Makalah Pancasila
Makalah Pancasila
NAMA KELOMPOK :
AKBAR ANUGRAH PRATAMA (23021230008)
MUHAMMAD RIFKY ISLAMIH (23021230001)
MUTIA KHOIRUNISA (23021230006)
DOSEN PENGAMPU :
Dr. JUMMIANA, M.Pd.I
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan
rahmat dan hidayat dan inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
Pancasila dengan berjudul "Dasar-dasar ilmiah pancasila sebagai suatu kesatuan sistematis
dan logis". Sholawat beriringkan salam tak lupa kita curahkan kepada junjungan Nabi besar
Muhammad Saw, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan ke zaman terang
menderang yang kita rasakan ini.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pancasila dengan dosen pengampu Dr. Jummiana, M.Pd.I
Dengan rasa bangga penyusunan makalah ini dihadapkan pada pengetahuan dan
kemampuan serta waktu yang terbatas, sehingga kami sadar bahwa dalam penyusunan
makalah ini jauh dari kata sempurna, untuk itu kami dengan senang hati menerima segala
saran dan masukan yang bersifat membangun. Harapan kami semoga makalah ini dapat
bermanfaat serta bisa menambah ilmu pengetahuan
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1. Latar Belakang................................................................................................................1
2. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
3. Tujuan Makalah..............................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
1. Apa Saja Dasar-Dasar Ilmiah Pancaila Sebagai Suatu Kesatuan Sistematis dan Logis. 3
BAB III.....................................................................................................................................11
KESIMPULAN........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pengetahuan ilmiah dapat disebut juga dengan istilah ilmu, ilmu, menurut The
Liang Gie (1998:15) merupakan seraingaikan kegiatan manusia dengan peikirian dan
menggunakan berbagai tatacara sehingga menghasilkan sekumpulan pengetaahuan
yang teratur mengenai genjala-genjala alami, kemasyarakatan, perorangan dan tujuan
mencapai kebenaran, memperloleh pengalaman, dan memberilan penjelasan, atau
melakukan penerapan. Pengertian ilmu dapat dijelaskan dengan tiga segi yakni
kegiatan, tata cara, dan pengatahuan yang teratur sebagai hasil kegiatan.
Kesatuan logis dari Pancasila diketahui dari pembahasan secara ilmiah ini.
Roeslan Abdul Gani salah seorang tokoh BPUPKI menolak pendapat yang
mengatakan bahwa Pancasila tidak mempunyai kesatuan logika. Roeslan Abdul Gani
dalam menguatkan posisi argumennya mengutip pendapat Kahin yang mengatakan
bahwa Pancasila adalah sebuah sintesis dari gagasan-gagasan Islam modern, ide
demokrasi, sosialisme, dan gagasan demokrasi asli seperti dijumpai di desa-desa dan
dalam komunalisme penduduk asli. Roeslan Abdul Gani juga bersandar pada
pendapat Kahin, mengatakan bahwa Pancasila adalah suatu filsafat sosial yang sudah
dewasa. Konsekuensinya dengan sifat Pancasila yang demikian hendaklah
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dalam arti disesuaikan dengan kemampuan
masing-masing.
1
2. Rumusan Masalah
1. Apa saja dasar-dasar ilmiah Pancaila sebagai suatu kesatuan sistematis dan logis?
2. Bagaimana sila-sila Pancasila sebagai satu kesatuan sistematis dan logis?
3. Apa arti pancasila sebagai satu kesatuan?
4. Bagaimana pancasila sebagai dasar pengetahuan ilmiah?
3. Tujuan Makalah
1. Mengetahui dasar-dasar ilmiah Pancasila sebagai suatu kesatuan sistematis dan
logis.
2. Mengetahui sila-sila Pancasila sebagai satu kesatuan sistematis dan logis.
3. Mengetahui arti Pancasila sebagai satu kesatuan.
4. Mengetahui Pancasila sebagai dasar pengetahuan ilmiah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2. Bagaimana sila-sila Pancasila sebagai satu kesatuan sistematis dan logis
Dalam susunan hierarkis dan piramidal ini, maka Ketuhanan Yang Maha
Esa menjadi basis daripada Kemanusiaan (perikemanusiaan), Persatuan Indonesia
(kebangsaan), kerakyatan dan keadilan sosial.
4
3. Apa Arti Pancasila Sebagai Satu Kesatuan
Pancasila dipandang sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh. Artinya,
Pancasila memiliki sila-sila yang saling mengikat sehingga menjadi keseluruhan
yang bulat. Kesatuan antara sila-sila Pancasila tidak hanya bersifat logis, namun
juga kesatuan dasar ontologis, epistemologis, dan dasar aksiologis. Kelima sila
dalam Pancasila tidak dapat dipisahkan karena pemisahan dapat menyebabkan
Pancasila kehilangan esensi sebagai dasar negara.5
4
Dwi Sulisworo, Tri, dkk. Buku Pancasila, 2012.
5
Irwan Gesmi, S. Sos., M. Si dan Yun Hendri, SH, MH, Buku Ajar Pendidikan Pancasila.
5
Sila Ketuhanan merupakan pemaknaan terhadap nilai-nilai religius yang
berkaitan dengan hubungan antara individu dengan Tuhan.
Sila Kemanusiaan berhubungan dengan aspek moralitas, keteraturan, dan
perwujudan pranata sosial yang beradab.
Sila Persatuan Indonesia menyiratkan makna perwujudan kesatuan dan kasih
sayang terhadap segenap suku bangsa dari Sabang hingga Merauke.
Sila Permusyawaratan dan Perwakilan menyiratkan makna perlunya
demokrasi atas dasar konsensus dalam menyikapi beragam persoalan.
Sila Keadilan Sosial menyiratkan perilaku transparan, adil, dan merata untuk
mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dengan
beragam etnik.
6
untuk dibuktikan kebenarannya dalam kehidupan sehari-hari. Setiap fakta dari
penelitian ini digabungkan untuk dirumuskan kesimpulannya secara umum dan
dipakai sebagai pedoman hidup. Kaelan (1998: 14) mengatakan bahwa metode
analitiko sintetik merupakan perpaduan metode analisis dengan metode sintesis,
sehingga objek Pancasila berkaitan dengan hasil-hasil budaya dan sejarahnya.
Metode lain yang juga lazim digunakan adalah metode hermeneutika yakni suatu
metode yang digunakan untuk menemukan makna di balik objek, dan dipadu
dengan metode koherensi historis (keruntutan sejarah). Metode lain yang dapat
digunakan adalah metode pemahaman, penafsiran dan interpretasi yang
didasarkan pada hukum-hukum pemikiran logis dalam penarikan kesimpulan.
Kesatuan logis dari Pancasila diketahui dari pembahasan secara ilmiah ini.
Roeslan Abdul Gani salah seorang tokoh BPUPKI menolak pendapat yang
mengatakan bahwa Pancasila tidak mempunyai kesatuan logika. Roeslan Abdul
Gani dalam menguatkan posisi argumennya mengutip pendapat Kahin yang
mengatakan bahwa Pancasila adalah sebuah sintesis dari gagasan-gagasan Islam
modern, ide demokrasi, sosialisme, dan gagasan demokrasi asli seperti dijumpai di
desa-desa dan dalam komunalisme penduduk asli. Roeslan Abdul Gani juga
bersandar pada pendapat Kahin, mengatakan bahwa Pancasila adalah suatu filsafat
sosial yang sudah dewasa. Konsekuensinya dengan sifat Pancasila yang demikian
hendaklah dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dalam arti disesuaikan dengan
kemampuan masing-masing.
8
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dasar tersebut adalah dasar yang kuat kokoh karena digali dan dirumuskan
dari nilai kehidupan rakyat Indonesia yang merupakan kepribadian dan pandangan
hidup bangsa Indonesia. Karena Pancasila disepakati secara nasional, maka ia
merupakan suatu perjanjian luhur yang harus dipatuhi tanpa kecuali, baik oleh
pemerintah maupun seluruh rakyat Indonesia. Pancasila itu pulalah bentuk dan
corak masyarakat yang hendak kita capai atau wujudkan, yaitu masyarakat
Indonesia modern yang berlandaskan Pancasila. Pancasila dari sejarah
ketatanegaraan terbukti mampu mempersatukan bangsa kita yang majemuk.
BAB III
KESIMPULAN
7
Kaelan, Pancasila Yuridis Kenegaraan, 1999: hlm. 67-70
10
3. Kedudukan kodrat, pribadi berdiri sendiri-makhluk Tuhan YME.
4. Kesatuan Yang Bersifat Hirarkis, Berbentuk Piramidal
Dalam susunan hierarkis dan piramidal ini, maka Ketuhanan Yang Maha Esa
menjadi basis daripada Kemanusiaan (perikemanusiaan), Persatuan Indonesia
(kebangsaan), kerakyatan dan keadilan sosial.
Pancasila dipandang sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh. Artinya,
Pancasila memiliki sila-sila yang saling mengikat sehingga menjadi keseluruhan yang
bulat. Kesatuan antara sila-sila Pancasila tidak hanya bersifat logis, namun juga
kesatuan dasar ontologis, epistemologis, dan dasar aksiologis. Kelima sila dalam
Pancasila tidak dapat dipisahkan karena pemisahan dapat menyebabkan Pancasila
kehilangan esensi sebagai dasar negara.
Kesatuan logis dari Pancasila diketahui dari pembahasan secara ilmiah ini.
Roeslan Abdul Gani salah seorang tokoh BPUPKI menolak pendapat yang
mengatakan bahwa Pancasila tidak mempunyai kesatuan logika. Roeslan Abdul Gani
dalam menguatkan posisi argumennya mengutip pendapat Kahin yang mengatakan
bahwa Pancasila adalah sebuah sintesis dari gagasan-gagasan Islam modern, ide
demokrasi, sosialisme, dan gagasan demokrasi asli seperti dijumpai di desa-desa dan
dalam komunalisme penduduk asli. Roeslan Abdul Gani juga bersandar pada
pendapat Kahin, mengatakan bahwa Pancasila adalah suatu filsafat sosial yang sudah
dewasa.
DAFTAR PUSTAKA
11
Saputri, R. A. (2016, April 18). Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.
Retrieved from Civic Education: http://riskaanggraini.blogspot.com
Sembiring, T., Pasaribu, M., & Arifin, C. (2012). Filsafat Dan Pendidikan Pancasila.
Jakarta.
12