Anda di halaman 1dari 3

kompasiana.

com
Asal Mula Kata “Amen” -
Kompasiana.com
3-4 menit
11 September 2015 10:44 |
Diperbarui: 11 September 2015 10:57

Tuhan menganugerahi kita Science di tangan kiri dan Agama di tangan kanan. Keselamatan kita
akan tergantung bagaimana kita menggunakannya. Apakah dengan bijak atau dengan nafsu.
Umat Yahudi, Nasrani, mau pun Islam sama-sama mengucap “amin” ritual mereka. Tetapi kata
“amin” itu sendiri tidak tercantum dalam kitab suci baik Taurat, Bible, maupun Quran. Lalu dari
mana asal mulanya?

Amen, Amon, atau Amun menurut para ahli sejarah Mesir kuno sesungguhnya berasal dari
nama dewa angin, salah seorang dewa politheist. Penganut agama Mesir purba yang
penyembah dewa-dewa mengucapkan kata itu sebagai pemujaan.

Kisahnya Bermula dari Mesir mengalami kekacauan sekitar 1700 SM karena invasi/serbuan
bangsa Hyksos yang kemudian mendirikan Dinasti ke-15 hingga ke-17 (sekitar 1700-1500 SM)
di Mesir Bawah (Lower Egypt) / Mesir Utara / Mesir Hilir dan meluas hingga ke Mesir Atas
(Upper Egypt) / Mesir Selatan / Mesir Hulu.

Hyksos artinya "penguasa dari negeri asing." Pakar sejarah Mesir umumnya berpendapat bahwa
Hyksos adalah orang Akkadia (Arab/Yahudi) asal Mesopotamia (Babilonia).

Dari dinasti itulah muncul Fir’aun bernama Amenhotep IV yang mulai berkuasa sejak abad ke-
14 SM. Pada masanya, Fir’aun ini mempertahankan kepercayaan terhadap Pencipta tunggal
sehinga dia mendapatkan perlawanan dari para pendeta Ammon (para pendeta yang
mempunyai pengaruh besar dalam kerajaan Mesir kala itu) dan para prajurit yang
mendukungnya.

Sebelumnya, rakyat Mesir menganut kepercayaan politeisme.. Namun, Amenhotep IV tidak


menganut agama resmi yang dalam segala hal yang bersifat konservatif dan tradisional
tersebut.

Setelah kematian ayahnya, Amenhotep IV muda mendapat tekanan hebat disebabkan


kenyataan bahwa ia mengembangkan sebuah agama yang berdasar monoteisme dengan
mengubah agama politeistik tradisional mesir. Para pemimpin Thebes tidak menghendakinya.
Amenhotep IV beserta para pengikutnya pindah dari Thebes ke Tell-El-Amarna (sekarang
bernama Asyut).

Di daerah tersebut, dia membangun sebuah kota baru bernama “Akh-en-aton”. Amenhotep IV
mengubah namanya sendiri yang berarti “kegembiraan Amon” menjadi “Akhenaton” yang berarti
tunduk kepada Aton. Aton, menurut Amenhotep IV adalah pencipta langit dan bumi !
Akhen-aten setelah digulingkan rakyat dan bangsawan kemudian diasingkan ke sebuah tempat
terpencil. Akhen-aten inilah yang kemudian lebih dikenal sebagai Moses alias Musa dalam
agama-agama Samawi.

Menurut catatan sejarah dari awalnya, monotheisme itu sendiri adalah sebuah agama 'ciptaan'
seorang firaun yang menjadi 'trouble maker' di zaman itu. Jadi yang disebut 'Nabi' Musa tak lain
adalah 'Firaun' Akhenaten. Dan yang disebut sebagai 'Tuhan' tak lain adalah 'Aten' atau 'Aton'.
Dalam bahasa Ibrani sebutan lain Tuhan adalah 'Adonai' yang berasal dari kata 'Aton
Aten sendiri bukanlah figur kepercayaan yang berwujud. Aten, bukan saja tidak ada wujud
fisiknya. Aten pada masa itu satu-satunya Tuhan yang representasinya hanya muncul dalam
simbol berbentuk piringan atau cakram /disk yang abstrak.

Pengucapan 'Amun/Amen/Amin' ini kemudian mengalami perubahan arti: “ya. saya setuju”.
Wallahu alam.
Semoga bermanfaat. Wassalam.

http://www.wihara.com/topic/37386-agama-monotheistis-adalah-berbahaya-dan-bertanggung-
jawab-terhadap-musibah-besar/page-3

https://id.wikipedia.org/wiki/Akhenaten

https://gugusaryo.wordpress.com/2012/11/23/amenhotep-iv-akhenaton-firaun-penganjur-
monoteisme/

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Asal Mula Kata “Amen”",
Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/soetarno/55f24e2c80afbd7605ddc5e7/asal-mula-kata-
amen?page=2

Anda mungkin juga menyukai