Jurnal Artikel Arifin Ramdhani
Jurnal Artikel Arifin Ramdhani
Social isolation is one of the symptoms experienced by schizophrenic patients which results in health problems
such as social interaction disorders. The purpose of this scientific paper is to provide nursing care for
schizophrenic patients with social isolation problems, including assessment, data analysis, diagnosis,
intervention, implementation, and nursing evaluation. Nursing care was carried out in the Puntadewa,
Gatotkaca and Nakula wards of the Dr. Regional Mental Hospital. Arif Zainudin Surakarta for five days from
09 December to 14 December 2022. The method used in this scientific paper is a nursing care approach. From
the results of the study, it was found that the patient entered because he was often angry at his home since he
quit his job and had not received a wage and was often alone in his house. Nursing interventions are carried
out to patients with the aim that patients can build a trusting relationship, identify the causes of social
isolation, recognize the disadvantages and advantages of interacting, and be able to practice getting
acquainted gradually with both nurses and other patients. After implementing nursing using the
implementation strategy (SP), in SP 1 the patient was able to mention the causes of social isolation and
practice how to get acquainted. In SP 2, patients are able to practice getting to know other nurses. In SP 3,
patients are able to practice getting to know other patients. In SP 4, the patient was able to socialize with the
group. After implementing the implementation strategy, the problem of Social Isolation nursing was resolved.
Patients with social isolation who have problems interacting with people around them, really need the role of
nurses in providing nursing care. This action can help the patient's healing process.
Abstrak
Isolasi Sosial merupakan salah satu gejala yang dialami oleh pasien skizofrenia yang mengakibatkan gangguan
kesehatan seperti gangguan interaksi sosial. Tujuan karya tulis ilmiah ini adalah guna memberikan asuhan
keperawatan pada pasien skizofrenia dengan masalah isolasi sosial, meliputi pengkajian, analisa data,
diagnosis, intervensi, implementasi, dan evaluasi keperawatan.Asuhan keperawatan dilakukan dibangsal
Puntadewa, Gatotkaca dan Nakula Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Arif Zainudin Surakarta selama lima hari
pada 09 Desember sampai 14 Desember 2022. Metode yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ini adalah
asuhan keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan. Dari hasil pengkajian, didapatkan bahwa pasien
masuk dikarenakan sering marah-marah dirumahnya semenjak berhenti dari pekerjaan nya dan belum
mendapat upah kerja dan sering menyendiri didalam rumahnya. Kemudian diagnosis keperawatan yang
diprioritaskan adalah Isolasi sosial. Karena ditemukan data bahwa pasien memilih menyendiri dan tidak
berminat berinteraksi dengan orang lain. Intervensi keperawatan yang dilakukan kepada pasien adalah dengan
tujuan supaya pasien dapat membina hubungan saling percaya, mengidentifikasi penyebab isolasi sosial,
mengenali kerugian dan keuntungan dalam berinteraksi, dan mampu berlatih berkenalan secara bertahap baik
dengan perawat maupun pasien lainnya. Setelah dilakukan implementasi keperawatan dengan menggunakan
strategi pelaksanaan (SP), pada SP 1 pasien mampu menyebutkan penyebab isolasi sosial dan berlatih cara
berkenalan. Pada SP 2, pasien mampu berlatih berkenalan dengan perawat lainnya. Pada SP 3, pasien mampu
berlatih berkenalan dengan pasien lainnya. Pada SP 4, pasien mampu bersosialisasi dengan kelompok. Setelah
dilakukan strategi pelaksanaan, masalah keperawatan Isolasi Sosial teratasi. Pasien dengan isolasi sosial yang
mengalami masalah dalam berinteraksi dengan orang disekitarnya, sangat memerlukan peran perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan. Tindakan tersebut dapat membantu proses kesembuhan pasien.
How to Cite : Arifin Ramdhani, Ririn Nariati, Filia Icha Sukamto (2022). Studi Kasus: Asuhan Keperawatan
pada Pasien Penderita Skizofrenia dengan Masalah Keperawatan Isolasi Sosial: Menarik Diri. Artikel Ilmiah
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Vol (No): Halaman DOI: ………….
tiba-tiba, isolasi sosial atau menarik diri penyebab dari Isolasi Sosial, membantu
dari pergaulan sosial, dan menurunya pasien mengenal keuntungan berinteraksi
kinerja atau aktivitas sosial sehari hari. serta kerugian tidak melakukan interaksi
Gejala negatif Skizofrenia menyebabkan dengan orang lain, mengajarkan pasien
pasien mengalami gangguan fungsi sosial berkenalan, mengajarkan pasien
yaitu isolasi sosial (Keliat, 2011). Isolasi berinteraksi secara bertahap (berkenalan
sosial memiliki 2 faktor yaitu faktor dengan orang pertama), melatih pasien
predisposisi dan presipitasi. Faktor dari berinteraksi secara bertahap yaitu
predisposisi antara lain yaitu berkenalan dengan dua orang atau
perkembangan dan sosial budaya berkelompok. Pada SP keluarga membantu
sedangkan Faktor dari presipitasi yaitu identifikasi tentang masalah Isolasi Sosial,
stress sosiokultural dan stress psikologis penyebab isolasi sosial, dan cara merawat
(Kusumawati & Hartono, 2010). Isolasi pasien isolasi sosial, melatih serta
sosial juga dikenal mempunyai dampak mempraktekan cara merawat pasien
yang serius yaitu beresiko terjadinya dengan isolasi sosial kepada keluarga
morbiditas maupun mortalitas (Cacioppo et langsung dihadapan pasien (Dermawan &
al, 2015). Isolasi sosial yang dialami Rusdi, 2013).
individu dalam waktu berkepanjangan
METODE PENELITIAN
dapat menyebabkan munculnya masalah
Pada penyusunan karya tulis ini
lain yaitu menarik diri, halusinasi, defisit
penulis menggunakan metode pemecahan
perawatan diri dan risiko perilaku
masalah (problem solving) pendekatan
kekerasan (Trimelia, 2011).
proses keperawatan melalui studi kasus
Strategi Pelaksanaan untuk pasien
dengan teknik penulisan yang digunakan
Skizofrenia dengan Isolasi Sosial
adalah deskriptif. Proses pengambilan data
dilakukan sesuai rencana asuhan
dilakukan dengan cara wawancara dan juga
keperawatan. Dengan tindakan pertama
observasi.”
yaitu melakukan pendekatan dengan
prinsip Bina Hubungan Saling Percaya HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk memberikan rasa saling percaya Asuhan keperawatan Jiwa pada
antara pasien dengan perawat. Perawat Penderita Skizofrenia dengan Masalah
akan lebih mudah melakukan asuhan Keperawatan Isolasi Sosial : Menarik Diri
keperawatan jika rasa saling percaya satu di Bangsal Puntadewa RSJ Dr. Arif
sama lain sudah terbentuk. Tindakan Zainudin Surakarta yang telah dilakukan
selanjutnya membantu pasien mengenal
Health Sciences Journal Vol (No) (Tahun): Hal-Hal Hal
sesuai dengan proses keperawatan yaitu merupakan suatu gangguan atau masalah
pengkajian, perumusan diagnosis, hubungan yang berakibat pada isolasi
perencanaan, implementasi, dan evaluasi sosial.
pada tanggal 8 Desember sampai 14 Pada pengkajian faktor predisposisi,
Desember 2021. Data yang diperoleh Tn. T mengatakan belum pernah
adalah dari melakukan observasi di mengalami gangguan jiwa sebelumnya dan
bangsal, dengan melakukan wawancara baru pertama kali dibawa ke Rumah Sakit
dengan pasien dan perawat yang berada Jiwa. Pasien mengatakan tidak ada anggota
di bangsal Puntadewa serta dari data keluarga yang pernah mengalami
rekam medis pasien. gangguan jiwa. Pasien sebelumnya
Pada saat pengkajian pada tanggal 08 mempunyai pengalaman masa lalu yang
Desember 2021 menggunakan metode tidak menyenangkan yaitu diberhentikan
wawancara dan observasi pada Tn. T dari pekerjaan dan belum mendapatkan
ditemukan data yaitu pada faktor upah kerja. Faktor Sosial Budaya, faktor
presipitasi Pasien suka marah-marah sosial budaya dapat menjadi faktor
dirumahnya semenjak berhenti dari pendukung terjadinya gangguan dalam
pekerjaannya, pasien juga selalu membina hubungan dengan orang lain,
menyendiri, dan tidak pernah bergaul atau misalnya adanya riwayat atau pengalaman
bersosialisasi dengan masyarakat yang tidak menyenangkan pada diri
dilingkungannya. Isolasi sosial memiliki 2 seseorang (Muhith, 2015). Penulis beropini
faktor yaitu faktor predisposisi dan adanya kesamaan antara teori dan fakta
presipitasi. Faktor dari predisposisi antara yaitu pengalaman buruk diberhentikan dari
lain yaitu perkembangan dan sosial budaya pekerjaannya dan belum mendapatkan
sedangkan Faktor dari presipitasi yaitu upah kerja. Kejadian tersebut dapat
stress sosiokultural dan stress psikologis menyebabkan kurangnya rasa percaya diri
akibat masalah keluarga, masalah pada pasien dan berakibat pada masalah
ekonomi, dan masalah pendidikan isolasi sosial.
(Kusumawati dan Hartono, 2010). Menurut Pada pengkajian harga diri, Tn. T
penulis ada persamaan antara teori dan merasa kurang percaya diri karena gagal
fakta dimana pasien Tn. T ketika ia dalam pekerjaannya sehingga membuat
berhenti dari pekerjaannya, kemudian dirinya tidak pernah berinteraksi dengan
dirinya suka marah marah dan memilih orang lain disekitarnya dan lebih memilih
menyendiri daripada berinteraksi dengan untuk menyendiri. Menurut Kusumawati
orang-orang disekitarnya. Perilaku tersebut dan Hartono (2011) pada pasien isolasi
Health Sciences Journal Vol (No) (Tahun): Hal-Hal Hal
sosial muncul adanya perasaan malu kesedihan, kecemasan, dan apatis. Menurut
terhadap diri sendiri, rasa bersalah penulis ada kesamaan antara fakta dan
terhadap diri sendiri, gangguan hubungan teori yaitu Tn. T ketika diwawancarai
sosial, merendahkan martabat, mencederai terlihat raut muka tidak berubah,
diri, dan kurang percaya diri. Menurut pandangan mata yang mudah teralihkan,
penulis ada keterkaitan antara fakta dan suara yang monoton. Hal itu sesuai dengan
teori dimana masalah yang terjadi terhadap manifestasi pasien isolasi sosial yang
pasien terutama dalam hal pekerjaan dapat menandakan adanya rasa kesepian, emosi
memicu stresor psikologis yang membuat yang berubah-ubah dan kesedihan.
pasien menjadi cemas, merasa bersalah, Dari hasil penelitian ini diagnosis
dan kurang percaya diri. yang mungkin muncul yaitu: Isolasi sosial:
Pada pengkajian pembicaraan, pasien Menarik diri. Diagnosis keperawatan
tidak mampu memulai pembicaraan, prioritas yang diangkat berdasarkan core
terkadang diam dan pasien menjawab problem adalah Isolasi Sosial. Alasan
dengan suara lirih dan pelan. Menurut teori mengapa penulis mengangkat diagnosis
kusumawati (2011) verbal pasien dengan tersebut karena berdasarkan data
nada bicara rendah, lambat, tidak memulai pengkajian keluhan utama, tanda dan
percakapan, kurang bicara, apatis. Menurut gejala yang mencangkup data subjektif
penulis adanya kesamaan antara fakta dan yaitu pasien megatakan tidak pernah
teori yang dibuktikan ketika berinteraksi bergaul, tidak pernah mengikuti kegiatan
selama wawancara dimana Tn. T berbicara masyarakat dan data objektif yaitu pasien
dengan nada lirih dan pelan, banyak tampak menyendiri diruangan, tampak lesu
terdiam saat diajak bicara dan juga tidak dan tidak bergairah, tidak berminat
mampu memulai pembicaraan. berinteraksi, tidak mampu memulai
Pada pengkajian afek, didapatkan pembicaraan, kontak mata berkurang dan
fakta bahwa afek pasien datar, tampak raut suara monoton.
muka tidak berubah, suara monoton, Intervensi keperawatan yang telah
pandangan mata yang mudah beralih dan disusun untuk Tn. T yaitu bina hubungan
tidak ada ekspresi perasaan saat saling percaya, bantu Tn. T mengatahui
diwawancarai. Menurut teori Kusumawati penyebab dan memberitahu Tn. T apa
(2011) pada umumnya pasien dengan keuntungan mempunyai teman dan
Isolasi Sosial afek pasien tampak datar, kerugian bila tidak memiliki teman, bantu
emosi pasien berubah-ubah, merasa Tn. T memilih dan melatih cara berkenalan
kesepian, mengalami depresi dan secara bertahap yaitu melatih cara
Health Sciences Journal Vol (No) (Tahun): Hal-Hal Hal
masih bingung dan takut menanyakan hal- 1. Alasan pasien masuk dikarenakan
hal lainnya. Sehingga dibutuhkan dua hari sering marah-marah dirumahnya
untuk mengulangi SP 3. Latihan semenjak berhenti dari
berkenalan dilakukan pada pukul 08.00 pekerjaannya dan belum mendapat
dan 15.00 WIB. Dan pasien mampu upah kerja dan sering menyendiri
berkenalan dengan 2 pasien lain didalam rumahnya dan tidak pernah
diruangannya. bergaul dengan tetangga
Pada hari Selasa tanggal 14 dilingkungannya. Lalu pasien
Desember 2022 penulis mengevaluasi SP 4 dibawa ke RSJD Dr. Arif Zainudin
dan pasien mengatakan merasa senang oleh orang disekitarnya.
karena bisa bercakap-cakap dengan 2. Diagnosis keperawatan yang
beberapa pasien dan perawat. latihan diprioritaskan adalah Isolasi sosial.
dilakukan dua kali sehari pada pukul 08.30 Diagnosis ini diprioritaskan karena
dan pukul 16.00 WIB, dengan hasil pasien setelah penulis melakukan
mampu berkenalan dengan 4 pasien pengkajian dan mengidentifikasi
lainnya dan 4 teman perawat lainnya. data, dapat disimpulkan bahwa Tn.
Selanjutnya penulis mengevaluasi semua T memilih menyendiri dan tidak
SP yang telah dilakukan dan hasilnya pada berminat berinteraksi dengan orang
SP 1 Tn. T mau berlatih cara berkenalan lain sehingga berakibat pada
dan menjelaskan penyebab Isolasi sosial, kurangnya pergaulan dan sosialisasi
SP 2 Tn. T mampu berkenalan dengan dengan orang lain.
teman perawat, SP 3 Tn. T mampu 3. Intervensi keperawatan yang
berkenalan dengan teman/ pasien lainnya, dilakukan penulis kepada Tn. T
SP 4 Tn. T mampu bersosialisasi didalam adalah dengan tujuan supaya Tn. T
kelompok pasien dan perawat. dapat membina hubungan saling
percaya, mengidentifikasi penyebab
KESIMPULAN
isolasi sosial, mengenali kerugian
Setelah penulis melakukan asuhan
dan keuntungan dalam berinteraksi,
keperawatan pada Tn. T selama 5 hari
dan mampu berlatih berkenalan
dengan menggunakan bahan proses
secara bertahap baik dengan
keperawatan yaitu pengkajian, diagnosis,
perawat maupun pasien lainnya.
perencanaan, implementasi, dan evaluasi
4. Implementasi keperawatan
sehingga dapat ditarik kesimpulan:
dilakukan selama 5x24 jam, yang
dimulai pada tanggal 08 – 14
Health Sciences Journal Vol (No) (Tahun): Hal-Hal Hal