Anda di halaman 1dari 26

P-ISSN: 1979-0724

Peni Nugraheni, Rahma Dwi Yuliani


E-ISSN: 2502-3993
DOI: http://dx.doi.org/10.21043/iqtishadia.v10i1.2366
Volume 10 Nomor 1 2017

MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE


DAN PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL
REPORTING PADA PERBANKAN SYARIAH DI
INDONESIA DAN MALAYSIA
Peni Nugraheni

Rahma Dwi Yuliani

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

peninugraheni@yahoo.com

Abstrak

The high growth of the Islamic financial institution raises


the qustion of the extent of their social responsibility towards
the environment. Especially Islamic values attached to these
institutions provide the demand to further contribute to the life
of the community. This study aims at analyzing the influence of
corporate governance mechanism toward Islamic Social Reporting
(ISR) Disclosure in Islamic banking in Indonesia and Malaysia.
These two countries have Muslim majority population and the
high growth of Islamic financial institutions development. ISR
disclosure is important to perform the accountability of Islamic
bank to the accordance of Islamic principles and the environment.
The paper uses corporate governance mechanism as factor to
evaluate its influence toward ISR disclosure. The population in
this study is all Islamic banks in Indonesia and Malaysia, which
publish the annual report from 2012 to 2014. The research
sample includes 33 data from 11 Islamic banks in Indonesia and
39 data from 13 Islamic banks in Malaysia. The technique that
used in this study is panel regression with random effect model.

Iqtishadia Volume 10 Nomor 1 2017 130


MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN
PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING
Based on the analysis, the research finds that only the number
of member and meeting of nomination and remuneration
committee affecst positively toward ISR disclosure, while the
dual position and number of meeting of sharia supervisory board,
the institutional and foreign ownership do not have influence
toward ISR disclosure.

Keywords: Islamic Social Reporting, Islamic bank, corporate


governance mechanism

Abstract

Perkembangan lembaga keuangan syariah memunculkan


pertanyaan sejauh mana tanggung jawab social mereka
terhadapa lingkungan. Nilai-nilai Islam yang melekat pada
lembaga ini memberikan tuntutan sejauh mana kontribusi
mereka pada masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pengaruh mekanisme corporate governance
terhadap pengungkapan Islamic social reporting (ISR) dalam
perbankan Islam di Indonesia dan Malaysia. Kedua negara
ini memiliki penduduk mayoritas Muslim dan pertumbuhan
lembaga keuangan Islam yang cukup pesat. Pengungkapan ISR
merupakan hal yang penting untuk menilai akuntabilitas bank
syariah terhadap kesesuaiannya dengan syariah dan terhadap
lingkungan

Populasi dalam penelitian ini adalah bank umum syariah di


Indonesia dan Malaysia yang memenuhi kriteria menerbitkan
laporan tahunan dari 2012 hingga 2014. Sampel penelitian
meliputi 33 data dari 11 bank syariah di Indonesia dan 39
data dari 13 bank syariah di Malaysia. Teknik analisis yang
dipergunakan dalam penelitian ini ialah menggunakan regresi
panel dengan efek acak. Berdasarkan hasil pengujian, penelitian
ini menemukan bahwa hanya jumlah anggota dan jumlah rapat
komite remunerasi dan nominasi yang berpengaruh positif
terhadap pengungkapan ISR, sementara rangkap jabatan dan
jumlah anggota DPS, kepemilikan institusional dan asing tidak
berpengaruh terhadap pengungkapan ISR.

Kata kunci: Islamic Social Reporting, bank syariah, corporate


governance mechanism

Iqtishadia Volume 10 Nomor 1 2017 131


Peni Nugraheni, Rahma Dwi Yuliani

PENDAHULUAN bagi masyarakat. Selain itu,


CSR akan meningkatkan
keyakinan stakeholder terhadap
Industri perbankan
kontribusi perusahaan terhadap
syariah terus mengalami
lingkungan sekitarnya. Terkait
perkembangan yang signifikan,
dengan adanya tuntutan dalam
terutama di negara yang
pengungkapan tanggung jawab
mayoritas Muslim seperti
sosial di perbankan syariah,
Indonesia dan Malaysia.
Islamic Social Reporting telah
Perkembangan perbankan
menjadi topik yang hangat
syariah tidak hanya tampak
diperbincangkan. Islamic Social
dari peningkatan dari jumlah
Reporting merupakan perluasan
perbankannya saja, tetapi juga
dari pelaporan sosial yang
jumlah nasabah dimana semakin
telah disisipkan nilai-nilai
banyak masyarakat Muslim yang
Islam di dalamnya. Indeks
juga menginginkan transaksi
ISR diyakini dapat menjadi
ekonominya sesuai dengan
panduan awal dalam hal standar
syariah. Namun demikian,
pengungkapan CSR yang sesuai
prospek yang bagus ini juga
dengan perspektif Islam (Fitria
seiring dengan permintaan
dan Hartanti, 2010). Manfaat
masyarakat terhadap perbankan
dari pengungkapan Islamic
syariah untuk semakin
Social Reporting adalah sebagai
menunjukkan identitas Islam
bentuk akuntabilitas kepada
suatu organisasi, termasuk
Allah SWT dan masyarakat serta
diantaranya adalah keterlibatan
meningkatkan transparansi
perbankan syariah dalam
kegiatan bisnis dengan
kegiatan social dan lingkungan
menyajikan informasi yang
masyarakat sekitar yang sering
relevan dengan memperhatikan
disebut dengan Corporate Social
kebutuhan spiritual investor
responsibility (CSR).
muslim atau kepatuhan syariah
Pengungkapan CSR dalam pengambilan keputusan
sangat penting bagi suatu (IAEI, 2015),
organisasi bisnis syariah.
Meskipun keterlibatan
Hameed et al (2003) menyatakan
suatu organisasi dalam kegiatan
bahwa kegiatan CSR
CSR sudah menjadi kewajiban
menunjukkan keberhasilan
yang disyaratkan pemerintah,
organisasi menyeimbangkan
tetapi setiap perusahaan
antara kinerja keuangan
memiliki berbagai tingkatan
dan kinerja social dan dapat
dalam kuantitas dan kualitas
menunjukkan bahwa kegiatan
pengungkapan item CSR
organisasi tidak memiliki
(Nugraheni dan Anuar, 2014). Hal
dampak yang merugikan
ini dikarenakan banyak faktor

Iqtishadia Volume 10 Nomor 1 2017 132


MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN
PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING
yang dapat mempengaruhi luas syariah berpengaruh negatif
pengungkapan suatu informasi, terhadap pengungkapan CSR.
salah satunya adalah penerapan Apabila anggota DPS dipandang
corporate governance. dari jumlah bank yang menjadi
Corporate Governance (CG) tanggung jawabnya, maka
dinilai dapat mempengaruhi rangkap jabatan DPS juga dapat
tingkat pengungkapan CSR mempengaruhi pengungkapan
suatu organisasi. Adanya organ- CSR. Penelitian Usamah
organ perusahaan (dewan (2010) menyatakan bahwa
komisaris, dewan direksi, rangkap jabatan anggota DPS
komite audit, komite renumerasi berpengaruhi negatif terhadap
dan nominasi) merupakan kinerja kepatuhan syariah
penerapan dari CG yang atas pembiayaan sementara
dapat mendorong perusahaan Penelitian Kholid dan Bachtiar
untuk meningkatkan prinsip (2015) menunjukkan hasil
transparansi dan accountabilitas, bahwa rangkap jabatan dewan
termasuk dalam pengungkapan pengawas syariah berpengaruh
CSR. Dalam lembaga keuangan positif terhadap kinerja maqasid
syariah, keberadaan dewan bank syariah.
pengawas syariah (DPS) juga
ikut mempengaruhi tingkat Keberadaan dewan
pengungkapan informasi komite, misalnya komite
perusahaan (Bukair dan renumerasi dan nominasi (KRN)
Rahman, 2015). Oleh karena juga diduga dapat berpengaruh
itu, masalah penelitian di terhadap pengungkapan CSR
bahas dalam penelitian ini perbankan syariah. Penelitian
adalah: pertama, sejauh mana ini mencoba melihat hubungan
pengungkapan ISR telah antara banyaknya anggota
dilakukan oleh bank syariah? dalam komite dan jumlah rapat
Kedua, bagaimana mekanisme yang dilakukan oleh KRN
corporate governance terhadap pengungkapan ISR
mempengaruhi pengungkapan yang dilakukan perbankan
ISR di bank syariah? syariah.

Terkait dengan DPS, Penelitian ini bertujuan


Penelitian Adiertanto dan untuk meneliti apakah
Chariri (2013) menunjukkan komponen corporate governance
bahwa jumlah rapat DPS yaitu dewan pengawas
berpengaruh positif terhadap syariah, komite renumerasi
pengungkapan CSR, sebaliknya dan nominasi dan struktur
penelitian Rahayu dan Cahyati kepemilikan berpengaruh
(2014) menunjukkan hasil bahwa terhadap pengungkapan CSR
jumlah rapat dewan pengawas yang dilakukan oleh bank

Iqtishadia Volume 10 Nomor 1 2017 133


Peni Nugraheni, Rahma Dwi Yuliani

syariah. Sebagai suatu lembaga Indonesia dan Malaysia karena


keuangan syariah, masyarakat AAOIFI merupakan organisasi
memiliki harapan yang lebih non-profit Internasional
tinggi terhadap lembaga ini, yang pertama menyusun
tidak hanya dari sisi kinerja standar akuntansi syariah.
keuangan, tetapi juga bagaimana Selain itu, penelitian ini juga
penerapan prinsip Islam mencoba menggali komponen
diterapkan dalam kegiatan corporate governance yang
operasional mereka. Informasi jarang digunakan yaitu komite
tersebut dapat diperoleh dalam renumerasi dan nominasi.
laporan tahunan maupun Sebagai salah satu organ CG,
pengungkapan CSR yang dipandang penting juga untuk
dipublikasikan perusahaan. melihat pengaruh komite ini
terhadap luas pengungkapan
Penelitian ini mencoba ISR yang dilakukan perbankan.
tidak hanya menguji pengaruh
factor-faktor corporate
governance terhadap TELAAH TEORITIS
pengungkapan ISR di bank DAN PENGEMBANGAN
syariah di Indonesia tetapi HIPOTESIS
juga bank syariah di Malaysia.
Sebagai sesama negara dengan Teori legitimasi
jumlah penduduk Muslim yang menyatakan bahwa suatu
besar, perkembangan industri perusahaan melakukan aktivitas
keuangan syariah juga sangat di tengah masyarakat melalui
pesat sehingga mengetahui kontrak sosial dimana kegiatan
pengungkapan ISR di kedua perusahaan diharapkan sesuai
negara ini sangat bermanfaat dengan norma yang berlaku
untuk menilai sejauh mana dalam kehidupan masyarakat
perbankan syariah memberikan (Guthrie dan Parker, 1989).
informasi kepada stakeholder Perusahaan berusaha
terkait kegiatan perbankan. agar setiap kegiatan yang
Penelitian ini diharapkan dilakukan tidak bertentangan
memberikan kontribusi sebagai dengan nilai-nilai yang ada
berikut: pertama, sejauh mana di dalam lingkungannya.
pengungkapan ISR telah Pengungkapan CSR merupakan
dilakukan oleh perbankan upaya perusahan untuk
syariah di dua negara. menginformasikan kegiatannya
Kedua, penggunaan indeks sehingga masyarakat atau
ISR menggunakan AAOIFI stakeholder dapat menilai
indeks diharapkan dapat kegiatan social perusahaan dan
meningkatkan daya banding memberikan legitimasi kepada
pada hasil penelitian antara

Iqtishadia Volume 10 Nomor 1 2017 134


MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN
PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING
perusahaan. penelitian ini.

Perbankan syariah yang Peraturan Bank Indonesia


menjalankan kegiatannya Nomor 11/33/PBI/2009 tanggal
berdasarkan prinsip syariah 7 Desember 2009 tentang
memiliki dua peran utama yaitu Pelaksanaan Good Corporate
di bidang ekonomi dan social Governance Bagi Bank Umum
politik (Farouk et.al, 2011). Oleh Syariah dan Unit Usaha Syariah
karena itu, bagaimana kontribusi menyatakan bahwa pelaksanaan
bank syariah kepada lingkungan Good Corporate Governance
sekitarnya juga menjadi merupakan salah satu upaya
indikasi factor keadilan yang untuk melindungi kepentingan
dijalankan pihak perbankan. stakeholders dan meningkatkan
Bank Indonesia selaku regulator kepatuhan terhadap peraturan
sangat mendorong peran perundang-undangan yang
bank syariah di masyarakat berlaku serta nilai-nilai etika
dengan dilandasi keyakinan yang berlaku secara umum pada
bahwa perbankan syariah industri perbankan syariah.
akan membawa ‘maslahat’ Penerapan corporate governance
bagi peningkatan ekonomi di perbankan syariah melalui
dan pemerataan kesejahteraan organ-organnya akan membantu
masyarakat (IAEI, 2012). bank syariah dalam menerapkan
Karakteristik bank syariah juga prinsip akuntabilitas dan
dapat dilihat dari pengungkapan transparansi (Farook et.al,
yang dilakukan sebagai identitas 2011), termasuk dalam menjaga
organisasi Islam (Rahman dan kesesuaian kegiatan pihak
Saimi, 2015). Pengungkapan bank dengan prinsip syariah.
CSR menunjukkan bagaimana Oleh karena itu, keberadaan
perbankan mengelola sumber dewan pengawas syariah (DPS)
daya yang dapat bermanfaat memiliki peran penting dan
untuk lingkungan dan sebagai membedakan entitas bisnis
bukti akuntabilitas kepada Allah Islam dengan entitas yang lain.
SWT yang telah menciptakan
sumber daya tersebut (El- Dewan Pengawas
halaby dan Hussainny, 2015). Syariah merupakan dewan yang
Indeks CSR yang sesuai dengan berfungsi untuk memberikan
karakteristik bank syariah nasihat dan saran kepada direksi
diterbitkan oleh Accounting and serta mengawasi jalannya
Auditing Organization for Islamic kegiatan perusahaan agar sesuai
Financial Institutions (AAOIFI) dengan prinsip syariah (PBI,
yang membagi komponen CSR 2009). Penelitian ini mencoba
menjadi 76 item pengungkapan menguji pengaruh dewan
yang digunakan dalam pengawas syariah terhadap

Iqtishadia Volume 10 Nomor 1 2017 135


Peni Nugraheni, Rahma Dwi Yuliani

Pengungkapan ISR dilihat dari Berdasarkan hal tersebut, maka


rangkap jabatan anggota DPS maka hipotesis yang dapat dirumuskan
dan jumlah rapat yang diadakan adalah sebagai berikut:
DPS. Menurut Peraturan BI
Nomor 11/33/PBI/2009, DPS H1a: Rangkap jabatan dewan
wajib mengungkapkan rangkap pengawas syariah ber-
jabatan sebagai anggota DPS pengaruh negatif terha-
pada lembaga keuangan syariah
lain (pasal 50). Usamah (2010) dap pengungkapan ISR
meyatakan bahwa untuk pada bank umum syariah
menjaga kualitas pengawasan Indonesia.
pemenuhan prinsip syariah di
bank syariah diperlukan adanya H1b: Rangkap jabatan dewan
pembatasan terhadap jumlah pengawas syariah ber-
rangkap jabatan DPS yang
bertujuan agar lembaga tersebut pengaruh negatif terha-
dapat bekerja lebih fokus dan dap pengungkapan ISR
profesional. Pelaksanaan GCG pada bank umum syariah
diharapkan akan mempengaruhi Malaysia.
perusahaan dalam aspek
transparansi, diantaranya
Menurut Peraturan
adalah pengungkapan
BI Nomor 11/33/PBI/2009,
ISR terhadap stakeholder.
DPS wajib menyelenggarakan
Sehingga DPS dengan rangkap
rapat paling kurang satu kali
jabatan yang sedikit akan
dalam satu bulan (pasal 49
memberikan perhatian yang
ayat 1). Semakin intensif DPS
lebih banyak terhadap lingkup
mengadakan rapat, semakin
pengungkapan informasi yang
banyak kebijakan manajemen
dilakukan perusahaan. Hasil
maupun kegiatan perusahaan
penelitian Usamah (2010)
yang dapat dibahas DPS dalam
menyebutkan bahwa rangkap
kaitannya dengan pemenuhan
jabatan dewan pengawas syariah
aspek syariah, termasuk dalam
berpengaruh negatif terhadap
pengungkapan informasi yang
kinerja kepatuhan syariah
semakin luas. Adiertatnto dan
atas pembiayaan berbasis
Chariri (2013) menyatakan
bagi hasil. Berbeda dengan
bahwa jumlah rapat DPS
Penelitian Kholid dan Bachtiar
berpengaruh positif terhadap
(2015) yang menunjukkan hasil
pengungkapan CSR. Oleh karena
bahwa rangkap jabatan dewan
itu, hipotesis yang dirumuskan
pengawas syariah berpengaruh
adalah sebagai berikut:
positif terhadap kinerja maqasid
bank syariah. H2a: Jumlah rapat dewan pen-

Iqtishadia Volume 10 Nomor 1 2017 136


MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN
PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING
gawas syariah berpen- rekomendasi kepada DK terkait
garuh positif terhadap kebijakan evaluasi kinerja bagi
direksi dan atau anggota DK.
pengungkapan ISR pada
bank umum syariah Indo- Jumlah anggota KRN
nesia. sedikitnya terdiri dari 2 orang
yang berasal dari komisaris
H2b: Jumlah rapat dewan pen- independen dan seorang pejabat
gawas syariah berpen- eksekuitf yang membawahi
sumber daya. Semakin
garuh positif terhadap
banyak jumlah anggota KRN,
pengungkapan ISR pada diharapkan kinerja komite
bank umum syariah Ma- semakin baik, termasuk
laysia. mendorong kinerja direksi
dalam berkontribusi terhadap
lingkungan dan kehidupan social
Definisi Komite
masyarakat dan pengungkapan
Renumerasi dan Nominasi
informasi kegiatan perbankan.
(KRN) menurut Peraturan
Penggunaan variable KRN
Otoritas Jasa Keuangan No. 34/
dalam penelitian belum begitu
POJK.04/2014 (pasal 1 poin 1)
banyak dilakukan, namun
adalah komite yang dibentuk
penelitian Murwaningsari (2009)
dan bertanggung jawab kepada
tidak menemukan pengaruh
dewan komisaris (DK) dalam
antara komite KNR dan kinerja
membantu melaksanakan fungsi
perusahaan.
dan tugas DK terkait nominasi
dan renumerasi terhadap anggota Namun demikian, berdasar-
dewan direksi dan komisaris. kan penjelasan yang telah dikemu-
Poin 2 menjelaskan pengertian kakan, maka hipotesis yang dapat
nominasi adalah pengusulan dirumuskan adalah sebagai berikut:
seseorang untuk diangkat dalam
jabatan sebagai anggota direksi H3a: Jumlah komite remu-
atau anggota dewan komisaris, nerasi dan nominasi ber-
dan remunerasi adalah imbalan
yang ditetapkan dan diberikan pengaruh positif terhadap
kepada anggota direksi dan pengungkapan ISR pada
anggota dewan komisaris karena bank umum syariah Indo-
kedudukan dan peran yang nesia.
diberikan sesuai dengan tugas,
tanggung jawab, dan wewenang H3b: Jumlah komite remu-
anggota Direksi dan anggota
nerasi dan nominasi ber-
Dewan Komisaris (poin 3).
Fungsi KRN adalah memberikan pengaruh positif terhadap

Iqtishadia Volume 10 Nomor 1 2017 137


Peni Nugraheni, Rahma Dwi Yuliani

pengungkapan ISR pada yang telah dikemukakan,


bank umum syariah Ma- maka hipotesis yang dapat
dirumuskan adalah sebagai
laysia.
berikut:
Jumlah Rapat Anggota H4a: Jumlah rapat anggota
KRN di Indonesia dibahas komite remunerasi dan
dalam Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan Nomor 34/ nominasi berpengaruh
Pojk.04/2014 pada Bab IV pasal positif terhadap pengung-
12 Tentang Penyelenggaraan kapan ISR pada bank
Rapat yaitu Rapat KRN umum syariah Indonesia.
diselenggarakan secara berkala
paling kurang 1 (satu) kali H4b: Jumlah rapat anggota
dalam 4 (empat) bulan. Dilihat
komite remunerasi dan
dari manfaatnya, diharapkan
semakin sering kegiatan rapat nominasi berpengaruh
dilakukan, pembahasan kinerja positif terhadap pengung-
manajemen juga akan semakin kapan ISR pada bank
intensif dibicarakan sehingga
umum syariah Malaysia.
kebijakan perbankan yang
terkait dengan kepentingan
stakeholder, termasuk Struktur kepemilikan
pengungkapan ISR juga menjadi yang berbeda dimungkinkan
perhatian KRN. Penelitian juga memberikan pengawasan
Widyani (2015) menyatakan yang berbeda terhadap kinerja
bahwa jumlah rapat KRN perusahaan, termasuk kewajiban
berpengaruh negative terhadap mengungkapkan informasi
kinerja bank. Penelitian tentang kepada stakeholder. Semakin
keterlibatan komite remunerasi banyak pihak stakeholder
dan nominasi terhadap yang membutuhkan informasi
pengungkapan ISR belum mengenai perusahaan, maka
banyak dilakukan, meskipun perusahaan akan semakin
demikian, dengan asumsi pola banyak dan detail dalam
yang sama, bahwa semakin mengungkapkan informasi
sering rapat dilaksanakan, maka tersebut. Hal tersebut
semakin bagus pengawasan menyebabkan struktur
terhadap pengungkapan ISR kepemilikan menjadi faktor
yang dilakukan perusahaan yang cukup kuat dalam
sehingga pengungkapan akan memengaruhi tingkat kepatuhan
semakin luas. pengungkapan.

Berdasarkan penjelasan Kepemilikan saham


asing merupakan jumlah

Iqtishadia Volume 10 Nomor 1 2017 138


MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN
PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING
saham yang dimiliki oleh pihak syariah Malaysia.
asing (luar negeri) baik oleh
individu maupun lembaga Kepemilikan institusional
terhadap saham perusahaan di merupakan proporsi
Indonesia. Haniffa dan Cooke kepemilikan saham pada akhir
(2005) menyatakan bahwa tahun yang dimiliki oleh suatu
adanya kepemilikan asing akan lembaga, seperti asuransi, bank
mendorong perusahaan untuk atau institusi lain (Beiner et al,
lebih mengungkapkan CSR 2003). Menurut Murwaningsih
untuk mendapatkan legitimasi (2009), kepemilikan institusional
dari pihak eksternal tersebut. dapat mendorong tindakan
pengawasan yang tinggi
Struktur kepemilikan terhadap manajemen.
menjadi salah satu factor yang Kepemilikan institusional
dipertimbangkan perusahaan memiliki kemampuan
dalam pengungkapan CSR untuk mengendalikan pihak
karena dapat meningkatkan manajemen melalui proses
reputasi dan legitimasi monitoring secara efektif
perusahaan (Rustiarini, 2011). sehingga akan memengaruhi
Hasil penelitian Alvionita et tingkat pengungkapan wajib
al. (2015) menemukan bahwa (Boediono, 2005).
kepemilikan asing berpengaruh
positif terhadap pengungkapan Penelitian Utami et al.
wajib sementara Said et al (2009) (2012), serta Alvionita et al.
tidak menemukan pengaruh (2015) menemukan pengaruh
antara kepemilikan asing dengan positif antara kepemilikan
pengungkapan CSR di Malaysia. institusional dan pengungkapan
Oleh karena itu, hipotesis yang sukarela, sehingga diharapkan
dapat dirumuskan adalah juga kepemilikan institusional
sebagai berikut: yang besar akan berpengaruh
terhadap tingkat pengungkapan
H5a: Struktur kepemilikan as- ISR.
ing berpengaruh positif
terhadap pengungkapan Berdasarkan penjelasan
dan penelitian diatas, maka
ISR pada bank umum
peneliti menduga bahwa
syariah Indonesia. kepemilikan institusional akan
berdampak pada pengungkapan
H5b: Struktur kepemilikan as- ISR. Sehingga hipotesis yang
ing berpengaruh positif diajukan dalam penelitian ini
terhadap pengungkapan adalah:
ISR pada bank umum H : Struktur kepemilikan In-
6a

Iqtishadia Volume 10 Nomor 1 2017 139


Peni Nugraheni, Rahma Dwi Yuliani

stitusional berpengaruh Definisi Operasional dan Pengu-


positif terhadap pen- kuran Variabel
gungkapan ISR pada
Variabel dependen
bank umum syariah In-
dalam penelitian ini adalah
donesia. pengungkapan Islamic Social
Reporting pada bank umum
H6b: Struktur kepemilikan syariah di Indonesia dan
Institusional berpen- Malaysia. Analisis data
garuh positif terhadap dilakukan dengan memberikan
tanda checklist pada setiap item
pengungkapan ISR
yang mengungkapkan aktivitas
pada bank umum sya- sosial pada laporan keuangan
riah Malaysia. bank syariah. apabila terdapat
satu item yang diungkapkan
maka akan mendapakan skor
METODE PENELITIAN “1”, dan jika tidak maka akan
mendapat skor “0”. ISR score
diukur dengan rumus:
Populasi dalam penelitian
ini adalah Bank Umum Syariah di Komponen Indek ISR
Indonesia dan Malaysia dengan mengacu pada komponen
kriteria menerbitkan laporan indeks ISR AAOIFI yang terdiri
tahunan antara 2012 – 2014. dari 76 item dalam 4 kategori.
Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif. Data yang digunakan Variabel independen
dalam penelitian ini adalah data dalam penelitian ini terdiri
sekunder yang diperoleh dari dari enam variable dengan
annual report bank umum syariah pengukuran sebagai berikut:
di Indonesia dan Malaysia periode
2012-2014.
Tabel 1Definisi operasional Variabel Independen
Variable independen Pengukuran
rangkap jabatan DPS prosentase DPS yang melakukan pengawasan
pada lebih dari sama dengan 2 lembaga keuangan
dibagi total dewan pengawas syariah
jumlah rapat DPS Jumlah rapat yang diadakan DPS
jumlah anggota KRN Jumlah anggota KRN
jumlah rapat KRN Jumlah rapat yang diadakan KRN
struktur kepemilikan asing Jumlah saham yang dimiliki pihak asing dibagi
dengan total saham yang beredar dikali 100%.
struktur kepemilikan institusional Jumlah saham yang dimiliki pihak institusi diba-
gi dengan total saham yang beredar dikali 100%.

Iqtishadia Volume 10 Nomor 1 2017 140


MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN
PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING
Teknik Analisis Data JLKRMN = Jumlah ang-
gota Komite Remunerasi dan
Teknik analisis yang Nominasi
dipergunakan dalam penelitian
ini ialah regresi panel dengan JRKRMN = Jumlah Rapat
efek acak. Penelitian ini akan Komite Remunerasi dan
menguji statistik deskriptif, uji Nominasi
asumsi klasik dan hipotesis STKPAS = Struktur Kepe-
dimana model persamaan milikan Asing
regresinya sebagai berikut:
STKPIS = Struktur Kepe-
ISR Indonesia = α + β 1 RJBDPS milikan Institusional
+ β 2 JRDPS + β
JLKRMN + β ε = residual of er-
3
JRKRMN + β ror
4

5
STKPAS + β 6
STKPIS + ε
HASIL PENELITIAN DAN
ISR Malaysia = α + β 1 RJBDPS PEMBAHASAN
+ β 2 JRDPS + β
JLKRMN + β
3
Berdasarkan hasil analisis,
JRKRMN + β
4
bank umum syariah yang ada di
STKPAS + β 6
5
Indonesia yang diuji sebanyak
STKPIS + ε
11 bank dan dan bank syariah di
Dimana: Malaysia sebanyak 13 bank yang
mengungkapkan Islamic Social
ISR Indonesia = Pengungkapan Reporting pada laporan tahunan
ISR di BUS Indonesia tahun 2012-2014 yang dapat
diolah yang ada dalam tabel 2
ISR Malaysia = Pengungkapan
berikut ini.
ISR di BUS Malaysia

α = konstanta

β = koefisien varia-
bel

RJBDPS = Rangkap Ja-


batan Dewan Pengawas Sya-
riah

JRDPS = Jumlah Rapat


Dewan Pengawas Syariah

Iqtishadia Volume 10 Nomor 1 2017 141


Peni Nugraheni, Rahma Dwi Yuliani

Tabel 2. Daftar Bank Syariah yang diteliti

No Bank Syariah di Indonesia No Bank Syariah di Malaysia


1. Bank BCA Syariah 1. Affin Islamic Bank
2. Bank BNI Syariah 2. Hong Leong Islamic Bank
3. Bank BRI Syariah 3. RHB Islamic Bank
4. Bank BJB Syariah 4. Bank Islam Malaysia
5. Bank Syariah Mandiri 5. Alliance Islamic Bank
6. Bukopin Syariah 6. Kuwait Finance House
7. Maybank Syariah 7. Ambank Islamic
8. Bank Muamalat 8. Public Islamic Bank
9. Bank Mega Syariah 9. Maybank Islamic
10. Bank Victoria Syariah 10. CIMB Islamic Bank
11. Bank Panin Syariah 11. Bank Muamalat Malaysia
12. OCBC Al-Amin Bank
13. HSBC Amanah Malaysia
Bank umum syariah di
Indonesia diuji menggunakan
model regresi Common Effect
Model karena adanya missing data,
sementara untuk data bank syariah
Malaysia diolah menggunakan
Random Effect Model. Di bawah ini
adalah hasil statistic deskriptif untuk
bank umum syariah di Indonesia
dan Malaysia.
Tabel 3. Statistics Deskriptif BUS di Indonesia
ISR_SCORE? RJBDPS? JRDPS? JLKRMN? JRKRMN? STKPAS? STKPIS?
Mean 0.869091 0.863939 14.63636 4.575758 7.575758 0.295455 0.473030
Median 0.920000 1.000000 13.00000 4.000000 4.000000 0.100000 0.470000
Maximum 1.000000 1.000000 30.00000 8.000000 34.00000 0.990000 0.990000
Minimum 0.640000 0.000000 9.000000 3.000000 1.000000 0.000000 0.010000
Std. Dev. 0.112704 0.304435 4.211726 1.414883 7.075620 0.371711 0.450579
Skewness -1.049225 -2.180967 1.708767 0.852075 2.346205 0.801717 0.082934
Kurtosis 2.869132 6.385469 6.426120 3.062244 8.650152 2.085284 1.160289

Jarque-Bera 6.078347 41.92082 32.19954 3.998501 74.17152 4.685600 4.691568


Probability 0.047874 0.000000 0.000000 0.135437 0.000000 0.096058 0.095772

Sum 28.68000 28.51000 483.0000 151.0000 250.0000 9.750000 15.61000


Sum Sq. Dev. 0.406473 2.965788 567.6364 64.06061 1602.061 4.421418 6.496697

Observations 33 33 33 33 33 33 33
Cross sections 11 11 11 11 11 11 11

Iqtishadia Volume 10 Nomor 1 2017 142


MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN
PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING
Tabel 4. Statistics Deskriptif BUS di Malaysia

ISR_SCORE? RJBDPS? JRDPS? JLKRMN? JRKRMN? STKPAS? STKPIS?


Mean 0.844103 0.833846 8.743590 6.410256 7.358974 0.407436 0.662308
Median 0.830000 1.000000 7.000000 6.000000 5.000000 0.490000 0.770000
Maximum 1.000000 1.000000 17.00000 12.00000 19.00000 0.990000 0.970000
Minimum 0.710000 0.500000 5.000000 3.000000 1.000000 0.000000 0.240000
Std. Dev. 0.070514 0.219253 3.877859 2.061144 4.579630 0.345906 0.207281
Skewness 0.378509 -0.635335 0.649289 1.262348 0.990886 0.293279 -0.530985
Kurtosis 3.222959 1.570934 2.002802 4.985404 3.230379 1.811632 2.197557

Jarque-Bera 1.012026 5.942352 4.356146 16.76336 6.468306 2.853937 2.879005


Probability 0.602894 0.051243 0.113260 0.000229 0.039394 0.240035 0.237046

Sum 32.92000 32.52000 341.0000 250.0000 287.0000 15.89000 25.83000


Sum Sq. Dev. 0.188944 1.826723 571.4359 161.4359 796.9744 4.546744 1.632692

Observations 39 39 39 39 39 39 39
Cross sections 13 13 13 13 13 13 13

Berdasarkan tabel 3 di Malaysia lebih tinggi dengan


dan 4 di atas, rata-rata (mean) 6,41 dan rata-rata jumlah rapat
pengungkapan ISR untuk bank 7,35. Struktur Kepemilikan
syariah Indonesia mencapai Asing (STKPAS) di Indonesia
86,91 sementara Malaysia tidak memiliki rata-rata sekitar
terlalu jauh berbeda dengan nilai 29,55% sementara di Malaysia
84,41. Untuk jumlah Rangkap berkisar 40,74% sementara nilai
Jabatan Dewan Pengawas mean Struktur Kepemilikan
Syariah (RJBDPS) juga memiliki Institusional (STKPIS) di
nilai rata-rata yang tidak terlalu Indonesia sebesar 47,21% dan
jauh yaitu 86,39% untuk anggota di Malaysia memiliki nilai-rata-
DPS di Indonesia dan Malaysia rata 66,23%.
sekitar 83,36%.. Nilai rata-rata
Jumlah Rapat Dewan Pengawas Untuk uji asumsi klasik,
Syariah (JRDPS) di bank syariah penelitian ini tidak menggunakan
Indonesia 14,63 kali sementara uji normalitas dan autokorelasi
di Malaysia lebih rendah karena menggunakan data
sebanyak 8,74 kali. Jumlah rata- panel. Secara umum, penelitian
rata anggota Komite Remunerasi ini sudah lolos uji asumsi klasik
dan Nominasi (JLKRMN) sehingga pengujian hipotesis
di Indonesia sebanyak 4, 57 menggunakan regresi dapat
dengan rata-rata jumlah rapat dilakukan. Hasil regresi dapat
(JRKRMN) sebanyak sementara dilihat pada tabel 4 dan 5 di
bawah ini.

Iqtishadia Volume 10 Nomor 1 2017 143


Peni Nugraheni, Rahma Dwi Yuliani

Tabel 5. Hasil Regresi Bank Syariah di Indonesia

Dependent Variable: ISR_SCORE?


Method: Pooled Least Squares
Date: 04/09/17 Time: 18:11
Sample: 2012 2014
Included observations: 3
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 33

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.234945 0.251277 0.935005 0.3584


RJBDPS? -0.015756 0.072067 -0.218631 0.8286
LOG(JRDPS?) 0.139000 0.085769 1.620625 0.1172
LOG(JLKRMN?) 0.180367 0.069603 2.591372 0.0155
LOG(JRKRMN?) -0.011144 0.031667 -0.351899 0.7278
STKPAS? 0.004507 0.060435 0.074568 0.9411
STKPIS? 0.065106 0.044885 1.450508 0.1589

R-squared 0.325636 Mean dependent var 0.869091


Adjusted R-squared 0.170013 S.D. dependent var 0.112704
S.E. of regression 0.102678 Akaike info criterion -1.528611
Sum squared resid 0.274111 Schwarz criterion -1.211170
Log likelihood 32.22208 Hannan-Quinn criter. -1.421802
F-statistic 2.092470 Durbin-Watson stat 0.209955
Prob(F-statistic) 0.088780

Berdasarkan tabel 5
diatas, dapat dilihat pada nilai
adjusted R Square sebesar
0.170013. Hasil tersebut
menjelaskan bahwa variabel
dependen dapat dijelaskan oleh
variabel independen kurang
lebih sebesar 17% dan sisanya
dijelaskan oleh faktor-faktor
diluar penelitian. Sementara
untuk uji F menunjukkan nilai
0.088780 > nilai sig. 0.05, yang
berarti secara bersama-sama
variabel independen tidak
mempengaruhi pengungkapan
ISR di perbankan syariah
Indonesia.

Iqtishadia Volume 10 Nomor 1 2017 144


MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN
PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING

Tabel 6. Hasil Regresi Bank Syariah di Malaysia


Dependent Variable: ISR_SCORE?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 04/09/17 Time: 19:14
Sample: 2012 2014
Included observations: 3
Cross-sections included: 13
Total pool (balanced) observations: 39
Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.998331 0.119316 8.367092 0.0000


RJBDPS? -0.138265 0.109778 -1.259494 0.2170
LOG(JRDPS?) -0.000901 0.002869 -0.313975 0.7556
LOG(JLKRMN?) -0.006950 0.003763 -1.846783 0.0740
LOG(JRKRMN?) 0.003623 0.001679 2.158070 0.0385
STKPAS? 0.028419 0.068404 0.415463 0.6806
STKPIS? -0.064271 0.115842 -0.554818 0.5829
Random Effects (Cross)
AFFIN--C -0.074744
HONGLEON--C 0.025970
RHB--C 0.028750
BIM--C 0.009765
ALLIANCE--C -0.090820
KFH--C 0.012556
AMISLAMI--C -0.012286
PUBLICBA--C -0.036021
CIMB--C -0.051823
MAYBANKM--C 0.098511
MUAMALAT--C 0.131252
OCBC--C -0.038147
HSBC--C -0.002963

Effects Specification
S.D. Rho

Cross-section random 0.085128 0.9987


Idiosyncratic random 0.003012 0.0013

Weighted Statistics

R-squared 0.237750 Mean dependent var 0.017239


Adjusted R-squared 0.094828 S.D. dependent var 0.003015
S.E. of regression 0.002868 Sum squared resid 0.000263
F-statistic 1.663493 Durbin-Watson stat 1.821210
Prob(F-statistic) 0.162245

Unweighted Statistics

R-squared 0.234275 Mean dependent var 0.844103


Sum squared resid 0.144679 Durbin-Watson stat 0.003314

Iqtishadia Volume 10 Nomor 1 2017 145


Peni Nugraheni, Rahma Dwi Yuliani

Berdasarkan tabel 6 syariah lain. Hal ini menunjukkan


diatas, dapat dilihat pada bahwa rangkap jabatan DPS
nilai adjusted R Square pada memang diperbolehkan.
sebesar 0.094828. Hasil tersebut
menjelaskan bahwa variabel Tugas Utama DPS
dependen dapat dijelaskan oleh adalah memberikan nasihat
variabel independen kurang dan saran kepada direksi serta
lebih sebesar 9% dan sisanya mengawasi kegiatan bank agar
dijelaskan oleh faktor-faktor sesuai dengan prinsip syariah,
diluar penelitian. Sementara dan salah satu tanggung jawab
untuk uji F menunjukkan nilai DPS adalah melakukan review
0.162245 > nilai sig. 0.05, yang berkala atas pemenuhan
berarti secara bersama-sama prinsip syarah terhadap
variabel independen tidak kegiatan bank. Oleh karena
mempengaruhi pengungkapan itu, sepanjang kegiatan bank
ISR di perbankan syariah syariah sudah sesuai dengan
Malaysia. prinsip syariah, DPS tidak
begitu mempersoalkan kualitas
Untuk pengujian secara parsial dan kuantitas pengungkapan
dapat dilihat hasilnya sebagai beri- ISR yang lebih condong sebagai
kut: tanggung jawab manajemen.
Menurut Usamah (2010), model
Hasil regresi pengawasan yang dilakukan DPS
menunjukkan bahwa rangkap adalah model penasehat semata
jabatan DPS di Indonesia dan yang berarti kedudukannya
Malaysia tidak berpengaruh dalam perbankan hanya
terhadap pengungkapan ISR sebagai tenaga paruh waktu
yang berarti H1a dan H1b yang datang ke kantor ketika
ditolak. Hal ini dapat terjadi diperlukan. Dengan model
ketika anggota DPS tetap ini, DPS cenderung berperan
dapat menjalankan fungsinya pasif. Apabila dikaitkan dengan
dengan baik untuk melakukan pengungkapan ISR, DPS juga
fungsi pengawasan terhadap hanya sebatas memberi nasehat,
kesesuaian syariah, termasuk tetapi pelaksanaan ditentukan
dalam hal pengungkapan sepenuhnya oleh kebijakan
informasi untuk masyarakat manajemen.
meski merangkap jabatan
Hasil regresi untuk
di organisasi lain. Menurut
variabel jumlah rapat DPS
Peraturan Bank Indonesia No.
di indonesia dan Malaysia
11/10/PBI/2009, anggota DPS
menunjukkan hasil yang sama
dibolehkan merangkap jabatan
bahwa jumlah rapat DPS
pada empat lembaga keuangan
tidak berpengaruh terhadap

Iqtishadia Volume 10 Nomor 1 2017 146


MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN
PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING
pengungkapan ISR sehingga anggota komite remunerasi dan
H2a dan H2b ditolak. Seringnya nominasi (KRN) di Indonesia
dewan pengawas syariah berpengaruh positif terhadap
melakukan pertemuan atau pengungkapan ISR berhasil
rapat belum tentu berpengaruh diterima. Hasil penelitian
pada luas pengungkapan ISR di sesuai dengan hipotesis bahwa
perbankan. Hal ini bisa terjadi semakin banyak jumlah
ketika materi rapat DPS lebih anggota KRN, evaluasi kinerja
banyak berfokus pada tanggung manajemen akan semakin tinggi
jawab utama DPS sesuai sehingga perbankan berusaha
dengan pasal 47 PBI No 11/33/ menunjukkan hasil kinerja yang
PBI/2009 yaitu (1) menilai semakin baik, termasuk dari
dan memastikan pemenuhan aspek transparansi kegiatan
prinsip syariah atas pedoman perusahaan dalam bentuk
operasional dan produk pengungkapan CSR. KRN
perbankan, (2) mengawasi adalah salah satu komponen
proses pengembangan produk dalam mekanisme corporate
baru bank, (3) meminta fatwa governance suatu organisasi dan
kepada DSN terkait produk baru memiliki peran penting dalam
yang belum ada fatwanya, (4) hal kebijakan renumerasi karena
melakukan review berkala atas berkaitan dengan sasaran dan
pemenuhan prinsip syariah dan strategi jangka panjan BUS.
(5) meminta data dan informasi
terkait dengan aspek syariah dari Sebaliknya H3b yang
perbankan dalam melaksanakan menyatakan bahwa jumlah
tugasnya. Dikaitkan dengan anggota komite remunerasi
profil anggota DPS yang biasanya dan nominasi di Malaysia
adalah tokoh-tokoh masyarakat berpengaruh positif terhadap
dengan banyak kesibukan, pengungkapan ISR ditolak.
kemudian dibolehkannya Hasil penelitian ini mendukung
rangkap jabatan DPS, tentu penelitian Murwaningsari (2009)
mempengaruhi ketersediaan yang menyatakan tidak ada
waktu yang dimiliki. Dengan pengaruh antara komite KNR
demikian, setiap kali rapat DPS dan kinerja perusahaan. Dilihat
tentu agenda utama adalah dari hasil data statistic desktiptif,
pemenuhan kewajiban DPS rata-rata jumlah anggota KRN
terhadap bank syariah tempat di bank syariah Malaysia
mereka bertugas sehingga sebesar 6,4. Jumlah tersebut
pengungkapan ISR mungkin justru lebih tinggi dari rata-rata
tidak menjadi prioritas. anggota KRN di bank syariah
Indonesia yang hanya sebesar
Hipotesis 3a yang 4,56 tetapi hasil pengujian
menyatakan bahwa jumlah statistic menyatakan bahwa

Iqtishadia Volume 10 Nomor 1 2017 147


Peni Nugraheni, Rahma Dwi Yuliani

jumlah anggota KRN BUS di dan nominasi di Indonesia


Malaysia tidak mempengaruhi menunjukkan hasil bahwa
pengungkapan ISR yang jumlah rapat komite remunerasi
dipublikasikan perusahaan. dan nominasi tidak berpengaruh
Hal ini kemungkinan terjadi terhadap pengungkapan ISR
karena beberapa sebab, sehingga H4a ditolak. Hasil
pertama, kurangnya koordinasi penelitian ini serupa dengan
antar anggota. Ketika jumlah hasil penelitian sebelumnya
anggota cukup banyak tetapi yang dilakukan oleh Utami et al.
jarang berkoordinasi, tentu (2012) dan Supriyono et al. (2014)
mempengaruhi rekomendasi yang menunjukkan bahwa
yang dapat diberikan kepada jumlah rapat dewan komisaris
manajemen, termasuk masukan tidak memiliki pengaruh yang
tentang pengungkapan ISR. signifikan terhadap tingkat
Appiah dan Chizema (2015) kepatuhan mandatory disclosure.
menyatakan sedikitnya jumlah Banyak sedikitnya rapat
anggota suatu komite justru akan yang dilakukan oleh komite
dapat mendorong keefektifan remunerasi dan nominasi,
koordinasi komite tersebut. belum tentu berpengaruh pada
kemauan dan kemampuan
Kedua, kondisi komite untuk mengungkapkan ISR
remunerasi dan nominasi yang dengan lebih baik. Hal ini
mempunyai rangkap jabatan mungkin tergantung pada
juga perlu diperhatikan. kualitas rapat yang dijalankan
Sesuai dengan peraturan Bank ataupun isi agenda rapat, bukan
Indonesia No.11/33/PBI/2009 pada kuantitasnya. Bahkan
pasal 35, anggota KRN sedikitnya mungkin rapat yang diadakan
terdiri dari dua orang komisaris oleh KRN bisa saja sekedar
independen dan satu pejabat menjadi pemenuhan kewajiban
eksekutif yang membawahi (Appiah dan Chizema, 2015).
sumber daya manusia.
Sementara pasal 38 menyatakan Tidak berpengaruhnya
bahwa anggota KRN dapat jumlah rapat KRN terhadap
merangkap jabatan pada satu pengngkapan ISR dapat ditelaah
komite lainnya pada BUS yang dari fungsi dan tanggung
sama. Kondisi ini diduga dapat jawab KRN itu sendiri ataupun.
menjadi benturan aktivitas Tugas KRN terkait dengan
sehingga tidak semua anggota kebijakan renumerasi adalah
KRN dapat berpartisipasi aktif melakukan evaluasi terhadap
dalam tugasnya. kebijakan renumerasi dan
kesesuaian antara kebijakan
Hasil regresi variabel dan pelaksanaan kebijakan
jumlah rapat komite remunerasi tersebut, sementara kebijakan

Iqtishadia Volume 10 Nomor 1 2017 148


MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN
PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING
nominasi terkait dengan anggota komite independen
penentuan prosedur pemilihan untuk terlibat lebih jauh dalam
dan rekomendasi calon dewan kegiatan perusahaan.
direksi, dewan komisaris dan
DPS. Kinerja keuangan dan Hasil regresi
strategi jangka panjang BUS menunjukkan bahwa struktur
menjadi factor yang harus kepemilikan asing di Indonesia
diperhatikan oleh KRN ini. dan Malaysia tidak berpengaruh
Oleh karena itu, meskipun terhadap pengungkapan ISR
mungkin jumlah rapat anggota sehingga H4a dan H4b ditolak.
KRN banyak atau sedikit, tetapi Melihat hasil statistik deskriptif
agenda diskusi akan lebih focus pada tabel 1 bahwa nilai rata-
pada kinerja keuangan yang rata untuk struktur kepemilikan
dapat mempengaruhi kebijakan asing di Indonesia hanya 29,55%,
renumerasi bank syariah, sementara di Malaysia sekitar 40,
sementara kegiatan yang lain 74%, maka saham yang dimiliki
diserahkan sepenuhnya pada pihak asing hanya sedikit
kebijakan manajemen, termasuk sehingga tidak mempengaruhi
pengungkapan ISR. luas pengungkapan ISR. Hasil
penelitian ini sesuai dengan
Hasil sebaliknya di hasil penelitian sebelumnya
Malaysia menunjukkan bahwa yang dilakukan oleh Said
jumlah rapat komite remunerasi et.al (2009) di Malaysia dan
dan nominasi (JRKRMN) Yuliawati dan Sukirman (2015)
berpengaruh terhadap di Indonesia yang menunjukkan
pengungkapan ISR sehingga bahwa kepemilikan asing
H4b diterima. Meskipun hasil tidak berpengaruh terhadap
rata-rata JRKRMN hampir sama pengungkapan corporate
antara Indonesia (7,575758) social responsibility. Meskipun
dan Malaysia (7,35897), tetapi demikian, hal ini merupakan
kualitas rapat mungkin berbeda indikasi yang baik karena
sehingga di Malaysia semakin pengungkapan CSR seharusnya
banyak jumlah rapat KRMN, diinisiasi oleh kesadaran pihak
maka tingkat pengawasan internal perusahaan untuk
juga semakin tinggi sehingga menunjukkan transparansi
berpengaruh pada tingkat kegiatan perusahaan terhadap
pengungkapan ISR bank stakeholder termasuk
syariah yang semakin luas. shareholders. Salah satu
Menurut Appiah dan Chizema faktor pendorong untuk
(2015), rapat yang dilakukan mengungkapkan CSR adalah
komite tetap akan menjadi memperoleh legitimasi
sarana monitoring yang efektif dari masyarakat sehingga
dan mendorong keterlibatan keberadaan kepemilikan

Iqtishadia Volume 10 Nomor 1 2017 149


Peni Nugraheni, Rahma Dwi Yuliani

asing diduga tidak begitu secara detail di dalam laporan


mempengaruhi perbankan tahunan. Shareholder mungkin
syariah. Apalagi bank syariah akan lebih focus pada bidang
masih tergolong baru dan begitu keuangan dalam menilai kinerja
banyak mendapat perhatian perbankan dan menjadikannya
masyarakat untuk mengetahui sebagai indicator utama.
apakah memang berbeda dengan Apalagi masih banyak pihak
bank konvensional sehingga yang sering membandingkan
bank syariah akan berusaha kinerja keuangan bank syariah
memberikan kinerja yang baik dengan bank konvensional. Hal
dalam bidang ekonomi maupun ini akan membuat bank syariah
sosial. tidak begitu mendapat tekanan
dalam hal pengungkapan ISR,
H6a dan H6b juga sehingga pengungkapan CSR
ditolak setelah hasil regresi kembali lagi kepada kebijakan
menunjukkan nilai sig 0,139 > manajemen bank syariah.
0,05 untuk Indonesia dan nilai
sig 0,886 > 0,05 untuk Malaysia
sehingga disimpulkan bahwa K E S I M P U L A N ,
bahwa struktur kepemilikan KETERBATASAN DAN
institusional di Indonesia dan SARAN
Malaysia tidak berpengaruh
terhadap pengungkapan ISR. Berdasarkan hasil
Hasil penelitian ini sesuai dengan pengujian statistik diatas, dapat
hasil penelitian sebelumnya disimpulkan bahwa: (1) jumlah
yang dilakukan oleh Rustiarini anggota komite remunerasi
(2011) yang menyatakan bahwa dan nominasi di Indonesia
kepemilikan saham institusional berpengaruh positif terhadap
diduga masih belum efektif pengungkapan ISR, (2) jumlah
dalam memonitoring tingkat rapat komite remunerasi
pengungkapan, hal ini juga dan nominasi di Malaysia
mungkin terjadi karena berpengaruh positif terhadap
kepemilikan institusi di pengungkapan ISR, (3) rangkap
perbankan syariah Indonesia jabatan DPS di Indonesia dan
dan Malaysia belum begitu Malaysia, jumlah rapat DPS di
mempertimbangkan luas Indonesia dan Malaysia, jumlah
pengungkapan CSR atau ISR komite remunerasi dan nominasi
sebagai salah satu kriteria di Malaysia, jumlah rapat komite
dalam melakukan investasi, remunerasi dan nominasi di
sehingga mereka tidak terlalu Indonesia, struktur kepemilikan
menekan perbankan syariah asing di Indonesia dan Malaysia
untuk mengungkapkan ISR dan struktur kepemilikan

Iqtishadia Volume 10 Nomor 1 2017 150


MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN
PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING
institusional di Indonesia dan factor eksternal perbankan
Malaysia tidak berpengaruh dan lainnya, dan (3) penelitian
terhadap pengungkapan ISR. selanjutnya diharapkan bisa
membandingkan dengan negara
Tidak berpengaruhnya lain yang masih serumpun (studi
beberapa faktor di atas dapat komparatif).
dipandang positif sebagai bentuk
tanggung jawab perbankan
syariah untuk selalu memberikan
informasi dalam bentuk
pengungkapan ISR. Kewajiban
untuk memberikan informasi
tidak semata-mata dipengaruhi
oleh elemen-elemen mekanisme
corporate governance, tetapi juga
timbul dari kesadaran pihak
manajemen bahwa sumber daya
yang dikelola adalah amanah
dari Allah SWT sehingga harus
dipertanggungjawabkan kepada
yang utama Allah SWT dan juga
stakeholder.

Beberapa keterbatasan
dalam penelitian ini antara lain:
(1) hanya menggunakan variabel
dari proksi mekanisme corporate
governance, (2) Penelitian ini
hanya membandingkan dua
negara Indonesia dan Malaysia,
(3) Jangka waktu pengambilan
sampel relatif pendek hanya
3 tahun dari tahun 2012 –
2014, Beberapa saran untuk
penelitian selanjutnya adalah:
(1) Menambah jumlah
sampel penelitian dengan
mamanjangkan periode
waktu penelitian, (2) dapat
menggunakan variabel yang
lebih luas, tidak saja dari proksi
GCG tetapi juga komponen
lain seperti factor kinerja,

Iqtishadia Volume 10 Nomor 1 2017 151


Peni Nugraheni, Rahma Dwi Yuliani

DAFTAR PUSTAKA

Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution


(AAOIFI). (2009). Governance Standard for Islamic Financial
Institutions (GSIFI). Manama, Bahrain. http://www.aaoifi.
com/accstandard.html.

Adiertanto, C. P., and Chariri, A. (2013). “Analisis Pengaruh Islamic


Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Corporate
Social Responsibility (Studi kasus pada Bank Syariah di Asia)”,
Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 2 (1), 168-182.

Alvionita, Intan, dan Taqwa S. (2015). Pengaruh Struktur Kepemilikan


dan Mekanisme Corporate Governance terhadap Tingkat
Kepatuhan Mandatory Disclosure. Makalah Nasional Ekonomi
Manajemen dan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Padang.

Appiah, K. O., dan Chizema, A. (2015). Remuneration Committee and


Corporate Failure. Corporate Governance. Vol. 15(5), 623-640.

Bank Indonesia. (2009). Peraturan Bank Indonesia No. 11/ 33/ PBI/
2009 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi
Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah”. Retrieved on
20 October 2015, from www.ojk.go.id

Beiner, S., W. Drobetz, F. Schmid dan H. Zimmermann. (2003). Is


Board Size An Indpendent Corporate Governance Mechanism?.
h t t p : / / w w w / w w z . u n i b a s . c h / c o fi / p u b l i c a t i o n s /
papers/2003/06.03.pdf. Diakses tanggal 30 Juli 2016.

Boediono, G.S.B. (2005). Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme


Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba Dengan
Menggunakan Analisis Jalur. Simposium Nasional Akuntansi
VIII Solo.

Bukair, A., A dan Rahman, A, R. (2015). The Effect of the Board of


Directors’ Characteristics on Corporate Social Responsibility
Disclosure by Islamic Banks. Journal of Management Research,
Vol. 7 (2), 506-519.

Iqtishadia Volume 10 Nomor 1 2017 152


MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN
PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING
El-Halaby, S., dan Hussainey, K. (2015). The Determinants of Social
Accountability Disclosure: Evidence from Islamic Banks
around the World. International Journal of Business, Vol. 20 (3).
202-223.

Farook, S., Hasan, M.K & Lanis, R. (2011). Determinants of Corporate


Social Responsibility Disclosure: the Case of Islamic Bank.
Journal of Islamic Accounting and Business Research, Vol. 2 (2),
114-161.

Finance Committee on Corporate Governance, 2001, “Malaysian Code


on Corporate Governance”, Securities Commission.

Fitria, S. dan Hartanti, D. (2010). Islam dan Tanggung Jawab Social: Studi
Perbandingan Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting
Initiarives Index dan Islamic Social Reporting Indeks. Simposium
Nasional Akuntasi XIII. Universitas Jenderal Soedirman,
Purwokerto.

Guthrie, J. dan Parker, L., D. (1989). Corporate Social Reporting:


A rebuttal of Legitimacy Theory. Accounting and Business
Research, Vol.19 (76), 343-352.

Hafiz, R. M., Adriani A., dan Chairina, (2015). Pengaruh Struktur


Corporate Governance terhadap Tingkat Kepatuhan
Pengungkapan Wajib Konvergensi IFRS pada Laporan Laba
Rugi Komprehensif. Proceeding Simposium Nasional Akuntansi
XVIII, Medan.

Hameed, S., Wirman, A., Alrazi, B., Mohd Nazli, dan Pramono, S.
(2003). Alternative Disclosure and Performance measures
for Islamic Banks. Retrieved on 2 February 2016, from www.
iium.edu.my.

Haniffa, R.M. dan Cooke, T.E. (2005). The Impact of Culture and
Corporate Governance on Corporate Social Reporting. Journal
of Accounting and Public Policy, Vol. 24, 391-430.

IAEI. (2009). “Perkembangan Prospek Perbankan Syariah Indonesia


Dalam Menghadapi MEA 2015”, Milad ke-8 Ikatan Ahli Ekonomi
Islam, diakses tanggal 29 Juni, 2016. http://www.bi.go.id,

Iqtishadia Volume 10 Nomor 1 2017 153


Peni Nugraheni, Rahma Dwi Yuliani

Kholid dan Bachtiar. (2015). “Pengaruh Dana Syirkah Temporer dan


Good Corporate Governance terhadap Kinerja Maqasid Syariah
Bank Syariah di Indonesia”. Simposium Nasional Akuntansi XV,
Banjarmasin.

Moir, L. (2001). What Do We Mean by Corporate Social Responsibility.


Corporate Governance, Vol.1(1), 16-22.

Murwaningsari, E. (2009). Hubungan Corporate Governance, Corporate


Social Responsibilities dan Corporate Financial Performance
Dalam Satu Continuum. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.
11(1), 1-30.

Nugraheni, Peni dan Anuar, H. Azlan. (2014). Implications Of


Shariah On The Voluntary Disclosure Of Indonesian Listed
Companies. Journal of Financial Reporting and Accounting, Vol.
12 (1), 77-98.

Rahayu, R. S., dan Cahyati, A. D. (2014). Faktor-Faktor Yang


Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responsibility
(CSR) Pada Perbankan Syariah. Jurnal F. Ekonomi: Jrak, 5(02).

Rahman, R.A., dan Saimi, N.S. (2015). Determinants of Ethical Identity


Disclosure among Malaysian and Bahrain Islamic Banks. In H
A El-Karanshawy et al (Eds). Ethics, Governance and Regulation in
Islamic Finance. Doha, Qatar: Bloomabury Qatar Foundation.

Rustiarini, N. W. (2011). Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham Pada


Pengungkapan Corporate Social Responsibility. Jurnal Ilmiah
Akuntansi dan Bisnis, Vol. 6 (1), 1-24.

Said, R., Zainuddin Y, Hj, Haron H. (2009). The Relationship Between


Corporate Social Responsibility Disclosure and Corporate
Governance Characteristics in Malaysian Public Listed
Companies. Social Responsibility Journal. Vol. 5(2), 212-226,

Supriyono, Edi, Mustaqim A. B., dan Suhardjanto D. (20140. Pengaruh


Corporate Governance Terhadap Tingkat Kepatuhan Mandatory
Disclosure Konvergensi IFRS di Indonesia. Proceeding Simposium
Nasional Akuntansi XVIII, Mataram.

Iqtishadia Volume 10 Nomor 1 2017 154


MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN
PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING
Usamah. (2010). Peran Kompetensi dan Model Pengorganisasian Dewan
Pengawas Syariah terhadap Pembiayaan berbasis Bagi Hasil pada
Bank Umum Syariah di Indonesia. Masters Thesis, Universitas
Diponegoro.

Utami, W. D., Suhardjanto D., dan Triatmoko S. (2012). Investigasi Dalam


Konvergensi IFRS di Indonesia:Tingkat Kepatuhan Pengungkapan
Wajib dan Kaitannya dengan Mekanisme Corporate Governance.
Proceeding Simposium Nasional Akuntansi XV, Banjarmasin.

Widyani, I.P. (2015). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap


Kinerja Bank Pembangunan Daerah di Indonesia. Thesis.
Universitas Sebelas Maret Surakarta.

www.ojk.com

www.bnm.gov.my

Yuliawati, R., dan Sukirman, S. (2015). Faktor-Faktor Yang


Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social
Responsibility”. Accounting Analysis Journal Vol. 4 (4), 1-9.

Iqtishadia Volume 10 Nomor 1 2017 155

Anda mungkin juga menyukai