Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

TEORI SEL HEWAN

DOSEN PENGAMPU:

MUH ARDIYANSAH S.Pi.,M.Si

Disusun oleh:

THYAS DHARMAWAN. S

NPM: 202305002

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

PRODI MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN

UNEVERSITAS MUHAMMADIYAH MAMUJU

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan
makalah “TEORI SEL HEWAN” ini sebatas pengetahuan dan kemampuan
yang dimiliki. Dan juga saya berterima kasih pada Bapak muh ardianysah
selaku dosen pengampu mata kuliah biologi yang telah memberikan tugas
ini kepada saya.

Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka


menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai permintaan dan
penawaran. saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini
terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang anda harapkan.
Untuk itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
sarana yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi
saya sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya
memohon kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah
ini. Terimahkasih
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................1

DAFTAR ISI............................................................................................................2

BAB 1.......................................................................................................................4

PENDAHULUAN....................................................................................................4

A. Latar belakang..............................................................................................4
B. Rumusan masalah.........................................................................................4
C. Manfaat penulisan........................................................................................4

BAB 2.......................................................................................................................5

PEMBAHASAN......................................................................................................5

A. Nukleus........................................................................................................5
B. Membran plasma..........................................................................................7
C. Sitoplasma....................................................................................................9
D. Retikulum endoplasma...............................................................................10
E. Mitokondria................................................................................................12
F. Mikrofilamen..............................................................................................14
G. Lisosom......................................................................................................16
H. Peroksisom.................................................................................................17
I. Ribosom.....................................................................................................18
J. Sentriol.......................................................................................................18
K. Mikrotubulus..............................................................................................20
L. Badan golgi................................................................................................21
M. Nukleolus...................................................................................................22
N. Nukleoplasma.............................................................................................23
O. Membran inti..............................................................................................24
BAB 3....................................................................................................................26

PENUTUPAN........................................................................................................26

Penutupan..........................................................................................................26

Saran..................................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................27
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Biologi merupakan ilmu yang mempelajari seluruh aspek kehidupan.


Dalam kehidupan sehari-hari biologi mengampil peran yang sangat penting.
Untuk itulah kita mempelajari biologi khususnya tentang Sel. Ini dikarenakan sel
merupakan dasar dari sebuah kehidupan. Sel-sel tersebut membentuk kesatuan
untuk membetuk kehidupan. Kita bisa lihat bahwa alam semesta ini begitu luas.
Namun apabila kita selidiki lebih dalam lagi ternyata terdapat kehidupan yang
lebih kecil dan lebih sederhana dari yang kita bayangkan masa kemasa dilakukan
penelitian dan penemuan tentang sel. Dimulai dari penemuan Robert Hook dengan
sel gabusnya pada tahun 1665 sampai sekarang pun masih dilakukan penelitian
bahkan sudah mencapai tahap materi genetik.

Sel merupakan inti struktural dan fungsional pada makhluk hidup. Bentuk
sel ada yang pipih, memanjang, sangat panjang dan bikonkaf. Sedangkan ukuran
dari sel umumnya mikroskopis. Tumbuhan termasuk organisme multiseluler yang
terdiri dari berbagai jenis sel terspesialisasi yang bekerjasama melakukan
fungsinya.

B. Rumusan Masalah

-Apa saja yang termasuk sel hewan?

-Bagaimana fungsi dan struktur sel hewan

C. Manfaat Penulisan

-Agar dapat mengetahui tentang sel hewan

-Agar dapat mengetahui fungsi dan struktur sel hewan


BAB II

PEMBAHASAN

A. Nukleus

Nukleus atau inti sel adalah satu bagian sel di antara beberapa bagian
penyusun seluruh bangunan sel. Nukleus atau Inti sel merupakan bagian sel yang
berfungsi sebagai pusat perintah atau pengendali aktivitas sel karena adanya
benang-benang kromosom di dalam nukleus. Pada umumnya, sel-sel memiliki
satu nukleus inti. Namun, sesuai dengan fungsinya, ada juga sel yang memiliki
dua atau lebih inti. Nukleus adalah bagian sel yang ukurannya lebih besar
dibandingkan dengan organel sel pada umumnya, yaitu berukuran antara 10 - 20
nm. Letak nukleus kadang di tengah atau di bagian tepi, berbentuk bulat atau
lonjong menyerupai cakram. Nukleus dibatasi olehmembran inti (selaput inti)
yang mengontrol sesuatu yang bisa masuk dan keluar nukleus. Nukleus
diperlukan untuk mengontrol reaksi- reaksi kimia, pertumbuhan, pembelahan sel.
Nukleus juga bertugas untuk membawa perintah sintesis di inti DNA karena
didalamnya mengandung sandi DNA (DNA code) untuk menentukan urutan asam
amino protein.

Fungsi Nukleus

Mengandung Materi Genetik: Nukleus mengandung DNA (asam


deoksiribonukleat) yang merupakan materi genetik sel. DNA ini mengandung
instruksi genetik untuk mengendalikan sintesis protein dan menjalankan fungsi-
fungsi seluler.

Transkripsi: Di dalam nukleus, proses transkripsi terjadi, yaitu penguraian DNA


menjadi asam ribonukleat (RNA) oleh enzim RNA polimerase. RNA kemudian
berperan dalam sintesis protein di sitoplasma.
Regulasi Genetik: Nukleus mengontrol ekspresi gen, yang berarti nukleus
mengatur bagaimana gen-gen dalam DNA diaktifkan atau dinonaktifkan. Ini
memungkinkan sel untuk merespons perubahan dalam lingkungan dan mengatur
fungsi-fungsi seluler.

Pembelahan Sel: Nukleus juga terlibat dalam pembelahan sel, baik melalui
mitosis (pembelahan sel identik) atau melalui meiosis (pembelahan sel yang
menghasilkan sel-sel reproduktif).

Penyimpanan Informasi Genetik: Nukleus berfungsi sebagai penyimpanan dan


perlindungan materi genetik sel. Ini memungkinkan integritas DNA tetap terjaga.

Pengaturan Transkripsi Gen: Nukleus mengatur tingkat transkripsi gen


berdasarkan kebutuhan sel, menghasilkan RNA yang diperlukan untuk sintesis
protein tertentu.

Pengaturan Pemeliharaan Seluler: Nukleus juga mengandung nukleolus, yang


berperan dalam sintesis ribosom, yang diperlukan untuk produksi protein.

Struktur Nukleus

Membran Nukleus: Nukleus dikelilingi oleh membran nukleus (juga disebut


selaput inti) yang memisahkan nukleus dari sitoplasma sel.

Nukleoplasma: Ini adalah cairan dalam nukleus di mana berbagai komponen


nukleus terlarut, termasuk DNA, RNA, dan protein.

Kromatin: DNA di dalam nukleus ada dalam bentuk kromatin, yang merupakan
benang panjang DNA yang terorganisir. Kromatin terdiri dari DNA dan protein
histon.

Nukleolus: Ini adalah struktur kecil yang terdapat di dalam nukleoplasma dan
berperan dalam produksi ribosom. Di dalam nukleolus, ribosom RNA (rRNA)
disintesis.
B. Membran sel

Membran sel disebut juga dengan membran plasma. Membran sel adalah
sebuah selaput tipis yang menyelimuti sebuah sel. Sifat membran sel sangat fluid
dan dinamis. Membran sel atau membran plasma menjadi batas antara organel sel
yang ada di dalam sel dengan lingkungan luar. Bagian dari sel yang bersifat
semipermeable adalah membran sel. Mengapa? Karena membran sel berperan
sebagai dinding pelindung atau barrier untuk mempertahankan komposisi antara
bagian dalam dan luar sel. Sifat semipermeabel inilah yang memungkinkan
membran sel dalam dilewati oleh molekul atau ion tertentu yang digunakan sel
untuk keberlangsungan hidup sel. Perpindahan zat-zat ini dapat terjadi arena
keberadaan protein transporter dan saluran ion yang terdapat pada membran sel.
Pada membran sel juga terdapat daerah yang disebut dengan junction gap, tempat
dimana material dapat berpindah dan bertukar tempat antara sel satu dengan sel
lainnya.

Fungsi Membran Sel

Pelindung: Membran sel melindungi isi sel dari lingkungan eksternal yang
mungkin berbeda secara kimia atau fisik, seperti mengontrol apa yang dapat
masuk atau keluar dari sel.

Pengaturan Transport: Membran sel memiliki protein transport yang mengatur


aliran zat-zat seperti ion, nutrisi, dan produk limbah ke dalam dan keluar dari sel.
Ini menjaga keseimbangan kimia yang diperlukan untuk fungsi sel.

Komunikasi Seluler: Membran sel mengandung reseptor yang mendeteksi sinyal


kimia eksternal, seperti hormon, dan mentransduksi pesan ini ke dalam sel untuk
merespons.

Identifikasi Sel: Berkat glikoprotein dan glikolipid yang ada di membran, sel
dapat dikenali oleh sel lain, seperti dalam sistem kekebalan tubuh.
Pencernaan dan Metabolisme: Pada sel hewan, membran sel membentuk vesikel
yang digunakan dalam proses endositosis dan eksositosis, yang terlibat dalam
pencernaan dan transportasi zat-zat dalam sel.

Mempertahankan Keseimbangan Ion: Membran sel mengatur konsentrasi ion


seperti natrium (Na+), kalium (K+), dan kalsium (Ca2+) dalam sel, yang sangat
penting untuk fungsi sel dan berbagai proses biokimia.

Bentuk dan Struktur: Membran sel memberikan bentuk dan struktur sel, dan dapat
berpartisipasi dalam pembentukan atau perubahan bentuk sel.

Penerimaan dan Pengiriman Sinyal: Membran sel terlibat dalam pengenalan dan
transduksi sinyal yang penting dalam berbagai proses seluler, termasuk
pertumbuhan, diferensiasi, dan respons terhadap lingkungan.

Struktur membran sel

Lipid Bilayer: Membran sel terdiri dari lapisan ganda lipid yang disebut lipid
bilayer. Lipid ini terutama terdiri dari fosfolipid, yang memiliki dua bagian:
kepala polar yang bersifat hidrofilik (menyukai air) dan ekor nonpolar yang
bersifat hidrofobik (takut air). Ini menciptakan lapisan yang dapat memisahkan
kompartemen sel dari lingkungan luar.

Protein Transmembran: Protein-protein yang melewati seluruh ketebalan lipid


bilayer disebut protein transmembran. Mereka memiliki berbagai fungsi, termasuk
transport zat-zat ke dalam dan keluar dari sel, serta deteksi dan transduksi sinyal.

Protein Perifer: Protein-protein ini melekat pada permukaan luar atau dalam lipid
bilayer dan berinteraksi dengan membran sel tanpa menembus lapisan lipid.
Mereka berperan dalam berbagai proses, seperti struktur membran dan pengaturan
transport.

Glikolipid dan Glikoprotein: Ini adalah lipida dan protein yang memiliki rantai
gula terikat ke permukaan membran sel. Mereka berperan dalam pengenalan sel
dan interaksi sel-sel.
Kolesterol: Kolesterol tersebar di dalam lipid bilayer dan berkontribusi pada
fleksibilitas dan kestabilan membran sel.

C. Sitoplasma

Sitoplasma adalah bagian sel yang terbungkus membran plasma. Sitoplasma


terdiri dari air, protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin. Pada sel
eukariota, sitoplasma adalah bagian non-nukleus dari protoplasma. Pada
sitoplasma terdapat sitoskeleton, berbagai organel dan vesikuli, serta sitosol yang
berupa cairan tempat organel melayang-layang di dalamnya. Sitosol mengisi
ruang sel yang tidak ditempati organel dan vesikula dan menjadi tempat banyak
reaksi biokimiawi serta perantara transfer bahan dari luar sel ke organel atau inti
sel. Sitoplasma bersifat koloid. Ukuran partikel yang terlarut adalah 0,001-0,1
mikron dan bersifat transparan. Sitoplasma terdapat di dalam sel tapi berada di
luar nukleus dan organel-organel sel

Fungsi Sitoplasma

Tempat Reaksi Kimia: Sitoplasma adalah tempat reaksi kimia utama dalam sel.
Banyak reaksi biokimia yang penting untuk kehidupan sel terjadi di dalam
sitoplasma. Ini termasuk proses seperti glikolisis, respirasi selular, dan sintesis
protein.

Penyokong Struktural: Sitoplasma memberikan kerangka struktural sel yang


mendukung organel dan struktur seluler lainnya. Ini membantu menjaga bentuk
sel dan mengatur lokasi organel di dalamnya.

Tempat Proses Transport: Molekul-molekul, seperti protein, lipid, RNA, dan ion,
dapat bergerak di seluruh sitoplasma melalui berbagai proses transport seluler. Ini
mencakup transport melalui difusi, osmosis, dan transport aktif.

Pusat Metabolisme: Banyak proses metabolik, seperti pembelahan sel, sintesis


protein, dan pemecahan nutrien, terjadi di dalam sitoplasma.
Struktur Sitoplasma:

Struktur sitoplasma cukup kompleks dan melibatkan berbagai komponen.


Beberapa elemen utama dalam struktur sitoplasma adalah:

Situs Ribosom: Ribosom adalah struktur berbentuk butiran yang bertanggung


jawab untuk sintesis protein. Mereka dapat ditemukan tersebar di seluruh
sitoplasma dan juga terkonsentrasi dalam organel tertentu, seperti retikulum
endoplasma dan mitokondria.

Filamen Sitoskeleton: Sitoskeleton adalah jaringan serat yang terdiri dari protein-
protein seperti mikrotubulus, filamen aktin, dan filamen intermedier. Ini
memberikan dukungan struktural dan memungkinkan pergerakan organel dan
material dalam sel.

Organel: Sitoplasma berisi berbagai organel seperti mitokondria, retikulum


endoplasma, badan Golgi, lisosom, dan banyak lagi. Organel ini memiliki fungsi
khusus dalam sel dan berinteraksi dalam proses seluler.

Citosol: Cytosol adalah cairan sitoplasma yang mengisi ruang antara organel dan
struktur dalam sel. Ini mengandung berbagai molekul seperti ion, nutrien, protein,
dan ribosom.

D. Retikulum Endoplasma

Retikulum endoplasma, juga dikenal sebagai retikulum endoplasma atau ER,


adalah sebuah sistem membran lipida dalam sel yang terdiri dari dua bagian:
retikulum endoplasma kasar (RER) dan retikulum endoplasma halus (SER). RER
memiliki ribosom yang menempel pada permukaannya dan terlibat dalam sintesis
protein, sementara SER tidak memiliki ribosom dan berperan dalam berbagai
proses metabolik, seperti metabolisme lipid. ER adalah bagian penting dari sistem
transport intraseluler dan berkontribusi pada berbagai fungsi seluler.
Fungi retukulum endoplasma

Sintesis Protein: Retikulum endoplasma kasar (RER) memiliki ribosom yang


menempel pada permukaannya. Ribosom ini membantu dalam sintesis protein,
terutama protein yang akan diimpor ke dalam membran sel atau akan diekspor
dari sel.

Sintesis Lipid: Retikulum endoplasma halus (SER) terlibat dalam sintesis lipid,
termasuk fosfolipid dan steroid. Ini penting untuk pembentukan membran sel dan
produksi lipid khusus seperti hormon steroid.

Detoksifikasi: SER juga berperan dalam detoksifikasi berbagai zat beracun dan
obat-obatan. Sel-sel hati mengandung SER yang aktif dalam mengubah senyawa
beracun menjadi bentuk yang lebih mudah diekskresikan oleh tubuh.

Penyimpanan Kalsium: SER adalah tempat penyimpanan kalsium dalam sel.


Kalsium dilepaskan dari SER saat diperlukan untuk berbagai proses seluler,
seperti kontraksi otot.

Sintesis dan Modifikasi Lipid: ER membantu dalam sintesis dan modifikasi lipid
yang digunakan dalam membran sel dan organel lainnya.

Struktur retikulum endoplasma

Retikulum Endoplasma Kasar (RER):

Ribosom Terikat: RER memiliki ribosom yang menempel pada permukaannya,


yang memberikan tampilan kasar pada mikroskop. Ribosom di sini adalah tempat
sintesis protein yang akan diimpor ke dalam organel lain atau diekspor dari sel.

Kantong dan Saluran: RER terdiri dari sejumlah kantong dan saluran yang
membentang melalui sitoplasma sel. Struktur ini membantu dalam pengangkutan
dan pengolahan protein.
Retikulum Endoplasma Halus (SER):

Tidak Memiliki Ribosom Terikat: SER tidak memiliki ribosom terikat pada
permukaannya, sehingga tampak halus di bawah mikroskop.

Kantong dan Saluran Juga Ada: Seperti RER, SER juga terdiri dari kantong dan
saluran, tetapi lebih sederhana dan terlibat dalam berbagai fungsi seluler,
termasuk metabolisme lipid dan detoksifikasi.

E. Mitotokondria

Mitokondria adalah organel sel yang memiliki peran utama dalam proses produksi
energi dalam sel, yang dikenal sebagai respirasi sel. Mitokondria menghasilkan
adenosin trifosfat (ATP), yang merupakan sumber utama energi untuk berbagai
proses seluler. Mereka juga memiliki DNA tersendiri dan merupakan bagian
penting dalam pewarisan genetik. Mitokondria ditemukan dalam hampir semua
sel eukariotik, termasuk sel manusia.

Fungsi mitokondria

Produksi Energi: Mitokondria menghasilkan energi dalam bentuk adenosin


trifosfat (ATP) melalui proses respirasi sel. Ini adalah sumber utama energi yang
digunakan oleh sel untuk melakukan berbagai fungsi biologis.

Metabolisme Lipid: Mitokondria terlibat dalam metabolisme lemak, termasuk


oksidasi asam lemak, yang menghasilkan energi dari lemak.

Regulasi Proses Seluler: Mitokondria berkontribusi pada regulasi berbagai proses


seluler, termasuk pengaturan kadar ion kalsium dalam sel.

Apoptosis: Mitokondria juga terlibat dalam regulasi kematian sel terprogram,


yang dikenal sebagai apoptosis.
Pembentukan Reaksi Redoks: Mitokondria adalah tempat utama reaksi oksidasi-
reduksi (redoks) dalam sel, yang penting dalam menghasilkan energi dan
menghilangkan radikal bebas.

Pewarisan Genetik: Mitokondria memiliki DNA tersendiri dan berperan dalam


pewarisan genetik. Mereka juga dapat membelah diri secara independen.

Struktur mitokondria

Membran Mitokondria: Mitokondria memiliki dua lapisan membran yang


mengelilinginya. Lapisan luar adalah membran luar mitokondria, sementara
lapisan dalam disebut membran dalam mitokondria.

Ruang Antarmembran: Ruang di antara membran luar dan membran dalam


disebut ruang antarmembran. Ini penting untuk transport molekul ke dalam
mitokondria.

Ruang Mitokondria: Di dalam membran dalam terdapat ruang mitokondria yang


disebut matriks mitokondria. Matriks mengandung berbagai enzim, DNA
mitokondria, dan ribosom mitokondria.

Krista: Permukaan membran dalam mitokondria memiliki lipatan-lipatan yang


disebut krista. Krista meningkatkan luas permukaan membran, yang diperlukan
untuk proses produksi energi (respirasi sel) karena banyak enzim yang terlibat
dalam respirasi terdapat di sini.

DNA Mitokondria: Mitokondria memiliki DNA tersendiri yang berbeda dari


DNA nukleus sel. DNA mitokondria memungkinkan mitokondria untuk
mengontrol produksi sebagian besar protein yang diperlukan untuk fungsi mereka.
F. Mikrofilamen

Mikrofilamen adalah salah satu jenis serat protein dalam sel yang termasuk dalam
sitoskeleton, yakni kerangka internal sel. Komponen utama dari mikrofilamen
adalah protein aktin, yang membentuk filamen-filamen tipis yang memiliki
berbagai fungsi dalam sel

Fungsi mikrofilamen

Pengaturan Bentuk Sel: Mikrofilamen membentuk kerangka internal yang


membantu dalam menjaga bentuk sel. Mereka terlibat dalam memberikan
dukungan mekanik dan stabilitas struktural.

Pergerakan Sel: Mikrofilamen terlibat dalam pergerakan seluler, seperti


pergerakan ameboid di mana sel mengubah bentuknya untuk bergerak. Mereka
juga terlibat dalam sitoplasma streaming, yaitu pergerakan materi di dalam sel.

Pembelahan Sel: Mikrofilamen berperan dalam proses pembelahan sel, seperti


pembelahan sel selama mitosis dan meiosis. Mereka membantu membagi sel
dengan membentuk cincin kontraktile yang membagi sel menjadi dua.

Kontraksi Otot: Mikrofilamen aktin berfungsi dalam kontraksi otot. Ketika otot
berkontraksi, filamen-filamen aktin bergeser dan menghasilkan pergerakan.

Endositosis dan Eksositosis: Mikrofilamen terlibat dalam proses endositosis


(mengambil materi ke dalam sel) dan eksositosis (mengeluarkan materi dari sel).
Mereka membentuk struktur seperti pseudopodia untuk menangkap partikel atau
membran vesikel yang diperlukan untuk transport.

Dukungan Transport Seluler: Mikrofilamen membantu mengarahkan vesikel


intraseluler ke lokasi yang tepat dalam sel, yang penting dalam proses transport
intraseluler.

Interaksi Sel-Sel dan Adhesi: Mikrofilamen juga terlibat dalam interaksi antara sel
dan adhesi seluler. Mereka membantu sel berinteraksi dengan sel-sel tetangga dan
dengan matriks ekstraseluler.
Struktur mikrofilamen

Membran Mitokondria: Mitokondria memiliki dua lapisan membran yang


mengelilinginya. Lapisan luar adalah membran luar mitokondria, sementara
lapisan dalam disebut membran dalam mitokondria.

Ruang Antarmembran: Ruang di antara membran luar dan membran dalam


disebut ruang antarmembran. Ini penting untuk transport molekul ke dalam
mitokondria.

Ruang Mitokondria: Di dalam membran dalam terdapat ruang mitokondria yang


disebut matriks mitokondria. Matriks mengandung berbagai enzim, DNA
mitokondria, dan ribosom mitokondria.

Krista: Permukaan membran dalam mitokondria memiliki lipatan-lipatan yang


disebut krista. Krista meningkatkan luas permukaan membran, yang diperlukan
untuk proses produksi energi (respirasi sel) karena banyak enzim yang terlibat
dalam respirasi terdapat di sini.

DNA Mitokondria: Mitokondria memiliki DNA tersendiri yang berbeda dari


DNA nukleus sel. DNA mitokondria memungkinkan mitokondria untuk
mengontrol produksi sebagian besar protein yang diperlukan untuk fungsi mereka.

Ribosom Mitokondria: Ribosom di mitokondria digunakan untuk sintesis protein


yang diperlukan oleh mitokondria itu sendiri.
G. Lisosom

Lisosom adalah organel sel yang memiliki peran penting dalam pemrosesan
limbah sel, pencernaan zat-zat yang tidak diperlukan, dan penguraian
makromolekul. Berikut informasi lebih detail:

Fungsi Lisosom

Pencernaan Intraseluler: Lisosom berperan dalam pencernaan intraseluler. Mereka


mencerna partikel-partikel besar, seperti sel-sel mati, organel sel yang rusak, dan
partikel-partikel asing yang telah diambil oleh sel.

Pemrosesan Limbah Sel: Lisosom membantu sel untuk menghilangkan limbah


dan sisa-sisa metabolisme, sehingga menjaga kebersihan dan fungsi sel.

Peran dalam Autopagia: Autopagia adalah proses dimana sel mengurai bagian-
bagian dirinya sendiri, seperti organel yang rusak. Lisosom berperan penting
dalam proses ini.

Penyimpanan Enzim: Lisosom juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan enzim


hidrolitik dan mengatur pelepasan enzim tersebut sesuai kebutuhan sel.

Struktur Lisosom

Lisosom berbentuk vesikel yang dikelilingi oleh membran ganda. Membran luar
lisosom melindungi sel dari enzim-enzim yang ada di dalamnya. Lisosom
mengandung berbagai jenis enzim yang bekerja pada berbagai pH, sehingga
mereka dapat mengurai berbagai jenis molekul.
H. Peroksisom

Peroksisom adalah organel sel yang berbentuk seperti vesikel kecil yang terdapat
di dalam sitoplasma sel eukariotik. Mereka memiliki membran ganda dan
mengandung berbagai enzim yang terlibat dalam reaksi oksidasi.

Fungsi Peroksisom

Oksidasi Asam Lemak: Salah satu fungsi utama peroksisom adalah mengoksidasi
asam lemak. Ini berarti mereka memecah asam lemak menjadi molekul yang lebih
kecil, yang kemudian dapat digunakan untuk energi atau untuk sintesis molekul
lain.

Detoksifikasi: Peroksisom juga berperan dalam proses detoksifikasi sel. Mereka


dapat menghilangkan toksin seperti hidrogen peroksida yang dapat merusak sel.

Sintesis Lipid: Beberapa jenis peroksisom terlibat dalam sintesis lipid, terutama
dalam pembentukan plasmalogen, yang penting untuk struktur membran sel.

Struktur Peroksisom

Peroksisom dikelilingi oleh membran ganda, yang terdiri dari lapisan dalam dan
lapisan luar.

Di dalam membran ini, peroksisom mengandung enzim-enzim yang terlibat dalam


oksidasi asam lemak dan reaksi-detoksifikasi.

Ukuran peroksisom bervariasi antara jenis sel dan dapat berubah seiring
kebutuhan sel.

Mereka sering ditemukan bersama dengan organel lain seperti mitokondria dan
retikulum endoplasma, yang memungkinkan kerja sama dalam berbagai proses
seluler.
I. Ribosom

Ribosom adalah struktur seluler yang terdiri dari RNA ribosom dan protein-
protein. Ribosom terlibat dalam proses translasi, di mana ribosom membaca
informasi genetik dari mRNA (messenger RNA) dan menggunakan informasi ini
untuk membangun rantai polipeptida protein.

Fungsi Ribosom

Fungsi utama ribosom adalah menyusun rantai polipeptida protein. Proses ini
melibatkan penggabungan asam amino sesuai dengan urutan yang ditentukan oleh
urutan basa pada mRNA. Ribosom memiliki dua subunit, yaitu subunit besar dan
subunit kecil, yang bekerja sama dalam proses sintesis protein. Ribosom juga
berperan dalam mengatur kecepatan sintesis protein sesuai dengan kebutuhan sel.

Struktur Ribosom

Struktur ribosom terdiri dari dua subunit, yaitu subunit besar dan subunit kecil.
Subunit-subunit ini terdiri dari RNA ribosom (rRNA) dan protein-protein
ribosom. Subunit-subunit ini bergabung selama proses translasi ketika mRNA
dijepit oleh ribosom. Struktur ribosom ini memiliki celah tempat asam amino
disusn menjadi rantai polipeptida.

J. Sentriol

Sentriol adalah struktur silindris dengan diameter sekitar 0,2 mikrometer yang
terletak di dekat inti sel pada sel hewan. Sentriol biasanya ditemukan dalam
pasangan yang disebut sentrosom.

Fungsi Sentriol

Sentriol berperan penting dalam pembelahan sel (mitosis dan meiosis) dengan
membantu mengatur pembentukan spindle selama proses ini.
Mereka juga berkontribusi dalam pembentukan silia dan flagela, yang digunakan
oleh sel untuk pergerakan dan peredaran cairan di sekitarnya.

Sentriol berperan dalam organisasi mikrotubulus sel, yang merupakan komponen


penting dalam struktur sel, seperti sitoskeleton.

Struktur Sentriol

Sentriol terdiri dari sembilan set triplet mikrotubulus yang tersusun dalam
lingkaran. Ada satu sentriol "ibu" dan satu sentriol "anak" dalam pasangan sentriol
yang terdapat dalam sentrosom.

Sentriol "ibu" memiliki peran dalam pembentukan sentriol "anak" selama


pembelahan sel.

Mikrotubulus dalam sentriol memiliki susunan khas yang membentuk pola 9+0,
berbeda dengan mikrotubulus dalam silia dan flagela yang memiliki pola 9+2.
K. Mikrotubulus

Mikrotubulus adalah serat silindris berdiameter sekitar 25 nanometer yang terbuat


dari protein tubulin. Mikrotubulus merupakan salah satu jenis filamen sitoskeleton
dalam sel.

Fungsi Mikrotubulus

Pembentukan Struktur Sel: Mikrotubulus berperan sebagai kerangka penopang


internal sel. Mereka memberikan bentuk sel dan mendukung organisasi struktur
internal.

Pembelahan Sel: Mikrotubulus terlibat dalam pembentukan spindle sel selama


pembelahan sel (mitosis dan meiosis), yang memungkinkan pemisahan
kromosom.

Pergerakan Seluler: Mikrotubulus terlibat dalam pembentukan silia dan flagela,


yang digunakan oleh sel untuk pergerakan dan peredaran cairan di sekitarnya.

Transport intraseluler: Mikrotubulus membentuk "jalan" untuk transport


intraseluler melalui motor protein seperti kinesin dan dynein. Mereka
memindahkan organel dan vesikel dalam sel.

Mendukung Integritas Sel: Mikrotubulus membantu mempertahankan kestabilan


dan integritas sel dengan berperan dalam mekanisme pertahanan sel terhadap
tekanan fisik.

Struktur Mikrotubulus

Mikrotubulus terdiri dari dimer protein tubulin yang terikat bersama. Dua jenis
utama tubulin adalah alpha-tubulin dan beta-tubulin.

Mikrotubulus memiliki struktur berpola dengan 13 protofilamen yang tersusun


melingkar. Masing-masing protofilamen terdiri dari rantai tubulin yang
bergantian.
Polimerisasi dan depolimerisasi tubulin adalah proses yang memungkinkan
mikrotubulus untuk tumbuh dan menyusut, yang penting dalam proses seluler
seperti pembelahan sel dan pergerakan seluler.

L. Badan golgi

Badan Golgi adalah organel seluler yang terdiri dari sejumlah vesikel dan
membran lipida. Organel ini terletak di dekat inti sel dan sering terlihat sebagai
tumpukan lempengan beralur (cisternae) yang terlihat seperti tumpukan panekuk.

Fungsi Badan Golgi

Modifikasi Protein: Salah satu fungsi utama Badan Golgi adalah memodifikasi
protein-protein yang diproduksi oleh ribosom. Modifikasi meliputi penambahan
gula, lipida, dan berbagai kelompok kimia yang mengubah sifat dan fungsi
protein.

Pemrosesan dan Sorting: Badan Golgi memproses molekul dari berbagai sumber,
termasuk protein dan lipid, dan mengarahkan mereka ke destinasi yang tepat
dalam sel. Ini melibatkan sorting dan pengepakan molekul ke dalam vesikel
transport yang sesuai.

Pembentukan Vesikel Sekresi: Badan Golgi juga bertanggung jawab untuk


membentuk vesikel sekresi yang mengandung zat-zat seperti enzim pencernaan
yang akan diekspor dari sel.

Pembentukan Lisosom: Badan Golgi berperan dalam pembentukan lisosom,


organel yang berfungsi untuk mencerna materi seluler yang sudah tidak
dibutuhkan.

Struktur Badan Golgi

Badan Golgi terdiri dari serangkaian cisternae yang berbentuk lempengan, yang
terletak berdekatan satu sama lain. Cisternae ini memiliki tiga bagian utama:
mukosa cis (dekat inti sel), mukosa trans (dekat membran sel), dan mukosa medial
di antara keduanya.

Vesikel transport mengangkut materi ke dalam dan keluar dari Badan Golgi.
Molekul-molekul yang memasuki Badan Golgi melalui mukosa cis dan kemudian
mengalami modifikasi dan perubahan sebelum akhirnya diarahkan ke mukosa
trans untuk dilepaskan dari sel atau digunakan di dalam sel.

M. Nukleolus

Nukleolus adalah struktur berbentuk butiran atau bintik yang terdapat di dalam
nukleus sel eukariotik. Nukleolus terdiri dari protein dan RNA ribosom yang
disebut rRNA (ribosomal RNA).

Fungsi Nukleolus

Pembentukan Ribosom: Nukleolus adalah tempat utama di mana rRNA direkam


dan diproses menjadi komponen ribosom. rRNA adalah salah satu komponen
penting dari ribosom, yang merupakan struktur yang bertanggung jawab atas
sintesis protein dalam sel. Dengan kata lain, nukleolus merupakan pabrik ribosom
di dalam sel.

Montase Komponen Ribosom: Nukleolus juga bertanggung jawab untuk merakit


komponen-komponen ribosom, termasuk rRNA, protein ribosom, dan RNA
transfer. Ini adalah langkah awal dalam pembentukan subunit ribosom yang
kemudian akan disatukan untuk membentuk ribosom lengkap.

Struktur Nukleolus

Nukleolus tidak memiliki membran yang memisahkan dari nukleus. Ini adalah
struktur yang terletak di dalam nukleus sel.

Nukleolus terdiri dari beberapa komponen, termasuk fibril nukleolar, granula


nukleolar, dan matriks nukleolar. Granula nukleolar mengandung rRNA dan
protein ribosom, sementara fibril nukleolar adalah jaringan serat di dalam
nukleolus yang mengandung rRNA dan protein.

Nukleolus memiliki struktur yang dinamis, dengan perubahan dalam ukuran dan
bentuk tergantung pada aktivitas seluler dan kebutuhan sintesis ribosom.

N. Nukleoplasma

Nukleoplasma adalah materi genetik, nukleolus, dan berbagai komponen lain yang
ditemukan di dalam nukleus sel eukariotik. Ini adalah bagian inti sel yang
berfungsi sebagai tempat penyimpanan dan pemrosesan materi genetik dan
berperan penting dalam regulasi ekspresi gen.

Fungsi Nukleoplasma

Penyimpanan Materi Genetik: Nukleoplasma adalah tempat penyimpanan materi


genetik, yang terutama terdiri dari DNA dalam bentuk kromatin. Ini adalah DNA
yang mengandung instruksi untuk sintesis protein dan regulasi seluler lainnya.

Pemrosesan Materi Genetik: Nukleoplasma juga berperan dalam pemrosesan


materi genetik, termasuk transkripsi (penyalinan RNA dari DNA), pembentukan
ribosom dalam nukleolus, dan regulasi ekspresi gen.

Regulasi Aktivitas Gen: Nukleoplasma memainkan peran dalam regulasi ekspresi


gen dengan mengontrol akses gen ke mesin transkripsi dan faktor-faktor regulasi.

Struktur Nukleoplasma

Nukleoplasma terdiri dari berbagai komponen yang meliputi:

Kromatin: Kromatin adalah DNA yang digulung pada protein histon, yang ada
dalam bentuk kromosom selama pembelahan sel dan mengendap dalam bentuk
benang panjang selama interphase.
Nukleolus: Nukleolus adalah struktur yang terdapat di dalam nukleoplasma yang
berperan dalam pembentukan ribosom.

Nukleoprotein: Ini adalah campuran protein yang terkait dengan DNA dan RNA
dalam nukleoplasma.

RNA: RNA adalah salah satu komponen utama dalam nukleoplasma, terutama
RNA yang diperlukan untuk pembentukan ribosom.

O. Membran inti

Membran inti adalah lapisan ganda fosfolipid yang membentuk batasan luar
nukleus sel eukariotik. Ini adalah membran selektif yang memungkinkan kontrol
lalu lintas molekul antara nukleus dan sitoplasma.

Fungsi Membran Inti

Pemisahan Nukleus dari Sitoplasma: Membran inti memisahkan nukleus dari


sitoplasma, sehingga melindungi materi genetik (DNA) dalam nukleus dari
berbagai komponen sitoplasma dan mempertahankan integritas struktural nukleus.

Kontrol Pergerakan Molekul: Membran inti adalah membran selektif, yang berarti
bahwa ia mengatur lalu lintas molekul ke dan dari nukleus. Ini memungkinkan
hanya molekul-molekul tertentu seperti RNA, protein, dan ion tertentu yang dapat
masuk atau keluar dari nukleus.

Pengaturan Ekspresi Gen: Membran inti memengaruhi ekspresi gen dengan


mengizinkan faktor-faktor regulasi genetik yang mempengaruhi aktivitas gen
untuk berinteraksi dengan DNA di dalam nukleus.

Struktur Membran Inti

Membran inti terdiri dari lapisan ganda fosfolipid, mirip dengan membran sel,
tetapi memiliki sejumlah protein integral yang diselipkan dalam lapisan lipidnya.
Membran inti memiliki pori-pori inti, yang merupakan kompleks protein yang
mengatur lalu lintas molekul antara nukleus dan sitoplasma. Pori-pori ini
memungkinkan RNA, protein, dan molekul kecil lainnya untuk masuk dan keluar
dari nukleus.

Pori-pori inti ini juga berperan dalam menjaga integrasi struktural membran inti
dan nukleus.
BAB 3

PENUTUPAN

Penutupan

Dalam makalah ini, telah dijelaskan pentingnya memahami sel hewan sebagai unit
dasar kehidupan. Saya telah menyelidiki struktur sel hewan, fungsi utamanya, dan
struktur sel hewan. Sel hewan membentuk dasar dari organisme hewan dan
pemahaman tentang mereka kunci dalam memahami perkembangan, kesehatan,
dan penyakit. Ketika kita mengeksplorasi sel hewan, kita juga membuka pintu
untuk penemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan, termasuk biologi,
kedokteran, dan konservasi. Penelitian sel hewan memberikan dasar bagi
terobosan medis dan pemahaman lebih dalam tentang keanekaragaman kehidupan
di Bumi.

Saran

Pentingnya mengetahui sel hewan sebagai unit dasar kehidupan, karena


pengetahuan tidak hanya merangsang rasa ingin tahu ilmiah, tetapi juga memiliki
dampak yang signifikan pada kesehatan manusia, kelertarian lingkungan, dan
perkembangan ilmu pengetahuan kita
DAFTAR PUSTAKA

Anna Poedjiadi dan F.M. Titin Supriyanti, Dasar-Dasar Biokimia,. Jakarta: UI


Press, 2006. Halaman 190.

Ade Sanjaya ., Makalah Perbedaan Sel tumbuhan dan Sel


Hewan,.http://aadesanjaya.blogspot.com/2009/12/bab-i-
pendahuluan.html. 20 MARET

Alberts B. 1994. Biologi Molekuler Sel, Edisi Kedua. Jakarta : PT Gramedia


Pustaka Utama

Campbell Neil A.Reece, Jane B. And Mitchel, Lawrence G. 2002. Biologi Jilid
1.Jakarta: Erlangga.

Foster, Bob. 2008. Koding IPA. Bandung : Ganesha Operation.

www.Google.Com http://informasi-budidaya.b lo gspot.com/2009/11/makalah-


biologi-struktur-dan-fungsi-seL html

Anda mungkin juga menyukai