berbicara bahasa Jerman
Hasil uji normalitas data pre- antara siswa yang menggunakan
test kelas kontrol menunjukkan model pembelajaran berbasis proyek
bahwa data kelas eksperimen dengan siswa yang menggunakan
memiliki kai kuadrat hitung yang metode konvensional.
lebih kecil dari kai kuadrat tabel,
KESIMPULAN
Xhitung ˂ Xtabel yaitu -38,88 ˂ 11.07,
sehingga data tersebut dinyatakan Berdasarkan hasil analisis data
normal. yang telah diuraikan pada bagian
Hasil uji normalitas data post- sebelumnya, dapat disimpulkan
test kelas eksperimen menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis

9 Eralingua : Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Volume 1 No.1 Maret 2017
Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman Siswa
Kelas X MIA SMA Negeri 2 Sungguminasa

proyek efektif dalam keterampilan Selbstbewusstein


berbicara bahasa Jerman siswa kelas stärkt.Books on Demand.
X MIA SMA Negeri 2 Iskandarwassid & Sunenda, Dadang.
Sungguminasa. Hal tersebut 2013. Strategi
dibuktikan dengan hasil analisis data Pembelajaran Bahasa.
yang telah dilakukan, dengan nilai Bandung: Remaja
Rosdakarya.
post-test sebanyak 60 siswa setelah
dilakukan uji-t pada masing-masing Kosasih, E. 2014. Strategi Belajar
kelompok dengan hasil analisis data dan Pembelajaran
Implementasi Kurikulum
yaitu thitung 10,128 > ttabel 2,002 pada
2013. Bandung: Yrama
taraf signifikansi 0,05. Widya.
DAFTAR PUSTAKA Kurniawati, Nia. 2011. Penerapan
Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem Metode Rollenspiel Untuk
Pembelajaran Dalam Mengingkatkan
Konteks Kurikulum 2013. Keterampilan Berbicara
Bandung: PT Refika Bahasa Jerman Pada Siswa
Aditama. Kelas XI SMA Negeri 1
Sungguminasa. Makassar:
Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. 2014. UNM. Skripsi.
Mendesain Model
Pembelajaran Inovatif, Majid, Abdul & Rochman, Chaerul.
Progresif, dan Kontekstual. 2014. Pendekatan Ilmiah
Jakarta: Prenadamedia Dalam Implementasi
Group. Kurikulum 2013. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Arifin, Zainal. 2014. Penelitian
Pendidikan. Bandung: PT Ningsih, Lilik, dkk. 2014.
Remaja Rosdakarya. Peningkatan Keterampilan
Berbicara Melalui Kartu
Azwar, M. 2011. Peningkatan Gambar Berseri Dalam
Keterampilan Berbicara Pembelajaran Bahasa
Siswa SMA Negeri 1 Indonesia Pada Murid
Sungguminasa Melalui Kelas IV, (Online),
Pembelajaran Kontekstual. (http://jurnal.untan.ac.id/in
Makassar: UNM. Skripsi. dex.php/jpdpb/article/
Gaffar, Umar. 2013. Kemampuan viewFile/4849/4926,
Berbicara Bahasa Jerman diakses 11 Januari 2016).
Dalam Bidang Perhotelan Nurgiyantoro,Burhan. 2012.
Siswa SMK Negeri 6 Penilaian Dalam
Makassar. Makassar: Pengajaran Bahasa dan
UNM. Skripsi. Sastra. Yogyakarta: BPFE.
Harwanegg, Cornelia. 2010. Richtiges Oktaviani, Coryna. 2015. Penerapan
Sprechen in Alltag und Model Pembelajaran
Beruf: Warum gute Berbasis Proyek Pada
Aussprache unser Materi Indikator Alami Di
Kelas XI IPA SMAN 4

10 Eralingua : Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Volume 1 No.1 Maret 2017
Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman Siswa
Kelas X MIA SMA Negeri 2 Sungguminasa

Banda Aceh. Banda Aceh: Keterampilan Berbahasa.


UNSYIAH. Skripsi. Bandung: Angkasa.
Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Thau-Knudsen, Erik. 2013.
Pembelajaran Saintifik Sprechfertigkeit in
Untuk Implementasi handelndem Sprachband,
Kurikulum 2013. Jakarta: (Online), (http://www.thau-
Bumi Aksara. knudsen.dk/dokumenter/int
erne/index.php?id=544,
Sudewi, dkk. 2013. Penerapan Model
diakses 10 Januari 2016).
Pembelajaran Berbasis
Proyek Untuk Thoifah, I´anatut. 2015. Statistika
Meningkatkan Kemampuan Pendidikan dan Metode
Berpikir Kritis Pada Siswa Penelitian Kuantitatif.
Kelas X Multimedia 3 SMK Malang: Madani.
Negeri 1 Sukasada, Turyantana, I Ketut. 2013. Penerapan
(Online), Vol.3, Model Pembelajaran
(http://pasca.undiksha.ac.id Berbasis Proyek Untuk
/e- Meningkatkan Aktivitas
journal/index.php/jurnal_tp
Dan Tercapainya
/article/view/ 1038/786 ,
Ketuntasan Hasil Belajar
diakses 17 Oktober 2015). Menulis Karya Ilmiah
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2015. Siswa Kelas XI SMA
Metode Penelitian Saraswati Seririt, (Online),
Pendidikan. Jakarta: Vol.1, No.2,
Kencana. (http://ejournal.undiksha.ac
.id/index.php /JJPBS/article
Tarigan, Henry Guntur. 2013.
/view/ 363, diakses 17
Berbicara Sebagai Suatu
Oktober 2015).

11 Eralingua : Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Volume 1 No.1 Maret 2017

Anda mungkin juga menyukai