Akustik Buatan - Kelompok 6 - Kelas A1
Akustik Buatan - Kelompok 6 - Kelas A1
AKUSTIK BUATAN
Kelas A1
Kelompok 6
Nama Anggota :
Akustik buatan merupakan aplikasi praktis dari ilmu bunyi (acoustic) yang termasuk
dalam pengendalian suara dan getaran, reproduksi dan penyiaran suara, serta penggunaan
intrumen suara untuk mengukur dan memeriksa atau memproses berbagai bahan yang
menimbulkan getaran sehingga menyebabkan bunyi.
Akustik buatan diciptakan guna untuk mengurangi kebisingan yang tidak diinginkan,
yang biasa disebut dengan pengendalian kebisingan. Kebisingan yang tidak diinginkan bisa
memiliki dampak bagi Kesehatan mahkluk hidup. Prinsip pengendalian kebisingan
diimplementasikan menjadi teknologi dan desain dalam banyak cara termasuk pengendalian
dengan mendesain sumber suara, mendesain pelindung kebisingan, penyerap suara, peredam,
hingga penggunaan pelindung telinga.
Sistem Bunyi Elektronik (Electronic Sound System) pada awalnya adalah untuk memperkuat
bunyi asli.
Sejak zaman dahulu kala akustik telah menjadi bagian penting arsitektur. Nenek moyang
manusia menjadikan suara akustik sebagai bagian penting peradaban dan kebudayaan mereka
yang tidak hanya digunakan untuk komunikasi saja namun juga untuk kesenangan. Arsitek
pada masa itu sudah sangat sadar bahwa design bangunan berpengaruh pada kualitas bunyi di
dalamnya bsehingga juga akan menentukan kenikmatan dari mendengar binyi tadi.
Namun dalam perkembangan jaman manusia merasakan kebutuhan akan alat yang dapat
mempermudah mereka memperoleh kualitas dan kuantitas bunyi yang sesui dengan yang
mereka inginkan. Ketika di dalam ruangan menjadi gaduh,manusia memikirkan bagaimana
mereka dapat memperkeras suara untuk mengatasi kegaduan tadi, salah satu caranya bisa
menggunakan headphone.headset
Ruangan yang berakustik baik, tidak selalu memakai bahan peredam bunyi sebanyak-
banyaknya. Akan tetapi pemakaian bahan peredam bunyi tetap harus terkendali. Karena
ruangan yang menggunakan bahan peredam yang berlebihan justru akan menjadikan ruangan
tersebut mati.
Berikut ini ada pesan dari egan (1988) dalam memakai bahan peredam bunyi:
1. Pasanglah bahan-bahan peredam bunyi pada permukaan yang dapat menyebabkan
waktu dengung yang berlebihan, gema dan titik api bunyi. Karena waktu dengung
yang berlebihan dapat mengakibatkan gangguan pada kejelasan percakapan.
2. Jangan memakai bahan peredam bunyi pada permukaan yang dapat bermanfaat
sebagai pemantul, seperti pada bidang di atas podium auditorium.
3. Jika di dalam ruangan tidak banyak perabotan yang dapat meredam bunyi gunakanlah
langit-langit sebagai pengendali kebisingan.
4. Tempatkan peredam pada dinding-dinding ruangan yang dapat mengakibatkan suara
gema cepat seperti lecutan.
5. Perhatikan baik-baik detail konstruksi pemegang bahan peredam karena dapat sangat
berpengaruh terhadap efektivitas peredaman.
6. Jangan pernah menganggap bahwa bahan peredam bunyi akan banyak mengurangi
intensitas bunyi, sebab bahan peredam dipergunakan untuk mengurangi pemantulan.
Berikut beberapa contoh material peredam bunyi
1. Polyethylene Terephthalate (PET)
material yang sangat mudah dibentuk sesuai
dengan ukuran ruangan, tidak memerlukan
rangka, dan bisa dipasang di mana saja. Material
ini terbuat dari plastik daur ulang, sehingga lebih
ramah lingkungan dan juga sangat efektif dalam meredam serta menyerap suara.
Pinterest.com
2. Green Wool
material peredam suara ruangan yang terbuat dari polyester fibre.
Material ini bersifat tahan terhadap air dan tidak terpengaruh oleh
kelembapan udara. Salah satu keunggulan green wool adalah
pengaplikasiannya yang mudah. Material ini bisa kita tempelkan
langsung ke dalam tembok atau ditanam.
Google.com
Google.com
Sistem penguat bunyi (sound-reinforcing system) yang dirancang dengan baik harus
terintegrasi dengan akustik bangunan sehingga akan mendukung transmisi alami bunyi dari
sumber ke pendengarnya. Sistem tersebut harus menjaga bunyi di dalam ruang terdistribusi
dengan baik dan dengan kekerasan yang cukup. Tidak boleh sama sekali ada anggapan bahwa
sistem penguat bunyi dapat menggantikan akustik bangunan yang baik. Dalam banyak kasus,
sistem bunyi bahkan dapat membuat akustik bangunan menjadi lebih buruk.
Bila digunakan oleh pembicara yang berpengalaman, auditorium berkapasitas kurang dari
500 tempat duduk jarang memerlukan system penguat bunyi; antara 500 hingga 1000 tempat
duduk mungkin mulai memerlukan sistem penguat bunyi; lebih dari 1000 tempat duduk
memerlukan sistem penguat bunyi meskipun tidak selalu dipakai. Ruang yang dipergunakan
oleh pembicara yang tidak berpengalaman seperti ruang pengadilan dan ruang sidang di
perkantoran, tanpa tergantung oleh ukurannya, selalu memerlukan sistem penguat bunyi.
Pilihan pertama sistem penguat bunyi adalah tipe sentral (central), yaitu loudspeaker yang
diletakkan tepat di atas sumber bunyi. Cara ini dianggap paling alami karena bunyi datang
dari sumber bunyi.
Pilihan kedua adalah sistem penguat bunyi tersebar (distributed), yaitu penempatan sejumlah
besar loudspeaker secara tersebar dengan peletakan yang rendah. Setiap loudspeaker
mengeluarkan bunyi yang tidak terlalu kuat untuk melayani area yang tidak terlalu luas di
bawahnya. Cara ini dipakai untuk auditorium yang ketinggian langit-langitnya tidak
mencukupi untuk memakai sistem sentral, dan bila pendengar tidak dapat melihat langsung
ke loudspeaker (atau ke kumpulan loudspeaker), Sistem tersebar ini terutama dipergunakan
bila arah sumber bunyi yang realistis tidak terlalu penting, misalnya hanya untuk
menyampaikan pengumuman.
PERTIMBANGAN AKUSTIK DALAM MEMILIH RUMAH
- Hindari pemilihan rumah yang bersebelahan langsung dengan jalan raya,rel kereta
api,bandara, stasiun ambulan dan yang lainnya yang mungkin menghasilkan
kebisingan
- Rasakanlah kondisi akustik didalam dan diluar rumah
- Jangan mau kamar tidur anda bersebelahan dengan dapur dan diatas anda ada kamar
mandi
- Ajak orang berkeliling rumah untuk memeriksa kebisingan yang ditimbulkan dari
lantai atas, toilet dll apakah masih dapat diterima
- Gereja dengan denah yang sempit dan volume ruang yang besar akan sangat bagus,
tetapi hindari pembuatan ceruk yang terlalu dalam karena para jemaah tidak akan
mendengarkan gema yang bagus
- Posisi mimbar harus diangkat dan berada dekat dengan dinding jika langit langit
terlalu tinggi maka buatlah kanopi mimbar yang diarahkan ke arah jemaah untuk
memperoleh suara langsung yang lebih baik dan menghindari pantulan suara yang
terlalu lama
- Permukaan dinding dan langit langit sebaiknya dihindari dari bahan pemantul bunyi,
dengan bentuk cembung atau berceruk ceruk untuk menciptakan dengung difusi dan
pantulan latera bunyi yang diperlukan yang bertujuan agar jemaah dikelilingi bunyi,
hindarilah bahan yang meredam frekuensi rendah
- Hindarilah penempatan kursi mengelilingi mimbar dan jarak antara mimbar dan
jemaah sekecil kecilnya agar ucapan mimbar terdengar lebih baik
Gedung Konser
Gedung konser (concert hall) termasuk bangunan yang memiliki akustik kritis.
Berikut ini adalah pedoman sederhana bagi arsitek, yang dapat di pergunakan dalam
tahap awal desain (disarikan oleh Egan, 1988):
Waktu dengung pada frekuensi tengah (rata-rata untuk 500 dan 1000Hz) di
saat ruangan penuh antara 1,6 dan 2,4 detik untuk opera, simfoni, organ, dan
paduan suara. Bunyi musik di ruangan yang memiliki waktu dengung yang
tepat akan sangat hidup. Namum jika waktu dengung yang berlebihan dapat
menyebabkan bunyi music yang campur aduk, tidak dapat dibeda- bedakan
Untuk pertunjukan musik, rasio bass (bass ratio) harus lebih besar dari 1,2.
Rasio bass adalah perbandingan antara waktu dengung frekuensi rendah (rata-
rata untuk 125 dan 250Hz) dan frekuensi tengah (rata-rata untuk 500 dan
1000Hz). Rasio bass yang tinggi akan memberikan kesan kehangatan.
Hindarilah pemakaian panel- panel tipis (misalnya papan kayu <3/4") yang
akan meredam bunyi frekuensi rendah
Keintiman dapat diperoleh dengan mengusahakan celah tunda waktu awal
kurang dari 20 ms untuk bunyi pantulan. Ruangan musik berbentuk empat
persegi panjang sebaiknya mem- punyai perbandingan panjang dan lebar
kurang dari 2. Secara empiris terbukti bahwa gedung konser yang baik di
Eropa mem- punyai perbandingan tinggi dan lebar lebih besar 0,7
Kekerasan ditentukan oleh volume ruangan, peredaman bunyi dan bentuk sisi
depan ruangan. Untuk ruangan berbentuk empat persegi panjang dengan
panggung di depan, volume ruang per orang adalah 8m. Untuk panggung di
tengah, volume ruang per orang adalah 13m³.
Kepadatan tempat duduk 0,6-0,8 m².
Permukaan dinding samping, langit-langit, dinding balkon, dan dinding
panggung harus dapat memantulkan bunyi secara baur. Hindarilah permukaan-
permukaan yang rata. Permukaan pemantul bunyi di dekat panggung harus
dapat memantulkan bunyi kembali ke panggung sehingga pemain dapat
merasakan respons ruangan yang memadai
Letakkan ruang mesin jauh dari ruangan yang sensitive terhadap bunyi
Pakailah mesin atau peralatan yang mengeluarkan kebisingan rendah
Mengisi peredam bunyi pada dinding untuk mencegah timbulnya kebisingan
melalui udara
Penempatan penghalang pada jalan tranmisi
STUDI KASUS
Gambar diatas adalah akustik studio rekaman kecil, di mana musik ditampilkan
sebagai rekaman (Everest & Pohlmann, 2015). Hal yang membuat studio rekaman tersebut
terkesan bagus dan layak digunakan untuk perekaman adalah karena pada ruangan tersebut
dipengaruhi oleh adanya akustik buatan. Serupa dengan ruangan tenang lainnya, studio kecil
harus mematuhi aturan dan standar isolasi akustik. Penting untuk membangun elemen
bangunan dengan kehilangan transmisi tinggi dan dipisahkan dari sumber kebisingan dan
getaran eksternal untuk memastikan bahwa tingkat kebisingan sekitar cukup rendah untuk
kualitas perekaman yang baik. Tidak hanya itu, konstruksi ini juga akan bertindak sebagai
isolasi yang mencegah tingkat kebisingan (musik) di studio memengaruhi ruang di
sekitarnya.
Di dalam studio, jenis suara yang ada, dan dapat ditangkap oleh mikrofon, adalah
suara langsung dan tidak langsung. Suara langsung pada dasarnya adalah suara yang berasal
dari sumbernya (sebelum menyentuh permukaan). Suara tidak langsung mengikuti tepat
setelah suara langsung, yang disebabkan oleh berbagai karakteristik efek medan tidak bebas
dari area tertutup. Singkatnya, segala sesuatu yang bukan suara langsung dianggap sebagai
suara tidak langsung atau pantulan.
Ruang difusi yang tinggi memberikan perasaan lapang karena banyaknya pantulan
ruang secara spasial, dan juga merupakan solusi yang baik untuk mengontrol efek resonansi.
Untuk menciptakan efek penyebaran yang signifikan, penerapan dinding yang melebar dan
tonjolan geometris bekerja dengan baik. Cara lain adalah dengan mendistribusikan bahan
penyerap di dalam ruangan, yang juga meningkatkan efisiensi penyerapan ruangan selain dari
difusi. Biasanya, elemen difusi kisi difraksi modular (misalnya unit 2 x 4 kaki) dapat
memberikan difusi dan penyerapan pita lebar, dan dapat dengan mudah dipasang di studio
kecil. Namun, dalam praktiknya, tidak akan ada banyak difusi di ruang studio.
1. Sudut segitiga
2. Sudut dihedral
3. Dinding
Prioritas untuk cakupan pergi dari sudut trihedral, sudut dihedral ke dinding. Ini karena
elemen akustik buatan idealnya ditempatkan di area yang memiliki dampak terbesar. Di sudut
trihedral, misalnya, tiga set dinding paralel bertemu, jadi jika ada bahan penyerap yang
terletak di sini, ia menangkap mode ruangan dari ketiga dimensi, memberikan tiga kali
efektivitas awal. Konsep yang sama berlaku untuk sudut dan dinding dihedral, tetapi masing-
masing dengan dua dimensi dan satu dimensi.