Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PERADABAN MANUSIA
Dosen :
Dr. H. Raden Ridwan M. Pd. I

Disusun Oleh:

• Jihan Az’zahra
• Mas’amah
• Nessa Aufa Firyal
• Rara Lutfia Asyira
• Rizkina Dwi Cahyani

FAKULTAS AGAMA ISLAM


PRODI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR (UIKA)

Jl. KH. Sholeh Iskandar Raya, Km.2, Kedung Badak Bogor


Bogor – Jawa Barat – Indonesia
2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puja dan puji kami haturkan kepada Allah SWT, satu-satunya Tuhan yang
Maha Agung di alam semesta, yang memberikan nikmat dan karunianya sehingga kami
dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Peradaban Manusia” ini dengan tepat
waktu. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW. Insan paripurna yang dijadikan suri tauladan umat, beserta keluarga, sahabat dan
pengikutnya hingga akhir zaman. Dengan akal untuk berfikir, lisan untuk berargumen dan
hati untuk mempertimbangkan baik buruknya perbuatan manusia dengan dua petunjuk
yaitu berupa al-Quran dan Sunnah, hal ini merupakan saran bagi kami untuk meluangkan
berbagai fakta tentang hasil makalah ini untuk mengkaji dan dibahas lebih dalam lagi.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu dan menambah sedikit
pengetahuan kepada para pembaca. Dengan segala kekurangan, kami menyadari bahwa
tidak sedikit hambatan yang timbul dalam proses penyusunan dan penulisan makalah ini,
sehingga masih jauh dari kata sempurna. Kami mengharapkan kritikan, saran serta
bimbingan guna memperbaiki segala kekurangan agar menjadi lebih baik lagi. Semoga
apa yang kami sampaikan dapat bermanfaat bagi semua orang dan lebih bermanfaat bagi
sesama. Terima Kasih.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bogor, 2 September 2023

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. 1

DAFTAR ISI ................................................................................................................ 2

BAB I: PENDAHULUAN........................................................................................... 3

A. Latar Belakang ................................................................................................... 3

B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 4

C. Tujuan Masalah .................................................................................................. 4

BAB II: PEMBAHASAN............................................................................................ 5

A. Hakikat Peradaban.............................................................................................. 5

B. Manusia Sebagai Makhluk Beradab dan Masyarakat Adab ............................... 7

C. Evolusi Budaya dan Wujud Peradaban dalam Kehidupan Sosial Budaya ......... 8

D. Dinamika Peradaban Global............................................................................. 11

E. Peradaban Manusia menurut Pandangan Islam ................................................ 12

BAB III: PENUTUP.................................................................................................. 17

A. Kesimpulan....................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 18

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk yang mempunyai akal, jasmani dan rohani. Melalui akalnya
manusia dituntut untuk berfikir menggunakan akalnya untuk menciptakan sesuatu yang berguna
dan bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Melalui jasmaninya manusia
dituntut untuk menggunakan fisik atau jasmaninya melakukan sesuatu yang sesuai dengan
fungsinya dan tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dan melalui
rohaninya manusia dituntut untuk senantiasa dapat mengolah rohaninya yaitu dengan cara
beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya. Antara manusia dan peradaban
mempunyai hubungan yang sangat erat karena diantara keduanya saling mendukung untuk
menciptakan suatu kehidupan yang sesuai kodratnya. Suatu peradaban timbul karena ada yang
menciptakannya yaitu diantaranya factor manusianya yang melaksanakan peradaban tersebut.
Suatu peradaban mempunyai wujud, tahapan dan dapat berevolusi atau berubah sesuai dengan
perkembangan zaman. Dari peradaban pula dapat mengakibatkan suatu perubahan pada
kehidupan social. Perubahan ini dapat diakibatkan karena pengaruh modernisasi yang terjadi
dimasyarakat. Masyarakat yang beradab dapat diartikan sebagai masyarakat yang mempunyai
sopan santun dan kebaikan budi pekerti. Ketenangan, kenyamanan, ketentraman dan kedamaian
sebagai makna hakiki manusia beradab dalam pengertian lain adalah suatu kombinasi yang ideal
antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum. Dalam rangka melaksanakan tugas
matakuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, maka kami membuat makalah tentang Manusia dan
Peradaban untuk mengetahui tentang pengertian adab dan peradaban, mengetahui pengertian
manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab, mengetahui pengertian evolusi dan apa
saja tahapan-tahapan peradaban, mengetahui pengertian dan cakupan kebudayaan sosial,
mengetahui apa saja wujud dari peradaban, mengetahui pengertian tradisi, modernisasi dan
masyarakat madani, mengetahui pengertian ketenangan, kenyamanan, ketentraman dan
kedamaian sebagai makna hakiki manusia beradab, dan mengetahui problematika peradaban bagi
kehidupan manusia.

3
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana hakikat peradaban ?


2. Apakah pengertian manusia sebagai makhuk yang beradab dan manusia yang adab?
3. Apakah arti evolusi budaya dan wujud peradaban dalam kehidupan sosial budaya?
4. Bagaimana dinamika peradaban global ?
5. Bagaimana peradaban manusia menurut pandangan islam?

C. Tujuan dan Manfaat

1. Mengetahui hakikat peradaban


2. Mengetahui pengertian manusia sebagai makhluk yang beradab dan masyarakat adab
3. Mengetahui arti evolusi budaya dan memberi contoh wujud peradaban dalam kehidupan sosial
budaya.
4. Mengetahui dinamika peradaban global.
5. Mengetahui peradaban manusia menurut pandangan islam.

4
BAB II
PEMBAHASAN

1. Hakikat Peradaban

Peradaban memiliki kaitan yang erat dengan kebudayaan. Kebudayaan pada hakikatnya
adalah hasil cipta, rasa, dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemampuan
cipta (akal) manusia menghasilkan ilmu pengetahuan. Kemampuan rasa manusia melalui alat-alat
inderanya menghasilkan beragam barang seni dan bentuk-bentuk kesenian. Sedangkan karsa
manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Hasil atau produk kebudayaan manusia inilah yang
menghasilkan peradaban.

Dalam kaitannya dengan dua istilah tersebut, Koentjaraningrat (1990) berusaha memberi
penjelasannya sebagai berikut. Disamping ada istilah kebudayaan ada pula istilah peradaban. Hal
yang trakhir adalah sama dengan istilah bahasa inggris civilization yang biasanya dipakai untuk
menyebutkan bagian atau unsur dari kebudayaan yang harus maju dan indah,misalnya kesenian,
ilmu pengetahuan, adat, sopan santun, pergaulan, kepandaian menulis, organisasi kenegaraan, dan
sebagainya. Istilah peradaban sering juga dipakai untuk menyebutkan suatu kebudayaan yang
mempunyai sistem teknologi, ilmu pengetahuan, seni rupa, dan sistem kenegaraan serta
masyarakat kota yang maju dan kompleks.

Peradaban berasal dari kata adab yang dapat diartikan sopan, budi pekerti, luhur, mulia,
berakhlak, yang semuanya menunjuk kepada sifat yang tinggi dan mulia. Peradaban tidak lain
adalah perkembangan kebudayaan yang telah mendapat tingkat tertentu yang diperoleh manusia
pendukungnya taraf kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu tercermin pada
pendukungnya yang dikatakan sebagai beradab atau mencapai peradaban yang tinggi.

5
Tinggi rendahnya peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor kemajuan
teknologi, ilmu pengetahuan, dan tingkat pendidikan. Dengan demikian, suatu bangasa yang
memiliki kebudayaan tinggi (peradaban) dapat dinilai dari tingkat pendidikan, kemajuan
teknologi, dan ilmu pengetahuan yang dimiliki masyarakat akan seanatiasa berkembang. Oleh
karena itu, peradaban masyarakat juga akan berkembang sesuai dengan zamannya. Peradaban
bangsa dalam suatu kurun waktu tertentu dianggap tinggi dizamannya. Namun, penilaian atas
peradaban itu tidak bisa dibandingkan lagi dengan peradaban manusia pada masa sekarang.

Sejarawan Islam pertama yang menulis tentang peradaban adalah Ibn Khaldun yang
menggunakan kata `umran untuk menggambarkan konsep peradaban. Pengagum Ibn Khalid dan
penerjemah al-Muqaddimah li Kitab al-`Ibrar ke dalam bahasa Inggris, Prof. Franz Rosenthal
menerjemahkan `umran sebagai urbanization dan civilization. Apa yang disebut dengan `umran
pada abad keempat belas memiliki arti yang sama dengan pengertian civilization (peradaban) pada
abad kedua puluh. Ibn Khaldun adalah seorang penggagas studi tentang peradaban di dunia.
Tulisannya diilhami oleh visi sejarah yang unik. Ketika Ibn Khaldun menggunakan kata `umran,
kata civilization belum ada dalam bahasa Inggris. Baru pada tahun 1772 M. istilah civilization
muncul, tetapi Dr. Samuel Johnson (1709-84 M.) seorang penulis kamus bahasa Inggris, menolak
memasukkan kata civilization dalam kamusnya. Dia lebih suka menggunakan kata civilizaty untuk
arti yang sama. “Sejak saat itulah kata civilizaty menjadi sebuah kata yang lazim digunakan dalam
seluruh bahasa modern yang berarti jenis tertentu atau tahap budaya yang telah ada selama masa
tertentu.” Kata civilization pertama kali digunakan dalam buku-buku berbahasa Inggris pada abad
kesembilan belas Masehi. Oleh sebab itu, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kata dan
konsep peradaban lahir di Eropa pada abad kesembilan belas Masehi.

6
2. Manusia sebagai Makhluk Beradab dan Masyarakat Adab

Peradaban tidak hanya menunjuk pada hasil-hasil kebudayaan manusia yang sifatnya fisik,
seperti barang, bangunan, dan benda-benda. Peradaban tidak hanya merujuk pada wujud benda
hasil budaya, tetapi juga wujud gagasan dan perilaku manusia. Kebudayaan merupakan
keseluruhan dari budi daya manusia, baik hak cipta, karsa, dan rasa. Kebudayaan berwujud
gagasa/ide, perilaku/aktivitas, dan benda-benda .Sedangakan peradaban adalah bagian dari
kebudayaan yang tinggi, halus, indah, dan juga maju. Jadi, peradaban termasuk pula di dalamnya
gagasan dan perilaku manusia yang tinggi, halus, dan maju.

Antara manusia dan peradaban sangat erat hubungannya karena keduanya saling
mendukung dalam menciptakan suatu kehidupan sesuai kodratnya. Peradaban timbul karena
manusia yang menciptakannya. Masyarakat yang beradab diartikan sebagai masyarakat yang
mempunyai sopan santun dan budi pekerti yang baik. Makna hakiki manusia beradab digambarkan
dengan ketenangan, kenyamanan, ketentraman dan kedamaian, dengan kata lain kombinasi yang
ideal antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum. Peradaban merupakan perkembangan
kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang diperoleh manusia pendukungnya yang
mencakup seluruh kehidupan sosial, ekonomi, politik dan teknik. Sedangkan kebudayaan adalah
sesuatu yang berasal dari hasrat dan gairah yang lebih murni diatas tujuan yang praktis
hubungannya dengan masyarakat. Jadi Peradaban merupakan tahapan tertentu dari kebudayaan
masyarakat tertentu yang telah mencapai kebudayaan tertentu, yang telah mencapai kemajuan
tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu pngetahuan, teknologi dan seni yang telah maju.
Masyarakat tersebut dapat dikatakan telah mengalami proses perubahan sosial signifikan sehingga
taraf kehidupannya makin kompleks. Manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab
tentunya mempunyai tanggungjawab dalam melangsungkan hidupnya. Manusia yang
bertanggungjawab adalah manusia yang bertindak baik menurut norma umum. Makna hakiki
manusia beradab adalah manusia senantiasa menjunjung tinggi aturan-aturan, norma-norma, adat-
istiadat, ugeran dan wejangan atau nilai-nilai kehidupan yang ada di masyarakat yang diwujudkan
ketaatan pada berbagai pranata sosial atau aturan sosial, sehingga tercipta kehidupan di masyarakat
yang tenang, nyaman, tentram dan damai. Konsep masyarakat adab adalah kombinasi yang ideal
antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum. Hal ini sesuai dengan aspek rohani dan jasmani
yang ada pada manusia. Sehingga kehidupan manusia selalu dibimbing oleh nilai-nilai

7
spiritualisme dan materialisme. Maka sepatutnya menserasikan kedua pasangan nilai. Namun
kenyataan manusia dalam memandang kedudukan dan peranan seseorang di masyarakat lebih
banyak mempergunakan tolak ukur materi. Hal ini disebabkan karena tabiat manusia akan selalu
mencari peluang kebebasan. Pada kelanjutannya mengenai pasangan nilai tersebut mengalami
pergeseran tekanan pada nilai-nilai tertentu. Pergeseran nilai tersebut adalah nilai-nilai materialism
yang dapat menimbulkan perubahan nilai yang berpengaruh terhadap masa depan. Perubahan nilai
tersebut merambah pada perubahan sosial.

3. Evolusi Budaya dan Wujud Peradaban dalam Kehidupan Sosial Budaya

Evolusi kebudayaan ini berlangsung sesuai dengan perkembangan budi daya atau akal
pikiran manusia dalam menghadapi tantangan hidup dari waktu ke waktu. Proses evolusi untuk
tiap kelompok masyarakat di berbagai tempat berbeda-beda, bergantung pada tantangan,
lingkungan, dan kemampuan intelektual manusianya untuk mengantisipasi tantangan tadi.

Masa dalam kehidupan manusia dapat kita bagi dua, yaitu masa prasejarah (masa sebelum manusia
mengenal tulisan sampai manusia mengenal tulisan) dan masa sejarah (masa manusia telah
mengenal tulisan). Data-data tentang masa prasejarah diambil dari sisa-sisa dan bukti-bukti yang
digali dan diinterpretasi. Masa sejarah bermuda ketika adanya catatan tertulis untuk dijadikan
bahan rujukan. Penciptaan tulisan ini merupakan satu penemuan revolusioner yang genios.
Bermula dari penciptaan properti dan lukisan objek, seperti kambing, lembu, wadah, ukuran
barang, dan sebagainya; diikuti dengan indikasi angka; kemudian diikuti simbol yang
mengindikasikan transaksi, nama, dan alamat yang bersangkutan; selanjutnya simbol untuk
fenomena harian, hubungan antara mereka, dan akhirnya intisari, seperti warna, bentuk, dan
konsep.

Ada dua produk revolusioner hasil dari akal manusia dalam zaman prasejarah, yaitu:

a. Penemuan roda untuk transportasi, pada mulanya roda digunakan hanya untuk mengangkat
barang berat di atas sebuah pohon. Kemudian, roda disambung dengan kereta, lalu
berkembang menjadi mobil seperti saat ini.

8
b. Bahasa adalah suara yang diterima sebagai cara untuk menyampaikan pikiran seseorang
kepada orang lain. Ketika tanda-tanda diterima sebagai representasi dan bunyi-bunyi
arbitrer yang mewakili ide-ide, masa prasejarah pun beralih ke masa sejarah tertulis.

Mengenai masa prasejarah ini, ada dua pendekatan untuk membagi zaman prasejarah, yaitu:

1. Pendekatan berdasarkan hasil teknologi, terdiri dari zaman batu tua (paleolitikum), zaman batu
tengah/madya (Mesolitikum), dan zaman batu baru (Neolitikum)

2. Pendekatan berdasarkan model social ekonomi atau mata pencaharian hidup yang terdiri atas:

a. Masa berburu dan mengumpulkan makanan, meliputi masa berburu sederhana (tradisi
Paleolit) dan masa berburu tingkat lanjut (tradisi Epipaleolitik).

b. Masa bercocok tanam, meliputi tradisi Neolitik dan Megalitik.

c. Masa kemahiran teknik atau perundagian, melliputi tradisi semituang besi.

Manusia berkembang dari homo menjadi human karena kebudayaan dan peradaban yang
diciptakannya. Sedangkan untuk sejarah kebudayaan di Indonesia, R. Soekmono (1973), dibagi
menjadi empat masa, yaitu:

1. Zaman prasejarah, yaitu sejak permulaan adanya manusia dan kebudayaan sampai kira-kira abad
ke-5 masehi.

2. Zaman purba, yaitu sejak datangnya pengaruh India pada abad pertama Masehi sampai dengan
runtuhnya Majapahit sekitar tahun 1500 Masehi.

3. Zaman madya, yaitu sejak datangnya pengaruh Islam menjelang akhir kerajaan Majapahit
sampai dengann akhir abad ke-19.

4. Zaman baru/modern, yaitu sejak masuknya anasir Barat (Eropa) dan teknik modern kira-kira
tahun 1900 sampai.

9
Peradaban tidak lain adalah perkembangan kebudayaan yang telah mendapat tingkat
tertentu yang diperoleh manusia pendukungnya. Taraf kebudayaan yang telah mencapai tingkat
tertentu tercermin pada pendukungnya yang dikatakan sebagai beradab atau mencapai peradaban
yang tinggi. Jadi, evolusi kebudayaan bisa mencapai sampai pada taraf tinggi yaitu: peradaban.

Peradaban merupakan tahapan dari evolusi budaya yang telah berjalan bertahap dan
berkesinambungan, memperlihatkan karakter yang khas pada tahap tersebut, yang dicirikan oleh
kualitas tertentu dari unsur budaya yang menonjol, meliputi tingkat ilmu pengetahuan, seni,
teknologi, dan spiritualitas yang tinggi. Sebagai contoh, peradaban Mesir Kuno tercermin dari hasil
budaya yang tinggi dalam sosok bangunannya (piramid, obeliks, spinx) yang terkait dengan ilmu
bangunan, tulisan, serta gambar yang memperlihatkan tahap budaya. Contoh lainnya, tentang
peradaban Cina Kuno, yang juga menampakkan tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi
dalam hal tulisan yang menjadi ciri budaya setempat. Peradaban kuno di Indonesia menghasilkan
berbagai bangunan seni yang bernilai tinggi, seperti Candi Borobudur, Prambanan, dan lain-lain.

Peradaban bangsa di Indonesia dimulai sejak masa kemahiran teknik atau zaman
perundagian. Zaman perundagian terdiri dari dua masa, yaitu tradisi seni tulang perunggu dan
tradisi tuang besi. Meskipun saat itu masih zaman prasejarah (masa sebelum mengenal tulisan),
namun telah mengenal teknologi terbatas dan sederhana, yaitu pada upaya pemenuhan peralatan
yang dibutuhkan masyarakat Indonesia dalam kehidupannya yang sudah mulai menetap. Di
Indonesia, penggunaan logam sudah mulai dikenal beberapa abad sebelum masehi. Mereka
menggunakan peralatan dari logam, seperti peralatan berburu, bercocok tanam, peralatan rumah
tangga, dan lain-lain, tetapi tidak semua masyarakat dapat membuat peralatan itu. Membuat
peralatan dari logam membutuhkan keahlian. Orang yang ahli membuat peralatan logam disebut
undagi, tempat pembuatannya disebut perundagian. Beberapa contoh alat dari perunggu adalah
kayak corong, nekara, bejana perunggu. Alat-alat ini ditemukan diberbagai daerah di Indonesia.

Peradaban bangsa Indonesia semakin maju dan berkembang estela datangnya pengaruh
Hindu dan Budha ke Indonesia. Pengaruh tulisan dari budaya Hindu Budha membawa dampak
besar bagi peradaban Indonesia, yaitu memasuki masa sejarah (masa mengenal bahasa tulis). Salah
satu hasil budaya tulis di Indonesia adalah prasasti. Huruf yang dipakai dalam prasasti yanng
ditemukan Sejak tahun 400M adalah Pallawa dan bahasa Sanksekerta. Kemampuan baca tulis
masyarakat Indonesia lama-kelamaan berpengaruh dalam bidang kesustraan, yaitu munculnya

10
banyak kitab-kitab kuno ini dapat ditelusuri peradaban bangsa Indonesia terutama dalam masa
kerajaan. Peradaban bangsa semakin berkembang dengan masuknya pengaruh Islam dan
masuknya pengaruh Islam dan masuknya peradaban bangsa Barat Eropa, termasuk pengaruh
agama Kristen Katolik. Dewasa ini, pengaruh peradaban global semakin kuat akibat kemajuan
bidang komunikasi dan informasi.

4. Dinamika Peradaban Global

Menurut Arnold Y. Toynbee seorang sejarawan asal inggris, lahirnya peradaban itu
diuraikan dengan teori challenge end respons. Peradaban itu lahir sebagai respons (tanggapan)
manusia yang dengan segenap daya upaya dan akalnya menghadapi, menaglukan, dan mengola
alam sebagai tantangan (chalenge) guna mencakup kebutuhan dan melestarikan kelansungan
hidupnya.

Alvin toffler menganalisis agar meningkatkan efesiensi dan pembaharuan dan peradaban
masyarakat akibat majunya ilmu dan teknologi. Dalam bukunya the third wave (1981), ia
menyatakan bahwa gelombang perubahan peradaban umat manusia sampai saat ini mengalami
tiga gelombang yaitu :

1) Gelombang I, peradaban teknologi pertanian berlangsung mulai 800 sm-1500 m


2) Gelombang II, peradaban teknologi industri berlangsung mulai 1500 m-1970 m
3) Gelombang III, peradaban teknologi informasi berlangsung mulai 1970 m-sekarang

Gelombang pertama (the first wave) gelombang kedua adalah revolusi industry terutama
di dunia barat yang dimulai dengan revolusi industri yaitu kira-kira tahun 1700 m-1970m. masa
ini dimulai dengan penemuan mesin uap pada tahun 1712, gelombang ketiga merupakan refolusi
informasi yang ditandai dengan kemajuan teknologo informasi yang memudahkan manusia untuk
mempermudah manusia berkomunikasi dalam berbagai bidang, gelombang ketiga terjadi dengan
kemajuan teknologi dalam bidang :

1. Komunikasi dan data prosesing


2. Penerbangan dan angksa laut
3. Energi alternatif dan energi yang dapat diperbaharui

11
4. Terjadinya urbanisasi, yang disebabkan oleh kemajuan teknologi, komunikasi dan
transportasi

5 . Peradaban Manusia Menurut Pandangan Islam

Al Qur’an mengungkap sekian banyak ragam hal yang terkait dengan peradaban masa
lampau, baik yang diketahui oleh manusia, maupun yang sama sekali tidak diketahuinya.
Peradaban masa lampau yang telah diungkap oleh Al Qur’an adalah kaum Tsamud dan kaum ‘Ad,
yang terhadap mereka diutus Nabi Shaleh dan Nabi Hud. Banyak uraian Al Qur’an tentang kedua
kaum ini, baik dari segi kemampuan dan kekuatan mereka, maupun kedurhakaan dan
pembangkangan mereka terhadap Tuhan dan utusan-Nya. Yang akhirnya keduanya dihancurkan
Allah dengan gempa dan angin topan yang sangat dingin.

Peristiwa tersebut diungkapkan Al Qur’an :

“Kaum Tsamud dan ‘Aad telah mendustakan hari kiamat. Adapun kaum Tsamud, Maka mereka
telah dibinasakan dengan kejadian yang luar biasa. Adapun kaum ‘Aad Maka mereka telah
dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi Amat kencang, Yang Allah menimpakan angin
itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; Maka kamu Lihat kaum
‘Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul pohon kurma yang telah
kosong (lapuk).” (QS. AlHaqqah [69] : 4-7)

Dalam surat yang lain Al Qur’an mengungkapkan bahwa kaum ‘Ad memiliki kemampuan luar
biasa sehingga mereka telah membangun kota Iram dengan tiang- tiang yang tinggi dan yang
belum pernah dibangun dinegeri lain sehebat dan seindah itu sebelumnya.

“Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum ‘Aad? (yaitu)
penduduk Iram yang mempunyai Bangunan-bangunan yang tinggi, Yang belum pernah dibangun
(suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain, Dan kaum Tsamud yang memotong batu-batu besar
di lembah.” (QS. Al Fajr [89] : 6-9)

Dari informasi Al Qur’an ini bukan berarti tidak ada yang meragukannya, tetapi setelah ditemukan
bukti- bukti yang kemudian ditemukan oleh para ilmuan di bidang arkeologi, yang dalam

12
penelitiannya berhasil mengungkap bukti-bukti tentang terjadinya gempa dan angin ribut,
sebagaimana yang diuraikan Al Qur’an. Masa itu diperkirakan masa hidupnya kaum- kaum yang
pernah dihancurkan Tuhan, serta di tempat yang diisyaratkan oleh kitab- kitab suci, seperti lembah
Yordania, pantai laut merah, serta Arab Selatan.

Selanjutnya pada tahun 1834 telah berhasil ditemukannya di dalam tanah di lokasi di Hisn
AlGhurab dekat kota Aden di Yaman sebuah naskah bertuliskan aksara lama (Hymarite) yang
menunjukkan nama Nabi Hud. Dalam naskah itu antara lain tertulis, “Kami memerintah dengan
menggunakan hukum Hud”. Selanjutnya pada tahun 1964- 1969 dilakukan penggalian arkeologis,
dan dari hasil analisis pada 1980 ditemukan informasi dari salah satu lempeng tentang adanya kota
yang disebut “Shamutu, ‘Ad dan Iram”. Prof. Pettinato mengedentifikasikan nama- nama tersebut
dengan nama- nama yang disebut pada surah Al Fajr di atas.

Dalam konteks ini penting juga untuk diketahui pendapat Father Dahood yang mengatakan bahwa
“antara Ebla (2500 SM) dan Al Qur’an (625 M) tidak ada refrensi lain mengenai kota- kota
tersebut”. Bukti arkeologis lain tentang kota Iram adalah hasil ekspedisi Nicholas Clapp di Gurun
Arabia Selatan pada tahun 1992. Kota Iram sebagaimana yang diungkapkan oleh M. Quraish
Shihab berdasarkan riwayat- riwayat dibangun oleh Shaddad bin Ud, sebuat kota yang sangat
indah yang sebelumnya bernama Ubhur. Namun Tuhan akhirnya menghancurkan kota itu karena
kedurhakaan penduduknya.

Nicholas menemukan bukti dari seorang penjelajah tentang adanya jalan kuno ke Iram
(Ubhur). Kemudian atas bantuan dua orang ahli lainnya yaitu Juris Zarin dari Universitas Negara
Bagian Missouri Barat Daya, dan penjelajah Inggris, Sir Ranulph Fiennes, mereka berusaha
mencari kota yang hilang itu bersama- sama dengan seorang ahli hukum George Hedges.

Dengan bantuan peralatan yang canggih berupa pesawat ulang alik Challenger dengan system
Satelite Imaging Radar (SIR) untuk mendeteksi bagian bawah gurun Arabia,yang diduga sebagai
tempat tenggelamnya kota yang terkena longsor itu. Dengan bantuan satelit dari Perancis dengan
system penginderaan optic, mereka berhasil menemukan citra digital berupa garis putih pucat yang
menandai beratus- ratus kilo meter rute kafilah yang ditinggalkan, sebagian di bawah tumpukan
pasir yang telah tertimbun selama berabad- abad hingga mencapai ketinggian 183 meter.

13
Berdasarkan data ini Nicholas Clapp dan rekan- rekannya yang meneliti tanah tersebut dan
melakukan pencarian pada ahir tahun 1991, dan pada bulan pebruari 1992, mereka berhasil
menemukan sebuah bangunan segi delapan dengan dinding- dinding dan menara- menara yang
tinggi, mencapai sekitar 9 meter, hal tersebut menyerupai dengan apa yang diberitakan Al Qur’a,
bahwa “penduduk Iram yang mempunyai bangunan- bangunan yang tinggi (QS. Al Fajr [89] : 7)

Berdasarkan bukti- bukti yang telah berhasil ditemukan oleh para ahli tersebut di atas, semakin
nyatalah, bahwa Al Qur’an adalah benar- benar kitab suci yang diturunkan oleh Allah s.w.t sebagai
petunjuk bagi ummat manusia. Dan seluruh ayat yang terkandung di dalamnya merupakan bukti
kebenaran yang tak terbantahkan lagi. Hal ini dipertegas dalam Al Qur’an :

“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah
bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar.
Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” (QS.
Fushshilat [41] : 53 ).

Satu lagi peristiwa masa lalu yang direkam oleh Al Qur’an untuk melengkapi tulisan ini
adalah peristiwa Ashabul Kahfi. Keraguan masyarakat Arab Makkah tentang kenabian
Muhammad SAW dan kebenaran Al Qur’an terus berlanjut. Mereka mengirim tiga orang untuk
menemui tokoh agama Yahudi Najran guna untuk meminta tanggapan mereka tentang kenabian
Muhammad. Para tokoh Yahudi tersebut mengusulkan agar kaum musyrik Makkah bertanya
kepada Nabi tentang tiga hal. Jika dia dapat menjawabnya dengan benar, maka ia benar seorang
Nabi. Lalu tanyakan pula suatu hal lain, dan jika dia menduga tahu, maka dia berbohong, demikian
ucapan orang- orang Yahudi. Ketiga hal tersebut adalah :

1. Kisah sekelompok pemuda yang masuk berlindung dan tertidur sekian lama. Berapa
jumlah mereka dan siapa atau apa yang bersama mereka?
2. Kisah Nabi Musa, ketika diperintahkan Tuhan untuk belajar.
3. Kisah seorang penjelajah ke Timur dan ke Barat.
4. Tentang kapan hari kiamat akan terjadi.

14
Keempat pertanyaan mereka itu terjawab melalui wahyu Al Qur’an dalam surat Al Kahfi,
yang tentu bukan di sini tempatnya untuk menguraikan bagaimana jawaban tentang pertanyaan-
pertanyaan di atas, melainkan yang ingin penulis sampaikan adalah benarkah informasi atau
jawaban Al Qur’an, bahwa terdapat tujuh orang pemuda bersama seekor anjing yang berlindung
dari kekejaman penguasa masanya menuju gua? (QS. Al Kahfi [18] : 22) Benarkah mereka tertidur
di gua selama 300 tahun menurut perhitungan syamsiyah atau 309 tahun menurut perhitungan
qamariyah (QS. Al Kahfi [18] : 25). Benarkah ketika mereka terbangun dan diketahui oleh
masyarakat, mereka disambut baik, karena ketika itu, penguasa tidak lagi menindas penganut
agama Kristen (QS. Al Kahfi [18] : 21 ). Benarkah bahwa di atas lokasi gua mereka kemudian
dibangun tempat peribadatan? (QS. Al Kahfi [18] : 21 ).

Al- Qur’an juga melukiskan gua tempat tinggal mereka sebagai berikut :

”Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan
bila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang
Luas dalam gua itu. itu adalah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Allah. Barangsiapa yang
diberi petunjuk oleh Allah, Maka Dialah yang mendapat petunjuk; dan Barangsiapa yang
disesatkan-Nya, Maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang dapat memberi
petunjuk kepadanya.” (QS. Al Kahfi [18] : 17 ).

Tidak mudah membuktikan keberadaan gua dimaksud sebelum maraknya penelitian arkeologi.
Namun sebagaimana yang diungkapkan M. Quraish Shihab yang mengutip tulisan Thabathaba’i
dalam tafsirnya Al Mizan, mengungkapkan, “sumber- sumber Baratpun menyebutkan paling tidak
ada empat kesimpulan tentang kisah Ashabul Kahfi yang walaupun berbeda dalam rinciannya,
namun sama dalam inti kisahnya”.

Di sisi lain telah ditemukan sekian banyak gua di Epsus, Damaskus, dan di Iskandinavia yang
masing- masing penemunya mengklaim bahwa gua yang mereka temukan itu adalah gua Ashabul
Kahfi, tetapi sayang ciri- ciri gua tidak sepenuhnya sama dengan apa yang dilukiskan Al Qur’an.
Baru pada tahun 1963, Rafiq Wafa Ad- Dajani, seorang arkeolog Yordania, menemukan sebuah

15
gua yang terletak sekitar delapan kilometer dari Amman, Ibu kota Yordania, yang memiliki ciri-
ciri sebagaimana yang dilukiskan Al Qur’an.

Selanjutnya para sejarawan Muslim dan Kristen mengakui bahwa penguasa yang dzalim
dan menindas pengikut nabi Isa AS, antara lain adalah yang memerintah pada tahun 98- 117 m
dan pada sekitar tahun 112 M menetapkan bahwa setiap orang yang menolak menyembah dewa-
dewa dijatuhi hukuman. Dan hukuman yang berlaku pada saat itu adalah dibunuh, dan hal tersebut
disaksikan oleh beberapa pemuda yang kemudian melarikan diri dan mencari perlindungan ke
dalam gua. Dan penguasa yang kejam itu diketahui bernama Diqyanus seorang raja Romawi
pemuja berhala yang berkuasa atas kota Tarasus. Sedang Penguasa yang bijaksana adalah
Theodusius yang memerintah selama tahun 408- 451.

Yang akhirnya pemuda yang melarikan diri dan berlindung dalam gua dan tertidur selama 300
tahun tersebut dibangunkan Allah s.w.t, yang mereka tidak menyadari, bahwa mereka mengira
hanya tidur sehari atau setengah hari saja. Namun ketika ia memerintahkan salah seorang di antara
mereka untuk membeli makanan dengan uang yang mereka bawa mereka terkejut karena uang
yang mereka bawa sudah tidak laku lagi. Yang kemudian mereka baru menyadari bahwa uang
yang mereka miliki itu sudah berumur 300 tahun. Hingga akhirnya Allah s.w.t. mewafatkan
Ashabul Kahfi itu dalam gua tempat berlindung mereka. Dan orang- orangpun berkata, ‘Kami akan
membangun masjid di atas tempat mereka itu”.

16
BAB III
KESIMPULAN

Manusia merupakan makhluk yang mempunyai akal, jasmani dan rohani. Melalui
akalnya manusia dituntut untuk berfikir menggunakan akalnya untuk menciptakan sesuatu
yang berguna dan bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Dan melalui
rohaninya manusia dituntut untuk senantiasa dapat mengolah rohaninya yaitu dengan cara
beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya. Antara manusia dan
peradaban mempunyai hubungan yang sangat erat karena diantara keduanya saling
mendukung untuk menciptakan suatu kehidupan yang sesuai kodratnya. Perubahan ini dapat
diakibatkan karena pengaruh modernisasi yang terjadi dimasyarakat. Masyarakat yang
beradab dapat diartikan sebagai masyarakat yang mempunyai sopan santun dan kebaikan budi
pekerti.

17
DAFTAR PUSTAKA

agustina, E. (2011, April 21). Evaluasi Budaya dan Wujud Peradaban dalam Kehidupan Sosial
Budaya. From blogspot.
Armanto, Y. (2018, September 08). Manusia dan Peradaban. From scirbd:
https://id.scribd.com/document/388535997/Manusia-Dan-Peradaban
Masyhuri, A. A. (2015, Juni 16). Al-Qur'an dan Peradaban Manusia. From journal ptiq:
https://journal.ptiq.ac.id/index.php/alburhan/article/view/66
zain, V. n. (2021, 10 3). Hakikat Manusia Dan Peradaban. From klipaa.com:
https://klipaa.com/story/2090-hakikat-manusia-dan-peradaban

18

Anda mungkin juga menyukai